Nama saya Febi Steelia Supandi. Kata Febi yang berarti bulan Februari, dan kata Steelia sebenarnya diambil dari salah satu nama Rumah Sakit di Cilegon, dan hanya diambil ‘steel’ saja. Sedangkan kata Supandi tidak lain adalah nama ayah saya. Jadi, arti lengkap nama saya ialah anak yang kuat seperti besi lahir di bulan Februari seperti ayahnya. Lahir di desa Mulyoharjo, Pemalang, Jawa Tengah. Tepat pada hari jumat, tanggal 13 Februari 1998. Saya dilahirkan secara normal dengan berat 2,8 kg, dibantu oleh bidan setempat.
Anak kedua dari 5 bersaudara, terlahir dari ibu
dan ayah yang bernama Titi Zaenuhumazah dan Supandi. Saya mempunyai seorang kakak yang bernama Yola Ghea Novria, saat ini ia sedang melanjutkan sekolah disalah satu Universitas di Karawang. Saya juga mempunyai tiga orang adik. Adik pertama saya bernama Gita Miswanda, saat ini ia bersekolah di bangku SMP. Monalisa, adik kedua
SMA NEGERI 5 KARAWANG
saya yang bersekolah di bangku SD. Dan terakhir Ahla Akifa Supandi, ia baru lahir dua tahun yang lalu.
Pada saat saya berumur 2 tahun, ayah saya
ditugaskan bekerja di Palembang. Dan memutuskan untuk tinggal disana. Selang satu tahun menetap disana, kami pindah rumah. Dan kota lumbung padi, Karawang menjadi pilihan kami. Di Karawang saya tinggal dirumah petak yang luasnya cukup untuk empat orang.
Ketika saya berumur 5 tahun, saya bersekolah
di TK. Kartika. Dikarenakan perjalanan dari rumah saya sampai ke sekolah jauh, belum lagi ibu saya yang harus bolak-balik dari TK ke sekolah yang banyak memakan waktu. Akhirnya saya tidak melanjutkan TK hingga tuntas. Tetapi, karena ibu saya berprofesi sebagai guru disalah satu sekolah di Karawang. Alhasil saya langsung melanjutkan sekolah ke tingkat Sekolah Dasar.
SMA NEGERI 5 KARAWANG
Life is never flat ...! Sebagai siswa baru saya mengikuti pembelajaran dan beradaptasi dengan baik. Hingga tiba saat pembagian raport, wali kelas saya mengatakan bahwa, saya harus mengulang lagi untuk bisa naik kelas. Saya merasa heran, karena saya yakin telah mengikuti pembelajaran dengan baik. Dan ternyata, alasan mengapa saya tidak naik kelas saat itu ialah, umur saya yang terlalu dini untuk naik ke kelas selanjutnya. Alasan lainnya ialah, ibu saya sengaja menyetujui untuk tidak menaik kelaskan saya kepada wali kelas yang tak lain adalah teman sekantornya.
Tahun ajaran baru pun tiba, saya bersekolah di
Sekolah Dasar yang sama seperti tahun sebelumnya di SD Negeri Warungbambu III. Awal masuk sekolah saya sangat takut, karena harus beradaptasi lagi dengan teman baru. Adaptasi yang saya lakukan tidak berlangsung lama, karena mungkin keramahan yang saya miliki.
SMA NEGERI 5 KARAWANG
Tiba pembagian raport semester 2 yang merupakan penentu naik atau tidaknya seorang siswa, hal ini membuat saya gugup dan takut. Takut hal sama akan terulang kembali saat ini. Seperti biasa, wali kelas membacakan siapa saja yang mendapatkan rangking di kelas saya. Wali kelas membacakan rangking dengan menghitung mundur. Dan ketika wali kelas saya mengatakan, “ yang mendapat rangking dua adalah ... FEBI “. Hal tersebut membuat saya bingung juga senang. Akhirnya, hasilnya memuaskan seperti apa yang saya harapkan.
Tahun ajaran baru, dan saya berhasil naik
kelas dengan baik. Ditahun ajaran baru, saya mendapat masalah dengan teman yang mungkin dulu sempat dekat dengan saya. Dia memusuhi saya. Dia mempengaruhi teman-teman yang lain untuk tidak menemani saya (memusuhi). Layaknya Sekutu yang melahap habis Jepang, hingga kalah. Saya pun di berlakukan sama seperti itu. Di kelas saya hanya sendirian, tetapi ketika saya sudah tidak kuat
SMA NEGERI 5 KARAWANG
berpura-pura bahwa saya baik-baik saja. Saya lari ke kantor ibu, dan mengadu.
Dengan sabar, saya yang saat itu berumur 8
tahun menerima ketidak-adilan terus-menerus. Sampai saat ini, saya tidak bisa melupakan kejadian tersebut. Pembagian raport semester 2 pun tiba, saya mendapat peringkat kedua lagi. Karena perlakuan teman-teman saya di kelas, ibu saya memindahkan saya ke SD lain. Sebenarnya, saya tidak ingin pindah, karena sulitnya beradaptasi.
SD Negeri Adiarsa Timur 1 merupakan sekolah
pilihan ibu saya. Hari pertama saya masuk sekolah diantar oleh paman saya, karena ibu saya sedang mengajar. Setelah memperkenalkan diri, wali kelas baru saya menyilahkan saya untuk duduk. Dengan berjalan secara perlahan, saya duduk di sebelah kursi kosong yang telah disediakan. Setelah itu saya pun duduk. Tanpa ragu atau mungkin memang menjadi keharusan saya sebagai murid baru untuk berkenalan dengan teman sebangkunya.
SMA NEGERI 5 KARAWANG
Hari-hari berikutnya saya semakin mudah beradaptasi. Dan kenal dengan teman yang bernama Nada Zein. Dulu, sebelum dekat dengan dia saya pernah di bully. Hmm, kali ini bukan bully seperti yang terjadi sebelumnya. Ini hanya sebagai simbol, bahwa saya mampu atau tidak untuk masuk ke dalam kelompoknya.
Pembagian raport pun tiba, saya mengalami
penurunan peringkat. Tetapi sebagai murid baru saya cukup beruntung, karena saya mampu bersaing meski hanya meduduki peringkat ke-5.
Ketika kelas 4 SD, ini masa-masa jahil dan usil
saya. Sampai saat ini, saya tidak dapat melupakannya karena saya merasa bersalah terhadap orang tersebut. Sebenarnya banyak teman yang saya jahili, tapi dia yang paling parah. Sesekali mengingat hal tersebut pasti saya akan tertawa lepas.
Saya terkena cacar air ketika kelas 4, dan
membuat saya meliburkan diri sekitar 3 minggu. Saya kira, ini tidak akan berpengaruh terhadap nilai-nilai
SMA NEGERI 5 KARAWANG
saya. Dan nyatanya ketika pembagian raport semester 1, saya tidak mendapatkan rangking tidak seperti biasanya. Kesal, kecewa, dan menyesal tentu ada dalam pikiran saya.
Sesampainya dirumah, saat itu sedang tidak
ada orang. Seketika air mata saya jatuh dan segera mengirimkan pesan singkat kepada ayah, yang isi pesannya adalah bahwa saya meminta maaf karena tidak mendapatkan rangking dan saya ingin pindah sekolah. Tak lama kemudian ayah pun menelpon, beliau menanyakan bahwa kenapa saya ingin pindah sekolah. Saya menjawab dengan suara dengung karena tangis tak kunjung henti dari sisi mata ini, ‘febi engga dapet rangking, yah’. Setelah mendengar jawaban saya, ayah memberikan nasihatnya bahwa saya tidak boleh menyerah dan putus asa karena kesempatan kita berprestasi sangatlah luas, jika tidak hari ini pasti akan ada esok.
Setelah mendengarkan saran dari ayah, mulai
saat itu saya berpikir bahwa saya harus mengejar
SMA NEGERI 5 KARAWANG
keterlambatan yang mungkin akan cepat saya kejar dengan berlari.
Pembagian raport semester 2, ini sangat
membuat saya gugup juga takut. Takut karena usaha yang saya lakukan akan sia-sia begitu saja. Pengumuman berlangsung, ternyata saya mendapat peringkat ke-6. Sungguh luar biasa senangnya hati saya, ingin segera memberitahukan ayah.
Ketika saya kelas 5 SD, saya ditunjuk oleh wali
kelas sebagai perwakilan lomba mata pelajaran IPA tingkat SD se-Kecamatan Karawang Timur. Dengan persiapan yang insyaallah telah saya siapkan lama dan juga matang, saya siap untuk mengikuti lomba tersebut. Hari yang ditunggu pun tiba. Saya dan juga perwakilan dari mata pelajaran yang lain datang dengan wali kelas, Bu Nina.
Sebelum saya mengerjakan soal-soal, saya
yakin kan dalam pikiran bahwa saya mampu dan bisa menyelesaikannya dengan baik. Dan memang benar apa kata pepatah, ‘hasil yang kita dapatkan
SMA NEGERI 5 KARAWANG
akan setara dengan apa yang kita usahakan’. Ini merupakan pengalaman lomba pertama saya. Saya berterimakasih, pada saat itu saya dimudahkan dalam pengerjaan soal-soal. Sekitar dua minggu hasil dari lomba diumumkan. Saya mendapat peringkat ke-3 juga sertifikat.
Pembagian raport semester 2, saya mendapat
peringkat ke-2 (alhamdulillah). Kali ini berbeda, saya juga mendapatkan piala sebagai simbolis. Saya merasa bangga dengan apa yang telah bisa saya dapatkan, meskipun saya tidak pernah menjadi yang pertama. Tapi saya yakin ini merupakan awal dari apa yang akan saya dapat nanti. Suatu saat nanti, saya akan menjadi yang pertama.
Ketika saya kelas 6, semester 1 saya dapat
mempertahankan peringkat saya. Tetapi karena kurangnya pengawasan terhadap diri saya sendiri, di semester 2 prestasi saya menurun. Ini akibat adanya internet dan diri saya yang tidak bisa mengendalikannya.
SMA NEGERI 5 KARAWANG
Dampak internet memang sangat berpengaruh terhadap saya, akibatnya saya agak sedikit ketergantungan karena hampir setiap pulang sekolah saya pergi ke warnet. Uang jajan juga sangat cepat terkuras. Hingga pada suatu waktu, sebulan sebelum UN menjelang saya ingin mencoba mencari jalan keluar dari masalah yang sedang saya hadapi.
Setelah mendapat cara untuk
memecahkannya, saya dapat belajar seperti sedia kala. Tetapi tetap saja, ketika hasil UN dibagikan nilai saya kurang memuaskan. Nilai UN saya 25,95. Awalnya saya mendaftar ke SMP yang memang menjadi favorit di Karawang. Wali kelas menyediakan dua pilihan sekolah yang diinginkan, mengapa dua? Karena jika salah satunya ada yang tidak diterima maka, pilihan selanjutnya akan diterima apabila sekolah yang diinginkan memiliki kualitas lebih rendah daripada yang di pilih pertama kali.
Kegagalan dialami oleh saya secara berulang.
Sekolah yang saya favoritkan ternyata tidak berjodoh
SMA NEGERI 5 KARAWANG
dengan saya. Saya tidak diterima oleh pihak sekolah pilihan yang pertama. Sekolah pilihan yang ke-2 alhamdulillah diterima namun, ibu saya menyarankan sekolah lain yang mungkin akan lebih baik dan memang yang terbaik.
Awalnya saya tidak suka bersekolah di tempat
yang disarankan oleh ibu, tetapi saya lagi-lagi harus berpura-pura nyaman hingga saya terlupa kalau saya sedang berpura-pura. Saya masuk ke SMP Negeri 3 Karawang Barat tahun ajaran 2009/2010. Sekolah yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya, karena saya hanya memilih 1 dan 5.
Tahun ajaran baru juga sekolah baru, tepatnya
di SMPN 3 Karawang kelas VII O. Saat kelas VII saya mendapat peringkat ke-1 pada semester 1 juga semester 2. Tentunya saya naik kelas, kelas VIII K. Kelas VIII semester 2 saya mengikuti lomba OSN yang diselenggarakkan oleh SMAN 1 Karawang Barat. Tetapi, saya kalah dalam lomba tersebut. Tiba pembagian raport semester 2 saya mendapat
SMA NEGERI 5 KARAWANG
peringkat ke-1. Dan alhamdulillah, kelas IX saya masuk kelas unggulan yakni kelas IX F. Di kelas IX ini, waktu dimana menurunnya prestasi saya. Saya sangat menyesal, karena tidak bisa mempertahankan prestasi yang telah saya buat.
Saat UN tiba, saya merasakan takut yang
teramat karena ada wacana yang mengatakan bahwa kelulusan sekolah dilihat dari nilai UN. Dengan sungguh-sungguh saya mengerjakan soal-soal yang diujikan. Dan ketika hasil UN keluar, alhamdulillah nilai saya tertinggi ke-6 yaitu 27,05 di kelas. Rasa menyesal saya mulai terhapus sedikit demi sedikit karena terganti dengan hasil yang cukup memuaskan.
Setelah saya dinyatakan lulus, saya mencoba
mendaftar ke SMAN 1 Karawang Barat. Sekolah yang amat saya favoritkan sejak kelas VIII. Saya mendaftar melalui jalur umum, di hari pertama sampai hari keempat saya berada di posisi aman. Tetapi, saat hari terakhir pendaftaran saya berada di posisi 5 terbawah. Karena untuk berjaga-jaga, saya telah menyiapkan berkas untuk mendaftar ke sekolah lain.
SMA NEGERI 5 KARAWANG
Welcome my second chance ...! SMA Negeri 5 yang menjadi pilihan kedua saya. Tepat pukul 09.00 pagi, saya pergi menuju SMAN 1 Karawang untuk mencabut berkas bersama kakak saya. Selesai mencabut berkas, saya menuju SMAN 5 Karawang. Sesampainya disana, saya menyodorkan berkas kepada panitia.
Tepat pukul 13.00 siang pendaftaran ditutup,
ada pesan singkat yang saya terima. Pesan tersebut memberitahukan bahwa saya harus datang ke sekolah. Saya ditemani oleh ibu pergi bersama. Sesampai disana, saya diberi selembar kertas yang berisikan bahwa saya lulus dan telah terdaftar di SMAN 5 Karawang. Puji syukur alhamdulillah saya sangat berterimakasih.
Sebelum saya resmi mengenakan seragam
putih abu-abu, saya menjalani Masa Orientasi Sekolah (MOS). MOS kali ini sangat berbeda, tidak sama seperti masa MOS di SMP. Panitia yang bertugas
SMA NEGERI 5 KARAWANG
sangatlah tegas bahkan bisa dikatakan galak. Setelah sekitar 3 hari saya menjalani MOS, banyak sekali pelajaran yang saya dapatkan guna menjadi orang yang beretika juga disiplin. Pada saat itu saya tertarik masuk organisasi yang disebut OSIS. Senior OSIS mendidik kami sehingga memiliki etika yang berbeda dengan yang lain. Di organisasi ini saya menjabat sebagai OSIS Seksi Bidang Keagamaan.
Hari pertama masuk sekolah, sekolah baru
juga kelas baru. Di kelas X8 inilah saya resmi mengenakan seragam putih abu-abu. Seperti biasa, saya sulit beradaptasi. Tetapi, ada satu teman yang menawarkan diri untuk duduk sebangku dengan saya. Namanya Kartika MPD, dia sangat ramah juga membantu saya beradaptasi dengan teman yang lain. Dan sekarang ia satu organisasi dengan saya.
Saat pembagian raport semester pertama, saya
mendapatkan peringkat ke-6. Tetapi, kali ini saya tidak terima. Usaha yang telah saya lakukan tidak sepadan dengan apa yang saya dapatkan. Pada
SMA NEGERI 5 KARAWANG
semester kedua saya bertekad lebih keras lagi untuk mencapai apa yang semestinya saya dapatkan. Dan kali ini saya sangat bangga terhadap diri saya sendiri. Saya mampu membuktikan kepada diri saya sendiri bahwa saya memang pantas berada di posisi tersebut. Saya berhasil menduduki peringkat ke-2.
Pada awal semester dua, saya mengikuti
lomba cerdas cermat (LCC). Mata pelajaran Geosains yang saya pilih. Saya mempersiapkan diri untuk mengghadapi soal-soal seleksi yang merupakan soal olimpiade, dengan browsing di internet. Ketika saya mengerjakan soal-soal tersebut, saya tidak yakin 100% saya mampu menyelesaikannya. Tetapi ketika hasil seleksi pertama diumumkan, saya mendapat peringkat ke 4. Dan yang mendapat peringkat 10 besar tersebut lolos untuk seleksi kedua. Seleksi kedua ini berbeda dengan seleksi yang pertama. Kali ini tidak menjawab soal di atas kertas, melainkan soal harus dijawab secara spontanitas oleh para peserta. Rasa gugup yang teramat saya rasakan tidak membuat saya pesimis, meskipun yang menjadi pesaing saya
SMA NEGERI 5 KARAWANG
saat itu adalah kelas XI. Saya menjawab dua soal sehingga jumlah skor yang saya miliki 20 poin. Dan saya mendapat juara ke-3 mata pelajaran Geosains antar-kelas.
Tentunya saya naik ke kelas XI dan masuk
jurusan IPA. Saya sudah nyaman bersama kelas X8 apalagi dengan teman sebagku saya, Kartika. Meskipun Kartika juga masuk jurusan IPA, tetapi ternyata kami dipisah. Saya masuk ke kelas XI IPA 6 sedangkan Kartika masuk ke kelas XI IPA 5.
SMA NEGERI 5 KARAWANG
Selamat datang, XI IPA 6 ... ! Menjalani kehidupan baru. Ya, beradaptasi lagi. Kali ini saya mampu beradaptasi dengan mudah. Tetapi satu hal yang disayangkan. Saya sekelas dengan orang yang saya benci. Ibnu El-kayyis namanya. Awalnya saya ingin pindah kelas, tetapi ini hanyalah masalah sepele toh alasan yang saya buat juga tidak logis. Jadi, saya mengurungkan niat saya untuk pindah kelas. Alasan saya membencinya adalah karena sifat dia yang terlalu memaksakan juga berbicara pedas tanpa memikirkan perasaan orang lain. Tetapi sekarang saya akui, ia berlaku demikian karena untuk memberitahukan kepada saya apa yang seharusnya saya lakukan sebagai anggota pengurus OSIS yang baik.
Akhir semester satu saya mengikuti LCC
dengan mata pelajaran yang sama, yaitu Geosains. Saya dapat mengerjakan soal dengan tenang, karena saya mengetahui materi apa saja yang diujikan. Soal- soal tersebut sama persis dengan soal olimpiade yang
SMA NEGERI 5 KARAWANG
saya hadapi di kelas X tahun lalu. Hasil lomba tersebut diumumkan dua minggu setelahnya. Tepat hari senin, seusai upacara bendera panitia pelaksana mengumumkan hasil lomba. Pengumuman diawali dari lomba bidang IPA dilanjutkan ke bidang IPS. Hasil pengumuman bidang IPS mata pelajaran Geosains yang telah saya nantikan, dan ternyata saya mendapatkan juara pertama dalam mata pelajaran tersebut.
Disemester ini juga, saya mengikuti lomba
keagamaan yaitu kategori pembacaan ayat suci Al- Qur’an dan saritilawah. Saya sebagai pembaca saritilawah dan teman saya yang bernama Ibnu El- Kayyis sebagai pembaca ayat suci Al-Qur’an. Hasil dari lomba tersebut diumumkan seminggu setelahnya. Kami mendapatkan juara 2 kategori pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan saritilawah. Sebagai simbolis juara 2, panitia memberikan sertifikat dan piala kepada kami.
SMA NEGERI 5 KARAWANG
Semester pertama di kelas ini, saya tidak mendapatkan peringkat bahkan urutan saya sangat jauh, urutan ke-24. Rasa kecewa akan menurunnya nilai pasti ada, tapi kali ini saya mengakui bahwa hal ini terjadi akibat ketidakseriusan saya dalam belajar. Saya tidak beroptimis saat itu, jadi tidak ada sugesti yang mendorong saya untuk semangat belajar seperti biasa.
Di semester dua ini, saya dipilih untuk mewakili
sekolah dalam perlombaan yang sering disebut OSN. Tetapi saya ditunjuk untuk mengikuti lomba mata pelajaran Astronomi bukan Geosains. Awalnya saya tidak yakin dengan bidang tersebut, tetapi tidak ada sedikit pun rasa penyesalan di diri saya. Tepat hari rabu, tanggal 11 Februari 2015 saya mengikuti lomba OSN se-Kabupaten Karawang dalam mata pelajaran Astronomi. Hasil dari lomba tersebut diumumkan seminggu setelahnya. Saya berada diurutan ke-9 dari 57 peserta. Saya merasa kecewa juga menyesal, karena tidak bisa membanggakan para pembimbing saya yakni Pak Hasbi dan Bu Enen. Saya ingin
SMA NEGERI 5 KARAWANG
mengucapkan terimakasih atas segala bimbingannya dan juga meminta maaf, karena saya tidak bisa memberikan hasil terbaik dari lomba tersebut.
Saya ingin menjadi pribadi yang serius juga
sukses, demi menggapai cita-cita saya sebagai seorang Bidan. Ibu saya terus memberi masukan, agar saya menjadi orang yang sukses nantinya. Saya harus menjadi seorang Bidan, itulah yang disarankan oleh ibu saya saat ini. Saya akan melanjutkan autobiografi ini sebagai bentuk terealisasinya cita-cita saya nanti.
Saya sangat bersyukur kepada Tuhan yang
telah memberikan orang tua yang sangat sabar, untuk menghadapi saya. Terimakasih juga telah merawat dan mendidik saya sehingga saya menjadi seorang pribadi yang baik.