Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
MEMBENTUK KARAKTER
PEMUDA DI ERA MODERNISASI
BAGIAN II
Remaja sekarang banyak yang melupakan idiologi bangsa sendiri. Banyak remaja
sekarang yang lebih mengutamakan kesenangan semata. Ini dapat kita lihat bahwa
banyaknya remaja yang terjerumus kedalam pergaulan bebas, seperti hal nya
banyak yang menggunakan drug, banyak yang mengikuti geng motor, melakukan
seks bebas. Dengan demikian pramuka sangat penting di era milenium ini.
Bagi peserta didik yang setara usia pemuda dan remaja (penegak,pandega ,
racana) menjurus pada kajian dan pendalaman yang diarahkan kepada
pengembangan minat, potensi dan bakat yang dimiliki melalui satuan karya
(Saka). Seperti pengembangan minat bidang kelautan/maritim (Saka Bahari),
bidang pertanaman dan pertanian (Saka Taruna Bumi),
Bidang penerbangan/Udara (Saka Dirgantara), Bidang kehutanan (Saka Wana
Bakti), Bidang Kamtibmas (Saka Bayangkara), Bidang Kesehatan (Saka Bakti
Husada), Bidang Kependudukan dan Keluarga Berencana (Saka Kencana) serta
bidang Hankam (Saka Wira Kartika).
Keempat; Keterampilan fisik, keterampilan ini menjadi posisi yang amat penting
dalam sentuhann kebugaran yang prima menjadi kata kunci dalam
penyelenggaraan pendidikan, tanpa fisik yang prima kesempurnaan dalam
menjalankan pengajaran menjadi halangan. Khususnya muatan yang menuntut
kebugaran, seperti halnya dalam alam terbuka, penjelajahan, olah raga dan yang
lannya. Dengan fisik yang kuat menjadi dukungan yang signifikan dalam
mencapai kesuksesan menterjemahkan muatan materi
Interaksi sosial ini diaplikasikan dalam proses terjadinya bencana alam dengan
penyediaan dapur umum, pertolongan gawat darurat pada korban, kemah bakti,
pelestarian alam/. Penghiajauan Wira Karya/ pembuatan fasilitas jalan, pembuatan
jamban keluarga dan lain lagi. Dengan memaknai dinamika interaksi sosial yang
langung dilihat dan dialami, baik sebagai infidvidu maupun sebagai mahluk sosial
akan melestari sebagai karakter peduli sesama manusia.[3]
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Http://algiandana.blogspot.com/2011/01/pengertian-pemuda-pemuda-adalah-
manusia.html
Peran Penting Gerakan Pramuka dalam Era Globalisasi
Tidak bisa dipungkuri lagi kalau era globalisasi sekarang ini sangat bebas sekali.
Era globalisasi bisa menimbulkan dua dampak yaitu: Dampak Positif dan dampak
negatif. Dampak positif yang dari era globalisasi ini adalah yaitu: Banyak sumber
pengetahuan dan alat - alat modern yang memudahkan dan membantu pekerjaan
kita dalam kehidupan sehari - hari. Seperti halnya: dengan adanya akses internet,
maka secara tidak langsung dapat sangat membantu kita dalam segala urusan.
Tetapi disamping hal positif tersebut bisa menimbulkan dampak negatif yaitu:
dengan adanya akses internet dapat merusak kreativitas,mental, dan moral
generasi penerus bangsa ini dengan masih bebasnya para anak - anak muda
mengakses situs - situs porno di dunia maya. Hal ini yang dapat merubah dan
meracuni pola fikir generasi penerus bangsa ini.
Tidak hanya itu saja, kini generasi muda bangsa ini sedang mengalami degradasi
moral yang luar biasa, hal ini bisa terlihat dalam tingkah laku, etika, dan tata
krama serta sopan santun generasi muda yang sudah tidak ada lagi. Tidak hanya
itu saja, banyak generasi muda yang sudah hampir melupakan Ideologi bangsa,
sejarah perjuangan bangsa ini. Mereka lebih menyukai dan membanggakan karya
bangsa orang lain daripada karya bangsannya sendiri. Kalau hal ini dibiarkan terus
menerus maka akan sangat berbahaya sekali.
Oleh karena itu di era Globalisasi inilah Gerakan Pramuka harus berperan aktif
dalam menyelesaikan masalah - masalah yang ada. Karena Gerakan Pramuka
merupakan organisasi pemuda satu - satunya yang menanamkan Karekter
building. Gerakan Pramuka merupakan solusi dari semua ini yang terjadi,karena
di Gerakan Pramuka lah para generasi muda dibina, dibimbing, diarahkan, dan
dibina mentalnya agar kelak menjadi generasi muda yang sangat berkualitas.
Gerakan Pramuka selalu menanamkan rasa dan jiwa nasionalisme,patriotisme, dan
kekeluargaan. Maka ketika generasi muda sudah terbina dan memiliki yang
mental yang baik serta memiliki rasa dan jiwa nasionalisme dan patriotisme yang
tinggi,maka bangsa ini akan menjadi lebih maju lagi dan tidak mudah untuk
digoyang ataupun dihancurkan secara perlahan oleh bangsa lain.
Masih teringat jelas kata - kata bung karno," Bangsa yang besar adalah bangsa
yang tidak melupakan sejarah bangsanya dan memberdayakan pemuda yang
dimilikinya, berikan aku 1 orang pemuda akan rubah Indonesia dan berikan aku
10 orang maka aku akan mengoncang dunia". Hal ini terlihat jelas,kalau generasi
muda merupakan generasi harapan semuanya, juka pemuda bangsa ini sudah
hancur dan tidak berkualitas, maka secara otomatis bangsa ini akan hancur secara
perlahan juga.
Maka dari itu Gerakan Pramuka harus menunjukkan kembali peran dan
fungsinya di bangsa ini, agar bangsa ini menjadi bangsa yang berkualitas dan
disegani oleh bangsa lain. NKRI harga mati
Terbaru Kompasianival Headline Rubrik Event Topik Pilihan Masuk Sumpah
Pemuda dan Revolusi Mental 28 Oktober 2015 12:46:22 Dibaca : 143 Komentar :
0 Nilai : 0 Sumpah pemuda dan revolusi mental adalah dua hal yang mengusik
pemikiran saya pada hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2015 ini. Berbeda dengan
tahun-tahun sebelumnya, sumpah pemuda tahun-tahun lalu yang terpikirkan
dibenak saya hanyalah bagaimana pemuda semangat dalam membangun
bangsanya sebagai wujud dari sumpahnya berbangsa satu bangsa Indonesia.
Dicanangkannya revolusi mental membuat saya tersadar – masalah mental –
adalah masalah terbesar yang harus diwaspadai oleh generasi muda saat ini. Sebab
tantangan terbesar dari generasi muda bukanlah penjajah – seperti yang harus
dihadapi oleh generasi muda di era tahun 1928 – yaitu era dimana sumpah
pemuda tersebut diikrarkan. Musuh terbesar penjajah jauh lebih nyata sehingga
kewaspadaan dan sikap generasi muda jelas lebih dapat ditentukan bersama.
Namun saat ini musuh terbesar generasi muda itu adalah dirinya sendiri – yaitu
mental. Pertanyaannya kemudian, masihkah kita bertumpah darah satu, tumpah
darah Indonesia, berbangsa satu bangsa Indonesia dan berbahasa satu bahasa
Indonesia? Disadari atau tidak – primodialisme atau sikap bangga akan
kedaerahan masing-masing telah mencengkram generasi muda saat ini. Alih-alih
merasa bertumpahdarah satu atau berbangsasatu bangsa Indonesia–– hanya karena
berbedaan sekolah – generasi muda sanggup menghabisi nyawa yang lainnya
dalam tawuran antar pelajar. Berbahasa satu bahasa Indonesia? Hehe tidak lagi.
Pengunaan bahasa Indonesia pun sudah bergeser. Di media sosial maupun dalam
aktivitas keseharian, pengunaan bahasa Indonesia oleh generasi muda sangat
mencemaskan. Bahasa slang berkembang begitu pesat. Pudarnya kesadaran akan
tiga hal yang pernah diikrarkan oleh generasi muda pada era 1928 itu bermuara
pada satu hal mental generasi muda. Generasi muda di tahun 1928 harus diakui
merupakan pengerak roda perjuangan yang menyatukan seluruh elemen
kebangsaan. Pun demikian halnya reformasi 1998 yang bergulir pasca kerusuhan
yang menyadarkan kembali generasi muda untuk bangkit dan bersatu –
memperjuangkan nasib bangsanya dari keterpurukan hingga akhirnya lahirlah
tonggak baru sejarah Indonesia yang bernama reformasi. Saat ini?? Cukupkah
pemuda – sebagian, sebagian saja – yang berkiprah dan berjuang mengharumkan
nama bangsa melalui berbagai event yang ada? Ataukan segelintir saja yang
berinovasi dan berkreasi hingga mampu menciptakan penemuan-penemuan baru
yang bermanfaat bagi masyarakat. Sementara mayoritas generasi muda lainnya
berada dalam suatu kondisi yang memprihatinkan. Jangankan menyadari
keberadaannya sebagai pengerak utama kehidupan bangsa, mereka justru terpuruk
dalam berbagai permasalahan pribadinya yang membuat mereka seolah tiada
memiliki daya apa-apa. Narkoba, seks bebas, cengkraman sajian-sajian televisi
yang menyesatkan ditambah minimnya kesungguhan pemimpin bangsa – sebagai
orang tua bangsa - untuk segera bergerak cepat membantu berbagai permasalahan
yang dihadapi sebagian generasi muda kita – membuat kita sebagai bangsa harus
benar-benar membulatkan tekad untuk berbuat. Revolusi mental sejatinya telah
diajarkan oleh pencipta kita tanpa kita sadari. Mendengar kata Pemuda misalnya,
saya langsung teringat Surat Al Kahfi. Mengapa?? Kondisi yang dialami sebagian
besar generasi muda kita – menghadapi berbagai serbuan hal-hal negatif dalam
kehidupan – narkoba, seks bebas bahkan banyak diantara generasi muda nekat
bunuh diri “hanya” karena putus cinta dan berbagai permasalahan lainnya –
laksana kejaran musuh yang membuah generasi muda kerap kali kehilangan
keberdayaannya. Lantas apakah yang seharusnya dilakukan generasi muda?
Kembali kepada kesejatian diri manusia sebagai umatNYA. Ingatlah.. ketika
pemuda-pemuda lari dari kejaran raja lalim yang berusaha membunuh mereka ke
dalam gua. Mereka pun berdoa “Wahai Tuhan kami, berikanlah kepada kami dari
sisi-Mu, dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami
(ini)” (QS:18:10) Segala permasalahan yang dihadapi generasi muda saat ini
sejatinya adalah permasalahan mental yang terjadi akibat kehidupan bangsa saat
ini yang rusak akibat berbagai kekeliruan kebijakan negara ditambah pengaruh
dari negara asing yang sistemik telah makin menjauhkan generasi muda kita dari
sendi-sendi kehidupan beragama. Terkait dengan mental – revolusi mental
sejatinya juga dikenal ketika seseorang ditimpa suatu ujian yang teramat dahsyat
sehingga memukul dirinya dan membuah seseorang akhirnya mengintrospeksi dan
jika beruntung dia akan menemukan petunjuk yang lurus ke arah perbaikan yang
diharapkannya. Revolusi atau perubahan mendasar terhadap mental harus diawali
dari kesadaran diri tentang arti pentingnya diri untuk berubah ke arah yang lebih
baik. Revolusi mental bersumber dari keinginan hati diri sendiri yang bersedia dan
bertekad bulat untuk berubah menjadi lebih baik. Revolusi mental membutuhkan
kekuatan batin untuk istiqomah berjalan dalam perubahan menjadi diri yang lebih
baik. Arti penting keberadaan hati yang sejatinya wajib menjadi perhatian para
pemimpin dalam menumbuhkembangkan mental generasi muda yang tangguh dan
bertanggungjawab. “Ketahuilah, bahwa dalam tubuh terdapat mudghah (segumpal
daging), jika ia baik, maka baik pula seluruh tubuhnya. Jika ia rusak, maka rusak
pula seluruh tubuhnya. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati. (HR.
Bukhari dan Muslim)” Namun bagaimanakah kenyataan kebijakan-kebijakan saat
ini? Marilah kita bersedia untuk tunduk dan merenung tanpa memandang rendah
satu sama lainnya dan mencoba menelisik satu demi satu berbagai kebijakan yang
ada. Contoh kecilnya, bagaimana kebijakan penyiaran saat ini? Apakah
pemerintah benar-benar peduli dengan mengontrol berbagai kontennya agar
tayangan-tayangan penyiaran yang sudah menjadi industri kapital – sesuai dengan
UU Penyiaran yang berlaku? Sekedar mengingatkan saja sedikit isi dari UU
No.32 Tahun 2002 tentang Penyiaran: Pasal 3 Penyiaran diselenggarakan dengan
tujuan untuk memperkukuh integrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri
bangsa yang beriman dan bertakwa, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan
kesejahteraan umum, dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri,
demokratis, adil dan sejahtera, serta menumbuhkan industri penyiaran Indonesia.
Pasal 4 (1) Penyiaran sebagai kegiatan komunikasi massa mempunyai fungsi
sebagai media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat
sosial. (2) Dalam menjalankan fungsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
penyiaran juga mempunyai fungsi ekonomi dan kebudayaan. Pasal 5 Penyiaran
diarahkan untuk : menjunjung tinggi pelaksanaan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; menjaga dan meningkatkan
moralitas dan nilai-nilai agama serta jati diri bangsa; meningkatkan kualitas
sumber daya manusia; menjaga dan mempererat persatuan dan kesatuan bangsa;
meningkatkan kesadaran ketaatan hukum dan disiplin nasional; menyalurkan
pendapat umum serta mendorong peran aktif masyarakat dalam pembangunan
nasional dan daerah serta melestarikan lingkungan hidup; mencegah monopoli
kepemilikan dan mendukung persaingan yang sehat di bidang penyiaran;
mendorong peningkatan kemampuan perekonomian rakyat, mewujudkan
pemerataan, dan memperkuat daya saing bangsa dalam era globalisasi;
memberikan informasi yang benar, seimbang, dan bertanggung jawab;
memajukan kebudayaan nasional. Tapi apakah benar konten-konten penyiaran
yang ada saat ini semuanya memenuhi tujuan penyiaran yang diselenggarakan
dengan tujuan untuk memperkukuh integrasi nasional, terbinanya watak dan jati
diri bangsa yang beriman dan bertakwa, mencerdaskan kehidupan bangsa???
Apakah benar konten-konten penyiaran yang ada saat ini sudah sesuai dengan
fungsi penyiaran sebagai media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat?
Kemudian benarkah konten-konten penyiaran yang dilahap habis oleh generasi
muda kita benar-benar sesuai dengan arah penyiaran yang menjaga dan
meningkatkan moralitas dan nilai-nilai agama serta jati diri bangsa dan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia? Tentang internet, boleh kita katakan
itu adalah salah satu sumber dari pergeseral mental dan moralitas generasi muda
saat ini, tapi bukankah internet adalah ciptaan manusia? Yang pastinya memiliki
kelemahan yang memberikan kita celah untuk kita kendalikan dengan itikad
melindungi generasi muda kita? Boleh kita berdalih, berbeda dengan Republik
Rakyat Tingkok yang hanya harus menutup celah lubang tiga untuk internet
misalnya sendang di Indonesia celah yang harus ditutup 60 bahkan lebih, tapi
tetap saja seberapa pun biaya yang kita keluarkan akan sangat memberikan benefit
atau keuntungan yang luar biasa di masa depan ketika kita mampu melindungi
generasi muda kita dari serbuan serangan negatif dari luar. Sebuah Pekerjaan
Rumah (PR) besar utama tentunya adalah mendekatkan kembali generasi muda
kepada penciptaNYA dan mengembalikan hakikat kesejatian diri sebagai manusia
Indonesia sebagai bangsa Indonesia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
sebagai pijakan mereka dalam menghadapi kehidupan. Lalu bagaimanakah
kebijakan yang telah dijalankan selama ini? Apakah sudah sesuai dengan harapan
kita akan capaian revolusi mental yang didenggung-denggungkan? Marilah kita
tenggok berapa jumlah mata pelajaran dan lamanya waktu pelajaran tersebut
diajarkan tentang arti penting kedekatan kita kepada Sang Pencipta kepada gerasi
muda kita. Lalu bagaimanakah metode pendidikan kita? Sebaik-baiknya
pengajaran adalah dengan keteladanan. Itu adalah satu hal yang harus kita
tanamkan dalam benak diri kita sebelum mengarahkan kemana revolusi mental
kepada generasi muda kita akan kita lakukan. Jika kita dapat berkata jujur –
sejatinya segala macam jenis jargon tentang upaya mengembalikan mental – tidak
diperlukan ketika kita sebagai BANGSA INDONESIA mampu menghadirkan
semangat beragama dalam setiap sendi kehidupan kita berbangsa, bernegara
sebagaimana telah dicontohkan para generasi muda Indonesia yang mampu
mengerakkan semangat persatuan melalui sumpah pemuda. Salam
#SumpahPemuda! handrini /handrini TERVERIFIKASI peneliti Selengkapnya...
IKUTI Share Share 0 Memuat... KOMPASIANA ADALAH MEDIA WARGA,
SETIAP KONTEN DIBUAT OLEH DAN MENJADI TANGGUNGJAWAB
PENULIS. LABEL sumpahpemuda revolusimental alkahfi pemuda penyiaran
pendidikan seks narkoba seksbebas muda FOKUS TOPIK PERINGATAN HARI
SUMPAH PEMUDA WAJAH MUDA INDONESIA TANGGAPI DENGAN
ARTIKEL RESPONS : 0 NILAI : 0 Beri Nilai Featured Article Tidur Pakai Bra
Sebabkan Kanker, Benarkah? Rena Widyawinata 02 Oktober Headline 1 Apa
Benar Alien Pernah Datang ke Indonesia? Yudha Pratomo 12 Oktober 2016 2 38
Tahun Pungli dan Susu Tante Bambang Setyawan 13 Oktober 2016 3 Sistem
Perhitungan Poin Bulu Tangkis Berubah (Lagi)? oish-cleochyn 13 Oktober 2016 4
Undangan Bedah Buku Gaganawati “I’m Happy to be 40“ di Jakarta Gaganawati
Stegmann 10 Oktober 2016 5 Ben-Hur, Belajar Kedamaian dari Sebuah Film Pat
Danang 12 Oktober 2016 Nilai Tertinggi Terpopuler 38 Tahun Pungli dan Susu
Tante Bambang Setyawan 13 Oktober MUI Produk Orde Baru, Haruskah
Berakhir ? Zen Muttaqin 13 Oktober Duet Sumbang buat Presiden Jokowi
mohammad mustain 13 Oktober Blunder Jokowi usman santosa 13 Oktober Ahok
& Singkap Keburukan sendyakala16 13 Oktober Tren di Google SBY Merusak
Skenario Jokowi Yon Bayu 11 Oktober 2016 MUI Produk Orde Baru, Haruskah
Berakhir ? Zen Muttaqin 13 Oktober 2016 Duet Sumbang buat Presiden Jokowi
mohammad mustain 13 Oktober 2016 Menjalin Hubungan dengan Pegawai PLN?
Ini Yang Akan Kamu Rasakan… I Gusti Ngurah Bagus Surya Adi Baskara 07
Oktober 2016 Mario Teguh, Motivator yang Butuh Motivasi AKADUSYIFA 11
Oktober 2016 Gres (Bukan) Dongeng Ironi Suci Maitra Maharani 13 Oktober
Polisi dan Pungutan Liar (Pungli) Abd Rachim 13 Oktober Arok... Benny Benke
13 Oktober Indonesia di Mata Papua, Papua di Mata Indonesia Ari Sipahelut 13
Oktober Sejarah Sendal di Dunia Sundul Group 13 Oktober Ads By name ✖ Ads
by CinemaPlus-3.3c X | i Tentang Kompasiana Syarat & Ketentuan
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/handrini/sumpah-pemuda-dan-
revolusi-mental_5630612e3193734b05a26cb4
PRAMUKA DENGAN KEHIDUPAN MODERN DAN
KEMAJUAN IPTEK
Laporan: RIS
Abad milenium
Memasuki abad ke-21 yang merupakan abad milenium ketiga, atau disebut
sebagai abad peningkatan kemajuan teknologi canggih, komunikasi canggih dan
liberalisasi ekonomi yang tidak mengenal batas negara, tentunya membawa
dampak pula bagi kita. Dampak positif maupun negatifnya, menurut Rivai
Harahap, merupakan tantangan berat terhadap IPOLEKSOSBUDHANKAM
(Ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya pertahanan dan keamanan) suatu
negara.
Tantangan yang dihadapi masyarakat, khususnya generasi muda, ia
mengungkapkan, antara lain masalah kependudukan, meningkatnya kebutuhan,
meningkatnya penyakit, meningkatnya penyalahgunaan narkoba, termasuk
tingkah laku seksual, perubahan nilai sosial, masalah lapangan kerja, pelestarian
alam dan lingkungan, serta kepedulian sosial.
"Menjadi kewajiban kita semua untuk memikirkan dan menghapus kesan bahwa
kegiatan kepramukaan hanya sekadar ketrampilan membuat simpul, ketrampilan
pemberian pertolongan pertama atau kegiatan lainnya yang dapat menjauhkan
mereka dari kehidupan modern. Kesan ini akan kita hapus dengan cara
mencarikan kegiatan anggota pramuka yang disesuaikan dengan kehidupan
modern dan sesuai dengan kemajuan iptek," tandasnya.
Tantangan ini berdampak luas terhadap mental atau moral, fisik, intelektual,
emosi, sosial kaum muda baik secara individu maupun sebagai anggota
masyarakat. Padahal, ujar Ketua Umum Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ini,
kaum muda adalah pelaku dan pengelola proses kehidupan serta penghidupan
bangsa dan negara di masa mendatang.
"Dalam menghadapi tantangan tersebut, Kepramukaan perlu diarahkan kepada
upaya menjadikan anggota pramuka sebagai anggota masyarakat mendatang yang
berimtaq (Beriman dan Taqwa) dan beriptek (Berilmu Pengetahuan dan mengusai
teknologi)," tandas Rivai Harahap akhirnya. RIS
Milenium
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Untuk album Backstreet Boys, lihat Millennium (album).
Milenium adalah bilangan untuk tiap jangka waktu seribu tahun dalam kalender.
Istilah alaf yang berasal dari bahasa Arab banyak dipakai di Malaysia. Tahun
2000 disebut sebagai awal dari alaf baru dalam memasuki alaf ketiga (tahun 2000
sampai tahun 2999).
ADA realitas yang mencolok pada zaman millenium saat ini. Berbagai gaya hidup
dan kebiasaan belanja masyarakat ternyata tidak mencerminkan keadaan
keuangan mereka yang sebenarnya.
Lihat saja pada negara sekelas Amerika Serikat (AS). Tidak Kurang 79 juta
masyarakat AS pada zaman millenium ini hanya terdiri dari sejumlah
pengangguran, bahkan mahasiswa pun terbebani dengan berbagai pinjaman.
Menurut Bankrate.com para mahasiswa tersebut memiliki utang melebihi jumlah
tabungan mereka.
BERITA REKOMENDASI
Tidak kurang sekira 94 persen mahasiswa saat ini lulus dengan mengandalkan
utang. Selain itu tingkat pengangguran pada usia pekerja yaitu 20 tahun hingga 24
tahun adalah sekira 13 persen, dibandingkan dengan pekerja yang lebih tua yang
hanya sekira delapan persen saja,
Era Millenium adalah era demografi terbesar untuk membeli gadget yang
memiliki teknologi baru dan pakaian dengan berbagai mode baru. Bahkan
menurut Amerika Bisnis Express pengeluaran untuk membeli perhiasan
meningkat sebesar 27 persen di 2011 lalu.
Berdasarkan apa yang dikatakan oleh analis konsumen ada beberapa faktor yang
mempengaruhi sikap bipolar pada era millenium ini yaitu hanya fokus pada
kepuasan instan semata. "Mereka tumbuh dalam waktu yang tidak aman. Banyak
perbankan yang curang kala itu, dan seharusnya lembaga tersebut tidak
melakukan hal itu," ungkap analis Donna Sabino, seperti dilansir dari situs
Forbes, Sabtu (19/5/2012).
Masyarakat yang hidup dalam era millenium juga memiliki prioritas yang berbeda
dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Konsumen yang lebih tua cenderung
untuk membeli barang-barang dengan merek yang tidak terlalu baru seperti Nike,
Ford, dan lainnya, ketimbang membeli barang dengan merek masa kini yaitu
Gucci, Apple, dan lainnya.
Sementara Buzz Marketing Group’s Tina Wells menilai, dahulu para orangtua
memprioritaskan anggaran mereka untuk keperluan hidup keluarga, seperti
membeli rumah, mobil, ataupun menabung dan berinvestasi. Namun saat ini,
generasi milenia lebih banyak membelanjakan uang mereka kebanyakan untuk
gadget dan bepergian.
Di sisi lain, media sosial dan budaya pop juga mempengaruhi gaya hidup sejak
seribu tahun yang lalu. Pada masa lalu, individu cederung akrab dengan para
tetangga namun pada zaman sekarang situs jejaring sosial seperti Facebook (FB)
telah mengambil fungsi itu semua. Dengan hanya memasang status pada FB,
orang-prang sudah mengatahui apa yang sedang dilakukan oleh orang itu.
Sementara itu, ternyata dalam kehidupan pada era millenium tersebut juga
terdapat kenyataan bahwa era millenium tersebut tidak selalu dijadikan pijakan.
Sebanyak 59 persen para ibu membelikan anak mereka ponsel sedangkan sekira
53 persen para ibu tersebut menghabiskan uang lebih dari USD5.000 per tahun
untuk anaknya dalam rangka menutupi biaya sehari-hari.
Kalender Masehi: Milenium dalam Perspektif
Matematis Astronomis
Posted on 28 April 2010 by tdjamaluddin
2 Votes
Memasuki tahun 2000 demam milenium melanda kehidupan kita sehari-hari. Tak
terkecuali penamaan suatu produk yang sering dikaitkan dengan milenium. Ada
warna milenium, ada model milenium, dan lainnya. Istilah milenium secara
harfiah berasal dari bahasa Latin mille (seribu) dan annum (tahun). Jadi itu berarti
seribu tahun. Sebenarnya tidak terlalu istimewa, kecuali bila dikaitkan dengan
tahun kejadiannya: tahun 2000 atau 2001.
Ada juga yang mengaitkan istilah itu dengan sebagian teologi Kristiani (terutama
pada masa lalu), bahwa Yesus Kristus akan kembali ke bumi dan memerintah
sebelum kiamat selama seribu tahun. Tetapi, tampaknya hal itu sama sekali tidak
berkaitan dengan kedatangan tahun 2000. Sebab, tak seorang pun (baik yang
mempercayai teologi itu, apalagi yang tidak) yang mengetahui kapan peristiwa itu
akan terjadi.
Bila kita perhatikan, istilah milenium baru populer ketika muncul kekhawatiran
masalah komputer millenium bug. Makna sebenarnya millenium bug adalah
“kegagalan [mesin/program akibat] milenium”, bukan “kutu milenium” seperti
yang banyak ditulis media massa. Kini istilah populer itu beralih sebutan menjadi
masalah Y2K (year 2 kilo, tahun 2000) atau MKT 2000 (masalah komputer tahun
2000).
Milenium kini telah menjadi kosa kata baru yang populer di masyarakat kita.
Sebelumnya, ketika kita menyambut tahun 2000 kita hanya menyebutkan
menyambut abad 21. Tidak banyak yang mempermasalahkan sebutan abad 21
untuk tahun 2000. Setidaknya kita sudah punya pengalaman ketika mencanangkan
tahun 1400 Hijriyah sebagai awal abad ke-15, abad kebangkitan Islam.
Saat ini muncul perbedaan pendapat tentang sebutan milenium. Padahal, bila
teliti, masalahnya sama: tepatkah 1 Januari 2000 sebagai awal abad 21 atau awal
milenium ke tiga? Tampaknya sebutan milemiun yang datangnya seribu tahun
sekali lebih menarik perhatian dan keingintahuan banyak orang.
Nol
Lain soal dengan penetapan kelender. Orang dahulu menetapkan tahun untuk
kalender, baik syamsiah (berdasarkan matahari) maupun qamariyah (berdasarkan
bulan), bermula dari angka 1. Hari pertama kalender Masehi adalah Sabtu, 1
Januari 1. Kalender Hijriyah pun demikian, diawali 1 Muharram 1. Sampai
pertengahan abad 9 orang belum mengenal angka nol. Jadi, bukan karena
melupakan angka nol, melainkan karena memang saat itu belum tahu.
Tidak diketahui sejak kapan angka nol ditemukan. Tetapi, dokumen sejarah
mencatat naskah tertua yang menuliskan bilangan nol berasal dari India yang
ditulis pada tahun 876. Tetapi yang berjasa memperkenalkan angka nol dalam
makna ilmiah adalah para ilmuwan Islam Arab yang mewarnai Eropa pada abad
12. Salah satu buktinya adalah penggunaan sebutan zero dalam bahasa Inggris
yang berasal dari bahasa Arab shifr yang berarti kosong.
Penggunaan angka nol telah dianggap sebagai salah satu penemuan cemerlang
dalam sejarah matematika yang berpengaruh luas dalam kebudayaan modern.
Sebagian pakar berpendapat bahwa hambatan serius yang dihadapi ahli
matematika Yunani dan Romawi kuno dalam perkembangan ilmiahnya adalah
ketiadaan simbol nol.
Angka Romawi tidak mengenal angka nol. Bilangan dimulai dengan satu yang
dituliskan I. Sepuluh ditulis X, 50 dilambangkan dengan L, 100 dengan C, 500
dengan D, dan 1000 dengan M. Suatu bilangan besar dinyatakan sebagai
penambahan (diletakkan disebelah kanannya) atau pengurangan (diletakkan
disebelah kirinya) lambang-lambang tersebut. Jadi 1999 dituliskan sebagai 1000 +
900 + 90 + 9 sebagai M+CM+XC+IX menjadi MCMXCIX. Memang tidak
praktis, kecuali untuk bilangan kelipatan sederhana lambang-lambang tersebut,
seperti 2000 yang cukup dituliskan MM.
Sejarah
Angka nol menjadi masalah juga dalam menelusuri sejarah masa lampau. Ada
keterputusan ungkapan tahun sebelum masehi dan sesudah masehi karena tidak
dikenalnya tahun nol. Urutan tahun di sekitar pergantian sistem kalender masehi
adalah tahun 2 SM (sebelum Masehi), 1 SM, 1 M, 2 M, dan seterusnya. Penulis
sejarah matematika, dengan menggunakan notasi matematis menuliskan urutan
tahun tersebut sebagai tahun -2, -1, 1, 2, dan seterusnya.
Astronomi sebagai ilmu yang berperan menelusur waktu kejadian di masa lampau
tidak menggunakan notasi metematis seperti itu. Secara astronomi, tahun 1 SM
dianggap sebagai tahun 0 untuk memudahkan perhitungan waktu dalam
penelusuran balik kejadian masa lampau.
Kemudian terjadi lagi perubahan dari sistem qamariyah menjadi syamsiah seperti
yang kita kenal sekarang, dengan jumlah hari setiap bulan 30 atau 31 hari, kecuali
Februari 28 hari. Hari pertama setiap bulan disebut Kalendae (inilah asal mula
sebutan “kalender”). Belum dikenal nama-nama 7 hari dalam sepekan.
Penetapan awal musim semi 25 Maret ini berdampak juga pada penetapan 25
Desember sebagai titik balik utara. Pada saat itu posisi matahari berbalik dari titik
paling utara menuju selatan. Maka 25 Desember dirayakan masyarakat Romawi
sebagai hari Dies Natalis Solis Invicti (hari kelahiran Matahari yang tak
terkalahkan). Tanggal inilah yang kemudian dianggap sebagai tanggal kelahiran
Yesus Kristus (hari Natal), karena memang tak ada catatan sejarah tanggal
pastinya kelahiran Nabi Isa tersebut. Penetapan tahun Masehi baru dilakukan
pada tahun 532 M atas usulan rahib Denys le Petit. Berdasarkan penelitiannya, dia
menyimpulkan tahun kelahiran Nabi Isa bertepatan dengan tahun Romawi 753.
Maka tahun Romawi 753 tersebut ditetapkan sebagai tahun 1 Masehi. Walaupun
belakangan kalangan gereja menemukan bukti lain bahwa kelahiran Nabi Isa
sebenarnya beberapa tahun sebelum itu, berdasarkan naskah-naskah tentang
kematian Herod (penguasa Palestina pada Zaman Nabi Isa).
Milenium
Siklus metonic berasal dari sistem kalender Yunani dan Arab kuno (Babilonia dan
sekitarnya) bahwa 19 tahun syamsiah sama dengan 235 bulan qamariyah.
Sedangkan siklus dominis 28 tahun, tampaknya berasal dari keberulangan
kalender Julian dengan susunan hari yang sama. Pembagian sepekan menjadi
tujuh hari baru masuk Eropa sekitar abad ke-3, diadopsi dari tradisi Yahudi dan
Arab kuno. Jumlah hari dalam 28 tahun itu (28 x 365,25 hari) sama dengan 1461
pekan. Belum diketahui alasan siklus indiksi.
Sepanjang sejarah kalender Masehi telah terjadi dua kali reformasi. Pertama,
tahun 325 M ketika vernal equinox ternyata telah bergeser dari 25 Maret menjadi
21 Maret. Tetapi, tidak terjadi pergeseran hari, hanya ditetapkan tanggal baru
untuk vernal equinox, yaitu 21 Maret. Ini berpengaruh pada penetapan hari besar
Kristiani. Paskah ditentukan setiap hari Minggu pertama setelah purnama pada
atau sesudah vernal equinox. Itu berarti berpengaruh juga pada penetapan hari
Wafat Isa Almasih dan hari Kenaikan Isa Almasih.
Reformasi ke dua pada 1582 disebut reformasi Gregorian. Karena satu tahun
syamsiah rata-rata 365,2422 hari, sedangkan kalender Julian menetapkan rata-rata
365,25 hari, awal musim semi saat itu diketahui telah bergeser jauh menjadi
tanggal 11 Maret. Maka dilakukan reformasi dalam dua hal agar awal musim semi
kembali menjadi tanggal 21 Maret.
Dalam astronomi suatu tanggal lazim dituliskan sebagai fraksi tahun. Pukul 00:00
1 Januari 2000 bila ditulis dengan desimal menjadi tahun 2000,0. Sedangkan
pukul 00:00 23 Januari 2000 dapat dinyatakan sebagai tahun 2000,06284 (dari
2000,0 + 23/366, karena tahun 2000 berjumlah 366 hari). Karenanya setiap
tanggal sesudah 1 Januari 2000 dapat dinyatakan dengan angka yang lebih besar
dari 2000. Itu berarti tidak termasuk lagi sebagai abad 20 atau milenium 3. Jadi,
mestinya sudah boleh dinyatakan sebagai bagian dari abad 21 atau milenium 3.
Kalau demikian, beralasan juga untuk menetapkan 1 Januari 2000 sebagai awal
abad 21 atau milenium 3
10 Program Kepemudaan Mengacu
Ke Revolusi Mental
JUM'AT, 01 JANUARI 2016 , 13:43:00 WIB | LAPORAN: RUSLAN
TAMBAK
foto: net
Program-program
unggulan itu antara lain,
Pemuda Anti Narkoba,
Pemuda Relawan, Kota
Layak Pemuda, Pemuda
Tani, Pemuda Maritim,
Pemuda Pelopor, Pemuda
Kreatif, Sarjana
Penggerak Desa,
Pemimpin Muda dan
Wirausaha Muda.
Konsep dasar program ini
tetap mengacu pada visi misi Presiden Joko Widodo.
Seperti diketahui, pada program kepemudaan 2015 yang menjadi tahun pertama
Imam menjabat Menpora, ribuan pemuda mendapatkan fasilitasi dan bantuan dari
berbagai program. Diantaranya sebanyak 2400 pemuda memiliki kemampuan
kepemimpinan tingkat dasar, madya, utama dan pemuda parlemen melalui
kegiatan yang digelar Kemenpora maupun dekonsentrasi ke daerah. Kemudian
sebanyak 4375 pemuda juga mengikuti dan terlibat dalam kegiatan fasilitasi
pelatihan kepemimpinan.
Pada 2015, sebanyak 1700 pelatih dan pembina paskibra juga terlibat dalam
kegiatan melalui dana dekonsentrasi 34 provinsi. Kemenpora juga memberikan
beasiswa S1, S2 dan S3 kepada 500 pemuda mahasiswa. Ditambah lagi
terbentuknya 1700 pemuda pelopor penggerak pembangunan di pedesaan, dan
terfasilitasinya 5250 pemuda yang terlibat dalam kegiatan kepelatihan
kepeloporan, kesukarelawanan dan bidang-bidang lain. Kemenpora juga berhasil
menyeleksi 170 pemuda pelopor di 34 provinsi, dan 15 diantaranya menerima
penghargaan tingkat nasional.
Pada 2016, Kemenpora juga akan menyasar pemuda untuk dicetak jadi pemimpin
muda. Dalam satu tahun mencetak 1000 pemuda yang dilatih langsung oleh
Kemenpora dengan berbagai format pelatihan.
Dengan sepuluh program unggulan tersebut Cak Imam meyakini, dalam satu
tahun kedepan masyarakat terutama Pemuda Indonesia, akan merasakan kehadiran
pemerintah dalam peningkatan kualitas sumberdaya manusia Muda Indonesia.
"Kita perlu bersama-sama mengawal sepuluh program unggulan ini, agar tujuan
peningkatan kualitas pemuda kita benar-benar tercapai," tandas Menteri Iman
dalam rilisnya. [rus]
Riau Book - Sumpah Pemuda merupakan momentum sejarah yang berhasil
menyatukan tekad dan semangat seluruh komponen bangsa untuk melakukan
perlawanan terhadap kolonialisme dan imperalisme untuk mewujudkan Indonesia
yang berdaulat dan membulatkan tekad bahwa Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) adalah Harga Mati
Begitu dikatakan Presiden Joko Widodo yang disampaikan Bupati Kampar, Jefry
Noer saat membacakan Pidato Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia
Imam Nahrawi, pada peringatan Sumpah Pemuda ke-87, yang dipusatkan di
Lapangan Pelajar Bangkinang Kota, Rabu (28/10/2015).
Seiring dengan itu, lanjut dia, pada tahun 2015 ini telah memasuki era komunitas
Asean, untuk itu para pemuda harus mempersiapkan diri agar mampu bersaing
dengan bangsa lain dengan kekayaan alam yang berlimpah, memiliki sejarah
leluhur bangsa yang hebat, kebudayaan yang unggul, masyarakat yang toleran dan
sumber daya masnusia yang semakin membaik.
"Pemuda yang maju, adalah pemuda yang memiliki kemampuan inovasi dan
kreativitas yang tinggi, yang mampu mengatasi pelbagai persoalan yang
dihadapinya dan memiliki kompetensi sehingga mampu bertahan dan unggul
menghadapi persaingan global," jelas Jefry.
Semangat para pemuda 87 tahun yang lalu, harus menjadi obor penyemangat bagi
pengabdian pemuda Indonesia untuk bangsa dan tanah air tercintaa, keberhasilan
generasi terdahulu, menyatukan hati dan fikiran bangsa Indonesia harus
diteruskan oleh para pemuda dengan meyakinkan harapan akan masa depan
bangsa yang cemerlang. (RB/rls)
Kreativitas dan Karakter Kunci Pemuda Hadapi MEA
2 SHARES
facebook
twitter
google+
komentar
(jw/rzp)
Baca Juga :
"Oleh karena itu, kita harus prepare untuk menghadapi MEA dan harus kita
bekali dengan mental," jelasnya.
"Kedepannya pemuda Indonesia itu tidak ditunggangi oleh politik praktis yang
sifatnya mengarahkan, dan pemuda harus dapat mandiri serta kreatif," tambahnya.
KNPI Harus Berperan Mengatasi
Masalah Pemuda
Agustus 28, 2016 in Pemerintah
tweet
inShare
2011
Pramuka Indonesia menorehkan rekor dunia pada 23 Oktober
2011 karena berhasil mengangkat bendera merah putih dari
kedalaman laut 5 meter di Pantai Pasir Putih, Situbondo, Jawa
Timur. Bendera yang diangkat pun tak tanggung-tanggung
lebarnya, yakni 1.000 meter persegi dengan rincian 25x40 meter.
Menurut Record Holders Republic yang bermarkas di Inggris, aksi
seperti ini belum pernah terjadi di dunia.
2012
2015
Indonesia dipastikan terpilih sebagai salah satu anggota
Organisasi Pramuka se-Asia Pasifik atau Asia Pasific Regional
(APR) Scout Committee untuk periode 2015-2021. Keanggotaan
Indonesia ini menunjukkan bahwa pramuka Indonesia adalah
salah satu pramuka terbaik di dunia. Hal ini pun membuat Duta
Besar Indonesia untuk Korea Selatan John Prasetio sangat
bangga.
2016
kompas.com
GOOGLE
Ilustrasi
"Sebagai bangsa, kita memiliki Bhinneka Tunggal Ika. Sesanti (wejangan) ini
bahkan telah lama menjadi filosofi tata kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara," ujar Jokowi saat melepas Kontingen Gerakan Pramuka (Praja Muda
Karana) Indonesia ke Jambore Pramuka Dunia, di Istana, Jakarta, Jumat
(24/7/2015).
“Semangat itulah yang menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
sampai detik ini.Tunjukkan dengan penuh keyakinan diri, dengan penuh
kebanggaan, dengan penuh kecintaan kepada negara dan bangsa Indonesia, bahwa
Gerakan Pramuka Indonesia adalah salah satu gerakan kepanduan terbaik di
dunia,” tegasnya.
Ia pun meyakini, jiwa juang Pramuka Indonesia tidak kalah dengan gerakan
kepanduan dari negara mana pun.
Sepulangnya kontingen dari Jambore Dunia, mantan Gubernur DKI Jakarta itu
berharap peserta kontingen bisa menyebarkan nilai-nilai positif dari pesan yang
terkandung dalam semangat kesatuan agar nilai-nilai positif itu hidup di dalam
hati setiap generasi muda Indonesia.
GOOGLE
Ilustrasi
"Sebagai bangsa, kita memiliki Bhinneka Tunggal Ika. Sesanti (wejangan) ini
bahkan telah lama menjadi filosofi tata kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara," ujar Jokowi saat melepas Kontingen Gerakan Pramuka (Praja Muda
Karana) Indonesia ke Jambore Pramuka Dunia, di Istana, Jakarta, Jumat
(24/7/2015).
“Semangat itulah yang menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
sampai detik ini.Tunjukkan dengan penuh keyakinan diri, dengan penuh
kebanggaan, dengan penuh kecintaan kepada negara dan bangsa Indonesia, bahwa
Gerakan Pramuka Indonesia adalah salah satu gerakan kepanduan terbaik di
dunia,” tegasnya.
Ia pun meyakini, jiwa juang Pramuka Indonesia tidak kalah dengan gerakan
kepanduan dari negara mana pun.
Sepulangnya kontingen dari Jambore Dunia, mantan Gubernur DKI Jakarta itu
berharap peserta kontingen bisa menyebarkan nilai-nilai positif dari pesan yang
terkandung dalam semangat kesatuan agar nilai-nilai positif itu hidup di dalam
hati setiap generasi muda Indonesia.