Você está na página 1de 53

PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN IX DAN MUKERNAS PDUI , JAKARTA 21 APRIL 2018

Abortus d Layanan Primer


KEWENANGAN, ETIK DAN HUKUM

disampaikan oleh
DJOKO WIDYARTO JS
Jakarta, 21 april 2018

DJOKO W 1
CURICULUM VITAE
Pendidikan 1. Dokter FK UNDIP 1978
2. S2-Postgraduate Diploma Hosp. Management, University of Leeds, UK, 1991
3. S2-Magister Hukum Kesehatan UNIKA Soegijapranata, 2007
Kursus 1. On the Job Training di beberapa rumah sakit di Melbourne, 1987
2. Course for Senior Hosp. and Health Service Managers, Birmingham, UK, 1999
3. Beberapa kursus tentang Management, Leadership, Safety, Quality, dsb
4. Mediator Bersertifikat , 2012
Riwayat Pekerjaan
1978 - 1982 : Kepala Puskesmas Rumbai, Pekanbaru Riau
1994 - 2000 : CMO/Manager Medical Services PT Caltex Pacific Indonesia
2000 - 2004 : Senior Medical Consultant PT Caltex Pacific Indonesia
2005 : Konsultan Pemasaran Paviliun Garuda RS Dr. Kariadi Semarang
2007 - 2013 : Direktur Pengelola RS Permata Medika, Semarang
2008 - 2013 : Staff Pengajar Magister Hukum Kesehatan UNIKA Soegijapranata
2013 - Sep2014 : Direktur RS Permata Medika, Semarang
Sept 2014 - skg : Direktur Medis dan Keperawatan RS Nasional Diponegoro, Semarang
Organisasi Profesi : 1. Wakil Ketua PERSI Daerah Riau 1996-1999
2. Sekretaris Umum IDI Wilayah Riau 2001-2004
3. Anggota BHP2A PB IDI 2006-2009
4. Ketua Bidang Organisasi PB IDI 2009-2012
5. Ketua III IDI Wilayah Jateng 2004-2007
6. Ketua I IDI Wilayah Jateng 2008-2011
7. Ketua IDI Wilayah Jateng 2011-2014
8. Ketua IDI Wilayah Jateng 2014-2017
9. Anggota Departemen Hukum, Etika dan Mediasi ARSADA Pusat 2010-2013
10.Anggota Kompartemen Hukum, Etika RS dan Advokasi ARSSI Pusat 2014-2017
11. Penasehat ARSSI Semarang periode 2014-2017
12. Anggota MAKERSI Jateng periode 2014-2017
13. Ketua MAKERSI PD PERSI Jateng periode 2017-2020
14. Ketua MKEK IDI Wilayah Jateng periode 2018-2021
Penghargaan 1. Dokter Puskesmas Teladan, Pekanbaru 1980
2.World Class Award , PT Caltex Pacific Indonesia, 1997
3. Penghargaan Adi Satya Utama, PB IDI 2003
4. World Class Award, PT Caltex Pacific
DJOKOIndonesia,
W 2004 2
5. Wisudawan Terbaik Periode I, Magister Hukum Kesehatan, 2007
DJOKO W 3
the beauty of medicine …
medicine
is a science of uncertainty
and
an art of probability

(SIR WILLIAM OSLER)

DJOKO W 4
CARE
PROVIDER
MANAGER

THE
COMMUNICATOR FIVE STARS
DOCTOR COMMUNITY
( WHO ) LEADER

DECESION MAKER

DJOKO W 5
(Charles Boelen, WHO 1994 )
In Clinical Practice Moral Principles
Tom L. Beauchamp and James F. Childress:
PRINCIPLES OF BIOMEDICAL ETHICS 7th Ed, 2013

JUSTICE
BENEFICINCE
NON MALIFICENCE
REPECT FOR AUTONOMY

02/02/2018 DJOKO W 6
In Clinical Practice Professional-Patient Rels. Principles
Tom L. Beauchamp and James F.Childress: PRINCIPLES OF BIOMEDICAL ETHICS 7th Ed, 2013

FIDELITY
CONFIDENTIALITY
PRIVACY
VERACITY

02/02/2018 DJOKO W 7
Azas Praktik Kedokteran

6
ILMIAH
MANFAAT
KEADILAN
KEMANUSIAAN
KESEIMBANGAN
ASAS PERLINDUNGAN &
KESELAMATAN
PASIEN

( KKI )

di Indonesia
02/02/2018 DJOKO W 8
Ciri Profesionalisme Dokter

KEJUJURAN
CIRI INTEGRITAS
KEPEDULIAN
RASA HORMAT
BELAS KASIH
SOPAN SANTUN
PENGABDIAN

(KKI)

02/02/2018 DJOKO W 9
dalam
PELAYANAN KESEHATAN

di Indonesia
• UU NO. 29 TH 2004
• UU NO. 40 TH 2004
• UU NO. 44 TH 2009
• UU NO. 24 TH 2011
DAN ATURAN PELAKSANANYA
11/22/2017 DJOKO W 10
DIMENSI PELAYANAN Kesehatan
ETIKA DISIPLIN
DIMENSI
PELAYANAN

HUKUM

DJOKO W 11
12
ETIKA DISIPLIN HUKUM

DJOKO W
Etika, Displin dan Hukum
ETIKA DISIPLIN HUKUM

YG DIATUR apa yg baik/ apa yg hrs apa yg boleh/


tdk baik dikerjakan tdk boleh

ISI kewajiban kewajiban hak&kewajiban

BERLAKU BAGI masy tertentu masy tertentu masy umum

masy tertentu masy tertentu penguasa


SANKSI OLEH sanksi moral sanksi disiplin sanksi hukum
DJOKO W 13
TRANSAKSI TERAPETIK
INSPANNING VERBINTENIS BUKAN RESULTAAT VERBINTENIS

Praktik kedokteran diselenggarakan berdasarkan


pada kesepakatan antara dokter atau dokter gigi
dg pasien dlm upaya pemeliharaan kesehatan,
pencegahan penyakit , peningkatan kesehatan,
pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan
(UU NO. 29 TH 2004 PS. 39)

Kesepakatan merupakan upaya maksimal


pengabdian profesi sesuai Std Pelayanan,
Std Profesi, SPO dan kebutuhan medis
pasien sesuai situasi dan kondisi
(PMK NO. 2052 TH 2011 PS. 21)

KEPERCAYAAN DJOKO W 14
Hubungan Dokter-Pasien
Transaksi Terapetik
INSPANNING VERBINTENIS

anamnesa

INFORMASI
pemeriksaan

INTERAKSI
diagnosa
terapi

KESEPAKATAN

07/04/2017 HAK DAN KEWAJIBAN


DJOKO W 15
Hak dan Kewajiban
Kewajiban memuat
HAK keharusan untuk
melakukan atau
tidak melakukan
Hak berisi tindakan tertentu
kebebasan untuk
melakukan atau
tidak melakukan KEWAJIBAN
tindakan tertentu

(P. Nicolai dalam Ridwan HR :Hukum Administrasi Negara)


07/04/2017 DJOKO W 16
WMA DECLARATION OF LISBOA
on the Right of the Patient
Adopted by the 34th World Medical Assembly,
Lisbon, Portugal, Sept./Oct. 1981,
and amended by the 47th WMA General
Assembly, Bali, Indonesia, Sept. 1995,
Patient Right
and editorially revised at the 171st Council
Session, Santiago, Chile, Oct. 2005 1. Right to medical care of good quality
Reaffirmed by the 200th WMA Council Session, 2. Right to freedom of choice
Oslo, Norway, April 2015 3. Right to self determination
4. Right to information
1. Hak mendapat pelayanan kesehatan yg
berkualitas
5. Right to confidentiality
2. Hak utk bebas memilih RS dan dokter 6. Right to health education
3. Hak utk menentukan diri sendiri 7. Right to dignity
4. Hak utk mendapat informasi 8. Right to religious assistance
5. Hak atas kerahasiaan rekam medis
6. Hak utk mendapat penyuluhan kesehatan
7. Hak atas kehormatan harga diri
8. Hak utk mendapat bimbingan rohaniawanDJOKO W 17
Hak Pasien
Undang Undang No. 44 th 2009 ps. 32
1.Memperoleh info tentang tata tertib dan 12.Didampingi keluarganya dlm kondisi kritis
peraturan yg berlaku di rumah sakit 13.Menjalankan ibadah
2.Memperoleh info ttg hak&kewajiban pasien 14.Memperoleh keamanan dan
3.Memproleh layanan yg manusiawi, adil, jujur, keselamatan diri
dan tanpa diskriminasi 15.Mengajukan usul saran, perbaikan atas
4.Memperoleh layanan yg bermutu sesuai perlakuan RS thd dirinya
dg std profesi dan SPO 16.Menolak layanan bimbingan rohani yg
5.Memperoleh layanan yg efektif dan efisien tdk sesuai dg agama dan kepercayaan yg
6.Mengajukan pengaduan dianutnya
7.Memilih dokter dan kelas perawatan 17.Menggugat dan atau menuntut RS, apbl
8.Berhak mendapat second opinion RS diduga memberikan pelayanan yg tdk
9.Berhak atas privasi sesuai standar
10.Mendapat informasi yg 18.Mengeluhkan pelayanan RS yg tdk sesuai
lengkap seblm dilakukan tindakan dg standar pelayanan melalui media
11.Memberi atau menolak persetujuan cetak dan elektronik
tindakan yg akan dilakukan DJOKO W 18
1. mematuhi peraturan RS
2. menggunakan fasilitas RS secara bertanggung jawab
3. menghormati hak pasien lain, pengunjung dan
tenaga kesehatan
4. memberi info yg jujur, lengkap, dan akurat ttg
masalah kesehatannya
5. memberi info mengenai kemampuan finansial dan
jaminan kesehatan yg dimilikinya
6. mematuhi rencana terapi yg telah disetujuinya
7. menerima konsekwensi atas penolakan rencana terapi
atau tidak mematuhi petunjuk tenaga kesehatan
8. memberi imbalan jasa atas pelayanan yg diterima

PMK NO. 69 TH 2014 Ps. 28 DJOKO W 19


Hak & Kewajiban Dokter
UU NO 29/2004 & 44/2009

SE DIRJEN YANMED TH 1997


HAK DOKTER: HAK DOKTER:
YAN STAND PROF&SPO PERLINDUNGAN HK
INFO LENGKAP&JUJUR YAN STD PROF DAN SPO
IMBALAN JASA MENOLAK KEINGINAN PASIEN
PERLINDUNGAN HK MENGHENTIKAN JASA PROF NYA
HAK PRIVASI DAN MENUNTUT
KEWAJIBAN DOKTER: INFO LENGKAP DR PASIEN/KEL
STR, SIP INFO ATAS KELUHAN PASIEN
STD YAN, PROF&SPO ADIL&JUJUR DR RS/PASIEN
RM, RK, IC IMBALAN JASA
MERUJUK
PERTOLONGAN DARURAT KEWAJIBAN DOKTER:
MENAMBAH ILMU YAN STD PROF&SPO
MEMENUHI HAK PASIEN RUJUKAN
PERTOLONGAN DARURAT
RAHASIA KEDOKTERAN
DJOKO W MENAMBAH ILMU 20
Patient Safety
BUILDING A SAFER HEALTH SYSTEM
33. 6 MILLION ADMISSIONS TO US HOSPITALS

COLORADO & UTAH NEW YORK


ADVERSE EVENT 3.70 % (1984) 2.90 % (1992)
PREVENTABLE ADVERSE EVENT 53.00 % 58.00 %
DEATH/YR DUE TO MED.ERRORS 44,000 98,000
DEATH DUE TO MVA/YR 43,458
DEATH DUE TO BREAST CA/YR 42,297
DEATH DUE TO AIDS/YR 16,516
ADVERSE EVENT COST US $ 37,60 - 50,00 BILL
PREVENTABLE ADV. EVENT COST US $ 17,00 - 29,00 BILL
( INSTITUTE OF MEDICINE , 2001)
21
# OF DEATH INCIDENCE
DEATH DUE TO MEDICATION ERROR (1993) 7,000/YR 1 PER 131 (OP)
(DEATH DUE TO WORK PLACE INJURY) 6, 000/YR 1 PER 854 (IP)
MEDICATION RELATED ERROR 2 ,00 % (IP)
(PREVENTABLE ADVERSE DRUG EVENT)
ADDITIONAL COST US $ 4,700/ADMISSION
US $ 2 BILL/YR
( INSTITUTE OF MEDICINE , 2001)

22
1 DEATH
IN
1.8 M
PASSANGERS

is
SAFER
than
142,000 DEATH
IN
33.6 M
ADMISSION

( INSTITUTE OF MEDICINE , 2001) DJOKO W 23


FAKTA
ANTARA 2010 – 2014:
• rata-rata 56 juta induced abortion /tahun
• 35 induced abortion/1000 perempuan usia 15-44 th
• 25% kehamilan berakhir dg induced abortion
lebih banyak di negara sedang berkembang
• kira-kira 25 juta unsafe abortion seluruh dunia,
hampir semuanya di negara sedang berkembang
• lebih dari 50% unsafe abortion ada di Asia
• 4,7 – 13,2% kematian ibu terkait dg unsafe abortion
• 7 juta perempuan per tahun dirawat di RS di negara
sedang berkembang karena unsafe abortion
• diperkirakan biaya untuk menangani komplikasi
unsafe abortion sebesar US $ 553 juta/tahun
(WHO:Preventing Unsafe Abortion, Fact Sheet, January 2018)
di Indonesia
• BKKBN memperkirakan sekitar 2 juta aborsi/tahun
• WHO memperkirakan 20-60% aborsi di Indonesia
adalah aborsi disengaja (induced abortion)
• Penelitian WHO di 10 kota besar dan 6 kabupaten
di Indonesia diperkirakan 50% dari 2 juta kasus
terjadi diperkotaan
• Guttmacher Institue Indonesia memperkirakan 37
aborsi per 1.000 perrempuan usia 14-49 tahun.
3 dari 1.000 perempuan 15-44 tahun dirawat di RS
setiap tahunnya krn komplikasi terkat aborsi
(disarikan dari beberapa sumber)
Pada Aborsi
ATRIBUSI
Wewenang yg diperoleh dari perundang-undangan

DELEGASI
Wewenang yg diperoleh berdasarkan pelimpahan wewenang
dari pihak lain yg mempunyai wewenang atribusi.
Ada pelepasan tanggung jawab dari pemberi wewenang.

MANDAT
Wewenang dilaksanakan oleh pihak lain dalam satu institusi.
Tidak ada pelepasan tanggung jawab dari pemberi wewenang.

sumber: Ridwan HR:Hukum Administrasi Negara


Sadjijono :Memahami Beberapa
DJOKO W Bab Pokok Hukum Administrasi 27
PERBEDAAN
ATRIBUSI DELEGASI MANDAT

Cara perolehan Per – UU Pelimpahan Pelimpahan

Kekuatan Tetap melekat Dpt dicabut/ditarik Dpt ditarik/ di


Mengikatnya sebelum ada kembali apbl ada gunakan sewaktu-
perubahan pertentangan/ waktu oleh pemberi
Per- UU penyimpangan kewenangan
Tanggung jawab Penerima Pemberi wewenang Berada pd pemberi
wewenang melimpahkan mandat
tg.jawab& tg.gugat
Hubungan Hubungan Berdasarkan atas Bersifat internal
wewenang hukum wewenag atribusi yg antara atasan dg
ant.Pembentuk dilimpahkan kpd bawahan
per UU dg pene penerima
rima wewenang pelimpahan
Sumber: Sudjijono, Memahami Beberapa Hal Pokok Hukum Administrasi
DJOKO W 28
kekuasaan hanya wewenang sekaligus
menggambarkan hak berarti hak dan
untuk berbuat atau kewajiban
tidak berbuat (bagir manan) *

*) dalam Ridwan HR:Hukum Administrasi Negara


Kewenangan Dokter
YG MEMPUNYAI STR & SIP
1. Mewancarai pasien;
2. Memeriksa fisik dan mental pasien;
3. Menentukan pemeriksaan penunjang;
4. Menegakkan diagnosis;
5. Menentukan penatalaksanaan dan pengobatan pasien;
6. Melakukan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi;
7. Menulis resep obat dan alat kesehatan;
8. Menerbitkan surat keterangan Dr & Drg;
9. Menyimpan obat dlm jumlah & jenis yang diijinkan;
10. Meracik & menyerahkan obat bagi daerah
terpencil;dan
11. Kewenangan lain yg akan diatur dg Peraturan Konsil.

UU No. 29 th 2004 Ps. 35


DJOKO W 30
STD. PROFESI STD. YAN. KEDOKT.
Batasan kemampuan (KSA) minimal Pedoman yang hrs diikuti oleh
yg harus dikuasasi oleh seorang dokter atau dokter gigi dlm
individu utk dpt melakukan kegiatan menyelenggarakan praktik
profesionalnya pada masy. secara Kedokteran disesuaikan dg
mandiri,yg dibuat OP jenis dan strata saryankes
(UU No. 29 TH 2004 PS. 50) (UU No. 29 TH 2004 PS. 44)
PNPK
Merupakan standar pelayanan kedokteran yg bersifat nasional dan
dibuat oleh organisasi profesi serta disahkan Menkes
SPO
Merupakan suatu perangkat instruksi/langkah yg dibakukan utk
menyelesaikan proses kerja rutin tertentu atau langkah yg benar dan
terbaik berdasarkan konsensus bersama dlm melaksanakan berbagai
kegiatandan fungsi pelayanan yg dibuat fasyankes ber dasarkan standar
profesi,dibuat&ditetapkan pimpinan
DJOKO W fasyankes (PMK No.1438/2010)
31
GOOD GOOD
CORPORATE CLINICAL
GOVERNANCE GOVERNANCE

PROFESSIONALISM

GOOD
ETHICAL
GOVERNANCE

DJOKO W 32
disiplin profesi adalah ketaatan terhadap aturan-aturan
dan/atau ketentuan penerapan keilmuan dlm
melaksanakan praktik kedokteran.

ada 28 bentuk pelanggaran disiplin .


(Per KKI No. 4 th 2011)

penegakkan disiplin adalah


penegakan aturan-aturan dan/atau ketentuan penerapan
keilmuan dalam pelaksanaan pelayanan yang harus
diikuti oleh dokter dan dokter gigi
( UU No. 29 th 2004 penjelasan ps 55 ayat 1)
28 Bentuk Pelanggaran
DISIPLIN PROFESIONAL DR DAN DRG (PER KKI NO. 4 TH 2011)
1. Melakukan praktik kedokteran dg tdk kompeten;
2. Tdk merujuk pasien kpd dr/drg lain yg memiliki kompetensi yg sesuai;
3. Mendelegasikan pekerjaan kpd tenaga kesahatan tertentu yg tdk memiliki
kompetensi untuk melaksanakan pekerjaan tsb;
4. Menyediakan dr/drg pengganti sementara yg tdk memiliki kompetensi dan
kewenangan yg sesuai /tdk melakukan pemberitahuan penggantian tsb;
5. Menjalankan praktik kedokteran dlm kondisi tingkat kesehatan fisik/mental
sedemikian rupa sehingga tdk kompeten dan dpt membahayakan pasien;
6. Tdk melakukan tindakan/asuhan medis yg memadai pd situasi tertentu
yg dpt membahayakan pasien;
7. Melakukan pemrks/pengobatan berlebihan yg tdk sesuai dg kebutuhan pasien
8. Tdk memberikan penjelasan yg jujur, etis dan memadai (adequate information)
kpd pasien/keluarganya dlm melakukan praktik kedokteran
9. Melakukan tindakan/asuhan medis tanpa memperoleh persetujuan dari
pasien/keluarga dekat, wali, atau pengampunya;
10. Tdk membuat/ menyimpan rekam medis dengan sengaja;
DJOKO W 34
11. Melakukan perbuatan yg bertujuan untuk menghentikan kehamilan yg tdk
sesuai dg ketentuan peraturan perundang-undangan yg berlaku;
12. Melakukan perbuatan yg dpt mengahiri kehidupan pasien atas permintaan
sendiri atau keluarganya;
13. Menjalankan praktik kedokteran dg menerapkan pengetahuan, ketrampilan,
atau teknologi yg blm diterima atau diluar tata cara praktik kedokteran yg layak;
14. Melakukan penelitian dlm praktik kedokteran dg menggunakan manusia sbg
subjek penelitian tanpa memperoleh persetujuan etik (ethical clearence) dari
lembaga yg diakui pemerintah;
15. Tdk melakukan pertolongan darurat atas dasar kemanusiaan, padahal tdk
membahayakan dirinya, kecuali bila ia yakin ada orang lain yg bertugas dan
dan mampu melakukannya;
16. Menolak atau menghentikan tidakan/asuhan medis atau tindakan pengobatan
thd pasien tanpa alasan yg layak dan sah sesuai dg ketentuan etika profesi atau
peraturan perundang-undangan yg berlaku;
17. Membuka rahasia kedokteran;
18. Membuat keterangan medis yg tdk didasarkan kpd hasil pemeriksaan yg
diketahuinya secara benar dan patut;
19. Turut serta dlm perbuatan yg termasuk tindakan penyiksaan (torture) atau
eksekusi hukuman mati;
DJOKO W 35
20. Meresepkan atau memberikan obat golongan narkotika, psikotropika, dan zat
adiktif lainnya yg tdk sesuai dg etika profesi dan ketentuan perundang-undangan
yg berlaku;
21. Melakukan pelecehan seksual , tindakan intimidasi, atau tindakan kekerasan thd
pasien dlm menyelenggarakan praktik kedokteran;
22. Menggunakan gelar akademik atau sebutan yg bukan haknya;
23. Menerima imbalan sbg hasil dari merujuk, meminta pemeriksaan, atau memberi
kan resep obat/alat kesehatan;
24. Mengiklankan kemampuan/pelayanan atau kelebihan kemampuan/pelayanan
yg dimiliki baik lisan atau tulisan atau tulisan yg tdk benar atau menyesatkan;
25. Adiksi pada narkoba, psikotropika, alkohol, dan zat adiktif lainnya;
26. Berpraktik dg STR, SIP, dan/atau Sertifikat Kompetensi yg tdk sah atau berpraktik
tanpa memiliki SIP sesuai dg ketentuan perundang-undangan yg berlaku;
27. Tdk jujur dlm menentukan jasa medis;
28. Tdk memberikan informasi, dokumen, dan alat bukti lainnya yg diperlukan
MKDKI/MKDKI-P untuk pemeriksaan atas pengaduan dugaan pelanggaran
Disiplin Profesional Dokter dan Dokter Gigi

DJOKO W 36
PENGELOLAAN INFORMASI

DJOKO W
LANDASAN ILMIAH IL MU KEDOKT

PROFESIONALITAS
KETRAMPILAN KLINIS
KOMUNIKASI EFEKTIF

YG LUHUR
KOMPETENSI

PENGELOLAAN MASALAH KESEHATAN


MAWAS DIRI DAN PENGEMBANGAN DIRI

37
Tingkat Kompetensi (DAFTAR PENYAKIT)
PER KI NO. 11 TH 2012 TTG SKDI

DARI 726 PENYAKIT, TINGKAT 4


144 TINGKAT 4
MENDIAGNOSIS
TATA LAKSANA
MANDIRI &TUNTAS
TINGKAT 3
MENDIAGNOSIS
TATA LAKSANA AWAL
MERUJUK
TINGKAT 2
MENDIAGNOSIS
MERUJUK

TINGKAT 1 4A LULUSAN BARU,


3A BUKAN GADAR, 4B PASCA INTERNSIP
MENGENALI 3B GADAR /SSDH P2KB
MENJELASKAN DJOKO W 38
Tingkat Kompetensi dlm menangani

• ABORTUS MENGANCAM : TK 3B
• ABORTUS SPONTAN INKOMPLIT : TK 3B
• ABORTUS SPONTAN KOMPLIT : TK 4A

hanya abortus spontan komplit saja yang


boleh ditangani tuntas oleh dokter
Tingkat Kompetensi (DAFTAR KETRAMPILAN)

PER KI NO. 11 TH 2012 TTG SKDI

DARI 623 KETRAMPILAN, TINGKAT 4


430 TINGKAT 4
MAMPU
MELAKUKAN
TINGKAT 3 SENDIRI

PERNAH
MELAKUKAN
ATAU
TINGKAT 2 PERNAH
MENERAPKAN
PERNAH MELIHAT DIBAWAH SUPERVISI

TINGKAT 1 ATAU
DIDEMONSTRASIKAN
MENGETAHUI
MENJELASKAN
KNOWS KNOWS HOW SHOWS DOES 40
Tingkat Ketrampilan dlm menangani

• KURETASE : TK 3

kuretase tdk boleh dilakukan dokter


Aborsi
21 KEWAJIBAN DOKTER
KEWAJIBAN UMUM KEWAJIBAN THD PASIEN
1. sumpah dokter 14. tulus ikhlas,merujuk
2. profesional, independen 15. kesempatan berinteraksi&beribadat
3. kemandirian profesi 16. merahasiakan sesuatu yg diketahui
4. tidak memuji diri sendiri 17. pertolongan darurat
5. persetujuan pasien
KEWAJIBAN THD SEJAWAT
6. hati-hati menerapkan teknik baru
18. memperlakukan sebagaimana ia
7. memberi keterangan yg tlh diperiksa
sendiri ingin diperlakukan
sendiri kebenarannya
19. tidak mengambil alih pasien dari
8. pelayanan kompeten, kasih sayang
teman sejawat, kecuali dg
dan perlindungan HAM
persetujuan keduanya atau
9. jujur
berdasarkan prosedur yg etis
10. hak pasien, sejawat &tenaga kes lain
11. menghormati&melindungi kehidupan KEWAJIBAN THD DIRI SENDIRI
12. pelayanan komprehensif 20. menjaga kesehatan
13. saling menghormati 21. mengikuti perkembangan iptekdok

DJOKO W 43
VERSI KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA 2012

DEMI ALLAH SAYA BERSUMPAH BAHWA: 7. Saya akan senantiasa mengutamakan


kesehatan pasien,dg memperhatikan
1. Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan masyarakat
kepentingan kemanusiaan 8. Saya akan berikhtiar dg sungguh-
2. Saya akan menjalankan tugas dg cara sungguh supaya saya tdk terpengaruh
terhormat dan bersusila sesuai martabat oleh pertimbangan keagamaan,
pekerjaan saya sebagai dokter kebangsaan, kesukuan, gender, politik,
3. Saya akan memelihara dg sekuat tenaga kedudukan sosial dan jenis penyakit
martabat dan tradisi luhur profesi kedokteran dlm menunaikan kewajiban thd pasien
4. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yg 9. Saya akan memberi kpd guru-guru
saya ketahui karena keprofesian saya saya penghormatan dan pernyataan
5. Saya tidak akan menggunakan pengetahuan terima kasih yg selayaknya
saya untuk sesuatu yg bertentangan dg 10. Saya akan perlakukan teman sejawat
perikemanusiaan, sekalipun diancam saya seperti saudara kandung
6. Saya akan menghormati setiap hidup insani 11. Saya akan mentaati dan mengamalkan
mulai dari saat pembuahan Kode Etik Kedokteran Indonesia

Saya ikrarkan sumpah ini dg sungguh-sungguh dan dg mempertaruhkan kehormatan diri saya
VERSI PP NO. 52 TH 2017 PS. 39

SAYA BERSUMPAH BAHWA: supaya saya tdk terpengaruh oleh


pertimbangan keagamaan,
1. Saya akan membaktikan hidup saya guna kebangsaan, kesukuan, politik
kepentingan kemanusiaan kepartaian atau kedudukan sosial
2. Saya akan menjalankan tugas saya dg cara 7. Saya akan memberkani kpd guru-guru
terhormat dan bersusila sesuai martabat saya penghormatan dan pernyataan
pekerjaan saya terima kasih yg selayaknya
3. Saya akan memelihara dg sekuat tenaga 8. Teman sejawat saya akan saya
martabat dan tradisi luhur jabatan kedokteran perlakukan sebagai saudara kandung
4. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yg 9. Saya akan menghormati setiap hidup
saya ketahui karena pekerjaan saya dan insani mulai dari saat pembuahan
karena keilmuan saya sebagai dokter 10. Sekalipun diancam, saya tidak akan
5. Kesehatan penderita senantiasa akan saya mempergunakan pengetahuan
utamakan kedokteran saya untuk sesuatu yg
6. Dlm menunaikan kewajiban thd penderita bertentangan dg hukum
saya akan berikhtiar dg sungguh-sungguh perikemanusiaa

Saya ikrarkan sumpah ini dg sungguh-sungguh dan dg mempertaruhkan kehormatan diri saya
Aborsi
Tanggung Jawab Hukum

SUBJEK PERBUATAN TG.JAWAB


HUKUM HUKUM HUKUM

ADMIN
PERDATA
KEWENANGAN
PIDANA
HAK &
KEWAJIBAN

07/04/2017 DJOKO W 47
KUHP PS. 346:
Seorang wanita yg sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam
dengan pidana penjara paling lama 4 tahun.
KUHP PS. 347:
(1) Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungan seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam
pidana penjara paling lama 12 tahun
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan meninggalnya wanita tsb,
diancam pidana penjara paling lama 15 tahun
KUHP PS. 348:
(1) Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungan seorang wanita dengan persetujuannya, diancam
pidana penjara paling lama 5 tahun 6 bulan
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan wanita tsb, diancam
pidana penjara paling lama 7 tahun
KUHP PS. 349
Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan
kejahatan berdasarkan ps. 346, 347 dan 348 maka pidana yang
ditentukan dlm pasal tsb dpt ditambah dengan 1/3 dan dpt
dicabut haknya untuk menjalankan pencaharian
UU NO. 36 TH 2009 PS. 194
Setiap orang yang dengan sengaja melakukan
aborsi tidak sesuai dengan ketentuan sbgaimana
dimaksud dalam pasal 76 ayat(2)dipidana dengan
pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda
paling banyak Rp. 1.000.000.000,-

TTG KESEHATAN REPRODUKSI PS. 31-39:

ABORSI HANYA BOLEH DILAKUKAN:


TIM PENYELENGGARA
• KEDARURATAN MEDIS OLEH
ABORSI
• KEHAMILAN AKIBAT PERKOSAAN
KUH PERDATA
PASAL 1365:
Tiap perbuatan melanggar hukum yg membawa kerugian
kepada orang lain, mewajibkan orang yg karena salahnya
menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut.

PASAL 1366:
Setiap orang bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian
yg disebabkan karena perbuatannya, tetapi juga untuk
kerugian yang disebabkan karena kelalaiannya

PASAL 1367:
Seorang tidak saja bertanggung jawab untuk kerugian yang
disebabkan karena perbuatannya sendiri, tetapi juga untuk
kerugian yg disebabkan karena perbuatan orang-orang yang
menjadi tanggungannya atau disebabkan oleh orang-orang
yg berada dibawah pengawasannya
Take Home
Message Aborsi merupakan problem dunia

Aborsi adalah tindakan yg


melanggaran etika, disiplin dan
hukum, kecuali dilakukan
berdasarkan
PP No. 61 th 2014 Ps. 32

Hanya abortus spontan yg dpt


ditangani tuntas oleh dokter
di layanan primer

DJOKO W 51
Penutup …
It is not the strongest of the species that survives,
nor the most intelligent,
but the one most responsive to change

Spesies yang mampu bertahan hidup bukanlah


mereka yang paling kuat atau paling pandai,
melainkan
mereka yang paling peka terhadap perubahan
CHARLES DARWIN

DJOKO W 52
kalau ada jarum yang patah, jangan disimpan dalam almari
kalau ada kata yang salah, mohon maaf kami diberi

Terima Kasih DJOKO W 53

Você também pode gostar