Você está na página 1de 4

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

KASUS PELANGGARAN DEMOKRASI DI OGAN ILIR (SUMATERA SELATAN)

DISUSUN OLEH

RAHMADANI NURAZIZAH ( 34 )

SARJANA TERAPAN BERLANJUT PROFESI

POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA

2017/2018
Demokrasi merupakan suatu hal yang sudah menjadi adat kebiasaan sehingga sudah
dianggap biasa, masyarakat kini tak lagi berharap banyak dengan demokrasi. Pemikiran
seperti inilah yang menjadikan arti demokrasi yang sesungguhnya itu hilang. Lalu apa arti
demokrasi yang sesungguhnya? Demokrasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu demos yang
berarti rakyat dan cratos yang berarti pemerintahan. Sehingga dapat diartikan sebagai
pemerintahan rakyat. Atau bisa disebut dengan pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat , dan
untuk rakyat. Pilar demokrasi yang biasa kita kenal adalah prinsip trias politica, dimana
membagi ketiga kekuasaan politik negara yaitu eksekutif,yudikatif dan legislatif. Adanya
prinsip trias politica itu menyebabkan adanya pembagian wewenang dan tanggung jawab
dalam menjalankan sebuah negara. Secara umum demokrasi dibedakan menjadi 2 yaitu
demokrasi secara langsung dan demokrasi secara tidak langsung. Demokrasi langsung artinya
pengambilan keputusan secara langsung tiap warga negara yang tanpa diwakili oleh siapapun.
Artinya adalah setiap rakyat mewakili dirinya sendiri dalam memilih suatu kebijakan
sehingga mereka memilih pengaruh langsung terhadap politik yang terjadi. Contoh demokrasi
langsung adalah pemilu, pilkada dll. Sedangkan demokrasi secara tidak langsung artinya
pengambilan keputusan oleh perwakilan warga negara. Artinya adalah demokrasi yang
dilakukan oleh masyarakat dalam setiap pemilihan umum untuk menyampaikan pendapat dan
mangambil keputusan bagi mereka. Oleh perwakilan warga negara maksudnya disini adalah
DPR dan DPRD. Dalam melaksanakan konsep demokrasi ini harus dilandasi dengan UUD
1945 dan peraturan perundang-undangan. Dalam demokrasi terdapat beberapa sistem
pemerintahan yang dianut oleh masing-masing negara antara lain :
a. Sitem pemerintahan parlemen
Eksekutif yang bertanggung jawab kepada parlemen, mentri serta perdana mentri juga
bertanggung jawab kepada parlemen.
b. Sistem pemerintahan presidensial
Memilik seorang presiden dan seorang perdana menteri, yang berwenang terhadap jalannya
pemerintahan. Dalam presidensiil, presiden berwenang terhadap jalannya pemerintahan,
namun dalam sistem parlementer presiden hanya menjadi simbol kepala negara saja.
c. Sistem pemerintahan komunis
Sistem ini hanya menganut sistem satu partai, mendeklarasikan kesetiaan kepada komunis.
Sistem partai ini hanya sebagai alat pengambil alih kekuaasaan sekaligus menentang modal
atas nama individu.
d. Sistem pemerintahan Diktator
Sistem pemerintahan dikatakan diktator/otoriter apabila pihak yang berkuasa hanya
beberapa orang atau sekelompok tertentu, dan kekuasaan negara meliputi seluruh aspek
kehidupan negara dan masyarakat.
e. Sistem pemerintahan liberalisme
Pada sistem ini bisa disebut sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang
didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai politi yang
utama

Adanya konsep demokrasi ini menjadikan suatu negara bersikap adil kepada seluruh
rakyatnya, karna setiap pengambilan keputusan harus sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan
masyarakat. Berbeda dengan sebuah negara yang tidak menganut sistem demokrasi semua
pengambilan keputusan akan dilakukan oleh parlemen atau seorang raja tanpa meminta
persetujuan dan aspirasi rakyatnya. Namun dalam pelaksanaannya saat ini banyak masalah
atau kasus yang disebabkan oleh demokrasi. Salah satu contoh kasus yang sering terjadi
adalah saat pemilu atau pilkada. Dalam pelaksanaannya selalu saja ada masalah yang timbul.
Seringkali ditemukan pemakaian ijasah palsu atau hasil test kesehatan yang tidak benar oleh
bakal calon. Hal ini sangat memprihatinkan sekali . Seandainya calon tersebut dapat lolos
bagaimana nantinya daerah tersebut karena telah dipimpin oleh orang yang bermental korup.
Karena mulai dari awal saja sudah menggunakan cara yang tidak benar. Dan juga biaya untuk
menjadi calon yang tidak sedikit, jika tidak iklas ingin memimpin maka tidakan yang pertama
adalah mencari cara bagaimana supaya uangnya dapat segera kembali atau “balik modal”. Ini
sangat berbahaya sekali.

Contoh kasus yang berhubungan dengan Demokrasi


Pilkada Ogan Ilir Sumatera Selatan
( Positif sabu tetapi lolos uji kesehatan )
Saat itu sedang ada pelaksanaan pilkada serentak di Provinsi Sumatera Selatan. Ahmad Wazir
Noviandi adalah salah satu kandidat colon Bupati saat itu. Awalnya tak ada hal aneh yang
terjadi pada proses pilkada, karena dari tes uji kesehatan beliau lolos dan akhirnya saat
pilkada berlangsung pun saudara Noviandi terpilih sebagai bupati Ogan Ilir periode 2016-
2020. Hingga pada 13 maret 2016 belum genap sebulan Noviandi dilantik, pada malam hari
terjadi penangkapan di rumah kediaman orang tua Noviandi Ir Mawardi Yahya di Jalan
Musyawarah, Kelurahan Karang Jaya, Gandus, Palembang. Diketahui saat penangkapan
Noviandi tengah pesta sabu-sabu dengan 4 orang temannya. Buwas, sapaan akrab Budi
Waseso, menyatakan AWN yang juga mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) OI periode 2014-2019 dari PDIP itu terbukti menggunakan sabu berdasarkan hasil
tes urine di BNNP Sumatera Selatan. Dari hasil tersebut AWN diperkirakan mengonsumsi
obat terlarang sejak lima tahun lalu.
Lalu bagaimana bisa seorang yang telah mengonsumsi narkoba selama lima tahun dapat
lolos dari uji kesehatan? Apakah ada kecurangan dalam pelaksanaannya atau itu semua adalah
sebuah kelalaian tenaga kesehatan? Saat pemeriksaan di Rumah Sakit Muhammad Husein
Palembang, AWN tidak terbukti menggunakan narkotika. Namun, AWN justru tidak lolos tes
kesehatan jiwa. Setelah itu ada tahap tes ulang untuk melengkapi berkas dan Noviandi
dinyatakan lolos, namun sebagai seoprang dokter tidak berhak memutuskan layak atau tidak
sebagai calon bupati mereka hanya memberikan hasil test kepada KPU. Akhirnya oleh
pengadilan tinggi Palembang Noviandi di vonis 6 bulan rehabilitasi dan di copot dari
jabatannya sebagi bupati ogan komering ilir periode 2016-2019.

 Dari kasus di atas dapat disimpulkan bahwa aturan dan pelaksanaan demokrasi
khususnya pemilu belum baik. Nyatanya seseorang yang mengonsumsi narkoba
dapat lolos uji kesehatan dan lebih hebatnya lagi ia terpilih sebagai Bupati. Dalam
hal ini bukan hanya pemerinttah saja yang di kritik tetapi masyarakat sebagai
pelaksana demokrasi juga. Hal ini membuktikan masyarakat yang masih asal-
asalan dalam memilih pemimpinnya, padahal pemimpin itu nanti yang akan
membawa kemakmuran dan kemajuan daerahnya. Seharusnya sebagai pemilih
kita harus tau betul bagaimana sifat, perilaku dan segala hal tentang calon
pemimpin kita dengan begitu kita tidak akan salah memilih dan dipimpin oleh
orang yang salah. Sayangnya masyarakat kita masih tergiur dengan uang, apalah
arti uang 50.000 yang akan habis dalam sehari namun kita dipimpin oleh orang
yang tak bertanggung jawab selama 5 tahun. Faktor pendidikan yang rendah di
kalangan masyarakat dapat menjadi salah satu penyebabnya. Sifat masyarakat ini
lah yang harus dirubah agar daerah kita sendiri dan negara kita ini dapat menjadi
negara yang maju.

Você também pode gostar