Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ABSTRAKSI
Kata kunci : kepadatan penduduk, kualitas hidup, kesehatan, pekerjaan dan pendapatan
PENDAHULUAN
B. Tujuan Penelitian
tujuan dari penelitian ini adalah agar dapat mengetahui dampak kepadatan penduduk
terhadap kualitas hidup masyarakat kecamatan marpoyan damai sehingga bisa melihat resiko
yang timbulkan akibat kepadatan penduduk yang terus meningkat.
C. Sasaran Penelitian
sesuai dengan tujuan yang telah diuraikan, maka sasaran dalam penelitian ini adalah:
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kepadatan penduduk
B. Kualitas hidup
Secara awam, kualitas hidup berkaitan dengan pencapaian kehidupan manusia yang ideal atau
sesuai dengan yang diinginkan (Diener dan Suh, dalam Nofitri, 2009). Goodinson dan Singleton
(O’Connor, 1993) mengemukakan defenisi kualitas hidup sebagai derajat kepuasan atas
penerimaan suasana kehidupan saat ini. Calman memberikan satu definisi dari kualitas hidup
yang dapat diterima secara umum, yakni perasaan subjektif seseorang mengenai kesejahteraan
dirinya, berdasarkan pengalaman hidupnya saat ini secara keseluruhan (dalam O’Connor, 1993).
World Health Organization (WHO) (dalam Kwan, 2000) mendefenisikan kualitas hidup sebagai
persepsi individu mengenai posisi mereka dalam kehidupan dilihat dari konteks budaya dan
sistem nilai dimana mereka tinggal serta hubungannya dengan tujuan, harapan, standar, dan hal-
hal lain yang menjadi perhatian individu tersebut. Berdasarkan definisi Calman dan WHO
mengimplikasikan bahwa kualitas hidup ditentukan oleh persepsi individual mengenai kondisi
kehidupannya saat ini. Hornuist mengartikan kualitas hidup sebagai tingkat kepuasan hidup
individu pada area fisik, psikologis, sosial, aktivitas, materi, dan kebutuhan struktural. Ferrans
mendefenisikan kualitas hidup sebagai perasaan sejahtera 14 individu, yang berasal dari rasa
puas atau tidak puas individu dengan area kehidupan yang penting baginya. Menurut Taylor,
kualitas hidup menggambarkan kemampuan individu untuk memaksimalkan fungsi fisik, sosial,
psikologis, dan pekerjaan yang merupakan indikator kesembuhan atau kemampuan beradaptasi
dalam penyakit kronis (dalam Vergi, 2013). Selanjutnya Padilla dan Grant (dalam Kwan,2000)
mendefinisikan kualitas hidup sebagai pernyataan pribadi dari kepositifan atau negatif atribut
yang mencirikan kehidupan seseorang dan menggambarkan kemampuan individu untuk fungsi
dan kepuasan dalam melakukannya. Beberapa pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan
bahwa kualitas hidup merupakan perasaan subjektif seseorang mengenai kesejahteraan dirinya,
berdasarkan pengalaman hidupnya saat ini secara keseluruhan. Kualitas hidup menggambarkan
pencapaian kehidupan manusia yang ideal atau sesuai dengan yang diinginkan.
Berdasarkan perbandingan aspek-aspek kualitas hidup oleh beberapa ahli, maka aspek
kualitas hidup yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada aspek-aspek kualitas hidup
yang terdapat pada World Heath Organization Quality of Life Bref version (WHOQoL-BREF)
karena sudah mencakup keseluruhan kualitas hidup. Menurut WHOQOL Group (Power dalam
Lopers dan Snyder, 2004), kualitas hidup memiliki enam aspek yaitu kesehatan fisik,
kesejahteraan psikologis, tingkat kemandirian, hubungan sosial, hubungan dengan lingkungan,
dan keadaan spiritual. WHOQoL ini kemudian dibuat lagi menjadi insturment WHOQoL –BREF
dimana enam aspek tersebut dipersempit menjadi empat aspek yaitu kesehatan fisik,
kesejahteraan psikologis, hubungan sosial dan hubungan dengan lingkungan ( Power, dalam
Lopez dan Snyder, 2004).
a. Aspek Kesehatan fisik Kesehatan fisik dapat mempengaruhi kemampuan individu untuk
melakukan aktivitas. Aktivitas yang dilakukan individu akan memberikan pengalaman-
pengalaman baru yang merupakan modal perkembangan ke tahap selanjutnya. Kesehatan fisik
mencakup aktivitas sehari-hari, ketergantungan pada obat-obatan dan bantuan medis, energi dan
kelelahan, mobilitas (keadaan mudah bergerak), sakit dan ketidak nyamanan, tidur dan istirahat,
kapasitas kerja.
b. Aspek psikologis Aspek psikologis yaitu terkait dengan keadaan mental individu. Keadaan
mental mengarah pada mampu atau tidaknya individu menyesuaikan diri terhadap berbagai
tuntutan perkembangan sesuai dengan kemampuannya, baik tuntutan dari dalam diri maupun dari
luar dirinya. Aspek psikologis juga terkait dengan aspek fisik, dimana individu dapat melakukan
suatu aktivitas dengan baik bila individu tersebut sehat secara mental. Kesejahteraan psikologis
mencakup bodily image dan appearance, perasaan positif, perasaan negatif, self esteem,
spiritual/agama/keyakinan pribadi, berpikir, belajar, memori dan konsentrasi.
c. Aspek hubungan sosial Aspek hubungan sosial yaitu hubungan antara dua individu atau lebih
dimana tingkah laku individu tersebut akan saling mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki
tingkah laku individu lainnya. Mengingat manusia adalah mahluk sosial maka dalam hubungan
sosial ini, manusia dapat merealisasikan kehidupan serta dapat berkembang menjadi manusia
seutuhnya. Hubungan sosial mencakup hubungan pribadi, dukungan sosial, aktivitas seksual.
d. Aspek lingkungan Aspek lingkungan yaitu tempat tinggal individu, termasuk di dalamnya
keadaan, ketersediaan tempat tinggal untuk melakukan segala aktivitas kehidupan, termasuk di
dalamnya adalah saran dan prasarana yang dapat menunjang kehidupan. Hubungan dengan
lingkungan mencakup sumber financial, kebebasan, keamanan dan keselamatan fisik, perawatan
kesehatan dan social care termasuk aksesbilitas dan kualitas; lingkungan rumah, kesempatan
untuk mendapatkan berbagai informasi baru maupun keterampilan (skill), partisipasi dan
mendapat kesempatan untuk melakukan rekreasi dan kegiatan yang menyenangkan di waktu
luang, lingkungan fisik termasuk polusi/kebisingan/keadaan air/iklim, serta transportasi.
METODE PENELITIAN
A. Me todologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode rasionalistik-kuantitatif ,metode ini digunakan
dalam rangka mencari data yang terukur di lapangan melalui penyebaran kuesioner, observasi
dan wawancara. Penggunaan metode ini bertujuan mencari generalisasi yang mempunyai nilai
prediktif Sugiyono (2012).
B. Lokas i Pe nelitian
Yang menjadi lokasi dalam penelitian ini adalah k e c a m a t a n m a r p o ya n d a m a i
yang merupakan sebuah daerah permukiman penduduk di Kota Pekanbaru. Kawasan ini terletak
di dekat Sungai Umban dan terdiri dari 7 rukun tetangga yang memiliki 598 unit rumah serta
jumlah penduduk 987 jiwa tetapi banjir terparah itu berada di RT 5 karna daerah nya yang paling
rendah dibandingkan dengan RT yang lainnya dan juga yang paling dekat dengan sungai
umban.Jenis pekerjaan penduduk di kawasan studi sesuai hasil pendataan sebagian besar
adalah wiraswasta atau wirausaha, pegawai swasta dan PNS.
HASIL PENELITIAN
A. Analisis
kecamatan marpoyan damai terbentuk pada tahun 2003 atas pemekaran yang terjadi
antara kecamatan tampan dan kecamatan sukajadi. Terjadi pemekaran ini disebabkan untuk
mempermudah warga atau masyarakat menyelesaikan berbagai macam administrasi seperti:
pembuatan surat-surat tanah, surat pengantar untuk surat nikah, dll. Dari kecamatan tampan dan
sukajadi yang sudah melampaui batas-batas warga atau masyarakat yang terlalu banyak, yang
membuat para para warga atau masyarakat untuk melakukan pengurusan surat-suratnya terlalu
jauh, penyelesaian yang lama, ngantri yang lama. Membuat warga atau masyarakat yang ingin
mengurus surat-surat kekantor camat mengurungkan niatnya karena dari hal-hal diatas.
Setelah terjadi pemekaran pada tahun 2003 letak kecamatan marpoyan damai terletak di
jalan sudirman dengan menyewa gedung, akan tetapi masih dibantu oleh kecamatan tampan atas
apa saja yang harusnya dikerjakan oleh kecamatan marpoyan damai dikarenakan saat itu
kecamatan marpoyan damai masih
terjadi masa transisi. Pada saat itu camat
yang memimpin kecamatan marpoyan
damai adalah Edi Satria tetapi tidak
terlalu lama hanya satu tahun jabatan
yang di pegangnya Pada tahun 2004
lokasi kecamatan marpoyan damai
pindah kembali di jalan arifin ahmad
dengan menyewa gedung juga. Yang
sudah mulai mengerjakan tugas-tugasnya
sendiri walaupun masih dibantu oleh kecamatan tampan dikarenakan file-file data yang sebagian
besar masih ada di tempat kecamatan tampan dan pada tahun 2004 itu pun bertepatan dengan
pemilihan calon legislatif dan pemilihan presiden dengan yang mengerjakan tugas pengitungan
suara masih di lakukan oleh kecamatan tampan. Camat yang memimpin kecamatan marpoyan
damai pada tahun 2004 sampai tahun 2007, dibawah pimpinan ibrahim tambusai, MH. Dan pada
masa jabatan 2004 sampai tahun 2007 dilakukan pencarian lahan sekaligus pembuatan gedung
milik sendiri oleh camat dan beberapa orang lainnya yang membantu dalam pencarian lahannya.
B. Pe mbahas an
Yang dimaksud dengan kepadatan penduduk adalah perbandingan dari jumlah penduduk
dibagi dengan luas wilayahnya. Kepadatan penduduk sendiri merupakan persoalan penting bagi
sebuah negara karena dampaknya yang sangat besar terhadap kemajuan negara. Suatu negara
biasanya membuat batas aman skala kepadatan penduduk di wilayahnya masing-masing.
Misalnya 100 orang per 1 km². Jika jumlah penduduk melebihi batasan tersebut maka dapat
menyebabkan terjadinya ledakan jumlah penduduk.
Seperti kita ketahui jumlah penduduk yang terlalu padat pada suatu wilayah akan
membawa banyak dampak negatif baik bagi perekonomian di wilayah tersebut maupun
kondusifitas lingkungan sosialnya. Efek buruk yang ditimbulkan dapat berkesinambungan.
Misalnya karena jumlah penduduk yang terlalu padat di suatu wilayah maka lapangan pekerjaan
yang tersedia tidak sebanding dengan banyaknya jumlah pencari kerja. Akibatnya akan muncul
banyak pengangguran di wilayah tersebut
Dampak yang ditimbulkan akibat dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk dan
kepadatan permukiman adalah :
1. Mengakibatkan permukiman padat yang tak terkandali
2. Kurangnya sarana dan prasarana
3. Menimbulkan kemacetan
4. Perubahan lahan
5. Adanya permukiman kumuh
6. Berkurangnya lahan terbuka hijau
7. Menimbulkan penyakit demam berdarah jika drenase kurang baik
8. Bisa mengakibatkan banjir
B. Saran
Dengan kondisi lingkungan yang ada saat ini saran terhadap kawasan studi adalah:
1. Pemerintah harus memiliki strategi untuk menangani masalah kepadatan penduduk.
2. Memperbanyak sarana dan prasarana.