Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
1
and 11 others (24.4%) did not have PenyakitMenular dan Penyehatan Lingkungan
opportunistic infection with CD4 was less than (PPM & PL) Depkes RI secara kumulatifkasus
200 cell/mm3. The most common opportunistc HIV/AIDS di Indonesia sampai dengan Maret
infection was TB on 12 people (26.7%). There 2011 sebanyak 24482kasus. Di Jawa Tengah
was correlation between CD4 number and penderita HIV/AIDS sampai pada akhir
opportunistic infection with 0.943 correlation Desember 2010tercatat ada 3362 kasus dengan
coefficient. korban meninggal sebanyak 479
orang.HIV/AIDS menyebabkan krisis
Conclusion: There was correlation between multidimensi sehingga memerlukan respon
CD4 quantity decline and opportunistic dari masyarakat dan pelayanan pengobatan
infection incidences which amount was CD4 < dan perawatan untuk individu yang terinfeksi
200 cell/mm3. HIV.3
Di Indonesia, sejak kasus pertama
Keywords: CD4, HIV, opportunistic infection
ditemukan tahun 1987 di Bali, pada Juni 2005
Pengantar ditemukan 7.090 kasus. Jumlah itu terus
meningkat.September 2005 ditemukan 8.250
Acquired Imunodeficiency Syndrom kasus. Hingga akhir September 2007,
(AIDS) adalah sekumpulan gejala penyakit ditemukan 10.384 kasus di 186
yang menyerang tubuh manusia yang kabupaten/kota yang terbesar di 32 provinsi.4
disebabkan oleh virus HIV.Human Dari 33 provinsi yang ada di Indonesia
Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired yang menempati 5 besar dalam presentasi
Immunodeficiency Syndrome (AIDS) telah pasien dengan HIV/AIDS terbanyak yang
mencapai status pandemi global, dengan tersebar diseluruh provinsi di Indonesia adalah
kasus-kasus yang dilaporkan dari hampir yang menempati urutan pertama Papua dengan
setiap Negara.Masalah HIV/AIDS adalah presentasi sebanyak 35%, kedua Papua Barat
masalah besar yang mengancam Indonesia dengan presentasi sebanyak 22%, ketiga Bali
danbanyak negara di seluruh dunia.1 sebanyak 10%, keempat DKI Jakarta sebanyak
Seperti tertuang dalam tujuan ke enam 8%, dan yang kelima Kalimantan Barat
dalam MDGs 2015 yaitu dalam menangani sebanyak 4%. Untuk provinsi Lampung
berbagai penyakit menular paling menempati urutan ke 29 dengan presentasi
berbahaya.Pada urutan teratas adalah Human sebanyak 1.68% yang mengalami sedikit
Immunodeficiency Syndrom (AIDS), terutama peningkatan yang sebelumnya sebanyak 1,5%.
karena penyakit ini dapat membawa dampak Untuk di Provinsi lampung sendiri
yang menghancurkan, bukan hanya terhadap peningkatan tersebut diakibatkan semakin
kesehatan masyarakat namun juga terhadap luasnya penyebaran ODHA yang tidak
negara secara keseluruhan.Indonesia terkontrol oleh pihak medis setempat, dan
beruntung bahwa HIV diperkirakan antara kurangnya pengetahua akan penyakit
172.000 dan 219.000, sebagian besar adalah 4
HIV/AIDS.
laki-laki. Jumlah itu merupakan 0,1% dari Jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS di
jumlah penduduk. Menurut Komisi provinsi Lampung pada tahun 2014 terdapat
Penanggulangan AIDS Nasional (KPA) sejak 1.680 kasus terinfeksi HIV, sedangkan yang
1987 sampai juni 2008, tercatat 12.686 kasus terdiagnosis AIDS sekitar 850 kasus yang
AIDS 2.479 diantaranya telah meninggal.2 tersebar di berbagai daerah di provinsi
UNAIDS, WHO yang mengurusi Lampung. Data berdasarkan Komisi
masalah AIDS,memperkirakan jumlah penanggulangan AIDS (KPA) lampung per
penderita HIV/AIDS di seluruh dunia sampai 1000 penduduk dalam empat tahun terakhir
akhir tahun2009 sebanyak 33,3 juta orang. mengalami peningkatan yaitu tahun 2011
Epidemi HIV/AIDS di Indonesia sebesar 0,9%, tahun 2012 sebesar 1,25%,
merupakansalah satu yang paling cepat di tahun 2013 sebesar 1,3%, dan tahun 2014 dari
Asia. Menurut Ditjen Pengendalian bulan Januari sampai bulan September 2014
2
sebanyak 1,68%. Namun sampai saat ini dari sejumlah fungsi imunologis, sehingga
tahun 2012 sampai bulan juni tahun 2014 yang penurunan jumlah dan fungsi sel CD4
berkunjung atau yang terdata di RSUD Dr. H. menyebabkan gangguan respons imun
Abdul Moeloek Bandar Lampung yang dominan yang progresif. Pengukuran kadar sel
melakukan konseling atau terapi di Klinik CD4 penderita HIV/AIDS penting dilakukan
Voluntary Counselling Testing (VCT) secara rutin untuk mengetahui waktu
sebanyak 476 kasus sekitar 4,8% dari dari per pemberian terapi antiretroviral serta
1000 penduduk, dimana 45% adalah warga pencegahan infeksi oportunistik.7
Bandar Lampung, dan 26% dari kota kalianda Sel ini berfungsi untuk menjaga tubuh
dan 20% dari kabupaten Lampung Selatan, dari pajanan luar yang dapat menyebabkan
sisanya 9% tersebar di berbagai daerah di infeksi. HIV menyebabkan jumlah CD4+
Lampung.5 menjadi berkurang, sehingga sistem kekebalan
Peningkatan kasus HIV/AIDS di tubuh menjadi melemah.7
lampung di duga akibat semakin tersebar Secara klinis digunakan hitung jumlah
luasnya ODHA di Indonesi sehingga banyak limfosit CD4 sebagai petanda munculnya
pendatang dari luar lampung yang sudah infeksi oportunistik ini pada penderita
positif HIV/AIDS bertempat di Lampung hal HIV/AIDS.Penurunan CD4 disebabkan oleh
tersebut dilihat dari semakin tingginya pasien kematian CD4 yang dipengaruhi oleh
HIV/AIDS baru yang terdata di KPA sebanyak HIV.Pada masa asimtomatik terjadi penurunan
20% dari penderita HIV/AIDS yang sudah CD4 secara lambat dan penurunannya semakin
terdata sebelumnya. Kesadaran akan bahaya tajam pada stadium infeksi HIV yang lanjut.
HIV/AIDS dikalangan remaja pun kurang di Infeksi-infeksi oportunistik umumnya terjadi
sadari akibat kurangnya pengetahuan tentang bila jumlah CD4 <200 ml atau dengan kadar
bahaya HIV/AIDS, sehingga banyak kalangan lebih rendah.6
remaja yang menderita HIV/AIDS. Dan Terdapat dua cara untuk memonitor
penyebaran tenaga medis yang memahami perkembangan HIV dalam darah yaitu
gejala dan penanganaan awal HIV/AIDS pemeriksaan CD4 dan pemeriksaan viral load.
masih belum merata di seluruh daerah Pemeriksaan CD4 dan viral load jelas
lampung, sehingga banyak kasus HIV/AIDS menunjukkan hal yang berbeda.CD4
datang ke Rumahh Sakit sudah dengan Infeksi menggambarkan kesehatan dari sistem imun
Oportunistik.5 pada saat pemeriksaan dan seberapa kerusakan
Infeksi oportunistik adalah infeksi sistem imun yang telah terjadi oleh virus
yang terjadi jika sistem kekebalan tubuh kita tersebut.Sel CD4 adalah semacam sel darah
terserang.Sistem kekebalan tubuh ketika sehat, putih atau limfosit.Sel tersebut merupakan
dapat melindungi diri dari infeksi.Orang bagian yang penting dari system kekebalan
dengan Human Immunodeficiency Virus tubuh kita. Sel Semakin lama terinfeksi HIV,
(HIV), adalah orang dengan sistem kekebalan jumlah sel CD4 semakin menurun. Ini tanda
tubuh yang melemah sehingga tubuh tidak bahwa sistem kekebalan tubuh sudah semakin
bisa memberi perlawanan terhadap antigen rusak.8
yang dapat menyerang tubuh. Orang dengan Beberapa penelitian sebelumnya
sistem kekebalan tubuh yang lemah, dapat menyebutkan bahwa ada korelasi antara
terkena infeksi dari organisme yang umumnya penurunan jumlah CD4 dengan kejadian
tidak menyebabkan penyakit pada orang yang infeksi oportunistik. Seperti pada tahun 2010
sehat atau pada orang dengan sistem imun di Brazil tercatat bahwa ditemukan 9 dari 45
yang baik. HIV menyerang sel-sel tertentu penderita HIV mempunyai kavitas di rongga
dalam sistem kekebalan tubuh yakni dikenal mulut dengan jumlah sel CD4 < 200 sel/mm3
sebagai sel T helper, juga dikenal sebagai CD4 pada daerah dengan prevalensi tinggi infeksi
(atau CD4 +).6 Staphylococcus aureus dan
9
Target utama dari HIV adalah populasi Pseudomonas. Penelitian sebelumnya juga
sel CD4 yang berfungsi mengkoordinasikan dilakukan oleh Marini Yusufina Lubis yang
3
dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji dalam penelitian ini adalah seluruh pasien
Adam Malik Medan dari Januari sampai HIV/AIDS yang berobat ke klinik VCT
Desember 2012 yaitu 191 orang dari 209 RSUD DR.H. Abdul Moeloek Bandar
pasien mengalami infeksi oportunistik dengan Lampung tahun 2012 – 2013 dengan jumlah
jumlah CD4 <200 sel/mm3.6 sampel 45 orang. Analisis data menggunkan
Metode Penelitian: jenis penelitian kuantitatif uji Spearman
dengan pendekatan cross sectional, populasi
4
Tabel 4.1 Frekuensi jenis kelamin pasien HIV/AIDS
Total 45 100
Minimum 13 sel/mm3
Maksimum 341 sel/mm3
Berdasarkan tabel diatas dapat dan 11 orang (24,4%) tidak mengalami infeksi
diketahui dari total 45 responden terdapat 34 oportunistik.
orang (75,6%) mengalami infeksi oportunistik
6
Grafik 4.3jenis infeksi oportunistik pada pasien HIV/AIDS
120%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
<50 sel/mm 50-100 101-200 >200 sel/mm
sel/mm sel/mm
7
B.Analisi Bivariat Uji normalitas pada penelitian ini
menggunakan uji Shapiro-Wilk dimana sampel
1. Uji Normalitas Data yang digunakan <50. Berikut tabel uji
normalitas data :
Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig.
Kadar_CD4
.553 45 .000
CD4
Infeksi Oportunistik r = 0,943
p = 0,001
n =45
(Sumber : Data Sekunder )
Berdasarkan tabel 4.7 diatas, diperoleh nilai Dari hasil analisis frekuensi jumlah
significancy 0,000 yang menunjukan bahwa kadar CD4 pada pasien HIV/AIDS didapatkan
korelasi antara kadar CD4 dengan kejadian 32 (71,1%) memiliki jumlah CD4 kurang dari
infeksi oportunistik adalah bermakna. Nilai sama dengan 200 sel/mm3 dan 13 (28,8%)
korelasi spearman sebesar 0,943 menunjukan memiliki jumlah CD4 diatas 200 sel/mm3
bahwa arah korelasi positip dengan kekuatan dapat pula diketahui nilai rerata yaitu 163,84
korelasi yang sangat kuat atau nilai r= 0,943. se/mm3 dengan nilai miniman 13 sel/mm3 dan
nilai maksimal 34 sel/mm3. Hal ini sesuai
Pembahasan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Zaki Dinul Lubis di RSPI Sulianti
Dari keseluruhan sampel (45
Saroso tahun 2012 yaitu 89,9% dari 109
responden) yang diambil dari rekam medik
sampel memiliki jumlah CD4 <200 sel/mm3.
pasien HIV/AIDS di klinik VCT RSUD
Dr.H.Abdul Moeloek Bandar Lampung Dari hasil analisis kejadian infeksi
periode 2012-2013, berdasarkan jenis kelamin oportunistik didapatkan 34 (75,6%) dengan
didapatkan 22 (48,9%) berjenis kelamin infeksi oportunistik dan 11 (24,4%) tidak
perempuan dan 23 (51,1%) berjenis kelamin dengan infeksi oportunistik. Adapun proporsi
laki-laki. jenis infeksi tersebut adalah 12 orang
mengalami TB Paru, 10 orang mengalami
8
Toksoplasma, 7 orang mengalami kandidiasis sirkulasi untuk beberapa tahun untuk
dan 5 orang mengalami diare kronik. Dengan mencetuskan respon yang cepat apabila terja
demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa dipaparan dengan antigen. Rusaknya sistem
sebagian besar pasien yang datang keklinik imun ini akan mempermudah infeksi terjadi.
VCT RSUD DR.H.Abdul Moeloek Bandar Pada penderita HIV/AIDS, terjadi penurunan
Lampung periode 2012-2013 memiliki jumlah sel T CD4 disebabkan oleh kematian CD4
CD4 kurang dari 200 sel/mm3 dan memiliki yang dipengaruhi oleh HIV. Setelah infeksi
infeksi oportunistik yaitu TB Paru. Hal ini akut, terjadi masa asimtomatik dimana
sesuai dengan penelitian sebelumnya yang penurunan CD4 secara lambat dan penurunan
dilakukan oleh Zaki Dinul Lubis di RSPI CD4 semakin tajam pada stadium lanjut. Dan
Sulianti Saroso tahun 2012 yaitu dari 109 menurut sebagian penelitian, infeksi jamur
sampel terdapat 92 orang mempunyai dapat timbul sejalan dengan menurunnya
infeksi oportunistik dan 17 orang tidak jumlah CD4. Pada CD4 <200 sel/mm3 risiko
memiliki infeksi oportunistik. Dengan jenis infeksi oportunistik meningkat. Selain itu juga
infeksi oportunistik terbanyak yaitu disebabkan faktor lain seperti lingkungan dan
tuberkulosis dengan proporsi 67,4%, paparan dari bakteri/jamur.
toxoplasma 22,8%, kandidia sebesar 5,4% dan
diare sebesar 3,3%.
Analisa Hubungan antara Jumlah CD4 Kesimpulan
dengan kejadian Infeksi Oportunistik Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil
Setelah data diuji dengan analisis dan pembahasan adalah sebagai
menggunakan uji korelasi spearman berikut :
didapatkan nilai significancy 0,000 yang
1. Distribusi frekuensi jumlah CD4
menunjukan bahwa korelasi antara penurunan
pasien HIV/AIDS di RSUD
jumlah kadar CD4 dengan angka kejadian
DR.H.Adbul Moeloek Bandar
infeksi oprtunistik adalah bermakna. Nilai
Lampung tahun 2012-2013 adalah 33
korelasi spearman sebesar 0,943 menunjukan
(73,3%) orang dengan CD4 ≤ 200
bahwa arah korelasi positif dengan nilai
sel/mm3 dan 12 (26,7%) orang dengan
kekuatan korelasi yang sangat kuat. Hal ini
CD4 >200 sel/mm3 dengan nilai rerata
sesuai dengan penelitian sebelumnya yang
163,84 sel/mm3 nilai minimun 13
dilakukan oleh Marini Yusufina Lubis yang
sel/mm3 dan nilai maksimum 341
dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji
sel/mm3.
Adam Malik Medan dari Januari sampai
2. Distribusi frekuensi infeksi
Desember 2012 yaitu 191 orang dari 209
oportunistik pada pasien HIV/AIDS di
pasien mengalami infeksi oportunistik dengan
RSUD DR.H.Abdul Moeloek Bandar
jumlah CD4 <200 sel/mm3 dan penelitian Zaki
Lampung 34 (75,6%) orang dengan
Dinul Lubis di RSPI Sulianti Suroso tahun
infeksi oportunistik dan 11 (24,4%)
2012 yaitu 92 dari 109 orang memiliki infeksi
orang tidak mengalami infeksi
oportunistik dengan jumlah CD4 <200
oportunistik dengan total 45 (100%)
sel/mm3.
sampel.
Berdasarkan penelitian Hanum (2009) 3. Jenis infeksi yang sering terjadi pada
bahwa sistim imun pejamu merupakan faktor pasien HIV/AIDS di RSUD
penting pada terjadinya infeksi oportunistik DR.H.Abdul Moeloek Bandar
pada manusia. Bila terjadi kontak dengan Lampung 12 (26,7%) orang mengalami
antigen bakteri akan merangsang diferensiasi TB Paru, 10 (22,2%) orang mengalami
dan proliferasi sel untuk membentuk populasi toksoplasma, 7 (15,6%) orang
sel T yang spesifik yang terdiri dari sel efektor mengalami kandidiasis dan 5 (11,1%)
dan sel memori. Sel memori tinggal dalam
9
orang mengalami diare kronik dengan 9. Zubairin D, Samsuridjal D. HIV/AIDS di
total 45 (100%) sampel. Indonesia. Dalam: Aru WS, Bambang
S, idrus Alwi, Marcellus SK, Siti
Terdapa thubungan antara penurunan jumlah setiati. (editor), Buku Ajar Ilmu
kadar CD4 dengan kejadian infeksi Penyakit Dalam Jilid III. Edisi V.
oportunistik di RSUD DR.H.Abdul Moeloek Jakarta: interna publishing, 2009. Hal.
Bandar lampung tahun 2012-2013 dengan 2861-2868.
nilai koefisien korelasi 0,943 10. Juanda A. Penyakit HIV/ AIDS dalam Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke
tiga. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
DAFTAR PUSTAKA Kedokteran Indonesia; 2007. hal.427-
432
1. Djoerban. Z. ( Acquire Immunodeficiency 11. Djauzi. S. Editor Alwi I dkk. HIV / AIDS
Syndrom ) AIDS. Edisi Pertama. Di Indonesia dalam Penyakit Tropis
Yogyakarta : Penerbit Fakutlas Ilmu Penyakit Dalam jilid III. Edisi ke
Kedokteran Indonesia; 1999. empat. Jakarta: Balai Penerbit
2. Stalker. P. BAPENAS dan UNDP dalam Fakultas Kedokteran Indonesia; 2009.
Upaya Pencapaian MDGs Di hal.2861-2868
Indonesia. Oktober 2008. Dikutip 12. Sylvya A. Price. Penyakit Hematologi
tanggal 29 november 2014. Dikutip dalam Patofisiologi jilid 1. Edisi
dari www.undp.or.id pertama. Jakarta: Penerbit buku
3. UNAIDS, AIDS epidemic . 2012 (update kedokteran EGC. 2006. hal 224-237
November 2012). Dikutip tanggal 29 13. Djuanda A. dkk. Infeksi HIV dalam
November 2014. Dikutip dari Penyakit Menular Seksual. Jakarta:
http://www. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
unaids.org/en/dataanalysis/epidemiolo Universitas Indonesia. 2009.hal. 162-
gy/epidemiologyslide.pdf 167
4. Kemenkes kesehatan RI. 2011. HIV/AIDS 14. John G. Bartlett dan Joel E. Gallant, Johns
di indonesia. Dikutip tanggal 16 Hopkins. Medical Management of
november 2014 yang dikutip dari HIV Infection. Oxford University
www.depkes.go.id School of Medicine. 2006. Hal. 19-25
5. Komisi Penanggulanan AIDS ( KPA ) 15. World Health Organization. WHO case
Lampung 2014. ( update 2014). definition of HIV. 2007. Dikutip
dikutip pada tanggal 29 November tanggal 17 november 2014.
2014 dari www.Who.go.id
http://www.kpalampung.or.id/stats/St 16. Hulgan T. Dr. Absolute Count and
atCurr.pdf Percentage of CD4+ Lymphocytes Are
6. Lubis. Hubungan CD4 dengan Kejadian Independent Predictors of Disease
Infeksi Oportunistik pada HIV/AIDS Progression in HIV-Infected Persons
2014. Artikel Ilmu Karya Tulis Ilmian Initiating Highly Active Antiretroviral
Universitas Sumatra Utara 2014. Therapy. Div. of Infectious Diseases,
Repository USU. Vanderbilt University School of
7. Widoyono. Penyakit Infeksi Virus dalam Medicine. Oxford journals. 2007. Hal.
Penyakit Tropis. Edisi kedua. 425-431
Surabaya: Balai Penerbit Erlangga 17. Obirikorang. dkk. Total lymphocyte count
Medical series; 2011. Hal 107-122. as a surrogate marker for CD4 count
8. Shandra Sharon. Hubungan Jumlah in resource-limited settings.
Limfosit dan CD4 pada Penderita Department of Molecular Medicine,
HIV/AIDS 2010. Artikel Karya Tulis School of Medical Sciences, College
Ilmiah Universitas Indonesia 2010. of Health Sciences, Kwame Nkrumah
10
University of Science and Technology Management of Common
(KNUST), Kumasi, Ghana. Desember Opportunistic Infections/Malignacies
2012: hal. 128-133 among HIV-Infected Adult and
18. K resno, S.B. Imunologi: diagnosis dan Adolescent. NACO: 2007
prosedur laboratorium. Jakarta. Balai 21. Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi
penerbit Fakultas Kedokteran Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Indonesia, 2013. Cipta; 2005. Hal. 138–144
19. Wisakna R. Sumantri R. Indrati A.R. 22. Dahlan Sopiyudin. Statistik Untuk
Zwitser A. Jusuf H. 2012. Anemia and Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta:
Iron homeostasis in a cohort of HIV Salemba Medika; 2008. Hal. 167–174
infected patients in Indonesia. Jurnal 23. Ismael, Sofyan & Sudigdo. Dasar – Dasar
Biomed central infectious disease. Metodelogi Penelitian Klinis. Jakarta:
Diakses tanggal 17 november 2014. EGC; 2007. Hal. 20-21
20. Ministry of Health and Familly Welfare of
India. Guidelines for Prevention and
11