Você está na página 1de 8

PENGARUH WAKTU PAPARAN EKSTRAK LENGKUAS PUTIH (ALPINIA

GALANGA (L.)) TERHADAP PERTUMBUHAN CANDIDA ALBICANS PADA

PLAT RESIN AKRILIK

Adinda Dewi Shintya Putri*, Teguh Tri Widodo**, Helmi Fathurrahman**

*Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang

**Dosen Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Islam Sultan Agung (Unissula)

Semarang

ABSTRAK
Rimpang lengkuas putih (AlpiniaGalanga (L.)) mengandung alkaloid yang
berpotensi sebagai anti jamur. Potensi anti jamur rimpang lengkuas putih terhadap
Candida albicans plat resin akrilik perlu dilakukan mengingat Candida albican
smerupakan salah satu mikroorganisme yang dapat melakukan penetrasi resin akrilik
dan tumbuh pada pemukaan gigi tiruan sehingga dapat menginfeksi jaringan lunak.
Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh waktu paparan ekstrak rimpang lengkuas
putih terhadap pertumbuhan Candida albicans pada plat resin akrilik.
Penelitian eksperimental dengan rancangan post test control group design,
dilakukan pada 24 plat resin akrilik yang dibagi 4 kelompok.Kelompok 1 yaitu plat
resin akrilik yang direndam chlorhexidinne gluconat 0,2 mg/ml selama 30 menit,
kelompok 2, 3, dan 4 direndam dalam ekstrak lengkuas putih konsentrasi 10%
masing-masing selama 30 menit, 1 jam, dan 2 jam. Jumlah koloni Candida albicans
dihitung dengan colony counteryang selanjutnya di analisis dengan uji Kruskal
Wallisdan Mann Whitney.
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata jumlah koloni Candida albicans di
kelompok 1, 2, 3, dan 4 masing-masing adalah 0, 861, 371, dan 57. Uji Kruskal
Wallis menghasilkan nilai p=0,000 menunjukkan setidaknya ada dua kelompok yang
memiliki perbedaan rata-rata jumlah koloni Candida albicans. Perbedaan tersebut
ditunjukkan antar semua pasangan kelompok (p<0,05). Perendaman plat resin akrilik
dalam ekstrak rimpang lengkuas putih konsentrasi 10% selama 2 jam paling efektif
menghambat pertumbuhan Candida albicans.
Kesimpulan: terdapat pengaruh waktu paparan ekstrak rimpang lengkuas putih
(Alpiniagalanga (L.) terhadap pertumbuhan Candida albicans pada plat resin akrilik.
Kata kunci :Ekstrak Rimpang Lengkuas Putih, Waktu Paparan, Candida
albicans.

1
ABSTRACT
White galangal (Alpinia galanga (L.)) rhizome contains an alkaloid that has
antifungal effect. antifungal effect of white galangal rhizome against Candida
albicans on acrylic resin plate is important. Candida albicans is a microorganism
that can penetrate into denture acrylic resin surface and leads to infection in soft
tissues. The aim of this research is to determine the effect during exposure time of
white galangal rhizome toward the growth of Candida albicans on acrylic resin
plate.
This research was experimental with posttest control group design involved
24 acrylic resin plates which divided into 4 groups. Group 1 were soaked in
chlorhexidine gluconat 0.2 mg/ml for 30 minutes, and the rest of the group were
soaked in 10% white galangal rhizome concentrate for 30 minutes, 1 hour and 2
hours. The number of Candida albicans then being analyzed with Kruskal Wallis and
Mann Whitney.
The result showed mean of group 1, 2, 3 and 4 are 0, 861, 371 and 57.
Kruskal Wallis showed value p=0.000 for at least two groups that had different mean
of Candida albicans and value of p<0.05 shown within all pair of groups. Acrylic
resin plate that being soaked into 10% white galangal rhizome concentrate for 2
hours is the most effective in inhibited Candida albicans growth.
The conclusion based on this research is the exposure time of white galangal
rhizome extract ((Alpinia galanga (L.)) has any effect toward Candida albicans
growth on acrylic resin plate.
Keywords: White galangal rhizome extract, exposure time, Candida albicans
Korespondensi : Adinda Dewi Shintya Putri, Jalan Raya Kaligawe Km. 5,5 Semarang
50112
Email: adinda.putri@std.unissula.ac.id

PENDAHULUAN

Denture stomatitis adalah suatu peradangan pada mukosa mulut yang

disebabkan oleh infeksi candida albicans, alergi bahan gigi tiruan, faktor psiokologis,

kurangnya kebersihan gigi tiruan, kurangnya aliran saliva dan malnutrisi. Denture

stomatitis memiliki tanda khas berupa erythema, edema dan berwarna lebih merah

2
dari jaringan sekitarnya yang tidak tertutup oleh gigi tiruan dan menyebabkan rasa

tidak nyaman1. Prevalensi denture stomatitis di indonesia cukup tinggi, didapatkan

32,3% dari 30 pemakaian gigi tiruan juga terdeteksi adanya infeksi candida

albicans2.

Pembersihan terhadap gigi tiruan selayaknya mampu menghilangkan

perlekatan mikroorganisme, salah satunya dengan pemakaian pasta gigi sebagai

pembersih gigi tiruan karena sederhana, murah, tidak toksik, serta efektif

menghilangkan stain dengan deposit organik. Alasan itu pula yang menyebabkan

pasta gigi menjadi bahan pembersih yang populer dan banyak digunakan oleh

masyarakat, tetapi penggunaan pasta gigi memungkinkan terjadinya kerusakan

pada permukaan resin akrilik karena penggunaan yang tidak benar3.

Membersihkan dengan pasta gigi efektif untuk menghilangkan perlekatan biofilm

namun, aksi abrasif dari pasta gigi selama penyikatan berpengaruh pada

peningkatan kekasaran permukaan gigi tiruan. Setelah 2 tahun dilakukan

penyikatan manual, dapat diperkirakan terjadi pengurangan 1/3 mm permukaan

basis gigi tiruan 3.

Untuk melakukan pembersihkan gigi tiruan tanpa mengakibatkan

kekasaran pada permukaan dan menghilangkan mikroorganisme yang melekat

pada basis gigi tiruan yang nantinya bisa menyebabkan suatu infeksi. Plat resin

akrilik gigi tiruan tersebut bisa dibersihkan dengan menggunakan tanaman yang

berpotensi sebagai antijamur yaitu lengkuas putih4. Lengkuas putih ini

3
mengandung alkaloid, flavonoid, dan minyak atsiri. Kandungan alkaloid pada

lengkuas putih (Alpinia Galanga (L.) ini dapat menghambat biosintesa asam

nukleat candida albicans. Penggunaan lengkuas putih tersebut bertujuan untuk

membersihkan plat resin akrilik dengan menurunkan pertumbuhan candida

albicans5 .

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah eksperimental laboratoris in vitro.

Dengan menggunakan rancangan penelitian post test control group design, terdapat 3

kelompok perlakuan dan 1 kelompok kontrol positif.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah candida albicans yang

tersedia pada laboratorium mikrobiologi fakultas kedokteran islam sultan agung

semarang yang telah disetarakan dengan standart 0,5 Mc Farland dari biakan koloni

jamur tersebut, dengan nomor registrasi ATCC 10231.

Sampel yang digunakan pada penelitian ini dengan menggunakan teknik

random sampling. Jumlah kelompok yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari 4

kelompok perlakuan. 3 kelompok perlakuan dan 1 kelompok kontrol positif.

Pembuatan ekstrak lengkuas putih (Alpinia Galanga (L)) 10 % dibuat di

laboratorium biologi universitas negeri semarang. pemeriksaan laboratorium

dilakukan dilaboratorium mikrobiologi fakultas kedokteran universitas islam sultan

agung semarang. Penelitian dilakukan pada bulan juli 2015.

4
Plat resin akrilik yang sudah terpapar suspensi candida albicans dibagi

menjadi 4 kelompok, 1 kelompok kontrol positif dan 3 kelompok perlakuan dan 1

kelompok terdiri dari 6 sampel, pada kelompok perlakuan direndam dengan ekstrak

lengkuas putih (Alpinia Galanga (L)), dengan konsentrasi 10%.

Data atau hasil dari perhitungan jumlah koloni candida albicans setelah

perlakuan dikumpulkan dan dilakukan uji Kruskal Wallis untuk mengetahui

perbedaan pada kelompok dan dilanjut dengan uji Whitney untuk mengetahui

perbedaan dari masing – masing kelompok yang signifikan

HASIL PENELITIAN.

Hasil penelitian pengaruh waktu paparan ekstrak lengkuas putih (alpinia galanga

(L)) terhadap pertumbuhan candida albicans pada plat resin akrilik.

Tabel 1.1 Hasil rata-rata jumlah koloni candida albicans pada masing-
masing kelompok perlakuan.

PENGAMATAN
Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok
Kontrol Perlakuan (30 Perlakuan (60 Perlakuan (120
menit) menit) menit)
0 861 371 57

Berdasarkan tabel di atas terdapat penurunan pertumbuhan candida albicans dari

masing – masing kelompok, sehingga perlu dilakukan uji perbedaan kruskal wallis

sebagai berikut.

5
Tabel 1.2 Hasil Uji Kruskal Wallis

Jumlah koloni Probabilitas uji Keterangan


Kruskall Walis
Antara dua kelompok 0,000 Beda signifikan
Dalam kelompok 0,000 Beda signifikan

Berdasarkan uji kruskal wallis yang telah dilakukan, didapatkan nilai


probalitas 0,000 maka bermakna terdapat perbedaan pada kelompok.

Table 1.3 Hasil Uji Mann Whitney

Kelompok Kontrol Perlakuan I Perlakuan II Perlakuan III


perlakuan Positif
Kontrol positif 0,002 0,002 0,002
Perlakuan I 0,004
Perlakuan II 0,004
Perlakuan III 0,004

Berdasarkan uji mann whitney yang telah dilakukan, terdapat perbedaan

dari masing – masing kelompok.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok kontrol positif dan kelompok

perlakuan mengalami penurunan pertumbuhan koloni candida albicans.Hal ini

disebabkan pada kelompok kontrol positif menggunakan chlorhexidine.

Chlorhexidine adalah suatu antiseptik dan desinfektan golongan bisbiguanide yang

secara umum digunakan dalam bentuk gluconat. Chlorhexidine ini memiliki efek

bakterisidal dan bakteriostatik terhadap bakteri gram positif dan negatif, bakteri ragi,

jamur, protozoa, alga dan virus. Chlorhexidine memiliki efek anti jamur yang dapat

mengkoagulasi nukleoprotein dan merubah dinding sel ragi sehingga menyebabkan

6
keluarnya komponen sitoplasma ke plasmalemma sehingga mekanisme tersebut dapat

mencegah pertumbuhan pada candida albicans.

Hasil penelitian kelompok perlakuan pun didapatkan penurunan jumlah koloni

candida albicans. Hal ini disebakan karena kandungan alkaloid dari lengkuas putih

(Alpinia Galanga (L)). Alkaloid mampu menghambat biosentesa asam nuklet candida

albicans5. Alkaloid juga menghambat sintesis protein dengan cara menghambat

esterase DNA dan RNA polimerase6. Mekanisme kerja alkaloid dengan cara

menetralisir enzim yang terkair dalam invasi jamur, merusak membran sel,

menghambat sistem enzim jamur sehingga mengganggu terbentuknya ujung hifa

protein7, sehingga pertumbuhan koloni jamur terhambat dan mengalami penurunan.

Jumlah koloni candida albicans pada kelompok perlakuan pada waktu 120

menit mengalami penurunan lebih banyak. Waktu paparan yang lebih lama

menyebabkan penurunanjumlah koloni yang lebih banyak karena konsentrasi yang

sama dengan waktu yang berbeda akan mengalami perbedaan. Konsentrasi 10 %

hanya mampu menghambat pertumbuhan koloni candida albicans, sehingga dengan

waktu yang lebih lama maka akan menurunkan jumlah koloni candida albicans yang

lebih banyak pula. Waktu kerja yang semakin lama maka efektif dalam menghambat

pertumbuhan suatu mikroorganisme8.

7
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan waktu paparan ekstrak

lengkuas putih(Alpinia Galanga (L)) mempengaruhi pertumbuhan candida albicans

pada plat resin akrilik. Jumlah koloni candida albicans setelah dipaparkan dengan

ekstrak lengkuas putih (Alpinia Galanga (L))mengalami penurunan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Shibata, N., Suzuki, A., Kobayashi, H, and Okawa, Y. Chemical Structure of


the Cell-Wall Mannan of Candida albicans serotype A and its Difference in
Yeast and Hyphal Forms. 2007. Biochem. J.
2. Sudarmawan. ,“Toksisitas dan Efektifitas Minyak Kayu Manis Dalam
Menghambat Pertumbuhan Koloni Candida albicans pada resin akrilik Heat
cured”(tesis). 2009. Universitas Airlangga Surabaya.
3. Sorgini, DB., Silvia-Lovato, CH., De Souza, RF., Davi, LR., Paranhos, HDE
F. Abrasiveness of Conventional and Spesific Denture-Cleansing Dentifrices,
Braz Dent J. 2009. Vol.(23):154-9.
4. Salni, Aminasih, N. , dan Sriviona, R. Isolasi senyawa antijamur dari
Rimpang Lengkuas Putih (Alpinia galanga (L.) Wild) Dan Penentuan
Konsentrasi Hambat Minimum Terhadap Candida Albicans, 2013. Prosiding
Semirata FMIPA Universitas Lampung.
5. Mc. Charty., P.J., T.P. Pitts., G.P. Gnawardana., M. Kelly-Borqes and S.A.
Pomponi. Antifungal activity of meridine, a natural product from the marine
sponge Corticum sp, J. Nat. 1992. Prod.55
6. Darwis, W., Hafiedzani, M., Astuti,. Sri.R.R. Efektivitas Ekstrak Akar Dan
Daun Pecut Kuda Stachytarpetha Jamaicensis (L) Cahl Dalam Menghambat
Pertumbuhan Jamur Candida Albicans Penyebab Kandidiasis Vaginalis,
Konservasi Hayati, 2012. Vol.08.No.02:1-6.
7. Djunaedy, A. Aktivitas Fungisida Sistemik dan Pemanfaatan Mikoriza Dalam
Rangka Pengendalian Patogen Tular Tanah Pada Tanaman Kedelai (Glycine
Max. L)’, Embryo, 2008. Vol.05.No.2:1-9.
8. Wirayuni, K., A.Waktu perendaman plat resin akrilik heat cured selama 15
menit, 30 menit dan 60 menit dalam ekstrak daun sambiloto (Andrographis
Paniculata) 40 % menurunkan jumlah koloni candida albicans.
2014.Tesis.Universita udayana.

Você também pode gostar