Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari rumusan masalah diatas ialah:
1. Untuk mengerti dan memahami bagaimana pemotongan pipa yang sesuai aturan
dan mudah untuk di praktikkan.
2. Untuk memahami bahwa proses mengulir itu tidak dapat dilakukan secara
sembarangan melainkan perlunya ketelitian yang tinggi.
3. Untuk mengetahui cara menyambung pipa menggunakan sambungan dengan
benar.
1.4 Manfaat
1. Mahasiswa mampu memoting pipa galvanis dengan baik dan benar.
2. Mahasiswa mampu mengulir pipa galvanis dengan baik dan benar.
3. Mahasiswa mampu membuat saluran tertutup dengan tepat dan akurat.
LAMPIRAN
BAB II
KAJIAN TEORI
1) Pipa galvanis.
Pipa galvanis adalah pipa besi lunak yang di lapisi oleh timah.
Pipa ini di lapisi timah untuk menghindari karatan, seperti yang kita
ketahui bahwa timah merupakan sesuatu bahan yang mempunyai
daya tahan terhadap karat. Apabila kualitas lapisan sempurna, maka
pipa galvanis akan tahan terhadap karat hingga kurang lebih sepuluh
tahun. Pipa galvanis di produksi dengan berbagai ukuran, baik
diameter maupun ketebalan dindingnya, di sesuaikan kegunaannya.
Ukuran yang umum di pergunakan dan banyak di pasaran adalah
pipa dengan diameter ½″, ¾″, 1½″, 2″, 2½″, 3″, dan 4″ dengan
ukuran paling standar adalah 6 ( enam) meter.
2) Pipa besi tuang.
Pipa besi tuang dalam pekerjaan pipa digunakan untuk instalasi
air bersih dan instalasi air kotor, baik dipasang di dalam maupun di
luar gedung serta diatas maupun di bawah tanah. Pipa besi tuang di
produksi dengan diameter 2″ sampai 15″ dengan panjang 3 meter
dan 6 meter.
Keuntungan pipa besi tuang :
a) Terbuat dari bahan yang kuat.
b) Tidak menyerap air
c) Tidak berisik bisa di aliri air
Kerugian pipa besi tuang
:
a) Bahannya berat
b) Bila kurang hati-hati dalam mengulir dapat menimbulkan retak.
3) Pipa tembaga.
Pipa tembaga dalam pekerjaan pipa di pakai untuk instalasi air
bersih, terutama untuk instalasi pipa air panas, karena tembaga
5
a. Tee
Di pergunakan untuk menyambung tiga buah pipa yang
berdiameter sama, dengan arah tegak lurus. Alat sambung ini
mempunyai ulir di tiga ujungnya.
b. Reducing Tee
Di pergunakan untuk menyambung tiga buah/batang pipa
yang mempunyai dua macam ukuran diameter dengan arah
tegak lurus. Alat sambung ini mempunyai uliran di ketiga
ujungnya.
c. Elbow ( F+F )
7
d. Elbow ( F+M )
Di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang
berdiameter sama dengan sudut 90’. Alat sambung ini
mempunyai uliran yang berada pada masing-masing ujungnya,
yaitu uliran dalam dan uliran luar.
e. Elbow 45’ ( F + F )
Di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang
berdiameter sama dengan sudut 45’ . Alat sambung ini
mempunyai ulir dalam di kedua ujungnya.
i. Bend ( F + M )
Di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang
berdiameter sama dengan sudut 90’, alat sambung ini
mempunyai uliran yang berlainan di kedua ujungnya yaitu
uliran dalam dan uliran luar.
j. Bend ( F + F )
Di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang
berdiamter sama, dengan sudut 90’, yang mempunyai ulir
dalam di kedua ujungnya.
9
k. Bend 45’ ( F + F )
Di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang
berdiameter sama, dengan sudut 45’ yang mempunyai ulir
dalam dan ulir luar dan mempunyai jari-jari panjang.
l. Bend 45’ ( F + M )
Dipergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang
Gambar 2.11 Alat Sambung Bend 45’ (F+F)
berdiameter sama dengan sudut 45’ yang mempunyai jari-jari
panjang dan dikedua ujungnya mempunyai ulir yang berlainan.
Yaitu ulir luar dan ulir dalam.
m. Barrel Union
Alat sambung ini di pergunakan untuk menyambung dua
buah pipa yang berdiameter sama, terutama pada instalasi
tertutup.
n. Bushis.
10
o. Heksagonal Nipple
Alat sambung ini di pergunakan untuk mengencangkan
sambungan pipa. Bentuk segi enam di tengah alat ini di
pergunakan untuk mengencangkan sambungan dengan
menggunakan kunci pipa.
q. Plug.
2.5 Saniter
Saniter adalahGambar 2.19 Alat Katup
merupakan alat Stop Cock/Globe
keperluan Valve
manusia yang ada
hubungannya dengan kebutuhan air pembuangan, sehingga manusia dapat
terjamin kesehatannya. Bahan yang digunakan adalah keramik, besi baja,
berbagai plastik, fiber glass, dan bahan tahan karat. Bahan lainnya yang
ada sekarang, mulai banyak digunakan untuk bak mandi rendam ( bath
tabe ) /
resikpolister yang diperkuat dengan anyaman serat glass, dan yang
tergolong mewah yaitu dengan menggunakan marmer kualitas tinggi.
Bahan yang dipergunakan untuk samieter harus memenuhi
persyaratan, yaitu sebagai berikut ;
(1) Tidak menyerap air
(2) Tidak berkarat dan tidak mudah aus
(3) Mudah dibersihkan
(4) Relatif mudah di buat
(5) Mudah dipasang.
13
Alat seniter
Gambar 2.20 ini
Alat digunakan untuk
Saniter (Bath up, air dan
Westafel kotor tanpa air yang
Shower)
mengandung lemak,biasanya,alat ini dipasang ditoko cuci
pakaian,hotel ,dan tempat kerja.
Alat seniter cucian antara lain,yaitu:
Gambar 2.21 Mesin cuci Gambar 2.22 Bak cuci pakaian Gambar 2.23 Bak air
minum
Sistem penampungan air dibedakan menjadi dua bagian yaitu: raw water
tank dan clean water tank. Sumber air bersih yang berasal dari PDAM
langsung dialirkan ke clean water tank. Sedang yang berasal dari Deep
well di masukan ke dalam raw water tank. Air yang berada di raw water
tank ditreatment dulu di instalasi Water Treatment Plant dan selanjutnya
di alirkan ke clean water tank (bak air bersih).
Air yang berada di dalam baik air bersih (clean water tank) selanjutnya
dialirkan ke bak air atas (roof tank) dengan pompa transfer.
Distribusi air bersih pada 2 lantai teratas menggunakan packaged booster
pump, sedang untuk lantai-lantai dibawahnya dialirkan secara gravitasi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan instalasi
perpipaan air bersih antara lain meliputi:
Dalam instalasi air bersih hal pertama yang perlu diketahui lebih dahulu
adalah denah plumbing dan diagram isometri untuk menentukan jalur-
jalur instalasi pipa-pipa yang akan dipasang.
Pemasangan pipa dilakukan setelah pasangan bata selesai namun
sebelum plesteran dan acian. Hal ini dilakukan untuk menghindari
bobokan yang menyebabkan keretakan pada dinding.
Khusus pemasangan di luar bangunan ( contohnya : pipa saluran air
hujan), sebaiknya dikerjakan setelah pekerjaan plesteran diselesaikan.
Pipa yang melalui pelat dak, balok atau kolom beton harus dipasang
secara sparing atau pemipaan dilakukan terlebih dahulu sebelum
dilaksanakan pengecoran.
Pipa yang telah diposisikan secara tepat harus segera ditutup dengan
plug / dop yang kuat untuk menghindari kotoran / adukan masuk yang
dapat menyebabkan penyumbatan.
Hindari belokan pipa / knik pipa dari daerah pembakaran.
Posisi pipa yang hendak diletakan di kamar mandi harus disesuaikan
dengan saniter.
Penempatan rencana instalasi air bersih dilakukan pada perempatan nat
keramik / as keramik (agar simetris dengan luas keramik).
18
D. Sistem Venting
Sistem venting merupakan sistem instalasi untuk mengeluarkan udra
yang terjebak di dalam pipa air limbah / air buangan (air kotor, air bekas dan
air hujan). Diantara tujuan pemasangan sistem venting adalah:
1. Menjaga sekat air dari efek siphon atau tekanan. Efek siphon timbul
apabila seluruh perangkat dan pipa pembuangan terisi air buangan pada
akhir proses pembuangan mengakibatkan sekat air akan ikut mengalir.
2. Menjaga aliran air yang lancar di dalam pipa pembuangan
3. Memungkinkan adanya sirkulasi udara di dalam semua jaringan pipa
pembuangan.
20
BAB III
PEMBAHASAN PRAKTIKUM PLAMBING
B. Instruksi Umum
21
C. Keselamatan kerja
1. Fokuskan perhatian pada pekerjaan dan bersihkan dari hal-hal yang
mengganggu kelancaran kerja.
2. Simpan potongan- pipa yang tidak di pakai di tempat yang aman, sebab
kalau terinjak bisa tergelincir. Perhatikan dan ikuti petunjuk dari
instruktur.
3. Hati-hatilah bila memotong pipa dengan pemotong pipa, karena mata
pemotong pipa mudah patah.
4. Aturlah penempatan peralatan dengan baik dan teratur.
Gambar 3.30 Ragum Pipa Gambar 3.31 Mistar Baja Gambar 3.32 Kikir
Gambar 3.33 Meteran Gambar 3.34 Pulpen Gambar 3.35 Pemotong pipa
22
2. Bahan
E. Langkah kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Ukur panjang pipa Ø ½″ , Ø ¾″ dan Ø 1″ dengan panjang
menyesuaikan saluran pipa yang akan dibuat. Kami disini
membutuhkan Ø ½″ sepanjang 230 cm (15 cm [2 buah], 25 cm [2
buah], 30 cm, 40 cm dan 50 cm), Ø ¾″ sepanjang 85 cm (akan dibagi
lagi menjadi: 15 cm [2buah], 25 cm, dan 30 cm), dan Ø 1″ sepanjang
20 cm.
3. Tandai dengan pulpen.
4. Memotong pipa Ø ½″, pipa ¾″, pipa Ø 1″ dengan pemotong pipa.
5. Bersihkan bram / serpihan bekas pemotongan dengan sikat kawat.
6. Kikirlah permukaan ujung pipa untuk mendapatkan kesikuannya serta
agar ukuran panjang pipa tepat.
7. Periksakanlah hasil kerja pada instruktur.
Pipa galvanis Ø ½”
Gambar 3.41 Pipa Galvanis Ø ½”
Pipa galvanis Ø ¾”
Gambar 3.42 Pipa Galvanis Ø ¾”
Pipa galvanis Ø 1”
C. Keselamatan Kerja.
1. Pusatkan perhatian pada pekerjaan dan bersihkan dari hal-hal yang dapat
mengganggu kelancaran kerja.
2. Bekerjalah sesuai dengan petunjuk dari instruktur serta ikutilah langkah
kerja yang telah di tentukan.
3. Hati-hatilah pada bram yang tajam, terutama pada saat penguliran
berlangsung.
4. Pakailah alat pengaman bila diperlukan.
Gambar 3.44 Ragum Pipa Gambar 3.45 Mistar Baja Gambar 3.46 Kikir
25
Gambar 3.50 Sikat Kawat Gambar 3.51 Sarung Tangan Gambar 3.52 Alat senai
2. Bahan
E. Langkah kerja.
1. Siapkan alat yang akan di gunakan.
2. Siapkan bahan yang akan di gunakan yaitu pipa yang telah di
3. potong pada job 1.
4. Ukur dan tandai panjang uliran pada masing-masing ujung
pipa,yaitu:
- Pipa Ø ½″ = 1,5 cm
- Pipa Ø ¾ ″ = 1,3 cm
- Pipa Ø 1″ = 1,1 cm
26
A. Tujuan
C. Keselamatan kerja.
1. Alat
- 40 cm 1 buah
1 buah
- 50 cm
Reducer ¾” 1 buah
Reducer ½” 2 buah
Pipa Knee ½” 2 buah
Alat Pipa Knee ¾” 1 buah
3
Sambung Sambungan
2 buah
Tee ½”
Sambungan
1 buah
Tee ¾”
4 Kran - 2 buah
6 Siltip - secukupnya
E. Langkah kerja.
1. Siapkan pipa, serta alat dan bahan lain yang akan digunakan.
2. Sambung lah pipa-pipa tersebut dengan alat sambung kunci inggris.
Jangan lupa melilitkan siltip pada masig-masing uliran pipa, lalu pasang
alat sambung dan kencangkan dengan kunci inggris kembali.
3. Pasangkanlah Reducer sebagai akhir dari sambungan tertutup dan tetap
gunakan siltip pada uliran yang belum di lilitkan siltip dan terakhir
pasangkanlah stop kran.
4. Cocokanlah dengan gambar kerja.
5. Setelah itu periksakanlah pada instruktur guna dimensi-dimensi pada
setiap pipa guna mengetahui perbandingan kesesuaian antara gambar
kerja dan hasil akhirnya, juga mengetahui tingkat kebocora pada saluran
tersebut.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum kerja pipa, dapat kami simpulkan bahwa
praktek kerja pipa merupakan tempat dimana kita belajar mengolah atau
mengontrol air bersih. Tentu hal ini merupakan suatu hal yang penting. Suatu
praktek akan berjalan dengan baik serta menghasilkan sesuatu yang produktif
ketika kita dalam praktek memperhatikan keselamatan kerja, instruksi umum
serta menerapkan langkah kerjanya dengan baik.
4.2 Saran
Saran yang dapat kami berikan yaitu hendaknya kita benar-benar
mempelajari syarat-syarat pipa serta hal-hal yang berkaitan dengan kerja
pipa, agar kita juga bisa mengaplikasikannya ketika sudah dilapangan.
Kemudian hendaklah selalu mengutamakan keselamatan kerja. Diharapkan
agar para pembimbing tetap memberi arahan selama praktik berjalan,
begitupun agar mahasiswa bekerjasama dengan baik selama melaksanakan
praktik.