Você está na página 1de 12

1.

1 Penyakit yang disebabkan oleh Alkohol, Glikol Atau Keton


1.1.1 Pengertian Alkohol, Glikol Atau Keton
Alkohol (R-OH) merupakan produk primer oksidasi hidrokarbon (namun
reaksi ini tidak bisa secara alamiah dihentikan dengan alkohol sebagai
produk akhir) R-H + ½ O2  R-OH. Alkohol merupakan turunan dari
alkana. Struktur alkohol diperoleh dengan menggantikan satu atom H
dengan gugus –OH.
Contoh Alkohol yang umum
 Methanol (CH3OH) atau methyl alcohol, biasanya digunakan dalam
sintetis senyawaan organik, dihasilkan dari methana yang
direaksikan dengan uap air dengan katalis dan tekanan tinggi atau
dihasilkan dari hidrogenasi CO.
 Ethanol (CH3CH2OH) atau ethyl alcohol, untuk sintesis, produk
minuman atau medis. Dihasilkan dari proses fermentasi starch
(corn, wheat, rice, potatoes).
 Isopropanol (isopropylalcohol), dihasilkan dari proses hidrasi
propylen yang diperoleh dari cracking petroleum.
 n-Butanol (n-butylalcohol) digunakan sebagai bahan baku butyl
asetat (pelarut organik)
Methanol, ethanol, isopropanol larut dengan baik di air sedangkan n-
buthanol sangat sedikit larut di air (karena adanya kemampuan membentuk
ikatan hidrogen dan dominasi ke-tidakpolaran senyawaan alkohol)

Glikol merupakan senyawa polialkohol yang banyak digunakan pada


kehidupan sehari – hari. Glikol disebut juga alkanadiol karena memiliki
rantai karbon alkana dan dua gugus hidroksi. Glikol yang banyak
digunakan adalah etilen glikol. Etilen glikol bisanya digunakan sebagai zat
antibeku pada radiator kendaraan bermotor di negara – negara yang
mengalami musim dingin. Selain itu etilen glikol juga digunakan sebagai
pelarut bahan untuk membuat serat sintesis seperti dacron.
2

Keton (RCOR) merupakan hasil produk oksidasi alkohol sekunder, contoh


keton yakni: aceton (hasil oksidasi isopropil alkohol) dan methyl ethyl
ketone (hasil oksidasi 2-butanol ). Ketone lebih sulit untuk dioksidasi.
Hasil oksidasi dengan oksidator yang kuat, akan menghasilkan pemecahan
gugus alkil dari keton sehingga akan dihasilkan dua asam atau lebih
sebagai produk.

Berikut konsep alkohol, glikol, dan keton :

Alkohol
digolongkan
berdasarkan:

Jumlah gugus Kedudukan


Hidroksi (OH) gugus fungsi

Polialkohol
Monoalkohol Alkohol
ex : Glikol, Alkohol Primer
ex : Metanol, Sekunder Alkohol Tersier
Gliseron ex : Aldehid
Etanol ex : Keton

1.1.2 Industri yang menggunakan Alkohol, Glikol Atau Keton


Secara umum Alkohol biasanya digunakan sebagai :
1. Bahan pelarut.
2. Bahan baku.
3. Bahan bakar.

Beberapa jenis alkohol dan penggunaannya:


Monoalkohol
Metanol 1. Sebagai bahan dasar senyawa formaldehid (formalin),
yakni suatu senyawa yang digunakan sebagai pengawet
mayat atau spesimen biologi.
2. Sebagai bahan baku untuk mensintesis senyawa lain
seperti metil butirat (ester pemberi aroma apel)
3. Campuran metanol dan bensin menghasilkan bahan
bakar yang memiliki nilai oktan tinggi denga efisensi
pembakaran yang lebih tinggi.
3

Etanol 1. Sebagai bahan baku dalam industri kimia, karena


reaktivitasnya yang tinggi (industri kimia)
2. Etanol 95 % - 96 % digunakan sebagai pelarut untuk
industri parfum, obat – obatan, pewarna, minyak, lilin,
bahan peledak, dan kosmetik.
3. Sebagai desinfektan di rumah sakit untuk pembersih
dan penerangan rumah.
4. Etanol dicampur dengan bensin hingga 10 % dikena
sebagai gasohol dan digunakan sebagai bahan bakar
mobil.
5. Etanol 70 % digunakan sebagai zat antiseptik,
pembersih luka, serta pensteril alat – alat kedokteran
dan insustri.

Polialkohol
Glikol 1. Etilen glikol digunakan sebagai zat antibeku pada
radiator kendaraan bermotor negara – negara yang
mengalami musim dingin.
2. Etilen glikol juga digunakan sebagai pelarut dan bahan
baku untuk membuat serat sintesis seperti dacron.
Gliserol 1. Sebagai bahan cairan pembersih telinga, dan pelarut
obat – obatan, seperti sirup obat batuk karna rasanya
manis.
2. Sebagai bahan kosmetik (pelembab kulit)
3. Sebagai bahan baku serat plastik
4. Sebagai bahan untuk membuat peledak yaitu :
nitrogliserin

Alkohol Sekunder
Keton 1. Oleh karena banyak keton yang mempunyai bau harum,
maka keton banyak digunakan dalam industri parfum.
2. Aseton merupakan bentuk sederhan dari keton, aseton
utamanya digunakan sebagai pelarut dalam industri
(misalnya, untuk cat, dan pernis).
3. Azeton juga merupakan bahan utama (terkadang bahan
satu-satunya) pada beberapa merek penghapus cat kuku.
4. Aseton digunakan sebagai bahan pengering alat-alat
laboratorium.
5. Aseton juga merupakan bahan yang penting pada
pembuatan kloroform, iodoform, dan pewarna.

1.1.3 Gejala Akibat Pajanan Alkohol, Glikol Atau Keton


Alkohol (Etanol) Organ target: Ginjal, jantung, sistem saraf pusat, hati.
1. Kontak Mata:
a. Menyebabkan gangguan mata.
4

b. Dapat menyebabkan kepekaan terhadap cahaya.


c. Dapat menyebabkan kerusakan reaksi kimia dan kornea.
2. Kontak Kulit:
a. Menyebabkan gangguan pada kulit.
b. Dapat menyebabkan sianosis pada ekstremitas.
3. Tertelan:
a. Dapat menyebabkan iritasi gastrointestinal dengan ditandai mual,
muntah dan diare.
b. Dapat menyebabkan keracunan sistemik dengan asidosis.
c. Dapat menyebabkan pusat depresi sistem saraf, yang ditandai
dengan kegembiraan, diikuti oleh sakit kepala, pusing, mengantuk,
dan mual.
d. Stadium lanjut dapat menyebabkan stroke, pingsan, koma dan
kematian mungkin karena kegagalan pernapasan.
4. Inhalasi:
a. Inhalasi konsentrasi tinggi dapat menyebabkan efek sistem saraf
pusat ditandai dengan mual, pusing sakit kepala, tak sadarkan diri
dan koma.
b. Menyebabkan gangguan saluran pernapasan.
c. Dapat menyebabkan efek kecanduan dalam konsentrasi tinggi.
d. Uap dapat menyebabkan pusing atau sesak napas.
5. Paparan kronis:
a. Dapat menyebabkan efek pada reproduksi dan janin.
b. Percobaan laboratorium telah menghasilkan efek mutagenik.
c. Penelitian pada hewan memiliki melaporkan perkembangan tumor.
d. Kontak yang terlalu lama dapat menyebabkan hati, ginjal, dan
kerusakan jantung.

Glikol (Etilen Glikol)


1. Kontak mata:
Mengiritasi mata.
2. Kontak kulit:
5

a. Sedikit mengiritasi kulit jika paparan diperpanjang.


b. Sentuhan dengan kulit pada waktu yang lebih lama mungkin
menyebabkan iritasi dan kulit menjadi merah.
3. Tertelan:
Mungkin menyebabkan rasa tidak nyaman bila tertelan.
4. Inhalasi:
Mungkin menyebabkan iritasi pada sistim pernapasan.
5. Paparan kronis:
Tidak bersifat karsinogenik.

Keton (Aseton)
1. Kontak mata:
a. Menimbulkan air mata,
b. Konjungtivitis (mata merah),
c. Merah pada konjungtiva mata
2. Kontak kulit:
a. Merah lokal,
b. Memiliki efek penghilang lemak di kulit,
3. Tertelan:
a. Iritasi,
b. Muntah-muntah,
4. Inhalasi:
a. Batuk, nyeri, tersedak, dan kesulitan bernapas,
b. Menyebabkan iritasi ringan hingga sedang,
c. Sakit kepala dan pusing bisa terjadi,
d. Narkosis
5. Paparan kronis:
Tidak bersifat karsinogenik.
6

1.1.4 Dosis dan Lama Pajanan Alkohol, Glikol Atau Keton


Jenis Bahan Kimia Keterangan Angka
Alkohol (etanol) Nilai Ambang Batas 1.000 ppm
Glikol (Etilen Glikol) Nilai Ambang Batas 1 mg/m³ 8 jam.
Batas paparan di tempat 40 ppm
Kerja Etilen glikol (Uap.) 104 mg/m³
Batas paparan di tempat 10 mg/m³
Kerja Etilen glikol (Unsur.)
Keton (aseton) Nilai Ambang Batas
Paparan Singkat Yang 500 ppm
Diperkenankan/ PSD (pp/m)
Paparan Singkat Yang 1.187,12 mg/m³
Diperkenankan/ PSD (mg/m3)
STEL (pp/m) 750 ppm
STEL (mg/m3) 1.780 mg/m³

1.1.5 Pencegahan Akibat Pajanan Alkohol, Glikol Atau Keton


Alkohol (Etanol)
1. Kontrol Rekayasa:
a. Gunakan peralatan ventilasi.
b. Fasilitas untuk menyimpan atau menggunakan bahan ini harus
dilengkapi dengan sebuah obat cuci mata fasilitas dan pancuran
keselamatan.
c. Gunakan ventilasi yang cukup umum atau lokal untuk menjaga
konsentrasi udara bawah batas yang diperbolehkan diperbolehkan.
2. Personal Protective Equipment (APD)
a. Mata:
Pakailah kacamata pelindung atau kimia kacamata keselamatan
seperti yang dijelaskan oleh mata OSHA.
b. Kulit:
Pakailah sarung tangan pelindung untuk mencegah pajanan kulit.
c. Pakaian:
Gunakan pakaian pelindung untuk mencegah pajanan kulit.
d. Respirator:
Program perlindungan pernapasan yang memenuhi OSHA dan
ANSI Z
7

Glikol (Etilen Glikol)


1. Kontrol Rekayasa:
a. Tidak memerlukan ventilasi khusus. Ventilasi umum yang baik
semestinya cukup untuk mengendalikan pemaparan pekerja
terhadap kadar kontaminasi yang terbawa-udara.
b. Jika produk ini mengandung komposisi dengan nilai ambang batas,
gunakan area kerja yang dibatasi, ventilasi pembuangan lokal atau
pengendalian teknis lainnya untuk menjaga agar pekerja berada di
bawah batas pencemaran yang direkomendasikan atau ketentuan
hukum.
2. Personal Protective Equipment (APD)
a. Perlindungan tangan
Sarung tangan yang kuat, tahan bahan kimia yang sesuai dengan
standar yang disahkan, harus dipakai setiap saat bila menangani
produk kimia, jika penilaian risiko menunjukkan, bahwa hal ini
diperlukan.
b. Perlindungam mata
Kacamata pelindung dengan perisai samping.
c. Perlindungan kulit
Alat pelindungdiri untuk tubuh harus dipilih berdasarkan tugas
yang dilakukan dan risiko yang terlibat serta harus disetujui oleh
petugas ahli/spesialis sebelum menangani produk ini.
d. Perlindungan Pernapasan
Gunakan respirator pemurni-udara (air-purifying) atau yang
dimuati udara (air-fed respirator) yang sesuai dengan standar yang
diakui dan terpasang dengan benar, jika penilaian risiko
menunjukkan, bahwa alat ini diperlukan.
Pemilihan respirator harus berdasarkan pada tingkat paparan yang
sudah diketahui atau diantisipasi, bahayanya produk dan batas
keselamatan kerja dari respirator yang dipilih.
8

Keton (Aseton)
1. Kontrol Rekayasa:
a. Gunakan peralatan ventilasi.
b. Fasilitas untuk menyimpan atau menggunakan bahan ini harus
dilengkapi dengan sebuah obat cuci mata fasilitas dan pancuran
keselamatan.
c. Gunakan ventilasi yang cukup umum atau lokal untuk menjaga
konsentrasi udara bawah batas yang diperbolehkan diperbolehkan.
2. Personal Protective Equipment (APD)
e. Mata:
Pakailah kacamata pelindung atau kimia kacamata keselamatan
seperti yang dijelaskan oleh mata OSHA.
f. Kulit:
Pakailah sarung tangan pelindung untuk mencegah pajanan kulit.
g. Pakaian:
Gunakan pakaian pelindung untuk mencegah pajanan kulit.
h. Respirator:
Program perlindungan pernapasan yang memenuhi OSHA dan
ANSI Z

1.1.6 Pengobatan Akibat Pajanan Alkohol, Glikol Atau Keton


Alkohol (Etanol )
1. Kontak Mata:
a. Dapatkan bantuan medis.
b. Lembut mengangkat kelopak mata dan terus menyiram dengan air.
2. Kontak Kulit:
a. Dapatkan bantuan medis.
b. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali.
c. Siram kulit dengan banyak sabun dan air.
3. Tertelan:
a. Jangan dimuntahkan.
b. Jika korban sadar dan waspada, beri 2-4 susu atau air.
9

c. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada orang


yang pingsan.
d. Dapatkan bantuan medis.
4. Inhalasi:
a. Hindari dari paparan dan pindah ke udara segar segera.
b. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan.
c. Jika sulit bernapas, berikan oksigen.
d. Dapatkan bantuan medis.
e. Jangan menggunakan mulut ke mulut.
5. Catatan untuk Dokter:
a. Perlakukan berdasar gejala dan penuh dukungan.
b. Orang dengan kulit atau gangguan mata atau hati, ginjal, penyakit
pernapasan kronis, atau pusat dan perifer penyakit sistim saraf
mungkin pada peningkatan risiko dari paparan zat ini.

Glikol (Etilen Glikol)


1. Kontak Mata:
a. Segera menyiram mata dengan air yang banyak serta kadang-
kadang mengangkat kelopak mata atas dan bawah.
b. Periksa apakah memakai lensa kontak, dan lepaskan jika ada.
Lanjutkan dengan membilas sedikitnya selama 10 menit.
c. Dapatkan bantuan medis jika terjadi iritasi.
2. Kontak Kulit:
a. Basuh kulit yang terkontaminasi dengan air yang banyak.
b. Lepaskan pakaian dan sepatu yang tercemar.
c. Dapatkan pertolongan medis jika terjadi gejala.
d. Cuci pakaian sebelum dikenakan lagi.
e. Bersihkan sepatu secara menyeluruh sebelum
f. digunakan kembali.
3. Tertelan:
10

a. Segera dapatkan perawatan medis dengan memberi tahu dokter


bahwa produk yang mengandung etilena glikol telah tertelan dan
perawatan khusus mungkin diperlukan.
b. Jika terjadi kontaminasi pada mulut, cuci sampai bersih
menggunakan air.
c. Jika jumlah yang lebih besar tertelan dan fasilitas rumah sakit atau
bantuan medis tidak segera tersedia, usahakan agar korban muntah
jika korban masih sadar.
d. Jangan pernah mencoba mengusahakan muntah pada pasien yang
tidak sadar atau setengah sadar.
e. Segera kirim korban bersama dengan wadah produk, label atau
lembar data keamanannya ke rumah sakit. Beri tahukan dokter
bahwa produk yang mengandung etilena glikol telah tertelan.
2. Inhalasi:
a. Pindahkan orang yang terkena ke tempat berudara segar.
b. Jaga agar orang tersebut tetap hangat dan beristirahat.
c. Jika tidak bernapas, jika napas tidak teratur atau jika terjadi
serangan pernapasan, sediakan pernapasan buatan atau oksigen
oleh petugas terlatih.
d. Mungkin dapat membahayakan bagi orang yang memberikan
pertolongan resusitasi dari mulut-ke-mulut.
e. Dapatkan pertolongan medis jika efek buruk pada kesehatan terus
berlanjut atau parah. J
f. ika tidak sadarkan diri, baringkan pada posisi pemulihan dan segera
dapatkan pertolongan medis.
g. Jaga agar saluran pernapasan tetap terbuka.
h. Longgarkan pakaian yang ketat seperti, bagian leher, dasi, ikat
pinggang atau lingkar pinggang.
3. Catatan untuk Dokter:
a. Pembilasan lambung terlihat jika sejumlah besar terkonsumsi
dalam 4 jam sebelumnya.
11

b. Metabolisme glikol menjadi asam oksalat dapat ditunda melalui


pemberian etanol secara intravena (berikan sebagai larutan 5%
dalam salina fisiologis untuk mempertahankan kadar darah 1-
2mg/ml). Hal ini terbukti sebagai penawar racun yang efektif jika
perawatan dimulai dalam rentang waktu sekitar 6 jam setelah
terpapar.
c. Glikol dapat dikeluarkan melalui dialisis tapi oksalat tidak dapat
dikeluarkan dengan mudah.

Keton (Aseton)
1. Kontak Mata:
a. Alirkan air tawar bersih yang banyak selama minimal 10 menit
sembari membuka kelopak mata.
b. Jika terjadi iritasi mata, konsultasikan pada dokter mata.
2. Kontak Kulit:
a. Cuci kulit dengan air/pancuran.
b. Jika ragu, atau bila gejala tetap berlanjut, minta nasihat medis
3. Tertelan:
a. Basuh mulut.
b. Hubungi dokter jika kamu merasa tidak sehat.
4. Inhalasi:
a. Beri udara segar.
b. Jika ragu, atau bila gejala tetap berlanjut, minta nasihat medis.

Daftar Pustaka :
1. Sutresna, Nana. Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas XII SMA/ MA IPA.
2007. Jakarta : Grafindi Media Pratama,
2. Istianah, Nur dkk. Teknologi Bioproses. 2018. Malang: UB Press
3. Sukmanawati, Wening. Kimia unruk SMA dan MA Kelas XII. 2009.
Jakarta: PT. Sekawan Cipta Karya
4. Lembar Data Keselamatan Bahan (Material Safety Data Sheet/ MSDS)
Etanol. 2004. VEE GEE Ilmiah, Inc
12

5. Lembar Data Keselamatan Bahan (Material Safety Data Sheet/ MSDS)


Etanol. 2018. Merck Indonesia
6. Lembar Data Keselamatan Bahan (Material Safety Data Sheet/ MSDS).
Etilen Glikol. 2010. PT. Castrol Indonesia
7. Lembar Data Keselamatan Bahan (Material Safety Data Sheet/ MSDS)
Etilen Glikol. 2007. Federal Mogul World Headquarters.
8. Lembar Data Keselamatan Bahan (Material Safety Data Sheet/ MSDS)
Aseton. 2018. Merck Indonesia

Você também pode gostar