Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Oleh
ROSDA LIA YANTI
H24104032
RINGKASAN
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
ROSDA LIA YANTI
H24104032
RIWAYAT HIDUP
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat
kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Alih
Jenis Manajemen Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen,
Institut Pertanian Bogor dengan judul Studi Kelayakan dan Evaluasi Keuangan
Usaha Sayuran Fresh Cut pada PT Sayuran Siap Saji Kabupaten Bogor.
Skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca dan sebagai
pembelajaran bagi perusahaan dalam mengembangkan usahanya. Namun
demikian, penulis menyadari akan kekurangan-kekurangan yang terdapat pada
tulisan ini, baik isi maupun penyajiannya. Kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat membangun sangat diharapkan demi memperoleh hasil yang lebih baik.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini dapat
bermanfaat.
Penulis
v
vi
Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan baik itu
berupa bimbingan, saran, motivasi dan semangat dari berbagai pihak. Ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, MSc. selaku dosen pembimbing I dan
Ibu Yusrina Permanasari, S.Sos, ME selaku dosen pembimbing II yang telah
banyak meluangkan waktu dengan penuh kesabaran dalam membimbing
penulis, memberikan saran, pengarahan dan motivasi kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibu Dra. Siti Rahmawati, M.Pd dan Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM, yang
telah bersedia meluangkan waktunya untuk menjadi dosen penguji sidang
dan memberikan bimbingan, serta saran dalam penulisan skripsi ini.
3. Dr. Mukhamad Najib, STP, MM, selaku Ketua Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB.
4. Ayahanda Ruslan Effendi dan Ibunda Darsiyem yang telah mendoakan dan
memperhatikan penulis dengan tulus sehingga dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
5. Bapak Dedy Hadinata selaku direktur PT Sayuran Siap Saji, yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan informasi usahanya.
6. Bapak Hendro beserta karyawan produksi PT Sayuran Siap Saji, yang telah
banyak membantu penulis dalam memberikan informasi kegiatan produksi
yang diperlukan.
7. Ibu Dita selaku manager Pemasaran PT Sayuran Siap Saji, yang telah
membantu selama pengumpulan data.
8. Teman-teman Program Alih Jenis Manajemen angkatan 8 atas segala
bantuan dan kerjasamanya selama ini.
9. Semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam penulisan skripsi ini,
yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Semoga amal dan kebaikan hati dari pihak-pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini memperoleh balasan yang
setimpal dari Allah SWT.
vi
vii
DAFTAR ISI
RINGKASAN
RIWAYAT HIDUP……………………………...………………………………iv
KATA PENGANTAR…………………………………...………………………v
UCAPAN TERIMA KASIH……………………………………………………vi
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….vii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………… ix
DAFTAR GAMBAR……………………………………………….……………x
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………… xi
I. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2. Perumusan Masalah ................................................................................ 3
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................... 3
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................................. 4
1.5. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 5
2.1. Teknologi Fresh Cut ............................................................................... 5
2.2. Studi Kelayakan Bisnis ........................................................................... 6
2.2.1 Aspek Pasar dan Pemasaran .......................................................... 6
2.2.2 Aspek Teknis dan Teknologi ......................................................... 6
2.2.3 Aspek Organisasi dan Manajemen ................................................ 8
2.3. Analisis Kelayakan Finansial ................................................................. 8
2.4. Analisis Nilai Pengganti (Switching Value Analysis) ............................. 9
2.5. Kinerja Keuangan ................................................................................... 9
2.6. Penelitian Terdahulu ............................................................................. 10
III. METODE PENELITIAN ............................................................................ 11
3.1. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 11
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 12
3.3. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 12
3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................................. 13
3.4.1 Aspek Pasar dan Pemasaran ........................................................ 13
3.4.2 Aspek Teknis dan Teknologi ...................................................... 14
3.4.3 Aspek Organisasi dan Manajemen .............................................. 14
3.4.4 Aspek Finansial ........................................................................... 14
3.4.5 Analisis Switching Value ............................................................. 17
3.4.6 Asumsi-Asumsi ........................................................................... 17
3.4.7 Perbedaan Prediksi dan Realisasi Finansial................................. 18
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 21
vii
viii
viii
ix
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1. Pertumbuhan industri makanan dan minuman ................................................. 2
2. Data usaha industri pariwisata bidang penyedia makanan dan minuman
di DKI Jakarta Tahun 2006-2011 (unit) ......................................................... 23
3. Biaya investasi PT Sayuran Siap Saji Tahun 2011 ........................................ 32
4. Biaya tetap PT Sayuran Siap Saji .................................................................. 33
5. Biaya operasional PT Sayuran Siap Saji ........................................................ 34
6. Rincian kriteria investasi dengan Metode Cash Flow ................................... 34
7. Rincian Switching Value terhadap usaha Sayuran Fresh Cut ........................ 36
8. Perbandingan hasil realisasi dan prediksi berdasarkan Cash Flow................ 37
9. Perbandingan hasil realisasi dan prediksi berdasarkan laporan laba rugi ...... 37
10. Hasil pengujian hipotesis penelitian............................................................... 38
11. Rekapitulasi hasil studi .................................................................................. 38
ix
x
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
1. Kerangka pemikiran PT Sayuran Siap Saji .................................................... 12
2. Bentuk potongan sayur .................................................................................. 24
3. Mesin kronen Type GS 10 & Centrifuge Type MSD-500S & MSD-500M .. 27
4. Produk Fresh Cut yang dikemas .................................................................... 29
5. Struktur organisasi PT Sayuran Siap Saji ...................................................... 30
x
xi
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
1. Harga produk Sayuran Fresh Cut PT Sayuran Siap Saji Tahun 2011 ........... 46
2. Cash Flow prediksi usaha Sayuran Fresh Cut ............................................... 47
3. Analisis Switching Value penurunan harga penjualan sebesar 0,65% usaha
Sayuran Fresh Cut ......................................................................................... 50
4. Analisis Switching Value kenaikan harga input variabel sebesar 0,79% usaha
Sayuran Fresh Cut ......................................................................................... 53
5. Prediksi laporan laba rugi usaha Sayuran Fresh Cut ..................................... 56
6. Data realisasi produksi PT Sayuran Siap Saji Tahun 2012............................ 57
7. Data realisasi produksi PT Sayuran Siap Saji Tahun 2013 ............................ 58
8. Realisasi biaya investasi dan biaya operasional PT Sayuran Siap Saji ......... 59
9. Cash Flow realisasi PT Sayuran Siap Saji Tahun 2012-2013 ....................... 61
10. Realisasi laporan laba rugi PT Sayuran Siap Saji Tahun 2012-2013 ............ 63
11. Perhitungan Statistik Cash Flow realisasi dan prediksi PT Sayuran ............. 64
12. Perhitungan statistik realisasi dan prediksi laporan laba rugi PT Sayuran Siap
Saji Tahun 2012-2013 dengan uji-t (t-test) .................................................... 66
13. Proyeksi usaha Sayuran Fresh Cut PT Sayuran Siap Saji ............................. 67
xi
1
I. PENDAHULUAN
Adapun permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Bagaimana kelayakan aspek non finansial dan finansial dari usaha
sayuran fresh cut PT Sayuran Siap Saji?
2. Bagaimana kepekaan analisis switching value dari usaha sayuran fresh
cut PT Sayuran Siap Saji?
3. Bagaimana perbedaan prediksi dan realisasi finansial dari usaha sayuran
fresh cut PT Sayuran Siap Saji?
Menurut Syamsir (2010), teknologi fresh cut dapat disebut juga dengan
teknologi olah minimal, yang dibuat dengan menggunakan aplikasi proses yang
minimal (pengupasan, pemotongan pengirisan dan lain-lain)
dengan proses pemanasan minimal atau tanpa pemanasan sama sekali. Perlakuan
minimal ini menyebabkan kesegaran buah dan sayur masih tetap bertahan, tetapi
proses yang diberikan tidak mengaktifkan mikroba yang ada di dalam produk.
Contoh dari produk yang diolah minimal adalah salad buah dan sayur,
produk buah sayur potong/irisan (fresh cut product) dalam bentuk tunggal atau
campuran yang siap untuk dikonsumsi (ready to eat) dan siap masak (ready to
cook). Keunggulan dari produk yang diolah minimal terletak pada aspek
kemudahan dalam pemanfaatannya, selain nilai nutrisi dan kesegarannya
yang relatif tidak berbeda dari buah dan sayur segar.
Proses pengupasan, pemotongan, pengirisan yang diberikan menyebabkan
buah dan sayur yang diolah minimal bersifat sangat mudah rusak dengan umur
simpan yang pendek. Kerusakan produk yang diolah minimal karena perubahan
reaksi fisiologis dan biokimia serta kerusakan mikrobiologis menyebabkan
degradasi warna, tekstur dan flavor produk diolah minimal menjadi lebih cepat
dari bahan segarnya.
Suhu yang tepat untuk penyimpanan produk ini adalah ≤5°C. Penyimpanan
diatas suhu ini sebaiknya dihindari karena akan mempercepat kerusakan dan
merangsang pertumbuhan mikroba pathogen. Fluktuasi suhu penyimpanan juga
sedapat mungkin dicegah karena dapat menyebabkan terjadinya kondensasi uap
air didalam kemasan yang akan mempercepat kerusakan. Jika produk disiapkan
hari ini untuk dikonsumsi besok seperti yang umum dilakukan oleh industri jasa
boga, maka proses yang dilakukan relatif murah dan sederhana. Penting
diperhatikan adalah bahan baku buah dan sayurnya bermutu baik, dapur,
peralatan, permukaan dan pekerja berada dalam kondisi higienis dan pekerjaan
dilakukan dengan menerapkan GMP, tidak ada pencucian „berat‟ buah dan sayur
setelah dikupas dan suhu penyimpanan maksimal 5°C.
6
adalah lokasi proyek, besarnya skala operasi atau luas produksi yang ditetapkan,
kriteria pemilihan mesin, peralatan utama, dan mesin pembantu, proses produksi
yang dilakukan, dan jenis teknologi yang akan digunakan (Husnan dan
Muhammad 2000).
1. Lokasi Bisnis
Dalam pemilihan lokasi bisnis ini terdapat dua variabel, yaitu variabel
primer dan variabel sekunder. Variabel-variabel primer terdiri dari
ketersediaan bahan baku, letak pasar yang dituju, tenaga listrik dan air,
supply tenaga kerja, dan fasilitas transportasi. Sedangkan variabel-variabel
sekunder terdiri dari hukum dan peraturan yang berlaku, iklim dan keadaan
tanah, sikap dari masyarakat setempat, dan rencana masa depan perusahaan.
2. Luas Produksi
Luas produksi adalah jumlah produk yang seharusnya diproduksi untuk
mencapai keuntungan yang optimal. Ada beberapa faktor yang harus
diperhatikan, yaitu batasan permintaan, tersedianya kapasitas mesin-mesin,
jumlah dan kemampuan tenaga kerja pengelola proses produksi,
kemampuan manajemen dan finansial perusahaan, serta kemungkinan
adanya perubahan teknologi produksi di masa yang akan datang.
3. Proses Produksi
Berdasarkan proses produksi dikenal adanya tiga jenis proses yaitu proses
produksi yang terputus-putus (intermiten), kontinu, dan kombinasi. Sistem
yang kontinu akan lebih mampu menekan resiko kerugian akibat fluktuasi
harga dan efektifitas tenaga kerja yang lebih baik dibandingkan dengan
sistem terputus. Umumnya proses produksi kontinu menggunakan mesin-
mesin dengan teknologi yang lebih baik.
4. Pemilihan Jenis Teknologi dan Peralatan
Pemilihan mesin dan peralatan serta jenis teknologi mempunyai hubungan
yang erat sekali. Apabila pengadaan teknologi tidak terpisah dari mesin
yang ditawarkan, maka praktis jenis teknologi, mesin dan peralatan yang
akan dipergunakan telah menjadi satu. Sehingga dalam pemilihan mesin
tidak terlalu sulit.
8
Selain itu, dalam aspek teknis dan teknologi juga lebih menekankan apakah
dari segi pembangunan proyek dan segi implementasi rutin bisnis secara
teknis dapat dilaksanakan, begitu pula dengan aspek teknologi yang akan
dipakai (Umar 2007).
2.2.3 Aspek Organisasi dan Manajemen
Manajemen merupakan hal yang sangat penting dalam suatu perusahaan
agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Tujuan menganalisis aspek manajemen
adalah untuk mengetahui apakah pembangunan dan implementasi bisnis dapat
direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan, sehingga rencana bisnis dapat
dinyatakan layak atau tidak layak. Aspek manajemen bisnis juga mempelajari
tentang manajemen dalam pembangunan bisnis dan manajemen dalam masa
operasi (Umar 2007).
Dalam evaluasi manajemen, tidak mengenal rumus-rumus matematis,
pengalaman dan keahlian yang dibutuhkan untuk mengelola bisnis pun tidak dapat
dilihat secara visual. Sehingga dalam mengevaluasi aspek manajemen menjadi
berat. Namun selama persiapan investasi kegiatan bisnis, evaluasi manajemen
harus dilakukan dengan baik karena manajemen adalah bagian terpenting diantara
seluruh faktor produksi yang dikerahkan. Pihak manajemenlah yang mengelola
uang, tanah, mesin, bahan baku, tenaga kerja sehingga bisnis secara keseluruhan
dapat mencapai berbagai macam tujuan yang dikehendaki oleh berbagai pihak
yang bersangkutan dengan kegiatan bisnis (Nurmalina et al. 2009).
dan pengeluaran yang dikenal dengan aliran (cash flow). Selain itu, untuk
menentukan kelayakan bisnis digunakan kriteria investasi, diantaranya nilai bersih
kini (NPV), Net Benefit Cost Rasio, tingkat pengembalian internal (IRR), dan
jangka waktu pengembalian modal investasi (PP).
Restoran cepat saji adalah salah satu industri di dunia yang berkembang
dengan cepat, khususnya di area perkotaan, sebagai tanggapan terhadap gaya
hidup modern dengan fleksibilitas yang semakin meningkat. Dengan adanya
perubahan gaya hidup serta semakin diterimanya restoran cepat saji oleh
masyarakat, maka persaingan antar gerai restoran cepat saji terhadap kualitas
produk dan layanan akan semakin menonjol di masa mendatang (Goyal et al.
dalam Widaningrum 2010).
Perkembangan restoran siap saji, seperti Mc Donald dan Burger King, hotel
dan restoran mulai tertarik untuk menggunakan sayuran fresh cut dalam
memenuhi kebutuhan sayuran pada menu makanan seperti burger, hotdog, pizza,
dan sebagainya. Walaupun jumlah permintaan akan sayuran fresh cut meningkat,
namun semua produk fresh cut masih dikerjakan secara manual oleh tenaga kerja
terlatih yang dibantu dengan alat yang cukup sederhana. Sehingga hal tersebut
menjadi peluang bagi perusahaan agribisnis untuk mencari teknologi yang
berkaitan dengan mesin produksi sayuran fresh cut. Hal ini dilakukan juga oleh
PT Sayuran Siap Saji untuk memenuhi permintaan dengan cara pengerjaan
mesinisasi agar pengerjaannya cepat dan semua permintaan terpenuhi.
Pada bulan Desember 2011 PT Sayuran Siap Saji mulai beroperasi
memenuhi semua kebutuhan sayuran fresh cut dengan sistem mesinisasi untuk
memenuhi jumlah order yang diperlukan dan memaksimalkan kapasitas mesin itu
sendiri. PT Sayuran Siap Saji dalam menjalankan usaha sayuran fresh cut telah
mengeluarkan investasi, namun investasi yang telah dikeluarkan oleh PT Sayuran
Siap Saji belum dianalisis kelayakannya secara finansial maupun non finansial.
Akan tetapi, perusahaan ini sudah berjalan hampir tiga tahun sehingga perlu
dilakukan evaluasi keuangan untuk tiga tahun usaha yang sudah berjalan apakah
anggaran yang dikeluarkan sudah efektif pengalokasiannya. Oleh karena itu,
diperlukan pengkajian kelayakan usaha dari berbagai aspek, mulai dari aspek
pasar, teknis, manajemen, finansial, analisis switching value dan evaluasi
keuangan. Penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
12
Rekomendasi
Penelitian tentang analisis kelayakan usaha sayuran siap saji ini dilakukan di
PT Sayuran Siap Saji di Desa Sukamanah, Kampung Pasir Muncang, Kecamatan
Megamendung Bogor, Jawa Barat. Pemilihan tempat ini dilakukan dengan sengaja
(purposive), karena pihak perusahaan pada bulan Desember 2011 baru mulai
beroperasi, sehingga perlu dikaji kelayakan usaha secara finansial dan non
finansial. Pengumpulan dan pengambilan data dilakukan selama 3 bulan pada
bulan Desember 2012 – Februari 2013.
3.3. Metode Pengumpulan Data
Kemudian untuk data sekunder diperoleh dari dokumen yang dimiliki perusahaan,
literatur baik dari buku-buku pertanian, majalah pertanian, bahan kuliah, internet,
koran, penelitian sebelumnya, serta data dari lembaga pemerintahan seperti Badan
Pusat Statistik (BPS), Departemen Pertanian, dan Kelurahan Kabupaten Bogor.
Selain itu dianalisis juga jenis pasar yang dimasuki oleh perusahaan, jika
dilihat dari sisi produsen dan konsumen. Pemasaran perusahaan juga dinilai
dengan cara melihat penempatan perusahaan PT Sayuran Siap Saji pada
segmentasi, target, dan posisi pasar. Tujuannya untuk melihat bagaimana
perusahaan tersebut mampu bersaing dengan melihat bauran pemasarannya yang
meliputi 4P (product, price, promotion, place).
3.4.2 Aspek Teknis dan Teknologi
Aspek teknis dianalisis secara deskriptif dengan melihat kebutuhan bahan
baku, tenaga kerja, peralatan pada perusahaan PT Sayuran Siap Saji, dan teknis
proses produksi suatu produk dibuat. Proses produksi dibuat terkait kapasitas
produksi, jenis teknologi yang dipakai dalam pembuatan suatu produk, pemakaian
peralatan, lokasi proyek, input proyek (persediaan) serta output (produk). Selain
itu mengkaji proses pembuatan produk beserta komposisinya untuk menghasilkan
produk pada perusahaan tersebut.
3.4.3 Aspek Organisasi dan Manajemen
Melihat perencanaan, pengelolaan, dan pengendalian perusahaan PT
Sayuran Siap Saji yang sudah berjalan tiga tahun dalam beroperasi apakah sesuai
atau tidak dengan struktur organisasi yang ada. Analisis ini digunakan secara
kualitatif untuk melihat apakah fungsi manajemen dapat diterapkan dalam
kegiatan operasional suatu usaha. Analisis ini dapat dilihat berdasarkan sesuai
tidaknya proyek dengan pola kerja pihak yang terlibat dan kesanggupan atau
keahlian staf yang ada untuk mengelola usaha. Jika fungsi manajemen dapat
diterapkan, maka usaha perusahaan PT Sayuran Siap Saji layak dari aspek
manajemen.
3.4.4 Aspek Finansial
Dalam perhitungan finansial dibutuhkan komponen yang sangat penting
untuk melihat aktivitas yang berlangsung dalam bisnis tersebut, yaitu penerimaan
dan pengeluaran yang dikenal dengan aliran (cash flow). Selain itu, untuk
menentukan kelayakan bisnis digunakan kriteria investasi, diantaranya nilai bersih
kini (Net Present Value = NPV), Net Benefit Cost Rasio (Net B/C), tingkat
pengembalian internal (Internal Rate of Return = IRR), dan jangka waktu
pengembalian modal investasi (Payback Period = PP).
15
........................ (1)
Keterangan :
Bt = Manfaat pada tahun t (Rupiah)
Ct = Biaya pada tahun t (Rupiah)
t = Tahun kegiatan bisnis ( t = 0,1,2,3,…,n), tahun awal bisa
tahun 0 atau tahun 1 tergantung karakteristik bisnisnya (tahun)
i = Tingkat Discount Rate (% / tahun)
layak bila Net B/C lebih besar dari satu dan dinyatakan tidak layak bila
Net B/C lebih kecil dari satu. Secara sistematis dapat dinyatakan sebagai
berikut.
................................. (2)
Keterangan :
Bt = Manfaat pada tahun t (Rupiah)
Ct = Biaya pada tahun t (Rupiah)
i = Discount rate (% / tahun)
t = Tahun (tahun)
c. Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return (IRR) merupakan tingkat pengembalian modal
investasi yang digunakan. Metode ini digunakan untuk mencari tingkat
bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di
masa datang, atau penerimaan kas, dengan mengeluarkan investasi awal.
Besaran yang dihasilkan dari perhitungan ini adalah dalam satuan
persentase (%). Pada dasarnya IRR menggambarkan persentase laba
nyata yang dihasilkan proyek. Sebuah bisnis dinyatakan layak apabila
IRR-nya lebih besar dari opportunity cost of capital-nya (DR). Berikut
ini rumus IRR :
............................................... (3)
Keterangan :
i1 = Discount rate yang menghasilkan NPV positif (% / tahun)
i2 = Discount rate yang menghasilkan NPV negatif (% / tahun)
NPV1 = NPV positif (Rupiah)
NPV2 = NPV negatif (Rupiah)
d. Payback Period (PP)
Metode ini juga digunakan untuk mengukur seberapa cepat investasi bisa
kembali. Bisnis yang payback period-nya singkat atau cepat
pengembaliannya termasuk kemungkinan besar akan dipilih. Metode
payback period ini merupakan metode pelengkap penilaian investasi.
17
.................................................... (4)
Keterangan :
I = Besarnya biaya investasi yang diperlukan (Rupiah)
Ab = Manfaat bersih yang dapat diperoleh pada setiap tahunnya
(Rupiah)
3.4.5 Analisis Switching Value
Analisis switching value digunakan untuk mengetahui seberapa besar
perubahan pada nilai penjualan dan biaya variabel yang akan menghasilkan
keuntungan normal yaitu NPV sama dengan nol atau mendekati, IRR sama
dengan tingkat suku bunga berlaku, dan Net B/C sama dengan satu. Variabel yang
dianalisis dengan switching value merupakan variabel yang dianggap signifikan
dalam proyek. Adapun variabel-variabel yang dimaksud antara lain nilai input dan
biaya variabel, sehingga dengan analisis ini akan dicari tingkat harga penjualan
minimum dan peningkatan biaya maksimum agar proyek masih dapat dikatakan
layak.
3.4.6 Asumsi-Asumsi
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penyusunan cash flow pada analisis
studi kelayakan ini dapat dilihat dibawah ini.
1. Modal yang digunakan adalah modal sendiri yang dimiliki Pak Tatang
Hadinata dan PT Hessing dengan pembagian sahamnya sebesar 50% : 50%
dengan melakukan join venture. Pembagian keuntungan dibagi sama rata
berdasarkan keuntungan yang diperoleh.
2. Bangunan pada perusahaan PT Sayuran Siap Saji adalah milik sendiri.
3. Umur ekonomis proyek yang digunakan pada pengembangan bisnis ini
adalah selama sepuluh tahun yang didasarkan pada umur ekonomis mesin
Kronen type GS 10.
4. Asumsi jumlah produksi dan banyaknya bahan baku yang diperlukan,
plastik kemasan, cup salad, label dan barcode selama umur proyek
mengalami kenaikan sebesar 7,5% setiap tahunnya berdasarkan permintaan
konsumen. Sedangkan untuk biaya transportasi, biaya listrik, dan biaya-
biaya perawatan mesin diasumsikan mengalami kenaikan 5% setiap tahun.
18
Gaji karyawan dan tenaga kerja produksi juga setiap tahun diasumsikan
mengalami kenaikan 3%. Kenaikan tersebut berdasarkan data perusahaan
PT Sayuran Siap Saji sebelumnya.
5. Pajak di dalam cash flow diambil dari pajak yang ada pada laporan
laba/rugi. Berdasarkan Direktorat Jenderal Pajak (2014), Peraturan
Pemerintah No. 46 Tahun 2013 Tentang Pajak Penghasilan Atas
Penghasilan dari Usaha Yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak Yang
Memiliki Peredaran Bruto kurang dari 4,8 milyar rupiah adalah sebesar 1%
(satu persen).
6. Berdasarkan data Bank Indonesia (2014), discount rate yang digunakan
untuk usaha sayuran PT Sayuran Siap Saji pada tahun ke 1 sampai ke 3
adalah sebesar 5,75% yang merupakan rata-rata tingkat suku bunga BI
(Bank Indonesia) dalam satu tahun 2012. Sedangkan pada tahun ke 4
sampai ke 10 adalah sebesar 7,5% yang merupakan rata-rata tingkat suku
bunga BI (Bank Indonesia) dalam satu tahun 2014.
7. Jumlah produksi sayuran fresh cut adalah ±45 ton per bulan dengan harga
jual sebesar Rp 8.000 sampai dengan Rp 28.000 per kilogram.
8. Analisis switching value terdiri dari dua asumsi. Asumsi pertama adalah
penurunan harga penjualan akibat banyaknya jumlah produksi sayuran fresh
cut di pasaran yang menyebabkan penawaran lebih tinggi daripada
permintaan. Sedangkan asumsi kedua adalah kenaikan harga input variabel
produksi yang terbesar karena adanya kenaikan harga akibat inflasi.
3.4.7 Perbedaan Prediksi dan Realisasi Finansial
PT Sayuran Siap Saji sudah beroperasi dari bulan Desember 2011 sehingga
perlu dilakukan evaluasi keuangan untuk dua tahun usaha yang sudah berjalan
apakah anggaran yang dikeluarkan sudah sesuai pengalokasiannya. Untuk
melakukan evaluasi keuangan tersebut, perlu dilakukan pengujian dengan analisis
uji beda yaitu uji-t (t-test). Uji-t (t-test) merupakan statistik uji yang sering kali
ditemui dalam masalah-masalah praktis statistik. Uji-t juga termasuk dalam
golongan statistik parametik. Uji-t digunakan ketika informasi mengenai nilai
variance (ragam) populasi tidak diketahui (Siregar 2013). Dalam penelitian ini,
perhitungan statistik dilakukan dengan menggunakan teknik analisis dua sampel
19
..................................................................... (5)
20
Keterangan :
Xi = data pengukuran kelompok ke-i
Xi = nilai rata-rata data pengukuran kelompok ke-i
ni = jumlah responden kelompok ke-i
Si2 = nilai varian kelompok ke-i
c. Menghitung nilai varian kelompok ke…i
Rumus :
..................................................... (6)
........................ (7)
e. Menghitung ttabel
Dengan taraf signifikan α = 0,05. Kemudian dicari ttabel pada tabel
distribusi –t dengan ketentuan : db = n – 2.
7. Membandingkan antara thitung dan ttabel
8. Membuat keputusan
21
Permintaan sayuran fresh cut PT Sayuran Siap Saji umumnya berasal dari
restoran-restoran siap saji / frasnchise dan convenience store yang berada di
Jakarta seperti Bakmi Gajah Mada, Domino Pizza, Solaria, Seven Eleven,
dan Burger King. Pelanggan dari restoran tersebut kebanyakan pekerja
kantoran, ibu-ibu rumah tangga, dan remaja. Rata-rata permintaan sayuran
fresh cut dari PT Sayuran Siap Saji ini adalah ±65 ton per bulan. Setiap hari
PT Sayuran Saji menerima pesanan sayuran fresh cut by order dari customer
dengan mengirimkan bukti pesanan melalui faximile sehari sebelum produk
dikirimkan. Pada tahun 2011, hanya PT Sayuran Siap Saji yang mempunyai
mesin pemotong sayuran fresh cut untuk mempermudah dan mempercepat
proses produksi, sehingga PT Sayuran Siap Saji hanya mampu memenuhi
permintaan pasar 70 persen yaitu sebanyak ±45 ton per bulan.
2. Strategi Bauran Pemasaran (4P)
Manajemen pemasaran produk barang dibagi atas empat kebijakan
pemasaran yang disebut bauran pemasaran (marketing-mix). Bauran
pemasaran ini terdiri empat komponen yaitu produk, harga, distribusi, dan
promosi (Umar 2003). Berikut ini dijelaskan mengenai kebijakan masing-
masing komponen.
a. Product (Produk)
Produk adalah setiap tawaran yang dapat memuaskan kebutuhan dan
keinginan (Kotler 2002). Produk sayuran fresh cut PT Sayuran Siap Saji
biasanya diolah lagi atau langsung disajikan pada konsumen. Bentuk
produk sayuran fresh cut ini memberi daya tarik konsumen karena
ukuran potongan seragam mulai dari bawang bombay, tomat, wortel yang
24
berbentuk ring, silvered, slice, dice, dan julienne, kembang kol, brokoli,
jamur champignon, dan mix salad yang dipotong kecil-kecil, dan lain-
lain (Gambar 2). Keunggulan dari produk PT Sayuran Siap Saji ini ready
to eat, ready to cook, dan hygienis, sehingga mengurangi waktu
persiapan, 100% dapat dikonsumsi, mengurangi biaya tenaga kerja, dan
mengurangi kebutuhan ruang penyimpanan. Selain itu, untuk menjaga
keamanan pangan produk sayuran fresh cut PT Sayuran Siap Saji ini
memiliki label tanggal produksi dan kadaluarsa.
petani mitra yang berada di sekitar tempat usaha, yaitu Desa Megamendung,
Bogor, serta petani mitra di daerah Lembang, Garut, dan Bandung.
Pengiriman bahan baku sayuran di daerah Bogor biasanya dilakukan setiap
hari, sedangkan untuk bahan baku yang dikirim dari Bandung dilakukan dua
hari sekali dengan menggunakan truk. Akan tetapi, ada juga bahan baku
seperti bawang bombay dibeli dari importir yang mengambil barang dari
negara China. Standar bahan baku yang ditetapkan PT Sayuran Siap Saji
adalah bermutu tinggi, tidak boleh ada cacat, berpenyakit, terlalu
matang/tua, tidak mengalami luka mekanis, perubahan tekstur, tidak boleh
kehilangan warna, flavor yang khas, kehilangan nutrisi, dan mengandung zat
asing/berbahaya. Harga beli dari petani mitra yang ditetapkan adalah dengan
harga kontrak. Harga kontrak ini selalu diperbarui seminggu sekali dengan
menyelaraskan perkembangan harga sayur di pasaran agar PT Sayuran Siap
Saji tidak kesulitan mendapatkan bahan baku.
Tenaga kerja PT Sayuran Siap Saji berasal dari penduduk sekitar
perusahaan. Rata-rata tenaga kerja yang ada di bagian produksi PT Sayuran
Siap Saji adalah wanita berusia 18-40 tahun, pekerjaan ini umumnya banyak
dilakukan oleh wanita karena ada beberapa jenis sayuran yang tidak bisa
dipotong dengan menggunakan mesin, sehingga harus dilakukan secara
manual dengan menggunakan pisau. Setiap hari tenaga kerja bagian
produksi ini bekerja selama 7 jam dalam seminggu. Sebelum masuk ke
bagian produksi, para pekerja diwajibkan mengganti pakaian produksi yang
sudah disediakan di bagian fitting room mulai dari menggunakan masker,
penutup kepala, sampai dengan baju produksi. Selain itu, mereka juga harus
mencuci tangan hingga bersih sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan.
Hal ini dilakukan untuk menjaga ke hygienisan produk yang diproduksi.
2. Peralatan
Pada tahun 2011, PT Sayuran Siap Saji menggunakan mesin pemotong
sayuran yang berasal dari Belanda yang bernama mesin Kronen type GS 10
(Gambar 3). Mesin ini didatangkan dari Belanda, fungsi mesin ini untuk
mempermudah dan mempercepat proses produksi sayuran fresh cut. Akan
tetapi, tidak semua sayuran bisa dipotong di mesin ini, sehingga harus
27
3. Proses Produksi
Kegiatan produksi yang dilakukan PT Sayuran Siap Saji adalah sebagai
berikut :
a. Pada saat bahan baku datang dilakukan pengecekan bahan baku yang
bermutu tinggi, mengamati apakah ada kerusakan dan infeksi serangga,
dan mencatat jumlah produk yang diterima. Kemudian, pengaturan aliran
bahan baku yaitu produk yang masuk pertama akan keluar lebih dahulu,
lalu untuk penyimpanan sayuran daun-daunan apabila belum diproses
langsung dimasukkan ke dalam cool storage dengan suhu 6-8° Celcius,
tomat diruang ber-ac dengan suhu 18-20° Celcius, dan bawang Bombay
diletakkan di luar ruang produksi karena harus disimpan di tempat
kering. Bahan yang disimpan harus dilakukan pencatatan untuk
28
menjamin bahan yang masuk penyimpanan awal akan keluar paling awal
pula.
b. Sebelum melakukan kegiatan produksi, ruangan harus dibersihkan
terlebih dahulu dan setelah itu melakukan persiapan seperti
menggunakan pakaian produksi, mencuci tangan, dan memasang pisau
serta sambungan conveyor mesin produksi. Apabila semuanya sudah
siap, maka kegiatan produksi bisa langsung dikerjakan mulai dari proses
trimming sayuran yaitu membuang bahan-bahan yang tidak diperlukan
seperti daun yang sudah layu dan busuk.
c. Pemotongan produk sayuran fresh cut dengan menggunakan mesin
Kronen ini bervariasi mulai dari bawang bombay, tomat, wortel yang
berbentuk ring, silvered, slice, dice, dan julienne, kembang kol, brokoli,
jamur champignon, dan mix salad yang dipotong kecil-kecil, dan lain-
lain. Sedangkan untuk pemotongan sayuran secara manual pisau yang
digunakan harus tajam dan bersih. Selain itu, sanitasi tempat pemotongan
dan peralatan tenaga kerja juga harus dijaga kebersihannya.
d. Pencucian dengan menggunakan mesin hanya dilakukan untuk sayuran
daun saja, karena lebih mudah digerakkan disambungan conveyor mesin
dan lebih mudah untuk dikeringkan. Sedangkan untuk sayuran seperti
tomat dan jagung dilakukan secara manual. Pencucian dilakukan setelah
pemotongan/pengecilan ukuran dengan menggunakan air tanah dari
sumur artesis yang dibuat sendiri oleh PT Sayuran Siap Saji untuk
menghilangan jasad renik pembusuk dan menghilangkan kotoran yang
menempel pada sayur.
e. Pengeringan sayuran daun dilakukan dengan menggunakan mesin
centrifuge selama 30 detik.
f. Packaging sayuran daun dengan menggunakan plastik bening dengan
berat bersih 1 kilogram, sedangkan untuk tomat 0,25 – 0,5 kilogram per
kemasan. Setiap kemasan juga diberi label tanggal produksi dan tanggal
kadaluarsa untuk menjaga keamanan produk.
g. Setelah semua produk dikemas, sebelum produk sayuran fresh cut
dipasarkan disimpan terlebih dahulu di dalam ruangan cool strorage yang
29
produksi dan pemasaran berasal dari warga di sekitar perusahaan sehingga secara
tidak langsung membantu perusahaan meminimumkan upah tenaga kerja dan
meningkatkan ekonomi daerah tersebut. Gambar 5 menunjukkan struktur
organisasi PT Sayuran Siap Saji yang bisa dilihat sebagai berikut.
pengembangan bisnis ini terdiri dari dua komponen, yaitu biaya investasi dan
biaya operasional.
1. Biaya Investasi
Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan satu kali pada awal tahun
proyek untuk memperoleh beberapa kali manfaat sampai secara ekonomis
kegiatan bisnis itu tidak menguntungkan lagi. Biaya investasi pada
pengembangan bisnis ini terdiri dari bangunan pabrik, kantor, mess, mesin
Kronen, mobil truck chiller, pembuatan sumur bor dan saluran air yang
dikeluarkan berdasarkan umur proyek usaha. Total biaya investasi yang
dikeluarkan pada tahun pertama adalah sebesar Rp 1.559.870.000, untuk
lebih jelasnya dapat dilihat mengenai rincian biaya investasi pada Tabel 3.
Tabel 3. Biaya investasi PT Sayuran Siap Saji Tahun 2011
dalam 000 (juta rupiah)
Harga
No Biaya Unit Total Umur
beli Nilai sisa Penyusutan
. investasi barang biaya (tahun)
(unit)
Bangunan
1 500 m2 1.000 500.000 25 50.000 18.000
pabrik
Bangunan
2 150 m2 1.000 150.000 25 15.000 5.400
kantor
Bangunan
3 45 m2 1.000 45.000 15 4.500 2.700
mess karyawan
Mesin kronen
4 1 53.000 53.000 10 5.300 4.770
GS 10
Mobil truck
5 3 250.000 750.000 5 75.000 135.000
chiller
Biaya
6 pembangunan 5.000 5.000
sumur
7 Mesin pres 3 500 1.500 5 150 270
8 AC besar 2 10.000 20.000 5 2.000 3.600
9 AC kecil 1 2.500 2.500 5 250 450
10 Cool storage 1 20.000 20.000 10 2.000 1.800
11 Pisau 10 7 70 5 7 13
12 Trail 60 30 1.800 5 180 324
Pakaian
13 20 50 1.000 1 1.000
produksi
14 Perizinan 5.000
Pemasangan
15 1 5.000 5.000
Meteran Air
Jumlah 1.559.870 154.387 173.326,6
33
2. Biaya Operasional
Biaya operasional merupakan jumlah dana yang dikeluarkan perusahaan
dalam memenuhi seluruh kebutuhan yang mendukung jalannya aktivitas
perusahaan. Biaya operasional termasuk semua biaya produksi,
pemeliharaan dan lainnya yang menggambarkan pengeluaran untuk
menghasilkan produksi yang digunakan bagi setiap proses produksi dalam
satu periode kegiatan produksi. Biaya operasional terdiri dari dua komponen
utama, yakni biaya tetap dan biaya variabel.
a. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak terpengaruh oleh
perkembangan jumlah produksi atau penjualan dalam satu tahun (satu
satuan waktu). Biaya tetap yang dikeluarkan setiap beberapa tahunnya
mengalami kenaikan yang disebabkan oleh pengaruh inflasi, untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Biaya tetap PT Sayuran Siap Saji
dalam 000 (juta rupiah)
Total
No Jenis biaya tetap Jumlah Satuan Harga 1 tahun
harga
1 Biaya perawatan mesin 12 kali 1.000 1.000 12.000
2 Biaya perawatan mobil 3 kali 1.500 1.500 6.000
3 Pajak mobil 3 kali 3.500 10.500 10.500
Gaji pegawai
4 5 orang 4.500 22.500 315.000
manajemen
5 Biaya telepon 12 bulan 1.000 1.000 12.000
6 Biaya promosi 1 kali 6.000 6.000 24.000
7 Biaya listrik 12 bulan 5.000 5.000 60.000
Jumlah biaya tetap 47.500 439.500
b. Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya selaras dengan
perkembangan produksi atau penjualan setiap tahun (satu satuan waktu).
Biaya variabel yang dikeluarkan untuk pengembangan bisnis ini terdiri
dari input produksi, pembayaran upah tenaga kerja borongan, biaya
pengemasan, dan lain-lain. Lebih jelasnya biaya-biaya ini dapat dilihat
pada Tabel 5.
34
sayuran fresh cut ini adalah 6 tahun 2 bulan 2 hari. Nilainya lebih kecil dari
periode usaha 10 tahun sehingga layak untuk dijalankan.
Berdasarkan Tabel 7, dapat dilihat bahwa usaha ini akan berada diambang
batas kelayakan apabila terjadi penurunan harga penjualan sebesar 0,65 persen
akibat banyaknya produksi sayuran fresh cut di pasaran yang menyebabkan
penawaran lebih tinggi daripada permintaan. Sedangkan batas kelayakan terjadi
juga apabila adanya kenaikan harga input produksi sebesar 0,79 persen karena
adanya inflasi. Kenaikan harga input ini diambil berdasarkan harga input yang
terbesar, yaitu harga bahan baku. Analisis switching value diperlukan agar
perusahaan jangan sampai berada pada tingkat perubahan tersebut agar bisnis
yang dijalankan tetap layak. Dari perhitungan analisis switching value tersebut
yang sangat sensitif terhadap perubahan adalah penurunan harga penjualan
sehingga untuk mengatasi hal tersebut perusahaan melakukan diversifikasi produk
dan pengembangan pasar yang baru.
37
Berdasarkan hasil perhitungan cash flow dan laporan laba rugi realiasasi dan
prediksi dilakukan pengolahan dengan menggunakan teknik statistik hipotesis uji
beda dua rata-rata dengan cara membandingkan antara rata-rata masing-masing
variabel penelitian pada tahun 2012 dan 2013. Penelitian ini menggunakan uji
beda dua rata-rata (t-test) dengan bantuan program SPSS 15.00 for Windows,
dengan menggunakan nilai signifikansi (α) sebesar 5%, seperti pada tabel 10.
Tujuan dilakukan perhitungan dengan analisis uji t(t-test) adalah untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan yang cukup signifikan antara data prediksi
dan realiasasi. Adapun hipotesis yang digunakan adalah :
Ho = Tidak terdapat perbedaan antara data prediksi dan data realisasi
Ha = Terdapat perbedaan antara data prediksi dan data realisasi
Jika, -t(0.025;2) ≤ to≤ t(0.025;2), maka Ho diterima
Jika to> t(0.025;2), maka Ho ditolak
38
Lanjutan Tabel 9.
No. Analisis Pembahasan
produksi yang digunakan sudah
menggunakan mesinisasi sehingga
mempercepat proses produksi. Serta
kegiatan produksi sesuai standar HACCP.
3. Aspek Organisasi dan Struktur organisasinya adalah pemilik
Manajemen usaha bertindak sebagai owner dan pemilik
modal usaha, sedangkan direktur berfungsi
dalam perencanaan, pengarahan dan
pengawasan jalannya usaha sayuran fresh
cut yang membawahi manajer operasional
dan tenaga kerja produksi. Kegiatan
pengelolaan keuangan, produksi,
pemasaran, dan sumberdaya manusia PT
Sayuran Siap Saji dilakukan oleh
karyawan yang telah berpengalaman dalam
bidangnya yang dibagi berdasarkan tugas
dan tanggung jawab masing-masing sesuai
perannya.
4. Aspek Finansial Analisis Kelayakan Usaha :
a. NPV = Rp 2.161.854.000 (Layak)
b. Net B/C = 2,23 (Layak)
c. IRR = 24% (Layak)
d. PP = 6 tahun 2 bulan 2 hari
5. Analisis Switching Value Usaha ini akan berada diambang batas
kelayakan apabila terjadi penurunan harga
penjualan sebesar 0,65 persen akibat
banyaknya produksi sayuran fresh cut di
pasaran. Sedangkan batas kelayakan terjadi
juga apabila terjadi kenaikan harga input
produksi sebesar 0,79 persen karena
adanya inflasi.
6. Analisis Perbedaan dengan Hasil perhitungan cash flow dan laporan
Uji-t (t-test) laba rugi data prediksi dengan data
realisasi secara keseluruhan tidak terdapat
perbedaan yang cukup signifikan,
1. Kesimpulan
a. Hasil analisis kelayakan pada aspek pasar dan pemasaran, aspek teknik
dan teknologi dan aspek manajemen dan operasional menunjukkan
bahwa usaha sayuran fresh cut ini layak untuk dilaksanakan. Sedangkan
aspek finansial menunjukkan nilai NPV positif Rp 2.161.854.000, nilai
IRR 24 persen dimana nilai ini lebih besar dari nilai suku bunga Bank
Indonesia (BI) 5,75% dan 7,5%, Net B/C 2,23 dan PP 6 tahun 2 bulan 2
hari yang berarti usaha ini sudah dapat menutup biaya investasi awalnya
sebelum umur usaha berakhir. Semua hasil perhitungan pada analisis
finansial juga menunjukkan bahwa usaha ini layak untuk dijalankan.
b. Kenaikan harga bahan baku yang menunjukkan usaha tidak layak
dilakukan oleh PT Sayuran Siap Saji adalah sebesar 0,79 persen, dimana
akan menghasilkan nilai NPV sebesar (-) Rp 21.687.000, nilai Net B/C
sebesar 0,91, dan PP selama 7 tahun 8 bulan 3 hari. Sedangkan apabila
terjadi penurunan harga jual sebesar 0,65 persen, usaha sayuran fresh cut
tidak layak untuk dilakukan juga. Nilai NPV yang didapatkan sebesar (-)
Rp 42.500.000, nilai Net B/C sebesar 0,90, dan PP selama 7 tahun 9
bulan 3 hari. Hal ini menunjukkan bahwa usaha ini sangat sensitif
terhadap perubahan-perubahan yang terjadi.
c. Perbedaan cash flow dan laporan laba rugi data prediksi dengan realisasi
finansial dari usaha sayuran fresh cut PT Sayuran Siap Saji dengan
menggunakan uji-t (t-test) secara keseluruhan tidak terdapat perbedaan
yang cukup signifikan.
42
2. Saran
Studi kelayakan usaha sayuran fresh cut sudah memiliki jaringan pasar yang
kuat akan tetapi permintaan produk belum terpenuhi secara optimal. Penggunaan
peralatan mesinisasi diharapkan mampu memenuhi permintaan pasar untuk
meningkatkan jumlah produksi. Oleh karena itu perlu adanya penelitian lebih
lanjut mengenai pengoptimalisasian mesin produksi untuk mengetahui seberapa
besar manfaat yang akan diperoleh PT Sayuran Siap Saji dalam memenuhi
permintaan pasar.
43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
46
Lampiran 1. Harga produk Sayuran Fresh Cut PT Sayuran Siap Saji Tahun 2011
OUTFLOW
1. BIAYA INVESTASI :
1. Bangunan Pabrik 500,000
2. Bangunan Kantor 150,000
3.Bangunan Mess Karyawan 45,000
4. Mesin Kronen GS 10 53,000
5. Mobil Truck Chiller 750,000 750,000
6. Biaya pembangunan sumur 5,000
7. Mesin Pres 1,500 1,500
8. AC Besar 20,000 20,000
9. AC Kecil 2,500 2,500
10. Cool Storage 20,000
11. Pisau 70 70
12. Trail 1,800 1,800
13. Pakaian Produksi 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000
14. Perizinan 5,000
15. Pemasangan Meteran Air 5,000
TOTAL BIAYA INVESTASI 1,559,870 1,000 1,000 1,000 1,000 776,870 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000
47
47
48
Lanjutan Lampiran 2.
48
49
Lanjutan Lampiran 2.
Asumsi :
1. Jumlah produksi dan banyaknya bahan baku yang diperlukan, plastik kemasan, cup salad, label dan barcode selama umur proyek
mengalami kenaikan sebesar 7,5% setiap tahunnya berdasarkan data permintaan konsumen PT Sayuran Siap Saji. Sedangkan untuk biaya
transportasi, biaya listrik, dan biaya- biaya perawatan mesin diasumsikan mengalami kenaikan 5% setiap tahun dan beberapa tahun. Gaji
karyawan dan tenaga kerja produksi juga setiap tahun diasumsikan mengalami kenaikan 3%. Kenaikan tersebut berdasarkan data
perusahaan PT Sayuran Siap Saji sebelumnya.
2. Berdasarkan data Bank Indonesia (2014), discount rate yang digunakan untuk usaha sayuran PT Sayuran Siap Saji pada tahun ke 1 sampai
ke 3 adalah sebesar 5,75% yang merupakan rata-rata tingkat suku bunga BI (Bank Indonesia) dalam satu tahun 2012. Sedangkan pada
tahun ke 4 sampai ke 10 adalah sebesar 7,5% yang merupakan rata-rata tingkat suku bunga BI (Bank Indonesia) dalam satu tahun 2014.
49
50
Lampiran 3. Analisis Switching Value penurunan harga penjualan sebesar 0,65% usaha Sayuran Fresh Cut
OUTFLOW
1. BIAYA INVESTASI :
1. Bangunan Pabrik 500,000
2. Bangunan Kantor 150,000
3.Bangunan Mess Karyawan 45,000
4. Mesin Kronen GS 10 53,000
5. Mobil Truck Chiller 750,000 750,000
6. Biaya pembangunan sumur 5,000
7. Mesin Pres 1,500 1,500
8. AC Besar 20,000 20,000
9. AC Kecil 2,500 2,500
10. Cool Storage 20,000
11. Pisau 70 70
12. Trail 1,800 1,800
13. Pakaian Produksi 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000
14. Perizinan 5,000
15. Pemasangan Meteran Air 5,000
TOTAL BIAYA INVESTASI 1,559,870 1,000 1,000 1,000 1,000 776,870 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000
50
51
Lanjutan Lampiran 3.
51
52
Lanjutan Lampiran 3.
52
53
Lampiran 4. Analisis Switching Value kenaikan harga input variabel sebesar 0,79% usaha Sayuran Fresh Cut
TAHUN
URAIAN
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
INFLOW
1. Produksi Sayuran fresh cut 6,747,640 7,253,713 7,797,741 8,382,572 9,011,265 9,687,110 10,413,643 11,194,666 12,034,266 12,936,836
2. Nilai Sisa 154,387 154,387 154,387 154,387 154,387 154,387 154,387 154,387 154,387 154,387
TOTAL INFLOW - 6,902,027 7,408,100 7,952,128 8,536,959 9,165,652 9,841,497 10,568,030 11,349,053 12,188,653 13,091,223
OUTFLOW
1. BIAYA INVESTASI :
1. Bangunan Pabrik 500,000
2. Bangunan Kantor 150,000
3.Bangunan Mess Karyawan 45,000
4. Mesin Kronen GS 10 53,000
5. Mobil Truck Chiller 750,000 750,000
6. Biaya pembangunan sumur 5,000
7. Mesin Pres 1,500 1,500
8. AC Besar 20,000 20,000
9. AC Kecil 2,500 2,500
10. Cool Storage 20,000
11. Pisau 70 70
12. Trail 1,800 1,800
13. Pakaian Produksi 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000
14. Perizinan 5,000
15. Pemasangan Meteran Air 5,000
53
TOTAL BIAYA INVESTASI 1,559,870 1,000 1,000 1,000 1,000 776,870 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000
54
Lanjutan Lampiran 4.
54
55
Lanjutan Lampiran 4.
55
56
56
KEUNTUNGAN BERSIH - 128,478 189,027 254,731 326,103 406,369 493,409 587,823 693,201 808,377 934,160
57
Lampiran 8. Realisasi biaya investasi dan biaya operasional PT Sayuran Siap Saji
Jumlah TC
1 Tahun
No Jenis Biaya Variabel 1x Satuan Harga 1x
(12 x)
produksi Produksi
1 Plastik Kemasan Bening 5 pack 650 3.250 39.000
2 Cup Salad 700 buah 3 2.100 25.200
3 Label dan Barcode 100.000 buah 0.012 1.200 14.400
4 Biaya Transportasi 30 hari 900 27.000 324.000
5 Biaya Tenaga Kerja Produksi 20 orang 1.500 30.000 390.000
6 Biaya Listrik Produksi 12 bulan 8,000 8,000 96,000
Jumlah Biaya Variabel 71.550 888.600
60
Jumlah TC
1 Tahun
No Jenis Biaya Variabel 1x Satuan Harga 1x
(12 x)
produksi Produksi
1 Plastik Kemasan Bening 5 pack 650 3.250 39.000
2 Cup Salad 750 buah 3 2.250 27.000
3 Label dan Barcode 100.000 buah 0.012 1.200 14.400
4 Biaya Transportasi 30 hari 1.050 31.500 378.000
5 Biaya Tenaga Kerja Produksi 20 orang 1.800 36.000 468.000
6 Biaya Listrik Produksi 12 bulan 8,200 8,200 98,400
Jumlah Biaya Variabel 82.400 1.024.800
61
OUTFLOW
1. BIAYA INVESTASI :
1. Bangunan Pabrik 500,000
2. Bangunan Kantor 150,000
3.Bangunan Mess Karyawan 90,000
4. Mesin Kronen GS 10 110,000
5. Mobil Truck Chiller 900,000
6. Biaya pembangunan sumur 20,000
7. Mesin Pres 1,695
8. AC Besar 29,000
9. AC Kecil 20,000
10. Cool Storage 184,000
11. Pisau 300
12. Keranjang Plastik 1,800
13. Pakaian Produksi 6,000 6,000 6,000
14. Perizinan 7,000
15. Pemasangan Meteran Air 3,630
TOTAL BIAYA INVESTASI 2,023,425 6,000 6,000
2. BIAYA OPERASIONAL
A. BIAYA TETAP :
1. Biaya Perawatan Mesin 6,000 6,600
2. Biaya Perawatan Mobil 6,000 6,600
3. Pajak Mobil 10,500 9,975
4. Gaji Pegawai Manajemen 350,000 385,000
5. Biaya Telepon 14,400 15,840
6. Biaya Promosi 28,000 32,000
7. Biaya Listrik 66,000 72,600
TOTAL BIAYA TETAP - 480,900 528,615
B. BIAYA VARIABEL :
1. Bahan Baku 3,976,918 4,558,735
2. Plastik Kemasan Bening 39,000 39,000
3. Cup Salad 25,200 27,000
62
Lanjutan Lampiran 9.
Lampiran 10. Realisasi laporan laba rugi PT Sayuran Siap Saji Tahun 2012-2013
Lampiran 11. Perhitungan Statistik Cash Flow realisasi dan prediksi PT Sayuran
Siap Saji Tahun 2012-2013 dengan uji-t (t-test)
Group Statistics
Dari hasil uji-t, terdapat tidak ada perbedaan yang signifikan antara data realisasi dengan data prediksi pada total biaya variabel dengan p-value >
0.05.
65
66
Lampiran 12. Perhitungan statistik realisasi dan prediksi laporan laba rugi PT Sayuran Siap Saji Tahun 2012-2013 dengan uji-t (t-test)
Group Statistics
Dari hasil uji-t, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara laporan laba rugi data realisasi dengan data prediksi (p-value > 0.05).
66
67
Lampiran 13. Proyeksi usaha Sayuran Fresh Cut PT Sayuran Siap Saji
Perusahaan berdiri
PT Sayuran Siap Saji
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Mulai Produksi
Sayuran Fresh Cut
Posisi
sekarang
Evaluasi Keuangan
Tahun Analisis Studi Kelayakan Bisnis
67