Você está na página 1de 9

PROSES TERJADINYA GERAK PADA CERVICAL DAN SOULDER

1. PENGERTIAN GERAK

Gerak adalah proses perpindahan dari satu tempat ke tempat lain untuk mencapai
tujuan. Gerak memerlukan waktu yang dinamis. Karena itu, gerak tidak terlepas dari
tujuan yang Gerak manusia adalah suatu proses yang melibatkan sebagian atau
seluruh bagian tubuh dalam satu kesatuan yang menghasilkan suatu gerak statis
ditempat dan dinamis berpindah tempat. Sistem gerak manusia mempunyai
kemampuan untuk bergerak secara aktif. Gerakan tersebut disebabkan oleh adanya
kerja sama yang kompak antara tulang dan otot. Tulang tidak dapat bergerak jika
tidak digerakkan oleh otot. Otot dapat menggerakkan tulang karena mempunyai daya
berkontraksi. Oleh karena itu, otot dikatakan sebagai alat gerak aktif dan tulang
sebagai alat gerak pasif. Otot menempel dan menghubungkan tulang yang satu
dengan tulng yang lainnya. Sistem gerak tersebut meliputi :

a. Otot berfungsi sebagai alat gerak aktif disebabkan oleh kemampuan sel-sel otot
kontraksi. Kontraksi sel-sel otot ini dikontrol oleh sel-sel saraf. Otot dapat
menggerakkan tulang, kulit, gerak peristaltik saluran dalam jantung, pembuluh
darah, dan sebagainya.
b. Rangka atau tulang berfungsi sebagai alat gerak pasif, tempat melekatnya otot
rangka, tempat produksi sel-sel darah, sebagai penegak posisi tubuh, pemberi
bentuk tubuh, pelindung alat-alat vital (seperti mata,jantung, otak,dan paru-paru).
c. Sendi berfungsi sebagai penghubung antar tulang agar tulang dapat bergerak.
Hubungan antara tulangtersebut dikenal dengan dengan artikulasi. Fungsi utama
sendi adalah untuk membrikan fleksibilitas dan pergerakan pada tempatnya, juga
sebagai poros anggota gerak.

a. Proses Terjadinya Gerak

Proses terjadinya gerakan pada manusfa dimulai dari adanya stimulus (S)
yang diterima oleh reseptor (R) yang terdiri dari panca indera. Dibawa oleh
syaraf-syaraf sensorik menuju ke otak (0). Stimulus tersebut diolah di otak, lalu
memberikan balikan melalui syaraf motorik ke alat-alat gerak (efektor/E) seperti
otot, tulang dan sendi. Sehingga manusia dapat bergerak. Ada dua macam gerak
manusia, yaitu gerak yang disadari dan gerakan yang tidak disadari atau gerak
refleks. Gerak yang disadari prosesnya melalui otak. Sedangkan gerak yang tidak
disadari prosesnya tidak melalui otak melainkan melalui sumsum tulang
belakang. Dimulai dad adanya stimulus, diterima oleh reseptor, diteruskan ke
sumsum tulang belakang, menuju ke reseptor terjadilah gerakan yang tidak
disadari (gerak refleks).

Adapun prinsip gerak pada manusia adalah:


1. Dimulai dari bagian proksimal ke bagian distal
2. Dimulai dari sikap fleksi menuju sikap ekstensi

b. Macam-macam Gerak pada Manusia


Ada dua macam gerak manusia, yaitu gerak yang disadari dan gerakan
yang tidak disadari atau gerak refleks.
a. Gerak Sadar / Volunteer
Gerak sadar adalah gerakan yang terjadi karena proses yang disadari.
Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke
saraf sensorik, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah ole otak, kemudian
hasil olahan oleh otak berupa tanggapan yang dibawa oleh saraf motorik
sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor. Sistem saraf sadar
merupakan sistem saraf yang mengatur segala gerakan yang dilakukan
secara sadar atau dibawah koordinasi saraf pusat atau otak. Sistem saraf
sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak.

Skema gerak sadar yaitu :


Rangsangan (impuls) → Reseptor ( indra) → Saraf Sensorik → Otak
→ Saraf Motorik → Efektor (otot).

b. Gerak Refleks
Gerak reflek adalah gerakan yang terjadi tanpa dipengaruhi kehendak
atau tanpa disadari terlebih dahulu. Gerak refleks berjalan sangat cepat dan
tanggapan terjadi secara ototmatis terhadap rangsangan. Sistem saraf tak
sadar merupakan sistem saraf yang bekerja tanpa diperintah oleh sistem
saraf pusat dan terletak khusus pada sumsum tulang belakang serta
mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur oleh otak.

Skema terjadinya gerak refleks yaitu :


Rangsangan (impuls) → Reseptor (indra) → Saraf Sensorik →Sumsum
Tulang Belakang → Saraf Motorik → Efektor.

2. Sel Saraf (Neuron)


Unit terkecil penyusun sistem saraf adalah sel saraf atau bisa juga
di sebut dengan Neuron. sel saraf merupakan sebuah sel yang berfungsi
untuk menghantarkan implus atau rangsangan. setiap satu sel saraf
(neuron) terdiri dari tiga bagian utama yang berupa badan sel saraf,
dendrit, dan akson. Berikut adalah gambar dari bagian-bagian struktur sel
saraf (neuron) beserta penjelasannya secara lengkap :

 Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit


merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima
dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.
 Badan Sel adalah bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel
berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke
akson. Badan sel saraf mengandung inti sel dan sitoplasma.
 Nukleus adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel
saraf (neuron).
 Neurit (Akson) adalah tonjolan sitoplasma yang panjang (lebih panjang
daripada dendrit), berfungsi untuk menjalarkan impuls saraf meninggalkan
badan sel saraf ke neuron atau jaringan lainnya. Jumlah akson biasanya
hanya satu pada setiap neuron.
 Selubung Mielin adalah sebuah selaput yang banyak mengandung lemak
yang berfungsi untuk melindungi akson dari kerusakan. Selubung mielin
bersegmen-segmen. Lekukan di antara dua segmen disebut nodus ranvier.
 Sel Schwann adalah jaringan yang membantu menyediakan makanan
untuk neurit (akson) dan membantu regenerasi neurit (akson).
 Nodus ranvier berfungsi untuk mempercepat transmisi impuls saraf.
Adanya nodus ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu
nodus ke nodus yang lain, sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan.
 Sinapsis adalah pertemuan antara ujung neurit (akson) di sel saraf satu dan
ujung dendrit di sel saraf lainnya. Pada setiap sinapsis terdapat celah
sinapsis. Pada bagian ujung akson terdapat kantong yang disebut bulbus
akson. Kantong tersebut berisi zat kimia yang disebut neurotransmiter.
Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin dan kolinesterase yang berfungsi
dalam penyampaian impuls saraf pada sinapsis.

Sel Saraf atau Neuron bergabung membentuk jaringan saraf. Ujung dendrit
dan Ujung aksonlah yang menghubungkan sel saraf satu dan sel saraf lainya.
Menurut Fungsinya, ada tiga sel saraf yakni sebagai berikut ini :

 Sel saraf sensorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi menerima
rangsang yang datang kepada tubuh atau panca indra, dirubah menjadi
impuls (rangsangan) saraf, dan meneruskannya ke otak. Badan sel saraf ini
bergerombol membentuk ganglia, akson pendek, dan dendritnya panjang.
 Sel saraf motorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi untuk
membawa impuls saraf dari pusat saraf (otak) dan sumsum tulang
belakang menuju otot. Sel saraf ini mempunyai dendrit yang pendek dan
akson yang panjang.
 Sel saraf penghubung adalah sel saraf yang banyak terdapat di dalam
otak dan sumsum tulang belakang. Neuron (sel saraf) tersebut berfungsi
untuk menghubungkan atau meneruskan impuls (rangsangan) dari sel saraf
sensorik ke sel saraf motorik.

1. Komponen saraf

a. Reseptor, berfungsi sebagai penerima impuls (rangsang), yaitu indera


(mata, hidung, kulit, lidah, telinga).
Reseptor terbagi menjadi tiga macam, yaitu:

1. Reseptor luar (eksteroseptor) adalah reseptor yang mampu menerima


rangsangan dari luar.

2. Reseptor dalam (interoseptor) adalah reseptor yang mampu menerima


rangsangan dari dalam.

3. Proprioreseptor adalah reseptor yang terdapat di dalam otot.

Proprioreseptor adalah sebuah reseptor yang mendeteksi posisi atau


pergerakkan bagian tubuh, yang dalam hal ini adalah otot. Propriorseptor otot
mendeteksi regangan dan keetegangan sebuah otot, lalu mengirimkan
informasi tersebut sehingga sumsum tulang belakang dapat menyesuaikan
sinyalnya. Proprioseptor terdapat pada sendi-sendi yang memberikan
informasi akan tempat-tempat tertentu pada tubuh kita tanpa harus
menggunakan indera penglihatan berupa mata sebagai input (masukan) yang
dilanjutkan ke sistem saraf. Beberapa posisi tubuh dapat dijaga secara spontan
dengan menyertakan otot-otot antagonis dan proprioseptornya. Untuk dapat
menguji efektivitas proprioseptornya dapat saja kita lakukan dengan menutup
mata (John W Kimball, 2002).

b. Penghantar impuls (rangsang), berfungsi meneruskan impuls dari


reseptor (indera) menuju ke efektor (otot / kelenjar),yaitu : saraf
(neuron).
c. Efektor, berfungsi menanggapi rangsang yang telah diantar oleh
penghantar rangsang (saraf), yaitu : otot dan kelenjar.
3. Gerak Fisiologis pada Shoulder, Elbow dan Cervical

A. Pada Shoulder
1. Fleksi
Otot dan saraf
 M. Deltoideus Anterior (N. Axillary C5-C6)
 M. Coracobrachialis (N. Musculocutaneus C5-C7)
 M. Pectoralis Mayor (N.Medial dan Lateral Pectoral C5-T1)
 M. Bicep Brachi (N. Musculocutaneus C5-C6)

2. Ekstensi
Otot dan saraf
 M. Lattissimus Dorsi (N. Thoracodorsal C6-C8)
 M Teres Mayor (N. Lower Subsscavular C5-C7)
 M. Deloid Posterior (N. Axillary C5-C6)
 M. Tricep Brachi (N. Radialis C6-C8)

3. Abduksi
Otot dan saraf
 M. Deltoid Middle (N. Axillary C5-C6)
 M. Supraspinatus (N. Subscapular C5-C6)
 M. Deltoid Anterior (N. Subscapular C5-C6)
 M. Deltoid Posterior (N. Subscapular C5-C6)
 M. Serraus Anterior (Thoracicus Longus)

4. Adduksi
Otot dan saraf
 M. Pectoralis Mayor (N.Medial dan Lateral Pectoral C5-T1)
 M. Lattisimus Dorsi (N. Thoracodorsal C6-C8)
 M Teres Mayor (N. Lower Subsscavular C5-C7)
 M. Deltoid Anterior (N. Subscapular C5-C6)

5. Eksternal Rotasi
Otot dan saraf
 M. Infraspinatus (N. Suprascapular C5-C6)
 M. Teres Minor (N. Axillary C5-C6)
 M. Deltoid Posterior (N. Subscapular C5-C6)

6. Internal Rotasi
Otot dan saraf
 M. Subscapularis (N. Upper and Lower C5-C6)
 M. Pectoralis Mayor (N.Medial dan Lateral Pectoral C5-T1)
 M. Latissimus Dorsi (N. Thoracodorsal C6-C8)
 M Teres Mayor (N. Lower Subsscavular C5-C7)
 M. Deltoid Anterior (N. Subscapular C5-C6)

7. Elevasi
Otot dan saraf
 M. Upper Trapezius (N. Accecoris spinalis)
 M. Levator Scapula ( N. Pectoralis lateral dan medial)
 M. Rhomboid Mayor (N. Dorsal scapula C4-C5)
 M. Rhomboid minor (N. Dorsal scapula C4-C5)

8. Depresi
Otot dan saraf
 M. Lower Trapezius (N. Subcostal dan intercostal C9-C11)
 M. Latissimus Dorsi (N. Thoracodorsal C6-C8)
 M. Pectoralis Minor ( N. Pectoralis medial dan lateral C5-T1)
B. Pada Elbow
1. Fleksi
Otot dan saraf
 M. Brachialis (N.musculocutaneus C5-C7)
 M. Bicep Brachi (N. Musculocutaneus C5-C6)

2. Ekestensi
Otot dan saraf
 M. Tricep Brachi (N. Radialis C6-C8)
 M. Anconeus (N.Radialis C6-C8)

3. Supinasi
Otot dan saraf
 M. Bicep Brachi (N. Musculocutaneus C5-C6)
 M. Supinator (N. Radialis C6-C7)

4. Pronasi
Otot dan saraf
 M. Pronator Teres (N. Medianus C6-C7)
 M. Pronator Quadratus (N. Medianus C6-C7)

C. Pada Cervical
1. Rotasi
 M. Sternocleidomastoideus (Spinal accessory ( C2-C3 )

2. Fleksi
 M. Scalenus Anterior (Nervus C 4 – C7)
 M. Scalenus Medius (Nervus C 4 – C7)
 M. Scalenus Posterior (nervus muscularis C 3- C4)

Você também pode gostar