Você está na página 1de 3

Diabetes Mellitus “ The Silent Killer”

Secara umum penyakit Diabetes Mellitus (DM) terjadi akibat gaya hidup yang tidak
sehat. Diabetes Mellitus atau kencing manis adalah suatu penyakit kronis yang ditandai
dengan tingginya kadar gula darah dan disertai dengan gejala-gejala lainnya. Dalam kondisi
normal, glukosa adalah sumber energi utama bagi sel-sel dalam tubuh seperti otot, jaringan,
dan otak, namun jika berlebih dapat menimbulkan berbagai gangguan pada organ tubuh.
Penyakit ini sering dijumpai didalam masyarakat kita sehari-hari, akan tetapi masyarakat pada
umumnya belum memahami secara benar mengenai penyakit ini sehingga penanganannya
pun menjadi terlambat. Berdasarkan RISKESDAS 2007 dari 6.9% penderita diabetes mellitus
yang didapatkan, 30.4% telah terdiagnosis sebelumnya, dan 69,6% tidak terdiagnosis
sebelumnya. Prevalensi nasional DM di Indonesia untuk usia di atas 15 tahun sebesar 5,7%.
Berdasar data IDF 2014, saat ini diperkiraan 9,1 juta orang penduduk didiagnosis sebagai
penyandang DM. Dengan angka tersebut Indonesia menempati peringkat ke-5 di dunia, atau
naik dua peringkat dibandingkan data IDF tahun 2013 yang menempati peringkat ke-7 di
dunia dengan 7,6 juta orang penyandang DM.

Terdapat beberapa faktor risiko dalam penyakit ini ,dan dibagi menjadi dua yaitu :
faktor risiko yang tidak dapat diubah seperti : faktor keturunan diabetes dalam keluarga, usia
lanjut, dan faktor yang dapat diubah seperti : kebiasaan merokok, obesitas / kegemukan,
darah tinggi, kadar kolesterol yang tinggi, pola makan yang tidak sehat, dan kurangnya
aktivitas fisik. Diabetes memiliki berbagai macam jenis seperti tipe 1 yang umumnya sering
terjadi pada usia muda akibat sistem kekebalan tubuh penderita yang menyerang sel-sel pada
pankreas sehingga produksi insulin berkurang, tipe 2 umumnya pada usia dewasa yang
menyebabkan sel-sel tubuh menjadi kurang sensitif terhadap insulin, dan diabetes pada
kehamilan yang diakibatkan perubahan hormon pada saat kehamilan.

Penyakit ini ditandai dengan gejala-gejala seperti penurunan berat badan secara
berangsur-angsur tanpa penyebab yang jelas, nafsu makan yang meningkat dan disertai rasa
lemas, sering merasa haus, intensitas buang air kecil yang meningkat biasanya pada malam
hari, merasa sering kesemutan pada kaki dan tangan, penglihatan menurun dan terganggu,
luka yang sulit kering atau sembuh. Apabila kita menjumpai gejala- gejala seperti yang
disebutkan diatas ada baiknya jika kita mengecek kadar gula ke fasilitas kesehatan terdekat.

Pada penegakkan diagnosis diabetes ini umumnya dapat diperiksa melalui beberapa
tes diantaranya : tes kadar gula sewaktu, tes kadar gula puasa, tes toleransi gula, dan kadar
gula selama 2 -3 bulan terakhir melalui tes HbA1C. Hasil dari tes gula darah akan diperiksa
oleh dokter dan didiberitahukan untuk penanganan selanjutnya.
Penyakit ini tidak dapat disembuhkan secara tuntas, umumnya penanganan bertujuan
untuk mengendalikan kadar gula untuk tetap dalam batas normal dan memerlukan gabungan
dari beberapa aspek : seperti monitoring berkala, aspek gizi, gaya hidup olahraga, pola makan
sehat dan obat-obatan. Berikut beberapa kiat dalam mencegah penyakit ini.

 Monitoring / Pantau Kondisi gula darah


o Hal ini perlu dilakukan jika kita memiliki gejala-gejala kencing manis
seperti yang tertera di atas dan beberapa kondisi yang merupakan faktor
risiko seperti kelebihan berat badan, memiliki keluarga dengan riwayat
diabetes tipe 2, usia lanjut, kurangnya aktivitas fisik, tekanan darah
tinggi. Ada baiknya dilakukan pemeriksaan gula darah minimal 1x
dalam setahun.

 Latihan jasmani yang teratur


o Latihan yang dianjurkan untuk penyakit ini adalah dengan frekuensi 3
-5x seminggu sekitar 30 – 45 menit,jeda antar latihan tidak lebih dari 2
hari berturut-turut dengan total 150 menit / minggu. Untuk latihan
dianjurkan seperti jogging, jalan cepat, bersepeda santai, dan berenang.

 Diet sehat dengan gizi seimbang


o Pengaturan pola makan dengan frekuensi 3x sehari dengan selingan
dapat berupa buah, komposisi makanan berupa karbohidrat yang cukup
rendah lemak, rendah kadar garam, dan tinggi serat seperti buah-
buahan dan sayur. Untuk pengaturan lebih lanjut dapat berkonsultasi
dengan ahli gizi.

 Hindari merokok dan minuman beralkohol


o Pada perokok dan peminum didapatkan penderita kencing manis yang
lebih banyak dibandingkan bukan perokok, hal ini dikarenakan zat-zat
metabolit pada rokok dan alkohol yang mengganggu sistem hormon.

 Mengkontrol penyakit-penyakit lain seperti : hipertensi, kadar kolestrol yang


tinggi

Namun apabila sudah terdiagnosis kencing manis, penanganan kencing manis pun
harus secara menyeluruh dari semua segi seperti obat-obatan, pengaturan gaya hidup dan
penanganan dari komplikasi-komplikasi yang ada. Komplikasi pada kencing manis dapat
berupa meningkatnya penyakit jantung dan stroke, kerusakan syaraf pada kaki yang dapat
meningkatkan kejadian luka di kaki, kebutaan pada mata, gagal ginjal dll. Pada pengobatan
kencing manis dapat melalui obat-obatan yang diminum atau melalui suntikan insulin. Untuk
penggunaan obat-obatan ini disarankan penderita berkonsultasi dengan dokter karena setiap
obat memiliki mekanisme dan efek samping yang berbeda yang dapat berbahaya pada
penderita.

Akhir kata penyakit kencing manis bukanlah merupakan penyakit yang harus ditakuti.
Umumnya dengan pengenalan akan penyakit ini dengan lebih awal dapat mencegah
komplikasi-komplikasi yang ada. Pengaturan pola hidup sehat baik melalui pola makan sehat
dan aktifitas fisik yang cukup dapat mencegah penyakit ini.

Daftar Pustaka :

1. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2014, “ InfoDATIN : Situasi dan Analisi


Diabetes”. Jakarta Selatan.

2. PERKENI, 2015, Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di


Indonesia,PERKENI,Jakarta.

Você também pode gostar