Você está na página 1de 6

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN GERONTIK
PERTEMUAN : 6 - 8 Februari 2019

A. Latar Belakang

Proses menua (aging) merupakan suatu perubahan progresif pada organisme yang
telah mencapai kematangan intrinsik dan bersifat irreversibel serta menunjukkan adanya
kemunduran sejalan dengan waktu. Proses alami yang disertai dengan adanya penurunan
kondisi fisik, psikologis maupun sosial akan saling berinteraksi satu sama lain. Proses
menua yang terjadi pada lansia secara linier dapat digambarkan melalui tiga tahap
yaitu, kelemahan (impairment), keterbatasan fungsional (functional limitations),
ketidakmampuan (disability), dan keterhambatan (handicap) yang akan dialami
bersamaan dengan proses kemunduran (Bondan, 2009).
Keperawatan gerontik secara holistik menggabungkan aspek pengetahuan dan
ketrampilan dari berbagai macam disiplin ilmu dalam mempertahankan kondisi kesehatan
fisik, mental, sosial, dan spiritual lansia. Hal ini diupayakan untuk memfasilitasi lansia ke
arah perkembangan kesehatan yang lebih optimum, dengan pendekatan pada pemulihan
kesehatan, memaksimalkan kualitas hidup lansia baik dalam kondisi sehat, sakit maupun
kelemahan serta memberikan rasa aman, nyaman, terutama dalam menghadapi kematian
(Bondan, 2009).
Masalah yang terjadi pada status kesehatan lansia dipicu oleh perubahan fungsi
fisiologis tubuh dan pola hidup sewaktu muda. August Weismana mengemukakan teori
Tear-and-wear, bahwa sel-sel somatik normal memiliki keterbatasan dalam
kemampuannya untuk bereplikasi dan berfungsi seperti sebelumnya dan kematian sel
yang terjadi disebabkan karena rusaknya jaringan yang tidak selamanya dapat
memperbaharui dirinya sendiri (Miller, 2012 dalam lestari, 2016).
Hal yang pertama perawat lakukan dalam memberikan asuhan keperawatan pada
lansia adalah pengkajian. Menurut Potter & Perry, (2009), pengkajian keperawatan
adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi dan komunikasi data tentang klien.
Proses keperawatan ini mencakup dua langkah yaitu pengumpulan data dari sumber
primer (klien) dan sumber skunder (keluarga, tenaga kesehatan), dan analisis data sebagai
dasar untuk diagnosa keperawatan.
Tujuan dari pengkajian adalah menetapkan dasar data tentang kebutuhan, masalah
kesehatan, pengalaman yang berkaitan, praktik kesehatan, tujuan, nilai dan gaya hidup
yang dilakukan klien. Pengumpulan data harus berhubungan dengan masalah kesehatan
terutama dengan masalah kesehatan utama yang dimiliki pasien, sehingga data yang
didapatkan relevan dengan asuhan keperawatan yang akan dijalankan pada pasien
tersebut. Penggunaan format pengkajian standarisasi dianjurkan, karena dapat
memberikan tanggung gugat minimal dari profesi keperawatan.
Pengkajian yang akan dilakukan oleh mahasiswa K3S bidang keperawatan
gerontik berpedoman kepada format yang telah diberikan. Susunan format pengkajian
adalah identitas klien, riwayat kesehatan, kebiasaan sehari-hari (kebutuhan biologis,
psikologis, spiritual), pemeriksaan fisik, informasi kunjungan pasien. Oleh karena lansia
telah mengalami penurunan pada berbagai sistem tubuh yang bersifat fisiologis, termasuk
fungsi kognitis, dan juga mungkin interaksi sosial, pengkajian yang kompleks ini
direncanakan akan diselesaikan dalam waktu dua hari (lebih dari 2 kali pertemuan). Hal
ini juga dimaksudkan untuk menghindari kebosanan dan kesalah pahaman lansia jika
lansia berfikir dijadikan objek pembelajaran oleh mahasiswa.
Pengkajian ini akan dilakukan pada Nenek K yang berusia 70 tahun, dengan
tingkat poendidikan terakhir tamat SD, bertempat tinggal di Tanjung Deah, dan memiliki
suku Aceh. Nenek K adalah anak ke-2 dari 5 bersaudara, beliau biasa menghabiskan
waktu paginya dengan mencari daun ubi untuk dijualnya. Klien tinggal berdua bersama
suaminya yang sudah tua dan tidak sanggup berjalan lagi sehingga beliau harus merawat
suaminya yang dibantu oleh anak-anak dan cucu-cunya. Nenenk K tidak pernah
mengeluh dengan keadaannya namun Nenek K memiliki masalah kesehatan nyeri lutut
dan pinggang sejak 3 tahun yang lalu.

B. Proses keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
Masalah keperawatan belum bisa ditegakkan karena belum terkumpul semua data
pasien.
2. Tujuan umum
Untuk mendapatkan data umum dan informasi kondisi klien.

3. Tujuan khusus
Selama 3 x 40 menit pertemuan, mahasiswa dapat mengumpulkan data pengkajian
yang meliputi:
a. data biografis lansia
b. riwayat keluarga
c. riwayat kesehatan,
d. riwayat rekreasi
e. pola kebiasaan lansia
f. pengkajian psikososial
g. pengkajian spiritual
h. perilaku terhadap kesehatan
i. resiko jatuh
j. pemeriksaan fisik
k. pemeriksaan tanda-tanda vital
l. pemeriksaan fungsional dan keseimbangan
m. pemeriksaan status mental
C. rancangan Kegiatan
1. topik : pengkajian keperawatan gerontik
2. metode: wawancara
3. media: lembar pengkajian dan nursing kit
4. waktu : 3 x 40 menit

D. strategi pelaksanaan
1. pertemuan tanggal 6 Februari 2019
No Alokasi Waktu Kegiatan
1. 10.00–10.10 WIB Fase orientasi
 Salam terapeutik
 Memperkenalkan diri
 Validasi perasaan
 Membuat kontrak (topik, waktu, tempat)
 Menjelaskan tujuan dan bagian interaksi
2. 10.10 –10.35 WIB Fase Kerja
 Melakukan pengkajian tentang data umum
 Melakukan pengkajian tentang status kesehatan
 Melakukan pengkajian fisik dan tinjauan sistem
3. 10.35 – 10.45 Fase terminasi
WIB  Membuat kesimpulan hasil pertemuan
 Membuat kontrak (waktu, tempat, topik) untuk
pertemuan selanjutnya
 Validasi perasaan
 Mengucapkan salam

2. pertemuan kedua tanggal 7 Februari 2019


No Alokasi Waktu Kegiatan
1. 10.00 – 10.05 Fase orientasi
 Mengucapkan salam
 Membuat kontrak waktu
 Menjelaskan maksud dan bagian interaksi
2. 10.05 – 10.30 Fase kerja
 Melakukan pengkajian tentang data umum
 Status kesehatan
 Tinjauan sistem
 Faktor resiko jatuh
 Spiritual
 Psikososial
 Uji keseimbangan
3. 10.30 – 10.35 Fase terminasi
 Membuat kesimpulan hasil pertemuan
 Membuat kontrak waktu pertemuan selanjutnya
 Mengucapkan salam

3. pertemua ketiga tanggal 8 Februari 2019


No Alokasi Waktu Kegiatan
1. 10.00 – 10.05 Fase Orientasi
 Mengucapkan salam
 Validasi perasaan
 Membuat kontrak (waktu, tempat)
 Menjelaskan maksud dan bagian interaksi
2. 10.05 – 10.35 Fase Kerja
 Mengukur tekanan darah, suhu, dan nadi.
 Melakukan pengkajian fungsional, dan
pengkajian status mental.
3. 10.35 – 10.40 Fase terminasi
 Membuat kontrak (waktu, tempat, dan topik)
pertemuan selanjutnya
 Validasi perasaan klien
 Mengucapkan salam

E. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Tersedia format pengkajian dan alat yang dibutuhkan selama pengkajian
(sphygmomanometer, stetoskop, dan termometer).
2) Adanya kontrak (waktu, tempat, topik) antara perawat dan lansia
3) Tempat interaksi sesuai dengan yang disepakati.
b. Evaluasi proses
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
2) Klien (lansia) mengikuti kegiatan dalam interaksi secara penuh selama 40
menit
3) Klien (lansia) aktif memberikan jawaban/data yang ditanyakan/dikaji oleh
perawat
4) Tidak ada gangguan selama proses interaksi.

c. Evaluasi hasil
1) Terbina hubungan saling percaya antara perawat dan klien
2) Didapatkan data pengkajian lansia secara komperehensif.

Você também pode gostar