Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Memberikan Informasi dan wawasan kepada pembaca mengenai Transplantasi
Organ dan Klasifikasinya dari segi Hukum, etika moral dan Agama khususnya
bagi calon Tenaga Kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
Disamping itu, ada dua komponen penting yang menunjang keberhasilan tindakan
transplantasi, yaitu :
a) Adaptasi donasi, yaitu usaha dan kemampuan menyesuaikan diri orang
hidup yang di ambil jaringan atau organ tubuhnya, secara biologis dan
psikis, untuk hidup dengan kekurangan jaringan / organ tubuhnya, secara
biologis dan psikis, untuk hidup dengan kekurangan jaringan/ organ.
b) Adaptasi resepien, yaaitu usaha dan kemampuan diri dari penerimaan
jaringan/ organ tubuh baru sehingga tubuhnya dapat menerima atau
menolah jaringan/ organ tersebut, untuk berfungsi baik, menggati yang
sudah tidak dapat berfungsi lagi.
1) Macam-macam Donor
Berkaitan dengan donor, pencangkokan dapat dikelompokan menjadi tiga
macam, yaitu :
a) Donor dalam keadaan hidup sehat
Pada pencangkokan semacam ini diperlukan seleksi yang cermat dan
harus diadakan pemeriksaan kesehatan yang lengkap dan menyeluruh
baik terhadap donor maupun resipien. Ini dilakukan untuk menghindari
kegagaalan transplantasi yang disebabkan adanya penolakan tubuh
resipien dan juga untuk mencegah resiko bagi donor.
b) Donor dalam keadaan hidup koma
Apabila donor dalam keadaan koma atau diduga kuat akan meninggal,
maka dalam pengambilan organ tubuh donor memerlukan alaat control
dan penunjang kehidupan. Kemudian alat-alat penunjang kehidupan
tersebut dicabut, setelah proses pengambilan organ tubuhnya. Yang
perlu diperhatikan adalah kriteria mati secara medis atau klinis dan
yuridis perlu ditentukan dengan tegas. Apakah kriteria meninggal itu di
tandai dengan berhentinya denyut jantung dan pernafasan, sebgaimana
rumusan PP No.18/1981 atau di tandai dengan berhentinya fungsi otak,
seperti pada rumusan kongres Ikatan Dokter Indonesia tahun 1985.
Penegasan kriteria ini sangat penting bagi dokter sebgai pegangan
dalam menjalankan tugasnya, sehingga ia tidak khawatir dituntut
melakukan pembunuhan berencana oleh keluarga yang bersangkutan
sehubungan dengan praktek pencangkokan.
c) Donor dalam keadaan meninggal.
Keadaan ini merupakan keadaan yang paling tidak ideal untuk
melakukan donor. Organ tubuh yang akan dicangkokan diambil ketika
donor sudah meninggal berdasarkan ketentuan medis dan yuridis.
Hanya saja yang perlu diperhatikan adalah daya tahan organ yang akan
dicangkokan, apakah masih ada kemungkinan untuk bias berfungsi bagi
resipien atu sel-sel dan jaringannya sudah mati, sehingga tidak bias
digunakan lagi. Sehingga tidak berakibat fatal bagi resipien.
2.5 Transplantasi Agama dari Segi Agama
A. Transplantasi Organ dari Segi Agama Hindu
Menurut ajaran Hindu transplantasi organ tubuh dapat dibenarkan dengan
alasan, bahwa pengorbanan (yajna) kepada orang yang menderita, agar dia
bebas dari penderitaan dan dapat menikmati kesehatan dan kebahagiaan,
jauh lebih penting, utama, mulia dan luhur, dari keutuhan organ tubuh
manusia yang telah meninggal. Perbuatan ini harus dilakukan diatas
prinsip yajna yaitu pengorbanan tulus iklas tanpa pamrih dan bukan
dilakukan untuk maksud mendapatkan keuntungan material. Alasan yang
lebih bersifat logis dijumpai dalam kitab Bhagawadgita II.22 sebagai
berikut: “Wasamsi jirnani yatha wihaya nawani grihnati naro’parani, tatha
sarirani wihaya jirnany anyani samyati nawani dehi” Artinya: seperti
halnya seseorang mengenakan pakaian baru dan membuka pakaian lama,
begitu pula Sang Roh menerima badan-badan jasmani yang baru, dengan
meninggalkan badan-badan lama yang tiada berguna.
Ajaran Hindu tidak melarang bahkan menganjurkan umatnya unutk
melaksanakan transplantasi organ tubuh dengan dasar yajna (pengirbanan
tulus ikhlas dan tanpa pamrih) untuk kesejahteraan dan kebahagiaan
sesama umat manusia. Demikian pandangan agama hindu terhadap
transplantasi organ tubuh sebagai salah satu bentuk pelaksanaan ajaran
Panca Yajna terutama Manusa Yajna.
B. Transplantasi Organ dari Segi Agama Islam
1) Tipe Donor 1
Donor dalam keadaan sehat. Yang dimaksud disini adalah donor anggota
tubuh bagi siapa saja yang memerlukan pada saat si donor masih hidup.
Donor semacam ini hukumnya boleh. Karena Allah Swt memperbolehkan
memberikan pengampunan terhadap qisash maupun diyat.
Namun, donor seperti ini dibolehkan dengan syarat. Yaitu, donor tersebut tidak
mengakibatkan kematian si pendonor. Misalnya, dia mendonorkan jantung,
limpha atau paru-parunya. Hal ini akan mengakibatkan kematian pada diri si
pendonor. Padahal manusia tidak boleh membunuh dirinya, atau membiarkan
orang lain membunuh dirinya; meski dengan kerelaannya.
Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka. (TQS al-
Mujadilah [58]: 2)
“Barang siapa yang dipanggil dengan (nama) selain bapaknya maka surga
haram atasnya”
“ Kami dulu pernah berperang bersama Rasulullah sementara pada kami tidak
ada isteri–isteri. Kami berkat :”Wahai Rasulullah bolehkah kami melakukan
pengebirian ?” Maka beliau melarang kami untuk melakukannya,”
Adapun donor kedua testis maupun kedua indung telur, hal tersebut akan
mengakibatkan kemandulan; tentu hal ini bertentangan dengan perintah Islam
untuk memelihara keturunan.
2) Tipe donor 2
Hukum Islam pun tidak membolehkan karena salah satu hadist mengatakan
bahwa ”Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh
membayakan diri orang lain.” (HR. Ibnu Majah). Yakni penjelasannya
bahwa kita tidak boleh membahayakan orang lain untuk keuntungan diri
sendiri. Perbuatan tersebut diharamkan dengan alasan apapun sekalipun
untuk tujuan yang mulia.
3) Tipe Donor 3
Menurut hukum Islam ada yang membolehkan dan ada yang mengharamkan.
Yang membolehkan menggantungkan pada syarat sebagai berikut:
“Memecahkan tulang mayat itu sama saja dengan memecahkan tulang orang
hidup” (HR. Ahmad, Abu dawud, dan Ibnu Hibban)
Tindakan mencongkel mata mayat atau membedah perutnya untuk diambil
jantungnya atau ginjalnya atau hatinya untuk ditransplantasikan kepada orang
lain yang membutuhkan dapat dianggap sebagai mencincang mayat. Padahal
Islam telah melarang perbuatan ini. Imam Bukhari telah meriwayatkan dari
Abdullah bin Zaid Al-Anshasi RA, dia berkata :
b) Kristen Protestan
Hal itu tertulis dalam Kitab Matius 22:38-39: Kasihilah Tuhan
Allahmu dengan segenap hatimu dan segenap akal budimu. Kasihilah
sesama manusia seperti dirimu sendiri.
Hal itu tertulis dalam Kitab Matius 22:38-39: Kasihilah Tuhan Allahmu
dengan segenap hatimu dan segenap akal budimu. Kasihilah sesama
manusia seperti dirimu sendiri. Pada umumnya Gereja
memperkenankan transplantasi organ tubuh, adalah Injil Kehidupan,
menurut pandangan Iman Kristen transplantasi organ merupakan salah
satu bentuk perbuatan yang terpuji karena dapat membantu orang yang
kesehatan tubuhnya terganggu atau sakit dan juga ingin menyelamatkan
jiwa seseorang. Apabila donor organ tubuh adalah seorang yang telah
meninggal dunia, maka tidak timbiul masalah normal. Seorang yang
mungkin berkehendak untuk mendonorkan tubuhnya dan
memperuntukkannya bagi tujuan-tujuan yang berguna, yang secara
moral tidak bercela dan bahkan luhur dan punya keinginan untuk
menolong orang yang sakit dan menderita maka keputusan ini tidak
dikutuk melainkan dibenarkan. Kaitan transplantasi organ menurut
Firman Tuhan Kejadian 2 : 21 – 22 , lalu Tuhan Allah membuat
manusia itu tidur nyenyak, ketika ia tidur, Tuhan Allah mengambil
salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging.
3.1 Kesimpulan
Organ atau lebih sering disebut transplantasi adalah pemindahan suatu jaringan
atau organ manusia tertentu dari suatu tempat ke tempat lain pada tubuhnya
sendiri atau tubuh orang lain dengan persyaratan dan kondisi tertentu.
Transplantasi Agama dari Segi Agama yaitu :
A. Transplantasi Organ dari Segi Agama Hindu
Menurut ajaran Hindu transplantasi organ tubuh dapat dibenarkan dengan
alasan, bahwa pengorbanan (yajna) kepada orang yang menderita, agar dia
bebas dari penderitaan dan dapat menikmati kesehatan dan kebahagiaan,
jauh lebih penting, utama, mulia dan luhur, dari keutuhan organ tubuh
manusia yang telah meninggal.
B. Transplantasi Organ dari Segi Agama Islam
Donor dalam keadaan sehat. Yang dimaksud disini adalah donor anggota
tubuh bagi siapa saja yang memerlukan pada saat si donor masih hidup.
Donor semacam ini hukumnya boleh. Karena Allah Swt memperbolehkan
memberikan pengampunan terhadap qisash maupun diyat.
C. Transplantasi Organ dari segi Agama Kristen
Pada umumnya Gereja memperkenankan transplantasi organ tubuh, adalah
Injil Kehidupan, menurut pandangan Iman Kristen transplantasi organ
merupakan salah satu bentuk perbuatan yang terpuji karena dapat
membantu orang yang kesehatan tubuhnya terganggu atau sakit dan juga
ingin menyelamatkan jiwa seseorang.
a. Kristen Katolik
Pencangkokan ditegaskan Paus Yohanes Paulus I pada September
1978:
Mendonorkan anggota tubuh setelah meninggal adalah sumbangan
kemanusiaan yang mulia dalam rangka memperbaiki dan
memperpanjang hidup sesamanya. Katolik melihat organ jaringan
donasi / sebagai tindakan amal dan cinta.
b. Kristen Protestan
Hal itu tertulis dalam Kitab Matius 22:38-39: Kasihilah Tuhan Allahmu
dengan segenap hatimu dan segenap akal budimu. Kasihilah sesama
manusia seperti dirimu sendiri.
D. Transplantasi Organ Menurut Agama Budha
Berdana berupa orga merupakan dana paramita, yang dapat meningkatkan
nilai kehidupan manusia di dalam kehidupan yang akan datang.
Dalam pengertian Budhis, seorang terlahir kembali dengan badan yang
baru. Oleh karena itu, pastilah organ tubuh yang telah didonorkan pada
kehidupan yang lampau tidak lagi berhubungan dengan tubuh dalam
kehidupan yang sekarang.
E. Transplantasi Organ Menurut Agama Khonghucu
Js. Andi Haryanto dan Oni Haryoni (Majelis Tinggi Agama Konghucu
(MATAKIN)), transplantasi menurut konghucu diperbolehkan dengan
tujuan menyelamatkan nyawa manusia.
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat menjadi referensi bagi mahasiswa yang ingin
membuat makalah tentang Sejarah Pancasila serta dapat menambah wawasan
bagi mahasiswa dan bermanfaat bagi generasi muda agar lebih paham tentang
Transplantasi Organ yang sebenarnya dan menjadi pedoman agar tidak terjadi
masalah perbedaan dalam berbangsa dan bernegara. Mohon maaf jika ada
kesalahan dalam penulisan makalah ini untuk kritik dan saran sangat saya
harapkan agar saya bisa memperbaikinya. Untuk itu saya ucapkan Terima Kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Blogmuzhirohfikriya.wordpress.com
Universitas Gadjah Mada: Membedah Pandangan Agama Soal Praktik Donor Transplantasi
Organwww.ugm.ac.id