Você está na página 1de 9

I.

KONSEP KELUARGA
A. Defenisi
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui
pertalian darah, adopsi atau perkawinan (WHO, 1969)
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami, istri,
atau suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya (UU No. 10
Tahun 1996).
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubunhan darah, hubungan perkawinan atau atau pengangkatan dan mereka hidup
dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-
masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan (Salucion dan Ara
Celes).
B. Ciri keluarga
Ada beberapa ciri keluarga Indonesia secara menyeluruh, adalah sebagai berikut :
- Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat gotong royong
- Dijiwai oleh nilai kebbudayaan ketimuran
- Umumnya dipimpin oleh suami meskipun proses pemutusan dilakukan secara
musyawarah.
C. Tipe keluarga
Tipe keluarga dibedakan berdasarkan keluarga tradisional dan non tradisional
1. Keluarga tradisional
Yang temasuk keluarga tradisional adalah :
- Keluarga inti (Nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri,
dan anak-anak yang hidup dalam rumah tangga yang sama
- Keluarga dengan orang tua tunggal (Single Parent) yaitu keluarga hanya
dengan satu orang yang mengepalai akibat dari perceraian, pisah atau
ditinggalkan.
- Pasanga inti (keluarga diyad) haya terdiri dari suami dan istri saja, tanpa anak
atau tidak ada anak tinggal bersama mereka
- Bujang dewasa (single adult) yag tinggal sendirian
- Pasanga usia pertengahan atau lansia, suami sebagai pencari nafka, istri
tunggal dirumah dengan anak sudah kawin atau sudah bekerja
- Jaringan keluarga besar terdiri dari dua keluarga inti atau lebih atau anggota
keluarga yang tidak menikah yang hidup berdekatan dalam daerah geografis
2. Keluarga non tradisional
- Keluarga dengan orang tua yang mempunyai anak tetapi tida menikah
(biasanya terdiri dari ibu dan anak saja)
- Pasangan suami istri yang tidak menikah dan telah mempunyai anak
- Keluarga gay/lesbian adalah pasanga yang berjenis kelamin sama yang hidup
bersama sebgai pasangan yag menikah
- Keluarga komuni adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih satu pasangan
menegami dengan anak-anak, secara bersama menggunakan fasilitas, sumber
dan memiliki pengalaman yang sama
D. Struktur keluarga
1. Ciri-ciri struktur keluarga
Menurut Mubarak dkk (2006), ciri-ciri dari struktur keluarga daalah sebagai
berikut :
- Terorganisasi
Keluarga adalah cerminan sebuah organisasi, dimana setiap anggota keluarga
memiliki peran dan funsinya masing-masing sehingga tujuan keluarga dapat
tercapai. Organisasi yang baik ditandai denga adanya hubunga yang kuat
antara anggota sebagai bentuk saling ketergantungan dalam mencapai tujuan.
- Keterbatasan
Dalam mencapai tujuan, setiap anggota keluarga mamiliki peran dan
tanggung jawab masing-masing, singga dalam berintraksi setiap anggota
tidak bisa semena-mena tetapi memiliki keterbatasan yang dilandaskan pada
tanggung jawab masing-masing anggota keluarga
- Perbadaan dan kekhususan
Adanya peran yang beragam dalam keluarga menunjukan bahwa masing-
masing anggota keluarga mempunyai peran dan fungsi yang berbeda dan
khas seperti halnya pesan ayah sebagai pencari nafka utama dan peran ibu
sebagai anggota keluarga yang merawat anak-anak
2. Jenis struktur keluarga
Berikut adalah struktur keluarga yang umumnya terdapat di Indonesia secara
umum :
a. Berdasarkan jalur hubungan darah
1) Patrilineal
Yang dimaksudkan dengan struktur patrilineal adalah keluarga sedarah
yang terdiri dari sanak saudara dalam beberapa generasi dimana hubgan itu
disussun berdasarkan garis keturunan.
2) Matrilineal
Yang dimaksudkan dengan struktur matrilineal adalah keluarga yang
sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi
dimana hubungan itu disusun melalui garis keturunan ibu.
b. Berdasarkan keberadaan tempat tinggal
1) Matrilokal
Merupakan sepasang suami istri yang mana setelah menikah dan tinggal
berasama keluarga sedarah istri
2) Patrilokal
Merupakan sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami
c. Berdasarkan pribadi pengambilan keputusan
Keputusan merupakan pesan yang harus dilakukan oleh suami atau istri
sebagai dasar dari pembinaan keluarga. Namun tidak seluruhnya pengambilan
keputusan dilaksanakan bersama-sama, berikut adalah pembagian struktur
berdasarkan siapa yang mengambil keputusan, adalah sebagai berikut :
1) Patriakal
Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak suami. Pengambila
keputusan bagi keluarga yang menganut struktur patriakal mamang
didasarkan pada peran ayah. Yang mengetuk palu persetujuan, namun
dalam menentukan keputusan tersebut seharusnya melibatkan ibu sebagai
orang yang mempertimbangkan.
2) Matriakal
Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak istri. Dalam struktur
matriakal, peran istri adalah sebagai pengambil keputusan. Namun
seharusnya perlu melibatkan suami dalam mempertimbangkan keputusan
tersebut
E. Peran keluarga
Berbagai peran formal dalam keluarga :
1. Peran ayah
Sebagi suami dan istri dan ayah dari anak-anak berperan sebagi pencari nafka,
pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman. Juga sebagai keluarga. Sebagai
anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarat dilingkungan
2. peran ibu
sebagi istri dari suami dan ibu dari anak-anak berperan untuk mengurus rumah
tangga, sebagai pengasuh dan pendidik bagi anak-anaknya, pelindung dan salah
satu anggota kelompok sosial, serta sengai anggota masyarkat dan lingkungan
disamping dapat berperan pula sebagai pencari nafka tambahan keluarga
3. peran anak
adalah melaksanakan peranan psikososial sesuai denga tingkat perkembangannya
baik fisik, mental, sosial dan spritual
F. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif
Merupakan bais sentral bagi pembentukan dan eberlangsungan unit keluarga yang
dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikologis anggota keluarga.
Komponen yang diperlukan dalam melaksanakan fungsi afektif adalah adanya
saling asuh, menerima, menghormati dan mendukung antar anggota keluarga,
menaru perhatian dan cinta kasih dan kehangatan, membina kedewasaan
kepribadian anngota keluarga.
2. Fungsi sosialisasi
Merupakan fungsi yang mengembangkan dan tempat melati anak unntuk
berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan
orang lain. Anggota keluarga belajar disiplin, norma-norma, budaya dan perilaku,
melaui hubungan dan interaksi dalam lingkup keluarganya sendiri
3. Fungsi ekonomi
Kebutuhan yang harus dipenuhi dalam keluarga mencakup kebutuhan makan,
pakaian, tempat berlindung yang aman dan nyaman (rumah). Yang dilakukan
keluarga dalam menjalani fungsinya adalah mencari fungsi sumber penghasilan
untuk memenuhi kebutuhan keluarga, mengatur penggunaan penghasilan keluarga
untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Menabung untuk memenuhi kebutuhan
keluarga dimana yang akan dilakukan seperti pendidikan anak dan jamina dimasa
tua
4. Fungsi reproduksi
Keluarga memiliki fungsi untuk menjaga kelagsungan generasi dan juga untuk
keberlangsunga masyarakat. Komponen yang dilaksanakan keluarga dalam
melaksanakan fungsinya adalah meneruskan keturunan, memelihara dan
membesarkan anak, memenuhi gizi keluarga, memelihara dan merawat anggota
keluarga
5. Fungsi perawatan keluarga
Merupakan fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan kelaurga agar tetap
memiliki produktifitas yang tinggi
Menurut Efendi (1993) terdapat fungsi pokok keluarga terhadap anggota
keluarganya adalah :
1. ASIH
Yaitu memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangat pada anggota
keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh berkembang sesuai denga
usia dan kebutuhannya.
2. ASUH
Yaitu menuju kebutuhan pemeliharaan dan keperawatan anak agar
kesehatannnya selalu terpelihar, sehingga diharapakan menjadikan mereka
anak-anak baik fisik, mental dan spritual.
3. ASAH
Yaitu memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusai
dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya
Selain itu, dijabarkan delapan tugas dasar daam sebuah keluarga adalah
sebagia berikut :
1. Pemeliharaan fisik keluarga dan anggotanya
2. Memelihara sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga
3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan keluarganya
4. Sosialisasi antara anggota keluarga
5. Mengatur jumlah anggota keluarga
6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga
7. Penempatan anggota keluarga dalam masyarakat lebih luas
8. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga

II. KONSEP MEDIS


a. Defenisi
Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa
lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau lokal. Dua jenis gastritis
yang sering terjadi adalah gastritis superficial akut dan gastritis atrofik kronis.
b. Etiologi
Gastritis disebabkan oleh infeksi kuman Helicobacter piylori dan pada awal
infeksi mukosa lambung menunjukkan respons inflamasi akut dan jika
diabaikan akan menjadi kronik.
Kalsifikasi gastritis
1. Gastritis akut
- Gastritis akut tanpa perdarahan
- Gastritis akan dengan perdarahan (gastritis hemoragik atau gastritis
erosifa)
Gastritis akut dari makan terlalu banyak dan terlalu cepat, makanan-makanan
yang terlalu berbumbuh atau mengandung microorganisme penyebab
penyakit, iritasi bahan seperti alkohol, aspirin, NSAID, lisol, serta bahan
korosif lain, refluks empedu atau cairan pankreas.
2. Gastritis kronik
Inflamsi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus beningna atau
maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylory (h.pylory)
3. Gastritis bakterial
Gastritis bacterial yang disebut juga gastritis infektiosa, disebabkan oleh
refluks dari duodenum.
c. Manifestasi klinis
1. Gastritis akut : nyeri epigastrium, mual, muntah, dan perdarahan
terselubun maupun nyat. Dengan endoskopi terlihat mukosa lambung
hyperemia dan udem, mungkin juga ditemukan erosi dan perdarahan aktif.
2. Gastritis kronik : kebanyakan gastritis asimptomatik, keluhan lebih
berkaitan dengan komplikasi gastritis atrofik, seperti tukak lambung,
defesiensi zat besi, anemia pernisiosa, dan karsinoma lambung

Pemeiksaan penunjang
1. Pemeriksaan darah
Tes ini diginakan untuk memeriksa adanya antibody H. Pylori dalam
darah. Hasil tes yang positif menunjukkan bahwa pasien pernah kontak
dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu tidak
menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah
dapatjuga dilakuka untuk memeriksa anemia, yang terjadi akibat
perdarahan lambung akibat gastritis.
2. Pemeriksaan pernafasan
Tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi oleh bakteri H.pilori
atau tidak.
3. Pemeriksaan feses
Tes ini memeriksa apakah terdapat h.pylori dalam feses atau tidak.
Hasil tang positif dapat mengindikasikan terjadinya infeksi.
4. Indeoskopi saluran cerna bagian atas
Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran
cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-X.
5. Ronsen saluran cerna bagian atas
Tes ini akanmelihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit
pencernaan lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium
terlebih dahulu sebelum dilakukan ronsen. Cairan ini akan melapisi
saluran cerna dan akan terlihat lebih jelis ketika dironsen.

Penatalaksanaan
1. Gastritis akut
Faktor utama adalah dengan menghilangkan etiologinya, diet
lambung dengan porsi kecil dan sering. Obat-obatan ditujukan
untuk mengatur sekresi asam lambung berupa antagonis reseptor
H2, inhibitor pompa proton, antikolinergik dan antasik juga
ditujukan sebagai sifoprotektor berupa sukralfat dan prostaglandin.
2. Gastritis kronis
Faktor utama ditandai oleh kondisi progesif epitel kelenjar disertai
sel parietal atau chief cell. Dinding lambung menjadi tipis dan
mukosa mempunyai permukaan yang rata, gastritis kronis ini
digolongkan menjadi dua kategori tipe A (altrofik atau fundal) dan
tipe B (antral).
d. masalah yang lazim muncul
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d masukan
nutrient yang tidak adeuat
2. Kekurangan volume cairan b.d masukan cairan tidak cukup dan kehilangan
cairan berlebihan karena muntah.
3. Nyeri akut b.d mukosa lambung teriritasi
4. Defesiensi pengetahuan b.d penatalaksanaan diet dan proses penyakit

III. KONSEP KEPERWATAN


A. Pengkajian
Pengkajian fokus terkait dengan penyakit gastritis meliputi :
a. Pola pemeliharaan kesehatan
Menggambarka presepsi, pemeliharaan dan penanganan kesehatan. Persepsi
terhadap arti kesehatan dan penatalaksanaa kesehatan, kemampuan menyusun
tujuan, pengetahuan tentang praktek kesehatan.
b. Pola nutiri metabolik
Menggambarkan masukan nutrisi, balance cairan dan elektrolit, nafsu makan,
pola makan, diet, kesehatan menelan, mual/muntah, makanan kesukaan.
c. Pola eliminasi
Menjelaskan pola fungsi eksresi, kandung kemih dan kulit. Kebiasaan defekasi,
ada tidanya masalah defekasi, masalah nutrisi (oligore, disuri) penggunaan
kateter, frekuensi defekasi dan miksi, karakteristik urin dan feses, pola input
cairan, infeksi saluran kemih.
d. Pola latihan aktivitas
Menggambarkan pola latihan, aktifitas fungsi pernafasan dan sirkulasi.
Pentingnya latihan/gerak dalam keadaan sehat dan sakit, gerak tubuh dan
kesehatan berhubungan satu sama lain. Range of motion (ROM), riwayat penyait
jantung, frekuensi, irama dan kedalaman nafas, bunyi nafas, riwayat penyakit
paru.
e. Pola kongenital perseptual
Menjelaskan persepsi sensori kongniti .polah persepsi sensori meliputi
pengkajian penglihatan, pendengaran ,persaan, pembau komposisnya trrhdap
tubuh sedangkang polah kongnitif didalamnya kemampuan daya ingat klien
terhadap peristiwa yang telah lama terjadi dan baru terjadi dan kemampuan
orientasi klien terhadap waktu, tempat dan nama orang lain. Tingkat pendidikan,
persepsi nyeri dan penanganan nyeri. Kemampuan untuk mengikuti, menilai
nyeri, pemakaian alat bantu dengar, melihat, kehilangan bagian tubuh/fugsinya,
tingkat kesadaran, orientasi pasien, adakah gangguan penglihatan, pendengaran,
persepsi nyeri, penciuman, dll.
f. Pola istirahat tidur
Menggambarkan tentang sikap dan diri sendiri dan presepsi tentang energi.
Jumlah jam tidur pada siang dan malam, masalah selama tidur, insomnia, mimpi
buruk, penggunaan obat, mengeluh letih.
g. Pola konsep diri persepsi diri
Menggambarkan sikap tentang diri sendiri dan persepsi terhadap kemampuan.
Kemampuan konsep diri antara lain gambar diri, harga diri, peran, identitas dan
ide dari diri sendiri. Manusuan sebagai sitem terbuka dimana keseluruhan bagian
manusia akan berinteraksi dengan limgkungannya. Disamping sebagian sistem
terbuka, manusia juga sebagai bio psiko sosial kultural spritual dan dalam
pandangan secara holistik. Adanya kecemasan, katakutan atau penilaian terhadap
diri, dampak sakit terhadap diri, kontak mata, isyarat non verbal, ekspresi wajah,
dan marasa tak berdaya.
h. Pola peran dan hubungan
Menggambarkan pengetahuan hubungan dan peran klien terhadap anggota
keluarga dan masyarakat tempat tinggal klien klien. Pekerjaan, tempat tinggal,
tidak punya rumah, tingkat laku yang posesif/agresif terhadap orang lain,
masalah keuangan dll.
i. Pola reproduksi dan seksual
Menggambarkan kepuasan atau masalah yang aktual atau dirasakan dengan
seksualitas dampak sakit terhadap seksualitas, riwayat haid, pemerikassan
mammae sendiri, riwayat penyakit hubungan seksual, pemeriksaan genetalia.
j. Pola mekanisme koping
Menggambarkan kemampuan untuk menangani stres dan penggunaan sistem
pendukung. Penggunaan obat untuk menangani sters, interaksi dengan orang
terdekat, menangis, kontak mata, metode koping yang busa digunakan, efek
penyakit tentang tingkat stres.
k. Pola keyakinan spritual
Menggambarkan dan menjelaskan pola nilai, keyakinan termasuk spritual,
menerangkan sikap dan keyakinan klien dalam melaksanakan agama yang
dipeluk dan konsekuensinya. Agama, kegiatan keagamaan dan budaya, bebagi
dengan orang lain, bukti melaksanakan nilai dan kepercayaan, mencari bantuan
spritual dan pantangan dalam agama selama sakit.

IV. Diagnosa dan Intervensi keperawatan


1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d masukan nutrient
yang tidak adeuat
Kriteria hasil :
- Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
- Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
- Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
Intervensi :
1. Kaji adanya alergi makanan
2. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake fe
3. Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian
4. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
2. Kekurangan volume cairan b.d masukan cairan tidak cukup dan kehilangan
cairan berlebihan karena muntah
Kriteria hasil :
- Mempertahankan urin output sesuai dengan usia dan BB, bj
Urin normal, ht normal
- Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
Intervensi :
1. Pertahankan catatan inteke dan ouput yang akurat
2. Monitar vital sigt
3. Monitor status nutrisi
4. Dorong keluarga untuk memebantu pasien makan
5. Tawarkan snake (jus buah, buah segar)

3. Nyeri akut b.d mukosa lambung teriritasi


Kriteria hasil :
- Mampu mengontrol nyeri ( tahu penebab nyeri, mampu meggunakan teknik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan )
- Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
- Mampu mengenali nyeri ( skala intensitas, frekuensi dan tanda nyeri )
Intervensi :
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik komunikaai terapiutik untuk mengetahui pengalaman
nyeri pasien
4. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
5. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan

4. Defesiensi pengetahuan b.d penatalaksanaan diet dan proses penyakit


Kriteria hasil :
- Pasien dan keluarga menyetakan pemahaman tentang penyakit, kondisi,
prognosi, dan program pengobatan
- Pasien dan keluarga mapu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat,
ataupun tim kesehatan lainnya
Intervensi :
1. Berikan penilaian tengtang tingkat penilaian tentang proses penyakit yang
spesifik
2. Jelaskan patofisiologi penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan
anatomi fisiologi dengan cara yang tepat
3. Gambarkan tanda dan gejala yang bisa muncul pada penyakit, dengan cara
yang tepat
4. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi dgan cara yang tepat
5. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk
mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses
pengontrolan penyakit.
DAFTAR PUSTAKA

Buku Aplikasi Asuhan Keperawatan NANDA NIC-NOC. Jilid 2.


Mediaction:Jogjakarta 2015

Você também pode gostar