Você está na página 1de 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan kemajuan dan perkembangan zaman, dunia juga mengalami
perkembangannya di berbagai bidang. Salah satunya adalah kemajuan di
bidang kesehatan yaitu teknik transplantasi organ. Transplantasi organ
merupakan suatu teknologi medis untuk penggantian organ tubuh pasien yang
tidak berfungsi dengan organ dari individu yang lain. Sampai sekarang
penelitian tentang transplantasi organ masih terus dilakukan.
Sejak kesuksesan transplantasi yang pertama kali berupa ginjal dari donor
kepada pasien gagal ginjal pada tahun 1954, perkembangan di bidang
transplantasi maju dengan pesat. Permintaan untuk transplantasi organ terus
mengalami peningkatan melebihi ketersediaan donor yang ada. Sebagai contoh
di Cina, pada tahun 1999 tercatat hanya 24 transplantasi hati, namun tahun
2000 jumlahnya mencapai 78 angka. Sedangkan tahun 2003 angkanya
bertambah 356. Jumlah tersebut semakin meningkat pada tahun 2004 yaitu 507
kali transplantasi. Tidak hanya hati, jumlah transplantasi keseluruhan organ di
China memang meningkat drastis. Setidaknya telah terjadi 3 kali lipat melebihi
Amerika Serikat. Ketidakseimbangan antara jumlah pemberi organ dengan
penerima organ hampir terjadi di seluruh dunia.
Sedangkan transplantasi organ yang lazim dikerjakan di Indonesia adalah
pemindahan suatu jaringan atau organ antar manusia, bukan antara hewan ke
manusia, sehingga menimbulkan pengertian bahwa transplantasi adalah
pemindahan seluruh atau sebagian organ dari satu tubuh ke tubuh yang lain
atau dari satu tempat ke tempat yang lain di tubuh yang sama. Transplantasi ini
ditujukan untuk mengganti organ yang rusak atau tak berfungsi pada penerima.
Saat ini di Indonesia, transplantasi organ ataupun jaringan diatur dalam UU
No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan. Sedangkan peraturan pelaksanaannya
diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1981 tentang Bedah Mayat
Klinis dan Bedah Mayat Anatomis serta Transplantasi Alat atau Jaringan
Tubuh Manusia. Hal ini tentu saja menimbulkan suatupertanyaan tentang
relevansi antara Peraturan Pemerintah dan Undang-Undang dimana Peraturan
Pemerintah diterbitkan jauh sebelum Undang-Undang. (Binchoutan,2008)
Penulis mengambil tema makalah Transplantasi organ dikarenakanmaraknya
kasus transplantasi di Indonesia serta masih adanya pro dan kontra di kalangan
masyarakat maupun dunia kesehaan tentang etis dan tidaknya praktek
transplantasi organ.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Transplantasi Organ?


2. Klasifikasi Transplantasi Organ?
3. Apa penyebab Transplantasi Organ?
4. Apa Macam-macam Transplantasi Organ?
5. Bagaimana Transplantasi Menurut Berbagai Pandangan Agama

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu Transplantasi Organ


2. Untuk mengetahui klasifikasi Transplantasi Organ
3. Untuk mengetahui penyebab Transplantasi Organ
4. Untuk mengetahui macam-macam Transplantasi Organ
5. Untuk Mengetahui Pandangan Agama Mengenai Transplantasi Organ

1.4 Manfaat
Memberikan Informasi dan wawasan kepada pembaca mengenai Transplantasi
Organ dan Klasifikasinya dari segi Hukum, etika moral dan Agama khususnya
bagi calon Tenaga Kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Transplantasi Organ


Organ atau lebih sering disebut transplantasi adalah pemindahan suatu jaringan
atau organ manusia tertentu dari suatu tempat ke tempat lain pada tubuhnya
sendiri atau tubuh orang lain dengan persyaratan dan kondisi tertentu. Syarat
tersebut meliputi Kecocokan organ dari donor dan resipen. Donor organ adalah
pemindahan organ tubuh manusia yang masih memiliki daya hidup dan sehat
untuk menggantikan organ tubuh yang tidak sehat dan tidak berfungsi dengan
baik apabila diobati dengan teknik dan cara biasa, bahkan harapan hidup
penderitan hampir tidak ada lagi. Sedangkan resipien adalah orang yang akan
menerima jaringan atau organ dari orang lain atau dari bagian lain dari tubuhnya
sendiri. Organ tubuh yang ditansplantasikan biasa adalah organ vital seperti
ginjal, jantung, dan mata. namun dalma perkembangannya organ-organ tubuh
lainnya pun dapat ditransplantasikannya untuk membantu orang yang sangat
memerlukannya.
Menurut pasal 1 ayat 5 Undang-undang kesehatan,transplantasi organ adalah
rangkaian tindakan medis untuk memindahkan organ dan atau jaringan tubuh
manusia yang berasal dari tubuh orang lain atau tubuh sendiri dalam rangka
pengobatan untuk menggantikan organ dan atau jaringan tubuh. Pengertian lain
mengenai transplantasi organ adalah berdasarkan UU No. 23 tahun 1992 tentang
kesehatan, transplantasi adalah tindakan medis untuk memindahkan organ dan
atau jaringan tubuh manusia yang berasal dari tubuhorang lain atau tubuh sendiri
dalam rangka pengobatan untuk mengganti jaringan dan atau organ tubuh yang
tidak berfungsi dengan baik. Jika dilihat dari fungsi dan manfaatnya
transplantasi organ dapat dikategorikan sebagai ‘life saving’. Live saving
maksudnya adalah dengan dilakukannya transplantasi diharapkan bisa
memperpanjang jangka waktu seseorang untuk bertahan dari penyakit yang
dideritanya.
2.2 Klasifikasi Transplantasi Organ
Transplantasi ditinjau dari sudut si penerima, dapat dibedakan menjadi:
1. Autotransplantasi
pemindahan suatu jaringan atau organ ke tempat lain dalam tubuh orang
itu sendiri.
2. Homotransplantasi
pemindahan suatu jaringan atau organ dari tubuh seseorang ke tubuh
orang lain.
3. Heterotransplantasi
pemindahan organ atau jaringan dari satu spesies ke spesies lain.
4. Autograft
Transplantasi jaringan untuk orang yang sama. Kadang-kadang hal ini
dilakukan dengan jaringan surplus, atau jaringan yang dapat
memperbarui, atau jaringan lebih sangat dibutuhkan di tempat lain
(contoh termasukkulit grafts , ekstraksi vena untuk CABG , dll) Kadang-
kadang autograft dilakukan untuk mengangkat jaringan dan kemudian
mengobatinya atau orang, sebelum mengembalikannya (contoh termasuk
batang autograft seldan penyimpanan darah sebelum operasi )
5. Allograft
Allograft adalah suatu transplantasi organ atau jaringan antara dua non-
identik anggota genetis yang sama spesies . Sebagian besar jaringan
manusia dan organ transplantasi yang allografts. Karena perbedaan
genetik antara organ dan penerima, penerima sistem kekebalan tubuh
akan mengidentifikasi organ sebagai benda asing dan berusaha untuk
menghancurkannya, menyebabkan penolakan transplantasi.
6. IsograftSebuah subset dari allografts
di mana organ atau jaringan yang ditransplantasikan dari donor ke
penerima yang identik secara genetis (seperti kembar identik ). Isografts
dibedakan dari jenis lain transplantasi karena sementara mereka secara
anatomi identik dengan allografts, mereka tidak memicu respon
kekebalan.
7. xenograft dan xenotransplantationTransplantasi
organ atau jaringan dari satu spesies yang lain. Sebuah contoh adalah
transplantasi katup jantung babi, yang cukup umum dan sukses. Contoh
lain adalah mencoba-primata (ikan primata non manusia)-transplantasi
Piscine dari pulau kecil (yaitu pankreas pulau jaringan atau) jaringan.
8. Transplantasi Split
Kadang-kadang organ almarhum-donor, biasanya hati, dapat dibagi
antara dua penerima, terutama orang dewasa dan seorang anak. Ini bukan
biasanya sebuah pilihan yang diinginkan karena transplantasi organ
secara keseluruhan lebih berhasil.
9. Transplantasi Domino
Operasi ini biasanya dilakukan pada pasien dengan fibrosis kistik karena
kedua paru-paru perlu diganti dan itu adalah operasi lebih mudah secara
teknis untuk menggantikan jantung dan paru-paru pada waktu yang sama.
Sebagai jantung asli penerima biasanya sehat, dapat dipindahkan ke
orang lain yang membutuhkan transiplantasi jantung.(parsudi,2007).
2.3 Penyebab Transplantasi Organ
A. Transplantasi dengan donor hidup Transplantasi dengan donor hidup adalah
pemindahan jaringan atau organ tubuh seseorang ke orang lain atau ke
bagian lain dari tubuhnya sendiri tanpa mengancam kesehatan. Donor hidup
ini dilakukan pada jaringan atau organ yang bersifat regeneratif, misalnya
kulit, darah dan sumsum tulang, serta organ-organ yang berpasangan
misalnya ginjal.
B. Transplantasi dengan donor mati atau jenazah Transplantasi dengan donor
mati atau jenazah adalah pemindahan organ atau jaringan dari tubuh jenazah
ke tubuh orang lain yang masih hidup. Jenis organ yang biasanya
didonorkan adalah organ yang tidak memiliki kemampuan untuk regenerasi
misalnya jantung, kornea, ginjal dan pankreas.
C. Penyebab Transplantasi Organ Ada dua komponen penting yang mendasari
tindakan transplantasi, yaitu:
1) Eksplantasi : usaha mengambil jaringan atau organ manusia yang
hiudp atau yang sudah meninggal.
2) Implantasi : usaha menempatkan jaringan atau organ tubuh tersebut
kepada bagian tubuh sendiri atau tubuh orang lain.

Disamping itu, ada dua komponen penting yang menunjang keberhasilan


tindakan transplantasi, yaitu:

1) Adaptasi donasi, yaitu usaha dan kemampuan menyesuaikan diri


orang hidup yang diambil jaringan atau organ tubuhnya, secara
biologis dan psikis, untuk hidup dengan kekurangan jaringan atau
organ.(anonim,2006)
2) Adaptasi resepien, yaitu usaha dan kemampuan diri dari
penerima jaringan atau organ tubuh baru sehingga
tubuhnya dapat menerima atau menolak jaringan atau
organ tersebut, untuk berfungsi baik, mengganti yang
sudah tidak dapat berfungsi lagi. Organ atau jaringan tubuh
yang akan dipindahkan dapat diambil dari donor yang
hidup atau dari jenazah orang baru meninggal dimana
meninggal sendiri didefinisikan kematian batang otak.
Organ-organ yang diambil dari donor hidup seperti : kulit,
ginjal, sumsum tulang dan darah (tranfusi darah). Organ-
organ yang diambil dari jenazah adalah : jantung, hati,
ginjal, kornea, pancreas, paru-paru dan sel otak.

2.4 Macam-macam Transplantasi Organ

Sebelum membahas macaam-macam transplantasi organ, hendaknya diketahui


makna dari donor, rasipien dan organ tubuh. Yang dimaksud dengan donor
adalah orang yang menyumbangkan organ tubuhnya yang masih sehat untuk
dipasangkan padaa orang lain yang organ tubuhnya sakit atau terjadi kelainan.
Adapun istilah jika objek pengambila transpalant dari makhluk hidup disebut
living donor sedangkan resipien adalah orang yang menerima jaringan atau
organ yang dicangkokkan,
Yang dimaksud dengan organ tubuh adalah kumpulan jaringan yang memiliki
fungsi tertentu, seperti jantung, hati, dan lain-lain. Dalam praktek
pencangkokan organ tubuh , organ atau jaringan yang dicangkok atau
adakaalanya diambil dari tubuh orang lain dan ada pula yang di ambil dari
hewan.
Maka pencangkokan organ tubuh dilihat dari segi hubungan genetic antara donor
dan resipien dibagi menjadi tiga, yaitu :
a) Autotransplantasi : Pencangkokan yang resipen dan donornya adalah satu
individu. Jadi organ atau jaringan itu di ambil dari tubuh itu sendiri.
b) Homotransplantasi : Pencangkokan yang resipien dan donornya dua
individu yang sejenis. Jadi organ atau jaringan itu dicangkok dari tubuh
orang lain. Pada homo transplantasi, adakalanya donornya dari orang yang
masih hidup (codaver donor) dan adakalanya orang yang sudah meninggal
(living donor).
c) Heterotransplantasi : Pencangkokan yang resipien dan donornya adalah
dua individu yang berbeda jenisnya. Misalnya resipiennya manusia
sedangkan donornya adalah hewan.
Sedangkan pencangkokan organ tubuh dilihat dari segi jenis pencangkokan yang
dipakai dibagi menjadi :
a) Pencangkokan jaringan, seperti pencangkokan kornea mata.
b) Pencangkokan organ, seperti pengcangkokan ginjal, jantung, hati dan
sebagainya.

Ada dua komponen penting yang mendasari tindakan transplantasi, yaitu :


a) Eksplantasi, yaitu usaha mengambil jaringan organ manusia yang hidup atau
yang sudah meninggal.
b) Implantasi, yaitu usaha menempatkan jaringan atau organ tubuh tersebut
kepada bagian tubuh sendiri atau tubuh orang lain.

Disamping itu, ada dua komponen penting yang menunjang keberhasilan tindakan
transplantasi, yaitu :
a) Adaptasi donasi, yaitu usaha dan kemampuan menyesuaikan diri orang
hidup yang di ambil jaringan atau organ tubuhnya, secara biologis dan
psikis, untuk hidup dengan kekurangan jaringan / organ tubuhnya, secara
biologis dan psikis, untuk hidup dengan kekurangan jaringan/ organ.
b) Adaptasi resepien, yaaitu usaha dan kemampuan diri dari penerimaan
jaringan/ organ tubuh baru sehingga tubuhnya dapat menerima atau
menolah jaringan/ organ tersebut, untuk berfungsi baik, menggati yang
sudah tidak dapat berfungsi lagi.
1) Macam-macam Donor
Berkaitan dengan donor, pencangkokan dapat dikelompokan menjadi tiga
macam, yaitu :
a) Donor dalam keadaan hidup sehat
Pada pencangkokan semacam ini diperlukan seleksi yang cermat dan
harus diadakan pemeriksaan kesehatan yang lengkap dan menyeluruh
baik terhadap donor maupun resipien. Ini dilakukan untuk menghindari
kegagaalan transplantasi yang disebabkan adanya penolakan tubuh
resipien dan juga untuk mencegah resiko bagi donor.
b) Donor dalam keadaan hidup koma
Apabila donor dalam keadaan koma atau diduga kuat akan meninggal,
maka dalam pengambilan organ tubuh donor memerlukan alaat control
dan penunjang kehidupan. Kemudian alat-alat penunjang kehidupan
tersebut dicabut, setelah proses pengambilan organ tubuhnya. Yang
perlu diperhatikan adalah kriteria mati secara medis atau klinis dan
yuridis perlu ditentukan dengan tegas. Apakah kriteria meninggal itu di
tandai dengan berhentinya denyut jantung dan pernafasan, sebgaimana
rumusan PP No.18/1981 atau di tandai dengan berhentinya fungsi otak,
seperti pada rumusan kongres Ikatan Dokter Indonesia tahun 1985.
Penegasan kriteria ini sangat penting bagi dokter sebgai pegangan
dalam menjalankan tugasnya, sehingga ia tidak khawatir dituntut
melakukan pembunuhan berencana oleh keluarga yang bersangkutan
sehubungan dengan praktek pencangkokan.
c) Donor dalam keadaan meninggal.
Keadaan ini merupakan keadaan yang paling tidak ideal untuk
melakukan donor. Organ tubuh yang akan dicangkokan diambil ketika
donor sudah meninggal berdasarkan ketentuan medis dan yuridis.
Hanya saja yang perlu diperhatikan adalah daya tahan organ yang akan
dicangkokan, apakah masih ada kemungkinan untuk bias berfungsi bagi
resipien atu sel-sel dan jaringannya sudah mati, sehingga tidak bias
digunakan lagi. Sehingga tidak berakibat fatal bagi resipien.
2.5 Transplantasi Agama dari Segi Agama
A. Transplantasi Organ dari Segi Agama Hindu
Menurut ajaran Hindu transplantasi organ tubuh dapat dibenarkan dengan
alasan, bahwa pengorbanan (yajna) kepada orang yang menderita, agar dia
bebas dari penderitaan dan dapat menikmati kesehatan dan kebahagiaan,
jauh lebih penting, utama, mulia dan luhur, dari keutuhan organ tubuh
manusia yang telah meninggal. Perbuatan ini harus dilakukan diatas
prinsip yajna yaitu pengorbanan tulus iklas tanpa pamrih dan bukan
dilakukan untuk maksud mendapatkan keuntungan material. Alasan yang
lebih bersifat logis dijumpai dalam kitab Bhagawadgita II.22 sebagai
berikut: “Wasamsi jirnani yatha wihaya nawani grihnati naro’parani, tatha
sarirani wihaya jirnany anyani samyati nawani dehi” Artinya: seperti
halnya seseorang mengenakan pakaian baru dan membuka pakaian lama,
begitu pula Sang Roh menerima badan-badan jasmani yang baru, dengan
meninggalkan badan-badan lama yang tiada berguna.
Ajaran Hindu tidak melarang bahkan menganjurkan umatnya unutk
melaksanakan transplantasi organ tubuh dengan dasar yajna (pengirbanan
tulus ikhlas dan tanpa pamrih) untuk kesejahteraan dan kebahagiaan
sesama umat manusia. Demikian pandangan agama hindu terhadap
transplantasi organ tubuh sebagai salah satu bentuk pelaksanaan ajaran
Panca Yajna terutama Manusa Yajna.
B. Transplantasi Organ dari Segi Agama Islam
1) Tipe Donor 1

Donor dalam keadaan sehat. Yang dimaksud disini adalah donor anggota
tubuh bagi siapa saja yang memerlukan pada saat si donor masih hidup.
Donor semacam ini hukumnya boleh. Karena Allah Swt memperbolehkan
memberikan pengampunan terhadap qisash maupun diyat.

Allah Swt berfirman:

ٌ ‫ـان ذلِكَ تـَ ْخـ ِف‬


‫يف ِم ْن‬ ٍ ‫س‬ َ ‫ف َواَدَا ٌء اِلـَيْــ ِه بــإِحْ ــ‬ ٌ ‫ئ فَـاتـِبَـا‬
ِ ‫ع ِبال َمـ ْع ُر ْو‬ َ ‫ي لَهُ ِم ْن ا َ ِخـ ْي ِه‬
ٌ ‫ش ْْي‬ َ ‫فَ َم ْن عُـ ِف‬
ٌ‫َربــ ِ ُك ْم َو َرحْ َمة‬

Maka barangsiapa yang mendapat suatu pema`afan dari saudaranya,


hendaklah (yang mema`afkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan
hendaklah (yang diberi ma`af) membayar (diat) kepada yang memberi
ma`af dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu
keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang
melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat
pedih. (TQS al-Baqarah [2]: 178)

Namun, donor seperti ini dibolehkan dengan syarat. Yaitu, donor tersebut tidak
mengakibatkan kematian si pendonor. Misalnya, dia mendonorkan jantung,
limpha atau paru-parunya. Hal ini akan mengakibatkan kematian pada diri si
pendonor. Padahal manusia tidak boleh membunuh dirinya, atau membiarkan
orang lain membunuh dirinya; meski dengan kerelaannya.

Allah Swt berfirman:

َ ُ‫َوالَ تـَـقـْـتلُ ُوا اَنـــْف‬


‫ســ ُك ْم‬

Dan janganlah kamu membunuh dirimu. (TQS an-Nisa [4]: 29).

Selanjutnya Allah Swt berfirman:

‫ـــق‬ ْ ِ‫ـر َم هللا اِالَّ بـ‬


ِ ‫ـال َح‬ َ ‫َوالَ تـَـقـْـتلُ ُوا النـْ ْف‬
َّ َ‫س الـَّتِى حـ‬
Dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang
nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu
membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan
sesuatu (sebab) yang benar. (QS al-An’am [6]: 151)

Sebagaimana tidak bolehnya manusia mendonorkan anggota tubuhnya yang


dapat mengakibatkan terjadinya pencampur-adukan nasab atau keturunan.
Misalnya, donor testis bagi pria atau donor indung telur bagi perempuan.
Sungguh Islam telah melarang untuk menisbahkan dirinya pada selain bapak
maupun ibunya.

Allah Swt berfirman:

Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka. (TQS al-
Mujadilah [58]: 2)

Selanjutnya Rasulullah saw bersabda:

“Barang siapa yang menasabkan dirinya pada selain bapaknya, atau


mengurus sesuatu yang bukan urusannya maka atas orang tersebut adalah
laknat Allah, Malaikat dan seluruh manusia”.

Sebagaiman sabda Nabi saw:

“Barang siapa yang dipanggil dengan (nama) selain bapaknya maka surga
haram atasnya”

Begitu pula dinyatakan oleh beliau saw:

“Wanita manapun yang telah mamasukkan nasabnya pada suatu kaum


padahal bukan bagian dari kaum tersebut maka dia terputus dari Allah, dia
tidak akan masuk surga; dan laki-laki manapun yang menolak anaknya
padahal dia mengetahui (bahwa anak tersebut anaknya) maka Allah
menghijab Diri-Nya dari laki-laki tersebut, dan Allah akan menelanjangi
(aibnya) dihadapan orang-orang yang terdahulu maupun yang kemudian”.
Imam Bukhari meriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud Ra, dia berkata:

ِ ‫سـو َل هللا أَالَ نَسْـت َْخ‬


‫صي ؟ فـَـنَـهـَانــَا َع ْن ذَ ِلك‬ َ َ ‫ يـ‬: ‫ فَـقــ ُ ْلـنـَا‬، ‫ْــس لـَـنـَا نِسـَـا ٌء‬
ُ ‫ار‬ ُ ‫ ُكـنـا نَـ ْغ‬.
َ ‫ــز ْوا َم َع النـَّـِبي ِ لـَي‬

“ Kami dulu pernah berperang bersama Rasulullah sementara pada kami tidak
ada isteri–isteri. Kami berkat :”Wahai Rasulullah bolehkah kami melakukan
pengebirian ?” Maka beliau melarang kami untuk melakukannya,”

Adapun donor kedua testis maupun kedua indung telur, hal tersebut akan
mengakibatkan kemandulan; tentu hal ini bertentangan dengan perintah Islam
untuk memelihara keturunan.

2) Tipe donor 2

Hukum Islam pun tidak membolehkan karena salah satu hadist mengatakan
bahwa ”Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh
membayakan diri orang lain.” (HR. Ibnu Majah). Yakni penjelasannya
bahwa kita tidak boleh membahayakan orang lain untuk keuntungan diri
sendiri. Perbuatan tersebut diharamkan dengan alasan apapun sekalipun
untuk tujuan yang mulia.

3) Tipe Donor 3
Menurut hukum Islam ada yang membolehkan dan ada yang mengharamkan.
Yang membolehkan menggantungkan pada syarat sebagai berikut:

1. Resipien (penerima organ) berada dalam keadaan darurat yang


mengancam dirinya setelah menmpuh berbagai upaya pengobatan yang
lama
2. Pencangkokan tidak akan menimbulkan akibat atau komplikasi yang
lebih gawat
3. Telah disetujui oleh wali atau keluarga korban dengan niat untuk
menolong bukan untuk memperjual-belikan

Yang tidak membolehkan alasannya : Seseorang yang sudah mati tidak


dibolehkan menyumbangkan organ tubuhnya atau mewasiatkan untuk
menyumbangkannya. Karena seorang dokter tidak berhak memanfaatkan salah
satu organ tubuh seseorang yang telah meninggal dunia untuk
ditransplantasikan kepada orang yang membutuhkan. Adapun hukum
kehormatan mayat dan penganiayaan terhadapnya, maka Allah SWT telah
menetapkan bahwa mayat mempunyai kehormatan yang wajib dipelihara
sebagaimana orang hidup. Dan Allah telah mengharamkan pelanggaran
terhadap pelanggaran kehormatan mayat sebagaimana pelanggaran
kehormatan orang hidup.Diriwayatkan dari A’isyah Ummul Mu’minin RA
bahwa Rasulullah SAW bersabda:

‫ت َككَــس ِْر ِه َحــيًّـا‬ ْ ‫ــر َع‬


ِ ‫ظــ ُم ال ْمـَ ِيــ‬ َ ‫س‬ َ ‫كَـ‬

“Memecahkan tulang mayat itu sama saja dengan memecahkan tulang orang
hidup” (HR. Ahmad, Abu dawud, dan Ibnu Hibban)
Tindakan mencongkel mata mayat atau membedah perutnya untuk diambil
jantungnya atau ginjalnya atau hatinya untuk ditransplantasikan kepada orang
lain yang membutuhkan dapat dianggap sebagai mencincang mayat. Padahal
Islam telah melarang perbuatan ini. Imam Bukhari telah meriwayatkan dari
Abdullah bin Zaid Al-Anshasi RA, dia berkata :

‫ــو ُل هللا َع ِن الـنُّ ْهـبِي َوال ُمـثَـلَّــ ِة‬


ْ ‫س‬ ُ ‫نـ َ َهى َر‬

“ Rasulullah SAW telah melarang ( mengambil ) harta hasil rampasan dan


mencincang (mayat musuh ).”(H.R. Bukhari)

C. Transplantasi Organ dari segi Agama Kristen


Pada umumnya Gereja memperkenankan transplantasi organ tubuh, adalah
Injil Kehidupan, menurut pandangan Iman Kristen transplantasi organ
merupakan salah satu bentuk perbuatan yang terpuji karena dapat membantu
orang yang kesehatan tubuhnya terganggu atau sakit dan juga ingin
menyelamatkan jiwa seseorang. Apabila donor organ tubuh adalah seorang
yang telah meninggal dunia, maka tidak timbiul masalah normal. Seorang yang
mungkin berkehendak untuk mendonorkan tubuhnya dan memperuntukkannya
bagi tujuan-tujuan yang berguna, yang secara moral tidak bercela dan bahkan
luhur dan punya keinginan untuk menolong orang yang sakit dan menderita
maka keputusan ini tidak dikutuk melainkan dibenarkan. Kaitan transplantasi
organ menurut Firman Tuhan : Kejadian 2 : 21 – 22 , lalu Tuhan Allah membuat
manusia itu tidur nyenyak, ketika ia tidur, Tuhan Allah mengambil salah satu
rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging.
a) Kristen Katolik
Pencangkokan ditegaskan Paus Yohanes Paulus I pada September
1978:
Mendonorkan anggota tubuh setelah meninggal adalah sumbangan
kemanusiaan yang mulia dalam rangka memperbaiki dan
memperpanjang hidup sesamanya. Katolik melihat organ jaringan
donasi / sebagai tindakan amal dan cinta. Transplantasi secara moral
dan etis dapat diterima oleh Vatikan. Gereja menganjurkan kita untuk
mendonorkan organ tubuh sekalipun jantung kita, asal saja sewaktu
menjadi donor kita sudah benar-benar mati artinya bukan mati secara
medis yaitu otak kita yang mati, seperti koma, vegetative state atau
kematian medis lainnya. Tentu kalau kita dalam keadaan hidup dan
sehat kita dianjurkan untuk menolong hidup orang lain dengan menjadi
donor.• Kesimpulannya bila donor tidak menuntut kita harus mati,
seperti donor darah, sum-sum, ginjal, kulit, mata, rambut, lengan, jari,
kaki atau urat nadi, tulang maka kita dianjurkan untuk melakukannya.
Sedangkan menjadi donor mati seperti jantung atau bagian tubuh
lainnya dimana donor tidak bisa hidup tanpa adanya organ tersebut,
maka kita sebagai umat Katolik wajib untuk dinyatakan mati oleh
ajaran GK. Ingat, kematian klinis atau medis bukan mati sepenuhnya,
jadi kita harus menunggu sampai si donor benar-benar mati untuk
dipanen organ, dan ini terbukti tidak ada halangan bagi kebutuhan
medis dalam pengambilan organ.

b) Kristen Protestan
Hal itu tertulis dalam Kitab Matius 22:38-39: Kasihilah Tuhan
Allahmu dengan segenap hatimu dan segenap akal budimu. Kasihilah
sesama manusia seperti dirimu sendiri.

Hal itu tertulis dalam Kitab Matius 22:38-39: Kasihilah Tuhan Allahmu
dengan segenap hatimu dan segenap akal budimu. Kasihilah sesama
manusia seperti dirimu sendiri. Pada umumnya Gereja
memperkenankan transplantasi organ tubuh, adalah Injil Kehidupan,
menurut pandangan Iman Kristen transplantasi organ merupakan salah
satu bentuk perbuatan yang terpuji karena dapat membantu orang yang
kesehatan tubuhnya terganggu atau sakit dan juga ingin menyelamatkan
jiwa seseorang. Apabila donor organ tubuh adalah seorang yang telah
meninggal dunia, maka tidak timbiul masalah normal. Seorang yang
mungkin berkehendak untuk mendonorkan tubuhnya dan
memperuntukkannya bagi tujuan-tujuan yang berguna, yang secara
moral tidak bercela dan bahkan luhur dan punya keinginan untuk
menolong orang yang sakit dan menderita maka keputusan ini tidak
dikutuk melainkan dibenarkan. Kaitan transplantasi organ menurut
Firman Tuhan Kejadian 2 : 21 – 22 , lalu Tuhan Allah membuat
manusia itu tidur nyenyak, ketika ia tidur, Tuhan Allah mengambil
salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging.

D. Transplantasi Organ Menurut Agama Budha

Berdana berupa orga merupakan dana paramita, yang dapat meningkatkan


nilai kehidupan manusia di dalam kehidupan yang akan datang.
Dalam pengertian Budhis, seorang terlahir kembali dengan badan yang baru.
Oleh karena itu, pastilah organ tubuh yang telah didonorkan pada kehidupan
yang lampau tidak lagi berhubungan dengan tubuh dalam kehidupan yang
sekarang. Artinya, orang yang telah mendanakan anggota tubuh tertentu tetap
akan terlahir kembali dengan organ tubuh yang lengkap dan normal. Ia yang
telah berdonor kornea mata misalnya, tetap akan terlahir dengan mata normal,
tidak buta. Malahan, karena donor adalah salah satu bentuk kamma baik,
ketika seseorang berdana kornea mata, dipercaya dalam kelahiran yang
berikutnya, ia akan mempunyai mata lebih indah dan sehat dari pada mata
yang ia miliki dalam kehidupan saat ini.

E. Transplantasi Organ Menurut Agama Khonghucu


Js. Andi Haryanto dan Oni Haryoni (Majelis Tinggi Agama Konghucu
(MATAKIN)), transplantasi menurut konghucu diperbolehkan dengan tujuan
menyelamatkan nyawa manusia.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Organ atau lebih sering disebut transplantasi adalah pemindahan suatu jaringan
atau organ manusia tertentu dari suatu tempat ke tempat lain pada tubuhnya
sendiri atau tubuh orang lain dengan persyaratan dan kondisi tertentu.
Transplantasi Agama dari Segi Agama yaitu :
A. Transplantasi Organ dari Segi Agama Hindu
Menurut ajaran Hindu transplantasi organ tubuh dapat dibenarkan dengan
alasan, bahwa pengorbanan (yajna) kepada orang yang menderita, agar dia
bebas dari penderitaan dan dapat menikmati kesehatan dan kebahagiaan,
jauh lebih penting, utama, mulia dan luhur, dari keutuhan organ tubuh
manusia yang telah meninggal.
B. Transplantasi Organ dari Segi Agama Islam
Donor dalam keadaan sehat. Yang dimaksud disini adalah donor anggota
tubuh bagi siapa saja yang memerlukan pada saat si donor masih hidup.
Donor semacam ini hukumnya boleh. Karena Allah Swt memperbolehkan
memberikan pengampunan terhadap qisash maupun diyat.
C. Transplantasi Organ dari segi Agama Kristen
Pada umumnya Gereja memperkenankan transplantasi organ tubuh, adalah
Injil Kehidupan, menurut pandangan Iman Kristen transplantasi organ
merupakan salah satu bentuk perbuatan yang terpuji karena dapat
membantu orang yang kesehatan tubuhnya terganggu atau sakit dan juga
ingin menyelamatkan jiwa seseorang.
a. Kristen Katolik
Pencangkokan ditegaskan Paus Yohanes Paulus I pada September
1978:
Mendonorkan anggota tubuh setelah meninggal adalah sumbangan
kemanusiaan yang mulia dalam rangka memperbaiki dan
memperpanjang hidup sesamanya. Katolik melihat organ jaringan
donasi / sebagai tindakan amal dan cinta.
b. Kristen Protestan
Hal itu tertulis dalam Kitab Matius 22:38-39: Kasihilah Tuhan Allahmu
dengan segenap hatimu dan segenap akal budimu. Kasihilah sesama
manusia seperti dirimu sendiri.
D. Transplantasi Organ Menurut Agama Budha
Berdana berupa orga merupakan dana paramita, yang dapat meningkatkan
nilai kehidupan manusia di dalam kehidupan yang akan datang.
Dalam pengertian Budhis, seorang terlahir kembali dengan badan yang
baru. Oleh karena itu, pastilah organ tubuh yang telah didonorkan pada
kehidupan yang lampau tidak lagi berhubungan dengan tubuh dalam
kehidupan yang sekarang.
E. Transplantasi Organ Menurut Agama Khonghucu
Js. Andi Haryanto dan Oni Haryoni (Majelis Tinggi Agama Konghucu
(MATAKIN)), transplantasi menurut konghucu diperbolehkan dengan
tujuan menyelamatkan nyawa manusia.

3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat menjadi referensi bagi mahasiswa yang ingin
membuat makalah tentang Sejarah Pancasila serta dapat menambah wawasan
bagi mahasiswa dan bermanfaat bagi generasi muda agar lebih paham tentang
Transplantasi Organ yang sebenarnya dan menjadi pedoman agar tidak terjadi
masalah perbedaan dalam berbangsa dan bernegara. Mohon maaf jika ada
kesalahan dalam penulisan makalah ini untuk kritik dan saran sangat saya
harapkan agar saya bisa memperbaikinya. Untuk itu saya ucapkan Terima Kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Transplantasi Organ: Transplantasi Organtransplantasiku.blogspot.com Transplantasi


Organ: Transplantasi Organtransplantasiku.blogspot.com

Transplantasi dalam Pandangan Berbagai Agama di Indonesia | muzhirohfikriya's

Blogmuzhirohfikriya.wordpress.com

Transplantasi menurut beberapa agamawww.slideshare.net

Agama Tentang Kebidanan: Pandangan Agama-agama di Indonesia Mengenai


Transplantasi dan Bedah Plastiktransplantasidanbedahplastik2015.blogspot.com

Universitas Gadjah Mada: Membedah Pandangan Agama Soal Praktik Donor Transplantasi

Organwww.ugm.ac.id

Você também pode gostar