Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
SAP 3
“Pengendalian Keuangan”
Oleh Kelompok 6 :
Universitas Udayana
2018
PENGENDALIAN KEUANGAN
Akhir akhir ini,keterbatasan dalam akuntansi menjadi luas karena permintaan atau
kebutuhan dan teknologi baru atas bagian yang selama ini dicari oleh pemakai akuntansi
sebagai bentuk dukungan dalam pelaporan akuntansi. Pertumbuhan yang signifikan dalam
manajemen penyedia sistem informasi baru yang terdapat disetiap organisasi selalu menjadi
pemicu hadirnya kebutuhan kebutuhan klien seperti yang disebutkan diatas. Setiap klien
membutuhkan suatu dukungan untuk perancangan dan penerapan sistem sistem
pengendaliann keuangan. Pada kesempatan ini akan dibicarakan masalah masalah yang
terkait dengan topik pengendalian dan dampak dari design serta implementasi dari sistem
pengendalian keuangan.
2. FUNGSI KEUANGAN
Walaupun perincian antar organisasi berfariasi, fungsi keuangan yang utama adalah
dalam hal keputusan investasi, penghitungan biaya, dan deviden untuk suatu organisasi.
Tujuan manajer keuangan adalah memnuat rencana guna memperoleh dan memnggunakan
dana serta memaksimalkan nilai organisasi. Berikut beberapa kegiatan yang terlibat :
Fungsi keuangan dalam organisasi biasanya dipisahkan menjadi dua jabatan. Yaitu
bendahara dan administrasi pembukuan atau akuntansi. Fungsi pokok kontroler adalah
mencatat (recording) dan membuat laporan (reporting) mengenai informasi keuangan
perusahaan. Hal ini bisanya mecakup penyusunan anggaran dana laporan keuangan. Tugas
lainnya adalah mengelola penggajian, menyusun perhitungan dana pelaporan pajak audit.
3. DILEMA PENGENDALIAN
Beberapa tahun lalu, suatu perusahaan yang menghasilkan produk baja didirikan oleh
tiga orang pemilik untuk menyediakan produk-produk special dengan metode produksi
berdasarkan computer, perusahaan mereka mengkhususkan diri pada pabrikasi baja,
mengutamakan desain inovatif, dan bekualitas tinggi.
Perusahaan telah sangat berhasil dengan keunggulan utama pada fleksibilitas, kualitas
pengendalian dan layanan pelanggan namun dalam jangka panjang, karena mengutamakan
layanan , kualitas produksi, perputaran yang begitu cepat dan layanan purnajual, harga
perusahaan mungkin lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa pesaingnya, namun mereka
tenggelam dalam kesibukan mengelola pertumbuhan dan keberadaan bisnis mereka,
meskipun mereka menyadari terdapat banyak peluang untuk memperluas keberadaan dan
pertumbuhan bisnis mereka atau melakukan diversifikasi kebidang lain, kesibukan tersebut
telah membuat mereka mengabaikan komitmen terhadap ekspansi.
Fokus utama dalam pengendalian keuangan adalah perilaku dari orang-orang yang
ada dalam organisasi dan bukan pada mesin. Aplikasi mekanikal dari pengandalian seperti
termometer yang mengendalikan temperature tubuh, lebih menekankan pada sifat mekanikal
dari pada sifat perilaku.
Pada umumnya, pengendalian didefinisikan sebagai suatu inisiatif yang dipilih yang
akan mengubah kemungkinan dari pencapaian yang diharapkan. Pada pengendalian
keuangan, hasil yang diinginkan merupakan peristiwa-peristiwa perilaku dan aplikasi dari
masalah-masalah keuangan.
Arah utama dari literatur akuntansi belakangan ini hanya mengutamakan asumsi-
asumsi perilaku terhadap pengendalian keuangan. Hal ini dapat diinterpretasikan sebagai
suatu evolusi pemikiran dan suatu perluasan lingkungan yang memengaruhi akuntan dan
disiplin akuntansi. Banyak hal yang telah dihasilkan dari penggabungan antara pendekatan
perilaku terhadap pengendalian dalama akuntansi manajerial dan akuntansi tradisional
dengan konsep-konsep non-keperilakuan dari pengendalian yang ada dalam literatur
akuntansi dan audit.
Konsep-konsep pengendalian dalam akuntansi sering kali bearti hasil dari informasi
akuntansi adalah langkah akhir dari peran akuntan. Dalam pendekatan perilaku,
menghasilkan informasi bukanlah akhir dari keterlibatan akuntan sehingga informasi dapat
dipandnag sebagai suatu intermediasi dari langkah akhir. Informasi akuntansi adalah bagian
dari proses pendanaan yang dirancang untuk meningkatkan manfaat dari organisasi awal
dengan memengaruhi perilaku anggota-anggotanya. Tujuan pengendalian didasari oleh
keinginan untuk memilih suatu inisiatif yang akan mengubah kemungkinan pencapaian hasil
keperilakuan yang diharapkan. Dengan demikian, informasi akuntansi dapat dipandang
sebagai suatu pertanda dan bukan suatu akhir.
Ketika sistem pengandalian dirancang secara tepat untuk menghasilkan informasi yang
akurat dan andal, fokus sistem pengambilan secara tradisional terletak pada tujuh faktor
berikut :
5. PENGENDALIAN TERPADU
5.1 Perencanaan.
Proses perencanaan dalam organisasi juga ditandaidengan istilah perilaku penetapan tujuan.
Aspek-aspek terpenting dari proses penetapan tujuan adalah dasar dari organisasi dan
komunikasi. Masalah pokok dari perencanaan dapat menjadi kunci pengendalian yang efektif.
Suatu perencanaan yang terlalu teknis atau terlalu logis dapat menimbulkan kerusakan pada
pengendalian bagi mereka yang kurang waspada, karena tidak ada perhatian yang utuh pada
implikasi pengendalian terhadap implementasi rencana.
5.2 Operasi.
Umpan balik dalam organisasi berasal dari sumber formal dan informal yang disusun dari
komunikasi non-verbal. Komunikasi tersebut dihasilkan secara rutin dari statistik yang
ditabulasikan sebagai dasar untuk evaluasi penyusunan. Evaluasi ini akan mempengaruhi
distribusi kompensasi, pemberian sanksi dan perubahan atas proses perencanaan serta operasi
sebagai akibat dari umpan balik.
Perencanaan, operasi dan aktivitas-aktivitas umpan balik telah diindentifikasi sebagai tiga
aspek dari proses administratif yang sangat didukung oleh rancangan sistem pengendalian
terpadu. Hubungan ini dapat ditata untuk menciptakan kumpulan yang besar jika suatu
organisasi dapat menghubungkan sub-subsistem pengendalian dengan baik guna mendukung
perencanaan, operasi dan umpan balik.
Desain pengendalian dalam lingkungan yang stabil dapat berbeda dari desain pengendalian
dalam lingkungan yang sealu berubah. Stabilitas dalam lingkungan eksogen dapat dinilai dari
kekuatan gerakan yang secara eksternal menghasilkan produk-produk yang memerlukan
suatu tanggapan, seperti metode prosuksi yang lebih baik atau lebih efisien, atau inisiatif
pihak pengambil keputudan yang memengaruhi unit-unit kerja.
Suatu lingkungan eksogen yang stabil di asumsikan dalam banyak pembahasan
system biaya standard dan analisis hubungan atas varians biaya. Asumsi ini memunculkan
fakta yang terpisah antara operasi yang sementara dengan lingkungan bisnis yang menuntut
adanya perubahan secara terus-menerus. Dengan membandingkan biaya actual yang terjadi
dengan standar yang telah di tentukan, subsitem biaya standar menjadi penting untuk di
tinjau. Beberapa akutansi beranggapan bahwa rancangan pengendalian sebelum terjadinya
suatu kejadian adalh pelengkap dari retrospektif umum atau rancangan-rancangan yang
berorientasi pada hal-hal yang belum terjadi di depan, ketika pendekatan tersebut dipandang
sebagai sesuatu yang penting untuk keberhasilan niat dan minat kerja melalui perubahan
manajemen.\
Telah di ketahui bahwa tujuan proses terhadap pengendalian akutansi dapat menjadi suatu
penentu yang penting dalam sebuah desain pengendalain. Proses sederhana maupun
kompleks dan proses biaya variable maupun biaya tetap akan diperlihatkan secara singkat
untuk mrngilustrasikan pentingnya proses variable-variabel.
Proses yang sederhana adalah salah satu yang dapat diklarifikasiakn dengan
memahami hubungan sebab-akibat secara baik. Suatu proses yang kompleks melibatkan
berbagai hubungan yang tidak dapat dipahami dengan baik. Biaya yang ditak dapat dihindari
terjadi pada unit-unit dalam perusahaan, sperti riset dan pengembangan, pemasaran, dan
administrasi karyawan.
Suatu factor proses penting dalam pengendalian biaya-biaya yang tidak dapat
dihindari dan biaya-biaya untuk melakukan rekayasa adalah biaya variable. Strategi
pengendalian biaya untuk proses strategi biaya variable sering kali berbeda dalam hal
substansi dengan strategi-strategi pengendalian biaya yang disesuaikan, seperti aplikasi biaya
tetap. Contoh, proses biaya variabel selalu menekankan pada konservasi, sementara proses
biaya tetap selalu dikaitkan dengan efektivitas dari utilitas.
Salah satu hal yang sangat herharga dari desentrakisasi atau pendelegansian wewenang dalam
pengambilan keputusan adalah jika seorang manajer mendelegansi suatu keputusan kepada
seorang karyawan, maka karyawan tersebut bisa saja mengambil keputusan yang tidak sesuai
dengan manajernya. Ide-ide mengenai teori agensi dapat diilustrasikan dengan contoh
perjalanan seorang tenaga penjualan (agen) yang secara terus-menerus berada jauh dari
kantor. Manajer penjualan atau pimpinan akan memiliki sedikit gagasan mengenai tingkat
usaha yang dilakukan agen tersebut. Oleh karena itu, perjanjian kerja dari tenaga penjualan
akan didasarkan pada prestasi penjualan. Kondisi yang berada diluar kendali ini membuat
hubungan antara prestasi dengan masalah skema pembayaran agen menjadi berisiko.
7.3 Pengelolaan Perubahan
Pada banyak kasus, asumsi ini adalah sesuatu yang sangat spesifik secara konsisten.
Pada organisasi yang kompleks , kesimbangan dalam lungkungan pengendalian
membutuhkan sesuatu yang bersifat dinamis, bukan etis. Perusahaan dapat mejaga stautus
pengendalian yang baiksecara konstan hanya melalui perubahan kompensasi.
Dewasa ini, para manajer harus mendorong para karywannya untuk memprakarsai
perbaikan proses dan penemuan cara - cara baru untuk merespons terhadap kebutuhan
konsumen,namun masih dalam batas yang dapat dikendalikan.
Para manajer cenderung mengattikan pengendalian secara sempit, seperti mengukur
kemajuan terhadap rencana untuk menjamin pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Suatu
sistem pengendalian diagnostic (diagnostic system) hanya merupakan salah satu unsur
pengendalian. Tiga unsur lain yang sama pentingnya, dalam lingkungan bisnis dewasa ini
adalah sistem kepercayaan (belief system), sistem batasan (boundary systems), dan sistem
pengendalian interaktif (interactive system). Simons menjelaskan bahwa sistem pengendalian
diagnostic memungkinkan para manajer untuk memastikan bahwa tujun penting tersebut
telah diraih secara efektif dan efisien. Sistem kepercayaan memberdayakan dan mendorong
individu untuk mencari kesempatan - kesempatan baru. Sistem batasan menentukan aturan
main dan mengidentifikasi tindakan serta jebakan yang harus dihindari oleh karyawan.
Sistem Pengendalian Interaktif memungkinkan para manajer puncak untuk memfokuskan
perhatiannya pada ketidakpastian strategis dan tidak membiarkannya begitu saja agar dapat
mencapai tujuan.
8.1 Sistem Pengendalian Diagnostik
Pada umumnya, sistem kepercayaan bersifat singkat, sart nilai, dan inspirasional.
Sistem ini mengarahkan karyawan pada tujuan utama bisnis, cara organisasi menciptakan
nilai, upaya untuk mencapai tingkat kinerja organisasi, dan cara seseorang diharapkan untuk
mengatur hubungan internal dan eksternal. Para manajer menerapkan sistem ini dalam
kelompok - kelompok yang berbeda di organisasi, dimana kepercayaan seringkali
diremehkan karena kurang penting.
Inspirasi para manajer untuk menciptakan suatu peluang baru sangat dipengaruhi oleh
Sistem Kepercayaan. Sistem uni dapat memotivasi individu untuk mencari cara - cara baru
dari nilai tang diciptakan. Sistem Kepercayaan ini dapat meningkatkan pengendalian
diagnostik guna memberikan pengendalian yang lebih besar kepada manajer dewasa ini.
Sistem ini didasarkan pada prinsip manajemen sederhana, terapi mendasar yang dapat
disebut kekuatan pemikiran negatif. Mengatakan apa yang harus dilakukannya kepada
seseorang dengan menetapkan prosedur operasi standar dan aturan baku akan menghambat
inisiatif dan kreativitas yang dapat dihasilkan oleh karyawan yang cakap dan berjiwa
kewirausahaan. Memberitahu karyawan apa yang tidak boleh dilakukan memungkinakan
inovasi, tapi dalam batasan yang jelas.
Sistem batasan tidaklah selalu jelas bagi para manajer senior. Bangak aturan main
ditetapkan setelah skandal publik atau penyelidikan internal atas tindakan yang
dipertanyakan. Sistem batasan dan sistem kepercayaan yang digabungkan akan menciptakan
ketegangan yang dinamis serta kepercayaan yang hangat, positif, dan inspirasional seera
bersama - sama. Hasilnya adalah ketegangan dinamis antara komitmen dan sanksi. Kedua
sistem ini menbentuk kesempatan secara bersama - sama tanpa batas ke dalam domain yang
terfokus, dimana para manajer dan karyawan didorong untuk memanfaatkannya secara
efektif.
Sistem ini merupkan sistem informasi formal yang digunakan oleh para manajer untuk
melibatkan diri secara terus menerus dan personal dalam keputusan bawahan. Sistem ini
umumnya mudah dipahami. Para manajer senior berpartisipasi dalam keputusan bawahan,
memfokuskan perhatian organisasional, serta belajar mengenai masalah - masalah startegi
utama. Suatu sistem pengendalian dapat bersifat interaktif jika ada perhatian dari seluruh
pihak yang terlibat dalam perusahaan. Sistem pengendalian interaktif memiliki empat
karakteristik yang membedakannya dari sistem pengendalian diagnostik.
Memfokuskan informasi yang berubah secara konstan dan diidentifikasikan oleh para
manajer puncak sebagai informasi yang potensial bersifat strategis.
Informasi menuntut perhatian rutin yang cukup signifikan dari para manajer operasi di
seluruh tingkatan organisasi.
Data yang dihasilkan dijabarkan dan didiskusikan dalam rapat langsung yang dihadiri
oleh para penyelia, bawahan, dan rekan sejawat.
Debat hanya akan berlangsung mengenai data, asumsi, dan tindakan perencanaan.
Para manajer senior yangmengatur arah dan strategi perusahaan secara keseluruhan
memastikan bahwa mereka memiliki cukup pengendalian atas operasinya yang luas dengan
menggunakan seluruh unsur pengendalian. Untuk mengomunikasikan nilai inti, mereka
mengandalkan sistem kepercayaan. Kepercayaan inspirasional ini dibatasi oleh batasan yang
jelas. Manajer juga melaksanakan pengendalian dengan menggunakan bermacam - macam
sistem pengendalian diagnostik diantaranya, rencana laba, anggaran, arah, dan tujuan. Sistem
pengendalian ini tidak memerlukan perhatian banyak dari para senior manajer, selain waktu
yang dihabiskan untuk menyusun tujuan tahunan dan memonitor pengecualian untuk melihat
kesesuaian kegiatan dan rencana.
Secara kolektif, keempat jenis pengendalian tersebut disusun dalam kekuatan yang
saling mendukung. Karena organisasi menjadi lebih kompleks, para manajer akan selalu
berhubungan dengan kesempatan dan kekuatan kompetitif yang bertambah serta penuruanan
dalam waktu dan perhatian untuk mencapai keuntungan dari inovasi dan kreativitas yang
tidak dapat dicapai dengan mengorbankan pengendalian
DAFTAR PUSTAKA
Lubis, Arfan Ikhsan. 2017. Akuntansi Keperilakuan. Edisi 2. Jakarta : Salemba Empat.