Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
NIM: 04011181621036
KELAS: BETA2016/B8
I. Analisis masalah
1. Mrs. Adis, 17-year-old pregnant woman G1P0A0 38-weeks pregnancy, was
brought by her husband to the RSUD Pali due to convulsion 3 hours ago about ±
2 minute.
a. Apa makna kejang ± 2 menit? ALDO AKILA
Eklampsi biasanya didahului oleh gejala dan tanda pre eklampsi berat. Serangan
eklampsi menurut Prawirohardjo (2008) dibagi dalam 4 tingkat yaitu :
1. Stadium invasi (awal atau aurora)
Mata terpaku dan terbuka tanpa melihat, kelopak mata dan tangan bergetar, kepala
dipalingkan ke kanan atau ke kiri. Stadium ini berlangsung kira-kira 30 detik.
4. Stadium koma.
Lamanya ketidaksadaran (koma) ini berlangsung selama beberapa menit sampai
berjam-jam. kadang-kadang antara kesadaran timbul serangan baru dan akhirnya
ibu tetap dalam keadaan koma. Selama serangan, tekanan darah meninggi, nadi
cepat dan suhu naik sampai 40º C.
2. According to her husband, on her last ANC, the midwife found that her blood
pressure was high, and advice to deliver the baby in the hospital.
a. Apa makna klinis dari tekanan darah tinggi dan usulan melahirkan bayi di rumah
sakit? BELLA AKILA
Tekanan darah tinggi pada ibu hamil bisa terjadi karena sebelumnya ada riwayat
hipertensi atau timbul saat hamil. Apabila tekanan darah tinggi disertai dengan
proteinuri dan edem dinamakan preeklampsia.
Makna klinis usulan melahirkan di rumah sakit: karena pada pemeriksaan fisik
dan lab menunjukkan hasil yang abnormal, dan menunjukkan gejala preeklampsi
sehingga diperlukan obesrvasi langsung dari petugas medis yang kompeten dan
alat yang memadai.
b. Apa indikasi rujuk pada kasus? Mengapa bidannya menyarankan untuk
melahirkan di rumah sakit? DEBBY AKILA
Bidan menyarankan untuk lahir di rumah sakit karena pada pasien ini
mengalami preeklampsia golongan yang berat karena TD >160/>110, diperlukan
diobservasi untuk meminimalisir dampak yang lebih berat lagi dan menanganinya
dengan cepat.
d. Apa saja dampak tekanan darah tinggi terhadap janin? BELLA AKILA
Dampak hipertensi terhadap janin:
Preeklampsia dan eklampsia memberi pengaruh buruk pada kesehatan janin
yang disebabkan oleh menurunnya perfusi utero plasenta, hipovolemia,
vasospasme, dan kerusakan sel endotel pembuluh darah plasenta. Di bawah ini
dampak dari preeklampsia dan eklampsia pada janin:
Intrauterine Growth Restriction (IUGR) dan oligohidramnion.
Persalinan prematur
Kenaikan morbiditas dan mortalitas janin, secara tidak langsung akibat
intrauterine growth restriction, prematuritas, oligohidramnion, dan solusio
plasenta.
Pada pemeriksaan urin dapat ditemukan proteinuri ≥ 0,3g protein dalam urin 24 jam ( atau +1
pada uji dipstick) yang dapat mengarahkan kita pada diagnosis preeklampsia. Kadar asam
urat mungkin sedikit meningkat.
- Darah Rutin
Pada pasien eklampsia terjadi peningkatan kadar fungsi hati dikarenakan kerusakan
hepatoselular dan HELLP syndrome, dimana ditemukan:
CT scan kepala, dengan atau tanpa kontras, dapat menyingkirkan trombosis vena serebri,
perdarahan intrakranial, dan lesi SSP, yang semuanya dapat terjadi pada kehamilan dan
datang dengan keadaan kejang. CT scan dilakukan pada pasien dengan riwayat trauma, atau
yang refrakter terhadap terapi magnesium sulfat, atau dengan keadaan klinis yang atipikal
(misalnya, kejang >24 jam setelah melahirkan).
a. Edema serebral
b. Area gray matter hipodens yang difus
c. Bercak hipodens
d. Edema white matter oksipital
e. Hilangnya sulci kortikal yang normal
f. Berkurangnya ukuran ventrikel
g. Cerebral hemorrhage
h. Perdarahan intraventricular
i. Perdarahan parenkim (hiperdens)
j. Infark cerebral
k. Infark pada daerah ganglia basalis
- Transabdominal Ultrasonografi
Transabdominal USG digunakan untuk memperkirakan usia kehamilan. Hal ini juga dapat
digunakan untuk menyingkirkan diagnosis solusio plasenta, yang dapat mempersulit
eklampsia.
d. Patofisiologi
Banyak teori yang dikemukakan tentang terjadinya hipertensi dalam kehamilan, yaitu:
1. Teori Kelainan Vaskularisasi Plasenta
Pada hamil normal, dengan sebab yang belum jelas, terjadi invasi trofoblas ke
dalam lapisan otot arteria spiralis, yang menimbulkan degenerasi lapisan otot
tersebut sehingga terjadi dilatasi arteri spiralis. Invasi trofoblas juga memasuki
jaringan sekitar arteri spiralis, sehingga jaringan matriks menjadi hambur dan
memudahkan lumen arteri spiralis mengalami distensi dan dilatasi. Distensi dan
vasodilatasi lumen arteri spiralis ini memberi dampak penurunan tekanan darah,
penurunan resistensi vaskular dan peningkatan aliran darah pada daerah
uteroplasenta.
Pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi sel-sel trofoblas pada lapisan
otot arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarnya. Lapisan otot arteri spiralis
menjadi tetap kaku dan keras sehingga lumen arteri spiralis tidak memungkinkan
mengalami distensi dan vasodilatasi. Akibatnya, arteri spiralis relatif mengalami
vasokonstriksi, dan terjadi kegagalan “remodeling arteri spiralis”, sehingga aliran
darah utero plasenta menurun, dan terjadilah hipoksia dan iskemia plasenta.
Dampaknya akan menimbulkan perubahan pada hipertensi dalam kehamilan.
Adanya disfungsi endotel ditandai dengan meningginya
kadar fibronektin, faktor Von Willebrand, t-PA dan PAI-1 yang merupakan marker
dari sel-selendotel. Patogenesis plasenta yang terjadi pada preeklampsia dapat
dijumpai sebagai berikut:
a. Terjadi plasentasi yang tidak sempurna sehingga plasenta tertanam dangkal dan
arteri spiralis tidak semua mengalami dilatasi.
b. Aliran darah ke plasenta kurang, terjadi infark plasenta yang luas.
c. Plasenta mengalami hipoksia sehingga pertumbuhan janin terhambat.
d. Deposisi fibrin pada pembuluh darah plasenta, menyebabkan penyempitan
pembuluh darah
e. Klasifikasi
KlasifikasiMenurut saat terjadinya eklampsia kita mengenal istilah:
1. Eklampsia ante partum ialah eklampsi yang terjadi sebelum
persalinan (paling sering setelah 20 minggu kehamilan).
2. Eklampsia intrapartum ialah eklampsia sewaktu persalinan.
3. Eklampsia postpartum, eklampsia setelah persalinan.
1. Sakit kepala
2. Penglihatan kabur
4. Sesak nafas
7. Terjadinya kejang
Tatalaksana
a. Tatalaksana Umum
Kontraindikasi
Hipersensitivitas
Kerusakan miokard, koma diabetikum, dan blok jantung
Hipermagnesemia
Hiperkalsemia
Pemberian selama 2 jam sebelum persalinan pada ibu dengan toksemia kehamilan.
Selama kehamilan, waktu pemeriksaan pranatal dijadwalkan 1 kali saat trimester pertama,
1 kali saat trimester kedua dan 2 kali pada trimester ketiga. Kunjungan dapat ditambah
tergantung pada
kondisi maternal. Dengan adanya pemeriksaan secara rutin selama kehamilan dapat
dilakukan deteksi dini hipertensi dalam kehamilan. Wanita dengan hipertensi yang nyata
(≥140/90mmHg)
sering dirawat inapkan selama 2 sampai 3 hari untuk dievaluasi keparahan hipertensi
kehamilannya yang baru muncul. Meskipun pemilihan pemeriksaan laboratorium dan
tindakan tambahan
tergantung pada sifat keluhan utama dan biasanya merupakan bagian rencana diagnostik,
pemeriksaan sel darah lengkap dengan asupan darah, urinalisis serta golongan darah dan
rhesus menjadi tiga tes dasar yang memberikan data objektif untuk evaluasi sebenarnya
pada setiap kedaruratan obstetri ginekologi. Hal tersebut berlaku pada hipertensi
dalam kehamilan, urinalisis menjadi pemeriksaan utama yang dapat menegakkan
diagnosis dini pada preeklampsi.
3. Manipulasi diet
Salah satu usaha awal yang ditujukan untuk mencegah hipertensi sebagai penyulit
kehamilan adalah pembatasan asupan garam. Diet tinggi kalsium dan pemberian kapsul
dengan kandungan minyak ikan dapat menyebabkan penurunan bermakna tekanan darah
serta mencegah hipertensi dalam kehamilan.
4. Aspirin dosis rendah
Penelitian pada tahun 1986, melaporkan bahwa pemberian aspirin 60 mg atau placebo
pada wanita primigravida mampu menurunkan kejadian preeklampsi. Hal tersebut
disebabkan karena supresi selektif sintesis tromboksan oleh trombosit serta tidak
terganggunya produksi prostasiklin.
5. Antioksidan
Terapi antioksidan secara bermakna menurunkan aktivasi sel endotel dan mengisyaratkan
bahwa terapi semacam ini bermanfaat dalam pencegahan hipertensi kehamilan, terutama
preeklampsi. Antioksidan tersebut dapat berupa vitamin C dan E.
i. Komplikasi
Komplikasi Maternal:
Gagal Ginjal akibat akut tubuler nekrosis
Akute kortikal nekrosis
Gagal Jantung
Edema Paru
Trombositopenia, DIC
Cerebrovaskuler accident
Komplikasi janin :
Persalinan prematur
Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT), terjadi sekitar 30 – 40% pada
preeklamsia superimposed
Solusio plasenta, terjadi 4 – 8 kali lebih sering pada kehamilan dengan hipertensi
kronis. perinatal asfiksia
Kematian perinatal mendekati 25% pada hipertensi kronis yang berat
j. Prognosis
Quo ad Vitam : dubia ad bonam
k. SKDI
3B Gawat Darurat.