Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Topik: Hordeolum
Obyektif Presentasi:
1
Diskusi Presentasi dan Email Pos
Cara membahas:
diskusi
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis:
Hordeolum Interna
Diagnosis Banding
Calazhion
2. Riwayat Pengobatan:
3. Riwayat Kesehatan/Penyakit:
Pasien datang ke Puskesmas Kecamatan Senen dengan keluhan ada benjolan di kelopak mata kiri bawah bagian dalam kurang lebih sejak tiga
hari yang lalu. Awalnya berupa benjolan kecil seperti jerawat yang terasa nyeri bila ditekan dan gatal, kemudian semakin lama semakin
membesar sehingga kelopak mata kiri bawah merah dan bengkak. Benjolan terasa lunak. Sekarang benjolan tidak terasa nyeri namun pasien
merasa mengganjal di bagian kelopak mata kiri bawah. Pasien juga mengaku jarang membersihkan muka sehabis melakukan aktifitas.
Kebiasaan seperti penggunaan alat kosmetik seperti maskara disangkal oleh pasien. Riwayat trauma sebelumnya disangkal serta riwayat pada
keluarga mempunyai penyakit yang sama juga disangkal oleh pasien. Keluar kotoran, mata merah, mata berair dan penglihatan kabur disangkal
oleh pasien. Pasien tidak mengalami demam.
2
4. Riwayat Penyakit Dahulu:
Disangkal
6. Riwayat Sosial/Kebiasaan:
7. Lain-lain: -
3
DAFTAR PUSTAKA
1. Kamus Saku Kedokteran Dorland Edisi 25. 1996. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
2. American Academy of Ophthalmology. 2008. Classification and Management of Eyelid Disorders. In Orbit, Eyelids, and Lacrimal System.
Singapore: Lifelong Education Ophthalmologist. pp 165-167.
3. Vaughan DG, Asbury T, Eva PR. 2000. Palpebra dan Aparatus Lakrimalis. Dalam Oftamologi umum. Edisi 14. Jakarta : Widya Medika. Hal
81-82
4. Ilyas,Sidharta. 2005. Kelopak Mata. Dalam Penuntun Ilmu Penyakit Mata. 3rd edisi. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, hlm : 58-60
5. Ehranheus, Michael P. Hordeolum. Diakses dari: http://www.emedicine.com pada tanggal 10 Desember 2018.
4
5
1. Subjektif
Pasien datang ke Puskesmas Kecamatan Senen dengan keluhan ada benjolan di kelopak mata kiri bawah bagian dalam kurang lebih sejak
tiga hari yang lalu. Awalnya berupa benjolan kecil seperti jerawat yang terasa nyeri bila ditekan dan gatal, kemudian semakin lama semakin
membesar sehingga kelopak mata kiri bawah merah dan bengkak. Benjolan terasa lunak. Sekarang benjolan tidak terasa nyeri namun pasien
merasa mengganjal di bagian kelopak mata kiri bawah. Pasien juga mengaku jarang membersihkan muka sehabis melakukan aktifitas.
Kebiasaan seperti penggunaan alat kosmetik seperti maskara disangkal oleh pasien. Riwayat trauma sebelumnya disangkal serta riwayat pada
keluarga mempunyai penyakit yang sama juga disangkal oleh pasien. Keluar kotoran, mata merah, mata berair dan penglihatan kabur
disangkal oleh pasien. Pasien tidak mengalami demam.
2. Objektif
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36,5 oC
Pernafasan : 20 x/menit
Status Generalis
1. Kepala : Normocephali
2. Mata : Konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-
3. Telinga : Normotia
4. Hidung
6. Leher
Paru-paru
Inspeksi : simetris, tidak ada hemithorax yang tertinggal pada saat statis dan dinamis
Palpasi : gerak simetris vocal fremitus sama kuat pada kedua hemithorax
Perkusi : sonor pada kedua hemithorax, batas paru-hepar pada sela iga VI pada linea midklavikularis dextra, dengan peranjakan 2
jari pemeriksa, batas paru-lambung pada sela iga ke VIII pada linea axilatis anterior sinistra.
Auskultasi : suara nafas vesikuler, tidak terdengar ronkhi maupun wheezing pada kedua lapang paru
Jantung
Inspeksi : tidak tampak pulsasi ictus cordis
Palpasi : terdapat pulsasi ictus cordis pada ICS V, di linea midklavikularis sinistra
Perkusi :
9. Abdomen
Inspeksi : abdomen simetris, datar, tidak terdapat jaringan parut, striae dan kelainan kulit, tidak terdpat pelebaran vena
Palpasi : teraba supel, hepar dan lien tidak teraba, tidak ada nyeri tekan, maupun nyeri lepas, pada pemeriksaan ballottement didapatkan
hasil negative
Perkusi : timpani pada keempat kuadran abdomen, tidak ada nyeri ketok CVA, ballotment (-)
Auskultasi : bising usus positif 2x/menit, intensitas sedang
10. Ekstremitas
Status Oftalmikus
INSPEKSI
Visus OD OS
5/5 E 5/5 E
Gerakan bola mata
Konjungtiva Tarsal Hiperemis (-), papil (-), Hiperemis (-), papil (-),
Superior edema (-) edema (-)
Inferior Hiperemis (-), papil (-), Hiperemis (+), papil (-),
edema (-) edema (-)
Konjungtiva Bulbi injeksi konjungtiva (-), injeksi konjungtiva (-),
injeksi siliar (-), perdarahan injeksi siliar (-), perdarahan
(-) (-)
Kornea Bulat, isokor, jernih, berada Bulat, isokor, jernih, berada
di sentral, refleks cahaya (+), di sentral, refleks cahaya (+),
diameter 3mm diameter 3mm
Bilik Mata Depan Dalam, jernih Dalam, jernih
I. DIAGNOSIS KERJA
Hordeolum Internum OS
III. PENATALAKSANAAN
Non-medikamentosa:
1. Kompres hangat 4-6 kali selama 15 menit setiap kalinya untuk membantu drainase.
2. Jaga kebersihan mata dengan membersihkan kelopak mata dengan air bersih
3. Jangan menusuk atau menekan hordeolum karena dapat memperparah infeksi
Medikamentosa:
Topikal :
Chloramphenicol tetes mata 3 kali/hari
IV. PROGNOSIS
Ad vitam : Ad bonam
3. Assessment
1. Definisi
Hordeolum adalah infeksi kelenjar pada palpebra. Bila kelenjar Meibom yang terkena, timbul pembengkakan besar yang
disebut hordeolum interna. Sedangkan hordeolum eksterna yang lebih kecil dan superfisial adalah infeksi kelenjar Zeiss atau Moll. 6
2. Klasifikasi
Dikenal 2 bentuk hordeolum, yaitu hordeolum internum dan eksternum. Penjelasannya adalah sebagai berikut : 1
a) Hordeolum eksternum
Hordeolum eksternum merupakan infeksi pada kelenjar Zeiss atau Moll dengan penonjolan terutama ke daerah kulit kelopak.
Pada hordeolum eksternum, nanah dapat keluar dari pangkal rambut. Tonjolannya ke arah kulit, ikut dengan pergerakkan kulit
dan mengalami supurasi, memecah sendiri ke arah kulit (Gbr.2).
b) Hordeolum internum
Hordeolum internum merupakan infeksi kelenjar Meibom yang terletak di dalam tarsus dengan penonjolan terutama ke daerah
kulit konjungtiva tarsal. Hordeolum internum biasanya berukuran lebih besar dibandingkan hordeolum eksternum. Pada
hordeolum internum, benjolan menonjol ke arah konjungtiva dan tidak ikut bergerak dengan pergerakan kulit, serta jarang
mengalami supurasi dan tidak memecah sendiri (Gbr.3).
3. Epidemiologi
Data epidemiologi internasional menyebutkan bahwa hordeolum merupakan jenis penyakit infeksi kelopak mata yang paling
sering ditemukan pada praktek kedokteran. insidensi tidak tergantung pada ras dan jenis kelamin.
4. Etiologi
5. Faktor resiko
6. Patogenesis
Patogenesis terjadinya hordeolum eksterna diawali dengan pembentukan nanah dalam lumen kelenjar oleh infeksi
Staphylococcus aureus. Biasanya mengenai kelenjar Zeis dan Moll. Selanjutnya terjadi pengecilan lumen dan statis hasil sekresi
kelenjar. Statis ini akan mencetuskan infeksi sekunder oleh Staphylococcus aureus. Terjadi pembentukan nanah dalam lumen kelenjar.
Secara histologis akan tampak gambaran abses, dengan ditemukannya PMN dan debris nekrotik. Hordeolum interna terjadi akibat
adanya infeksi sekunder kelenjar Meibom di lempeng tarsal.
7. Manifestasi klinis
a. Gejala 3,4
1) Pembengkakan.
2) Rasa nyeri pada kelopak mata.
3) Perasaan tidak nyaman dan sensasi terbakar pada kelopak mata.
4) Penglihatan terganggu
b. Tanda 1
1) Eritema.
2) Edema.
3) Nyeri bila ditekan di dekat pangkal bulu mata.
4) Seperti gambaran absces kecil.
9. Diagnosis
Diagnosis hordeolum ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan oftalmologis.
10. Diagnosis banding
Diagnosis banding hordeolum adalah : 1
1) Kalazion.
2) Dakriosistitis.
3) Selulitis preseptal.
11. Penatalaksanaan
a. Preventif:
- Jaga kebersihan mata dan membiasakan mencuci tangan sebelum menyentuh mata
- Jangan menyetuh mata yang sehat setelah menyentuh mata yang sakit
- Tidak memakai kosmetik pada mata yang sakit
- Hindari penggunaan kontak lensa selama mata belum sembuh
- Menggunakan sapu tangan atau tissue bersih untuk memegang mata yang sakit
- Menggunakan kacamata pelindung jika bepergian atau saat mengendarai motor
b.Promotif:
- Memberikan edukasi bahwa penyakit ini kebanyakan disebabkan oleh infeksi dan penyakit gampang menular dan bagaimana
cara pencegahannya
c. Kuratif :
2) Antibiotik sistemik
Diberikan bila terdapat tanda-tanda bakterimia atau terdapat tanda pembesaran kelenjar limfe di preauricular. 4 Pada kasus
hordeolum internum dengan kasus yang sedang sampai berat. Dapat diberikan cephalexin atau dicloxacilin 500 mg per
oral 4 kali sehari selama 7 hari. Bila alergi penisilin atau cephalosporin dapat diberikan clindamycin 300 mg oral 4 kali
sehari selama 7 hari atau klaritromycin 500 mg 2 kali sehari selama 7 hari.
Pembedahan
Bila dengan pengobatan tidak berespon dengan baik, maka prosedur pembedahan mungkin diperlukan untuk membuat drainase
pada hordeolum.
Pada insisi hordeolum terlebih dahulu diberikan anestesi topikal dengan pantokain tetes mata. Dilakukan anestesi filtrasi
dengan prokain atau lidokain di daerah hordeolum dan dilakukan insisi :
1) Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus pada margo palpebra.
2) Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar dengan margo palpebra.
Setelah dilakukan insisi, dilakukan ekskohleasi atau kuretase seluruh isi jaringan meradang di dalam kantongnya dan
kemudian diberikan salep antibiotik.
Gambar 4. Insisi hordeolum
Non Medikamentosa
Kompres hangat 3 - 4 kali sehari selama 10 - 15 menit tiap kalinya untuk membantu drainase. Lakukan dengan mata tertutup.
Jangan mencoba memecahkan hordeolum, biarkan pecah sendiri. Bersihkan kelopak mata dengan air bersih
d. Rehabilitatif :
Pasien kontrol kembali 1 minggu lagi untuk melihat efek pengobatan dan untuk dilakukan insisi dan kuretase
12. Komplikasi
Komplikasi hordeolum adalah mata kering, simblefaron, abses, atau selulitis palpebra yang merupakan radang jaringan ikat
jarang palpebra di depan septum orbita dan abses palpebra.
13. Pencegahan
Pencegahan hordeolum dapat dilakukan dengan cara berikut :
a. Menjaga kebersihan wajah dan membiasakan mencuci tangan sebelum menyentuh wajah agar hordeolum tidak mudah
berulang.
b. Mengusap kelopak mata dengan lembut menggunakan washlap hangat untuk membersihkan ekskresi kelenjar lemak.
c. Menjaga kebersihan peralatan make-up mata agar tidak terkontaminasi oleh kuman.
d. Menggunakan kacamata pelindung jika bepergian di daerah berdebu.
14. Prognosis
Prognosis umumnya baik, karena proses peradangan pada hordeolum bisa mengalami penyembuhan dengan sendirinya, asalkan kebersihan
daerah mata tetap dijaga dan dilakukan kompres hangat pada mata yang sakit serta terapi yang sesuai