Você está na página 1de 11

KORELASI ANTARA PENURUNAN JUMLAH KADAR CD4 DENGAN

ANGKA KEJADIAN INFEKSI OPORTUNISTIK PADA PENDERITA


HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV) / ACQUIRED
IMMUNODEFICIENCY SYNDROM (AIDS) DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH DR.H.ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2012-2013

Disusun Oleh : NUNING ERNA NINGSIH


Npm : 11310266
Pembimbing I : dr. Firhat Esfandiari ,Sp,PD
Pembimbing II: dr. Gariski Ahmadsah Gewang

ABSTRAK antara jumlah CD4 dengan infeksi oportunistik


dengan nilai koefisien korelasi 0,943.
Latar Belakang: Acquired Immune
Deficiency Syndrom (AIDS) adalah suatu Simpulan: Ada hubungan antara penurunan
kumpulan gejala penyakit kerusakan sistem jumlah kadar CD4 dengan angka kejadian
kekebalan tubuh, bukan penyakit bawaan infeksi oportunistik pada pasien HIV/AIDS di
tetapi didapat dari hasil penularan. Penyakit RSUD DR.H.Abdul Moeloek Bandar
ini disebabkan oleh human immunodeficiency Lampung tahun 2012-2013 dengan jumlah
virus (HIV). Sel CD4 merupakan marker sel T CD4 <200 sel/mm3
helper yang berperan penting dalam imunitas
tubuh. Penurunan jumlah CD4 dipengaruhi Kata Kunci :CD4, HIV, Infeksi oportunistik
lamanya terinfeksi virus HIV. Semakin lama
ABSTRACT
terinfeksi, jumlah sel CD4 semakin menurun
ini tanda bahwa sistem kekebalan tubuh sudah Background: Acquired Immune Deficiency
semakin rusak yang memudahkan terinfeksi Syndrome (AIDS) refers to group of immune
infeksi oportunistik. disease; non congenital disease instead of
contagious. The cause of AIDS is Human
Tujuan Penelitian: untuk mengetahui
immunodeficiency virus (HIV). CD4 is a
hubungan penurunan jumlah CD4 dengan
marker of T helper cell and has significant
angka kejadian infeksi oportunistik pada
influence on immunity. CD4 decline indicates
pasien HIV/AIDS di RSUD DR.H. Abdul
duration of HIV infection. The longer the
Moeloek Bandar Lampung tahun 2012 – 2013.
infection the less CD4 numbers which
Metode Penelitian: jenis penelitian kuantitatif suggests the immunity worsening and prone to
dengan pendekatan cross sectional, populasi get opportunistic infection.
dalam penelitian ini adalah seluruh pasien
Objective: The study was to identify the
HIV/AIDS yang berobat ke klinik VCT
correlation between CD4 decline and
RSUD DR.H. Abdul Moeloek Bandar
opportunistic infection on HIV/AIDS patients
Lampung tahun 2012 – 2013 dengan jumlah
at Dr. H. Abdul Moeloek General Hospital of
sampel 45 orang. Analisis data menggunkan
Bandar Lampung since 2012 to 2013.
uji Spearman.
Method: This was a quantitative study with
Hasil Penellitian: Berdasarkan dari uji
cross sectional approach. All HIV/AIDS
hipotesis dari 45 orang terdapat 34 (75,6%)
patients amounting to 45 attended VCT Clinic
orang memiliki infeksi oportunistik dan 11
of the hospital since 2012 to 2013 were
(24,4%) orang tidak memiliki infeksi
population. Data analysis was through
oportunistik dengan jumlah kadar CD4 <200
Spearman.
sel/mm3. Dengan jenis infeksi oportunistik
terbanyak adalah 12 (26,7 %) orang TB Paru. Result: Hypothesis test revealed that 34
Hasil uji statistik diperoleh ada hubungan patients (75.6%) got opportunistic infection

1
and 11 others (24.4%) did not have PenyakitMenular dan Penyehatan Lingkungan
opportunistic infection with CD4 was less than (PPM & PL) Depkes RI secara kumulatifkasus
200 cell/mm3. The most common opportunistc HIV/AIDS di Indonesia sampai dengan Maret
infection was TB on 12 people (26.7%). There 2011 sebanyak 24482kasus. Di Jawa Tengah
was correlation between CD4 number and penderita HIV/AIDS sampai pada akhir
opportunistic infection with 0.943 correlation Desember 2010tercatat ada 3362 kasus dengan
coefficient. korban meninggal sebanyak 479
orang.HIV/AIDS menyebabkan krisis
Conclusion: There was correlation between multidimensi sehingga memerlukan respon
CD4 quantity decline and opportunistic dari masyarakat dan pelayanan pengobatan
infection incidences which amount was CD4 < dan perawatan untuk individu yang terinfeksi
200 cell/mm3. HIV.3
Di Indonesia, sejak kasus pertama
Keywords: CD4, HIV, opportunistic infection
ditemukan tahun 1987 di Bali, pada Juni 2005
Pengantar ditemukan 7.090 kasus. Jumlah itu terus
meningkat.September 2005 ditemukan 8.250
Acquired Imunodeficiency Syndrom kasus. Hingga akhir September 2007,
(AIDS) adalah sekumpulan gejala penyakit ditemukan 10.384 kasus di 186
yang menyerang tubuh manusia yang kabupaten/kota yang terbesar di 32 provinsi.4
disebabkan oleh virus HIV.Human Dari 33 provinsi yang ada di Indonesia
Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired yang menempati 5 besar dalam presentasi
Immunodeficiency Syndrome (AIDS) telah pasien dengan HIV/AIDS terbanyak yang
mencapai status pandemi global, dengan tersebar diseluruh provinsi di Indonesia adalah
kasus-kasus yang dilaporkan dari hampir yang menempati urutan pertama Papua dengan
setiap Negara.Masalah HIV/AIDS adalah presentasi sebanyak 35%, kedua Papua Barat
masalah besar yang mengancam Indonesia dengan presentasi sebanyak 22%, ketiga Bali
danbanyak negara di seluruh dunia.1 sebanyak 10%, keempat DKI Jakarta sebanyak
Seperti tertuang dalam tujuan ke enam 8%, dan yang kelima Kalimantan Barat
dalam MDGs 2015 yaitu dalam menangani sebanyak 4%. Untuk provinsi Lampung
berbagai penyakit menular paling menempati urutan ke 29 dengan presentasi
berbahaya.Pada urutan teratas adalah Human sebanyak 1.68% yang mengalami sedikit
Immunodeficiency Syndrom (AIDS), terutama peningkatan yang sebelumnya sebanyak 1,5%.
karena penyakit ini dapat membawa dampak Untuk di Provinsi lampung sendiri
yang menghancurkan, bukan hanya terhadap peningkatan tersebut diakibatkan semakin
kesehatan masyarakat namun juga terhadap luasnya penyebaran ODHA yang tidak
negara secara keseluruhan.Indonesia terkontrol oleh pihak medis setempat, dan
beruntung bahwa HIV diperkirakan antara kurangnya pengetahua akan penyakit
172.000 dan 219.000, sebagian besar adalah 4
HIV/AIDS.
laki-laki. Jumlah itu merupakan 0,1% dari Jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS di
jumlah penduduk. Menurut Komisi provinsi Lampung pada tahun 2014 terdapat
Penanggulangan AIDS Nasional (KPA) sejak 1.680 kasus terinfeksi HIV, sedangkan yang
1987 sampai juni 2008, tercatat 12.686 kasus terdiagnosis AIDS sekitar 850 kasus yang
AIDS 2.479 diantaranya telah meninggal.2 tersebar di berbagai daerah di provinsi
UNAIDS, WHO yang mengurusi Lampung. Data berdasarkan Komisi
masalah AIDS,memperkirakan jumlah penanggulangan AIDS (KPA) lampung per
penderita HIV/AIDS di seluruh dunia sampai 1000 penduduk dalam empat tahun terakhir
akhir tahun2009 sebanyak 33,3 juta orang. mengalami peningkatan yaitu tahun 2011
Epidemi HIV/AIDS di Indonesia sebesar 0,9%, tahun 2012 sebesar 1,25%,
merupakansalah satu yang paling cepat di tahun 2013 sebesar 1,3%, dan tahun 2014 dari
Asia. Menurut Ditjen Pengendalian bulan Januari sampai bulan September 2014

2
sebanyak 1,68%. Namun sampai saat ini dari sejumlah fungsi imunologis, sehingga
tahun 2012 sampai bulan juni tahun 2014 yang penurunan jumlah dan fungsi sel CD4
berkunjung atau yang terdata di RSUD Dr. H. menyebabkan gangguan respons imun
Abdul Moeloek Bandar Lampung yang dominan yang progresif. Pengukuran kadar sel
melakukan konseling atau terapi di Klinik CD4 penderita HIV/AIDS penting dilakukan
Voluntary Counselling Testing (VCT) secara rutin untuk mengetahui waktu
sebanyak 476 kasus sekitar 4,8% dari dari per pemberian terapi antiretroviral serta
1000 penduduk, dimana 45% adalah warga pencegahan infeksi oportunistik.7
Bandar Lampung, dan 26% dari kota kalianda Sel ini berfungsi untuk menjaga tubuh
dan 20% dari kabupaten Lampung Selatan, dari pajanan luar yang dapat menyebabkan
sisanya 9% tersebar di berbagai daerah di infeksi. HIV menyebabkan jumlah CD4+
Lampung.5 menjadi berkurang, sehingga sistem kekebalan
Peningkatan kasus HIV/AIDS di tubuh menjadi melemah.7
lampung di duga akibat semakin tersebar Secara klinis digunakan hitung jumlah
luasnya ODHA di Indonesi sehingga banyak limfosit CD4 sebagai petanda munculnya
pendatang dari luar lampung yang sudah infeksi oportunistik ini pada penderita
positif HIV/AIDS bertempat di Lampung hal HIV/AIDS.Penurunan CD4 disebabkan oleh
tersebut dilihat dari semakin tingginya pasien kematian CD4 yang dipengaruhi oleh
HIV/AIDS baru yang terdata di KPA sebanyak HIV.Pada masa asimtomatik terjadi penurunan
20% dari penderita HIV/AIDS yang sudah CD4 secara lambat dan penurunannya semakin
terdata sebelumnya. Kesadaran akan bahaya tajam pada stadium infeksi HIV yang lanjut.
HIV/AIDS dikalangan remaja pun kurang di Infeksi-infeksi oportunistik umumnya terjadi
sadari akibat kurangnya pengetahuan tentang bila jumlah CD4 <200 ml atau dengan kadar
bahaya HIV/AIDS, sehingga banyak kalangan lebih rendah.6
remaja yang menderita HIV/AIDS. Dan Terdapat dua cara untuk memonitor
penyebaran tenaga medis yang memahami perkembangan HIV dalam darah yaitu
gejala dan penanganaan awal HIV/AIDS pemeriksaan CD4 dan pemeriksaan viral load.
masih belum merata di seluruh daerah Pemeriksaan CD4 dan viral load jelas
lampung, sehingga banyak kasus HIV/AIDS menunjukkan hal yang berbeda.CD4
datang ke Rumahh Sakit sudah dengan Infeksi menggambarkan kesehatan dari sistem imun
Oportunistik.5 pada saat pemeriksaan dan seberapa kerusakan
Infeksi oportunistik adalah infeksi sistem imun yang telah terjadi oleh virus
yang terjadi jika sistem kekebalan tubuh kita tersebut.Sel CD4 adalah semacam sel darah
terserang.Sistem kekebalan tubuh ketika sehat, putih atau limfosit.Sel tersebut merupakan
dapat melindungi diri dari infeksi.Orang bagian yang penting dari system kekebalan
dengan Human Immunodeficiency Virus tubuh kita. Sel Semakin lama terinfeksi HIV,
(HIV), adalah orang dengan sistem kekebalan jumlah sel CD4 semakin menurun. Ini tanda
tubuh yang melemah sehingga tubuh tidak bahwa sistem kekebalan tubuh sudah semakin
bisa memberi perlawanan terhadap antigen rusak.8
yang dapat menyerang tubuh. Orang dengan Beberapa penelitian sebelumnya
sistem kekebalan tubuh yang lemah, dapat menyebutkan bahwa ada korelasi antara
terkena infeksi dari organisme yang umumnya penurunan jumlah CD4 dengan kejadian
tidak menyebabkan penyakit pada orang yang infeksi oportunistik. Seperti pada tahun 2010
sehat atau pada orang dengan sistem imun di Brazil tercatat bahwa ditemukan 9 dari 45
yang baik. HIV menyerang sel-sel tertentu penderita HIV mempunyai kavitas di rongga
dalam sistem kekebalan tubuh yakni dikenal mulut dengan jumlah sel CD4 < 200 sel/mm3
sebagai sel T helper, juga dikenal sebagai CD4 pada daerah dengan prevalensi tinggi infeksi
(atau CD4 +).6 Staphylococcus aureus dan
9
Target utama dari HIV adalah populasi Pseudomonas. Penelitian sebelumnya juga
sel CD4 yang berfungsi mengkoordinasikan dilakukan oleh Marini Yusufina Lubis yang

3
dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji dalam penelitian ini adalah seluruh pasien
Adam Malik Medan dari Januari sampai HIV/AIDS yang berobat ke klinik VCT
Desember 2012 yaitu 191 orang dari 209 RSUD DR.H. Abdul Moeloek Bandar
pasien mengalami infeksi oportunistik dengan Lampung tahun 2012 – 2013 dengan jumlah
jumlah CD4 <200 sel/mm3.6 sampel 45 orang. Analisis data menggunkan
Metode Penelitian: jenis penelitian kuantitatif uji Spearman
dengan pendekatan cross sectional, populasi

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat ukur Hasil ukur Skala ukur


Operasional
1. Viriabel Suatu tindakan 0 = >3 hari Ordinal
independen: dengan memasukkan Observasi
Pemasangan selang melalui uretra 1 = ≤3 hari
lama kateter ke dalam kandung
kemih untuk
mengalirkan urin.

2. Variabel Infeksi saluran Uji kultur 0= ya, bila Ordinal


dependen: kemih yaitu ditemukan koloni
Infeksi penyakit infeksi >105 CFU
saluran yang di sebabkan
kemih mikroorganisme 1=tidak, bila
yang berkembang ditemukan koloni
pada saluran kemih ≤105 CFU

Hasil HIV/AIDS yang memenuhi kriteria inklusi


dan ekslusi. Teknik pengambilan sampel yang
A. Gambaran Karakteristik Sampel digunakan pada penelitian ini adalah random
samling sederhana dengan jumlah sampel 45
Penellitian tentang hubungan
responden yang terdiri dari 23 (51,1%)
penurunan jumlah kadar CD4 dengan angka
responden berjenis kelaminl aki-laki dan 22
kejadian infeksi oportunistik pada pasien
(48,9%) respon den berjenis kelamin
HIV/AIDS di RSUD DR.H.Abdul Moeloek
perempuan. Untuk lebih jelasnya lihat tabel
Provinsi Lampung ini dilakukan dengan
dibawah ini
mengumpulkan data dari rekam medik pasien
.

4
Tabel 4.1 Frekuensi jenis kelamin pasien HIV/AIDS

Frekuensi Presentase (%)


LAKI-LAKI 23 51,1
PEREMPUAN 22 48,9
TOTAL 45 100
(Sumber : Data Sekunder )

1. Jumlah CD4 dari samadengan 200 sel/mm3 dan 12 orang


(26,7%) memiliki jumlah CD4 lebih dari
Distribusi responden berdasarkan 200 sel/mm3 dan didapatkan rerata jumlah
jumlah CD4 dan rerata jumlah kadar CD4 CD4 yaitu 163,84 sel/mm3 dengan nilai
pada penderita HIV/AIDS di RSUD DR.H. minimum 13 sel/mm3 dan nilai maksimum
Abdul MoeloekProvinsi Lampung periode 341 sel/mm3. Untuk lebih jelasnya dapat
2012-2013, dari total 45 orang, didapatkan 33 dilihat pada tabel di bawah ini:
orang (73,3%) memiliki jumlah CD4 kurang
Tabel 4.2 Frekuensi Jumlah CD4 padaPasien HIV/AIDS

Jumlah CD4 Frekuensi Peresentase (%)

≤ 200 sel/mm3 33 73,3

>200 sel/mm3 12 26,9

Total 45 100

(Sumber : Data Sekunder)

Grafik 4.2 frekuensi jumlah CD4 pada pasien HIV/AIDS


5
Tabel 4.3 Distribusi rerata jumlah CD4

Rerata 163,84 sel/mm3

Minimum 13 sel/mm3
Maksimum 341 sel/mm3

(Sumber : Data Sekunder)

2. Kejadian Infeksi Oportunistik


Distribusi responden yang mengalami Lampung periode 2012-2013 tercantum dalam
infeksi oportunistik pada pasien HIV/AIDS di tabel 4.3 dibawah ini :.
RSUD DR.H. Abdul Moeloek Bandar
Tabel 4.4Kejadian Infeksi Oportunistik pada Pasein HIV/AIDS

Infeksi Oportunistik Frekuensi Presentase (%)


Terinfeksi 34 75,6
Tidak Terinfeksi 11 24,4
Total 45 100
(Sumber : Data Sekunder)

Berdasarkan tabel diatas dapat dan 11 orang (24,4%) tidak mengalami infeksi
diketahui dari total 45 responden terdapat 34 oportunistik.
orang (75,6%) mengalami infeksi oportunistik

Tabel 4.5 Frekuensi Jenis Infeksi Oportunistik pada Pasien HIV/AIDS


Jenis Infeksi Oportunistik Frekuensi Presentase (%)
TB Paru 12 26,7
Toksoplama 10 22,2
Kandidiasi 7 15,6
Diare Kronik 5 11,1
(Sumber : Data Sekunder)
12 (26,6%) mengalami TB paru, 10 (22,2%)
Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat mengalami Toksoplasma, 7 (15,6%)
diketahui jenisinfeksi oportunistik yang mengalami kandidiasis dan 5 (11,!%)
menyerang pasien HIV/AIDS di RSUD mengalami diarek ronik. Lihat grafik dibawah
DR.H.Abdul Moeloek Bandar Lampung yaitu ini :

6
Grafik 4.3jenis infeksi oportunistik pada pasien HIV/AIDS

<50 sel/mm (5 0rang )

51-100 sel/mm (4 orang)

101-200 sel/mm (23 orang)

>200 sel/mm (2 orang )

Gambar 4.1 Distribusi Penderita IO Berdasarkan Range CD4

120%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
<50 sel/mm 50-100 101-200 >200 sel/mm
sel/mm sel/mm

Grafik 4. 3 Kejadian IO Berdasarkan Jumlah CD4

7
B.Analisi Bivariat Uji normalitas pada penelitian ini
menggunakan uji Shapiro-Wilk dimana sampel
1. Uji Normalitas Data yang digunakan <50. Berikut tabel uji
normalitas data :

Tabel 4.6 Uji normalitas data menggunkan uji Shapiro-Wilk

Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig.
Kadar_CD4
.553 45 .000

(Sumber : Data Sekunder )


Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat diambil kesimpulan data tersebut
didapatkan nilai CD4 mempunyai nilai mempunyai distribusi normal, sehingga
p=0,000. Olehkarena nilai p = <0,05, maka menggunakan uji Spearman.
2. Ujikorelasi
Pada penelitian ini menggunakan uji korelasi Spearman dan diperoleh data korelasi jumlah
CD4 dengan kejadian infeksi oportunistik pada tabel berikut:

Tabel 4.7 Korelasi Jumlah CD4 dengan Kejadian Infeksi Oportunistik

CD4
Infeksi Oportunistik r = 0,943
p = 0,001
n =45
(Sumber : Data Sekunder )

Berdasarkan tabel 4.7 diatas, diperoleh nilai Dari hasil analisis frekuensi jumlah
significancy 0,000 yang menunjukan bahwa kadar CD4 pada pasien HIV/AIDS didapatkan
korelasi antara kadar CD4 dengan kejadian 32 (71,1%) memiliki jumlah CD4 kurang dari
infeksi oportunistik adalah bermakna. Nilai sama dengan 200 sel/mm3 dan 13 (28,8%)
korelasi spearman sebesar 0,943 menunjukan memiliki jumlah CD4 diatas 200 sel/mm3
bahwa arah korelasi positip dengan kekuatan dapat pula diketahui nilai rerata yaitu 163,84
korelasi yang sangat kuat atau nilai r= 0,943. se/mm3 dengan nilai miniman 13 sel/mm3 dan
nilai maksimal 34 sel/mm3. Hal ini sesuai
Pembahasan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Zaki Dinul Lubis di RSPI Sulianti
Dari keseluruhan sampel (45
Saroso tahun 2012 yaitu 89,9% dari 109
responden) yang diambil dari rekam medik
sampel memiliki jumlah CD4 <200 sel/mm3.
pasien HIV/AIDS di klinik VCT RSUD
Dr.H.Abdul Moeloek Bandar Lampung Dari hasil analisis kejadian infeksi
periode 2012-2013, berdasarkan jenis kelamin oportunistik didapatkan 34 (75,6%) dengan
didapatkan 22 (48,9%) berjenis kelamin infeksi oportunistik dan 11 (24,4%) tidak
perempuan dan 23 (51,1%) berjenis kelamin dengan infeksi oportunistik. Adapun proporsi
laki-laki. jenis infeksi tersebut adalah 12 orang
mengalami TB Paru, 10 orang mengalami

8
Toksoplasma, 7 orang mengalami kandidiasis sirkulasi untuk beberapa tahun untuk
dan 5 orang mengalami diare kronik. Dengan mencetuskan respon yang cepat apabila terja
demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa dipaparan dengan antigen. Rusaknya sistem
sebagian besar pasien yang datang keklinik imun ini akan mempermudah infeksi terjadi.
VCT RSUD DR.H.Abdul Moeloek Bandar Pada penderita HIV/AIDS, terjadi penurunan
Lampung periode 2012-2013 memiliki jumlah sel T CD4 disebabkan oleh kematian CD4
CD4 kurang dari 200 sel/mm3 dan memiliki yang dipengaruhi oleh HIV. Setelah infeksi
infeksi oportunistik yaitu TB Paru. Hal ini akut, terjadi masa asimtomatik dimana
sesuai dengan penelitian sebelumnya yang penurunan CD4 secara lambat dan penurunan
dilakukan oleh Zaki Dinul Lubis di RSPI CD4 semakin tajam pada stadium lanjut. Dan
Sulianti Saroso tahun 2012 yaitu dari 109 menurut sebagian penelitian, infeksi jamur
sampel terdapat 92 orang mempunyai dapat timbul sejalan dengan menurunnya
infeksi oportunistik dan 17 orang tidak jumlah CD4. Pada CD4 <200 sel/mm3 risiko
memiliki infeksi oportunistik. Dengan jenis infeksi oportunistik meningkat. Selain itu juga
infeksi oportunistik terbanyak yaitu disebabkan faktor lain seperti lingkungan dan
tuberkulosis dengan proporsi 67,4%, paparan dari bakteri/jamur.
toxoplasma 22,8%, kandidia sebesar 5,4% dan
diare sebesar 3,3%.
Analisa Hubungan antara Jumlah CD4 Kesimpulan
dengan kejadian Infeksi Oportunistik Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil
Setelah data diuji dengan analisis dan pembahasan adalah sebagai
menggunakan uji korelasi spearman berikut :
didapatkan nilai significancy 0,000 yang
1. Distribusi frekuensi jumlah CD4
menunjukan bahwa korelasi antara penurunan
pasien HIV/AIDS di RSUD
jumlah kadar CD4 dengan angka kejadian
DR.H.Adbul Moeloek Bandar
infeksi oprtunistik adalah bermakna. Nilai
Lampung tahun 2012-2013 adalah 33
korelasi spearman sebesar 0,943 menunjukan
(73,3%) orang dengan CD4 ≤ 200
bahwa arah korelasi positif dengan nilai
sel/mm3 dan 12 (26,7%) orang dengan
kekuatan korelasi yang sangat kuat. Hal ini
CD4 >200 sel/mm3 dengan nilai rerata
sesuai dengan penelitian sebelumnya yang
163,84 sel/mm3 nilai minimun 13
dilakukan oleh Marini Yusufina Lubis yang
sel/mm3 dan nilai maksimum 341
dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji
sel/mm3.
Adam Malik Medan dari Januari sampai
2. Distribusi frekuensi infeksi
Desember 2012 yaitu 191 orang dari 209
oportunistik pada pasien HIV/AIDS di
pasien mengalami infeksi oportunistik dengan
RSUD DR.H.Abdul Moeloek Bandar
jumlah CD4 <200 sel/mm3 dan penelitian Zaki
Lampung 34 (75,6%) orang dengan
Dinul Lubis di RSPI Sulianti Suroso tahun
infeksi oportunistik dan 11 (24,4%)
2012 yaitu 92 dari 109 orang memiliki infeksi
orang tidak mengalami infeksi
oportunistik dengan jumlah CD4 <200
oportunistik dengan total 45 (100%)
sel/mm3.
sampel.
Berdasarkan penelitian Hanum (2009) 3. Jenis infeksi yang sering terjadi pada
bahwa sistim imun pejamu merupakan faktor pasien HIV/AIDS di RSUD
penting pada terjadinya infeksi oportunistik DR.H.Abdul Moeloek Bandar
pada manusia. Bila terjadi kontak dengan Lampung 12 (26,7%) orang mengalami
antigen bakteri akan merangsang diferensiasi TB Paru, 10 (22,2%) orang mengalami
dan proliferasi sel untuk membentuk populasi toksoplasma, 7 (15,6%) orang
sel T yang spesifik yang terdiri dari sel efektor mengalami kandidiasis dan 5 (11,1%)
dan sel memori. Sel memori tinggal dalam

9
orang mengalami diare kronik dengan 9. Zubairin D, Samsuridjal D. HIV/AIDS di
total 45 (100%) sampel. Indonesia. Dalam: Aru WS, Bambang
S, idrus Alwi, Marcellus SK, Siti
Terdapa thubungan antara penurunan jumlah setiati. (editor), Buku Ajar Ilmu
kadar CD4 dengan kejadian infeksi Penyakit Dalam Jilid III. Edisi V.
oportunistik di RSUD DR.H.Abdul Moeloek Jakarta: interna publishing, 2009. Hal.
Bandar lampung tahun 2012-2013 dengan 2861-2868.
nilai koefisien korelasi 0,943 10. Juanda A. Penyakit HIV/ AIDS dalam Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke
tiga. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
DAFTAR PUSTAKA Kedokteran Indonesia; 2007. hal.427-
432
1. Djoerban. Z. ( Acquire Immunodeficiency 11. Djauzi. S. Editor Alwi I dkk. HIV / AIDS
Syndrom ) AIDS. Edisi Pertama. Di Indonesia dalam Penyakit Tropis
Yogyakarta : Penerbit Fakutlas Ilmu Penyakit Dalam jilid III. Edisi ke
Kedokteran Indonesia; 1999. empat. Jakarta: Balai Penerbit
2. Stalker. P. BAPENAS dan UNDP dalam Fakultas Kedokteran Indonesia; 2009.
Upaya Pencapaian MDGs Di hal.2861-2868
Indonesia. Oktober 2008. Dikutip 12. Sylvya A. Price. Penyakit Hematologi
tanggal 29 november 2014. Dikutip dalam Patofisiologi jilid 1. Edisi
dari www.undp.or.id pertama. Jakarta: Penerbit buku
3. UNAIDS, AIDS epidemic . 2012 (update kedokteran EGC. 2006. hal 224-237
November 2012). Dikutip tanggal 29 13. Djuanda A. dkk. Infeksi HIV dalam
November 2014. Dikutip dari Penyakit Menular Seksual. Jakarta:
http://www. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
unaids.org/en/dataanalysis/epidemiolo Universitas Indonesia. 2009.hal. 162-
gy/epidemiologyslide.pdf 167
4. Kemenkes kesehatan RI. 2011. HIV/AIDS 14. John G. Bartlett dan Joel E. Gallant, Johns
di indonesia. Dikutip tanggal 16 Hopkins. Medical Management of
november 2014 yang dikutip dari HIV Infection. Oxford University
www.depkes.go.id School of Medicine. 2006. Hal. 19-25
5. Komisi Penanggulanan AIDS ( KPA ) 15. World Health Organization. WHO case
Lampung 2014. ( update 2014). definition of HIV. 2007. Dikutip
dikutip pada tanggal 29 November tanggal 17 november 2014.
2014 dari www.Who.go.id
http://www.kpalampung.or.id/stats/St 16. Hulgan T. Dr. Absolute Count and
atCurr.pdf Percentage of CD4+ Lymphocytes Are
6. Lubis. Hubungan CD4 dengan Kejadian Independent Predictors of Disease
Infeksi Oportunistik pada HIV/AIDS Progression in HIV-Infected Persons
2014. Artikel Ilmu Karya Tulis Ilmian Initiating Highly Active Antiretroviral
Universitas Sumatra Utara 2014. Therapy. Div. of Infectious Diseases,
Repository USU. Vanderbilt University School of
7. Widoyono. Penyakit Infeksi Virus dalam Medicine. Oxford journals. 2007. Hal.
Penyakit Tropis. Edisi kedua. 425-431
Surabaya: Balai Penerbit Erlangga 17. Obirikorang. dkk. Total lymphocyte count
Medical series; 2011. Hal 107-122. as a surrogate marker for CD4 count
8. Shandra Sharon. Hubungan Jumlah in resource-limited settings.
Limfosit dan CD4 pada Penderita Department of Molecular Medicine,
HIV/AIDS 2010. Artikel Karya Tulis School of Medical Sciences, College
Ilmiah Universitas Indonesia 2010. of Health Sciences, Kwame Nkrumah

10
University of Science and Technology Management of Common
(KNUST), Kumasi, Ghana. Desember Opportunistic Infections/Malignacies
2012: hal. 128-133 among HIV-Infected Adult and
18. K resno, S.B. Imunologi: diagnosis dan Adolescent. NACO: 2007
prosedur laboratorium. Jakarta. Balai 21. Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi
penerbit Fakultas Kedokteran Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Indonesia, 2013. Cipta; 2005. Hal. 138–144
19. Wisakna R. Sumantri R. Indrati A.R. 22. Dahlan Sopiyudin. Statistik Untuk
Zwitser A. Jusuf H. 2012. Anemia and Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta:
Iron homeostasis in a cohort of HIV Salemba Medika; 2008. Hal. 167–174
infected patients in Indonesia. Jurnal 23. Ismael, Sofyan & Sudigdo. Dasar – Dasar
Biomed central infectious disease. Metodelogi Penelitian Klinis. Jakarta:
Diakses tanggal 17 november 2014. EGC; 2007. Hal. 20-21
20. Ministry of Health and Familly Welfare of
India. Guidelines for Prevention and

11

Você também pode gostar

  • Bab 2
    Bab 2
    Documento20 páginas
    Bab 2
    eris
    Ainda não há avaliações
  • Undangan
    Undangan
    Documento1 página
    Undangan
    eris
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Documento3 páginas
    Daftar Isi
    eris
    Ainda não há avaliações
  • Makalah Cahya Dinori
    Makalah Cahya Dinori
    Documento12 páginas
    Makalah Cahya Dinori
    eris
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Singkatan
    Daftar Singkatan
    Documento1 página
    Daftar Singkatan
    eris
    Ainda não há avaliações
  • PP Puji
    PP Puji
    Documento13 páginas
    PP Puji
    eris
    Ainda não há avaliações
  • Bukti Penelitian
    Bukti Penelitian
    Documento1 página
    Bukti Penelitian
    eris
    Ainda não há avaliações
  • Kepada
    Kepada
    Documento1 página
    Kepada
    eris
    Ainda não há avaliações
  • Bukti Penelitian
    Bukti Penelitian
    Documento1 página
    Bukti Penelitian
    eris
    Ainda não há avaliações
  • Abstrak
    Abstrak
    Documento1 página
    Abstrak
    eris
    Ainda não há avaliações
  • Permohonan Dana Vafing
    Permohonan Dana Vafing
    Documento2 páginas
    Permohonan Dana Vafing
    eris
    Ainda não há avaliações
  • Artikel Wike
    Artikel Wike
    Documento8 páginas
    Artikel Wike
    eris
    Ainda não há avaliações
  • Assalamu
    Assalamu
    Documento7 páginas
    Assalamu
    eris
    Ainda não há avaliações
  • Tata Cara Shalat
    Tata Cara Shalat
    Documento48 páginas
    Tata Cara Shalat
    eris
    Ainda não há avaliações
  • BAB V Fix
    BAB V Fix
    Documento3 páginas
    BAB V Fix
    eris
    Ainda não há avaliações
  • Artikel Elin
    Artikel Elin
    Documento8 páginas
    Artikel Elin
    eris
    Ainda não há avaliações
  • MAKNA SIGER SAIBATIN
    MAKNA SIGER SAIBATIN
    Documento3 páginas
    MAKNA SIGER SAIBATIN
    eris
    Ainda não há avaliações
  • Jadwal Pelajaran
    Jadwal Pelajaran
    Documento1 página
    Jadwal Pelajaran
    eris
    Ainda não há avaliações
  • Latihan 6
    Latihan 6
    Documento35 páginas
    Latihan 6
    muhamad ibnu sina
    Ainda não há avaliações
  • Surat Pernyataan de Shifa
    Surat Pernyataan de Shifa
    Documento1 página
    Surat Pernyataan de Shifa
    eris
    Ainda não há avaliações
  • Permohonan Semester Pendek Kebidanan
    Permohonan Semester Pendek Kebidanan
    Documento1 página
    Permohonan Semester Pendek Kebidanan
    eris
    0% (1)
  • 514 920 1 SM
    514 920 1 SM
    Documento9 páginas
    514 920 1 SM
    Afifi Gembel Elietz
    Ainda não há avaliações
  • Lembar Persetujuan Yesi Nurmalasari
    Lembar Persetujuan Yesi Nurmalasari
    Documento2 páginas
    Lembar Persetujuan Yesi Nurmalasari
    eris
    Ainda não há avaliações
  • Lamaran Kerja Ali
    Lamaran Kerja Ali
    Documento5 páginas
    Lamaran Kerja Ali
    eris
    Ainda não há avaliações
  • Dapus Revisi
    Dapus Revisi
    Documento5 páginas
    Dapus Revisi
    eris
    Ainda não há avaliações
  • Undangan
    Undangan
    Documento1 página
    Undangan
    eris
    Ainda não há avaliações
  • Bab V
    Bab V
    Documento2 páginas
    Bab V
    eris
    Ainda não há avaliações
  • Yupz. Pengantar DLL
    Yupz. Pengantar DLL
    Documento17 páginas
    Yupz. Pengantar DLL
    eris
    Ainda não há avaliações
  • Artikel Fitri
    Artikel Fitri
    Documento13 páginas
    Artikel Fitri
    eris
    Ainda não há avaliações