Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Murniati
murniati.seho@gmail.com
Mahasiswa Program Studi Administrasi Publik Pascasarjana Universitas Tadulako
Abstract
This study aims to identify and analyze the accountability of officials of the environment
watchdog use descriptive research qualitative approach, to measure accountability based on the
opinions Sedarmayanti (2004: 12), which states that the accountability is: control environment in
accordance with transparent, monitoring environmental efficient and effective and responsive
environmental monitoring. The collection of data through observation, interview, and
documentation, dianlisis through the stages of data reduction, data display, and conclusion. The
study concluded that, officials of the Environment (PPLH) at the Environment Agency Sigi not
accountable in carrying out its duties. It can be seen from liability in accordance with provisions of
environmental monitoring and transparency, has not been implemented properly in addition to not
have a standard operating procedure (SOP), the supervision of compliance with the environment,
not in accordance with the provisions and less transparan.Pertanggungjawaban on environmental
monitoring has not menerepkan principle the efficiency and effectiveness of the well based on the
provisions in force and use the standard operating procedures (SOP). The task of inspecting the
observance, collecting documents and testify against the evidence that was found had not been
effective, because the environment watchdog officials have not been able to maintain the accuracy
and quality assurance monitoring results during an inspection or investigation of business and / or
activity. Similarly, supervisory accountability environment that is responsive, generally the
environmental watchdog officials have not responded well to the aspirations of society as a
feedback to maximize the task. Not to akuntabelnya environmental watchdog official duty stints
environmental surveillance, due to limited funds/operating budget travel to conduct regular
supervision and inspection.
Keywords: Accountability, Acting Supervisor, Environment
Akuntabilitas adalah asas yang dibuat dalam rangka tata tertib menuju
menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil instrumen akuntabilitas daerah, merupakan
akhir dari kegiatan penyelenggaraan negara seperangkat prinsip-prinsip pemerintahan
harus dapat dipertanggungjawabkan kepada yang baik dalam rangka pertanggungjawaban
masyarakat dan rakyat sebagai pemegang yang akuntabel, transparan dan partisipatif
kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan bagi institusi publik, khususnya pemerintah
ketentuan peraturan perundang-undangan, daerah (Pemda). Dalam rangka itu,
yang tertuang pada pasal 3 Undang-Undang pemerintah telah menerbitkan Instruksi
Nomor 28 Tahun 1999, tentang Presiden Republik Indonesia (Inpres) Nomor
penyelenggara negara yang bersih dan bebas 7 tahun 1999, tentang akuntabilitas kinerja
dari korupsi, kolusi, dan nepotisme, antara instansi pemerintah. Inpres tersebut
lain menyatakan bahwa asas-asas umum mewajibkan setiap instansi pemerintah baik
penyelenggaraan negara adalah asas pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
akuntabilitas sebagai unsur penyelenggara pemerintahan
Perlunya pertanggungjawaban daerah negara untuk mempertanggungjawabkan
atas segala proses tindakan-tindakan yang pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya,
114
115 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 1, Januari 2016 hlm 114-126 ISSN: 2302-2019
Undang Nomor 32 Tahun 2009, tentang khususnya Pasal 3 yang menyatakan bahwa
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan asas-asas umum penyelenggaraan negara
Hidup. Tugas pejabat pengawas lingkungan antara lain adalah asas akuntabilitas.
hidupadalah melaksanakan pengawasan Transparansi dalam penegakkan peraturan
penaatan penanggung jawabpengelolaan dan ketentuan yang berlaku serta tidak
lingkungan hidup, sesuai ketentuan dan berupaya secara terpadu melestarikan fungsi
transparan sebagaimana diutarakan oleh lingkungan hidup meliputi penataan,
informan kunci Ir.Eniswati Dg Matona, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan,
Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten pemulihan, pengawasan, dan pengendalian
Sigi, menyatakan bahwa: lingkungan hidup. Hasil wawancara dengan
“Pejabat pengawas lingkungan hidup informan Yoke A. Pangandaheng, SP, Kepala
daerah, memiliki kewenangan melakukan Bidang Pengawasan Sumber Daya Alam,
pengawasan terhadap lingkungan hidup baik menyatakan bahwa:
secara langsung atau tidak langsung untuk “Pejabat pengawas lingkungan hidup dalam
mengetahui tingkatketaatan penanggung menjalankan tugas pengawasan selain
jawab usaha dan/atau kegiatanterhadap memantau usaha dan atau kegiatan yang
ketentuan dalam izin lingkungan dan mempunyai potensi menimbulkan
peraturan perundang-undangan dibidang pencemaran dan atau perusakan lingkungan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, membuat suatu kebijakan yang
hidup berdasarkan Peraturan Pemerintah transparan tentang penataan, pemanfaatan,
Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan pengembangan, pemeliharaan, pemulihan,
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi pengawasan, dan pengendalian lingkungan
sebagai Daerah Otonom dalam pengelolaan hidup. Pertanggungjawabkan tugas bukan
lingkungan hidup.Pengawasan tersebut hanya kepada pimpinan, tetapi terutama
dilaksanakan secara transparan berdasarkan kepada masyarakat umum untuk memberi
ketentuan dan peraturan antara lain Undang rasa aman akibat pencemaran lingkungan.
Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Oleh karena itu, bagi pelaku usaha harus
Pengelolaan Lingkungan Hidup, Undang mendapatkan legitimasi tentang Analisa
Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Dampak Lingkungan (AMDAL) sebelum
Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan usaha dijalankan” (wawancara tgl. 24
Ekosistemnya, Peraturan Pemerintah RI Nopember 2015).
Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Berdasarkan pengamatan, pejabat
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, Pasal pengawas lingkungan hidup dalam
3 Peraturan Pemerintah RI Nomor 27 Tahun melaksanakan kewajiban sesuai dengan
199, tentang Jenis usaha atau kegiatan wajib ketentuan, belum maksimal terutama
AMDAL diatur oleh Keputusan Menteri melakukan pemantauan terhadap keterangan
Nomor: 39/MENLH/9/1996, dan Undang dari pihak penanggung jawab usaha dan atau
Undang Nomor 5 Tahun 1983 tentang Zone kegiatan mengenai upaya-upaya yang
Ekonomi Eksklusif” (wawancara tgl. 23 dilakukan dalam pengendalian pencemaran
Nopember 2015). dan atau pengendalian kerusakan lingkungan
Pejabat pengawas lingkungan hidup hidup.Belum maksimal tugas pemantauan
dalam melaksanakan pengawasan terhadap terutama pengawasan secara langsung oleh
lingkungan hidupsesuai dengan ketentuan pejabat pengawas lingkungan hidup tersebut,
dan transparan, merupakan amanat Undang- disebabkan ketersediaan anggaran perjalanan
Undang Nomor 28 Tahun 1999, tentang dinas yang sangat terbatas. Hal itu diutarakan
penyelenggara negara yang bersih dan bebas oleh informan Rosnawati, SP, salah seorang
dari korupsi, kolusi, dan nepotisme,
119 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 1, Januari 2016 hlm 114-126 ISSN: 2302-2019
pengawas lingkungan hidup Kabupaten Sigi apakah perusahaan tersebut dalam aktivitas
dan pelaku usaha sementara kegiatan usahanya sudah sesuai dengan ketentuan
tersebut telah menimbulkan berbagai macam atau tidak” wawancara tgl. 24 Nopember
gangguan lingkungan disekitarnya. Bahkan 2015).
mengarah pada pencemaran udara dan Berdasarkan hasil wawancara tersebut,
kerusakan lingkungan hidup seperti adanya berarti pejabat pengawas lingkungan hidup
cerobong dari pabrik pembuatan aspal yang belum maksimal menjalankan tugasnya dan
mencemari udara dan tumpahan bahan belum merespon apa yag menjadi keluhan
berbahaya serta beracun seperti solar dan masyarakat selama ini. Dalam arti,
oli bekas, drum aspal bekas yang ditimbun pengawasan yang responsif belum akuntabel
begitu saja tanpa ada wadah penyimpanan dijalankan oleh pejabat pengawas lingkungan
sementara (TPS)”(wawancara tgl. 26 hidup. Setiap pejabat pengawas wajib
Nopember 2015). melakukan kajian terhadap bahan-bahan
Pada dasarnya pembangunan untuk pelaksanaan pengendalian pencemaran.
kegiatan yang berpotensi mencemari Bahan-bahan yang harus dipelajari tersebut
lingkungan, seharusnya disertai dokumen dapat berupa dokumen dan rekaman gambar,
yang melegitimasi bahwa kegiatan usaha terutama terkait dengan kegiatan pengelolaan
tidak akan membahayakan penduduk lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan
disekitarnya akibat pencemaran udara. Masih dalam pengendalian pencemaran. Kaji ulang
adanya keluhan dari masyarakat sebagaimana informasi usaha dan/atau kegiatan yang akan
diutarakan oleh informan tersebut diawasi sebelum pelaksanaan pengawasan
menunjukan bahwa pembangunan pabrik sangat penting untuk menunjang keberhasilan
aspal yang terletak di Desa Lembangtongoa dan efektifitas dari kegiatan pengawasan
Kecamatan Palolo tersebut belum yang akan dilakukan. Hasil kajian ini akan
mendapatkan perhatian dari pejabat memberikan bekal kepada pejabat pengawas
pengawas lingkungan hidup Kabupaten lingkungan hidup tentang gambaran status
Sigi.Hasil wawancara dengan informan Dwi kinerja pengendalian pencemaran air dari
Darma Yudha, SP, Kepala Bidang Analisa usaha dan/atau kegiatan yang diawasi.
Masalah Dampak Lingkungan (AMDAL) Bahan-bahan yang seharusnya dikaji ulang
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sigi, sebelum dilaksanakan pengawasan ini
menyatakan sebagai berikut: sebagian besar merupakan jenis data
“Pada dasarnya, setiap kegiatan usaha di sekunder yang diperoleh dari berbagai pihak
daerah Kabupaten Sigi tidak boleh selain perusahaan yang bersangkutan, dan
melakukan aktivitas sebelum memiliki terutama dari masyarakat.
dokumen Amdal. Jika ada perusahaan yang Jenis dokumen dan informasi yang
melakukan aktivitas tidak dilindungi oleh dimaksud dalam melakukan kegiatan
dokumen Amdal, maka perusahaan tersebut pengawasan antara lain: 1) Dokumen
akan dikenakan sanksi administratif dengan AMDAL atau UKL-UPL.2) Laporan umum
mencabut izin operasi atau dihentikan usaha dan/atau kegiatan (Company Profile).
kegiatan hingga perusahaan tersebut 3) Laporan RKL-RPL atau UKL-UPL dari
melengkapi dokumen yang dimaksud sesuai usaha dan/atau kegiatan. 4) Data pemantauan
ketentuan perundang-undangan lingkungan kualitas air limbah oleh petugas pengawas
hidup yang berlaku. Menurut saya, belum sebelumnya. 5) Peraturan perundang-
ada satupun perusahaan yang melakukan undangan pengendalian pencemaran air. 6)
aktivitasnya di daerah Kabupaten Sigi yang Data penaatan terkait dengan kegiatan unit
belum dilengkapi dokumen Amdal. Hanya penegakan hukum, jika ada. 7) Profil
saja pengawasannya yang harus dilakukan penaatan lingkungan perusahaan yang
125 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 1, Januari 2016 hlm 114-126 ISSN: 2302-2019
lingkungan hidup, tetapi juga menyangkut Moleong, Lexy J., 2000, Metodologi
kehidupan sosial, politik dan ekonomi Penelitian Kualitatif, Cet.Kedua,
masyarakat khususnya yang bermukim Bandung: PT.Remadja Rosdakarya
disekitar kegiatan usaha yang dijalankan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Sigi
oleh perusahaan. Nomor 9 Tahun 2010, tentang
2. Perlunya penambahan jumlah pejabat Organisasi Perangkat Daerah
pengawas lingkungan hidup yang dilingkungan Pemerintah Daerah
memiliki sertifikasi di bidang pengawasan Kabupaten Sigi
lingkungan hidup, dan peningkatan Sedarmayanti, 2004, Good Governance
dana/anggaran operasional untuk (Kepemerintahan Yang Vaik), Bagian
memaksimalkan tugas pengawasan reguler Kedua, ”Membangun Sistem
dan sidak. Manajemen Kinerja Guna
Meningkatkan Produktivitas Menuju
UCAPAN TERIMA KASIH Good Governance (Kepemerintahan
Yang Baik), Cetakan Pertama,
Dalam kesempatan ini, penulis ingin Bandung: CV.mandar Maju
mengaturkan banyak terima kasih yang Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian.,
setinggi-tingginya dan setulus-tulusnya (editor), 2011, Metode Penelitian
kepada yang terhormat Bapak Prof. Dr. Survai, Cet.keempat, Jakarta: LP3ES
Sultan, M.Si, selaku Ketua Tim Pembimbing Sugiyono., 2011, Metode Penelitian
dan Bapak Dr. Nawawi Natsir, M.Si., selaku Kombinasi (Mixed Methods), Cetakan
Anggota Tim Pembimbing, yang telah Ke-I, Bandung : Alfabeta
banyak mencurahkan perhatian, bimbingan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999,
dan arahan kepada penulis dalam penulisan tentang penyelenggara negara yang
tesis dimana artikel ini diambil. bersih dan bebas dari korupsi, kolusi,
dan nepotisme.
DAFTAR PUSTAKA Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009,
tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun Lingkungan Hidup
1999, tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah
Kearns, K. P.,1996, Managing for
Accountability: Preserving the Public
Trust in Public and Nonprofit
Organization. San Fransisco, CA:
Jossey-Bass
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
Nomor 17 Tahun 2001, tentang Jenis
Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan
Yang Wajib Dilengkapi Dengan
Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
Nomor 58 Tahun 2002, Tentang Tata
Kerja Pejabat Lingkungan Hidup di
Provinsi/Kabupaten/Kota