Você está na página 1de 10

ANALISIS DAMPAK KEPADATAN PENDUDUK TERHADAP KUALITAS HIDUP

MASYARAKAT KECAMATAN MARPOYAN DAMAI KOTA PEKANBARU

1Nur Indahyani & 2 Nurul Ayu Fadilla 3sakinah Setiawani

ABSTRAKSI

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan tipe penelitian


deskriptif Sumber data dalam penelitian ini adalah primer dan sekunder . Teknik pengumpulan
data dilakukan dengan teknik kepustakaan dan dokumentasi. Sedangkan analisa data dilakukan
dengan analisa kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian ini adalah 1. Kebijakan kependudukan
oleh pemerintah. 2. Kualitas hidup masyarakat yang cukup baik 3. Kepadatan Pendudukan di
kecamatan marpoyan damai sebanyak 116.536 jiwa dengan kepadatan 3919 jiwa/km² dan terus
meningkat 5. Kebijakan untuk mengatasi laju pertumbuhan penduduk dilakukan dengan
menyukseskan program KB dan untuk mengatasi masalah kepadatan penduduk dilakukan
dengan program transmigrasi.

Kata kunci : kepadatan penduduk, kualitas hidup, kesehatan, pekerjaan dan pendapatan
PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


Kecamatan Marpoyan Damai pada mulanya dibentuk berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 19 Tahun 1987 Tentang Perubahan Batas Wilayah Kota Madya Dati II
Kampar.Kemudian berdasarkan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru No. 3 Tahun 2003
Kecamatan Marpoyan Damai secara geografis mempunyai batas-batas sebagai berikut.
Berdasarkan pembentukannya batas kecamatan Marpoyan damai adalah:
a.Sebelah Utara berbatas dengan Kecamatan Payung Sekaki dan Kecamatan sukajadi
b. Sebelah Selatan berbatas dengan kecamata Tampan
c. Sebelah Barat berbatas dengan Kecamatan Tampan dan kecamatan Payung sekaki
d. Sebelah Timur berbatas dengan kecamatan Bukit Raya dan kecamata Sail. Luas
wilayah Kecamatan Marpoyan Damai adalah 671,14 Ha yang terdiri dari 4 kelurahan
yaitu:
1. Keluraha Tangkerang Tengah, Luas Areal : 69,08 Ha
2. Kelurahan Tangkerang Barat, Luas Areal : 105,73 Ha
3. Kelurahan Maharatu, Luas Areal : 266,63 Ha
4. Kelurahan Sidomulya Timur, Luas Areal : 169,08 Ha
5. Kelurahan Wonorejo, Luas Areal : 32,90 Ha

B. Tujuan Penelitian

tujuan dari penelitian ini adalah agar dapat mengetahui dampak kepadatan penduduk
terhadap kualitas hidup masyarakat kecamatan marpoyan damai sehingga bisa melihat resiko
yang timbulkan akibat kepadatan penduduk yang terus meningkat.

C. Sasaran Penelitian

sesuai dengan tujuan yang telah diuraikan, maka sasaran dalam penelitian ini adalah:

1. Teridentifikasi kondisi lingkungan di kecamatan marpoyan damai


2. Teridentifikasi perilaku masyarakat setempat
3. Teridentifikasi dampak kepadatan pendudukan terhadap kualitas hidup masyarakat
kecamatan marpoyan damai

TINJAUAN PUSTAKA
A. Kepadatan penduduk

Pengertian Kepadatan Penduduk | Kepadatan penduduk adalah perbandingan antara


banyaknya penduduk dan luas wilayahnya. Satuan luas wilayah yang umumnya digunakan
adalah km2 . Kepadatan penduduk di suatu daerah tidaklah sama. Ada beberapa macam
kepadatan penduduk, yaitu kepadatan penduduk aritmatik, kepadatan penduduk agraris,
kepadatan penduduk fisiologis, dan kepadatan penduduk ekonomis. Kepadatan penduduk
aritmatik adalah jumlah rata-rata penduduk yang tinggal pada suatu wilayah yang luasnya 1 km2.
Kepadatan penduduk aritmatik dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini:
Kepadatan Penduduk Aritmatik = Jumlah Penduduk (jiwa) : Luas Wilayah (km2)
Kepadatan penduduk agraris adalah jumlah rata-rata penduduk yang bekerja sebagai petani
setiap satuan luas lahan pertanian (dalam km2). Tingkat kepadatan penduduk agraris dapat
dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini:
Kepadatan Penduduk Agraris = Jumlah Penduduk Petani (jiwa) : Luas Lahan Pertanian (km2)
Kepadatan penduduk fisiologis adalah perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas lahan
pertanian. Rumus kepadatan penduduk fisiologis:
Kepadatan Penduduk Fisiologis = Jumlah Penduduk (jiwa) : Luas Lahan Pertanian (km2)
Kepadatan penduduk ekonomis adalah perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas lahan
menurut kapasitas produksinya. Rumus kepadatan penduduk ekonomi:
Kepadatan Penduduk Ekonomi = Jumlah Penduduk (jiwa) : Luas Lahan Produksi (km2)

B. Kualitas hidup

Secara awam, kualitas hidup berkaitan dengan pencapaian kehidupan manusia yang ideal atau
sesuai dengan yang diinginkan (Diener dan Suh, dalam Nofitri, 2009). Goodinson dan Singleton
(O’Connor, 1993) mengemukakan defenisi kualitas hidup sebagai derajat kepuasan atas
penerimaan suasana kehidupan saat ini. Calman memberikan satu definisi dari kualitas hidup
yang dapat diterima secara umum, yakni perasaan subjektif seseorang mengenai kesejahteraan
dirinya, berdasarkan pengalaman hidupnya saat ini secara keseluruhan (dalam O’Connor, 1993).
World Health Organization (WHO) (dalam Kwan, 2000) mendefenisikan kualitas hidup sebagai
persepsi individu mengenai posisi mereka dalam kehidupan dilihat dari konteks budaya dan
sistem nilai dimana mereka tinggal serta hubungannya dengan tujuan, harapan, standar, dan hal-
hal lain yang menjadi perhatian individu tersebut. Berdasarkan definisi Calman dan WHO
mengimplikasikan bahwa kualitas hidup ditentukan oleh persepsi individual mengenai kondisi
kehidupannya saat ini. Hornuist mengartikan kualitas hidup sebagai tingkat kepuasan hidup
individu pada area fisik, psikologis, sosial, aktivitas, materi, dan kebutuhan struktural. Ferrans
mendefenisikan kualitas hidup sebagai perasaan sejahtera 14 individu, yang berasal dari rasa
puas atau tidak puas individu dengan area kehidupan yang penting baginya. Menurut Taylor,
kualitas hidup menggambarkan kemampuan individu untuk memaksimalkan fungsi fisik, sosial,
psikologis, dan pekerjaan yang merupakan indikator kesembuhan atau kemampuan beradaptasi
dalam penyakit kronis (dalam Vergi, 2013). Selanjutnya Padilla dan Grant (dalam Kwan,2000)
mendefinisikan kualitas hidup sebagai pernyataan pribadi dari kepositifan atau negatif atribut
yang mencirikan kehidupan seseorang dan menggambarkan kemampuan individu untuk fungsi
dan kepuasan dalam melakukannya. Beberapa pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan
bahwa kualitas hidup merupakan perasaan subjektif seseorang mengenai kesejahteraan dirinya,
berdasarkan pengalaman hidupnya saat ini secara keseluruhan. Kualitas hidup menggambarkan
pencapaian kehidupan manusia yang ideal atau sesuai dengan yang diinginkan.

Berdasarkan perbandingan aspek-aspek kualitas hidup oleh beberapa ahli, maka aspek
kualitas hidup yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada aspek-aspek kualitas hidup
yang terdapat pada World Heath Organization Quality of Life Bref version (WHOQoL-BREF)
karena sudah mencakup keseluruhan kualitas hidup. Menurut WHOQOL Group (Power dalam
Lopers dan Snyder, 2004), kualitas hidup memiliki enam aspek yaitu kesehatan fisik,
kesejahteraan psikologis, tingkat kemandirian, hubungan sosial, hubungan dengan lingkungan,
dan keadaan spiritual. WHOQoL ini kemudian dibuat lagi menjadi insturment WHOQoL –BREF
dimana enam aspek tersebut dipersempit menjadi empat aspek yaitu kesehatan fisik,
kesejahteraan psikologis, hubungan sosial dan hubungan dengan lingkungan ( Power, dalam
Lopez dan Snyder, 2004).
a. Aspek Kesehatan fisik Kesehatan fisik dapat mempengaruhi kemampuan individu untuk
melakukan aktivitas. Aktivitas yang dilakukan individu akan memberikan pengalaman-
pengalaman baru yang merupakan modal perkembangan ke tahap selanjutnya. Kesehatan fisik
mencakup aktivitas sehari-hari, ketergantungan pada obat-obatan dan bantuan medis, energi dan
kelelahan, mobilitas (keadaan mudah bergerak), sakit dan ketidak nyamanan, tidur dan istirahat,
kapasitas kerja.

b. Aspek psikologis Aspek psikologis yaitu terkait dengan keadaan mental individu. Keadaan
mental mengarah pada mampu atau tidaknya individu menyesuaikan diri terhadap berbagai
tuntutan perkembangan sesuai dengan kemampuannya, baik tuntutan dari dalam diri maupun dari
luar dirinya. Aspek psikologis juga terkait dengan aspek fisik, dimana individu dapat melakukan
suatu aktivitas dengan baik bila individu tersebut sehat secara mental. Kesejahteraan psikologis
mencakup bodily image dan appearance, perasaan positif, perasaan negatif, self esteem,
spiritual/agama/keyakinan pribadi, berpikir, belajar, memori dan konsentrasi.

c. Aspek hubungan sosial Aspek hubungan sosial yaitu hubungan antara dua individu atau lebih
dimana tingkah laku individu tersebut akan saling mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki
tingkah laku individu lainnya. Mengingat manusia adalah mahluk sosial maka dalam hubungan
sosial ini, manusia dapat merealisasikan kehidupan serta dapat berkembang menjadi manusia
seutuhnya. Hubungan sosial mencakup hubungan pribadi, dukungan sosial, aktivitas seksual.

d. Aspek lingkungan Aspek lingkungan yaitu tempat tinggal individu, termasuk di dalamnya
keadaan, ketersediaan tempat tinggal untuk melakukan segala aktivitas kehidupan, termasuk di
dalamnya adalah saran dan prasarana yang dapat menunjang kehidupan. Hubungan dengan
lingkungan mencakup sumber financial, kebebasan, keamanan dan keselamatan fisik, perawatan
kesehatan dan social care termasuk aksesbilitas dan kualitas; lingkungan rumah, kesempatan
untuk mendapatkan berbagai informasi baru maupun keterampilan (skill), partisipasi dan
mendapat kesempatan untuk melakukan rekreasi dan kegiatan yang menyenangkan di waktu
luang, lingkungan fisik termasuk polusi/kebisingan/keadaan air/iklim, serta transportasi.

METODE PENELITIAN

A. Me todologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode rasionalistik-kuantitatif ,metode ini digunakan
dalam rangka mencari data yang terukur di lapangan melalui penyebaran kuesioner, observasi
dan wawancara. Penggunaan metode ini bertujuan mencari generalisasi yang mempunyai nilai
prediktif Sugiyono (2012).

B. Lokas i Pe nelitian
Yang menjadi lokasi dalam penelitian ini adalah k e c a m a t a n m a r p o ya n d a m a i
yang merupakan sebuah daerah permukiman penduduk di Kota Pekanbaru. Kawasan ini terletak
di dekat Sungai Umban dan terdiri dari 7 rukun tetangga yang memiliki 598 unit rumah serta
jumlah penduduk 987 jiwa tetapi banjir terparah itu berada di RT 5 karna daerah nya yang paling
rendah dibandingkan dengan RT yang lainnya dan juga yang paling dekat dengan sungai
umban.Jenis pekerjaan penduduk di kawasan studi sesuai hasil pendataan sebagian besar
adalah wiraswasta atau wirausaha, pegawai swasta dan PNS.

C. Me tode Pengumpulan Data


Sumber data yang akan digunakan diperoleh melalui dua macam sumber data yaitu: data
primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui kegiatan interview, penyebaran
kuesioner dan observasi lapangan. Data sekunder diperoleh melalui hasil kompilasi data yang
telah dibuat atau yang telah ada sebelumnya.diturunkan beberapa variabel dan indikator dalam
rangka menemukan data dan keterangan yang diperlukan di lokasi studi. Variabel ditentukan
setelah melihat beberapa penekanan pada teori yang ada dengan kondisi di lapangan,
demikian juga indikator-indikator yang akan menjadi acuan di dalam pengambilan data di
kawasan studi.

Tabel 1. Matriks Variabel dan Indikator Adaptasi

Subjek Variabel Indikator


Kondisi Permukiman
Kondisi Waktu Lama Tinggal
permukiman Kepemilikan Bangunan
Kondisi Kondisi rumah
Benyaknya permukiman
Kondisi drenase
Perubahan lahan
Perilaku Perubahan Perilaku
Menghindari
Adaptasi
Tindakan Menghadapi
Kompromi
Aktivitas
Dampak Kesehatan
Material

D. Me tode Analis is Data


Setelah selesai tahap pengumpulan data, maka perlu melakukan merapihkan data untuk
masuk dalam tahap analisis data. Dalam merapihkan data yang ada,dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut: kompilasi data, reduksi dan seleksi.

HASIL PENELITIAN
A. Analisis
kecamatan marpoyan damai terbentuk pada tahun 2003 atas pemekaran yang terjadi
antara kecamatan tampan dan kecamatan sukajadi. Terjadi pemekaran ini disebabkan untuk
mempermudah warga atau masyarakat menyelesaikan berbagai macam administrasi seperti:
pembuatan surat-surat tanah, surat pengantar untuk surat nikah, dll. Dari kecamatan tampan dan
sukajadi yang sudah melampaui batas-batas warga atau masyarakat yang terlalu banyak, yang
membuat para para warga atau masyarakat untuk melakukan pengurusan surat-suratnya terlalu
jauh, penyelesaian yang lama, ngantri yang lama. Membuat warga atau masyarakat yang ingin
mengurus surat-surat kekantor camat mengurungkan niatnya karena dari hal-hal diatas.
Setelah terjadi pemekaran pada tahun 2003 letak kecamatan marpoyan damai terletak di
jalan sudirman dengan menyewa gedung, akan tetapi masih dibantu oleh kecamatan tampan atas
apa saja yang harusnya dikerjakan oleh kecamatan marpoyan damai dikarenakan saat itu
kecamatan marpoyan damai masih
terjadi masa transisi. Pada saat itu camat
yang memimpin kecamatan marpoyan
damai adalah Edi Satria tetapi tidak
terlalu lama hanya satu tahun jabatan
yang di pegangnya Pada tahun 2004
lokasi kecamatan marpoyan damai
pindah kembali di jalan arifin ahmad
dengan menyewa gedung juga. Yang
sudah mulai mengerjakan tugas-tugasnya
sendiri walaupun masih dibantu oleh kecamatan tampan dikarenakan file-file data yang sebagian
besar masih ada di tempat kecamatan tampan dan pada tahun 2004 itu pun bertepatan dengan
pemilihan calon legislatif dan pemilihan presiden dengan yang mengerjakan tugas pengitungan
suara masih di lakukan oleh kecamatan tampan. Camat yang memimpin kecamatan marpoyan
damai pada tahun 2004 sampai tahun 2007, dibawah pimpinan ibrahim tambusai, MH. Dan pada
masa jabatan 2004 sampai tahun 2007 dilakukan pencarian lahan sekaligus pembuatan gedung
milik sendiri oleh camat dan beberapa orang lainnya yang membantu dalam pencarian lahannya.

Gambar 1. Pembangunan Perumahan baru gambar 2. Perdagangan dan jasa

B. Pe mbahas an
Yang dimaksud dengan kepadatan penduduk adalah perbandingan dari jumlah penduduk
dibagi dengan luas wilayahnya. Kepadatan penduduk sendiri merupakan persoalan penting bagi
sebuah negara karena dampaknya yang sangat besar terhadap kemajuan negara. Suatu negara
biasanya membuat batas aman skala kepadatan penduduk di wilayahnya masing-masing.
Misalnya 100 orang per 1 km². Jika jumlah penduduk melebihi batasan tersebut maka dapat
menyebabkan terjadinya ledakan jumlah penduduk.

Seperti kita ketahui jumlah penduduk yang terlalu padat pada suatu wilayah akan
membawa banyak dampak negatif baik bagi perekonomian di wilayah tersebut maupun
kondusifitas lingkungan sosialnya. Efek buruk yang ditimbulkan dapat berkesinambungan.
Misalnya karena jumlah penduduk yang terlalu padat di suatu wilayah maka lapangan pekerjaan
yang tersedia tidak sebanding dengan banyaknya jumlah pencari kerja. Akibatnya akan muncul
banyak pengangguran di wilayah tersebut

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Ke s impulan
Adaptasi yang dilakukan oleh penduduk terhadap kepadatan penduduk yang semakin
menigkat, adalah dengan cara:
1. Meningkatkan kebersihan lingkungan
2. Melakukan perubahan fungsi lahan
3. Meningkatkan lahan terbuka hijau

Dampak yang ditimbulkan akibat dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk dan
kepadatan permukiman adalah :
1. Mengakibatkan permukiman padat yang tak terkandali
2. Kurangnya sarana dan prasarana
3. Menimbulkan kemacetan
4. Perubahan lahan
5. Adanya permukiman kumuh
6. Berkurangnya lahan terbuka hijau
7. Menimbulkan penyakit demam berdarah jika drenase kurang baik
8. Bisa mengakibatkan banjir

B. Saran
Dengan kondisi lingkungan yang ada saat ini saran terhadap kawasan studi adalah:
1. Pemerintah harus memiliki strategi untuk menangani masalah kepadatan penduduk.
2. Memperbanyak sarana dan prasarana.

Você também pode gostar