Você está na página 1de 6

AGRIKAN

OPEN ACCES Jurnal Agribisnis Perikanan (E-ISSN 2598-8298/P-ISSN 1979-6072)


Vol. 11 No. 2: 59-64 URL: https:https://ejournal.stipwunaraha.ac.id/index.php/AGRIKAN/
Oktober 2018
DOI: 10.29239/j.agrikan.11.2.59-64
Peer-Reviewed 

Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Ikan Cakalang Asap


(Katsuwonus pelamis)
(Influence of Storage Against Quality Fish Skipjack
(Katsuwonus pelamis))

Azis Husen1 , Ruslan A. Daeng2


1 Prodi THP FAPERTA, UniversitasMuhammadiyah Maluku Utara, Ternate, Indonesia. Email :azishusen50@yahoo.com
2 Prodi THP FAPERTA, UniversitasMuhammadiyah Maluku Utara, Ternate, Indonesia. Email :ruslan-daeng@yahoo.com

 Info Artikel: Abstrak. Ikan asap merupakan salah satu hasil olahan tradisional yang hampir semua jenis ikan dapat
Diterima : 22 Oktober 2018 digunakan sebagai bahan baku pengolahan pengasapan dengan memanfatkan kombinasi perlakuan dan
Disetujui : 01 Nov 2018
pemberian senyawa kimia alami dari hasil pembakaran bahan bakar. Penelitian ini untuk memperoleh waktu
Dipublikasi : 12 Nov. 2018
yang terbaik dalam proses pengasapan ikan cakalang (Katsowonus pelamis) sehingga dapat mengasilkan
Artikel Penelitian daging ikan asap dengan mutu yang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa lama
daya simpan daging ikan cakalang asap dan mutunya. Penelitian ini dengan menggunakan pengujian
 Keyword: mikrobiologi dan organoleptik yaitu untuk mengetahui warna, rasa, tekstur, aroma, bau dengan menggunakan
Suhu, Lama Penyimpanan, analisis statistik. Berdasarkan hasil penelitian analisis uji organoleptik pada daging ikan cakalang asap
Mutu Ikan Cakalang Asap terhadap warna, rasa, aroma, penampakan, dan tekstur dari kelima perlakuan tersebut menunjukan produk
ikan asap dengan masih dapat diterima oleh panelis sedangkan untuk hari ke-2 dan hari ke-3, daging ikan yang
 Korespondensi:
disimpan dilihat dari mutu dan kualitas serta rasa ikan asap sudah terkontaminasi jamur dan bakteri pada hari
Azis Husen
Universitas Muhammadiyah 4,5,6,7,8,dan ke-9 tidak bisa di konsumsi lagi, suhu yang digunakan untuk pengasapan ikan asap 80-110 oC
Maluku Utara sedangkan penyimpanan di frezeer 4oC dan lama penyimpanan ikan asap selama 9 hari. Parameter pengujian
Ternate, Indonesia mikrobiologi dengan hasil pengujian Angka Lempeng Total (ALT) untuk sampel ikan cakalang asap dengan
tiga analisis mendapatkan sampel yang pertama dengan nilai yang tekecil yaitu 31.508 sedangkan sampel yang
Email: kedua dengan nilai 32.905 dan yang ketiga adalah 35.801 dengan demikian bateri yang kecil adalah sampel
azishusen50@yahoo.com pertama.

Abstract. Moked fish is one of the processed products that can be used as raw material for processing together
Copyright© with the use of combinations and chemicals from fuel combustion. This research is to obtain the best time in
Oktober 2018 AGRIKAN the process of curing skipjack (Pelamis Katsowonus) so that it can produce smoked fish meat with good quality.
The purpose of this study was to determine how long the storing capacity of smoked skipjack meat and its
quality. This study uses microbiological and organoleptic testing, namely to find out the color, taste, texture,
aroma, smell by using statistical analysis. Based on the results of the organoleptic test analysis on smoked
skipjack meat on color, taste, aroma, appearance, and texture of the five treatments, the smoked fish products
can still be accepted by the panelists while for the 2nd and 3rd day, fish meat which is stored seen from the
quality and quality and taste of smoked fish has been contaminated with fungi and bacteria on the day
4,5,6,7,8, and the 9th can not be consumed anymore, the temperature used for smoked smoked fish is 80-110 oC
whereas storage in 4oC freerer and storage of smoked fish for 9 days. Microbiological testing parameters with
the results of testing the Total Plate Number (ALT) for samples of smoked skipjack with three analyzes get the
first sample with a small value of 31,508 while the second sample with a value of 32,905 and the third one is
35,801 so the small battery is the first sample.

I. PENDAHULUAN Ikan asap merupakan salah satu hasil


Sektor pengolahan ikan di Kota Ternate olahan tradisional yang hampir semua jenis ikan
yang memiliki prospek yang cerah untuk dapat digunakan sebagai bahan baku pengolahan
dikembangkan menjadi suatu kegiatan ekonomi pengasapan dengan memanfatkan kombinasi
yang tangguh sinergi dan berkelanjutan.Hal ini perlakuan dan pemberian senyawa kimia alami
didukung oleh potensi sumber daya perikanan dari hasil pembakaran bahan bakar alami.
yang relatif besar yang harus diberkembang lebih Pengasapan ikan berubah menjadi kuning emas
besar lagi (Tangke et all, 2018). Kota Ternate sampai kecoklatan, warna yang dihasilkan adalah
memiliki sumber daya perikanan ikan pelagis reaksi kimia melalui proses pengasapan ikan
cakalang yang paling melimpah dan paling tergantung suhu dan lingkungan sehingga daging
banyak ditangkap dan jadikan olahan ikan asap ikan yang diasapi warnanya merata (Adawyah,
yang konsumsi semua kalangan masyarakat dari 2007).
tingkat bawah menengah sampai atas (Tangke et Pengasapan ikan dan kecepatan penguapan
al, 2018). air tergantung pada kapasitas pengeringan udara
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 11Nomor 2 (Oktober 2018)

dan kecepatan pengaliran asap. Pada tahap ini 2.3. Metode Pengumpulan Data
dimana permukaan ikan sudah agak kering suhu 1. Data sekunder adalah data yang di peroleh
ikan akan mendekati suhu udara dan asap. secara tidak langsung dalam bentuk Library
Kecepatan pengeringan akan menjadi lambat research (penelitan kepustakaan), yaitu
karena air harus merembes dahulu dari lapisan mengumpulkan data dilakukan dengan kaitan
dalam daging ikan, bila pengeringan mula-mula permasalahan yang diteliti melalui literatur
dilakukan pada suhu yang terlalu tinggi maka jurnal, buku,
permukaan ikan akan menjadi keras (Aref, 2000). 2. Data Primer adalah adalah data yang di
Ikan tidak akan bisa di pertahankan apabila peroleh secara langsung dari obyek riset atau
penanganan dan pengolahan tidak cepat penelitian melalui observasi survei, wawancara,
dilakukan, oleh sebab itu setiap pengolahan hasil dokumentasi, alat pengambilan dan
perikanan yang memegang peranan penting pengukuran sampel.
adalah mutu. Mutu daging ikan asap yang baik
adalah memiliki harga jual yang memuaskan. 2.4. Pengujian organoleptik
Sebaliknya bila ikan sudah mengalami Pengamatan organoleptik meliputi
kerendahan mutu, maka hasil yang diperoleh penampakan, warna, aroma, rasa,, tekstur,
tidak sesuai dengan yang diharapkan. Dengan penampakan. Pengujian organoleptik ini
demikian tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempunyai peranan yang penting sebagai
mengetahui berapa lama daya simpan daging ikan pendeteksi awal dalam menilai mutu dan
cakalang dan mutu ikan asap tersebut. mengetahui lama penyimpanan dan perubahan
dalam produk analisis organoleptik dilakukan
II. METODE PENELITIAN sesuai dengan Standar Nasional, SNI 01-2346-2006.
2.1. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli- 2.5. Analisis Data
September 2018 Kelurahan Sasa Kota Ternate Analisis statistik adalah untuk mengetahui
Selatan Provinsi Maluku Utara sedangkan analisis nilai parameter penampakan, warna, aroma, rasa,
Oganoleptik dilakukan di Laboratorium dan tekstur diuji betujuan mengetahui pengaruh
Teknologi Hasil Perikanan Universitas terhadap nilai parameter yang
Muhammadiyah Maluku Utara dan lanjutkan dianalisis.Sedangkan untuk pengujian
anailisis Pengujian Mikrobiologi di Laboratorium mikrobiologi adalah menentukan jumlah
Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan mikroorganisme dalam suatu produk. Metode
(LPPMHP) Bastiong Provinsi Maluku Utara. cawan petri agar tuang (pour plate method) dengan
cara kerja sebagai berikut : Pipet 1 ml dari setiap
2.2. Alat dan Bahan pengenceran 10-1, 10-2, dst dan masukan ke dalam
Tempat dan wadah yang terbuat dari cawan petri steril. Lakukan secara duplo untuk
bambu dan kayu, panggang besi, baskom, setiap pengenceran. Tambahkaan 12 ml - 15 ml
penjepitan, papan pemotong, pisau, colbox, PCA yang sudah didinginkan dalam waterbath
termometer, Baskom, sarung tangan timbangan, hingga mencapai suhu 45 oC ± 1 oC ke dalam
gelas pengukur dan lembaran uji organoleptik masing-masing cawan yang sudah berisi contoh.
(scoor sheet), serta alat tulis menulis. Ikan yang Supaya contoh dan media PCA tercampur
digunakan ikan cakalang, sedangakan bahan sempurna lakukan pemutaran cawan ke depan ke
bakar yang digunakan adalah berupa sabut kelapa, belakang dan ke kiri-ke kanan. Catatan : untuk
tampurung kelapa dan kayu campuran lainya. pengujian bakteri termofilik, penambahan media
Prosedur penelitian ikan cakalang asap PCA kedalam cawan sebanyak 40 ml - 50 ml.
antara meliputi, tahap persiapan, tahap pencucian, Setelah agar menjadi padat, untuk penentuan
daging ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) mikroorganisme aerob inkubasi cawan-cawan
disiangi kemudian dicuci bersih, tahap penerisan tersebut dalam posisi terbalik dalam inkubator
daging dengan cara berdiri tujuannya untuk selama 72 jam ± 2 jam pada suhu 22 oC ± 1 oC
mengurangi air, tahap pengasapan dipisahkan (psikrofilik); 35oC (mesofilik); 45oC (termofiik).
sesuai jenis ukuran ikan, proses pengasapan ikan Untuk penentuan mikro organisme anaerob,
dengan suhu panas selanjutnya ikan yang diasapi inkubasi cawan-cawan tersebut dalam posisi
dibalik dioleskan dengan minyak kelapa dan terbalik dalam anaerob dan masukan kedalam
kemudian ikan diasapi ulang sampai matang. inkubator selam 72 jam ± 2 jam pada suhu 22 oC ± 1
oC (psikrofiik); 35 oC (mesofilik); 45 oC (termofii).

60
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 11Nomor 2 (Oktober 2018)

tersebut agar tidak hangus sehingga beraroma


III. HASIL DAN PEMBAHASAN khas dan daging ikan cakalang berwarna
3.1. Gambaran Umum Ikan Asap Cakalang kemerahan selanjutnya pengasapan dilakukan
Kelurahan Sasa Kota Ternate Selatan kembali dengan menggunakan dengan suhu
Pengasapan ikan merupakan usaha panas yaitu 80-110ºC dengan waktu pengasapan
pengolahan yang sangat potensial saat ini selama 2-4 jam sudah matang ikan didingkan
dijalankan di Kelurahan Sasa Kota Ternate Selatan selama 30 menit sesuai dengan waktu yang telah
yang masih bersifat tradisional atau (Home ditentukan dengan jarak antara sumber api dengan
Industri) usaha pengasapan ikan ini mulai di rilis ikan sangat dekat, sehingga dapat mempengaruhi
atau dibuka petama kali pada bulan Oktober daging dan mutu ikan asap yang dihasilkan
Tahun 2014 dengan pengasapan pertama yaitu dengan baik dimana mutu tersebut berpengaruh
dengan menggunakan jenis ikan cakalang yang terhadap daya awet ikan asap selama dalam proses
dibeli di Pelabuhan Peikanan Nusantara Ternate penyimpanan.
dengan memproduksi ikan cakalang asap Hasil penelitian menunjukan mutu daging
sebanyak 15 ekor sedangkan bahan bakar yang ikan cakalang asap dari hasil kombinasi jarak,
digunakan untuk pengasapan adalah kayu suhu dan lama pengasapan selama penyimpanan
mangrove. di freezer pada hari ke 0-9 dengan suhu ruang 4ºC
Proses pengasapan ikan yang dengan model hasil menunjukkan bahwa perbedaan kombinasi
pengasapan terbuka, untuk pengasapan ikan selama penyimpanan memberikan pengaruh yang
cakalang masih menggunakan bahan bakar nyata terhadap kualitas daging ikan cakalang
campuran berupa sabut kelapa, tampurung kelapa, selama penyimpanan pada hari ke 9.
kayu mangrove dan kayu campuran.
3.3. Hasil Penilain Organoleptik
3.2. Pengasapan Ikan Cakalang (Katsuwonus Analisis hasil uji organoleptik ikan cakalang
Pelamis) asap dinilai berdasarkan pada kriteria yaitu
Hasil penelitian pengasapan ikan cakalang penampakan, rasa, warna, tekstur, dan aroma
asap yang ada Kelurahan Sasa Kota Ternate dengan jumlah panelis sebanyak 25 0rang.
Selatan merupakan pengolahan pengasapan ikan Adapun hasil analisis nilai rata-rata organoleptik
saat ini masih popular kembangkan dan dapat dilihat pada Gambar1.
dijalankan. Berdasarkan hasil penelitian 1. Penampakan
mendaptakan proses pengasapan ikan yang Hasil penelitian mendapatkan tingkat
dilakukan masih menggunakan media terbuka penerimaan terhadap penampakan daging cakalang asap
nilai dengan rata-rata dengan lama penyimpanan 0 hari
dengan bentuk rumah kecil yang dimana dibuat
yaitu 5.24 karena jumlah panelis memilih nilai dominan
dengan menggunakan bambu dan papan ditutupi
rata-rata 6-7 hal ini dikarenakan asap yang diserap oleh
dengan seng dengan jarak bambu dan kayu adalah tubuh ikan sangat bervariasi tergantung dari jenis bahan
5 cm. Proses pengasapan ikan yang yang sudah bakar yang digunakan sehingga warna pada permukaan
diasapi didalam ruangan kamar terbuka sangat ikan juga berbeda dengan demikian hasil daging ikan
membutuhkan waktu yang lama dengan demikian asap rata-rata panelis memberikan nilai penampakan
daging ikan yang diasapi benar-benar matang daging ikan lebih rapi dan sangat rapi sesuai dengan
secara merata dan daya awet daging ikan lebih Standar SNI 2725.3: 2009 dimana nilai minimum SNI
kompak dibandingkan dengan cara pengasapan untuk penampakan adalah 7 artinya untuk penampakan
memenuhi standar mutu ikan asap.
mengunakan ruangan atau media lain. Menurut
2. Rasa
Afrianto et al (1989). Penurunan nilai mutu yang
Rasa merupakan salah satu faktor penentu
terlalu cepat dipengaruhi oleh tingkat kesegaran tingkat kesukaan panelis terhadap produk pangan. Cita
ikan, dan kondisi lingkungan yang kurang baik. rasa dari bahan pangan banyak dinilai dengan
Berdasarkan hasil penelitian mendaptakan menggunakan indra pengecap atau lidah berdasarkan
proses pengasapan ikan yang dilakukan masih hasil analisis organoleptik ikan cakalang asap pada
menggunakan media terbuka dengan bentuk penyimpanan hari 0 yaitu dengan nilai rata-rata untuk
rumah kecil yang dimana dibuat dengan rasa ikan cakalang asap adalah 5.16 dengan peniliain
menggunakan bambu dan papan dengan jarak panelis 6-7 hasil analisis organoleptik bahwa rasa ikan
cakalang asap sangat enak dan amat sangat enak
satu dan lainya adalah 5 cm. Hasil penelitian
disebabkan karena daging ikan cakalang waktu
jumlah ikan yang dipakai adalah 25 ekor ikan
pengasapan dengan menggunakan suhu tinggi sehingga
yang diasapi selama 1 jam kemudian dioleskan daging ikan cakalang benar-benar matang. Menurut
dengan minyak kelapa tujuannya ikan cakalang

61
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 11Nomor 2 (Oktober 2018)
Wibowo, (2000), kriteria mutu organoleptik untuk rasa tajam tanpa rasa getir atau pahit, dan tidak berasa
ikan asap adalah enak, rasa asap terasa lembut sampai tengik.

Nilai
2 5.24 5.16 5.08
1,5 4.72
4.6
1

0,5

0
Penampakan Rasa Warna Tekstur Aroma

1 2 3 4 5

Gambar 1. Nilai penampakan, rasa, warna, tekstur dan aroma ikan cakalang asap

3. Warna terhadap aroma meiliki nilai rata-rata 4.6 dengan


Hasil analisis organoleptik warna daging ikan pemberian nilai pada oroma daging ikan cakalang asap
cakalang asapmenunjukan bahwa tingkat kesukaan 5-6 yaitu sangat suka dan amat sangat suka dengan hasil
panelis terhadap warna memiliki nilai rata-rata 4.72 ini bahwah aroma danging ikan cakalang asapa
dengan pemberian nilai pada panelis 5-6 terhadap warna memiliki aroma yang baik untuk konsumen. Aroma
daging ikan yaitu suka dan sangat suka dengan dan rasa tersebut berasal dari asap yang diberikan.
demikian warna daging ikan cakalang asap sangat Semakin tinggi kosentrasi asap yang diberikan maka
menarik sehigga produk ikan tersebut diberikan nilai aroma dan rasa asap pada ikan pun akan semakin
sangat baik. Hasil penelitian Giullen dan Manzanos, meningkat dan ikan yang baru mengalami proses
(2002) asap dapat berperan sebagai pemberi warna pada pengasapan memiliki aroma asap yang lembut sampai
tubuh ikan sehingga ikan yang diawetkan dengan cukup tajam, tidak tangik, tanpa bau busuk, tanpa bau
proses pengaspan berrna kuning keemasan dan dapat asing, tanpa bau apek dan asam (Martines et al., 2007).
membangkitkan selera konsumen untuk menikmatinya. Menurut Swastawati dkk., (2013) penampakan,
Semakin tinggi kosentrasi asap yang diberikan maka bau, warna dan tekstur dari ikan aspa terbentuk akibat
semakin gelap atau kecoklatan. dari reaksi gugus karbonil yang terkandung dalam asap
4. Tekstur sehingga bereaksi dengan protein dan lemak dalam
Tekstur dapat berupa kekerasan, kerenyahan, tubuh ikan. Asap berperan penting dalam
dan elastis dalam produk yang dihasilkan berdasarkan pembentukan warna, tekstur dan rasa. Komponen
hasil penelitian organoleptik untuk tekstur ikan karbonil utama dalam asap yang berperan penting
cakalang asap UD. Nurlita dengan nilai rata-rata 1,68 adalah phenol, komponen ini dapat berperan sebagai
dengan lama penyimpanan 0 hari dengan demikian anti oksidan.
tekstur ikan cakalang asap dikategorikan sangat segar
karena memiliki tekstur yang sangat padat dan kenyal 3.4. Karateristik Mikrobiologi Ikan Cakalang Asap
hasil penilain panalis rata-rata dengan nilai 6-7 sangat Hasil analisis karateristik hasil mikrobiologi ikan
lebih renyah dan amat renyah. Menurut Berhimpon, cakalang asap dapat dilihat pada Gambar 2. Hasil
(1993) bahwa perubahan tekstur dimana daging menjadi analisis jumlah bakteri mikrobiologi ikan asap dapat
lebih lunak terjadi apabila ikan sudah mulai mengalami dilihat pada Gambar 3 - 5.Hasil analisis pengujian yang
kemunduran mutu. Hal ini disebabkan mulai dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Pembinaan
terjadinya perombakan pada jaringan otot daging oleh dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP)
proses enzimatis. Bastiong Kota Ternate selama tiga hari yang dapat
Tekstur merupakan salah satu faktor yang disimpulkan bahwa dari analisis tiga sampel untuk
mempengaruhi pilihan konsumen ter-hadap suatu mengetahui nilai pengujian mikrobiologi. Terbukti
produk pangan (Purnomo, 1995). Tekstur daging ikan bahwa nilai dari tiga sampel yang diuji dari hasil
merupakan salah satu anggota tubuh ikan yang dapat perhitungan bakteri yang diperoleh lebih terkecil dari
digunakan sebagai parameter kesegaran tiga yaitu sampel a. nilai 31.508 sedangkan sampel b.
5. Aroma nilai 32.90 dan sampel c. nilai 35.801 hasil perhitungan
Hasil analisis penilaian untuk aroma ding ikan bakteri.
cakalng asap di peroleh menujukan tingkat kesukaan

62
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 11Nomor 2 (Oktober 2018)

Hasil Pengujian Angka Lempeng Total (ALT)


40
35,801
31,508 32,905
30

20

10

0
a b c

Gambar 2. Pengujian Mikrobiologi Ikan Asap Cakalang


Keterangan : Hasil angka-angka pada baris yang sama dan diikuti huruf
superscripts yang berbeda (a,b,c) menyatakan hasil yang berbeda nyata
(P<0,05).

Gambar 3. Bakteri Mikrobiologi Gambar 4. Bakteri Mikrobiologi Gambar 5. Bakteri Mikrobiologi


Ikan asapsampel a Ikan asapsampel b Ikan asapsampel c

Ikan merupakan bahan pangan yang sangat IV. PENUTUP


mudah rusak dan produk makanan laut yang selalu Hasil analisis uji organoleptik pada daging ikan
dihubungkan dengan cemaran mikroba (Saparinto, cakalang asap terhadap warna, rasa, aroma, penamakan,
2010).Jumlah mikroba dalam bahan pangan dan tekstur kelima perlakuan tersebut menunjukan
mempengaruhi cepat lambatnya kerusakan suatu bahan produk ikan asap yang di hasilkan masih dapat diterima
pangan. Menurut Hadiwiyoto (1993), cepat lambatnya pada hari ke-2 dan hari ke-3, setelah hari ke-3 daging
kerusakan hasil perikanan secara mikrobiologis ikan cakalang yang disimpan mutu dan kualitas serta
tergantung pada kecepatan pertumbuhan mikrobia yang rasa daging ikan asap sudah terkontaminasi jamur dan
ada terutama bakteri pembusuk. Pertumbuhan bakteri bakteri pada hari 4,5,6,7,8,dan ke-9 tidak bisa di
pada umumnya diartikan sebagai kenaikan jumlah konsumsi. Sedangkan untuk pengujian mikrobiologi
konstituen dalam sel atau massanya, kemudian diikuti ikan cakalang asap dengan tiga analisis mendapatkan
oleh perbanyakan sel sehingga jumlah sel menjadi sampel yang pertama dengan nilai yang tekecil yaitu
bertambah banyak. 31.508 sedangkan sampel yang kedua dengan nilai
Mikrobiologis adalah salah satu aspek yang 32.905 dan yang ketiga adalah 35.801 dengan demikian
menentukan penilaian kemunduran mutu produk- bakteri yang paling terkecil adalah 31.508 dapat katakan
produk hasil perikanan. Dalam pengujian mutu ikan hasilnya berbeda nyata.
asap sebagai produk hasil perikanan dengan perlakuan
jenis ikan dan lama penyimpanan dapat ditentukan UCAPAN TERIMA KASIH
penilaian mutu dengan hasil pengujian secara Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu
mikrobiologis sehingga kita dapat mengetahui Nurlita dan Bapak yang telah membantu memfasilitas
kemungkinan tumbuh bakteri pathogenik yang bersifat penelitian saya dan awal sampai akhir. Pegawai
racun yang kemungkinan tumbuh dan berkembang biak Laboratorium Mikrobiologi Pembinaan dan Pengujian
pada produk ikan asap yang kita buat. Dalam pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Bastiong Kota Ternate
mikrobiologis ada beberapa parameter yang dapat Adik-adik saya mahasiswa Jurusan Teknologi Hasil
dijadikan indikator mikrobiologis Parameter Angka Perikanan Perikanan Universitas Muhammadiyah
Lempeng Total ALT (Afrianto et al. 1989). Maluku Utara yang telah membantu fasilitas sehingga
dapat terselesainya penelitian ini.

63
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 11Nomor 2 (Oktober 2018)

REFERENSI

Afrianto dan Liviawaty. 1989. Pengawetan dan Pengolahan Ikan. Jogjakarta: Penerbit Kanisius.
Adawyah, R. 2007. Pengolahan dan Pengawetan Ikan.Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Arief,I.I.2000. Pengaruh aplikasi kultur kering dengan beberapa kombinasi mikroba terhadap kualitas
fisika-kimia dan mikrobiologi fermentasi. Tesis Program Pasca Sarjana ITB, Bogor.
Berhimpon, S. 1993. Mikrobiologi Perikanan Ikan. Universitas Sam Ratulangi. Manado. 52 hlm.
Giullen MD and Manzanos MJ. 2002. Study of the volatile composition of an aqueous oak smoke
preparation. Food Chemistry 79:283-292.
Hadiwiyoto, Suwedo. 1993. Teknologi Pangolahan Hasil Peikanan. Liberty. Yogyakarta
Martinez O, Salmeron J, Guillen MD, and Casas C. 2007. Sensorial and physicochemical
caharacteristics of salmon (Salmon salar) treated by different smoking process
during storage. Food Science and Technology International 13(6):477-484.
Saparinto, Cahyo. 2010. Usaha Ikan Konsumsi di Lahan 100m2, Jakarta : Penebar Swadaya
SNI.01-2346-2006. Petunjuk Pengujian Organoleptik dan atau Sensori. Badan Standarisasi Nasional
SNI.2725.3: 2009. Ikan Asap Bagian 3. Penanganan dan Pengolahan Badan Standarisasi Nasional.
Jakarta.
Swatawati F. Surti T, Agustini T W, dan Riyadi P H. 2013. Karakteristik Kualitas Ikan Asap Yang
Diproses Menggunakan Metode Dan Jenis Ikan Berbeda. Jurnal Aplikasi Teknologi
Pangan Vol. 2 No. 3.
Purnomo,H., 1995 Aktivitas Air dan Peranannya dalam pengawetan Pangan. UI Press. Jakarta.
Umar Tangke., Sangadji I., Rochmady R., Susiana S., 2018 A population dynamic aspect of Selaroides
leptolepis in the coastal waters of South Ternate Island, Indonesia. AACL Bioflux 11(4):1334-
1342.
Umar Tangke, Sitkun Deni and Asri Aunaka., 2018. The Influence of Using Bait Types to the Number
and Composition of Fishing Traps Catch in South Ternate Waters. IOP Publishing. IOP Conf.
Series: Earth and Environmental Science 175 (2018)012231. DOI :10.1088/1755-1315/175/1/012231..
Wibowo, S. 2000. Industri Pengasapan Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta.

How to cite this article:


Husen A, dan Ruslan A. Daeng. 2018. Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Ikan Cakalang Asap
(Katsuwonus pelamis). Jurnal AGRIKAN Volume 11 Nomor 2, E-ISSN 2598-8298/P-ISSN 1979-
6072. DOI: https://doi.org/10.29239/j.agrikan.11.2.59-64.

64

Você também pode gostar