Você está na página 1de 12

Kelenjar Hipofise (Pituitari)

Hipofisis terletak di baris cranii dalam sella tursica yang terbentuk oleh os
sphenoidale, Sella tursica dekat dengan chiasmaopticum. Besarnya kira-kira 10 x
13 x 6 mm dan beratnya sekitar 0,5 gram. Bentuk anatomis dari hipofisis sangat
kompleks dan agar pengertian tentang susunannya ia harus ditinjau kembali sejak
pembentukannya didalam embrio. Kelenjar hipofise sebenarnya terdiri dari dua
kelenjar, pituitari anterior yang berukuran lebih besar terletak di anterior atau
disebut adenohipofise dan pituitari posterior atau neurohipofise. Dua bagian dari
hipofisis, yakni ADENOHIPOFISIS (bagian anterior) dan NEUROHIPOFISIS
(bagian posterior). Berat adenohipofisis sekitar 75% dari seluruh hipofisis. Lobus
anterior atau adenohipofisis yang berhubungan dngan hipotalamus melalui tangkai
hipofisis, lobus anterior atau neurohipofisis sebagai lanjutan dari hipotalamus.
Bagian anterior kelenjar hipofisis mempunyai banyak fungsi dan karena memiliki
kemampuan dalam mengatur fungsi-fungsi dari kelenjar hipofisis endokrin lain,
maka bagian anterior kelenjar hipofisis ini dikenal juga dengan nama master
gland. Lobus posterior kelenjar hipofisis terutama berfingsi untuk mengatur
keseimbangan cairan. Pituitari anterior biasa juga disebut sebagai Master of gland,
karena pengaruhnya pada kelenjar lain dan pada seluruh tubuh. Pengaruh ini
dilaksanakan oleh 6 hormon yang diproduksi oleh sel yang berbeda- beda
yangterdapat di lobus anterior hipofise, dan oleh dua hormon yang diproduksi oleh
lobus posterior hipofise.
Bagian anterior kelenjar hipofisis mempunyai banyak fungsi dan karena memiliki
kemampuan dalam mengatur fungsi-fungsi dari kelenjar-kelenjar endokrin lain,
maka bagian anterior kelenjar hipofisis ini dikenal juga dengan nama kelenjar
utama (Master Of Gland). Sel-sel hipofisis anterior merupakan sel-sel yang
khusus menyekresikan hormon-hormon tertentu. Tujuh macam hormon dan
peranan metabolik fisiologinyatelah diketahui dengan baik. Hormon- hormon
tersebut adalah Adreno Cortoco Tropichormone (ACTH), Melanocyte-Stimulating
Hormone (MSH), Thyroid-Stimulating Hormon (thyrotropin, TSH), Follicle-
Stimulating Hormone (FSH), Luteinizing Hormone (LH), Growth Hormon (GH)
dan Prolactin (PRL). Beberapa hormon ini (ACTH,MSH, GH, dan prolaktin)
merupakan polipeptida, sedangkan hormon yang lainnya (TSH, FSH, dan LH)
merupakan glikoprotein. Penelitian morfologis menemukan bahwa setiap hormon
disintesis oleh satu jenis sel tertentu. Dapatdikatakan bahwa bagian anterior
kelenjar hipofisis sesungguhnya merupakan gabungan dari beberapa kelenjar yang
berdiri sendiri-sendiri, yang semuanya berada di bawah pengawasan hipotalamus
a. Hipofisis :
1) Terletak di bawah hipotalamus
2) Terdiri dari hipofisis anterior dan hipofisis posterior
3) HIPOFISIS ANTERIOR: memproduksi growth hormone (GH), adreno
corticotrophic hormon (ACTH), thyroid stimulating hormone, (TSH),
follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH),
prolaktin, thyrotropin releasing hormone
4) HIPOFISIS POSTERIOR: mengahsilkan anti diuretic hormone
(ADH), oksitosisin
b. Kelenjar hipofisis
a) Merupakan bagian otak terletak di bawah hipotalamus.
b) Kerja hipofisis dipengaruhi oleh hipotalamus
c) Hipotalamus dan hipofisis dihubungkan oleh sistem portal hipotalamo-
hipofisis.
d) Melalui sistem tersebut releasing hormon dari hipotalamus mencapai
hipofisis, sehingga hipofisis mudah melepaskan hormon-hormon.
3
b. Kelenjar hipofisis
a) Merupakan bagian otak terletak di bawah hipotalamus.
b) Kerja hipofisis dipengaruhi oleh hipotalamus
c) Hipotalamus dan hipofisis dihubungkan oleh sistem portal hipotalamo-
hipofisis.
d) Melalui sistem tersebut releasing hormon dari hipotalamus mencapai
hipofisis, sehingga hipofisis mudah melepaskan hormon-hormon.
c. Hormon- hormon yang di sekresi oleh hipofisis
1) Growth Hormone (GH) atau somatotropin
Sekresi dirangsang oleh growth hormone releasing hormone/GHRH (dari
hipotalamus) GH diperlukan untuk:
a) Pertumbuhan somatik dan mempertahankan ukuran yang telah
dicapai.
b) Mengatur sistesis protein dan pembungan nutrien
c) Efek pertumbuhan diperoleh oleh somatomedin yang
dikeluarkan oleh GH tsb.
2) Adreno corticotrophic hormone (ACTH)
Pelepasan ACTH dipengaruhi oleh cortricotropin releasing hormone dari
hipotalamus. Fungsi dari hormon ini adalah :
a) Berfungsi merangsang pertumbuhan dan fungsi korteks adrenal
b) Mengatur produksi kortisol
3) Thyroid stimulating hormone (TSH)
a) TSH menyebabkan pelepasan tiroksin dan triyodotironin
b) Pelepasan TSH dipengaruhi oleh thyrotropin releasing hormon
(TRH) dari hipotalamus
c) Merangsang pertumbuhan
4) Follicles stimulating hormone (FSH) dan Luteinizing hormone (LH).
FSH dan LH dikenal sebagai gonadrotropin. Fungsi dari kedua hormon ini
adalah:
1) Pada pria FSH merangsang spermatogenesis dan LH
merangsang sekresi testosteron oleh sel leydig (sel interstitial testis).
2) Pada wanita FSH merangsang perkembangan folikel dan
sekresi estrogen oleh sel-sel folikel. LH merangsang sekresi
progesteron oleh korpus luteum.
5) Prolaktin
Pelepasannya dipengaruhi oleh prolactin releasing hormon/PRH. Fungsi
prolakstin ; Menstimulasi produksi ASI
6) Oksitosin
Pelepasan oksitosin dipengaruhi oleh hisapan dan persalinan. Sel targetnya
adalah uterus dan payudara. Oksitosin berfungsi meningkatkan kontraksi
uterus dan menyebabkan laktasi
7) Anti Diuretic Hormone /Vasopresin
Pelepasan ADH dipengaruhi keadaan kurang cairan/dehidrasi. Sel
targetnya adalah tubulus dan arteriol. Efek: meningkatkan TD,
meningkatkan absorsi di tubulus distal, menurunkan krja otot saluran GI
2. Hubungan antara hipotalamus dengan hipofise
Hipotalamus terdiri dari sebuah nuklei dan berperan sebagai suatu
penghubungyang penting antara mekanisme pengaturan neurologis dan hormonal.
Hipotalamus melaksanakan pengontrolan pada kelenjar hipofise anterior dan
terhadap kelenjar lain dan sel-sel tubuh. Hipotalamus (terletak pada jaringan
sekitar ventrikel ketiga)dan lobus hipofise anterior dihubungkan oleh sistem
perdarahan portalhipotalamus-hipofise (hipotalamus-hipofise portal blood system)
dengan demikianneurosekresi releasing factor (RF) dan inhibiting factor (IF)
dilakukan dari hipotalamus ke hipofise. Diduga bahwa masing-masing hormon
hipofise memiliki RF dan IF yang menstimulir atau menghambat pelepasan
hormon-hormon tersebut. Dengan diketahuinya struktur kimia dari suatu
inhibitory dan releasing factor, istilah faktor diubah menjadi hormon.
Hipotalamus juga mengendalikan kelenjar hipofise posterior yang berhubungan
dengannya secara struktural. ADH dan oksitosin sebenarnya diproduksi di
hipotalamus dalam nuklei paraventrikular dan supraoptik dan dibawa oleh neuron
melalui transport aksonal melalui cabang-cabang terminal yang terletak di lobus
posterior hipofise. Disana mereka disimpan dan kemudian dilepaskan.

Anatomi dan Fisiologi Kelenjar Hifofisis

A. DEFINISI

Hipofisis merupakan sebuah kelenjar sebesar kacang polong, yang terletak di dalam struktur bertulang
(sela tursika) di dasar otak. Sela tursika melindungi hipofisa tetapi memberikan ruang yang sangat kecil
untuk mengembang.

Jika hipofisa membesar, akan cenderung mendorong ke atas, seringkali menekan daerah otak yang
membawa sinyal dari mata dan mungkin akan menyebabkan sakit kepala atau gangguan penglihatan.

Hipofisa mengendalikan fungsi dari sebagian besar kelenjar endokrin lainnya. Hipofisa dikendalikan oleh
hipotalamus, yaitu bagian otak yang terletak tepat diatas hipofisa. Hipofisa memiliki 2 bagian yang
berbeda, yaitu lobus anterior (depan) dan lobus posterior (belakang).
Hipotalamus mengendalikan lobus anterior (adenohipofisa) dengan cara melepaskan faktor atau zat
yang menyerupai hormon, melalui pembuluh darah yang secara langsung menghubungkan keduanya.
Pengendalian lobus posterior (neurohipofisa) dilakukan melalui impuls saraf.

Lobus anterior menghasilkan hormon yang pada akhirnya mengendalikan fungsi:

· Kelenjar tiroid, kelenjar adrenal dan organ reproduksi (indung telur dan buah zakar)

· Laktasi (pembentukan susu oleh payudara)

· Pertumbuhan seluruh tubuh.

Adenohipofisa juga menghasilkan hormon yang menyebabkan kulit berwarna lebih gelap dan hormon
yang menghambat sensasi nyeri.

Hipofisa posterior menghasilkan hormon yang berfungsi:

· Mengatur keseimbangan air

· Merangsang pengeluaran air susu dari payudara wanita yang menyusui

· Merangsang kontraksi rahim.

Dengan mengetahui kadar hormon yang dihasilkan oleh kelenjar yang berada dibawah kendali hipofisa
(kelenjar target), maka hipotalamus atau hipofisa bisa menentukan berapa banyak perangsangan atau
penekanan yang diperlukan oleh hipofisa sesuai dengan aktivitas kelenjar target.

Hormon yang dihasilkan oleh hipofisa (dan hipotalamus) tidak semuanya dilepaskan terus menerus.
Sebagian besar dilepaskan setiap 1-3 jam dengan pergantian periode aktif dan tidak aktif.
Beberapa hormon (misalnya kortikotropin yang berfungsi mengendalikan kelenjar adrenal, hormon
pertumbuhan yang mengendalikan pertumbuhan dan prolaktin yang mengendalikan pembuatan air
susu) mengikuti suatu irama yang teratur, yaitu kadarnya meningkat dan menurun sepanjang hari,
biasanya mencapai puncaknya sesaat sebelum bangun dan turun sampai kadar terendah sesaat sebelum
tidur.

Kadar hormon lainnya bervariasi, tergantung kepada beberapa faktor. Pada wanita, kadar LH (luteinizing
hormone) dan FSH (follicle-stimulating hormone) yang mengendalikan fungsi reproduksi, bervariasi
selama siklus menstruasi.

Terlalu banyak atau terlalu sedikitnya satu atau lebih hormon hipofisa menyebabkan sejumlah gejala
yang bervariasi.

A. Fungsi Lobus Anterior

Lobus anterior merupakan 80% dari berat kelenjar hipofisa. Bagian ini melepaskan hormon yang
mengatur pertumbuhan dan perkembangan fisik yang normal atau merangsang aktivitas kelenjar
adrenal, kelenjar tiroid serta indung telur atau buah zakar.

Jika hormon yang dilepaskan terlalu banyak atau terlalu sedikit, maka kelenjar endokrin lainnya juga
akanmelepaskan hormon yang terlalu banyak atau terlalu sedikit.

Salah satu hormon yang dilepaskan oleh lobus anterior adalah kortikotropin (ACTH, adenocorticotropic
hormone), yang merangsang kelenjar adrenal untuk melepaskan kortisol dan beberapa steroid yang
menyerupai testosteron (androgenik).

Tanpa kortikotropin, kelenjar adrenal akan mengkisut (atrofi) dan berhenti menghasilkan kortisol,
sehingga terjadi kegagalan kelenjar adrenal.
Beberapa hormon lainnya dihasilkan secara bersamaan dengan kortikotropin, yaitu beta-melanocyte
stimulating hormone, yang mengendalikan pigmentasi kulit serta enkefalin dan endorfin, yang
mengendalikan persepsi nyeri, suasana hati dan kesiagaan.

TSH (thyroid-stimulating hormone) juga dihasilkan oleh lobus anterior dan berfungsi merangsang
kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon tiroid.

Terlalu banyak TSH menyebabkan pembentukan tiroid yang berlebihan (hipertiroidisme), terlalu sedikit
TSH menyebakbn berkurangnya pembentukan hormon tiroid (hipotiroidisme).

Dua hormon lainnya yang dihasilkan oleh lobus anterior adalah LH (luteinizing hormone) dan FSH
(follicle-stimulating hormone). Keduanya merupakan gonadotropin, berfungsi merangsang indung telur
dan buah zakar.

· Pada wanita, kedua hormon ini merangsang pembentukan estrogen dan progesteron serta
merangsang pelepasan sel telur setiap bulannya dari indung telur.

· Pada pria, LH merangsang buah zakar untuk menghasilkan testosteron dan FSH merangsang
pembentukan sperma.

Salah satu hormon terpenting yang dihasilkan oleh lobus anterior adalah hormon pertumbuhan, yang
merangsang pertumbuhan otot dan tulang serta membantu mengatur metabolisme. Hormon
pertumbuhan dapat meningkatkan aliran gula ke otot dan lemak, merangsang pembentukan protein di
hati dan otot serta memperlambat pembentukan jaringan lemak. Efek jangka panjang dari hormon
pertumbuhan adalah menghambat pengambilan dan pemakaian gula sehingga kadar gula darah
meningkat dan meningkatkan pembentukan lemak dan kadar lemak dalam darah. Kedua efek tersebut
sangat penting karena tubuh harus menyesuaikan diri dengan kekurangan makanan ketika berpuasa.

Bersamaan dengan kortisol, hormon pertumbuhan membantu mempertahankan kadar gula darah untuk
otak dan memindahkan lemak, sehingga sel-sel tubuha lainnya dapat menggunakannya sebagai
cadangan sumber energi.

Pada berbagai kasus, hormon pertumbuhan tampaknya bekerja dengan cara mengaktifkan sejumlah
faktor pertumbuhan, yang paling penting adalah faktor pertumbuhan yang menyerupai insulin (IGF-1,
insulin-klike growth factor).

B. Fungsi Lobus Posterior

Lobus posterior hanya menghasilkan 2 macam hormon, yaitu hormon antidiuretik dan oksitosin.

Sesungguhnya kedua hormon ini dihasilkan oleh sel-sel saraf di dalam hipotalamus; sel-sel saraf ini
memiliki tonjolan-tonjolan (akson) yang mengarah ke hipofisa posterior, dimana hormon ini dilepaskan.

· Hormon antidiuretik dan oksitosin tidak merangsang kelenjar endokrin lainnya, tetapi langsung
mempengaruhi organ target.
· Hormon antidiuretik (disebut juga vasopresin) meningkatkan penahanan air oleh ginjal. Hormon ini
membantu tubuh menahan jumlah air yang memadai.

Jika terjadi dehidrasi, maka reseptor khusus di jantung, paru-paru. Otak dan aorta, mengirimkan sinyal
kepada kelenjar hipofisa untuk menghasilkan lebih banyak hormon antidiuretik. Kadar elektrolit
(misalnya natrium, klorida dan kalium) dalam darah harus dipertahankan dalam angka tertentu agar sel-
sel berfungsi secara normal. Kadar elektrolit yang tinggi (yang dirasakan oleh otak) akan merangsang
pelepasan hormon antidiuretik.

Pelepasan hormon antidiuretik juga dirangsang oleh nyeri, stress, olah raga, kadar gula darah yang
rendah, angiotensin, prostaglandin dan obat-obat tertentu (misalnya klorpropamid, obat-obat kolinergik
dan beberapa obat yang digunakan untuk mengobati asma dan emfisema).

Alkohol, steroid tertentu dan beberapa zat lainnya menekan pembentukan hormon antidiuretik.
Kekurangan hormon ini menyebabkan diabetes insipidus, yaitu suatu keadaan dimana ginjal terlalu
banyak membuang air.

Oksitosin menyebabkan kontraksi rahim selama proses persalinan dan segera setelah persalinan untuk
mencegah perdarahan.

Oksitosin juga merangsang kontraksi sel-sel tertentu di payudara yang mengelilingi kelenjar susu.
Pengisapan puting susu merangsang pelepasan oksitosin oleh hipofisa. Sel-sel di dalam payudara
berkontraksi, sehingga air susu mengalir dari dalam payudara ke puting susu.

Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa

No Hormon Location Function

1. Hormon pertumbuhan Otot & tulang meningkatkan pertumbuhan dengan


(growth hormone) GH/ mempengaruhi beberapa fungsi
somatotropin metabolisme seluruh tubuh, khususnya
pembentukan protein

2. Prolaktin hormon Kelenjar mengatur sekresi beberapa hormon


adenokortikotropik adrenal korteks adrenal, yang selanjutnya
(ACTH) mempengaruhi metabolisme glukosa,
protein, dan lemak.

3. Hormon stimulasi tiroid Tiroid mengatur kecepatan sekresi tiroksin oleh


(TSH) kelenjer tiroid, dan tiroksin selanjutnya
mengatur kecepatan sebagian besar
reaksi – reaksi kimia seluruh tubuh

4. Prolaktin Kelenjar susu meningkatkan perkembangan kelenjar


mammae dan pembentukan susu

5 hormon luteinisasi (LH) Indung telur mengatur pertumbuhan gonad serta


(buah zakar) aktivitas reproduksinya.

6. hormon stimulasi folikel Indung telur mengatur pertumbuhan gonad serta


(FSH) (buah zakar) aktivitas reproduksinya.

7 Oksitosin Rahim & Berperan dalm proses persalinan bayi


kelenjar susu dan laktasi

8. Hormon antidiuretik Ginjal Mengatur kecepatan ekskresi air ke


(vasopresin) dalam urin dan dengan cara ini
membantu mengatur konsentrasi air
dalam cairan tubuh.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PENDERITA HYPERPITUITARI


Konsep Dasar

Hiperpituitarisme yaitu suatu kondisi patologis yang terjadi akibat tumor atau hiperplasi hipofisis
sehingga menyebabkan peningkatan sekresi salah satu hormon hipofisis atau lebih. Jenis – jenis penyakit
hyper pituitary:

cLiK
this [URL=http://www.laymark.com][img]http://www.laymark.com/i/c/c49.gif[/img][/url]

1. SIADH (Syndrome of inappropriate Antidiuretic Hormone)

a. Definisi

Kumpulan gejala akibat gangguan hormon antidiuretik, Gangguan produksi hormon antidiuretik ini
menyebabkan retensi garam atau hiponatremia. Ahli Patologi klinik juga akan mencari data labor lain
yang berhubungan dengan osmolaritas serum, peningkatan gravitas urin, edema atau dehidrasi,
hiponatremia dan peningkatan hormon plasma vasopresin. Biasanya fungsi adrenal, tyroid dan ginjal
dalam batas normal. Hal lain kadang gejala SIADH berhubungan dengan trauma kepala atau tumor,
dimana patologi akan mengambil biopsi untuk memastikannya

b. Etiologi

SIADH sering terjadi pada pasien gagal jantung atau dengan gangguan hipotalamus (bagian dari otak
yang berkoordinasi langsung dengan kelenjar hipofise dalam memproduksi hormone). Pada kasus
lainnya, missal: beberapa keganasan (ditempat lain dari tubuh) bisa merangsang produksi hormon anti
diuretik, terutama keganasan di paru dan kasus lainnya seperti dibawah ini:

· Meningitis – peradangan pada meningens, selaput pelindung otak dan saraf spinalis.

· Encephalitis – peradangan dijaringan otak.

· Tumor otak

· Psikosis

· Penyakit paru

· Trauma kepala

· Guillain-Barré syndrome (GBS) – keadaan reversible yang menyerang jaringan syaraf,


menyebabkan lemah otot, nyeri dan paralisa temporer di wajah dan otot kaki dan paralisa di bagian
dada bisa menganggu proses bernafas.

· Penggunaan obat tertentu


· Kerusakan hipotalamus atau kelenjar hipofise saat pembedahan

c. Manifestasi klinis :

Pada kasus SIADH berat, gejalanya meliputi::

· Nausea

· Muntah

· Irritability

· Perubahan prilaku seperti meracau, bingung dan halusinasi,

· Seizures

· Stupor

· Koma

d. Patofisiologi

Salah satu rangsangan yang menyebabkan sekresi ( vasopresin) menjadi kuat adalah penurunan valume
darah. Keadaan ini terjadi secara hebat terutama saat volume darah turun 15 – 25 persen, dengan
kecepatan sekresi meningkat sering sampai 50 kali dari normal. Penyebab peningkatan ini adalah atrium,
terutama atrium kanan, mempunyai reseptor regang yang di bangkitkan, reseptor akan mengirimkan
sinyal ke otak untuk menghambat sekresi ADH. Sebaliknya, bila tidak dibangkitkan akibat tidak
penuhnya pengisian, terjadi proses yang berlawanan, dengan peningkatan sekresi ADH yang sangat
besar. Lebih lanjut, di samping reseptor regangan atrium, penurunan regangan baroreseptor pada
daerah karotid, aortik dan pulmonari dalam peningkatan sekresi ADH.

Sekresi darah yang terlalu banyak ke dalam atrium dapat terjadi pada jantung yang kardiomegali. Atrium
yang mebesar tanpa di ikutioleh katup – katupnya membuat darah menumpuk pada atrium – atrium dan
akhirnya terjadilah gagal jantung.

2. Galaktore

a. Definisi

Galaktore adalah pembentukan air susu pada pria atau wanita yang tidak sedang dalam masa menyusui.

b. Etiologi

Penyebabnya adalah prolaktinoma (tumor yang menghasilkan prolaktin) pada kelenjar hipofisa. Pada
saat terdiagnosis biasanya prolaktinoma ini ukurannya kecil, tetapi pada pria tumor ini cenderung
membesar.Pembentukan prolaktin yang berlebihan dan terjadinya galaktore juga bisa dirangsang oleh
obat-obatan seperti fenotiazin, obat tertentu untuk tekanan darah tinggi (terutama metildopa) dan
narkotik. Penyebab lainnya yang mungkin adalah hipotiroidisme.gagl ginjal dan efek samping obat bisa
menjadi faktor penyebab

c. Manifestasi klinis

· Gangguan siklus menstruasi atau siklusnya berhenti.

· Wajah tampak merah

· vagina kering sehingga terjadi gangguan dalam melakukan hubungan seksual.

· Penderita pria mengalami sakit kepala atau kehilangan lapang pandang perifernya

· Sekitar 2/3 penderita pria kehilangan gairah seksualnya dan menjadi impoten.

d. Patofisiologi

Kelebihan prolaktin hampir selalu di sebabkan oleh adenoma hipofise, biasanya berupa
mikrokardenoma (diameter tumor kurang dari 1 cm). Atau disfungsi hipotalamus. Dopamin merupakan
inhibitor hipotalamik primer untuk pelepasan prolaktin terputusnya trasnmisi dopamin kehipofise dapat
menyebabkan prolaktin berlebihan.

3. Gigantisme

a. Definisi :

Gigantisme adalah pertumbuhan abnormal dari seluruh tubuh karena kelenjar hypophysis memproduksi
hormon berlebihan. Hipofisis adalah kelenjar seukuran biji kacang tanah dan menggantung dari otak,
terbaring di sebelah dalam tulang pelipis dekat bola mata. Penyakit ini ditandai oleh pembesaran dan
penebalan tulang dahi, rahang, kaki, dan tangan secara berangsur. Penyakit ini berlangsung lambat dan
baru diketahui setelah penderita memasuki usia menengah kelainan yang disebabkan oleh karena
sekresi Growth Hormone (GH) yang berlebihan dan terjadi sebelum dewasa atau sebelum proses
penutupan epifisis

b. Etiologi

· Gigantisme Primer atau Hipofisis, di mana penyebabnya adalah adenoma hipofisis

· Gigantisme Sekunder atau hipothalamik, disebabkan oleh karena hipersekresi GHRH dari
Hipothalamus.

· Gigantisme yang disebabkan oleh tumor ektopik (paru, pankreas, dll) yang mensekresi GH atau
GHRH

Gigantisme disebabkan oleh sekresi GH yang berlebihan. Keadaan ini dapat diakibatkan tumor hipofisis
yang menyekresi GH atau karena kelainan hipotalamus yang mengarah pada pelepasan GH secara
berlebihan. Gigantisme dapat terjadi bila keadaan kelebihan hormone pertumbuhan terjadi sebelum
lempeng epifisis tulang menutup atau masih dalam masa pertumbuhan. Penyebab kelebihan produksi
hormone pertumbuhan terutama adalah tumor pada sel-sel somatrotop yang menghasilkan hormone
pertumbuhan.

c. Patofisiologi

Sel asidofilik, sel pembentuk hormone pertumbuhan di kelenjar hipofisis anterior menjadi sangat aktif
atau bahkan timbul tumor pada kelenjar hipofisis tersebut. Hal ini mengakibatkan sekresi hormone
pertumbuhan menjadi sangat tinggi. Akibatnya, seluruh jaringan tubuh tumbuh dengan cepat sekali,
termasuk tulang. Pada Gigantisme, hal ini terjadi sebelum masa remaja, yaitu sebelum epifisis tulang
panjang bersatu dengan batang tulang sehingga tinggi badan akan terus meningkat (seperti raksasa).

Biasanya penderta Gigantisme juga mengalami hiperglikemi. Hiperglikemi terjadi karena produksi
hormone pertumbuhan yang sangat banyak menyebabkan hormone pertumbuhan tersebut
menurunkan pemakaian glukosa di seluruh tubuh sehingga banyak glukosa yang beredar di pembuluh
darah. Dan sel-sel beta pulau Langerhans pancreas menjadi terlalu aktif akibat hiperglikemi dan akhirnya
sel-sel tersebut berdegenerasi. Akibatnya, kira-kira 10 persen pasien Gigantisme menderita Diabetes
Melitus.

Pada sebagian besar penderita Gigantisme, akhirnya akan menderita panhipopitutarisme bila
Gigantisme tetap tidak diobati sebab Gigantisme biasanya disebabkan oleh adanya tumor pada kelenjar
hipofisis yang tumbuh terus sampai merusak kelenjar itu sendiri.

d. Manifestasi klinis :

· Pertumbuhan linier yang cepat

· Tanda – tanda wajah kasar

· pembesaran kaki dan tangan

· Pada anak muda, pertumbuhan cepat kepala dapat mendahului pertumbuhan linier

· Beberapa penderita memiliki masalah penglihatan dan perilaku

· Pertumbuhan abnormal menjadi nyata pada masa pubertas

· Jangkung dapat tumbuh sampai ketinggian 8 kaki atau lebih

Você também pode gostar