Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
“Bisnis Pariwisata”
NAMA KELOMPOK 2:
Universitas Mahasaraswati
2018
1.1. KONSEP DASAR PARIWISATA
Konsep dan definisi tentang pariwisata, wisatawan serta klasifikasinya perlu ditetapkan
dikarenakan sifatnya yang dinamis.Dalam kepariwisataan, menurut Leiper dalam Cooper et.al
(1998:5) terdapat tiga elemen utama yang menjadikan kegiatan tersebut bisa terjadi.
1. Wisatawan
la adalah aktor dalam kegiatan wisata.Berwisata menjadi sebuah pengalaman manusia
untuk menikmati, mengantisipasi dan mengingatkan masa-masa di dalam kehidupan.
2. Elemen geografi
Pergerakan wisatawan berlangsung pada tiga area geografi, seperti berikut ini:
a. Daerah Asal Wisatawan (DAW)
Daerah tempat asal wisatawan berada, tempat ketika is melakukan aktivitias
keseharian, seperti bekerja, belajar, tidur dan kebutuhan dasar lain. Rutinitas itu
sebagai pendorong untuk memotivasi seseorang berwisata. Dari DAW, seseorang
dapat mencari informasi tentang obyek dan days tarik wisata yang diminati,
membuat pemesanan dan berangkat menuju daerah tujuan.
b. Daerah Transit (DT)
Tidak seluruh wisatawan harus berhenti di daerah itu. Namun, seluruh wisatawan
pasti akan melalui daerah tersebut sehingga peranan DT pun penting. Seringkali
terjadi, perjalanan wisata berakhir di daerah transit, bukan di daerah tujuan. Hal
inilah yang membuat negara-negara seperti Singapura dan Hong Kong berupaya
menjadikan daerahnya multifungsi, yakni sebagai Daerah Transit dan Daerah
Tujuan Wista.
c. Daerah Tujuan Wisata (DTW)
Daerah ini sering dikatakan sebagai sharp end (ujungjtombak) pariwisata. Di
DTW ini dampak pariwisata sangat dirasakan settingga dibutuhkan perencanaan
dan strategi manajemen yang tepat. Untuk menarik wisatawan, DTW merupakan
pemacu keseluruhan sistem pariwisata dan menciptakan permintaan untuk
perjalanan dari DAW. DTW juga merupakan raison d’etre atau alasan utama
perkembangan pariwisata yang menawarkan hal-hal yang berbeda dengan
rutinitas wisatawan.
3. Industri Pariwisata
Elemen ketiga dalam sistem pariwisata adalah industri pariwisata. Industri yang
menyediakan jasa, daya tarik, dan sarana wisata. Industri yang merupakan unit-unit usaha
atau bisnis di dalam kepariwisataan dan tersebar di ketiga area geografi tersebut.Sebagai
contoh, biro perjalanan wisata bisa ditemukan di daerah asal wisatawan, Penerbangan
bisa ditemukan baik di daerah asal wisatawan maupun di daerah transit, dan akomodasi
bisa ditemukan di daerah tujuan wisata.
Pariwisata merupakan kegiatan yang dapat dipahami dari banyak pendekatan. Dalam Undang-
undang RI nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan dijelaskan bahwa:
1. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang
dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau
mempelajari keunikan daya tank wisata yang dikunjungi, dalam jangka waktu sementara.
2. Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.
3. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta
layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, dan pemerintah.
4. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat
multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujudkebutuhan setiap orang dan
negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan,
Pemerintah, Pemerintah Daerah dan pengusaha.
5. Usaha pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan
kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata.
6. Pengusaha pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan
usaha pariwisata.
7. Industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka
menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam
penyelenggaraan pariwisata.
a. Tourism – activities of persons traveling to and staying in places outside their usual
environment for not more than one consecutive year for leisure, business and other
purposes;
Pariwisata dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang melakukan perjalanan ke dan
tinggal di daerah tujuan di luar lingkungan kesehariannya. Perjalanan wisata ini
berlangsung dalam jangka waktu tidak lebih dari satu tahun secara berturut-turut untuk
tujuan bersenang-senang, bisnis dan lainnya.
b. Visitor – any person traveling to a place other than that of his/her usual environ-ment for
less than 12 consecutive months and whose main purpose of travel is not to work for pay
in the place visited;
Dapat diartikan pengunjung adalah siapa pun yang melakukan perjalanan ke daerah lain
di luar dari lingkungan kesehariannya dalam jangka waktu tidak lebih dari 12 bulan
berturut-turut dan tujuan perjalanan tidak untuk mencari nafkah di daerah tersebut.
c. Tourist – overnight visitor, visitor staying at least one night In a collective or private
accommodation in the place visited;
Wisatawan merupakan pengunjung yang menginap atau pengunjung yang tinggal di
daerah tujuan setidaknya satu malam di akomodasi umum ataupun pribadi.
d. Same day visitor – excursionists,visitor who does not spend the night in a collective or
private accommodation in the place visited;
Pengunjung harian adalah ekskurionis, pengunjung yang tidak bermalam di akomodasi
umum atau pribadi di daerah tujuan.
1.2. JENIS PARIWISATA DAN USAHA PARIWISATA
1. Agen Perjalanan, Biro Perjalanan dan Tour Operator (Usaha Jasa Perjalanan) : Kegiatan
Biro Perjalanan lebih luas lagi dibandingkan dengan Biro Perjalanan.
2. Pemanduan Wisata : Usaha ini ada yang telah dimasukkan ke dalam kegiatan Biro
Perjalanan. Namun terdapat pula yang berdiri sendiri. Misalnya, di sebuah objek wisata
terdapat para pemandu yang tidak terkait dengan Biro Perjalanan. Mereka merupakan
pemandu resmi yang tergabung dalam suatu perkumpulan tertentu.
3. Pelayanan Informasi Wisata :Pelayanan informasi wisata dapat dilakukan baik oleh
pemerintah maupun pihak swasta. Kegiatan ini dilakukan oleh pemerintah maka hal
tersebut bukan merupakan usaha komersial, melainkan kegiatan untuk memberikan
kemudahan pelayanan kepada para wisatawan.
4. Pelayanan Pertemuan dan Konferensi :Pelayanan dan pertemuan ini lebih memfokuskan
kegiatannya pada penyediaan fasilitas pertemuan, seminar-seminar, konferensi dan lain-
lain daik dari penyelenggaraannya maupun penyediaan tempat beserta perlengkapannya.
Usaha ini juga kadang menyediakan jasa Master of Ceremony (MC).
5. Usaha Jasa Boga: Restoran, bar dan ketering merupakan usaha yang berdiri sendiri
maupun usaha yang menyatu dengan hotel.
6. Usaha Transportasi : Usaha transportasi meliputi transportasi darat, laut dan udara.
Perusahaan transportasi udara meliputi maskapai penerbangan, transportasi darat meliputi
pelayanan bus, kereta, perusahaan taksi dan transportasi laut meliputi pelayanan umum
dan pelayanan wisata.
7. Usaha Jasa Akomodasi : Usaha akomodasi memberikan pelayanan kepada tamu yang
menginginkan penyewaan penginapan (tempat tinggal) baik dalam jangka waktu pendek
maupun agak lama. Berbagai macam jenis akomodasi seperti: hotel, motel, apartemen,
guest house, hostel, wisma, cottage, bungalow dan lain sebagainya.
8. Usaha Jasa Pencucian (Laundry and Dry Cleaning) : Usaha pencucian memberikan
pelayanan kepada para tamu yang ingin mencucikan pakaiannya baik dicuci biasa
maupun kering/minyak.
9. Usaha Jasa Pemijatan (Message) : Message bukan hal baru di hotel. Para tamu dapat
memperoleh pelayanan pemijatan baik ditempat/ruang pemijatan maupun di kamar.
Bermacam-macam mulai dari pijat biasa, refleksi maupun pijat untuk olahraga dan
kecantikan.
10. Usaha Jasa Penitipan Anak (Baby Sitting) : Para wisatawan yang repot dengan keluarga
sementara waktu mereka terbatas dapat memanfaatkan tempat ini. Untuk layanan ini,
hotel biasanya tidak menyediakan karyawan permanen tetapi daily worker atau casual.
Pada dasarnya seseorang melakukan perjalanan dimotivasi oleh beberapa hal. Dari
berbagai motivasi yang mendorong perjalanan, McIntosh (1977) dan Murphy (1985)
mengatakan bahwa motivasi dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok besar yaitu
sebagai berikut:
Menurut sumber lain, motivasi seseorang melakukan perjalanan wisata juga dapat dibagi menjadi
7, antara lain:
Motivasi perjalanan seseorang dipengaruhi oleh faktor internal wisatawan itu sendiri
dan faktor eksternal. Secara intrinsik, motivasi terbentuk karena adanya kebutuhan dan/atau
keinginan manusia itu sendiri, sesuai dengan teori hirarki kebutuhan Maslow. Kebutuhan
tersebut dimulai dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan
prestise dan kebutuhan akan aktualisasi diri.
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang terbentuknya dipengaruhi oleh faktor-faktor
eksternal, seperti norma sosial, pengaruh atau tekanan keluarga dan situasi kerja yang
terinternalisasi dan kemudian berkembang menjadi kebutuhan psikologis. Motivasi
wisatawan untuk melepaskn diri sejenak dari kegiatan rutin berfungsi untuk melepaskan diri
sejenak dari kegiatan rutinuntuk mengembalikan harmoni di masyarakat, sehingga pariwisata
dapat dipandang sebagai salah satu bentuk terapi sosial.
Proses pemasaran pariwisata dilakukan dengan aktivitas analisis, baik pada sisi permintaan
(pangsa pasar) maupun pada sisi penawaran (produk) pariwisatanya (Sunaryo, dalam Fandeli
1995).
Strategi pemasaran pariwisata di suatu daerah sering menggunakan promosi dan publikasi dalam
mengenalkan objek wisatanya. Publikasi dan promosi bertujuan untuk memberitaukan kepada
orang banyak atau kelompok tertentu bahwa terdapat suatu produk yang akan dijual. Promosi
dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Promosi langsung dapat dilakukan
melalui :
Dampak Positifnya
1. Membuka lapangan kerja bagi penduduk lokal di bidang pariwisata seperti : tour guide,
waiter, bell boy, dan lain-lain.
2. Dibangunnya fasilitas dan infrastruktur yang lebih baik demi kenyamanan para
wisatawan yang juga secara langsung dan tidak langsung bisa dipergunakan oleh
penduduk lokal pula. Seperti : tempat rekreasi, mall, dan lain-lain.
3. Mendapatkan devisa (national balance payment) melalui pertukaran mata uang asing
(foreign exchange).
4. Mendorong seseorang untuk berwiraswasta / wirausaha, contoh : pedagang kerajinan,
penyewaan papan selancar, pemasok bahan makanan dan bunga ke hotel,dan lain-lain.
5. Meningkatkan pendapatan masyarakat dan juga pendapatan pemerintah.
Dampak negatifnya
1. Air
Air mendapatkan polusi dari pembuangan limbah cair (detergen pencucian linen hotel)
dan limbah padat(sisa makanan tamu). Limbah-limbah itu mencemari laut, danau dan sungai. Air
juga mendapatkan polusidari buangan bahan bakar minyak alat transportasi air seperti dari kapal
pesiar.Akibat dari pembuangan limbah, maka lingkungan terkontaminasi, kesehatan masyarakat
terganggu, perubahan dan kerusakan vegetasi air, nilai estetika perairan berkurang (seperti warna
laut berubah dari warnabiru menjadi warna hitam) dan badan air beracun sehingga makanan laut
(seafood) menjadi berbahaya.Wisatawan menjadi tidak dapat mandi dan berenang karena air di
laut, danau dan sungai tercemar.Masyarakat dan wisatawan saling menjaga kebersihan
perairan.Guna mengurangi polusi air, alat transportasi air yang digunakan, yakni angkutan yang
ramah lingkungan, seperti : perahu dayung, kayak, dan kano.
Pantai dan pulau menjadi pilihan destinasi wisata bagi wisatawan. Namun, pantai dan
pulau sering menjaditempat yang mendapatkan dampak negatif dari pariwisata. Pembangunan
fasilitas wisata di pantai dan pulau, pendirian prasarana (jalan, listrik, air), pembangunan
infrastruktur (bandara, pelabuhan) mempengaruhi kapasitas pantai dan pulau.Lingkungan tepian
pantai rusak (contoh pembabatan hutan bakau untuk pendirian akomodasi tepi pantai),kerusakan
karang laut, hilangnya peruntukan lahan pantai tradisional dan erosi pantai menjadi
beberapaakibat pembangunan pariwisata.Preservasi dan konservasi pantai dan laut menjadi
pilihan untuk memperpanjang usia pantai dan laut. Pencanangan taman laut dan kawasan
konservasi menjadi pilihan. Wisatawan juga ditawarkan kegiatan ekowisata yang bersifat ramah
lingkungan. Beberapa pengelola pulau (contoh pengelola Taman NasionalKepulauan Seribu)
menawarkan paket perjalanan yang ramah lingkungan yang menawarkan aktivitas menanam
lamun dan menanam bakau di laut.
Wisatawan asal daerah bermusim panas memilih berwisata ke pegunungan untuk berganti
suasana. Aktivitas di pegunungan berpotensi merusak gunung dan area liarnya. Pembukaan jalur
pendakian, pendirian hotel di kaki bukit, pembangunan gondola (cable car), dan pembangunan
fasilitas lainnya merupakanbeberapa contoh pembangunan yang berpotensi merusak gunung dan
area liar. Akibatnya terjadi tanahlongsor, erosi tanah, menipisnya vegetasi pegunungan (yang
bisa menjadi paru-paru masyarakat) ,potensi polusi visual dan banjir yang berlebihan karena
gunung tidak mampu menyerap air hujan. Reboisasi (penanaman kembali pepohonan di
pegunungan) dan peremajaan pegunungan dilakukan sebagai upaya pencegahan kerusakan
pegunungan dan area liar.
Penggunaan yang berlebihan untuk kunjungan wisata menyebabkan situs sejarah, budaya
dan keagamaanmudah rusak. Kepadatan di daerah wisata, alterasi fungsi awal situs,
komersialisasi daerah wisasta menjadi beberapa contoh dampak negatif kegiatan wisata terhadap
lingkungan fisik. Situs keagamaan didatangi oleh banyak wisatawan sehingga mengganggu
fungsi utama sebagai tempat ibadah yang suci. Situs budaya digunakan secara komersial
sehingga dieksploitasi secara berlebihan (contoh Candi menampung jumlah wisatawan yang
melebihi kapasitas). Kapasitas daya tampung situs sejarah, budaya dan keagamaan dpat
diperkirakan dan dikendalikan melalui manajemen pengunjung sebagai upaya mengurangi
kerusakan pada situs sejarah, budaya dan keagamaan. Upaya konservasi dan preservasi serta
renovasi dapat dilakukan untuk memperpanjang usia situs-situs tersebut.
1. terjadinya tekanan tambahan penduduk akibat pendatang baru dari luar daerah
2. timbulnya komersialisasi
3. berkembangnya pola hidup konsumtif
4. terganggunya lingkungan
5. semakin terbatasnya lahan pertanian
6. pencernaan budaya
7. terdesaknya masyarakat setempat
Dalam perubahan yang diakibatkan oleh Pariwisata Secara teoritis, Cohen (1984)
mengelompokkan dampak Pariwisata terhadap sosial budaya ke dalam sepuluh kelompok besar,
yaitu: