Você está na página 1de 9

E-Jurnal Matematika Vol. 6 (1), Januari 2017, pp.

90-98 ISSN: 2303-1751

PENERAPAN ANALISIS KORELASI KANONIK PADA HUBUNGAN


KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH

Kadek Andrei Prabawa1§, Ni Luh Putu Suciptawati2§, Desak Putu Eka Nilakusmawati3

1
Jurusan Matematika, Fakultas MIPA – Universitas Udayana [Email: andreprabawa46@gmail.com]
2
Jurusan Matematika, Fakultas MIPA – Universitas Udayana [Email: putusuciptawati@yahoo.com]
3
Jurusan Matematika, Fakultas MIPA – Universitas Udayana [Email: nilakusmawati@unud.ac.id]
§
Corresponding Author

ABSTRACT

Customer satisfaction is determined by the quality of customer service desired. Service quality of a
company are important viewed from a consumer standpoint. The purpose of this study is (1) to
determine dominant factors of the service quality by using factor analysis and (2) to determine the
relationship among service quality and customer satisfaction by using canonical correlation analysis.
The primary data were obtained by distributing questionnaires. The sampling technique used was
purposive sampling with the number of respondents as much as 150 customers. Factor analysis
showed that the dominant factors in the quality of service is empathy and the competence of
company’s people with account for data variance as much as 46,156%. Meanwhile, by using
canonical correlation analysis we found that the quality of service and customer satisfaction has close
relationship, with the canonical correlation value as much as 0.869.
Keywords: Canonical Correlation Analysis, Customer Satisfaction, Factor Analysis, Service Quality.

1. PENDAHULUAN
Analisis peubah ganda merupakan teknik hubungan kualitas pelayanan terhadap kepuasan
statistik yang digunakan untuk menganalisis data nasabah di Koperasi Arry Sedana Artha.
peubah ganda (Hair, dkk. 2010). Analisis faktor
dan analisis korelasi kanonik merupakan teknik 2. Tinjauan Pustaka
analisis peubah ganda. Analisis faktor digunakan
2.1 Kualitas Pelayanan dan Kepuasan
untuk mencari faktor-faktor dari kualitas Nasabah
pelayanan dan analisis korelasi kanonik
Menurut Parasuraman, dkk. (2002) kualitas
digunakan untuk menguji hubungan kualitas
pelayanan sebagai hasil persepsi dari
pelayanan dengan kepuasan nasabah.
perbandingan antara harapan pelanggan dengan
Menurut Zheithaml & Bitner, (2003)
kinerja aktual pelayanan. Kualitas pelayanan
kepuasan nasabah dapat diukur dari empat
dapat diukur dengan menggunakan lima dimensi
dimensi yaitu kualitas produk, kualitas jasa,
yaitu berwujud, kehandalan, daya tanggap,
harga, dan biaya. Sedangkan menurut
jaminan, dan kepedulian.
Parasuraman, dkk. (2002) kualitas pelayanan
Menurut Kotler (2005) menyatakan bahwa
dapat diukur dari lima dimensi yaitu berwujud,
kepuasan nasabah adalah perasaan senang atau
kehandalan, daya tanggap, jaminan, dan
tidak senang seseorang ketika membandingkan
kepedulian.
antara hasil produk yang dipikirkan terhadap
Kualitas pelayanan dalam perusahaan jasa
hasil yang diharapkan. Kepuasan nasabah dapat
merupakan hal yang penting untuk menentukan
diukur dari empat faktor menurut Zheithaml &
kepuasan konsumen. Sebagai contoh bisnis yang
Bitner (2003) yaitu kualitas produk, kualitas
bergerak dalam bidang jasa adalah koperasi.
jasa, harga dan biaya
Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui
faktor yang dominan dalam kualitas pelayanan
di Koperasi Arry Sedana Artha dan mengetahui

90
Prabawa, K.A., N.L.P. Suciptawati, D.P.E. Nilakusmawati Penerapan Analisis Korelasi Kanonik Pada Hubungan…

2.2 Analisis Faktor memiliki nilai akar ciri lebih dari satu ( ).
Analisis faktor merupakan teknik analisis Nilai akar ciri menunjukkan besarnya
peubah ganda yang digunakan untuk mengetahui sumbangan dari faktor terhadap varian seluruh
faktor-faktor yang melandasi dan menunjukkan peubah asli. Selanjutnya rotasi faktor dilakukan
saling keterkaitan diantara peubah. Tujuan untuk mengetahui indikator yang masuk dalam
utama dari analisis faktor adalah menemukan suatu faktor. Dalam rotasi faktor ada dua metode
cara untuk mengambarkan informasi yang yaitu metode orthogonal rotation dan metode
terkandung dalam jumlah dari variabel asli oblique rotation.
kedalam himpunan baru yang lebih kecil (Hair, 1. Metode orthogonal rotation merupakan
dkk. 2010). metode rotasi yang menghasilkan faktor-
Misalkan terdapat p indikator dan m faktor, faktor yang saling ortogonal. Rotasi
maka dapat dibuat model sebagai berikut: ortogonal menghasilkan faktor-faktor yang
tidak berkorelasi satu sama lain. Rotasi
ortogonal dibagi menjadi tiga yaitu varimax,
equimax dan quartimax.
2. Metode oblique rotation merupakan metode
rotasi yang tidak menghasilkan faktor-faktor
yang saling ortogonal. Oblique rotation
dengan: menghasilkan faktor-faktor yang saling
= indikator atau variabel ke-i, i=1,2,…, p berkorelasi satu sama lain. Oblique rotation
= faktor ke-j, j=1,2,…, m
dibagi menjadi tiga yaitu oblimin, promax
= bobot (loading) dari indikator ke-i pada
dan orthoblique.
faktor ke-j, i=1,2,…, p dan j=1,2,…, m
= galat (error) 2.3 Analisis Korelasi Kanonik

Pengujian yang dilakukan untuk melihat Analisis korelasi kanonik merupakan salah
apakah data yang diperoleh layak untuk diolah satu teknik analisis peubah ganda yang sering
dengan menggunakan analisis faktor adalah digunakan peneliti ketika menguji hubungan
dengan melakukan tiga uji (Hair, dkk. 2010): (korelasi) antara beberapa beubah dependen
1. Kaiser Meyer Olkin (KMO) digunakan dengan beberapa peubah independen. Secara
untuk mengukur derajat korelasi antar matematis didefinisikan hubungan antara
indikator. Nilai KMO agar analisis faktor sekelompok variabel dependen ( )
tepat digunakan adalah lebih besar dari 0,5. dengan sekelompok variabel independen
2. Uji Bartlett digunakan untuk menguji ( ) (Hair et. al, 2010). Tujuan dari
korelasi antar indikator. Pada uji Bartlett analisis korelasi kanonik adalah mengukur
jika nilai signifikansi kurang dari taraf nyata tingkat keeratan hubungan antara sekelompok
( maka analisis faktor tepat peubah dependen dengan sekelompok peubah
digunakan. independen dan menguraikan struktur hubungan
3. Uji Measure of Sampling Adequency (MSA) di dalam kelompok peubah dependen maupun
digunakan untuk mengukur kelayakan dalam kelompok peubah independen.
sebuah indikator atau variabel disertakan Jika U adalah indikator yang baru berasal
dalam analisis faktor. Indikator yang layak dari kombinasi linear p indikator pertama dan W
digunakan dalam analisis faktor adalah adalah indikator baru yang berasal dari
indikator yang memiliki nilai anti-image kombinasi linear q indikator kedua (Hair, dkk.
. 1995), maka:

Untuk menentukan jumlah faktor digunakan [ ]


nilai akar ciri (eigen value). Faktor yang [ ]
dianggap nyata (signifikan) adalah yang

91
E-Jurnal Matematika Vol. 6 (1), Januari 2017, pp. 90-98 ISSN: 2303-1751

dimana: [ ] tanda beban kanonik menunjukkan arah


hubungannya.
Skor komponen menjadi: 3. Canonical cross loading
Canonical cross loading digunakan untuk
∑ ; melihat korelasi antar peubah asal dalam
∑ ; satu kumpulan dengan peubah kanonik pada
kumpulan yang lain. Semakin besar nilai
Korelasi antara indikator U dan W adalah: loading maka semakin erat hubungan antara
kedua kumpulan peubah


([ ] [ ] ) 3. METODE PENELITIAN
√ Penelitian ini dilaksanakan di Koperasi Arry
Sedana Artha yang bertempat di Jalan Gunung
Batok III, Perum Munang Maning, Denpasar
[ ] [ ]
Barat. Waktu penelitian dilakukan pada bulan
September-November 2016.
√( )( )
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
[ ] * +[ ] nasabah di Koperasi Arry Sedana Artha yang
masih aktif dalam melakukan transaksi. Teknik
√( )( ) sampling yang digunakan adalah purposive
sampling, yaitu menentukan lokasi sampel
secara sengaja dengan dasar pertimbangan
√( )( ) bahwa nasabah yang tinggal di Denpasar lebih
banyak dari daerah lain. Jumlah sampel yang
Interpretasi yang dilakukan dalam analisis diambil sebanyak 150 orang.
korelasi kanonik ada tiga metode yaitu (Hair, Data yang digunakan adalah data primer,
dkk. 2010): yaitu data yang diperoleh melalui kegiatan
1. Canonical weight penelitian langsung ke lokasi penelitian. Untuk
Canonical weight mengambarkan besarnya mengumpulkan data primer maka teknik yang
kontribusi peubah asal dalam peubah digunakan yaitu dengan menyebar kuesioner
kanoniknya dalam satu kumpulan. Peubah
kepada semua nasabah Koperasi Arry Sedana
yang memiliki bobot yang berlawanan tanda
memiliki hubungan kebalikan dengan Artha yang tinggal di Denpasar.
peubah kanonik lainnya dan yang memiliki Variabel yang digunakan dalam penelitian
tanda yang sama memiliki hubungan searah. ini adalah kepuasan nasabah (Y) meliputi
Kontribusi peubah asal dinilai tidak akurat kualitas produk ( ), kualitas jasa ( ), harga
dalam merefleksikan hubungan antar peubah ( ), biaya ( ) dan kualitas pelayanan (X)
karena rentan terhadap adanya
meliputi berwujud ( ), kehandalan ( ), daya
mutikolinearitas.
2. Canonical loading tanggap ( ), jaminan ( ), kepedulian ( ).
Canonical loading disebut sebagai korelasi Uji validitas digunakan untuk mengetahui
struktur, mengukur korelasi linear yang valid atau tidaknya suatu item pernyataan. Suatu
sederhana antara data observasi pada peubah item dikatakan valid jika memiliki nilai
dependen atau independen dengan kumpulan koefisien korelasi lebih dari rtabel. Uji reliabilitas
peubah kanoniknya. Peubah asal yang digunakan untuk mengukur suatu kuesioner
memiliki nilai beban kanonik lebih besar yang merupakan indikator dari variabel.
dari 0,5 dikatakan memiliki peranan besar Kuesioner yang digunakan bersifat reliabel
dalam kumpulan peubahnya, sedangkan apabila nilai Alpha Cronbach ( ) lebih besar
atau sama dengan 0,6 (Hair, dkk. 2010).

92
Prabawa, K.A., N.L.P. Suciptawati, D.P.E. Nilakusmawati Penerapan Analisis Korelasi Kanonik Pada Hubungan…

Langkah-langkah yang dilakukan dalam Tabel 1. Uji Validitas dan Reliabilitas dari
menganalisis data dari penelitian ini yaitu: Kualitas Pelayanan
1. Analisis Faktor
Koefisien
a. Melakukan uji KMO, Bartlett dan MSA Item Ket.
Korelasi
untuk melihat data yang diperoleh dari
X11 (Keadaan gedung dan
indikator kualitas pelayanan layak untuk 0,518 Valid
lingkungan)
diolah. X12 (Peralatan dan teknologi) 0,614 Valid
b. Menentukan jumlah faktor dengan melihat X13 (Penampilan karyawan) 0,826 Valid
nilai akar ciri (eigen value). Faktor yang X21 (Menangani masalah
0,746 Valid
dalam bertransaksi)
diambil apabila memiliki nilai akar ciri
X22 (Menjawab pertanyaan
yang lebih dari satu. 0,787 Valid
nasabah)
c. Melakukan rotasi faktor untuk mengetahui X31 (Membantu dan
0,723 Valid
indikator yang masuk dalam suatu faktor. merespon nasabah)
X32 (Bekerja sama) 0,813 Valid
Metode rotasi faktor yang digunakan
X41 (Rasa aman dalam
adalah metode promax, yaitu bagian dari 0,727 Valid
bertransaksi)
meotde oblique rotation. X42 (Profesional) 0,742 Valid
d. Menentukan skor faktor untuk digunakan X43 (Sopan dan santun) 0,597 Valid
dalam analisis korelasi kanonik. X44 (Pengetahuan yang luas) 0,653 Valid
X51 (Menangani keluhan
2. Analisis Korelasi Kanonik 0,823 Valid
nasabah)
a. Melakukan uji signifikansi nilai korelasi X52 (Memahami kebutuhan
0,632 Valid
kanonik terhadap kualitas pelayanan nasabah)
dengan kepuasan nasabah dan tiap faktor Kualitas Pelayanan; = 0,932
kualitas pelayanan dengan tiap faktor Sumber: Data primer yang diolah (2016)
kepuasan nasabah. Korelasi kanonik yang
signifikan jika nilai < 0,05 (taraf Tabel 2. Uji Validitas dan Reliabilitas dari
Kepuasan Nasabah
nyata).
b. Menginterpretasikan hasil analisis korelasi Koefisien
Item Ket.
kanonik dengan melihat nilai korelasi Korelasi
kanonik. Y11 (Bunga tabungan) 0,459 Valid
Y12 (Penerimaan uang) 0,459 Valid
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Dimensi Kualitas Produk; = 0,629
Y21 (Keadaan lingkungan
4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner 0,437 Valid
dan fasilitas)
Uji validitas dan reliabilitas kuesioner Y22 (Penampilan karyawan) 0,456 Valid
Y23 (Melayani nasabah) 0,644 Valid
dilakukan dengan menyebarkan kuesioner
Y24 (Merespon permintaan
kepada 30 nasabah Koperasi Arry Sedana Artha. 0,659 Valid
nasabah)
Uji validitas dilakukan dengan mencari nilai Y25 (Kepercayaan) 0,456 Valid
koefisien korelasi kemudian dibandingkan Y26 (Pelayanan sama) 0,565 Valid
dengan rtabel dengan n = 30 dan db = 28 serta Dimensi Kualitas Jasa; = 0,785
Y31 (3 tipe angsuran) 0,472 Valid
taraf nyata 0,05 yaitu 0,361. Uji reliabilits dapat
dilihat dari nilai Alpha Cronbach ( ). Kuesioner Y32 (Bunga angsuran) 0,472 Valid
Dimensi Harga; = 0,632
yang bersifat reliabel apabila nilai lebih besar Y41 (Biaya tahunan) 0,828 Valid
atau sama dengan 0,6 (Hair, dkk. 2010). Y43 (Transaksi di tempat) 0,828 Valid
Dimensi Biaya; = 0,906
Sumber: Data primer yang diolah (2016)

93
E-Jurnal Matematika Vol. 6 (1), Januari 2017, pp. 90-98 ISSN: 2303-1751

Item-item pada Tabel 1 dan Tabel 2 X41 0,854


memiliki nilai koefisien korelasi lebih besar dari X42 0,825
X43 0,805
0,361 sehingga item-item pernyataan dikatakan
X44 0,751
valid. Kuesioner yang dirancang dikatakan X51 0,893
reliabel karena nilai yang diperoleh lebih dari X52 0,759
0,6. Sumber: Data primer yang diolah (2016)

4.2 Uji Kelayakan Data 4.3 Komunalitas


Analisis faktor tepat dan layak digunakan Komunalitas digunakan untuk menentukan
apabila peubah-peubah tersebut harus seberapa besar suatu item dapat menjelaskan
berkorelasi. Matriks korelasi yang diperoleh dari suatu faktor. Jika suatu item memiliki nilai
masing-masing item yang merupakan peubah komunalitas lebih dari 0,5 maka dapat dikatakan
dalam analisis faktor yang menunjukkan bahwa bahwa item tersebut dapat menjelaskan faktor.
peubah-peubah tersebut saling berkorelasi, Begitu juga sebaliknya jika suatu item memiliki
karena nilai determinan mendekati 0 yaitu 0,001. nilai komunalitas kurang dari 0,5 maka dapat
Pengujian selanjutnya yang dilakukan untuk dikatakan bahwa item tersebut tidak dapat
melihat apakah data yang diperoleh layak untuk menjelaskan faktor dan item tersebut harus
diolah dengan menggunakan analisis faktor dikeluarkan dalam analisis selanjutnya (Hair,
melakukan uji KMO dan uji Bartlett. Jika nilai dkk. 2010). Tabel 4.7 menunjukkan nilai
KMO di atas 0,5 dan uji Bartlett dengan komunalitas.
signifikansi kurang dari taraf nyata 0,05 maka Tabel 5. Nilai Komunalitas
analisis faktor tepat digunakan (Hair, dkk.
Item Nilai Komunalitas
2010). Data dalam penelitian ini memiliki nilai X11 0,654
KMO sebesar 0,821 dan uji Bartlett nilai X12 0,791
signifikansinya kurang dari 0,05 (Tabel 3), hal X13 0,817
ini menunjukkan bahwa analisis faktor tepat X21 0,579
digunakan. X22 0,684
X31 0,783
Tabel 3. Uji KMO dan Uji Bartlett
X32 0,699
Uji Nilai X41 0,761
KMO 0,821 X42 0,421
Bartlett (Sig.) 0,00 X43 0,527
X44 0,732
Sumber: Data primer yang diolah (2016) X51 0,750
X52 0,768
Selanjutnya, dilakukan uji MSA untuk
Setelah Item X42 Dikeluarkan
masing-masing item. Pada Tabel 4 menunjukkan X11 0,661
bahwa tidak ada item yang memiliki nilai MSA X12 0,798
kurang dari 0,6. Nilai tersebut mengindikasikan X13 0,822
item-item tersebut mampu menjelaskan faktor- X21 0,613
faktor yang memengaruhi kualitas pelayanan. X22 0,701
X31 0,787
Tabel 4. Nilai MSA X32 0,661
X41 0,757
Item Nilai MSA X43 0,539
X11 0,809 X44 0,744
X12 0,802 X51 0,750
X13 0,781 X52 0,763
X21 0,874 Sumber: Data primer yang diolah (2016)
X22 0,853
X31 0,800 Tabel 5 menunjukkan bahwa item X42
X32 0,846 memiliki nilai komunalitas 0,421 lebih kecil dari

94
Prabawa, K.A., N.L.P. Suciptawati, D.P.E. Nilakusmawati Penerapan Analisis Korelasi Kanonik Pada Hubungan…

0,5. sehingga diputuskan untuk mengeluarkan Tabel 7. Hasil Rotasi Faktor


item X42. Setelah item X42 dikeluarkan, adanya Komponen
perubahan nilai komunalitas pada item-item Item
1 2 3
yang lain. X52 0,865 0,344 0,187
X51 0,841 0,485 0,179
4.4 Jumlah Faktor X44 0,833 0,269 0,378
Untuk mengekstraksi jumlah faktor X22 0,830 0,453 0,383
digunakan nilai akar ciri. Faktor yang dianggap X31 0,437 0,877 0,348
signifikan adalah yang memiliki nilai akar ciri X41 0,502 0,862 0,424
lebih dari satu ( ). Nilai akar ciri yang X11 0,192 0,785 0,436
dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 6. X21 0,499 0,700 0,632
X32 0,508 0,697 0,693
Tabel 6. Nilai Akar Ciri Faktor X13 0,344 0,439 0,905
Nilai X12 0,214 0,370 0,885
Persentase Persentase X43 0,213 0,596 0,658
Faktor Akar
Variansi Komulatif
Ciri
1 5,539 46,156 46,156 Sumber: Data primer yang diolah (2016)
2 1,893 15,779 61,935
3 1,164 9,696 71,631 4.6 Interpretasi Faktor
4 0,697 5,809 77,441 Interpretasi faktor dilakukan dengan cara
5 0,652 5,434 82,875
mengelompokkan indikator yang memiliki
6 0,520 4,336 87,211
7 0,406 3,380 90,591
faktor pembobot minimal 0,45 karena sampel
8 0,291 2,428 93,019 dalam penelitian ini berukuran 150. Variabel
9 0,278 2,319 95,338 yang memiliki faktor pembobot kurang dari 0,45
10 0,217 1,812 97,150 dikeluarkan dari model. Berdasarkan tabel 7
11 0,185 1,545 98,694 dapat dilihat bahwa tidak ada variabel yang
12 0,157 1,306 100,000 memeiliki faktor pembobot kurang dari atau
Sumber: Data primer yang diolah (2016) sama dengan 0,45.
Berdasarkan hasil rotasi promax dapat
Tabel 6 menunjukkan bahwa tiga komponen dilihat bahwa ada tiga faktor baru. Tiga faktor
utama yang memiliki nilai akar ciri lebih besar baru dalam penelitian ini masing-masing diberi
dari satu. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah nama baru sesuai dengan pengelompokan
faktor yang memengaruhi kualitas pelayanan variabel pada faktor tersebut.
sebanyak tiga faktor. Tiga komponen utama ini 1. Faktor pertama disebut dengan faktor
secara bersama mampu menerangkan keragaman perhatian dan kompetensi. Faktor ini adalah
kualitas pelayanan sebesar 71,631%.
faktor yang paling memengaruhi kualitas
pelayanan di Koperasi Arry Sedana Artha
4.5 Rotasi Faktor
Rotasi faktor yang digunakan dalam karena memiliki nilai akar ciri paling tinggi
penelitian ini adalah rotasi promax, yaitu bagian yaitu 5,539 dan mampu menjelaskan
dari metode oblique rotation dengan asumsi keragaman sebesar 46,156%. Menurut
bahwa faktor-faktor kualitas pelayanan saling Parasuraman, dkk. (2002) kualitas pelayanan
berkorelasi satu sama lain. Hasil rotasi faktor dapat diukur dengan sepuluh faktor. Faktor
dapat dilihat pada tabel 7. perhatian dan kompetensi merupakan bagian
dari sepuluh faktor tersebut yang artinya
kemampuan karyawan memberikan
perhatian yang bersifat pribadi, memahami
kebutuhan pelanggan dan juga memiliki
keterampilan atau pengetahuan yang tinggi.

95
E-Jurnal Matematika Vol. 6 (1), Januari 2017, pp. 90-98 ISSN: 2303-1751

Nilai loading factor terbesar dalam faktor ini membandingkan p-value dengan taraf nyata
dimiliki oleh indikator Karyawan Koperasi 0,05. Korelasi kanonik dikatakan signifikan
Arry Sedana Artha memahami kebutuhan apabila p-value lebih kecil dari 0,05. Nilai-nilai
nasabah yaitu sebesar 0,865. korelasi kanonik dapat dilihat pada Tabel 8
2. Faktor kedua disebut dengan faktor daya sampai dengan Tabel 12.
tanggap dan kepastian. Faktor ini memiliki
nilai akar ciri 1.893 dan mampu menjelaskan Tabel 8. Uji Signifikansi Nilai Korelasi Faktor-
keragaman sebesar 15.779%. Menurut Faktor Kualitas Pelayanan dengan
Kepuasan Nasabah
Zheithaml & Bitner (2003) kualitas
pelayanan dapat diukur dengan faktor daya Hubungan Nilai p-value
tanggap dan kepastian yaitu kemampuan Perhatian dan Kepuasan
0,673 0,00
Kompetensi nasabah
karyawan membantu dan memberikan
Daya Tanggap Kepuasan
pelayanan dengan cepat, tanggap, dan 0,845 0,00
dan Kepastian nasabah
adanya perasaan aman bagi nasabah baik Kepuasan
Bukti Fisik 0,806 0,00
dalam bertransaksi dan keadaan lingkungan. nasabah
Pada faktor ini terdapat beberapa komponen, Kualitas Kepuasan
0,869 0,00
Pelayanan nasabah
yaitu komunikasi, keamanan, kredibilitas,
dan pengetahuan. Nilai loading factor Sumber: Data primer yang diolah (2016)
terbesar dalam faktor ini dimiliki oleh
Hasil uji signifikansi untuk nilai korelasi
indikator Karyawan Koperasi Arry Sedana
pada Tabel 8 menunjukkan bahwa ketiga faktor
Artha selalu siap untuk membantu dan
kualitas pelayanan signifikan terhadap kepuasan
merespon permintaan nasabah yaitu sebesar
nasabah. Hal ini menunjukkan bahwa faktor-
0,877.
faktor kepuasan nasabah secara nyata memberi
3. Faktor 3 disebut dengan faktor bukti fisik.
pengaruh terhadap kepuasan nasabah. Nilai
Faktor ini memiliki nilai akar ciri 1,164 dan
korelasi terbesar adalah faktor daya tanggap dan
mampu menjelaskan keragaman sebesar
kepastian dengan kepuasan nasabah yaitu
9,696%. Parasuraman, dkk. (2002)
sebesar 0,845, artinya karyawan koperasi cepat
mengatakan bahwa kualitas pelayanan dapat
dan tanggap dalam melayani nasabah dan timbul
diukur dengan lima faktor. Salah satu faktor
perasaan aman bagi nasabah dapat membuat
tersebut adalah faktor bukti fisik yaitu
nasabah merasa puas. Selain itu dapat dilihat
sebagai fasilitas yang dapat dilihat dan
bahwa kualitas pelayanan memiliki korelasi
digunakan perusahaan untuk memenuhi
yang signifikan dengan kepuasan nasabah
kepuasan nasabah, seperti penampilan
sebesar 0,869, artinya kualitas pelayanan yang
karyawan, peralatan dan teknologi, dan lain-
baik memberikan dampak yang baik juga
lain. Nilai loading factor terbesar dalam
terhadap kepuasan nasabah.
faktor ini dimiliki oleh indikator Karyawan
Koperasi Arry Sedana Artha berpenampilan Tabel 9. Uji Signifikansi Nilai Korelasi Faktor-
bersih dan rapi yaitu sebesar 0,905. Faktor Kualitas Pelayanan dengan
Dimensi Kualitas Produk
4.7 Uji Signifikansi Nilai Korelai Kanonik
Hubungan Nilai p-value
Korelasi kanonik untuk faktor-faktor Perhatian dan Kualitas
0,378 0,00
kualitas pelayanan terhadap kepuasan nasabah Kompetensi produk
Daya Tanggap Kualitas
yang dianalisis adalah skor faktor dari tiga faktor 0,644 0,00
dan Kepastian produk
kualitas pelayanan yang diperoleh dari analisis Kualitas
Bukti Fisik 0,606 0,00
faktor dengan empat dimensi kepuasan nasabah. produk
Kemudian dilakukan uji signifikansi terhadap Sumber: Data primer yang diolah (2016)
nilai korelasi yang diperoleh dengan Hasil uji signifikansi untuk nilai korelasi

96
Prabawa, K.A., N.L.P. Suciptawati, D.P.E. Nilakusmawati Penerapan Analisis Korelasi Kanonik Pada Hubungan…

pada Tabel 9 menunjukkan bahwa ketiga faktor Hasil uji signifikansi untuk nilai korelasi
kualitas pelayanan memiliki korelasi yang pada Tabel 11 menunjukkan bahwa ketiga faktor
signifikan dengan indikator kualitas produk. kualitas pelayanan memiliki korelasi yang
Artinya setiap faktor kualitas pelayanan signifikan dengan indikator harga. Artinya setiap
memberikan pengaruh yang nyata terhadap faktor kualitas pelayanan memberikan pengaruh
indikator kualitas produk. Faktor yang yang nyata terhadap indikator harga. Faktor
memberikan korelasi terbesar pada indikator yang memberikan korelasi terbesar pada
kualitas produk adalah faktor daya tanggap dan indikator harga adalah faktor bukti fisik yaitu
kepastian yaitu sebesar 0,644, artinya nasabah sebesar 0,620, artinya nasabah merasa puas
merasa puas karena uang yang dipinjam cepat karena adanya tiga tipe angsuran yang
diterima oleh nasabah dan aman dalam membantu kemampuan pembayaran dan bunga
melakukan transaksi. Secara umum kualitas angsuran tidak memberatkan dalam pembayaran
pelayanan memberikan hubungan yang baik serta mendapatkan pelayanan yang sopan dari
terhadap kepuasan nasabah dalam halnya karyawan. Secara umum kualitas pelayanan
dimensi kualitas produk. memberikan hubungan yang baik terhadap
kepuasan nasabah dalam halnya dimensi harga.
Tabel 10. Uji Signifikansi Nilai Korelasi
Faktor-Faktor Kualitas Pelayanan
dengan Dimensi Kualitas Jasa Tabel 12. Uji Signifikansi Nilai Korelasi Faktor-
Faktor Kualitas Pelayanan dengan
Hubungan Nilai p-value Dimensi Biaya
Perhatian dan Kualitas
0,597 0,00 Hubungan Nilai p-value
Kompetensi jasa
Daya Tanggap Kualitas Perhatian dan
dan Kepastian jasa
0,834 0,00 Biaya 0,347 0,00
Kompetensi
Kualitas Daya Tanggap
Bukti Fisik 0,705 0,00 Biaya 0,417 0,00
jasa dan Kepastian
Sumber: Data primer yang diolah (2016) Bukti Fisik Biaya 0,624 0,00
Sumber: Data primer yang diolah (2016)
Hasil uji signifikansi untuk nilai korelasi
pada Tabel 10 menunjukkan bahwa ketiga faktor Hasil uji signifikansi untuk nilai korelasi
kualitas pelayanan memiliki korelasi yang pada Tabel 12 menunjukkan bahwa ketiga faktor
signifikan dengan indikator kualitas jasa. kualitas pelayanan memiliki korelasi yang
Artinya setiap faktor kualitas pelayanan signifikan dengan indikator biaya. Artinya setiap
memberikan pengaruh yang nyata terhadap faktor kualitas pelayanan memberikan pengaruh
indikator kualitas jasa. Faktor yang memberikan yang nyata terhadap indikator biaya. Faktor yang
korelasi terbesar pada indikator kualitas jasa memberikan korelasi terbesar pada indikator
adalah faktor daya tanggap dan kepastian yaitu biaya adalah faktor bukti fisik yaitu sebesar
sebesar 0,834. Secara umum kualitas pelayanan 0,624, artinya nasabah merasa puas karena
memberikan hubungan yang baik terhadap nasabah melakukan transaksi dengan karyawan
kepuasan nasabah dalam halnya dimensi kualitas yang berpenampilan bersih dan rapi dan juga
jasa. nasabah tidak harus ke kantor dalam melakukan
Tabel 11. Uji Signifikansi Nilai Korelasi Faktor- transaksi (menerima, membayar, dan
Faktor Kualitas Pelayanan dengan
menabung). Secara umum kualitas pelayanan
Dimensi Harga
Hubungan Nilai p-value memberikan hubungan yang baik terhadap
Perhatian dan kepuasan nasabah dalam halnya dimensi biaya.
Harga 0,511 0,00
Kompetensi
Daya Tanggap
Harga 0,441 0,00
dan Kepastian
Bukti Fisik Harga 0,620 0,00
Sumber: Data primer yang diolah (2016)

97
E-Jurnal Matematika Vol. 6 (1), Januari 2017, pp. 90-98 ISSN: 2303-1751

5. KESIMPULAN
Hasil penelitian yang dilakukan di Koperasi
Arry Sedana Artha menunjukkan bahwa terdapat
tiga faktor yang memengaruhi kualitas
pelayanan. Faktor-faktor tersebut adalah
perhatian dan kompetensi, daya tanggap dan
kepastian, dan bukti fisik. Tiga faktor ini mampu
menerangkan keragaman kualitas pelayanan
sebesar 71,631%, dan 28,369% diterangkan oleh
faktor-faktor lain. Faktor yang dominan
memengaruhi kualitas pelayanan adalah faktor
perhatian dan kompetensi dengan nilai akar ciri
5,539 dan persentase variansi 46,156%.
Hasil analisis korelasi kanonik untuk faktor-
faktor yang memengaruhi kualitas pelayanan
memiliki keeratan hubungan yang nyata dengan
kepuasan nasabah di Koperasi Arry Sedana
Artha yaitu sebesar 0,869.

DAFTAR PUSTAKA

Hair, J., Anderson, R., Tatham, R., & Black, W.


(2010). Multivariate Data Analysis With
Reading, Seventh Edition. New Jersey:
Prentice Hall International Edition.
Kotler, P. (2005). Manajemen Pemasaran.
Jakarta: PT. Intan Sejati Klaten.
Parasuraman, A., Zaithaml, V. A., & Berry, L.
L. (2002). Delivering Quality Service.
New York: Mc Milan.
Zeithaml, V. A., & Bitner, Mary jo. (2003).
Service Marketing. New York: Mc Graw-
Hill Companies.

98

Você também pode gostar