Você está na página 1de 6

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Trauma pada satu bagian system musculoskeletal atau
trauma ekstremitas dapat menyebabkan disfungsi struktur di
sekitarnya dan struktur yang dilindungi atau disangganya serta
kerusakan pada otot, pembuluh darah dan saraf. Trauma otot dan
tulang dapat terjadi tanpa atau disertai trauma system lain. Bila
hanya ekstremitas yang mengalami trauma biasanya tidak dianggap
sebagai prioritas pertama. Trauma ekstrimitas adaah trauma yang
mengakibatkan cedera pada ekstrimitas secara umum dikenal
dalam bentuk fraktur, dislokasi, amputasi.
B. Etiologi
Mekanisme cedera/trauma antara lain tabrakan/kecelakaan
kendaraan bermotor, penyerangan, jatuh dari ketinggian, cedera
waktu olah raga, cedera waktu bersenang-senang atau waktu
melakukan pekerjaan rumah tangga.
C. Patofisiologi
Menurut Black dan Matassarin (1993) serta Patrick dan
Woods (1989). Ketika patah tulang, akan terjadi kerusakan di
korteks, pembuluh darah, sumsum tulang dan jaringan lunak.
Akibat dari hal tersebut adalah terjadi perdarahan, kerusakan
tulang dan jaringan sekitarnya. Keadaan ini menimbulkan
hematom pada kanal medulla antara tepi tulang dibawah
periosteum dan jaringan tulang yang mengitari fraktur. Terjadinya
respon inflamasi akibat sirkulasi jaringan nekrotik adalah ditandai
dengan vasodilatasi dari plasma dan leukosit. Ketika terjadi
kerusakan tulang, tubuh mulai melakukan proses penyembuhan
untuk memperbaiki cidera, tahap ini menunjukkan tahap awal
penyembuhan tulang. Hematom yang terbentuk bisa menyebabkan
peningkatan tekanan dalam sumsum tulang yang kemudian
merangsang pembebasan lemak dan gumpalan lemak tersebut
masuk kedalam pembuluh darah yang mensuplai organ-organ yang
lain. Hematom menyebabkan dilatasi kapiler di otot, sehingga
meningkatkan tekanan kapiler, kemudian menstimulasi histamin
pada otot yang iskhemik dan menyebabkan protein plasma hilang
dan masuk ke interstitial. Hal ini menyebabkan terjadinya edema.
Edema yang terbentuk akan menekan ujung syaraf.
Cedera akibat olahraga dikarenakan beberapa hal seperti
tidak melakukan exercise sebelum olahraga memungkinkan
terjadinya dislokasi, dimana cedera olahraga menyebabkan
terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi sehingga
dapat merusak struktur sendi dan ligamen. Keadaan selanjutnya
terjadinya kompresi jaringan tulang yang terdorong ke depan
sehingga merobek kapsul/menyebabkan tepi glenoid teravulsi
akibatnya tulang berpindah dari posisi normal. Keadaan tersebut
dikatakan sebagai dislokasi.
Begitu pula dengan trauma kecelakaan karena kurang
kehati-hatian dalam melakukan suatu tindakan atau saat berkendara
tidak menggunakan helm dan sabuk pengaman memungkinkan
terjadi dislokasi. Trauma kecelakaan dapat kompresi jaringan
tulang dari kesatuan sendi sehingga dapat merusak struktur sendi
dan ligamen. Keadaan selanjutnya terjadinya kompres jaringan
tulang yang terdorong ke depan sehingga merobek
kapsul/menyebabkan tepi glenoid teravulsi akibatnya tulang
berpindah dari posisi normal yang menyebabkan dislokasi.
D. Maninfestasi Klinik
1. Fraktur
Lewis (2006) menyampaikan manifestasi klinik fraktur adalah
sebagai berikut:
a. Nyeri
Nyeri dirasakan langsung setelah terjadi trauma. Hal ini
dikarenakan adanya spasme otot, tekanan dari patahan
tulang atau kerusakan jaringan sekitarnya.
b. Bengkak / edema.
Edema muncul lebih cepat dikarenakan cairan serosa
(protein plasma) yang terlokalisir pada daerah fraktur dan
extravasi daerah di jaringan sekitarnya.
c. Memar / ekimosis
Merupakan perubahan warna kulit sebagai akibat dari
extravasi daerah di jaringan sekitarnya.
d. Spame otot
Merupakan kontraksi otot involunter yang terjadi disekitar
fraktur.
e. Penurunan sensasi
Terjadi karena kerusakan syaraf, tertekannya syaraf karena
edema.
f. Gangguan fungsi
Terjadi karena ketidakstabilan tulang yang fraktur, nyeri
atau spasme otot, paralysis dapat terjadi karena kerusakan
syaraf.
g. Mobilitas abnormal
Adalah pergerakan yang terjadi pada bagian-bagian yang
pada kondisi normalnya tidak terjadi pergerakan. Ini terjadi
pada fraktur tulang panjang.
h. Krepitasi
Merupakan rasa gemeretak yang terjadi jika bagian-bagaian
tulang digerakkan.
i. Deformitas
Abnormalnya posisi dari tulang sebagai hasil dari
kecelakaan atau trauma dan pergerakan otot yang
mendorong fragmen tulang ke posisi abnormal, akan
menyebabkan tulang kehilangan bentuk normalnya.
j. Gambaran X-ray menentukan fraktur
Gambaran ini akan menentukan lokasi dan tipe fraktur
2. Dislokasi
Adapun tanda dan gejalaynag dialami pasien dengan trauma
ekstrimitas dislokasi yaitu : nyeri, Perubahan kontur sendi,
perubahan panjang ekstremitas, kekakuan, kehilangan
mobilitas abnormal dan perubahan sumbu tulang yang
mengalami dislokasi

E. Komplikasi
Adapun beberapa komplikasi yang disebabkan oleh trauma
ekstrimitas baik karena fraktur maupun deformitas adalah :
1. Syok, yang bisa berakibat fatal dalam beberapa jam setelah
cedera
2. Emboli lemak yang dapat terjadi dalam 48 jam atau lebih dan sindrom
kompartemen yang berakibat kehilangan fungsi ekstremitas permanen
jika tidak ditangani segera.
3. Operasi irigasi dan debridemen pada fraktur terbuka harus diulakukan
dalam waktu 6 jam setelah terjadi cedera.
4. Cedera kulit, kerusakan pembuluh darah, syaraf tepi dan
medula spinalis
5. Kaku sendi
6. Osteoporosis
7. Ketidakstabilan sendi
8. Reflex sympathetic dystrophy
9. Recurrent dislocation
10. Myositis ossificans
11. Peny. Sendi degeneratif (OA)

F. Penatalaksanaan
Tujuan tindakan penanggulangan cedera muskuloskeletal
menurut definisi orthopaedic adalah untuk mencapai rehabilitasi
pasien secara maksimum dan utuh dilakukan dengan cara medik,
bedah dan modalitas lain untuk mencapai tujuan terapi. Ada 4 hal,
biasa disingkat 4R, yang harus diperhatikan :
a. Recognition
Pada trauma ekstremitas perlu diketahui kelainan apa yang
terjadi sebagai akibat cedera tersebut, baik jaringan lunak atau
tulanhnya. Dengan mengenali gejala dan tanda pada
penggunaan fungsi jaringan yang terkena cedera.

Fraktur merupakan akibat suatu kekerasan yang


menimbulkan kerusakan tulang disertai jaringan lunak
sekitarnya.

Dibedakan pada trauma tumpul dan trauma tajam, langsung


dan tidak langsung. Pada umurya trauma tumpul akan
memberikan kememaran yang difus pada jaringan lunak
termasuk gangguan neurovaskuler yang menentukan vitalitas
ekstremitas bagian distal dari bagian yang cedera.

b. Reduction atau Reposisi


Reposisi adalah tindakan untuk mengembalikan jaringan atau
fragmen tulang pada posisi semula. Tindakan ini diperlukan guna
mengembalikan kepada bentuk semula sebaik mungkin, agar
fungsidapat kemmbali semaksimal mungkin.
c. Retaining
Retaining adalah tindakan imobilisasi atau fiksasi untuk
mempertahankan hasil reposisi dan memberi istirahat pada spasme
otot pada bagian yang sakit agar mencapai penyembuhan dengan
baik. Imobilisasi yang tidak adekuat dapat memberikan dampak pada
penyembuhan dan rehabilitasi.
d. Rehabilitation
Rehabilitasi berarti mengembalikan kemampuan anggota gerak
yang cedera untuk dapat berfungsi kembali. Falsafah lama mengenai
rehabilitasi adalah tindakan setelah tindakan kuratif dalam mengatasi
kendala sequele atau kecacatan,agar seseorang dapat berfungsi
kembali. Rehabilitasi menekan upaya pada fungsi dan akan lebih
berhasil bila dilaksanakan sedini mungkin.

Você também pode gostar