Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
(Tarmizi)
tarmizi@kemenperin.go.id
ABSTRAK
Friction stir welding (FSW) adalah proses penyambungan material dengan kondisi solid state atau logam tidak
meleleh saat di lakukan penyambungan. Metoda ini digunakan agar karakteristik dari logam induk tidak banyak
berubah. Proses ini banyak digunakan untuk material khususnya alumunium yang biasanya harus di heat
treatment terlebih dahulu sebelum dilakukan pengelasan, metoda FSW ditemukan oleh W.Thomas dari The
Welding Institute (TWI). Proses FSW dilakukan pada alumunium seri 5052 T0 dengan bentuk sambungan tumpul
sebanyak 9 pelat. Parameter yang divariasikan adalah design bentuk pin dengan bentuk segitiga ulir, silinder ulir
dan kerucut ulir. Selanjutnya dilakukan pengujian yang meliputi pengamatan uji radiografi, uji tarik, uji keras dan
pemeriksaan metalografi. Hasil penelitian bahwa dengan variasi bentuk pin segitiga ulir, silinder ulir dan kerucut
ulir menyebabkan nilai kekerasan dan kekuatan tarik meningkat serta terjadi penurunan pada pin segitiga ulir.
Dari variasi ini hasil kekerasan dan kekuatan tarik tertinggi terdapat pada silinder ulir sebesar 38.27 HV dan
120.442 MPa
ABSTRACT
Friction stir welding (FSW) is solid state joining technique or the metal didn’t melt when joining process. This
method is used the characteristic of the parent metal has not change. This process is widely used for materials,
especially aluminum heat treatment usually must be done first before welding, FSW method invented by The
Welding Institute W. Thomas from the welding institute (TWI). Friction stir welding process is used to alumunium
5052 T-0 to form butt joint as much as nine plate. Parameter which varied is pin design form with form triangle,
cylinder and cone with screw. The next testing which includes the observation radiography test, tensile test,
hardnest test and metallography examination. The results of the study that the variation of the form triangle
screw, cylinder screw and cone screw cause hardness value and tensile strength increase and a decrease to
triangle screw. Of variation this thesis hardness and tensile strength was highest in cylinder screw as big as
38.27 HV and 120.442 MPa
PENDAHULUAN
Aluminium dan paduan aluminium yang lainnya. Hal ini disebabkan oleh sifat
termasuk logam ringan yang memiliki aluminium itu sendiri sebagai konduktifitas
kekuatan tinggi, tahan terhadap karat. panas yang tinggi, koefisien muai yang
Aluminium memiliki keuletan yang baik pada besar, reaktif dengan udara membentuk
kondisi yang dingin dan memiliki daya tahan lapisan aluminium oksida serta berat jenis
korosi yang tinggi. Logam ini dipakai secara dan titik cairnya yang rendah.
luas dalam bidang transportasi, kimia, listrik, Aluminium terdiri dari beberapa
bangunan dan alat – alat penyimpanan. kelompok yang dibedakan berdasarkan
Aluminium dan paduannya memiliki sifat paduan penyusunnya. Penambahan paduan
mampu las (weldability) yang kurang baik ini akan menghasilkan sifat yang berbeda
dan bisa disebut buruk daripada jenis logam pula. Aluminium seri 5xxx merupakan
70
Jurnal Riset Industri Vol. 10 No. 2, Agustus 2016, Hal. 70-82
71
Analisa Sifat Mekanik... (Tarmizi)
minim dan akan mengurangi tingkat ductility mikro bila dibandingkan dengan proses
dibandingkan metode GTAW. Metode pengelasan fusi.
friction stir welding ini juga minim distorsi
dibandingkan GMAW [C. J. Dawes, 1995].
Friction stir welding adalah salah satu
proses solid-state welding, dimana pada
saat proses menimbulkan gaya gesek pada
logam serta panas dari alat yaitu shoulder
yang di letak ujungnya terdapat pin berputar
bergerak di sepanjang permukaan material
melaju ke arah dua material yang telah
dijepit seperti ditunjukkan pada Gambar 2.
Panas yang dihasilkan oleh gesekan
shoulder pada permukaan dan ke daerah
yang lebih dalam sampai permukaan pin
sehingga dapat melunakan material yang
dilas dan menghasilkan deformasi plastis
pada aliran logam plastis yang terjadi
sepanjang arah pengelasan. arah rotasi
adalah sama dengan pengelasan disebut Gambar 3. Skema proses friction stir
gerak maju, adapun arah rotasi dengan welding
pihak lain sebagai sisi mundur. Perbedaan
ini dapat menyebabkan asimetri dalam Wilayah nugget tengah disebut "onion
perpindahan panas, aliran material dan sifat ring" yang merupakan salah satu yang
dari dua sisi las, dengan demikian, mengalami deformasi paling besar
kekerasan khususnya paduan aluminium dampaknya, dan merupakan sebuah hasil di
umumnya cenderung pengerasan terjadi mana ulir shoulder melakukan penetrasi
lebih rendah di zona yang terkena panas. dari depan serta melaju ke belakang las.
Daerah thermo mechanically affected zone
(TMAZ) terletak di antara HAZ dan nugget,
yang butiran mikro asli dapat di lihat pada
daerah ini, ciri dari proses pengelasan FSW
adalah bahwa adanya fenomena panas
dihasilkan oleh putaran shoulder
selanjutnya adanya penetrasi terhadap
material dan gerak laju sehingga
menghasilkan aliran plastis pada daerah
yang terkena dari shoulder yang berputar.
Panas yang di hasilkan juga bergantung
Gambar 2. Proses friction stir welding.
pada sifat material serta variabel
pengelasan termasuk kecepatan rotasi
FSW melibatkan interaksi kompleks
(rpm) dan geometri. Serta efek dari
antara berbagai simultaneous thermome-
pemanasan dan pendinginan juga harus
chanical processes. Interaksi mempenga-
dipertimbangkan.
ruhi pemanasan dan tingkat pendinginan,
Rotasi Tool dan Kecepatan Melintang.
deformasi plastik dan aliran, rekristalisasi
Ada dua kecepatan alat yang harus
dinamis fenomena dan mechanical joint.
diperhitungkan dalam pengelasan ini yaitu
Sebuah daerah khas FSW gabungan terdiri
seberapa cepat tool itu berputar dan
dari sejumlah zona seperti pada Gambar 3.
seberapa cepat tool itu melintasi jalur
Daerah yang terkena panas (HAZ) mirip
pengelasan (joint line). Gerakkan tool
dengan yang di las konvensional meskipun
ditunjukkan pada Gambar 4. Kedua
suhu maksimum secara signifikan kurang
parameter ini harus ditentukan secara
dari suhu solidus, dan panas dari sumber
cermat untuk memastikan proses
gesekan akan menyebar. Hal ini dapat
pengelasan yang efisien dan hasil yang
menyebabkan adanya perbedaan struktur
72
Jurnal Riset Industri Vol. 10 No. 2, Agustus 2016, Hal. 70-82
73
Analisa Sifat Mekanik... (Tarmizi)
temperatur yang tinggi dan tingkat bergerak kebelakang probe dan ini terjadi
pendinginan yang lambat pada FSW. terus menerus selama gerak translasi
Welding speed (mm/s) memiliki berlangsung dan menghasilkan sambungan
peranan vital dalam menghasilkan yang diinginkan.
sambungan las yang baik. Dengan welding Pada saat proses FSW dilakukan,
speed yang rendah akan menghasilkan terdapat gaya-gaya yang bekerja pada tool
sambungan dengan kuat tarik yang tinggi. seperti pada Gambar 8, yaitu :
Tetapi jika welding speed terlalu tinggi dari Downward forces merupakan gaya
batas yang ditentukan maka akan timbul yang diberikan mesin kepada tool yang lalu
banyak cacat las. diteruskan ke benda kerja dan berfungsi
Axial force (KN), Tekanan tool untuk menjaga kontak antara tool dengan
adalah gaya tekan tool ke dalam aluminium. benda kerja sehingga tingkat penetrasi dan
Pada tugas akhir ini, gaya tekan ini panas yang dihasilkan tetap terjaga selama
digantikan dengan shoulder depth plunge proses berlangsung.
(mm) karena pengukuran axial force sulit Traverse forces adalah gaya yang
dilakukan dalam penelitian ini. bekerja paralel dengan gerakan translasi
Tool geometry, seperti pada Gambar dari tool, dan merupakan gaya positif yang
7. dihasilkan akibat gerakan translasi dari tool
D/d ratio of tool itu sendiri.
Pin length (mm) Lateral forces adalah gaya yang
Tool shoulder diameter, D (mm) bekerja tegak lurus dengan arah gerak
translasi dari tool, hal ini timbul karena
Pin diameter, d (mm) adanya kemiringan dari tool.
Tool inclined angle (degrees) Torque adalah sejumlah gaya yang
timbul akibat adanya gerak putar tool dan
resistansi material pada saat proses FSW
berlangsung.
74
Jurnal Riset Industri Vol. 10 No. 2, Agustus 2016, Hal. 70-82
75
Analisa Sifat Mekanik... (Tarmizi)
Tabel 1. Komposisi kimia aluminium 5052 sebagai elemen paduan utama. Hal ini
digunakan dalam aplikasi yang memerlukan
kekuatan tinggi rasio berat, serta ketahanan
lelah yang baik. Oleh karena itu pengelasan
aluminium seri ini hanya melalui pengelasan
gesekan, dan memiliki machinability rata-
rata. Karena ketahanan korosi yang baik,
tidak perlu adanya pelapisan dalam
alumunium ini dan mempunyai kekuatan
lelah yang tinggi (high fatiqe strength) dan
mempunyai kemampuan pengerjaaan yang
baik (good work ability).
Aplikasi aluminium 5052 biasa
digunakan dalam pembuatan tabung hidrolik
dan dalam bagian pesawat di gunakan
untuk membuat tabung pesawat biasanya
digunakan dalam pengerjaan lembaran
logam (sheet metal work).
Pengaruh Mg di dalam paduan Al-Mg
mempunyai pengaruh yang hampir sama
Aluminium adalah golongan dari jenis dengan pengaruh Cu di dalam paduan
logam Non Ferrous yang memiliki aluminium. Magnesium larut sebagai fasa α,
kelebihan tertentu dibandingkan logam sedangkan diatas batas kelarutannya
lainnya yang dipergunakan dalam dunia magnesium hadir dalam bentuk fasa β, fasa
industri, aluminium merupakan logam β merupakan fasa yang lunak dan
ringan, mempunyai ketahanan korosi yang berukuran besar, sehingga sedikit sekali
baik dan hantaran listrik yang baik dan sifat- menimbulkan efek pengerasan terhadap
sifat baik lainya sebagai sifat logam, selain paduan.
itu aluminium juga mempunyai sifat mampu Pengaruh penting dari elemen ini
bentuk (Wrought alloy) di mana paduan dalam paduan Al-Mg yaitu bersama dengan
alumunium ini dapat dikerjakan atau Si membentuk persenyawaan MgMn.
diproses baik dalam pengerjaan dingin Dengan adanya persenyawaan tersebut di
maupun pengerjaan panas (dengan dalam paduan Al-Mg maka sifat mekanis
peleburan). dapat ditingkatkan, karena kemungkinan
Karena sifat-sifat inilah maka banyak mendapatkan pengaruh pengerasan akibat
dilakuan penelitian untuk meningkatkan pengendapan, yaitu setelah dilakukan
kekuatan mekaniknya, diantaranya dengan proses perlakuan panas terhadap paduan.
menambahkan unsur-unsur seperti : Cu, Magnesium juga berpengaruh terhadap
Mg, Si, Mn, Zn, Ni, dan sebagainya, baik peningkatan ketahanan korosi pada Al-Mg,
dicampur secara satu persatu maupun tetapi sebaliknya unsur ini mengurangi sifat
secara bersama-sama, bahan-bahan mampu tuang dari paduan dan mempunyai
tersebut juga memberikan sifat-sifat baik kecenderungan yang tinggi untuk
lainya seperti ketahanan korosi, ketahanan teroksidasi pada waktu peleburan paduan
aus, koefisien pemuaian rendah. Material ini tersebut.
dipergunakan dalam bidang yang sangat Pengaruh Mg di dalam paduan Al-Mg
luas, bukan saja untuk peralatan rumah mempunyai pengaruh yang hampir sama
tangga tetapi juga dipakai untuk keperluan dengan pengaruh Cu di dalam paduan
material pesawat terbang, mobil, kapal laut, aluminium. Magnesium larut sebagai fasa α,
kontruksi dan sebagainya, aluminium sedangkan diatas batas kelarutannya
terbagi dalam dua jenis yaitu alumunium magnesium hadir dalam bentuk fasa β, fasa
cetak atau cor (cast product) dan aluminium β merupakan fasa yang lunak dan
tempa (wrought product). berukuran besar, sehingga sedikit sekali
Paduan Aluminium 5052 merupakan menimbulkan efek pengerasan terhadap
paduan aluminium, dengan magnesium paduan.
76
Jurnal Riset Industri Vol. 10 No. 2, Agustus 2016, Hal. 70-82
Pengaruh penting dari elemen ini variasi bentuk pin segitiga ulir, silinder ulir,
dalam paduan Al-Mg yaitu bersama dengan dan kerucut ulir dapat dilihat pada Gambar
Si membentuk persenyawaan MgMn. 12 berikut ini :
Dengan adanya persenyawaan tersebut di
dalam paduan Al-Mg maka sifat mekanis
dapat ditingkatkan, karena kemungkinan
mendapatkan pengaruh pengerasan akibat
pengendapan, yaitu setelah dilakukan
proses perlakuan panas terhadap paduan.
Magnesium juga berpengaruh terhadap
peningkatan ketahanan korosi pada Al-Mg,
tetapi sebaliknya unsur ini mengurangi sifat Hasil friction stir welding Hasil friction
mampu tuang dari paduan dan mempunyai bentuk pin segitiga ulir stir welding
kecenderungan yang tinggi untuk bentuk pin
teroksidasi pada waktu peleburan paduan silinder ulir
tersebut.
Terlihat pada Gambar 11, diagram
fasa Al-Mg melting point (titik lebur) pada
temperatur 6600C dan kondisi pada saat
proses atau dalam keadan semi solid state
yaitu pada temperatur 484 0C sesuai
dengan standar yang ditentukan.
Al
Silind
5052 Butt joint 350 10 1500
er Ulir
T0
77
Analisa Sifat Mekanik... (Tarmizi)
78
Jurnal Riset Industri Vol. 10 No. 2, Agustus 2016, Hal. 70-82
HV
yang signifikan karena temperatur yang 20 pin silinder
rendah di anggap tidak ada perubahan 15 pin kerucut
struktur mikro pada daerah HAZ, pada
10
daerah HAZ temperaturnya di bawah 528
0C. Base metal (BM) atau logam induk 5
merupakan daerah yang tidak terpengaruh 0
terhadap siklus termal atau pengaruh panas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
selama proses friction stir welding Titik pengujian
berlangsung.
Titik cair Al 5052 660 0C sedangkan
temperatur semi solid state atau pada
proses pengelasan daerah weld metal 520 Gambar 16. Hasil Uji Kekerasan Logam Las
0C sedangkan pada penelitian friction stir
79
Analisa Sifat Mekanik... (Tarmizi)
Base Metal TMAZ Weld Nugget Base Metal TMAZ Weld Nugget
Gambar 17. Struktur mikro hasil lasan pin Gambar 19. Struktur mikro hasil lasan pin
segitiga ulir kerucut ulir
KESIMPULAN
80
Jurnal Riset Industri Vol. 10 No. 2, Agustus 2016, Hal. 70-82
81
Analisa Sifat Mekanik... (Tarmizi)
82