Você está na página 1de 5

Analisis data metode titik

Pada praktikum analisis vegetasi dengan menggunakan metode titik yang diilakukan
dengan menggunakan alat point frame yang pada alat tersebut memiiki 10 lubang dan jumlah
plot yang akan diamati adalah lima plot sehingga total dari tusukan yang dilakukan yaitu 50
tusukan . Berdasarkan data yang diperoleh di temukan enam jenis spesies dalam lima plot yakni
Alternanthera philoxeroides, Eleusine indica, Axonopus compressus, Ageratum conyzoides,
cynodon dactylon, dan Centrosema pubescens Berdasarkan data, tumbuhan yang paling
mendominasi pada vegetasi adalah jenis vegetasi pada familia Poaceae . Perhitungan analisis
vegetasi metode titik yang dikehendaki meliputi frekuensi mutlak dan relative setiap spesies,
dominasi mutlak dan relative setiap spesies, serta indeks nilai penting (INP) setiap spesies.

Dari hasil pengamatan diketahui bahwa jumlah spesies pada tiap-tiap plot tertinggi pada
tanaman dengan spesies C berjumlh 11 tanaman kemudian spesies D berjumlah 8 tanaman,
spesies B dengan jumlah 5, spesies J dengan jumlah 3 serta spesies O dan S berjumlah masing-
masing 1 tanaman. Frekuensi relatif tumbuhan yang tergolong tinggi termasuk dalam spesies C
yaitu jenis famili Poaceae dengan spesies Eleusine indica. Dengan nilai 35,7 %, sedangkan
spesies lainnya mempunyai nilai dibawahnya, yakni spesies B yaitu 21,4 %, spesies D dan J
adalah 14,2 %, serta spesies O dan S yaitu 7,1%. Kemudian begitu juga dengan dominasi
relative, spesies yang tergolong tinggi yaitu pada spesies C dengan nilai 37,9% dan spesies O
dan S tergolong rendah yakni 3,4 %. Sehingga memperoleh INP tinggi sebesar 73,6%
sedangkan INP yang terendah pada spesies O dan S yaitu dengan nilai INP sebesar 10,5%.

Adapun factor abiotic yang telah diamati pada tiap-tiap plot . Pada pengukuran tingkat
fertilitas dari semua plot mengdapatkan hasil terlalu sedikit, kemudian pengukuran cahaya pada
masing-masing plot berturut- turut mendapatkan hasil yaitu 0,2 ; 4,1 ; 4,4 ; 5,1 ; dan 5,9. Serta
moisture pada masing-masing plot berturut-turut adalah 1, 3, 1, 2, dan 2. pH pada masing plot
yakni berturut-turut yaitu 7,5 ; 5 ; 7 ; 7 ; dan 7. Serta suhu yang terdapat pada masing-masing
plot meliputi 350C, 38 0C, 36 0C, 32 0C, dan 320C.

PEMBAHASAN
Analisis vegetasi merupakan cara yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar sebaran
berbagai spesies dalam suatu area melaui pengamatan langsung. (Hariyanto, 2008). Tujuan
dilakukan pengamatan sampling dalam menganalisa vegetasi berupa bidang plot, garis, maupun
titik karena jika area pengamatan sangat luas untuk mengamati vegetasi dan membutuhkan biaya
dan waktu yang sangat besar. Sehingga dilakukan penagmatan dengan pencuplikan (sampling)
(Rohman, 2001). Luas area tempat pengambilan sampele
komunitas tumbuhan atau vegetasi sangat bervariasi, tergantung pada bentuk atau
struktur vegetasi tersebut. Kriteria dalam menentukan luas
minimum yang dipakai adalah seluas apapaun percontohan diambil harus dapat
menggambarkan bentuk vegetasi secara keseluruhan (Sucipto, 2008). Dari pernyataan tersebut,
maka dilakukan analisa vegetasi dengan metode titik untuk mengamati keragaman berbagai
spesies. Dengan metode titik ini diperoleh Indeks nilai penting pada tiap-tiap spesies yang
diperoleh dari pengamatan. Dominansi adalah karakteristik dari komunitas yang menyatakan
pengaruh penguasaan suatu jenis dalam komunitas terhadap jenis lain sehingga populasi jenis
lain relatif akan berkurang dalam jumlah atau daya hidupnya (Ewusie, 1980).

Menurut Sundarapandian (2000), Indeks Nilai Penting (INP) merupakan salah


satu parameter yang dapat memberikan gambaran tentang peranan spesies yang bersangkutan dal
am komunitasnya atu pada lokasi penelitian, Makin besar nilai
dominansi suatu jenis, makin besar pengaruh penguasaan jenis tersebut terhadap jenis lain. Hal
tersebut dibuktikan oleh hasil pengukuran yang di peroleh, pada spesies C yaitu Eleusine indica
mempunyai dominasi paling tinggi dan diperoleh Indeks Nilai penting paling tinggi yaitu 73,6 %
dibandingkan dengan spesies lainnya. Adanya jumlah spesies yang berbeda-beda pada suatu plot
atau area disebabkan oleh beberapa factor yakni salah satunya factor abiotic. Hal ini dukung oleh
teori yang menyatakan bahwa ada bebera faktor yang mempengaruhi komposisi dan struktur
vegetasi, yaitu flora, habitat (iklim, tanah, dan lain-lain), waktu dan kesempatan sehingga
vegetasi di suatu tempat merupakan hasil resultante dari banyak faktor baik sekarang maupun
yang lampau. Sebaliknya vegetasi dapat dipakai sebagai indikator suatu habitat baik pada saat
sekarang maupun sejarahnya (Djoko, 2012).

Dari pengukuran analisa vegetasi ini paling banyak yang mendominasi adalah family
Poaceae . Menurut Backer dan Backuizen van den Brink (1968) family Poaceae merupakan
tumbuhan yang dapat tumbuh dan hidup hampir di seluruh daerah terbuka atau terlindung baik di
daerah tropis maupun sub tropis. Rumput mempunyai ciri tumbuh berumpun dan jarang soliter.
Dari pernyataan tersebut maka dikaitkan dengan habitat spesies yang diperoleh meliputi spesies
Alternanthera philoxeroides (Bayam dempo merupakan tumbuhan liar yang dapat dijumpai di
pinggir jalan, dekat parit, tepi sungai atau tempat-tempat yang becek. Jenis ini dapat tumbuh di
dataran rendah sampai pegunungan pada ketinggian tempat 100-1.500 m dpl. ), Axonopus
compressus tumbuh menahun dan membentuk lempengan rapat terutama pada lokasi yang agak
terlindung atau agak terbuka (Backer dan Bakhuizen van den Brink, 1968).Ageratum conyzoides
(bandotan) merupakan sejenis tanaman pengganggu yang banyak ditemukan di pinggir jalan,
hutan, ladang dan tanah terbuka (Prasad, 2011). Tanaman tersebut berjumlah sedang pada
pengukuran analisa vegetasi dengan metode titik.

Pada spesies Eleusine indica dijumpai paling banyak pada hasil pengukuran dengan
metode titik disebabkan tanaman tersebut memiliki bentuk batang berupa cekungan
membentang, sehingga memiliki penguasaan area yang lebih luas dibandingkan dengan spesies
lain, dan hal ini diduga menentukan kerapatan relatif dari spesies tersebut. Menurut Estuningsih
(2013) Eleusine indica dapat tumbuh pada tanah yang kering dengan kandungan hara yang
rendah serta toleran terhadap banjir yang berkepanjangan. Kemampuan berkembangbiaknya
cepat dan umumnya tersebar luas melalui perakarannya. Toleran terhadap kisaran pH tanah yang
luas, tetapi pH optimal adalah netral (Steenis, 2013). Hal ini sesui dengan teori, sehingga
tanaman Eleusine indica banyak di temukan pada analisa vegetasi. Menurut Muis (2008) spesies
familia Poaceae dapat hidup baik di daerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap
air, memerlukan penyinaran matahari penuh tanpa naungan. Suhu yang baik untuk pertumbuhan
spesies familia Poaceae berkisar antara 19-27 oC dengan suhu optimum 23 oC. Spesies familia
Poaceae dalam hal penyerbukannya terjadi dengan perantaraan angin (Tjitrosoepomo, 2009).
Berdasarkan uraian di atas,diduga cahaya, suhu, kelembaban udara dan angin merupakan faktor
penentu sekaligus faktor pembatas terhadap keberadaan spesies familia Poaceae

Sedangkan spesies yang paling sedikit di temukan pada metode titik yaitu Centrosema pubescens
dan Cynodon dactylon. Centrosema pubescens merupakan tanaman yang tahan keadaan kering,
dan dapat hidup dibawah naungan serta lahan yang tergenang air (Ibrahim, 1995) didukung juga
oleh Reksohadiprodjo (1981) menyatakan bahwa Centrosema pubescens dapat ditanam secara
campuran dengan rumput dan memperlihatkan pertumbuhan dengan baik adalah dengan jenis
rumput Panicum maximum, Melinis minutiflora serta Cynodon plectostachyon. Sehingga
spesies tersebut sedikit ditemukan dikarenakan pada pengukuran analisa ini tidak ditemukan
jenis rumput Panicum maximum Sedangkan Cynodon dactylon Mampu tumbuh yang bagus
pada suhu di atas 24 C, rumpu ini toleran terhadap kekeringan karena memiliki biji yang kecil
dan mudah menyebar dengan cepat sehingga mampu bertahan hidup dilahan yang tandus dan pH
optimal adalah diatas 5,5. Hal tersebut kedua spesies mampu tumbuh optimal pada saat
kekeringan. Sebagaimana saat pengukuran meemiliki suhu 320C , cahaya 5,1 dan pH 7.

DAPUS :

REKSOHADIPRODJO SOEDOMO. 1981. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak


Tropika. Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Gajahmada Yogyakarta.

IBRAHIM. 1995. Daya Adaptasi Rumput dan Legume Asal Ciat (Colombia) dan CSIRO
(Australia) Di Kalimantan Timur. Dalam Proseding Seminar Nasional Sains dan Teknologi
Peternakan 1995. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian.

Tjitrosoepomo, G. (2009). Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Steenis, C.G.G.J. van. (2013). Flora Untuk Sekolah di Indonesia. Jakarta: Terjemahan Moeso
Surjowinoto, Soenarto, dan Soerjo. PT Pradnya Paramita

Muis, A., Khairani, C., Sukarjo, & Rahardjo, Y.P. (2008). Petunjuk Teknis Teknologi
Pendukung Pengembangan Agribisnis di Desa P4MI. Balai Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Sulawesi Tengah. Retrieved from
http://pfi3pdata.litbang.deptan.go.id/dokumen/one /31/file/Juknis-Pelatihan.pdf

Estuningsih, S.P., Juswardi, Yudono, B. & Yulianti, R. (2013). Potensi Tanaman Rumput
Sebagai Agen Fitoremediasi Tanah Terkontaminasi Limbah Minyak Bumi. Prosiding Semirata
FMIPA, Universitas Lampung. Retrieved from http://jurnal.fmipa.unila.ac.id/index.php/semirata/
article/viewFile/632/452.
Rohman, Fatchur dan I Wayan Sumberartha. 2001. Petunjuk Praktikum Ekologi Tumbuhan.
Malang: JICA.

Ewusie, Y. 1980 . Element of Tropical Ecology. With Reference to the African Asian Pasific
and New World Tropics. Heineman Educatival Books Ltd. London

Djoko Setyo Martono, 2012, “Analisis Vegetasi dan Asosiasi Antara Jenis-Jenis Pohon Utama
Penyusun Hutan Tropis Dataran Rendah Di Taman Nasional Gunung Rinjani Nusa Tenggara
Barat” Jurnal Agri-Tek, Vol. 13, No. 2.

Hariyanto Sucipto, dkk. 2008. Teori dan Praktik Ekologi. Surabaya : Airlangga University Press

Backer, C.A. dan R.C. Bakhuizen van den Brink Jr. 1968. Flora of Java. Vol. III. Groningen:
Wolters Noordhof. Burkill, I.H. 1966. A Dictionary of The Economic Products of The Malay
Peninsula. Kuala Lumpur: Ministry of Agriculture and Cooperative.

Você também pode gostar