Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun Oleh:
KELOMPOK IB
ISMA HAJAR, S.Kep
ZULKIFLI, S.Kep
CI LAHAN CI INSTITUSI
( ) ( )
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Kesehatan reproduksi pada era globalisasi dan modernisasi ini telah
terjadi perubahan dan kemajuan disegala aspek dalam menghadapi
perkembangan lingkungan, kesehatan dan kebersihan, dimana masyarakat
khususnya wanita, dituntut untuk selalu menjaga kebersihan fisik dan
organ tubuhnya. Salah satu organ tubuh yang paling penting dan sensitif
serta memerlukan perawatan khusus adalah organ reproduksi. Perubahan
perilaku seksual mengakibatkan dua masalah besar, yaitu kehamilan yang
tidak diinginkan, penyakit hubungan seksual, dan penyakit radang
panggul (Manuaba, 2010).
Masalah kesehatan reproduksi menjadi perhatian bersama dan bukan
hanya individu yang bersangkutan, demikian alat reproduksi sangat erat
hubungannya dengan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi
(AKB) salah satu penyakit sistem reproduksi wanita sejenis kista yang
paling sering ditemukan adalah kista bartholini. Kebanyakan kasus ini
terjadi pada usia 20-30 tahun dengan sekitar 1 dalam 50 wanita akan
mengalami kista bartholini atau abses, pada wanita pasca menopause
dapat berkembang menjadi kanker (Jie, 2010).
Berdasarkan data yang di dapat dari Dinkes Propinsi Jawa Tengah
tahun 2010 yang berasal dari laporan Rumah Sakit dan Puskesmas,
terdapat 7.345 kasus tumor, yang terdiri dari tumor jinak sebanyak 4.678
(68%) kasus dan tumor ganas 2.667 (42%) kasus (Dinkes Jateng, 2010).
Pasien dengan kista bartholini membutuhkan pertolongan medis yang
tepat, jika tidak segera ditangani akan mengakibatkan infeksi dan
kematian (Prawirohardjo, 2011). Berdasarkan studi pendahuluan yang
dilakukan di RSU Assalam Gemolong Sragen pada tanggal 10 Oktober
2014, jumlah ibu dengan gangguan sistem reproduksi dari bulan januari
2013- September 2014 sebanyak 425 kasus, untuk infeksi saluran kencing
116 kasus (27,29%), mioma uteri 59 kasus (13,88%), kista ovari 79 kasus
(18,58%), endometriosis sebanyak 70 kasus (16,47), amenor
sebanyak 57 kasus (13,42), menometroragi sebanyak 21 kasus
(4,94%), infertil 14 kasus (3,29%), dan kista bartholini sebanyak 9 kasus
(2,11%).
Berdasarkan data-data tersebut penulis tertarik untuk mengambil studi
kasus dengan judul “ Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Reproduksi
Pada Nn. SR dengan Kista Bartholini di RSUD Haji Makassar”.
b. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka didapatkan suatu perumusan
masalah yaitu “ Bagaimana penerapan asuhan keperawatan gangguan
sistem reproduksi pada Nn. SR dengan kista Bartholini di RSUD Haji
Makassar
c. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kemampuan, pengetahuan, ketrampilan, dan
pengalaman nyata penulis dalam melaksanakan asuhan
keperawatan gangguan sistem reproduksi pada Nn. SR dengan
kista bartholini.
2. Tujuan Khusus
a. Diharapkan penulis mampu :
1) Untuk melakukan pengkajian data pada Nn. SR dengan
gangguan sistem reproduksi dengan kista bartholini.
2) Untuk menentukan klasifikasi data pada Nn. SR dengan
gangguan sistem reproduksi dengan kista bartholini.
3) Untuk menentukan analisa data pada Nn. SR dengan
gangguan sistem reproduksi dengan kista bartholini.
4) Untuk menetapkan diagnosa keperawatan yang muncul
pada Nn. SR dengan gangguan sistem reproduksi dengan
kista bartholini.
5) Untuk menentukan rencana tindakan pada Nn. SR
dengan gangguan sistem reproduksi dengan kista bartholini.
6) Untuk melakukan pelaksanaan tindakan pada Nn. SR
dengan gangguan sistem reproduksi dengan kista
bartholini.
7) Untuk mengevaluasi hasil asuhan keperawatan pada Nn.
SR dengan gangguan sistem reproduksi dengan kista
bartholini.
d. Manfaat
Laporan studi kasus ini diharapkan dapat memberikan guna dan manfaat
bagi:
1. Bagi Penulis
Untuk mendapatkan pengetahuan, wawasan, dan ketrampilan penulis
dalam mengatasi dan melaksanakan asuhan keperawatan dengan
gangguan sistem reproduksi kista bartholini, serta mendapatkan
pengalaman yang nyata dalam penanganan kasus gangguan
reproduksi dengan kista bartholini.
2. Bagi Profesi
Sebagai salah satu masukan bagi perawat sebagai upaya
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang optimal berupa
pemantauan, memberikan informasi serta pelayanan yang tepat dan
adekuat dalam memberikan asuhan keperawatan, khususnya pada
kasus ibu dengan gangguan sistem reproduksi kista bartholini
3. Bagi Institusi Pendidikan
a. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan agar Rumah Sakit dapat lebih meningkatkan mutu
pelayanan dalam memberikan asuhan keperawatan khususnya
pada kasus gangguan sistem reproduksi dengan kista bartholini
agar lebih tepat menangani kasus.
b. Bagi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai sumber bacaan atau referensi untuk
meningkatkan kualitas pendidikan keperawatan khususnya pada
kasus gangguan sistem reproduksi kista bartholini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Diagnosa keperawatan
1) Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi pada saluran
lubrikasi dan peningkatan tekanan pada pembuluh darah genitalia
2) Hipertermi berhubungan dengan adanya proses inflamasi
3) Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan dan proses
inflamasi
4) Kecemasan berhubungan dengan adanya benjolan pada labia mayora
posterior dan prosedur pembedahan yang akan dijalani.
3. Intervensi keperawatan
4. Implementasi keperawatan
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah direncanakan mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi.
Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat serta bukan atas petunjuk tenaga
kesehatan yang lain. Sedangkan tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang didasarkan oleh hasil keputusan
bersama dengan dokter atau petugas kesehatan lain. (Mitayani, 2009)
5. Evaluasi
Merupakan penilaian perkembangan ibu hasil implementasi keperawatan yang berpedoman kepada hasil dan tujuan yang
hendak dicapai. (Mitayani, 2009)
BAB III
TINJAUAN KASUS
Kelompok IB
Seminar Keperawatan Maternitas
III. Pengkajian
Seksualitas
Subjektif :
Usia menarche : 13 tahun
Siklus haid : 3-5 hari
Durasi haid : 28-30 cyclus
Rabas pervagina : Tidak ada
Obyektif :
PAP smear terakhir : tidak pernah
Tes serologi : tidak pernah
Makanan dan cairan
Subjektif :
Masukan oral 4 jam terakhir : nasi dan lauk pauk
Mual/muntah : tidak
Hilang nafsu makan : tidak
Pola makan : teratur
Frekuensi : 3 x/hari ½ porsi
Konsumsi cairan : ± 2500 cc/hari
Masalah mengunyah : Tidak ada
Objektif :
Turgor kulit : Elastic
Membran mukosa mulut : Lembab
Sirkulasi
Subjektif
Riwayat Peningkatan TD : Tidak ada
Masalah jantung : Tidak ada
Objektif
TD : 100/80 mmHg
Fresk.Napas : 20 x/i
Irama jantung : teratur
Kualitas : kuat
Suhu : 36,4ºC
Nadi : 20 x/i
Akral : hangat
Nyeri
Subjektif :
Lokasi : kemaluan kanan
Intensitas (skala 1-10) : 5
Frekuensi : tidak menentu
Durasi : ± 5-10 menit
Faktor yang berhubungan : Nyeri dirasakan secara mendadak
Objektif :
Wajah meringis : Ya
Melindungi area yang sakit : Ya
Fokus menyempit : Ya
Pernafasan
Subjektif :
Dispnoe/Batuk : Tidak
Penggunaan alat bantu pernafasan : Tidak ada
Objektif :
Frekuensi : 20 x/menit
Irama : Teratur
Bunyi nafas : Vesikuler
Karakteristik sputum : Tidak terdapat sputum
Hasil pemeriksaan penunjang/Tgl 29 Desember 2018 (Kimia Darah)
-
WBC 13.80 10 ³ / µ L (4,00 - 10,00)
-
NEUT# 11.22 10 ³ / µ L (2.00 - 7.50)
-
LYMPH# 1.34 10 ³ / µ L (1.00 - 4.00)
-
MONO# 1.00 10 ³ / µ L (0.20 - 1.00)
-
EO# 0.18 10 ³ / µ L (0.00 - 0.50)
-
BASO# 0.06 10 ³ / µ L (0.00 - 0.20)
-
IG# 0.02 10 ³ / µ L (0.00 - 7.0)
-
NEUT% 81.4 % (50.0 – 70.0)
-
LYMPH% 9.7 % (25.0 – 40.0)
-
MONO% 7.2 % (2.0 – 8.0)
-
EO% 1.3 % (2.0 – 4.0)
-
BASO% 0.4 % (0.0 – 1.0)
-
IG% 0.1 % (0.0 – 72.0)
A. Klasifikasi data
1. Data Subjektif
a. Klien mengatakan ada bisul pada kemaluan kanan dan telah meletus
keluar lendri darah bercampur nanah
b. Klien mengeluh nyeri pada kemaluan kanan
c. P : adanya benjolan yang telah meletus pada vagina yang
memperberat jika benjolan itumtergesek dipakaian dan yang
memperingan ketika pasien pelan-pelan dalam bergerak
Q : seperti tertusuk-tusuk dan perih
R : kemaluan kanan
S : skala nyeri sedang (skala 5)
T : mendadak (±5-10 menit)
2. Data Objektif
a. Klien nampak meringis
b. TD : 100/80 mmHg
S : 36,4ºC
N : 80 x/i
P : 20 x/i
c. Terpasang IVFD
d. WBC 13.80 10 ³ / µ L
B. Analisa Data
No Data Masalah
1 DS : Nyeri Akut
Klien mengatakan ada bisul pada kemaluan
kanan dan telah meletus keluar lendri darah
bercampur nanah
Klien mengeluh nyeri pada kemaluan kanan
P : adanya benjolan yang telah meletus pada
vagina yang memperberat jika benjolan
itumtergesek dipakaian dan yang memperingan
ketika pasien pelan-pelan dalam bergerak
Q : seperti tertusuk-tusuk dan perih
R : kemaluan kanan
S : skala nyeri sedang (skala 5)
T : mendadak (±5-10 menit)
DO :
- Klien tampak meringis
- TD : 100/80 mmHg
S : 36,4ºC
N : 80 x/i
P : 20 x/i
2 DS : Resiko Infeksi
Klien mengatakan ada bisul pada kemaluan
kanan dan telah meletus keluar lendri darah
bercampur nanah
DO :
TD : 100/80 mmHg
S : 36,4ºC
N : 80 x/i
P : 20 x/i
Terpasang IVFD
WBC 13.80 10 ³ / µ L
C. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi pada saluran lubrikasi dan
peningkatan tekanan pada pembuluh darah genitalia
2. Resiko infeksi berhungan dengan kerusakan jaringan dan proses inflamasi
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
2 07.00
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
HARI KEDUA