Você está na página 1de 201

ANALISIS PERCEPATAN PROYEK DENGAN PENERAPAN

METODE CRASHING PADA PROYEK INTERIOR FOOD

HALL GRAND INDONESIA

Tugas Akhir ini diajukan untuk memenuhi

persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Teknik

Disusun oleh

Nama : Listyo Ari Prakoso

No. Pokok : 4415210069

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PANCASILA

2019
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa isi yang terkandung dalam laporan Tugas

Akhir dengan judul :

ANALISIS PERCEPATAN PROYEK DENGAN PENERAPAN METODE

CRASHING PADA PROYEK INTERIOR FOOD HALL GRAND INDONESIA

Merupakan hasil penelitian dan pemikiran saya sendiri.

Demikianlah pernyataan ini saya buat dan saya siap menerima konsekuensi

apapun dimasa yang akan datang bila ternyata laporan Tugas Akhir ini

merupakan salinan ataupun mencontoh karya-karya yang pernah

dibuat/diterbitkan, kecuali yang disebutkan sumbernya.

Jakarta, 19 Februari 2019

Penulis

(Listyo Ari Prakoso)

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Tugas Akhir dengan judul :

ANALISIS PERCEPATAN PROYEK DENGAN PENERAPAN METODE

CRASHING PADA PROYEK INTERIOR FOOD HALL GRAND INDONESIA

Disusun oleh :

Nama : Listyo Ari Prakoso

No. Pokok : 4415210069

Dengan ini telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan pada Sidang Tugas Akhir

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pancasila.

Jakarta, 04 Februari 2019

Mengetahui Menyetujui

Ketua Jurusan Teknik Industri Dosen Pembimbing

FT-UP

(Ir. Rini Prasetyani, MT.) (Kirana Rukmayuninda Ririh, ST., MT.)

ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Tugas Akhir dengan judul :

ANALISIS PERCEPATAN PROYEK DENGAN PENERAPAN METODE

CRASHING PADA PROYEK INTERIOR FOOD HALL GRAND INDONESIA

Disusun oleh :

Nama : Listyo Ari Prakoso

No. Pokok : 4415210069

Dengan ini telah diujikan pada Sidang Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri

Fakultas Teknik Universitas Pancasila pada :

Hari/Tanggal : 12 Februari 2019

Tim Penguji

No Nama Jabatan Tanda Tangan

1. Nur Yulianti Hidayah, ST., MT. Ketua

2. Dino Rimantho, ST., MT. Sekretaris

3. Ir. Agung Terminanto, MBA. Anggota

4. Kirana Rukmayuninda Ririh, ST., MT. Anggota

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat

limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Tugas Akhir/Skripsi ini yang berjudul “Analisis Percepatan Proyek dengan

Penerapan Metode Crashing Pada Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia”.

Tugas Akhir ini diajukan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Teknik di Fakultas Teknik Universitas Pancasila. Penulis menyadari

bahwa penulisan Tugas Akhir ini dapat terlaksana berkat dukungan dan

bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Keluarga penulis yaitu Mama, Bapak, dan Adik yang senantiasa

memberikan doa, dukungan, motivasi, serta perhatian kepada penulis.

2. Ibu Kirana Rukmayuninda Ririh ST., MT. selaku dosen pembimbing yang

telah berkenan meluangkan waktunya untuk membimbing penulis selama

mengerjakan Tugas Akhir.

3. Bapak Sulton selaku Site Manager Proyek Interior Food Hall Grand

Indonesia, yang telah membantu dan membimbing penulis selama

melakukan penelitian di lapangan serta senantiasa memberikan

dukungan dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

4. Bapak Hananto Widyatmoko, ST. selaku Ass. General Manager PT. Biru

SCK Interiorindo yang telah banyak membantu dan memberikan banyak

ilmu yang bermanfaat bagi penulis terutama mengenai manajemen dan

kepemimpinan.

iv
5. Ibu Ir. Rini Prasetyani, MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Industri Fakultas

Teknik Universitas Pancasila, yang menerima penulis dengan baik dan

ramah untuk berkonsultasi mengenai perkuliahan.

6. Bapak Dino Rimantho, ST., MT. selaku Koordinator Tugas Akhir atas

arahan dalam melaksanakan Tugas Akhir/Skripsi sehingga penulis dapat

menjalani Tugas Akhir/ Skripsi dengan lancar.

7. Seluruh Staf Dosen Teknik Industri yang telah memberikan ilmu dalam

bidang Teknik Industri kepada penulis sehingga penulis dapat

mengimplementasikan keilmuan Teknik Industri.

8. Teman-teman di Universitas Pancasila yang telah mendukung penulis

dalam menyelesaikan Tugas Akhir.

9. Seluruh personil PT. Biru SCK Interiorindo yang telah membantu penulis

selama penelitian di lapangan.

Dengan demikian, semoga apa yang telah disajikan dalam Tugas Akhir ini

dapat bermanfaat bagi pembaca. Mohon saran dan kritik yang dapat

membangun supaya menjadi lebih baik. Atas perhatiannya, penulis

mengucapkan terima kasih.

Jakarta, 19 Februari 2019

Listyo Ari Prakoso

v
ABSTRAK

Proyek menjadi prioritas bagi perusahaan karena time, cost, dan quality di proyek
memberikan pengaruh untuk pencapaian profit perusahaan. Manajemen proyek
diperlukan dalam perencanaan, pengkoordinasian, dan pengawasan pekerjaan
proyek. PT. Biru SCK Interiorindo menangani Proyek Interior Food Hall Grand
Indonesia dengan total biaya sebesar Rp. 2.070.909.091 dan durasi proyek
selama 242 hari. Proyek tersebut memiliki rangkaian aktivitas yang kompleks
sehingga sangat berisiko terjadi masalah yang menimbulkan keterlambatan.
Restrukturisasi terhadap penjadwalan proyek berupa percepatan proyek sangat
diperlukan untuk mengatasi keterlambatan penyelesaian proyek. Tujuan dalam
penelitian ini yaitu untuk menganalisis percepatan proyek dengan penerapan
metode crashing. Data yang digunakan yaitu hasil observasi, wawancara, daftar
aktivitas, time schedule, kurva S, RAB, hubungan antar aktivitas, dan jumlah
tenaga kerja dari proyek. Dari hasil perhitungan diperoleh maksimal durasi dapat
dipersingkat yaitu 124 hari dengan total biaya sebesar Rp. 2.086.890.789. Waktu
dan biaya optimal dari percepatan proyek yaitu 211 hari dengan total biaya
sebesar Rp. 2.068.987.116. Penelitian ini menyimpulkan bahwa durasi
penyelesaian proyek dapat lebih cepat 31 hari dari durasi normal. Dengan
demikian, percepatan proyek menjadi solusi paling tepat untuk mengatasi
masalah keterlambatan supaya proyek dapat selesai sesuai dengan rencana.

Kata kunci : Manajemen Proyek, Penjadwalan, Percepatan Proyek, Biaya,


Crashing.

vi
ABSTRACT

Projects are a priority for the company because time, cost, and quality in the
project have an influence on achieving company profits. Project management is
needed in planning, coordinating, and supervising project work. PT. Biru SCK
Interiorindo handles Interior Food Hall Grand Indonesia Project with a total cost of
Rp. 2.070.909.091 and the duration of the project is 242 days. The project has a
compex set of activities so it is very risky for problems to occur that cause
delays.The restructuring of project scheduling in the form of project acceleration
is needed to overcome the delay in project completion. The purpose of this
research is to analyze the acceleration of the project by applying the crashing
method. The data used are observations, interviews, list of activities, time
schedule, S curve, RAB, the relationship between activities, and the number of
workers from the project. From the calculation results, the maximum duration can
be shortened, which is 124 days with a total cost of Rp. 2.086.890.789. The
optimal time and cost of project acceleration is 211 days with a total cost of Rp.
2.068.987.116. This study concluded that the duration of project completion can
be 31 days faster than normal duration. Thus, the acceleration of the project is
the most appropriate solution to overcome the problem of delay so that the
project can be completed in accordance with the plan.

Keywords: Project Management, Scheduling, Project Acceleration, Cost,


Crashing.

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN............................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI........................................................... iii

KATA PENGANTAR....................................................................................iv

ABSTRAK.................................................................................................... vi

ABSTRACT..................................................................................................vii

DAFTAR ISI................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL..........................................................................................xi

DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

1.1 LATAR BELAKANG....................................................................1

1.2 POKOK PERSOALAN................................................................ 7

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN PENULISAN....................................... 7

1.4 PEMBATASAN MASALAH......................................................... 8

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN...................................................... 8

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN.................................................................. 10

2.1 KONSEP MANAJEMEN PROYEK............................................. 10

2.1.1 Definisi Manajemen........................................................... 10

2.1.2 Proyek............................................................................... 11

2.1.3 Siklus Hidup Proyek.......................................................... 12

2.1.4 Komponen Proyek............................................................. 14

2.1.5 Jenis-jenis Proyek............................................................. 17

viii
2.1.6 Manajemen Proyek............................................................19

2.1.7 Tahapan Manajemen Proyek............................................ 23

2.1.8 Perencanaan Proyek......................................................... 24

2.2 PENJADWALAN PROYEK.........................................................25

2.3 BIAYA PROYEK......................................................................... 27

2.4 GANTT CHART.......................................................................... 30

2.5 WORK BREAKDOWN STRUCTURE (WBS) ............................ 32

2.6 NETWORK DIAGRAM............................................................... 33

2.7 CRITICAL PATH METHOD (CPM).............................................36

2.7.1 Definisi Critical Path Method (CPM) ................................. 36

2.7.2 Tahapan Critical Path Method (CPM) .............................. 38

2.8 METODE CRASHING................................................................ 41

2.8.1 Crash Duration.................................................................. 42

2.8.2 Crash Cost.........................................................................45

2.8.3 Cost Slope......................................................................... 46

2.8.4 Time Cost Trade Off.......................................................... 47

2.8.5 Prosedur Percepatan Proyek............................................ 49

2.9 STUDI LITERATUR (STATE OF THE ART).............................. 50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................53

3.1 OBYEK PENELITIAN................................................................. 53

3.2 STUDI PENDAHULUAN.............................................................53

3.3 PERUMUSAN MASALAH.......................................................... 54

3.4 TUJUAN PENELITIAN............................................................... 54

3.5 JENIS DATA............................................................................... 55

3.6 TEKNIK PENGUMPULAN DATA............................................... 56

ix
3.7 TEKNIK PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA........................ 56

3.8 KESIMPULAN DAN SARAN...................................................... 57

3.9 DIAGRAM ALIR METODE PENELITIAN................................... 57

BAB IV PENGUMPULAN DATA................................................................. 60

4.1 TENTANG PERUSAHAAN.........................................................60

4.2 STRUKTUR ORGANISASI.........................................................63

4.3 PROSES MANAJEMEN PROYEK PERUSAHAAN................... 64

4.4 PROYEK YANG PERNAH DITANGANI PERUSAHAAN........... 66

4.5 PROYEK INTERIOR FOOD HALL GRAND INDONESIA.......... 67

4.5.1 Time Schedule...................................................................73

4.5.2 Biaya Langsung dan Tidak Langsung Proyek................... 75

4.5.3 Tenaga Kerja Proyek......................................................... 77

BAB V PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA.......................................... 79

5.1 PENYUSUNAN WORK BREAKDOWN STRUCTURE...............79

5.2 PEMBUATAN NETWORK DIAGRAM........................................ 83

5.3 IDENTIFIKASI JALUR KRITIS................................................... 85

5.4 PERHITUNGAN COST SLOPE................................................. 92

5.5 PERCEPATAN PROYEK DENGAN METODE CRASHING...... 95

5.6 TIME COST TRADE OFF...........................................................114

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 123

6.1 KESIMPULAN............................................................................ 123

6.2 SARAN....................................................................................... 124

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 125

LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. PMBOK Knowledge Area............................................................ 21

Tabel 4.1. Daftar Aktivitas Pada Proyek Interior Food Hall Grand

Indonesia...................................................................................................... 69

Tabel 4.2. Time Schedule Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia........ 73

Tabel 4.3. Biaya Langsung Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia...... 75

Tabel 4.4. Biaya Tidak Langsung Proyek Interior Food Hall Grand

Indonesia...................................................................................................... 77

Tabel 4.5. Alokasi Tenaga Kerja Pada Setiap Aktivitas dalam Proyek........ 77

Tabel 5.1. WBS Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia........................ 80

Tabel 5.2. Hasil Perhitungan CPM Pada Proyek......................................... 86

Tabel 5.3. Perhitungan Cost Slope.............................................................. 93

Tabel 5.4. Summary Costs by Duration....................................................... 117

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Time, Cost, and Quality in Project........................................... 2

Gambar 1.2. Kondisi Aktual Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia..... 4

Gambar 2.1. The Project Life Cycle............................................................. 14

Gambar 2.2. Komponen Proyek yang Saling Berpengaruh......................... 15

Gambar 2.3. Proses Manajemen Proyek..................................................... 22

Gambar 2.4. Planning, Scheduling, and Controlling the Project.................. 23

Gambar 2.5. Hubungan Waktu dengan Biaya Langsung, Biaya Tidak

Langsung, dan Total Biaya Proyek.............................................................. 30

Gambar 2.6. Gantt Chart.............................................................................. 31

Gambar 2.7. Perbandingan dari Konvensi Jaringan AON dan AOA............ 35

Gambar 2.8. Notasi yang Digunakan Pada Network Diagram..................... 37

Gambar 2.9. Contoh Penerapan Critical Path Method (CPM)..................... 38

Gambar 2.10. Indikasi Penurunan Produktivitas Akibat Penambahan Jam

Kerja............................................................................................................. 43

Gambar 2.11. Hubungan Waktu-Biaya Normal dan Dipersingkat untuk

Aktivitas........................................................................................................ 46

Gambar 3.1. Diagram Alir Metode Penelitian............................................... 58

Gambar 4.1. Logo PT. Biru SCK Interiorindo............................................... 62

Gambar 4.2. Struktur Organisasi PT.Biru SCK Interiorindo......................... 63

Gambar 4.3. Proses Manajemen Proyek Perusahaan................................. 65

Gambar 4.4. Proyek La Fayette Pasific Place............................................. 66

Gambar 4.5. Roof Top Bar Hotel Gammara................................................ 67

Gambar 4.6. Grand Indonesia...................................................................... 68

xii
Gambar 4.7. The Food Hall Grand Indonesia.............................................. 68

Gambar 5.1. Network Diagram Proyek Interior Food Hall Grand

Indonesia...................................................................................................... 84

Gambar 5.2. Network Diagram CPM Proyek Interior Food Hall Grand

Indonesia...................................................................................................... 89

Gambar 5.3. Gantt Chart Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia......... 91

Gambar 5.4. Crashing Method on Proyek Interior Food Hall Grand

Indonesia...................................................................................................... 97

Gambar 5.5. Crashing Step 1 Proyek Interior Food Hall Grand

Indonesia...................................................................................................... 98

Gambar 5.6. Crashing Step 2 Proyek Interior Food Hall Grand

Indonesia...................................................................................................... 99

Gambar 5.7. Crashing Step 3 Proyek Interior Food Hall Grand

Indonesia...................................................................................................... 100

Gambar 5.8. Crashing Step 4 Proyek Interior Food Hall Grand

Indonesia...................................................................................................... 101

Gambar 5.9. Crashing Step 5 Proyek Interior Food Hall Grand

Indonesia...................................................................................................... 102

Gambar 5.10. Crashing Step 6 Proyek Interior Food Hall Grand

Indonesia...................................................................................................... 103

Gambar 5.11. Crashing Step 7 Proyek Interior Food Hall Grand

Indonesia...................................................................................................... 104

Gambar 5.12. Crashing Step 8 Proyek Interior Food Hall Grand

Indonesia...................................................................................................... 105

xiii
Gambar 5.13. Crashing Step 9 Proyek Interior Food Hall Grand

Indonesia...................................................................................................... 106

Gambar 5.14. Crashing Step 10 Proyek Interior Food Hall Grand

Indonesia...................................................................................................... 107

Gambar 5.15. Crashing Step 11 Proyek Interior Food Hall Grand

Indonesia...................................................................................................... 108

Gambar 5.16. Crashing Step 12 Proyek Interior Food Hall Grand

Indonesia...................................................................................................... 109

Gambar 5.17. Crashing Step 13 Proyek Interior Food Hall Grand

Indonesia...................................................................................................... 110

Gambar 5.18. Crashing Step 14 Proyek Interior Food Hall Grand

Indonesia...................................................................................................... 111

Gambar 5.19. Crashing Step 15 Proyek Interior Food Hall Grand

Indonesia...................................................................................................... 112

Gambar 5.20. Grafik Hubungan Durasi dengan Biaya Langsung................ 118

Gambar 5.21. Grafik Hubungan Durasi dengan Biaya Tidak Langsung...... 119

Gambar 5.22. Grafik Hubungan Durasi dengan Total Biaya........................ 120

Gambar 5.23. Gantt Chart dengan Waktu dan Biaya Optimal pada Proyek

Interior Food Hall Grand Indonesia.............................................................. 122

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A. Kurva S Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia

Lampiran B. RAB Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia

Lampiran C. Hasil Wawancara

Lampiran D. Network Diagram Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia

Lampiran E. Hasil Perhitungan Cost Slope

Lampiran F. Gantt Chart Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pada perkembangan industri yang semakin pesat ini telah mendorong

setiap perusahaan untuk meningkatkan kualitas produk dan pelayanannya.

Perkembangan tersebut menimbulkan tantangan bagi perusahaan dalam

memenuhi kebutuhan konsumen secara efektif dan efisien supaya dapat terus

mempertahankan kelancaran bisnisnya. Setiap perusahaan terus melakukan

perbaikan dan pengembangan secara intensif terhadap setiap aspek dalam

perusahaan seperti proses bisnis. Pelaksanaan manajemen, proses produksi,

dan permasaran harus dilakukan secara maksimal karena termasuk faktor

penting untuk kemajuan yang ingin dicapai. Perkembangan industri yang

progresif diikuti dengan banyaknya perusahaan yang berlomba dalam melakukan

pembangunan proyek kontruksi dan infrastruktur. Keadaan ini menimbulkan

terjadinya persaingan yang kompetitif baik dari segi biaya, waktu, dan kualitas

pekerjaan yang ditawarkan perusahaan kontruksi untuk mendapatkan hak

pekerjaan dari suatu proyek.

Proyek merupakan sekumpulan kegiatan yang dilaksanakan dalam waktu

dan sumber daya yang terbatas untuk menghasilkan suatu output. Keterbatasan

waktu dan sumberdaya mendorong perusahaan harus dapat menyelesaikan

proyek sebelum atau tepat pada waktu yang telah disepakati dalam kontrak dan

produk yang dihasilkan harus sesuai dengan rencana. Proyek menjadi prioritas

bagi perusahaan karena time, cost dan quality di proyek memberikan pengaruh

yang signifikan untuk pencapaian profit perusahaan. Kesepakatan antara pihak

1
2

owner proyek dan kontraktor proyek mengenai ketentuan time, cost dan quality

proyek telah diikat dalam kontrak yang telah ditetapkan sebelum proyek dimulai.

Berikut ini merupakan segitiga yang menyatakan hubungan antara time, cost,

dan quality di proyek.

Gambar 1.1 Time, Cost, and Quality in Project

Sumber : Atkinson (1999)

Time, cost, and quality menjadi faktor yang sangat penting dalam suatu

proyek. Time artinya proyek harus diselesaikan sesuai dengan batas waktu yang

telah ditentukan, cost artinya biaya yang diperlukan tidak boleh melebihi

anggaran yang telah ditetapkan, dan quality artinya spesifikasi maupun kriteria

dari hasil proyek yang harus dapat dicapai sesuai dengan keinginan. Ketiga

faktor tersebut membentuk tata hubungan yang bersifat tarik menarik artinya

apabila ingin meningkatkan quality maka akan harus meningkatkan cost.

Sedangkan, apabila ingin menekan cost maka harus menyesuaikan dengan time

dan quality. Apabila hasil kontruksi tidak sesuai dengan kontrak maka resiko

yang ditanggung oleh perusahaan tidak kecil. Manajemen proyek sangat


3

diperlukan dalam perencanaan, pengkoordinasian, dan pengawasan yang

menyangkut pekerjaan proyek. Proses perencanaan, penjadwalan, dan

pengendalian proyek merupakan proses utama dalam pelaksanaan suatu

proyek. Penjadwalan proyek menjadi salah satu aspek yang sangat penting

dalam manajemen proyek karena disusun untuk mencapai target waktu

penyelesaian proyek dan untuk menghindari terjadinya keterlambatan pada

proyek yang akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Penjadwalan proyek

dituangkan dalam time schedule dan kurva S proyek yang digunakan sebagai

alat untuk memantau progres dan kemajuan dari proyek. Pada alat tersebut

terdapat hubungan setiap aktivitas dengan aktivitas lainnya dan menunjukkan

durasi untuk setiap aktivitas dalam suatu proyek.

PT. Biru SCK Interiorindo merupakan perusahaan kontraktor yang

menangani proyek kontruksi interior dan furnitur untuk hotel, restoran, kantor,

dan properti industri. Perusahaan ini selalu berusaha untuk terus berkembang

dan meningkatkan reputasi serta kredibilitas. Untuk terus memberikan pelayanan

yang berkualitas maka dalam menangani sebuah proyek, perusahaan selalu

memperhatikan aspek waktu, biaya, dan mutu yang dihasilkan. PT. Biru SCK

Interiorindo sedang menangani Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia di

Jakarta yang dimulai dari tanggal 01 Agustus 2018 dan direncanakan selesai

pada tanggal 30 Maret 2019. Pemilik proyek ini adalah PT. Swalayan Sukses

Abadi. Grand total biaya pada Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia yaitu

sebesar Rp. 2.278.000.000 dan sudah termasuk PPN 10%. Total biaya Proyek

Interior Food Hall Grand Indonesia yaitu sebesar Rp. 2.070.909.091. Proyek

tersebut dapat memberikan profit yang besar bagi perusahaan sehingga harus

berjalan dengan lancar dan sesuai dengan rencana. Keberhasilan pelaksanaan


4

proyek yang tepat waktu merupakan tujuan yang sangat penting baik bagi

pemilik proyek maupun pihak kontraktor proyek sehingga akan memberikan

keuntungan bagi perusahaan.

Gambar 1.2 Kondisi Aktual Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia

Sumber : Hasil Observasi (2018)

Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia memiliki rangkaian aktivitas

yang kompleks mekanismenya, sehingga sangat berisiko terjadi masalah yang

dapat menimbulkan keterlambatan. Proyek tersebut sudah berjalan sebulan lebih

namun progres aktual proyek masih dibawah target rencana. Keterlambatan

progres Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia ditunjukkan pada kurva S

yaitu pada progres proyek minggu ke 8 dimana bobot rencana kumulatif yaitu

sebesar 28,50% namun bobot aktual kumulatif masih sebesar 20,53% sehingga

terdapat deviasi yaitu sebesar 7,97%. Apabila hal ini terus dibiarkan maka waktu

penyelesaian proyek akan menjadi terlambat. Keterlambatan waktu penyelesaian

proyek dapat mengakibatkan proyek terkena denda. Berdasarkan Undang-


5

Undang Dasar Pasal 120 Perpres 54 Tahun 2010 tentang sanksi, penyedia

barang/jasa yang terlambat menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu

sebagaimana ditetapkan dalam kontrak, dapat dikenakan denda keterlambatan

sebesar 1/1000 (satu perseribu) dari harga kontrak atau bagian kontrak untuk

setiap hari keterlambatan dan tidak melampaui besarnya jaminan pelaksanaan.

Keterlambatan pada proyek sangat dihindari karena akan merugikan pihak

kontraktor dan pemilik proyek baik dari segi waktu, biaya, dan tenaga. Selain itu,

dapat menurunkan kredibilitas perusahaan dimana kesannya perusahaan tidak

mampu menyelesaikan proyek secara tepat waktu.

Ada beberapa kendala yang dapat menyebabkan keterlambatan progres

proyek, yaitu keterlambatan material yang datang, tenaga kerja yang kurang

handal, adanya proyek lain di lokasi yang sama yaitu instalasi listrik, teknik

pengerjaan yang kurang tepat, terhambatnya material approval, dan terjadinya

kesalahan pada pekerjaan sehingga diperlukan pengerjaan ulang. Apabila terjadi

keterlambatan pada aktivitas yang berada di jalur kritis maka proyek menjadi

terlambat dimana penyelesaian proyek bergeser dari waktu yang direncanakan.

Perencanaan yang kurang matang menjadi penyebab terjadinya

keterlambatan dalam penyelesaian proyek. Restrukturisasi terhadap penjadwalan

proyek sangat diperlukan sebagai solusi untuk mengatasi masalah

keterlambatan. Bentuk dari restrukturisasi pada proyek yaitu berupa percepatan

proyek. Metode manajemen proyek yang dapat mempercepat proyek yaitu

metode crashing dan fast track.

Metode crashing adalah metode yang berfungsi untuk percepatan proyek

dengan mereduksi durasi aktivitas yang berada dalam jalur kritis dan cenderung

memliki konsekuensi penambahan biaya akibat penambahan sumber daya dan


6

durasi kerja. Sedangkan, metode fast track adalah metode yang digunakan untuk

percepatan proyek dimana berusaha mengerjakan pekerjaan secara overlap

yang dapat mengubah hubungan ketergantungan antar aktivitas yang cenderung

memiliki konsekuensi risiko teknis yang berdampak pada kualitas dan biaya.

Pada proyek kontruksi yang sangat mengutamakan kualitas hasil pekerjaan

maka percepatan proyek sebaiknya dilakukan dengan metode crashing karena

pada metode fast track cenderung memiliki konsekuensi risiko teknis yang

disebabkan oleh adanya perubahan hubungan ketergantungan antar aktivitas.

Metode crashing pernah digunakan pada proyek pembangunan gedung

(Suherman dan Amarina, 2016), proyek pembangunan jembatan (Wateno, et al.,

2017), proyek pembangunan pabrik pipa baja (Rahman, et al., 2015), dan proyek

prasarana pengendali banjir (Mandiyo dan Adi, 2016). Syarat-syarat untuk

menerapkan metode crashing yaitu dengan mencari jalur kritis, menghitung crash

duration, crash cost, dan cost slope. Untuk mencari jalur kritis dapat dilakukan

dengan menggunakan Critical Path Method (CPM). Untuk menghitung crash

duration dan crash cost dilakukan berdasarkan penambahan produktivitas kerja.

Dengan menggunakan metode crashing dapat diketahui sejauh mana durasi

proyek dapat dipercepat dengan penambahan biaya yang minimal. Metode

crashing menjadi metode yang paling aplicable untuk diterapkan pada Proyek

Interior Food Hall Grand Indonesia karena perhitungannya dapat direncanakan.

Berdasarkan uraian penjelasan di atas, untuk menyelesaikan percepatan

Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia supaya keterlambatan waktu

penyelesaian proyek dapat dihindari maka penulis melakukan analisis

percepatan proyek dengan penerapan metode crashing pada Proyek Interior

Food Hall Grand Indonesia.


7

1.2 POKOK PERSOALAN

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok persoalan

yang akan menjadi objek kajian dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana mencari jalur kritis dengan CPM dari Proyek Interior Food Hall

Grand Indonesia ?

2. Bagaimana menghitung struktur biaya langsung dan biaya tidak langsung

dari Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia ?

3. Bagaimana menentukan maksimal durasi proyek yang dipersingkat

dengan menerapkan metode crashing pada Proyek Interior Food Hall

Grand Indonesia ?

4. Bagaimana menghitung waktu dan biaya yang optimal dari percepatan

proyek pada Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia ?

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN PENULISAN

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menentukan jalur kritis dengan CPM dari Proyek Interior Food Hall Grand

Indonesia.

2. Mengetahui struktur biaya langsung dan biaya tidak langsung dari Proyek

Interior Food Hall Grand Indonesia.

3. Mengetahui maksimal durasi proyek yang dipersingkat dengan

menerapkan metode crashing pada Proyek Interior Food Hall Grand

Indonesia.

4. Menghitung waktu dan biaya yang optimal dari percepatan proyek pada

Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia.


8

1.4 PEMBATASAN MASALAH

Pembatasan masalah digunakan untuk membatasi lingkup permasalahan

supaya pembahasan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Berikut ini

merupakan pembatasan masalah pada penelitian ini yaitu :

1. Penelitian dilakukan di perusahaan yang bergerak di bidang kontruksi

interior dan furnitur yaitu PT. Biru SCK Interiorindo.

2. Proyek yang diteliti adalah Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia

yang berlokasi di The Food Hall Grand Indonesia, Jakarta.

3. Penelitian ini berupa analisis dan evaluasi terhadap Proyek Interior Food

Hall Grand Indonesia. Hasil penelitian akan menjadi perencanaan proyek

yang serupa/sejenis di masa yang akan datang.

4. Data yang digunakan berupa hasil observasi, hasil wawancara, daftar

aktivitas, time schedule, kurva S, RAB, hubungan antar aktivitas, dan

jumlah tenaga kerja dari Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia.

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN

Pada sistematika penulisan Tugas Akhir ini akan dijelaskan secara garis

besar dari masing-masing bab, yaitu sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memaparkan bagian pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, pokok

persoalan, maksud dan tujuan penulisan, pembatasan masalah, dan sistematika

penulisan.

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN

Bab ini berisi tentang teori yang digunakan sebagai acuan dalam melakukan

penelitian dan tinjauan kepustakaan yang menjadi landasan berpikir dalam


9

proses pemecahan masalah. Pada bab studi kepustakaan terdapat konsep

manajemen proyek, penjadwalan proyek, biaya proyek, gantt chart, Work

Breakdown Structure (WBS), network diagram, Critical Path Method (CPM),

metode crashing, dan studi literatur.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi mengenai metodologi penelitian yang mencakup tahap-tahap yang

dilakukan dalam penelitian sehingga dapat memperoleh hasil yang sesuai

dengan tujuan. Pada bab ini terdapat obyek penelitian, jenis data, teknik-teknik

yang digunakan, tahapan, dan diagram alir metode penelitian.

BAB IV PENGUMPULAN DATA

Bab ini berisi tentang perusahaan dan data digunakan untuk penelitian yang

mencakup daftar aktivitas, time schedule, biaya, serta alokasi tenaga kerja dari

proyek yang dilakukan penelitian.

BAB V PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Bab ini berisi pembahasan mengenai proses pengolahan data yang telah

dikumpulkan dan hasil analisis percepatan proyek dengan metode crashing

secara manual dan menggunakan Microsoft Project. Terdapat perhitungan waktu

dan biaya dari percepatan proyek serta pembahasannya.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan berdasarkan tujuan penelitian yang diperoleh dari hasil

analisis yang telah dilakukan dan memberikan beberapa saran yang bermanfaat

terkait dengan penelitian.


BAB II

STUDI KEPUSTAKAAN

2.1 KONSEP MANAJEMEN PROYEK

2.1.1 Definisi Manajemen

Manajemen adalah aktivitas kerja yang melibatkan koordinasi dan

pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan tersebut dapat

diselesaikan secara efisien dan efektif (Robbins and Coulter, 2009). Manajemen

adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan

pengendalian dari berbagai sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuan

secara efektif dan efisien (Solihin, 2009). Fungsi manajemen dilakukan untuk

mencapai tujuan dan sasaran yang telah dicanangkan bagi organisasi. Berikut ini

merupakan penjelasan dari fungsi-fungsi manajemen, yaitu :

a. Fungsi perencanaan (planning)

Fungsi perencanaan yaitu mendefinisikan sasaran, menetapkan strategi,

dan mengembangkan rencana kerja untuk mengelola aktivitas-aktivitas.

b. Fungsi penataan (organizing)

Fungsi penataan yaitu menentukan apa yang harus diselesaikan,

bagaimana caranya, dan siapa yang akan mengerjakannya.

c. Fungsi kepemimpinan (leading)

Fungsi kepemimpinan yaitu memotivasi, memimpin, dan tindakan-

tindakan lainnya yang melibatkan interaksi dengan orang-orang.

d. Fungsi pengendalian (controlling)

Fungsi pengendalian yaitu mengawasi aktivitas-aktivitas demi

memastikan segala sesuatunya terselesaikan sesuai rencana.

10
11

Manajer adalah seseorang yang melakukan koordinasi dan pengawasan

terhadap pekerjaan anggota organisasi untuk mencapai sasaran-sasaran

organisasi. Menurut Robbins dan Coulter (2009), manajer dikelompokkan ke

dalam kelas manajemen lini pertama atau operasional, manajemen tingkat

menengah, dan manajemen puncak. Pada jenjang terbawah manajemen, para

manajer lini pertama (first-line manager) mengelola pekerjaan para karyawan

non-manajemen, yang biasanya melibatkan kegiatan memproduksi barang-

barang dan jasa bagi para pelanggan organisasi. Manajer tingkat menengah

(middle manager) adalah mereka yang berada posisi diantara jenjang terbawah

dan jenjang teratas organisasi. Para manajer di kelompok ini mengelola

pekerjaan para manajer tingkat pertama. Pada jenjang teratas di dalam

organisasi, terdapat para manajer puncak (top manager), yang

bertanggungjawab atas pengambilan keputusan-keputusan yang dapat

mempengaruhi jalannya seluruh organisasi, dan menentukan rencana kerja serta

sasaran-sasaran bagi organisasi secara keseluruhan.

2.1.2 Proyek

Proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang berkaitan, biasanya

diarahkan untuk mencapai suatu tujuan menghasilkan beberapa keluaran atau

output, dan memerlukan rangkaian waktu untuk menyelesaikannya (Assauri,

2016). Proyek adalah gabungan dari sumber daya seperti tenaga kerja, material,

peralatan, dan biaya yang dihimpun dalam suatu wadah organisasi sementara

untuk mencapai sasaran dan tujuan (Husen, 2011). Proyek disebut sebagai

kegiatan sementara dengan alokasi sumber daya tertentu dan memiliki jangka

waktu terbatas yang bertujuan untuk menghasilkan produk dengan kriteria


12

mutunya telah ditentukan. Serangkaian aktivitas pada proyek bersifat temporer

dalam usaha melakukan dan mencapai tujuan yang unik. Pekerjaan proyek

dapat berupa pembangunan gedung, pembuatan jembatan, pembuatan jalan,

pembuatan produk baru, pelaksanaan penelitian dan pengembangan.

Menurut Larson dan Gray (2011), seperti kebanyakan usaha organisasi,

tujuan utama dari sebuah proyek adalah untuk dapat memenuhi kebutuhan

pelanggan. Di luar kesamaan mendasar ini, karakteristik proyek membantu

membedakannya dari usaha organisasi lainnya. Karakteristik utama pada proyek

adalah sebagai berikut :

1. Tujuan yang telah ditetapkan.

2. Siklus hidup proyek didefinisikan dengan awal dan akhir.

3. Biasanya terdapat keterlibatan beberapa departemen dan profesional.

4. Biasanya melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya.

5. Kebutuhan waktu, biaya, dan performa yang spesifik.

2.1.3 Siklus Hidup Proyek

Menurut Larson dan Gray (2011), siklus hidup proyek biasanya dilewati

secara berurutan melalui empat tahap yaitu defining, planning, executing, dan

delivering. Titik awal dimulai pada saat proyek diberikan. Usaha proyek mulai

perlahan, membangun ke puncak, dan kemudian menurun untuk pengiriman

proyek ke pelanggan. Berikut ini merupakan penjelasan dari tahapan siklus hidup

proyek, yaitu :

1. Defining stage

Pada tahap pendefinisian, spesifikasi proyek didefinisikan, tujuan proyek

ditetapkan, tim terbentuk, dan tanggung jawab utama ditugaskan


13

2. Planning stage

Pada tahap perencanaan, tingkat upaya meningkat dan rencana

dikembangkan untuk menentukan proyek apa yang akan diperlukan,

kapan akan dijadwalkan, siapa yang akan diuntungkan, tingkat kualitas

apa yang harus dipertahankan, serta berapa anggarannya.

3. Executing stage

Pada tahap pelaksanaan, sebagian besar dari pekerjaan proyek

berlangsung baik fisik maupun mental. Produk fisik dihasilkan seperti

sebuah bangunan dan laporan. Waktu, biaya, dan ukuran spesifikasi

digunakan untuk kontrol. Proyek harus sesuai dengan jadwal, anggaran,

dan spesifikasi yang telah ditatapkan. Menentukan perkiraan masing-

masing langkah ini dan perubahan yang diperlukan.

4. Closing stage

Pada tahap penutupan terdapat aktivitas yaitu mengirimkan produk

proyek kepada pelanggan, pemindahan sumber daya proyek, dan review

pasca proyek. Pengiriman proyek mungkin termasuk pelatihan pelanggan

dan mentransfer dokumen. Pemindahan biasanya melibatkan pelepasan

peralatan dan material proyek ke proyek lain dan mencari tugas baru

untuk anggota tim. Review pasca proyek termasuk tidak hanya menilai

kinerja tetapi juga menangkap pelajaran yang dipetik.

Dalam prakteknya, siklus hidup proyek digunakan oleh beberapa

kelompok proyek untuk menggambarkan waktu tugas utama selama masa

proyek. Misalnya, tim perancang bermgrasi merencanakan komitmen utama

sumber daya dalam tahap pendefinisian, sementara tim kualitas akan

mengharapkan upaya besar mereka untuk meningkat di tahap akhir siklus hidup
14

proyek. Karena sebagian besar organisasi memiliki portofolio proyek yang terjadi

secara bersamaan, masing-masing pada tahap yang berbeda dari setiap siklus

hidup proyek, perencanaan dan pengelolaan yang cermat di tingkat organisasi

dan proyek sangat penting.

Gambar 2.1 The Project Life Cycle

Sumber : Larson and Gray (2011)

2.1.4 Komponen Proyek

Terdapat empat komponen penting dari sebuah proyek, yaitu ruang

lingkup (scope), waktu, biaya, dam kualitas, Keempat komponen tersebut

menjadi batasan dalam pelaksanaan proyek sehingga kriteria yang harus

dipenuhi dari produk yang dihasilkan dari proyek meliputi kriteria batasan ruang
15

lingkup, batasan waktu, batasan biaya, dan batasan kualitas. Berikut ini prisma

segitiga dari empat komponen proyek yang saling berpengaruh.

Gambar 2.2 Komponen Proyek yang Saling Berpengaruh

Sumber : Dimyati dan Nurjaman (2014)

Terdapat empat keharusan dalam sebuah proyek yaitu proyek harus

diselesaikan tepat waktu, cukup dibiayai dengan dana yang telah ditentukan,

sesuai dengan ruang lingkup yang disepakati, dan memiliki kualitas hasil sesuai

dengan kriteria yang disepakati antara pelaksana dan pemberi proyek. Menurut

Dimyati dan Nurjaman (2014), uraian penjelasan mengenai komponen proyek,

yaitu sebagai berikut :

a. Batasan waktu

Proyek dilaksanakan dengan memperhatikan waktu penyerahan produk

atau hasil akhir sesuai dengan kesepakatan pihak-pihak yang

berkepentingan. Keberhasilan dari sebuah proyek dapat diukur dari

ketepatan waktu sesuai dengan yang telah direncanakan. Keterlambatan


16

penyelesaian proyek akan berdampak buruk pada kredibilitas pelaksana

proyek dalam pandangan user atau pemberi proyek.

b. Batasan ruang lingkup

Ruang lingkup menyatakan batasan pekerjaan yang harus diselesaikan

dalam sebuah proyek. Ruang lingkup memberikan gambaran sejauh

mana tanggung jawab pelaksana proyek dan hasil-hasil yang harus

dilaporkan atau diserahkan kepada pemberi proyek.

c. Batasan biaya

Biaya menjadi salah satu faktor yang memiliki potensi risiko tinggi. Proyek

dilaksanakan dengan biaya yang telah disepakati oleh penyandang dana

yang harus digunakan untuk menutupi seluruh pembiayaan proyek.

Manajer proyek harus memperkirakan dan mendistribusikan ke setiap

aktvitas proyek yang membutuhkan dana dan mengendalikan agar

realisasi biaya yang digunakan tidak melebihi dari jumlah biaya yang telah

direncanakan.

d. Batasan kualitas

Kualitas menjadi kriteria yang ditetapkan bersama antara pemberi dan

penerima proyek untuk dicapai sebagai standar kualitas dari produk yang

dihasilkan. Dengan standar kualitas, pelaksana proyek berusaha

menetapkan target-target yang harus dipenuhi dari setiap tahap

pelaksanaan proyek.

Keempat komponen tersebut saling mempengaruhi. Sebagai contoh,

untuk menghasilkan kualitas yang tinggi diperlukan biaya yang tinggi atau ruang

lingkup yang lebih kecil. Apabila menginginkan waktu penyelesaian proyek

dipercepat, perlu biaya yang lebih besar, dan sebagainya.


17

2.1.5 Jenis-jenis Proyek

Setiap proyek memiliki keunikan tersendiri dalam hal kegiatan yang

dilakukan, tujuan dan sasaran, serta produk akhir. Jenis-jenis proyek secara

garis besar berkaitan dengan pengkajian aspek ekonomi, lingkungan, desain

engineering, manufaktur, pemasaran, dan lainnya. Menurut Husen (2011), jenis

proyek berdasarkan komponen kegiatan utamanya dapat dikelompokkan, yaitu

sebagai berikut :

a. Proyek konstruksi

Kegiatan utamanya adalah studi kelayakan, design engineering,

pengadaan dan kontruksi. Hasilnya berupa pembangunan jembatan,

gedung, interior bangunan, jalan raya, dan sebagainya, yang biasanya

menyerap kebutuhan sumber daya yang besar serta dapat dimanfaatkan

orang banyak.

b. Proyek industri manufaktur

Kegiatan utamanya adalah design engineering, pengembangan produk,

pengadaan, manufaktur, perakitan, uji coba terhadap produk serta

pemasarannya. Produknya dapat berupa kendaraan, alat elektronik,

bahan tekstil, dan pakaian yang dapat diproduksi dalam jumlah massal,

penggunaannya dapat bersifat individu, atau digunakan orang banyak.

c. Proyek penelitian dan pengembangan

Kegiatan utama pada proyek ini adalah melakukan penelitian dan

pengembangan dalam rangka menghasilkan produk tertentu. Proses

pelaksanaan serta lingkup kerja yang dilakukan sering mengalami

perubahan untuk menyesuaikan dengan tujuan akhir proyek. Tujuan


18

proyek dapat berupa memperbaiki atau meningkatkan produk, pelayanan,

atau metode produksi.

d. Proyek padat modal

Jenis proyek ini tidak diartikan berdasaran komponen kegiatannya saja,

tetapi lebih kepada jumlah dana kapital yang digunakan dengan jumlah

cukup besar. Proyek padat modal tidak selalu berarti padat tenaga kerja,

namun dapat saja proyek dengan teknologi tinggi yang membutuhkan

biaya besar dengan tenaga kerja secukupnya. Sebagai contoh adalah

proyek pembebasan lahan, pembelian material dan peralatan untuk

digunakan dengan jumlah besar, pembangunan fasilitas produksi dan

sebagainya.

e. Proyek pengembangan produk baru

Proyek ini merupakan gabungan antara proyek penelitian dan

pengembangan dengan proyek padat modal, lalu dilanjutkan dengan

mendirikan unit percobaan dalam bentuk pilot plan. Setelah hasil uji coba

berhasil dan dapat diproduksi secara massal, dilanjutkan dengan proyek

padat modal untuk membangun fasilitas produksi sesuai dengan

kapasitas yang diinginkan.

f. Proyek pelayanan manajemen

Proyek ini berkenaan dengan kegiatan-kegiatan spesifik suatu perusahan

dimana produk akhirnya berupa jasa atau dalam bentuk nonfisik. Laporan

akhir dari proyek dapat dipakai oleh perusahaan pemilik proyek sebagai

rekomendasi untuk pedoman pelaksanaan, standar operasional prosedur

dari suatu pekerjaan serta efisiensi pengelolaan suatu pekerjaan. Contoh


19

jenis proyek ini yaitu proyek pengembangan sistem informasi perusahaan

dan perbaikan efisiensi kinerja perusahaan.

g. Proyek infrastruktur

Proyek ini biasanya berkaitan dengan penyediaan kebutuhan masyarakat

secara luas dalam hal prasarana transportasi, pembangunan waduk

pembangkit tenaga listrik, dan lain-lain.

2.1.6 Manajemen Proyek

Berdasarkan Project Management Body of Knowledge (PMBOK),

manajemen proyek adalah penerapan pengetahuan, keterampilan, peralatan,

dan teknik untuk berbagai kegiatan dalam rangka memenuhi persyaratan proyek

tertentu. Manajemen proyek digunakan sebagai ilmu yang berhubungan dengan

memimpin dan mengkoordinasikan sumber daya yang terdiri dari manusia dan

material dengan teknik pengolahan modern untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan, yaitu lingkup, mutu, jadwal, dan biaya, serta memenuhi keinginan

para stakeholder.

Manajemen proyek adalah suatu rangkaian kegiatan perencanaan,

pengarahan, dan pengendalian sumber-sumber daya, yang meliputi orang,

peralatan, dan bahan untuk dapat memenuhi batasan teknis, biaya, dan waktu

dari proyek (Assauri, 2016). Proyek yang dijalankan melalui rangkaian tahapan di

dalam siklus waktu, mulai dari perencanaan atas rumusan proyek, pelaksanaan

beberapa kegiatan sampai dengan penyelesaian proyek. Tujuan manajemen

proyek harus dicapai supaya dapat memberikan pelayanan maksimal bagi

semua pelanggan. Tujuan yang dicapai dari manajemen proyek, yaitu :


20

a. Tepat biaya yaitu proyek harus dikerjakan dengan biaya yang tidak

melebihi anggaran, baik biaya setiap item pekerjaan, periode

pelaksanaan maupun biaya total sampai akhir proyek.

b. Tepat waktu yaitu proyek harus dikerjakan dengan waktu sesuai dengan

jadwal pelaksanaan proyek (schedule) yang telah direncanakan, yang

ditunjukkan dalam bentuk prestasi pekerjaan (work progress).

c. Tepat mutu yaitu mutu produk atau disebut sebagai kinerja (perfomance),

harus memenuhi spesifikasi dan kriteria dalam taraf yang disyaratkan

oleh pemilik.

Ketiga hal tersebut merupakan parameter penting bagi penyelenggaraan

proyek yang sering diasosiasikan sebagai sasaran proyek. Pemimpin dengan

wewenang yang ada dalam organisasi proyek mengelola dan mengarahkan

sumber daya yang ada dengan kondisi terbatas, namun berusaha memperoleh

pencapaian paling maksimal sesuai dengan standar kinerja proyek dalam hal

biaya, waktu, dan mutu yang telah ditetapkan sebelumnya. Manajemen proyek

dinilai terlaksana dengan baik apabila sasaran tersebut dapat tercapai. PMI

dalam PMBOK mengklasifikasikan 10 knowledge area manajemen proyek, yaitu :

project integration management, project scope management, project time

management, project cost management, project quality management, project

human resource management, project communications management, project risk

management, project procurement management, dan project stakeholder

management. Dalam ruang lingkup pengetahuan mengenai manajemen proyek,

menjelaskan sebuah pengetahuan dan penerapan komponen yang ada pada

manajemen proyek. Berikut ini merupakan tabel PMBOK Knowledge Area, yaitu :
21

Tabel 2.1 PMBOK Knowledge Area

Project Management Process Groups

Knowledge Areas Monitoring and


Initiating Planning Process Executing Process Closing Process
Controlling Process
Process Group Group Group Group
Group
4.4 Monitor and
4. Project 4.2 Develop 4.3 Direct and Control Project Work
4.1 Develop 4.6 Close
Integration Project Manage Project 4.5 Perform
Project Charter Project or Phase
Management Management Plan Work Integrated Change
Control

5.1 Plan Scope


Management
5. Project Scope 5.2 Collect 5.5 Validate Scope
Management Requirements 5.6 Control Scope
5.3 Define Scope
5.4 Create WBS
6.1 Plan Schedule
Management
6.2 Define
Activities
6.3 Sequence
6. Project Time Activities 6.7 Control
Management 6.4 Estimate Schedule
Activity Resources
6.5 Estimate
Activity Durations
6.6 Develop
Schedule
7.1 Plan Cost
Management
7. Project Cost
7.2 Estimate Costs 7.4 Control Costs
Management
7.3 Determine
Budget
8. Project Quality 8.1 Plan Quality 8.2 Perform
8.3 Control Quality
Management Management Quality Assurance

9.2 Acquire Project


Team
9. Project Human 9.1 Plan Human
9.3 Develop
Resource Resource
Project Team
Management Management
9.4 Manage
Project Team

10. Project 10.1 Plan


10.2 Manage 10.3 Control
Communications Communications
Communications Communications
Management Management
11.1 Plan Risk
Management
11.2 Identify Risk
11.3 Perform
Qualitative Risk
11. Project Risk
Analysis 11.6 Control Risks
Management
11.4 Perform
Quantitative Risk
Analysis
11.5 Plan Risk
Responses
12. Project 12.1 Plan
12.2 Conduct 12.3 Control 12.4 Close
Procurement Procurement
Procurements Procurements Procurements
Management Management

13. Project 13.2 Plan 13.3 Manage 13.4 Control


13.1 Identify
Stakeholder Stakeholder Stakeholder Stakeholder
Stakeholders
Management Management Engagement Engagement

Sumber : Project Management Institute (2017)


22

Pada Tabel 2.1, terdapat PMBOK knowledge area dengan masing-

masing grup proses manajemen proyek yang mendefinisikan aktivitas-aktivitas

pada setiap knowledge area manajemen proyek. Berikut ini merupakan kelompok

proses dalam manajemen proyek, yaitu :

a. Initiating : proses permulaan yang dilakukan untuk menentukan proyek

baru dan dengan mendapatkan otorisasi untuk memulai proyek.

b. Planning : proses perencanaan yang berisi scope dan pendefinisian

aktivitas untuk menyelesaikan suatu proyek.

c. Executing : proses pelaksanaan proyek dimana dilakukan pengendalian

jadwal, biaya, dan pengawasan mutu.

d. Monitoring and controlling : proses pengendalian sejak tahap

perencanaan sampai proses eksekusi selesai dilaksanakan.

e. Closing : proses yang dilakukan untuk mengakhiri sebuah proyek.

Gambar 2.3 Proses Manajemen Proyek

Sumber : Project Management Institute (2017)


23

2.1.7 Tahapan Manajemen Proyek

Dalam manajemen proyek terdapat serangkaian tahapan penting yang

harus dilakukan supaya pelaksanaan proyek dapat berjalan dengan lancar dan

mencapai tujuan yang telah ditentukan. Berikut ini merupakan tahapan dari

manajemen proyek, yaitu :

a. Tahapan perencanaan meliputi penetapan sasaran, pendefinisian proyek,

dan organisasi tim.

b. Tahapan penjadwalan meliputi menghubungkan tenaga kerja, uang,

bahan, dan alat yang digunakan dalam proyek.

c. Tahapan pengendalian meliputi pengawasan sumber daya, biaya

kualitas, dan budget. Jika perlu merevisi, ubah rencana, menggeser, atau

mengelola ulang sehingga tepat waktu dan biaya.

Gambar 2.4 Planning, Scheduling, and Controlling the Project

Sumber : Heizer and Render (2008)


24

2.1.8 Perencanaan Proyek

Perencanaan proyek adalah tahapan dalam manajemen proyek yang

mencoba meletakkan dasar tujuan, sekaligus menyiapkan program teknis dan

administratif untuk diimplementasikan dalam proyek. Tujuan perencanaan yaitu

melakukan usaha untuk memenuhi persyaratan spesifikasi proyek yang

ditentukan dalam batasan biaya, mutu, dan waktu ditambah dengan terjaminnya

faktor keselamatan. Tahap perencanaan proyek meliputi penetapan sasaran-

sasaran proyek, menentukan lingkup proyek dan penyusunan tim yang

menangani proyek (Assauri, 2016).

Perencanaan menjadi bagian yang sangat penting dalam pelaksanaan

suatu proyek dan dilakukan berdasarkan tujuan proyek yang hendak dicapai.

Melalui perencanaan yang baik maka seluruh kegiatan proyek dapat dimulai dan

selesai pada waktu yang secepatnya dengan alokasi waktu yang cukup, biaya

yang minim, dan mutu yang dapat diterima. Pada perencanaan proyek dilakukan

pemilihan dan menentukan langkah kegiatan yang diperlukan untuk mencapai

sasaran. Suatu perencanaan terutama perencanaan dasar berupa anggaran

maupun jadwal induk, harus bersifat fleksibel, dalam arti dapat mengalami

penyesuaian bilamana hal tersebut perlu dilakukan, misalnya ada perubahan

situasi dan kondisi pada waktu pelaksanaan yang tidak dapat diperkirakan pada

waktu penyusunan rencana dasar. Perencanaan yang baik akan dapat menerima

dan menyesuaikan diri terhadap perubahan. Perencanaan sangat penting

supaya tujuan menjadi jelas, mengidentifikasi berbagai hambatan maupun

peluang, meminimalisir resiko, semua bagian dalam organisasi bekerja ke arah

tujuan yang sama, mengurang ketidakpastian, menggunakan teknik yang lebih

efektif, dan pekerjaan menjadi lebih efisien.


25

2.2 PENJADWALAN PROYEK

Penjadwalan atau schedulling adalah pengalokasian waktu yang tersedia

untuk melaksanakan masing-masing pekerjaan dalam rangka menyelesaikan

suatu proyek hingga tercapai hasil optimal dengan mempertimbangkan

keterbatasan-keterbatasan yang ada (Husen, 2011). Penjadwalan proyek adalah

kegiatan penentuan tahap-tahap pekerjaan yang terkait dengan sumber-sumber

daya yang dibutuhkan proyek, penetapan, urutan dan pengaturan waktu untuk

keseluruhan kegiatan proyek (Assauri, 2016). Pada tahap penjadwalan manajer

proyek memutuskan berapa lama setiap pekerjaan dilaksanakan, menghitung

berapa banyak tenaga kerja dan bahan dibutuhkan untuk setiap tahap pekerjaan.

Penjadwalan proyek termasuk bagian yang sangat penting dari hasil

perencanaan untuk menentukan kapan sebuah proyek dilaksanakan

berdasarkan urutan tertentu dari awal sampai akhir proyek dan dapat

memberikan informasi mengenai jadwal rencana maupun kemajuan proyek

dalam hal kinerja sumber daya berupa tenaga kerja, bahan baku, biaya, mesin,

peralatan, serta rencana durasi proyek. Pengaturan penjadwalan dari aktivitas-

aktivitas yang terlibat di dalamnya dimaksudkan agar suatu proyek dapat berjalan

secara efektif dan lancar. Pihak pelaksana dari proyek membuat suatu jadwal

waktu aktivitas yang disebut dengan time schedule. Time schedule dari proyek

terdapat dalam kurva S. Time schedule sangat penting dalam pelaksanaan

proyek dan berfungsi untuk mengendalikan proyek supaya dapat diselesaikan

dengan tepat waktu. Kurva S merupakan suatu grafik yang menunjukkan

hubungan antara kemajuan pelaksanaan proyek terhadap waktu penyelesaian,

dimana fungsinya sebagai alat kontrol atas maju mundurnya pelaksanaan

pekerjaan dalam proyek.


26

Penjadwalan proyek meliputi kegiatan menetapkan jangka waktu kegiatan

proyek yang harus diselesaikan dan waktu yang dibutuhkan oleh setiap aktivitas

proyek. Dalam pembuatan jadwal waktu pelaksanaan proyek terdapat beberapa

pertimbangan yang harus diperhatikan, seperti kondisi lapangan, cuaca,

spesifikasi pekerjaan, sumber daya yang tersedia, batasan waktu, jenis

pekerjaan, dan volume pekerjaan. Menurut Husen (2011), secara umum

penjadwalan proyek memiliki manfaat yaitu, sebagai berikut :

1. Memberikan pedoman terhadap unit pekerjaaan mengenai batas-batas

waktu untuk mulai dan akhir untuk masing-masing tugas.

2. Memberikan sarana bagi manajemen untuk koordinasi secara sistematis

dan realistis dalam penentuan alokasi prioritas terhadap sumber daya dan

waktu.

3. Memberikan sarana untuk menilai kemajuan pekerjaan.

4. Menghindari pemakaian sumber daya yang berlebihan, dengan harapan

proyek dapat selesai sebelum waktu yang ditetapkan.

5. Memberikan kepastian waktu pelaksanaan pekerjaan.

6. Merupakan sarana penting dalam pengendalian proyek.

Semakin besarnya skala proyek, maka pengelolaan penjadwalan akan

menjadi semakin kompleks. Hal ini dikarenakan dana yang dikelola, kebutuhan,

dan penyediaan sumber daya sangat besar, kegiatan yang dilakukan sangat

beragam, serta durasi proyek sangat panjang. Ada beberapa metode

manajemen proyek yang dapat digunakan untuk mengelola waktu dan sumber

daya proyek yaitu Precedence Diagram Method (PDM), Critical Path Method

(CPM), Program Evaluation and Review Technique (PERT), crashing method,

dan fast track


27

Terdapat dua perbedaan dalam konteks penjadwalan yaitu waktu (time)

dan kurun waktu (duration). Waktu menyatakan siang atau malam, sedangkan

durasi menyatakan lamanya waktu yang diperlukan untuk melakukan suatu

kegiatan seperti lamanya waktu kerja dalam sehari yaitu 8 jam. Kurun waktu

pada umumnya dinyatakan dengan satuan jam, hari, atau minggu. Untuk

menentukan durasi dari suatu kegiatan dalam proyek berdasarkan pada volume

pekerjaan dan produktivitas tenaga kerja dalam menyelesaikan pekerjaan.

2.3 BIAYA PROYEK

Biaya proyek adalah biaya yang harus dikeluarkan kontraktor untuk

menyelesaikan proyek yang terdiri dari biaya langsung dan biaya tidak langsung.

Perincian mengenai biaya-biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek

terdapat pada RAB proyek. Biaya langsung adalah biaya yang diperlukan

langsung untuk mendapatkan sumber daya yang akan digunakan untuk

penyelesaian proyek. Biaya langsung diperoleh dengan perkalian antara

volume/kuantitas suatu pekerjaan dengan harga satuan pekerjaan tersebut.

Menurut Dimyati dan Nurjaman (2014), unsur-unsur yang termasuk dalam biaya

langsung, yaitu :

a. Biaya material

Biaya material adalah biaya pembelian material untuk mewujudkan

proyek termasuk biaya transportasi, biaya penyimpanan, serta kerugian

akibat kehilangan dan kerusakan material. Harga material didapat dari

survei di pasaran atau berpedoman dari indeks biaya yang dikeluarkan

secara berkala oleh Departemen Pekerjaan Umum sebagai pedoman

sederhana.
28

b. Biaya upah

Dalam pelaksanaan pekerjaan kontruksi, biaya upah dibedakan atas upah

harian, upah borongan, dan upah berdasarkan produktivitas. Upah harian

yaitu besar upah yang dibayarkan per satuan waktu, misalnya harian

bergantung pada jenis keahlian pekerja, lokasi pekerjaan, jenis pekerjaan,

dan sebagainya. Upah borongan yaitu besar upah yang bergantung pada

kesepakatan bersama antara kontraktor dan pekerja atas suatu jenis item

pekerjaan. Upah berdasarkan produktivitas yaitu besar jenis upah

bergantung pada banyak pekerjaan yang dapat diselesaikan oleh pekerja

dalam satu satuan waktu tertentu.

c. Biaya peralatan

Unsur-unsur biaya yang terdapat pada biaya peralatan adalah modal,

biaya sewa, biaya operasi, biaya pemeliharaan, biaya operator, biaya

mobilisasi, biaya demobilisasi, dan lainnya yang menyangkut biaya

peralatan.

d. Biaya subkontraktor

Biaya ini diperlukan apabila ada bagian pekerjaan diserahkan dan

dikerjakan oleh subkontraktor. Subkontraktor ini bertanggung jawab dan

dibayar oleh kontraktor utama.

Biaya tidak langsung adalah biaya yang berhubungan dengan

pengawasan, pengarahan kerja, dan pengeluaran umum di luar biaya kontruksi.

Biaya ini disebut juga biaya overhead. Biaya ini tidak bergantung pada volume

pekerjaan, tetapi bergantung pada jangka waktu pelaksanaan pekerjaan. Biaya

tidak langsung akan naik apabila waktu pelaksanaan semakin lama karena biaya

untuk gaji pegawai, biaya umum perkantoran tetap, dan biaya lainnya juga tetap
29

dibayar. Menurut Dimyati dan Nurjaman (2014), unsur-unsur biaya tidak

langsung antara lain sebagai berikut :

a. Gaji pegawai

Yang termasuk dalam unsur biaya ini adalah gaji ataupun honor

pegawai/karyawan tetap dan tidak tetap, yang terlibat ataupun tidak

terlibat dalam proyek yang dibebankan dalam pembiayaan proyek.

b. Biaya umum perkantoran

Yang termasuk dalam unsur biaya ini adalah sewa gedung, biaya

transportasi, rekening listrik, air, pajak, asuransi, dan lain-lain.

c. Biaya pengadaan sarana umum

Perincian jelas pengeluaran biayanya adalah untuk pembangunan

bangunan sementara, instalasi umum (listrik, air, telepon), peralatan

umum yang digunakan selama masa proyek, seperti pompa air,

generator, dan lain-lain.

Total biaya proyek adalah penjumlahan antara biaya langsung dengan

biaya tidak langsung yang digunakan selama pelaksanaan proyek. Besarnya

biaya ini sangat bergantung pada lamanya waktu atau durasi penyelesaian

proyek. Keduanya biaya tersebut dapat berubah sesuai dengan waktu dan

kemajuan proyek. Apabila durasi proyek dipercepat maka biaya langsung akan

naik dan biaya tidak langsung akan turun. Sedangkan, apabila proyek semakin

lama berjalan maka biaya langsung akan turun dan biaya tidak langsung akan

naik. Nilai optimal diperoleh dari total biaya proyek yang terkecil. Berikut ini

merupakan grafik yang menunjukkan hubungan waktu dengan biaya langsung,

biaya tidak langsung, dan total biaya dari proyek dimana biaya optimal diperoleh

dengan mencari total biaya proyek yang terkecil.


30

Gambar 2.5 Hubungan Waktu dengan Biaya Langsung, Biaya Tidak Langsung,

dan Total Biaya Proyek

Sumber : Dimyati dan Nurjaman (2014)

2.4 GANTT CHART

Bar Chart pertama kali dikembangkan oleh Henry L. Gantt (1861-1919)

sehingga sering disebut dengan Gantt Chart yang merupakan suatu diagram

yang terdiri dari batang-batang yang menunjukkan saat dimulai dan saat selesai

yang direncanakan untuk kegiatan-kegiatan pada suatu proyek. Menurut Assauri

(2016), Gantt Chart adalah alat yang digunakan untuk membantu untuk agar

dapat lebih meyakinkan manajer dalam perencanaan seluruh aktivitas, guna

lebih dapat diperhitungkan susunan performa proyek dengan estimasi waktu

yang direncanakan dan waktu keseluruhan proyek yang dikerjakan. Henry L.

Gantt membuat sistem baru yaitu :

a. Setiap pekerja yang dalam sehari berhasil menyelesaikan tugas

dibebankann kepadanya akan menerima bonus sebesar 50 sen.


31

b. Motivasi kedua yaitu supervisor akan mendapat bonus untuk setiap

pekerja yang mencapai standar harian, ditambahkan bonus tambahan

biola semua pekerja mencapai standar tersebut.

Alasan Gantt akan mendorong dan melatih para pekerja yang diawasi

untuk melakukan pekerjaan lebih baik. Setiap kemajuan pekerja dinilai secara

terbuka dan dicatat pada bagan balok. Suatu bagan balok menguraikan proyek

yang terdiri dari kumpulan tugas atau aktivitas yang telah dirumuskan dengan

baik dimana suatu penyelesaian pekerjaan merupakan titik akhirnya.

Gambar 2.6 Gantt Chart

Sumber : Heizer and Render (2008)

Suatu aktivitas merupakan kelompok tugas yang saling erat hubungannya

antara yang satu dengan lainnya yang ikut berperan dalam menyelesaikan

proyek secara menyeluruh. Umumnya suatu bagan balok diatur sedemikian

semua aktivitas didaftarkan dalam satu kolom dibagian kiri bagan. Suatu skala

waktu yang mendatar memanjang ke bagian kanan daftar dengan suatu garis

yang berkenaan dengan setiap aktivitas yang tertera.


32

2.5 WORK BREAKDOWN STRUCTURE (WBS)

Menurut Husen (2011), Work Breakdown Structure (WBS) adalah suatu

pendekatan model yang digunakan untuk membagi proyek menjadi struktur dan

hierarki tertentu sampai pada paket-paket pekerjaan yang terperinci dan mudah

dikelola. Suatu proyek meliputi rangkaian pekerjaan yang tersusun dalam suatu

urutan tertentu. Work Breakdown Structure (WBS) digunakan untuk menyusun

pekerjaan pada suatu sistem perincian pekerjaan yang merupakan sistem

penyusun dan perincian suatu pekerjaan yang membagi kegiatan proyek dalam

beberapa komponen proyek yang disebut paket pekerjaan. Penyusunan WBS

dilakukan dengan cara top-down, dengan tujuan agar komponen-komponen

kegiatan tetap berorientasi ke tujuan proyek. WBS dapat membantu proses

penjadwalan dan pengendalian suatu sistem yang terstruktur menurut hierarki

yang makin terperinci, sampai pada lingkup yang makin kecil berupa paket-paket

dengan aktivitas yang jelas. Kebutuhan proyek secara keseluruhan meliputi

orang-orang, pasokan bahan, dan peralatan yang harus dapat diestimasi dalam

tahap perencanaan. Secara khusus, struktur pemilahan kerja akan semakin

mengecil dalam besaran, mulai dari puncak sampai ke bawah.

Work Breakdown Structure (WBS) sangat penting untuk perencanaan

proyek supaya secara realistis dapat dilakukan pengestimasian, berapa lama

waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan seluruh unsur-unsur dari proyek,

dan berapa besar biaya yang dibutuhkan. WBS bermanfaat untuk proses

perencanaan dan pengendalian proyek diantaranya analisa WBS dapat

membantu meningkatkan akurasi maupun kelengkapan pendefinisian proyek,

melengkapi komunikasi antar personel proyek. menjadi dasar anggaran,

penjadwalan, alat untuk mengontrol, dan memonitor pelaksanaan proyek.


33

2.6 NETWORK DIAGRAM

Network diagram berupa jaringan kerja yang berisi lintasan-lintasan

aktivitas dan urutan peristiwa yang ada selama penyelenggaraan proyek (Dimyati

dan Nurjaman, 2014). Dengan demikian dapat dikemukakan bagian-bagian

pekerjaan yang harus didahulukan, sehingga dapat dijadikan dasar untuk

melakukan pekerjaan selanjutnya dan dijelaskan pula bahwa suatu pekerjaan

belum dapat dimulai apabila kegiatan sebelumnya belum selesai dikerjakan.

Menurut Heizer and Render (2008), langkah awal dalam membuat

jaringan PERT dan CPM yaitu untuk membagi proyek ke dalam aktivitas yang

disesuaikan dengan Work Breakdown Structure (WBS). Terdapat dua

pendekatan untuk membuat network diagram proyek, yaitu activity on node

(AON) dan activity on arrow (AOA). Node mereprentasikan aktivitas bila network

diagram menggunakan AON sedangan bila network diagram menggunakan AOA

maka arrow mereprentasikan aktivitas. Aktivitas memerlukan waktu dan sumber

daya. Perbedaan mendasar antara AON dan AOA adalah nodes dalam diagram

AON mereprentasikan aktivitas sedangkan, dalam diagram AOA maka nodes

mereprentasikan mulai dan selesainya waktu dari aktivitas dan disebut juga

dengan events. Simbol-simbol yang digunakan dalam menggambarkan suatu

jaringan adalah sebagai berikut :

a. (Anak panah), mewakili sebuah aktivitas yaitu tugas yang

dibutuhkan suatu proyek. aktivitas memerlukan jangka waktu dan

pemakaian sejumlah biaya dan sumber daya. Kepala anak panah

menunjukkan arah tiap aktivitas, yang menunjukkan bahwa suatu aktivitas

dimulai pada permulaan dan berjalan maju sampai akhir dengan arah dari

kiri ke kanan.
34

b. (Lingkaran kecil/node), mewakili sebuah aktivitas atau peristiwa atau

event. Kejadian (event) didefinisikan sebagai ujung atau pertemuan dari

satu atau beberapa aktivitas. Sebuah kejadian memiliki satu titik dalam

waktu yang menyatakan penyelesaian beberapa aktivitas dan awal

beberapa kegiatan baru. Aktivitas-aktivitas yang berawal dari saat

kejadian tertentu tidak dapat dimulai sampai aktivitas-aktivitas yang

berakhir pada kejadian yang sama diselesaikan.

c. (Anak panah terputus-putus) menyatakan aktivitas semu

atau dummy activity. Bedanya dengan aktivitas biasa ialah bahwa

aktivitas dummy tidak memakan waktu dan sumber daya, jadi waktu

aktivitas dan biaya sama dengan nol.

d. (Anak panah tebal) menyatakan aktivitas yang berada pada

jalur kritis atau panah tersebut menunjukkan jalur kritis dimana jalur kritis

memiliki total durasi terpanjang.

Dalam membuat jaringan kerja atau network diagram harus berdasarkan

pada logika ketergantungan antara aktivitas dalam proyek. Logika

ketergantungan aktivitas dalam suatu proyek dapat dinyatakan sebagai berikut :

a. Aktivitas A harus diselesaikan dahulu sebelum aktivitas B dapat dimulai

dan aktivitas C dapat dimulai setelah aktivitas B selesai.

b. Aktivitas A dan B harus selesai sebelum aktivitas C dapat dimulai.

c. Aktivitas B dan C tidak dapat dimulai sebelum aktivitas A selesai.

d. Aktivitas C dan D tidak dapat dimulai sebelum aktivitas A dan B selesai.

e. Aktivitas A dan B harus selesai sebelum aktivitas C dapat dimulai, tetapi

D sudah dapat dimulai apabila aktivitas B sudah selesai. Fungsi dummy


35

untuk memindahkan seketika itu juga sesuai dengan arah panah

keterangan tentang selesainya aktivitas B.

f. Aktivitas B dan C tidak dapat dimulai sampai aktivitas A selesai. Aktivitas

D tidak dapat dimulai sampat aktivitas B dan C selesai. Fungsi dummy

juga untuk memindahkan seketika itu juga sesuai dengan arah panah

keterangan tentang selesainya aktivitas B.

Gambar 2.7 Perbandingan dari Konvensi Jaringan AON dan AOA

Sumber : Heizer and Render (2008)


36

Menurut Husen (2011), hubungan keterkaitan antar aktivitas dalam

network diagram proyek terdiri dari FS (Finish to Start) yaitu mulainya suatu

aktivitas bergantung pada selesainya aktivitas pendahulunya dengan waktu

mendahului lead, SS (Start to Start) yaitu mulainya suatu aktivitas bergantung

pada mulainya aktivitas pendahulunya dengan waktu tunggu lag, FF (Finish to

Finish) yaitu selesainya suatu aktivitas bergantung pada selesai aktivitas

pendahulunya dengan waktu mendahului lead, SF (Start to Finish) yaitu

selesainya suatu aktivitas bergantung pada mulainya aktivitas pendahulunya

dengan waktu tunggu lag.

2.7 CRITICAL PATH METHOD (CPM)

2.7.1 Definisi Critical Path Method (CPM)

Menurut Heizer and Render (2008), jalur kritis merupakan sebuah

rangkaian aktivitas-aktivitas dari sebuah proyek yang tidak bisa ditunda waktu

pelaksanaannya dan menunjukkan hubungan yang saling berkaitan satu sama

lain. Menurut Muhardi (2011), Critical Path Method (CPM) adalah metode yang

dapat menentukan jalur kritis yang menunjukkan berbagai aktivitas dalam jalur

kritis tidak boleh mengalami keterlambatan atau bahkan kecepatan

penyelesaiannya yang dapat mempengaruhi penentuan waktu penyelesaian

proyek. Apabila suatu aktivitas merupakan aktivitas kritis, maka pengerjaan

aktivitas tersebut harus tepat waktu. Keterlambatan pengerjaan aktivitas dapat

memperlambat waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan. Critical Path

Method (CPM) merupakan metode yang digunakan untuk mencari jalur kritis dari

suatu proyek dan bersifat deterministik artinya waktu pengerjaan aktivitas

diketahui dengan pasti.


37

Untuk mencari critical path dilakukan dengan menghitung waktu awal dan

akhir dari setiap aktivitas yang didefinisikan yaitu Earliest Start (ES) yang

menyatakan waktu paling awal dimana suatu aktivitas dapat dimulai, dengan

asumsi semua predecessors sudah selesai, Earliest Finish (EF) yang

menyatakan waktu paling awal dimana suatu aktivitas dapat selesai, Latest Start

(LS) yang menyatakan waktu terakhir dimana suatu aktivitas dapat dimulai agar

tidak menunda waktu penyelesaian dari proyek, Latest Finish (LF) yang

menyatakan waktu terakhir dimana suatu aktivitas dapat selesai agar tidak

menunda waktu penyelesaian dari proyek. Dalam melakukan analisis jalur kritis

digunakan dua proses perhitungan yaitu perhitungan maju (forward pass) dan

perhitungan mundur (backward pass), untuk menentukan waktu penjadwalan dari

setiap aktivitas proyek. Waktu mulai dan selesai paling awal (ES and EF)

ditentukan dengan forward pass. Waktu mulai dan selesai terakhir (LS and LF)

ditentukan dengan backward pass. Untuk membentuk network diagram

diperlukan node. Berikut ini merupakan bentuk node pada network diagram.

Gambar 2.8 Notasi yang Digunakan Pada Network Diagram

Sumber : Heizer and Render (2008)


38

Notasi digunakan untuk menentukan penjadwalan aktivitas pada network

diagram proyek. Akumulasi durasi waktu paling lama dalam jalur kritis dapat

menjadi estimasi waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan. Berikut ini

contoh penerapan Critical Path Method (CPM) pada network diagram proyek.

Gambar 2.9 Contoh Penerapan Critical Path Method (CPM)

Sumber : Heizer and Render (2008)

2.7.2 Tahapan Critical Path Method (CPM)

Jalur kritis didapat dari diagram jaringan yang memperlihatkan hubungan

dan urutan kegiatan dalam suatu proyek. Tahapan-tahapan dalam

mengidentifikasi jalur kritis dengan menggunakan Critical Path Method (CPM)

yaitu mengidentifikasikan semua aktivitas dalam suatu proyek termasuk durasi

waktu dari suatu aktivitas, mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas yang menjadi

predecessor bagi aktivitas yang lain, membuat network diagram atau jaringan

kerja dari suatu proyek, menghitung Earliest Start (ES), Earliest Finish (EF),
39

Latest Start (LS), Latest Finish (LF) serta durasi pada network diagram,

mengidentifikasikan jalur-jalur aktivitas yang muncul dari network diagram,

menghitung slack pada setiap aktivitas, dan menentukan jalur kritis dengan cara

melihat nilai slack setiap aktivitas pada masing-masing jalur dimana apabila

suatu jalur nilai semua slack aktivitasnya bernilai nol, maka jalur tersebut

termasuk jalur kritis. Setelah tahapan CPM dilakukan maka dapat diperoleh

estimasi durasi lamanya penyelesaian proyek dengan melihat akumulasi waktu

dari jalur kritis yang paling besar.

Forward pass merupakan proses dalam mencari jalur kritis dimana

dilakukan penghitungan maju dimulai dari titik awal network diagram proyek.

Perhitungan maju terdiri dari Earliest Start (ES) dan Earliest Finish (EF). Berikut

ini merupakan cara perhitungan maju dalam CPM yaitu :

a. Earliest Start

Sebelum suatu aktivitas dapat dimulai, semua pendahulu harus sudah

selesai dengan aturan, yaitu bila suatu aktivitas hanya mempunyai satu

pendahulu langsung, maka ES sama dengan EF dari pendahulunya.

Sedangkan bila suatu aktivitas mempunyai beberapa pendahulu

langsung, maka ES adalah nilai maksimum dari seluruh nilai EF dari

pendahulunya. Berikut ini merupakan rumus dari earliest start yaitu :

ES = Max (EF of all immediate predecessors).........................................(1)

b. Earliest Finish

Waktu selesai paling awal (EF) dari suatu aktivitas adalah jumlah dari

waktu mulai paling awal (ES) dengan waktu aktivitas. Berikut ini

merupakan rumus dari earliest finish yaitu :

EF = ES + activity time.............................................................................(2)
40

Backward pass merupakan proses dalam mencari jalur kritis dimana

dilakukan penghitungan mundur dimulai dari titik akhir network diagram proyek.

Backward pass terdiri dari Latest Finish (LF) dan Latest Start (LS). Perhitungan

mundur dilakukan setelah melakukan perhitungan maju. Pada forward pass

dimulai dari aktivitas pertama dari proyek sedangkan backward pass dimulai dari

aktivitas terakhir dari proyek. Dalam perhitungan mundur, untuk setiap aktivitas

diawali dengan menentukan nilai LF kemudian diikuti dengan LS. Berikut ini

merupakan cara perhitungan mundur dalam CPM yaitu :

a. Latest Finish

Pada aturan berdasarkan fakta bahwa sebelum suatu aktivitas dapat

dimulai, semua pendahulunya harus sudah selesai. Berikut ini aturannya

yaitu bila suatu aktivitas adalah pendahulu langsung dari hanya satu

aktivitas, maka LF sama dengan LS dari aktivitas yang secara langsung

mengikutinya. Sedangkan bila suatu aktivitas adalah pendahulu langsung

dari lebih dari satu akktivitas, maka LF adalah minimum dari seluruh nilai

LS dari aktivitas-aktivitas yang secara langsung mengikutinya. Berikut ini

merupakan rumus dari latest finish yaitu :

LF = Min (LS of all immediate following activities)...................................(3)

b. Latest Start

Waktu mulai terakhir (LS) dari suatu aktivitas adalah selisih dari waktu

selesai terakhir (LF) dengan waktu aktivitas. Berikut ini merupakan rumus

dari latest start yaitu :

LS = LF – activity time..............................................................................(4)

Pencarian jalur kritis dengan pendekatan kejadian yaitu slack. Setelah

menghitung waktu paling awal dan terakhir dari semua aktivitas, itu adalah
41

langkah untuk menemukan jumlah slack time atau waktu senggang dari setiap

aktivitas. Slack adalah waktu longgar yang dimiliki oleh suatu aktivitas yang

dapat ditunda tanpa menyebabkan keterlambatan proyek secara keseluruhan.

Berikut ini merupakan rumus dari slack yaitu :

Slack = LS – ES atau Slack = LF – EF................................................................(5)

Aktivitas dengan slack sebesar nol disebut dengan critical activities yang

terdapat pada critical path. Jalur kritis dimulai pada aktivitas pertama dalam

proyek, diakhiri pada aktvitas terakhir dalam proyek, dan termasuk hanya

aktivitas kritis. Pada total slack waktu dibagi di antara lebih dari satu aktivitas.

Pada free slack yaitu waktu yang terkait dengan satu aktivitas.

2.8 METODE CRASHING

Crashing adalah metode yang digunakan untuk mereduksi suatu

pekerjaan yang akan berpengaruh terhadap waktu penyelesaian proyek (Dimyati

dan Nurjaman, 2014). Metode crashing adalah metode untuk mereduksi waktu

penyelesaian proyek dengan disengaja, sistematis, dan analitik melalui pengujian

dari semua aktivitas dalam proyek yang dipusatkan pada aktivitas yang berada di

jalur kritis. Percepatan proyek dengan metode crashing dilakukan agar pekerjaan

dapat selesai dengan pertukaran silang waktu dan biaya dengan beberapa

penambahan seperti menambah jumlah shift kerja, jam kerja, jumlah tenaga

kerja, jumlah ketersediaan bahan, memakai peralatan yang lebih produktif atau

metode instalasi yang lebih cepat sebagai komponen biaya direct cost. Crashing

dilakukan dengan cara perbaikan penjadwalan dengan menggunakan network

planning yang berada pada lintasan kritis. Konsekuensi crashing proyek adalah

meningkatnya direct cost seperti biaya upah pekerja (Abrar, 2011).


42

Penambahan sumber daya untuk melakukan crashing akan membuat

komponen direct cost mengalami peningkatan. Sedangkan untuk komponen

indirect cost, karena durasi pekerjaan diperpendek komponen indirect cost akan

mengalami penurunan. Setiap aktivitas yang terdapat di lintasan kritis proyek

dilakukan analisa kenaikan komponen direct cost dan indirect cost untuk

mengetahui kenaikan biaya dari masing-masing aktivitas. Setelah kenaikan biaya

sudah diketahui, masing-masing kegiatan dapat dicari nilai cost slope. Nilai cost

slope menunjukkan kenaikan biaya perharinya dari setiap aktivitas. Dari nilai cost

slope ini ditentukan aktivitas dari proyek yang akan dilakukan percepatan.

Indikator aktivitas yang dipilih untuk melakukan percepatan adalah aktivitas

dengan nilai cost slope terkecil yang berada pada jalur kritis. Karena nilai cost

slope terkecil menginterpretasikan kenaikan biaya yang terkecil.

2.8.1 Crash Duration

Crash duration merupakan durasi percepatan pada aktivitas dalam proyek

yang diperoleh dari pembagian antara volume dengan produktivitas harian

sesudah crash. Crash duration dapat diperoleh setelah penambahan

produktivitas pada setiap aktivitas dalam proyek. Produktivitas merupakan rasio

antara hasil produksi dengan sumber daya yang digunakan. Dalam proyek

kontruksi, rasio dari produktivitas yaitu nilai yang diukur selama proyek kontruksi

yang dapat dipisahkan menjadi biaya tenaga kerja, material, metode, dan

peralatan. Penggunakan tenaga kerja dengan efisien harus dilakukan pada

proyek kontruksi karena tergantung pada kinerja tenaga kerja. Keberhasilan dari

proyek kontruksi tergantung pada efektifitas pengelolaan sumber daya dimana

pekerja menjadi sumber daya yang tidak mudah untuk dikelola. Upah yang
43

diberikan sangat tergantung kemampuan setiap pekerja serta hasil kerja. Berikut

ini merupakan grafik yang menyatakan indikasi dari penurunan produktivitas

pekerja terhadap penambahan jam kerja.

Gambar 2.10 Indikasi Penurunan Produktivitas Akibat Penambahan Jam Kerja.

Sumber : Dimyati dan Nurjaman (2014)

Penambahan produktivitas kerja diperlukan untuk melakukan percepatan

proyek dimana akan mempercepat progres pekerjaan. Penambahan

produktivitas tersebut dilakukan pada setiap aktivitas dalam proyek. Berikut ini

merupakan rumus dari produktivitas, yaitu :

Volume
• Produktivitas harian = .................................................(6)
durasi normal

Produktivitas harian
• Produktivitas tiap jam = ..................................(7)
jam kerja perhari

• Produktivitas harian sesudah crash penambahan jam lembur = (Jam kerja

perhari x produktivitas tiap jam) + (a x b x produktivitas tiap jam)...........(8)


44

Dengan : a = lama penambahan jam kerja (lembur)

b = koefisien penurunan produktivitas akibat penambahan jam kerja

• Produktivitas harian sesudah crash dengan penambahan tenaga kerja =

(total TK normal + total penambahan TK)


Produktivitas harian x ...(9)
total tenaga kerja normal

Dengan : TK = Tenaga kerja

• Produktivitas harian sesudah crash dengan penambahan shift =

Produktivitas harian normal x jumlah shift..............................................(10)

Volume
• Crash duration = ................(11)
produktivitas harian sesudah 𝑐𝑟𝑎𝑠ℎ

Salah satu strategi untuk mempercepat waktu penyelesaian proyek

adalah dengan menambah jam kerja para pekerja. Penambahan dari jam kerja

ini sering dilakukan dikarenakan dapat memberdayakan sumber daya yang

sudah ada dilapangan dan cukup untuk mengefisienkan tambahan biaya yang

akan dikeluarkan kontraktor. Biasanya waktu normal pekerja adalah 7 jam

dimulai pukul 08.00 dan selesai pada pukul 16.00 dengan 1 jam istirahat.

Kemudian jam lembur dilakukan setelah jam kerja normal selesai. Penambahan

jam kerja dapat dilakukan dengan penambahan 1 jam, 2 jam, dan 3 jam sesuai

dengan waktu penambahan kerja yang diinginkan dalam pelaksanaan proyek.

Semakin besar penambahan jam lembur akan dapat menimbulkan penurunan

produktivitas. Selain itu, strategi lainnya untuk mempercepat waktu penyelesaian

proyek dapat dilakukan dengan menambah jumlah tenaga kerja atau

penambahan shift kerja. Dalam melakukan percepatan proyek, penambahan shift

kerja secara umum dapat dilakukan dengan shift kerja siang dan shift kerja

malam sehingga dapat dilakukan pengaturan jadwal tenaga kerja.


45

2.8.2 Crash Cost

Crash cost merupakan biaya percepatan pada aktivitas dalam proyek

yang diperoleh dari penjumlahan antara biaya normal dengan hasil perkalian

antara total penambahan upah dengan durasi percepatan. Biaya untuk tenaga

kerja dari biaya normal tenaga kerja akan bertambah apabila ada penambahan

waktu kerja. Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Republik Indonesia Nomor KEP.102/MEN/IV/2004 bahwa upah penambahan

kerja bervariasi. Pada penambahan waktu kerja satu jam pertama, pekerja

mendapatkan tambahan upah 1,5 kali upah perjam waktu normal dan pada

penambahan jam kerja berikutnya maka pekerja akan mendapatkan 2 kali upah

perjam waktu normal. Berikut ini merupakan rumus untuk crash cost, yaitu :

• Normal ongkos pekerja perhari = Produktivitas harian x harga satuan

upah pekerja..........................................................................................(12)

• Normal ongkos pekerja perjam = Produktivitas perjam x harga satuan

upah pekerja..........................................................................................(13)

• Total penambahan biaya = Jumlah tenaga kerja x upah perhari...........(14)

• Biaya lembur pekerja = (1,5 x upah sejam normal penambahan jam kerja

(lembur) pertama) + (2 x n x upah sejam normal penambahan jam kerja

(lembur) berikutnya)...............................................................................(15)

Dengan : n = jumlah penambahan jam kerja (lembur)

• Crash cost perhari = (Jam kerja perhari x normal cost pekerja) + (n x

biaya lembur perjam).............................................................................(16)

• Crash cost = Normal cost + (total penambahan biaya x crash

duration).................................................................................................(17)
46

2.8.3 Cost Slope

Cost slope merupakan biaya yang diperlukan untuk percepatan durasi

proyek untuk setiap waktu. Biaya total proyek sangat bergantung dengan waktu

penyelesaian proyek. Pada grafik hubungan antara waktu-biaya normal dengan

dipersingkat untuk aktivitas terdapat dimana titik A menunjukkan kondisi normal,

sedangkan pada titik B menunjukkan kondisi dipersingkat. Garis yang

menghubungkan antara kedua titik tersebut disebut kurva waktu-biaya. Semakin

besar penambahan jumlah jam kerja maka akan semakin cepat waktu

penyelesaian proyek, namun akan diiringi dengan adanya biaya tambahan yang

semakin besar. Oleh karena itu, pengendalian terhadap waktu-biaya harus

dilakukan dengan secara tepat.

Gambar 2.11 Hubungan Waktu-Biaya Normal dan Dipersingkat untuk Aktivitas

Sumber : Dimyati dan Nurjaman (2014)

Berikut ini merupakan rumus untuk menghitung kemiringan biaya (cost

slope) atau besar biaya yang digunakan untuk mempersingkat durasi aktivitas

perhari dalam proyek, yaitu :


47

(𝐶𝑟𝑎𝑠ℎ 𝑐𝑜𝑠𝑡−𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑐𝑜𝑠𝑡)


• Cost slope = .......................(18)
(𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛−𝑐𝑟𝑎𝑠ℎ 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛)

Untuk menganalisis hubungan antara waktu dan biaya suatu kegiatan

dalam proyek maka dijelaskan dengan keterangan dari rumus cost slope yaitu

sebagai berikut :

• Kurun waktu normal (normal duration) : kurun waktu yang diperlukan

untuk melakukan aktivitas sampai selesai.

• Biaya normal (normal cost): biaya langsung yang diperlukan untuk

menyelesaikan aktivitas dengan kurun waktu normal.

• Kurun waktu dipersingkat (crash duration) : waktu tersingkat untuk

menyelesaikan aktivitas yang secara teknis masih mungkin. Disini

dianggap sumber daya bukan merupakan hambatan.

• Biaya untuk waktu dipersingkat (crash cost) : biaya langsung untuk

menyelesaikan aktivitas dengan kurun waktu tersingkat.

2.8.4 Time Cost Trade Off

Dalam perencanaan proyek selain variabel waktu dan sumber daya,

variabel biaya juga mempunyai peranan penting. Biaya menjadi aspek penting

dalam manajemen, maka biaya harus dikendalikan seminimal mungkin. Terdapat

hubungan yang kuat antara waktu penyelesaian proyek dengan biaya-biaya

proyek sehingga faktor waktu harus diperhatikan dalam pengendalian biaya.

Seringkali suatu proyek harus diselesaikan lebih cepat dari rencana. Dalam hal

ini, pimpinan proyek harus berusaha untuk mempercepat penyelesaian proyek

dengan biaya minimum. Analisis mengenai pertukaran waktu dan biaya disebut

dengan time cost trade off.


48

Dalam analisa dengan menggunakan time cost trade off dengan adanya

perubahan pada waktu penyelesaian proyek maka biaya yang dikeluarkan juga

ikut berubah. Apabila waktu penyelesaian proyek dipercepat maka akan terjadi

peningkatan pada biaya langsung proyek dan penurunan pada biaya tidak

langsung. Berikut ini merupakan rumus yang digunakan dalam percepatan

proyek untuk menghitung biaya langsung, biaya tidak langsung, dan total biaya :

• Biaya langsung = Biaya langsung normal + cost slope..........................(19)

Biaya tidak langsung normal


• Biaya tidak langsung = � durasi normal
� x durasi

percepatan.............................................................................................(20)

• Total biaya = Biaya langsung + biaya tidak langsung............................(21)

Percepatan waktu penyelesaian proyek diiringi dengan adanya

penambahan biaya. Penambahan biaya digunakan untuk penambahan sumber

daya dan jam kerja. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk

melakukan percepatan penyelesaian proyek, yaitu :

1. Penambahan jumlah jam kerja atau jam lembur

2. Penambahan jumlah tenaga kerja

3. Penambahan material yang lebih cepat pemasangannya

4. Penambahan shift kerja

5. Penerapan metode kontruksi yang lebih efektif

6. Pergantian dan penambahan peralatan

Cara-cara tersebut dapat dilakukan secara kombinasi atau terpisah,

misalnya kombinasi penambahan jam kerja dengan penambahan jumlah tenaga

kerja, dan juga dapat dilakukan penambahan shift dimana unit pekerja untuk shift

siang berbeda dengan shift malam.


49

2.8.5 Prosedur Percepatan Proyek

Percepatan proyek memiliki tahapan-tahapan yang harus dillakukan

dimulai dari mengidentifikasi jalur kritis dari proyek, menghitung cost slope,

mereduksi durasi penyelesaian proyek, menghitung biaya langsung, tidak

langsung, total biaya, sampai menghitung waktu-biaya optimal. Menurut

Soeharto (dalam Dimyati dan Nurjaman, 2014), prosedur untuk melakukan

percepatan proyek dengan metode crashing, yaitu :

1. Menghitung waktu penyelesaian proyek dan mengidentifikasi jalur kritis

dengan CPM.

2. Menentukan biaya normal setiap aktivitas.

3. Menentukan biaya dipercepat setiap aktivitas.

4. Menghitung cost slope setiap komponen aktivitas

5. Mempersingkat kurun waktu aktivitas, dimulai dari aktivitas kritis yang

mempunyai cost slope terendah

6. Apabila dalam proses percepatan proyek terbentuk jalur kritis baru,

mempercepat aktivitas-aktivitas kritis yang mempunyai kombinasi cost

slope terendah.

7. Mempersingkat waktu aktivitas sampai titik proyek dipersingkat.

8. Membuat tabulasi biaya versus waktu, gambarkan dalam grafik dan

hubungkan titik normal (biaya dan waktu normal), titik-titik yang terbentuk

setiap kali mempersingkat aktivitas, sampai dengan titik proyek

dipersingkat.

9. Hitung biaya tidak langsung proyek dan tambahkan pada grafik.

10. Jumlahkan biaya langsung dan biaya tidak langsung untuk mencari biaya

total sebelum kurun waktu yang diinginkan.


50

11. Periksa pada grafik biaya total untuk mencapai waktu optimal yaitu kurun

waktu penyelesaian proyek dengan biaya terendah.

Pelaksanaan percepatan durasi proyek akan terjadi peningkatan pada

biaya langsung dan penurunan pada biaya tidak langsung dikarenakan

bertambahnya tingkat produktivitas kerja. Oleh karena itu, pilihlah total biaya dan

waktu yang optimal supaya proyek dapat lebih cepat diselesaikan secara efektif

dan efisien.

2.9 STUDI LITERATUR (STATE OF THE ART)

Studi literatur dilakukan dengan survei dan pembahasan literatur untuk

bahan pertimbangan dan referensi dalam melakukan penelitian ini. Dengan

melakukan studi literatur maka dapat membandingkan penelitian ini dengan

penelitian terdahulu. Berikut ini merupakan hasil penelitian terdahulu dengan

topik manajemen proyek, yaitu :

1. Penelitian terdahulu mengenai percepatan proyek dilakukan oleh

Rahman, Andi, dan Azhara (2015) tentang optimalisasi waktu dan biaya

dengan project crashing dan tahapan deterministik least cost scheduling

(studi kasus : proyek pembangunan pabrik pipa baja tanpa kampuh

(seamless steel pipe) PT. Artas Energi Petrogas). Metode yang

digunakan yaitu PDM (Precedence Diagram Method), project crashing,

dan least cost scheduling Percepatan proyek dilakukan dengan

penambahan jam kerja (lembur). Hasil analisis menunjukkan bahwa

didapatkan hasil biaya optimal jika memilih durasi normal 430 hari dengan

total biaya Rp. 26.457.738.538 dan waktu akan optimal jika memilih biaya
51

Rp. 29.926.478.323 dengan total durasi 331 hari yang diperoleh setelah

crashing dengan menambah jam kerja (lembur)

2. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Suherman dan Amarina (2016)

yaitu tentang analisa penjadwalan proyek menggunakan PDM dan PERT

serta crash project (studi kasus : pembangunan gedung main power

house PT. Adhi Karya). Metode yang digunakan yaitu Precedence

Diagram Method (PDM), Program Evaluation Review Technique (PERT),

dan crash project. Dari hasil penelitiannya diperoleh jalur kritis pada

proyek adalah kegiatan A-C-E-F-G-H-I-J-K-L dengan probabilitas

penyelesaian proyek selama 110 hari adalah 52%. Sedangkan biaya

optimal dari percepatan proyek dengan penambahan jam kerja lembur

adalah sebesar Rp. 1.168.150.740,68 dengan percepatan durasi kegiatan

finishing sebanyak 5 hari.

3. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Wateno, Priyoto, dan Uhad

(2017) yaitu tentang analisis waktu dan biaya dengan metode crash

duration pada keterlambatan proyek pembangunan jembatan Sel Hanyu

Kabupaten Kapuas. Percepatan proyek dilakukan dengan menggunakan

alternatif menambah jam kerja (lembur) selama 3 jam. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa waktu yang diperlukan untuk mempercepat

pelaksanaan pembangunan jembatan Sei Hanyu Kabupaten Kapuas

selama 1038 hari, dapat dipercepat 44 hari dari perencanaan semula

1082 hari. Dengan adanya percepatan penyelesaian proyek, maka

diperlukan tambahan biaya sebesar Rp. 175.160.710,43 dengan

penambahan biaya cost slope sebesar Rp. 3.980.925,24 perhari selama

44 hari, sehingga biaya optimal yang diperlukan untuk mempercepat


52

pelaksanaan proyek adalah sebesar Rp. 45.102.729.928,11 yang semula

direncanakan sebesar Rp. 44.927.569.217,68.

Dari penelitian terdahulu yang telah dipaparkan diatas terdapat beberapa

persamaan dengan penelitian ini yaitu memiliki tujuan untuk mempercepat

proyek, memahami kendala yang dapat mengakibatkan keterlambatan proyek,

mengharapkan proyek dapat selesai sesuai dengan rencana dan tidak

mengalami kerugian baik dari segi waktu dan biaya. Selain itu, metode yang

digunakan juga sama yaitu metode crashing. Sedangkan perbedaan penelitian

ini dengan penelitian terdahulu yang telah dipaparkan diatas yaitu pada

penelitian ini dilakukan percepatan proyek dengan penambahan shift kerja dan

proyek yang dijadikan objek penelitian yaitu proyek kontruksi interior.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian disusun secara terarah dan terstruktur dengan baik

untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditentukan. Pendekatan yang

dilakukan pada penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pada bab

ini akan dijelaskan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam melakukan penelitian.

3.1 OBYEK PENELITIAN

Obyek dalam penelitian ini adalah Proyek Interior Food Hall Grand

Indonesia yang berlokasi di Jakarta. Proyek tersebut dilaksanakan oleh

perusahaan kontraktor proyek yaitu PT. Biru SCK Interiorindo. Proyek ini memiliki

susunan dan mekanisme pekerjaan yang sangat kompleks sehingga berpotensi

mengalami keterlambatan waktu penyelesaian proyek.

3.2 STUDI PENDAHULUAN

Studi pendahuluan ini merupakan tahapan awal dalam penelitian.

Penelitian terlebih dahulu dilakukan dengan cara memahami permasalahan

mengenai keterlambatan penyelesaian proyek di PT. Biru SCK Interiorindo. Pada

studi pendahuluan yang dilakukan terdiri dari dua bagian, yaitu :

1. Studi pustaka

Studi pustaka dilakukan supaya dapat menghasilkan fakta yang

berdasarkan teori dan metode untuk menyelesaikan permasalahan dalam

penelitian. Studi pustaka menggunakan buku dan jurnal yang dapat

53
54

dijadikan acuan dalam penelitian. Studi literatur juga dilakukan dalam

penelitian ini dengan menggunakan penelitian sebelumnya.

2. Studi lapangan

Studi lapangan dilakukan untuk mengetahui kondisi aktual proyek yang

dilaksanakan oleh PT. Biru SCK Interiorindo dan mengetahui data apa

saja yang diperlukan dalam penelitian.

3.3 PERUMUSAN MASALAH

Tahap berikutnya dalam penelitian yaitu perumusan masalah supaya

permasalahan yang dikaji dalam penelitian jelas sehingga mempermudah

pemecahan masalah. Observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi proyek

yang dilaksanakan perusahaan, sehingga dapat diketahui pokok persoalan yang

akan dilakukan perbaikan dan evaluasi. Masalah yang dikaji yaitu keterlambatan

pada proyek kontruksi di PT. Biru SCK Interiorindo yang mendorong penulis

untuk melakukan percepatan proyek sebagai langkah antisipasi terhadap

keterlambatan waktu penyelesaian proyek. Berdasarkan perumusan masalah

yang telah dilakukan maka difokuskan bagaimana cara melakukan percepatan

proyek dengan penerapan metode crashing pada Proyek Interior Food Hall

Grand Indonesia supaya diperoleh waktu dan biaya yang optimal.

3.4 TUJUAN PENELITIAN

Penentuan tujuan penelitian sangat diperlukan untuk menentukan solusi

dari permasalahan. Berdasarkan hasil identifikasi, tujuan penelitian ini adalah :

1. Menentukan jalur kritis dengan CPM dari Proyek Interior Food Hall Grand

Indonesia.
55

2. Mengetahui struktur biaya langsung dan biaya tidak langsung dari Proyek

Interior Food Hall Grand Indonesia.

3. Mengetahui maksimal durasi proyek yang dipersingkat dengan

menerapkan metode crashing pada Proyek Interior Food Hall Grand

Indonesia.

4. Menghitung waktu dan biaya yang optimal dari percepatan proyek pada

Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia.

3.5 JENIS DATA

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang berkaitan

dengan obyek penelitian. Data penelitian tersebut dijadikan sebagai dasar dalam

melakukan analisis dan penyelesaian masalah. Terdapat 2 jenis data yang

digunakan dalam penelitian, yaitu :

1. Data primer

Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya dan dapat berupa

pengamatan, kuesioner, serta wawancara. Dalam penelitian ini, data

primer yang digunakan yaitu hasil dari observasi yang dilakukan lapangan

dan hasil wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dengan

pelaksanaan proyek.

2. Data sekunder

Data sekunder diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya atau

melalui perantara dapat berupa buku, jurnal, dan laporan. Dalam

penelitian ini, data sekunder yang digunakan yaitu daftar aktivitas, time

schedule, kurva S, RAB, hubungan antar aktivitas, dan jumlah tenaga

kerja dari Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia.


56

3.6 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Proses pengumpulan data dilakukan setelah melakukan identifikasi

terhadap data yang dibutuhkan dalam penelitian untuk memperoleh informasi

yang dapat mendukung penelitian supaya mencapai tujuan penelitian. Teknik

pengumpulan data untuk memperoleh data primer yaitu hasil observasi dan

wawancara. Observasi dilakukan dengan pengamatan langsung di lapangan

untuk mengetahui kondisi aktual dari proyek yang dilaksanakan perusahaan.

Wawancara dilakukan dengan narasumber atau pihak yang terlibat langsung

dengan proyek untuk memperoleh informasi mengenai pelaksanaan proyek.

Teknik pengumpulan data untuk memperoleh data sekunder yaitu melakukan

studi pustaka dan mengajukan data yang diperlukan dalam penelitian kepada

perusahaan. Studi pustaka dilakukan dengan cara mengumpulkan dan

mempelajari data literatur seperti buku dan jurnal yang berhubungan dengan

bidang teknik industri khususnya manajemen proyek sebagai bahan pengkajian

dari segi teoritis. Data yang diajukan kepada perusahaan untuk penelitian yaitu

daftar aktivitas, time schedule, kurva S, RAB, hubungan antar aktivitas, dan

jumlah tenaga kerja dari proyek yang diteliti.

3.7 TEKNIK PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Proses selanjutnya dalam melakukan penelitian yaitu pengolahan dan

analisis data. Data penelitian diolah kemudian disajikan dalam bentuk tabel,

grafik, dan hasil perhitungan pada penyelesaian masalah. Pengolahan dan

analisis data dilakukan secara manual dan juga dengan menggunakan Microsoft

Project. Dilakukan pula analisis data terhadap Proyek Interior Food Hall Grand

Indonesia dengan metode yang dipilih. Metode yang digunakan yaitu Work
57

Breakdown Structure (WBS), network diagram, Critical Path Method (CPM), dan

metode crashing. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut :

1. Menyusun Work Breakdown Structure.

2. Membuat network diagram.

3. Mengidentifikasi jalur kritis proyek dengan Critical Path Method.

4. Menghitung biaya langsung, biaya tidak langsung, crash duration, crash

cost, dan cost slope.

5. Menghitung durasi percepatan proyek dengan metode crashing.

6. Menghitung biaya langsung, biaya tidak langsung, dan total biaya setelah

percepatan proyek dalam time cost trade off.

Setelah langkah tersebut selesai, selanjutnya menghitung waktu dan

biaya yang optimal dari percepatan Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia

dan membuat Gantt Chart hasil percepatan proyek.

3.8 KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil analisis yang telah diperoleh maka dapat diambil suatu

kesimpulan yang berdasarkan pada tujuan penelitian dan memberikan saran

yang bermanfaat sehingga dapat dijadikan masukan untuk evaluasi bagi

perusahaan dalam melaksanakan suatu proyek.

3.9 DIAGRAM ALIR METODE PENELITIAN

Diagram alir merupakan bagan yang terdiri dari beberapa simbol tertentu

dan berfungsi untuk menggambarkan proses penelitian secara berurutan dengan

tahapan yang sistematis. Berikut ini merupakan diagram alir metode penelitian

yang terdapat tahapan dari penelitian ini.


58

Start

Studi Pendahuluan

Studi Pustaka Studi Lapangan

Perumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Pengumpulan Data

Data Primer Data Sekunder


1. Observasi 1. Daftar aktivitas Proyek
2. Wawancara Interior Food Hall Grand
Indonesia
2. Time Schedule & Kurva S
3. RAB
4. Hubungan antar aktivitas
5. Jumlah tenaga kerja

Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian

Sumber : Pengolahan Data


59

Pengolahan dan Analisis Data


1. Work Breakdown Structure
2. Network diagram
3. Critical Path Method
4. Biaya langsung, biaya tidak langsung,
crash duration, crash cost, dan cost slope
5. Percepatan proyek dengan metode
crashing
6. Biaya langsung, biaya tidak langsung, dan
total biaya setelah percepatan proyek dalam
time cost trade off

Waktu dan biaya yang optimal


dari percepatan proyek

Kesimpulan dan Saran

Finish

Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian (Lanjutan)

Sumber : Pengolahan Data


BAB IV

PENGUMPULAN DATA

Penelitian dilakukan terhadap Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia

dengan PT. Biru SCK Interiorindo sebagai kontraktor proyek. Data yang

digunakan untuk penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer

merupakan data yang diperoleh peneliti secara langsung baik melalui observasi

maupun wawancara, sedangkan data sekunder merupakan data yang diambil

secara tidak langsung seperti studi literatur dengan menggunakan buku dan

jurnal yang berkaitan dengan penelitian. Pengumpulan data primer dilakukan

dengan observasi terhadap proyek dan melakukan wawancara dengan pihak-

pihak yang terlibat dengan proyek. Pengumpulan data sekunder dilakukan

dengan studi literatur dan mengajukan kepada pihak perusahaan apa saja yang

diperlukan untuk penelitian. Data yang digunakan untuk penelitian berupa daftar

aktivitas, time schedule, kurva S, RAB, hubungan antar aktivitas, dan jumlah

tenaga kerja dari Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia.

4.1 TENTANG PERUSAHAAN

PT. Biru SCK Interiorindo merupakan perusahaan swasta yang bergerak

di bidang kontruksi interior dan furnitur. Perusahaan ini berlokasi di Jl. Ancol II

No.1 Blok G, Ancol Barat, Jakarta. Perusahaan ini menjadi salah satu

perusahaan kontraktor di Indonesia yang sudah sering menangani proyek-proyek

interior baik yang berskala besar maupun kecil dan memproduksi furnitur yang

bergaya modern sesuai dengan permintaan konsumen untuk kantor-kantor,

hotel, restoran, bank dan lain-lain. Furniture yang paling sering diproduksi yaitu

60
61

office chair, workstation, dan table. Proyek interior yang ditangani dengan

mengutamakan biaya yang murah, kualitas yang baik, dan waktu yang tepat. Hal

ini sangat diperlukan untuk meningkatkan citra perusahaan.

PT. Biru SCK Interiorindo pertama kali didirikan pada tanggal 09 Januari

1995. Pada awal didirikan perusahaan tersebut bernama PT. Biru Interiorindo

yang berada di Jakarta tepatnya di daerah Pinangsia. Perusahaan tersebut

semakin berkembang dengan bertambahnya penanaman modal baik dari pemilik

perusahaan maupun dari pihak lainnya. PT. Biru SCK. Interiorindo merupakan

perusahaan gabungan dari PT. Biru & Sons dengan Shanghai Choong Kee Pte.

Ltd. Dimana PT. Biru & Sons merupakan salah satu perusahaan kontraktor di

Jakarta dan didirikan sejak tahun 1989. Perusahaan ini bergerak sebagai

distributor dan produsen partisi dan ceiling sedangkan Shanghai Choong Kee

Pte. Ltd merupakan perusahaan kontraktor asal Singapura yang didirikan pada

tahun 1950 yang bergerak di bidang interior dan furnitur.

Seiring dengan berkembangnya perusahaan PT. Biru SCK Interiorindo,

pada tahun 2001 perusahaan tersebut membeli license sebuah perusahaan

asing yaitu, Diethelm Furniture yang berasal dari Australia. Produk utama yang

diproduksi dari Diethelm yaitu Office Chair. Perusahaan ini cukup aktif dan

seringkali mengikut berbagai jenis exhibition untuk meningkatkan keaktifan

perusahaan dan sering mengadakan kerja sama dengan berbagai pihak seperti

pemasok untuk menyediakan bahan baku untuk menunjang dan memperlancar

kegiatan produksi. PT. Biru SCK Interiorindo telah membuka beberapa cabang di

berbagai kota besar di Indonesia untuk memperluas usahanya dan semakin maju

hingga saat ini dengan meningkatkan kualitas dan memberikan pelayanan yang

maksimal bagi pelanggan.


62

Gambar 4.1 Logo PT. Biru SCK Interiorindo

Sumber : PT. Biru SCK Interiorindo (2018)

Visi adalah tujuan yang ingin dicapai perusahaan di masa yang akan

datang. Misi adalah alasan mendasar eksistensi perusahaan dan cara

perusahaan mencapai visi. Berikut ini visi dan misi PT. Biru SCK Interiorindo.

Visi dari PT. Biru SCK Interiorindo, yaitu :

1. Meningkatkan keuntungan perusahaan demi kelangsungan

tumbuhnya perusahaan.

2. Peningkatan kesejahteraan pemegang saham dan karyawan

secara kesinambungan.

3. Menjadikan perusahaan yang handal dan terus berkembang.

Misi dari PT. Biru SCK Interioriindo adalah BIRU, yaitu :

1. B = Best (berikan yang terbaik)

2. I = Innovative (Inovasi dalam produk dan pelayanan)

3. R = Reliable (Realisasikan kepercayaan pelanggan)

4. U = Unity (Usaha bersama untuk sukses)

Selain itu misi dari PT. Biru SCK Interiorindo yaitu mempertahankan serta

meningkatkan keberadaan sebagai perusahaan di bidang interior dan furnitur.


63

4.2 STRUKTUR ORGANISASI

Berdasarkan struktur organisasi perusahaan disusun secara fungsional

untuk membagikan wewenang dan tanggung jawab setiap posisi supaya

kegiatan perusahaan berjalan dengan efektif dan proses pengorganisasian

perusahaan lancar. Berikut ini merupakan bagan struktur organisasi PT. Biru

SCK Interiorindo.

Gambar 4.2 Struktur Organisasi PT. Biru SCK Interiorindo

Sumber : PT. Biru SCK Interiorindo (2018)

Pada struktur organisasi, PT. Biru SCK Interiorindo dipimpin oleh

Presiden Direktur, lalu dibawahnya ada Direktur, Ass. General Manager dan

Sekretaris. Ada tiga bagian mayor dalam struktur yaitu Office, Workshop, dan

Proyek. Pada bagian Office terdiri dari Finance, HRD dan General Affair,

Marketing, Purchasing Manager, Quantity Surveyor dan Estimator. Pada bagian

Proyek dipimpin oleh Project Manager dan dibawahnya terdapat Project


64

Coordinator, Supervisor, Engineering, Material Approval, Drafter, dan Project

Admin. Pada bagian Workshop dipimpin oleh Workshop Manager dan

dibawahnya terdapat Ass. Workshop Manager, Logistik, Quality Control Project,

Staf Logistik, Quality Qontrol Retail, PPIC Retail, PPIC Loose, dan Machine

Operation Control.

4.3 PROSES MANAJEMEN PROYEK PERUSAHAAN

Pada saat perusahaan PT. Biru SCK Interiorindo mendapatkan proyek,

sebuah desain diperoleh dari perusahaan konsultan arsitek. Owner atau pemilik

proyek menjelaskan tentang proyek yang ingin dibuat kepada konsultan yang

membantu menuangkan keinginan owner. Setelah desain disetujui oleh owner,

maka owner membuka tender dan mengundang para kontraktor untuk mengikuti

tender. Perusahaan mendapatkan undangan tender dari owner dan mengambil

dokumen tender kemudian dilakukan penawaran kepada owner. Marketing

menawarkan produk dan jasa kepada owner. Selanjutnya melalui Aanwijzing

yang merupakan klasifikasi penawaran dokumen administrasi. Dokumen

administrasi dapat menentukan penawaran ke owner kemudian diadakan

klasifikasi penawaran berikutnya pemasukan penawaran kedua jika penawaran

disetujui terdapat surat penunjukan. Proses berikutnya yaitu melakukan

negosiasi penawaran Bill of Quantity (BQ). Setelah perusahaan mendapatkan

proyek maka diadakan meeting untuk pembagian tugas pada setiap divisi di

perusahaan. Setelah itu dilanjutkan ke Project Manager untuk melakukan

perencanaan terhadap proyek dengan membuat daftar keperluan material,

peralatan, tenaga kerja, alat pendukung, transportasi, dan lainnya untuk proyek.

Selanjutnya ditujukan kepada semua bagian di perusahaan seperti Quantity


65

Surveyor, Purchasing, Finance, Engineering, Logistik, Workshop, dan Project

Coordinator. Setiap bagian perusahaan melakukan tugasnya masing-masing dan

proyek baru dapat dilaksanakan.

Gambar 4.3 Proses Manajemen Proyek Perusahaan

Sumber : PT. Biru SCK Interiorindo (2018)


66

4.4 PROYEK YANG PERNAH DITANGANI PERUSAHAAN

Berikut ini merupakan beberapa proyek interior dan furnitur yang sudah

pernah ditangani oleh PT. Biru SCK Interiorindo, yaitu :

1. Hotel, diantaranya : Hotel Alila Corridor, Hotel Novotel Acor, Health Club,

Le Meridien Hotel, dan Lobby Millenium Sirih Hotel.

2. Restoran, diantaranya : Kafe Toraja, Pearl’s-Dim Sum & Sea Food

Komplek Mediterania, dan The Spaghetti House Restaurant.

3. Bank, diantaranya yaitu Niaga KCP Metropolitan, Niaga Karawaci, Bank

Mandiri cabang Wisma Nusantara dan Ruang Komisaris BRI.

4. La Fayette Pasific Place

5. The East Tower

6. Kantor Pertamina

7. Mustika Golf Residence

8. Niaga Tower

9. Roof Top Bar Hotel Gammara

Gambar 4.4 Proyek La Fayette Pasific Place

Sumber : PT. Biru SCK Interiorindo (2018)


67

Gambar 4.5 Roof Top Bar Hotel Gammara

Sumber : PT. Biru SCK Interiorindo (2018)

4.5 PROYEK INTERIOR FOOD HALL GRAND INDONESIA

Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia merupakan proyek pembuatan

interior pada The Food Hall Grand Indonesia yang berlokasi di Jl. MH. Thamrin

No. 1 Jakarta, Indonesia. Proyek ini dimulai dari tanggal 01 Agustus 2018 dan

direncanakan selesai tanggal 30 Maret 2019. Pemilik atau owner dari proyek ini

adalah PT. Swalayan Sukses Abadi dan kontraktor proyek adalah PT. Biru SCK

Interiorindo. Grand total biaya Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia yaitu

sebesar Rp. 2.278.000.000. Biaya tersebut sudah termasuk PPN 10%. Pada

Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia terdapat 10 paket pekerjaan,

diantaranya yaitu :

1. Pekerjaan persiapan

2. Pekerjaan hoarding/partisi sementara

3. Pekerjaan demolish

4. Pekerjaan floor

5. Pekerjaan partition & new brickwall


68

6. Cover coloumn

7. Pekerjaan ceilling

8. Pekerjaan pelubangan & perapihan kembali

9. Pekerjaan wall display

10. Gate entrance

Gambar 4.6 Grand Indonesia

Sumber : Grand Indonesia (2018)

Gambar 4.7 The Food Hall Grand Indonesia

Sumber : Grand Indonesia (2018)


69

Uraian pekerjaan berisi tentang scope pekerjaan dan volume dari masing-

masing item pekerjaan. Scope proyek merupakan ruang lingkup dari proyek yang

terdiri dari pekerjaan-pekerjaan yang harus diselesaikan. Berikut ini merupakan

tabel yang menunjukkan aktivitas-aktivitas dalam Proyek Interior Food Hall Grand

Indonesia :

Tabel 4.1 Daftar Aktivitas Pada Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia

Aktivitas Uraian Pekerjaan Volume


Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia
A Pekerjaan Persiapan
A1 Pekerjaan persiapan meliputi : 21 ls
• Alat & material bantu kerja, (paku, selotip,
benang, gergaji, palu, masker, helm, dll)
• Pekerja & biaya yg berkenaan (bonus,
tunjangan dll)
• Keselamatan, kesehatan kerja lapangan
• Marking & pengukuran lapangan + pengukuran
& buat levelling lantai existing
• Contoh bahan & mock up
• Foto progress lapangan (progress 25%, 50%,
75% & 100%)
• Shop drawing & as build drawing
• Perancah, scaffolding & stager
• Delivery & pengiriman material.
B Pekerjaan Hoarding/Partisi Sementara
B1 Install partisi sementara, triplek 4 mm finish wallpaint 544,46 m²
poster/image by other, dan pintu acces uk.
1200x2400mm + kusen 1 unit finished
B2 Bongkar, pasang partisi sementara, dan bongkar pintu 300 m²
acces uk. 1200x2400mm + kusen 1 unit
B3 Bongkar partisi sementara 544,46 m²
C Pekerjaan Demolish
C1 Demolish meliputi : dinding, kolom, ceiling, plafond, 3.933 m²
lantai, peninggian jika ada dan lainnya yang ada di
seling area (kabel, ducting, hud, exhaust, ceilling
gantung besi, dan lampu tidak termasuk)
D Pekerjaan Floor
D1 Install granite tile uk.600x600mm area selling 3.579,47 m²
D2 Install granite tile uk.600x600mm teraso 105,55 m²
D3 Install granite tile uk.400x400mm area kitchen dan 248,09 m²
preparation
D4 Screed lantai dengan adukan 1 : 3 tebal rata-rata 3 cm 964,19 m²
70

Tabel 4.1 Daftar Aktivitas Pada Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia

(lanjutan)

Aktivitas Uraian Pekerjaan Volume


D5 Inlay stainless 5x20mm 76,45 m
D6 Rise floor +100 mm w/ hebel dan rise floor +80 mm 279,8 m²
area preparation
D7 Pembuatan lubang gutter preparation area finish 24 m
ceramic tile uk.300x300mm dan new grill steel stripe
frame steel angle existing w/ spray paint finish cover
drainage/gutter
D8 Waterproofing w/ membran SIKA - 2 layer dan 339,96 m²
waterproofing w/ membran SIKA - 1 layer
D9 Coring lantai 3 ", coring lantai 4 ", coring lantai 5 ", 45 unit
coring lantai 6 ", dan grouting
E Pekerjaan Partition & New Brickwall
E1 Partisi gypsum, 1 muka tanpa finish 391 m²
E2 Partisi gypsum, 2 muka tanpa finish 109 m²
E3 Dinding hebel tanpa finish 198 m²
E4 Partisi GRC 9mm, 1 muka tanpa finish dan partisi GRC 227,36 m²
9mm, 2 muka tanpa Finish
E5 Partisi plywood 9mm, 2 muka + HPL dakota oak 13 m²
E6 Finishing alkali, finishing wall paint, railing cashier uk. 1 ls
2400x900 mm, railing trolley uk. 2550x900 mm, railing
trolley uk. 5600x200 mm, dan pemasangan
plint/skerting (h.: 100mm) w/ceramic tile 600x100mm
(to match flooring) backing plywood 9mm + grout
w/alum. U 5/5 mm paint finished
F Cover Coloumn
F1 New kolom type C-01a Uk.1128 x 1128 x 3300mm 6 unit
F2 New kolom type C-01b Uk.1128 x 1128 x 3300mm 7 unit
F3 New kolom type C-02a Uk.1128 x 1128 x 3300mm dan 2 unit
new kolom type C-02b Uk.1128 x 1275 x 3300mm
F4 New kolom type C-02c Uk.1128 x 1275 x 3300mm 1 unit
F5 New kolom type C-03a Uk.1128 x 1128 x 3300mm 11 unit
F6 New kolom type C-03b Uk.1128 x 1128 x 3300mm 19 unit
F7 New kolom type C-04a Uk.1128 x 1128 x 3030mm, 8 unit
new kolom type C-04b Uk.1244 x 1064 x 3300mm,
new kolom type C-04c Uk.1705 x 1064 x 3300mm,
new kolom type C-04d Uk.1108 x 1064 x 3300mm,
new kolom type C-04e Uk.1400 x 1064 x 3300mm,
new kolom type C-04f Uk.1680 x 1064 x 3300mm dan
new kolom type C-04g Uk.1128 x 1128 x 3300mm
F8 New kolom type C-04h Uk.1128 x 914 x 3300mm 1 unit
F9 New kolom type C-04i Uk.1128 x 600 x 3300mm, new 4 unit
kolom type C-04j Uk. 1239 x 1128 x 3300mm dan new
kolom type C-04k Uk.1128 x 1128 x 3300mm
F10 New kolom type C-04l Uk.1128 x 489 x 3300mm 2 unit
71

Tabel 4.1 Daftar Aktivitas Pada Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia

(lanjutan)

Aktivitas Uraian Pekerjaan Volume


F11 New kolom type C-04m Uk.1128 x 1128 x 3300mm 1 unit
G Pekerjaan Ceilling
G1 Pengecatan expose ceilling 3.684,91 m²
G2 Decarative ceiling lebar 1200, T 100mm lengkap 1 ls
termasuk penggantung, ceiling gypsum area
preparation maupun kitchen dan drop ceiling gypsum
area kitchen
G3 Steel decorative L 270mm (area fruit & veggie) dan 1 ls
tempat poster Uk. 270x1000mm (poster by other)
H Pekerjaan Pelubangan + Perapihan Kembali
H1 Pelubangan power outlet on floor 250w 65 ttk
H2 Pelubangan ceilling lampu TL 1x36 watt 30 ttk
I Pekerjaan Wall Display
I1 Area home, kichen ware to diapers meliputi : 1 ls
• Partisi gypsum, 1 muka tanpa finish, drop L
450mm, and decorative wall display T 1030
mm (poster by other)
I2 Area mix beverage & traditional snack meliputi : 1 ls
• Partisi gypsum, 1 muka tanpa finish, drop L
450mm, drop L 823mm, and decorative wall
display T 1030 mm (poster by other)
I3 Area deli catessen - fresh milk meliputi : 1 ls
• Partisi gypsum, 1 muka tanpa finish, drop L
450mm, and decorative wall display T 1030
mm (poster by other)
I4 Area bakery – pharmacy natural meliputi : 1 ls
• Partisi gypsum, 1 muka tanpa finish, drop L 450
mm, decorative wall display T 1030 mm (poster
by other), rak gantung Uk. 1400 x 1640 x 300
mm (poster by other), signage "bread bakery"
Uk. 3021 x 400 mm, and backwall bakery uk.
6570 x (1870 + 400 mm) mm lengkap
terpasang aksesoris (cabinet by furniture)
I5 Area kitchen meliputi : 1 ls
• Install keramik dinding 25x40 cm KIA luxury
white
• List atas dinding keramik Uk. 50x270mm
• Rak 1 Uk. 1200x1600mm (poster by other)
• Rak 1 Uk. 1200x1600mm (poster by other)
• Steel decorative L 600 mm
• Plywood decorative L 600 mm
• Conter kitchen Uk. 900x600mm
72

Tabel 4.1 Daftar Aktivitas Pada Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia

(lanjutan)

Aktivitas Uraian Pekerjaan Volume


I6 Area beef – paultry & fish meliputi : 1 ls
• Install keramik dinding 25x40 cm KIA luxury
white
• Steel decorative L 600 mm
• Plywood decorative L 600 mm
• Drop plafond T. 900, L. 1807 mm
• Penutup depan showcase T 350mm
J Gate Entrance
J1 Gate entrance tampak A meliputi : 1 ls
• Gawangan gate entrance sisi depan : gypsum
12mm H 150mm, gypsum 12mm L 200mm,
dan plywood 12mm H 100mm
• Gawangan gate entrance sisi bawah : plywood
12mm L 1500mm, gypsum 12mm L 1090mm
• Gawangan gate entrance sisi belakang : GRC
12mm H 820mm
• Cover kolom as S-12 H 3400mm (kolom bulat
tidak termasuk);
• Cover kolom as S-10 H 3400mm (kolom bulat
tidak termasuk)
J2 Gate entrance tampak D meliputi : 1 ls
• Gawangan gate entrance sisi depan : gypsum
12mm H 150mm, gypsum 12mm L 200mm,
dan plywood 12mm H 100mm
• Gawangan gate entrance sisi bawah : plywood
12mm L 1500mm, gypsum 12mm L 1090mm
• Gawangan gate entrance sisi belakang : GRC
12mm H 820mm
• Cover kolom as M-6 H 3400mm (hanya 2 sisi)
• Cover kolom as K-6 H 3400mm (hanya 2 sisi)
Sumber : PT. Biru SCK Interiorindo (2018)

Pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa setiap pekerjaan Proyek Interior

Food Hall Grand Indonesia dinyatakan dengan simbol aktivitas untuk

mempermudah dalam mengurutkan setiap hubungan antar aktivitas yang akan

digunakan dalam membuat network diagram atau jaringan kerja proyek misalnya

install granite tile uk.600x600mm area selling dinyatakan dengan simbol D1.
73

Pada partisi plywood 9mm, 2 muka + HPL dakota oak dinyatakan dengan simbol

E5. Selain itu, pada daftar aktivitas juga disertai dengan volume dari masing-

masing aktivitas dalam proyek.

4.5.1 Time Schedule

Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia memiliki jadwal pelaksanaan

proyek dari tanggal 01 Agustus 2018 dan direncanakan selesai pada tanggal 30

Maret 2019. Jadwal pelaksanaan proyek diperoleh dari hasil perencanaan

proyek. Untuk melakukan analisa terhadap penjadwalan diawali dengan

mengidentifikasikan semua aktivitas dalam suatu proyek termasuk durasi dari

suatu aktivitas dan mengidentifikasi aktivitas yang menjadi predecessor bagi

aktivitas yang lain. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan time schedule

Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia :

Tabel 4.2 Time schedule Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia

Activity Duration (day) Predecessors Overlap


Proyek Interior Food Hall
242
Grand Indonesia
Start 0 - FS
A1 7 Start FS
B1 7 A1 FS
B2 21 E2, E3 FS
B3 14 E2, E3 FS
C1 21 B1 FS
D1 70 C1 FS
D2 21 B1 FS
D3 21 D2 FS
D4 35 B1 FS
D5 14 B1 FS
D6 21 D3, D8, G1 FS
D7 7 D4, D5 FS
D8 14 D9 FS
D9 21 D1, D7 FS
E1 84 B1 FS
E2 21 B1 FS
74

Tabel 4.2 Time schedule Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia (lanjutan)

Activity Duration (day) Predecessors Overlap


E3 49 B1 FS
E4 42 E1 FS
E5 28 B2, B3, E6 FS
E6 35 E3 FS
F1 21 F9, F10 FS
F2 28 B1 FS
F3 14 B1 FS
F4 14 F1, F5, F6, F8, J1 FS
F5 98 F3 FS
F6 63 F3 FS
F7 14 F4 FS
F8 14 F3 FS
F9 21 F2 FS
F10 28 F2 FS
F11 14 F4 FS
G1 91 C1 FS
G2 28 D6, H2 FS
G3 21 G2 FS
H1 35 C1 FS
H2 28 H1 FS
I1 28 C1 FS
I2 21 C1 FS
I3 21 I1, I2 FS
I4 28 I3 FS
I5 28 G2, I3 FS
I6 21 E4, E5, I4 FS
J1 28 F3 FS
J2 25 F7, F11, G3, I5 FS
Finish 0 I6, J2 FS
Sumber : PT. Biru SCK Interiorindo (2018)

Pada time schedule Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia meliputi

durasi yaitu jumlah kurun waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan masing-

masing aktivitas, waktu awal dimulainya pelaksanaan proyek, hubungan

ketergantungan antar aktivitas yang dinyatakan dengan predecessor yaitu

aktivitas pendahulu dari setiap aktivitas. Hal ini berarti aktivitas D9 yang memiliki

durasi selama 21 hari terdapat predecessor atau aktivitas pendahulu yaitu

aktivitas D1 dan D7. Hal tersebut juga berlaku untuk aktivitas-aktivitas yang
75

lainnya dalam proyek sesuai dengan hubungan ketergantungan antar aktivitas.

Jam kerja pada Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia yaitu 8 jam/hari

termasuk jam istirahat dimulai dari jam 08.00 WIB sampai dengan jam 16.00

WIB. Pada penelitian ini dilakukan analisis percepatan proyek dengan

penambahan shift kerja menjadi 2 shift kerja perhari dimana shift 1 pada jam

08.00 WIB – 16.00 WIB sedangkan shift 2 pada jam 16.00 WIB – 24.00 WIB.

4.5.2 Biaya Langsung dan Tidak Langsung Proyek

Biaya merupakan salah satu aspek penting dalam suatu proyek untuk

mengadakan sumber daya dan penunjang yang digunakan dalam penyelesaian

proyek. Grand Total biaya Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia yaitu

sebesar Rp. 2.278.000.000 dan sudah termasuk PPN 10%. Biaya proyek dapat

dilihat pada Rancangan Anggaran Biaya (RAB) Proyek Interior Food Hall Grand

Indonesia. Pada total biaya proyek terdiri dari biaya langsung dan biaya tidak

langsung. Biaya langsung merupakan biaya yang berkaitan secara langsung

dengan volume pekerjaan dalam proyek. Total biaya langsung dari Proyek

Interior Food Hall Grand Indonesia yaitu sebesar Rp. 2.020.932.378. Berikut ini

rincian biaya langsung dari Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia :

Tabel 4.3 Biaya Langsung Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia

No. Aktivitas Biaya langsung


1. A1 Rp. 27.529.400
2. B1 Rp. 62.279.449
3. B2 Rp. 14.637.600
4. B3 Rp. 8.656.938
5. C1 Rp. 82.199.700
6. D1 Rp. 315.709.430
7. D2 Rp. 9.309.713
8. D3 Rp. 21.881.194
9. D4 Rp. 52.451.680
76

Tabel 4.3 Biaya Langsung Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia (lanjutan)

No. Aktivitas Biaya langsung


10. D5 Rp. 5.558.060
11. D6 Rp. 32.430.297
12. D7 Rp. 5.518.800
13. D8 Rp. 83.567.725
14. D9 Rp. 6.560.000
15. E1 Rp. 35.229.100
16. E2 Rp. 14.486.100
17. E3 Rp. 40.075.200
18. E4 Rp. 43.122.772
19. E5 Rp. 7.446.400
20. E6 Rp. 64.793.084
21. F1 Rp. 47.860.800
22. F2 Rp. 56.660.800
23. F3 Rp. 16.676.200
24. F4 Rp. 5.547.000
25. F5 Rp. 64.705.300
26. F6 Rp. 128.795.300
27. F7 Rp. 30.037.700
28. F8 Rp. 4.254.200
29. F9 Rp. 18.666.300
30. F10 Rp. 15.723.000
31. F11 Rp. 7.594.900
32. G1 Rp. 212.251.046
33. G2 Rp. 92.604.184
34. G3 Rp. 11.063.800
35. H1 Rp. 572.000
36. H2 Rp. 354.000
37. I1 Rp. 32.095.200
38. I2 Rp. 11.015.100
39. I3 Rp. 29.356.000
40. I4 Rp. 33.819.300
41. I5 Rp.176.613.850
42. I6 Rp. 34.181.800
43. J1 Rp. 27.876.400
44. J2 Rp. 29.165.556
Total Rp. 2.020.932.378
Sumber : PT. Biru SCK Interiorindo (2018)

Biaya tidak langsung merupakan biaya yang tidak berkaitan secara

langsung dengan volume pekerjaan dalam proyek namun dapat berkontribusi

terhadap penyelesaian proyek. Total biaya tidak langsung Proyek Interior Food
77

Hall Grand Indonesia yaitu sebesar Rp. 49.976.713. Berikut ini adalah rincian

biaya tidak langsung dari Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia :

Tabel 4.4 Biaya Tidak Langsung Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia

No. Rincian Biaya tidak langsung


Administrasi, management proyek dan method
1. Rp. 5.035.613
of statement
2. Overhead Rp. 6.352.900
3. Pembuangan sampah dan kebersihan harian Rp. 7.058.800
4. Asuransi tenaga kerja (Astek) Rp. 7.058.800
5. Security Rp. 12.705.900
6. General cleaning service profesional Rp. 11.764.700
Total Rp. 49.976.713
Sumber : PT. Biru SCK Interiorindo (2018)

4.5.3 Tenaga Kerja Proyek

Tenaga kerja merupakan salah satu sumber daya yang diperlukan untuk

menjalankan aktivitas dalam proyek supaya dapat mencapai tujuan proyek.

Tenaga kerja memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap waktu dan biaya

penyelesaian aktivitas dalam proyek. Berikut ini alokasi tenaga kerja yang

diperlukan pada setiap aktivitas dari Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia :

Tabel 4.5 Alokasi Tenaga Kerja Pada Setiap Aktivitas dalam Proyek

No. Aktivitas Alokasi tenaga kerja (orang)


1. A1 2
2. B1 3
3. B2 4
4. B3 3
5. C1 3
6. D1 2
7. D2 1
8. D3 3
9. D4 2
10. D5 2
11. D6 4
78

Tabel 4.5 Alokasi Tenaga Kerja Pada Setiap Aktivitas dalam Proyek (lanjutan)

No. Aktivitas Alokasi Tenaga Kerja (orang)


12. D7 2
13. D8 3
14. D9 4
15. E1 2
16. E2 3
17. E3 2
18. E4 4
19. E5 3
20. E6 6
21. F1 3
22. F2 3
23. F3 4
24. F4 1
25. F5 2
26. F6 2
27. F7 7
28. F8 1
29. F9 3
30. F10 2
31. F11 2
32. G1 2
33. G2 2
34. G3 2
35. H1 1
36. H2 1
37. I1 2
38. I2 2
39. I3 2
40. I4 3
41. I5 4
42. I6 4
43. J1 3
44. J2 3
Sumber : PT. Biru SCK Interiorindo (2018)

Pada Tabel 4.5 menunjukkan bahwa alokasi tenaga kerja yang diperlukan

untuk menyelesaikan setiap aktivitas dalam Proyek Interior Food Hall Grand

Indonesia. Percepatan dilakukan dengan meningkatkan produktivitas kerja

supaya proyek dapat diselesaikan dengan yang lebih cepat.


BAB V

PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Pada bab ini berisi mengenai pengolahan terhadap data yang diperoleh

dari hasil pengumpulan data dan analisis data untuk mencapai tujuan dari

penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis percepatan proyek dengan

penerapan metode crashing pada Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia.

Percepatan proyek dilakukan dengan penambahan shift kerja untuk

mempercepat produktivitas kerja proyek dengan 2 shift kerja. Perhitungan

dilakukan secara manual dan menggunakan Microsoft Project.

5.1 PENYUSUNAN WORK BREAKDOWN STRUCTURE

Tahapan awal dalam pengolahan dan analisis data yaitu menyusun Work

Breakdown Structure (WBS) yang digunakan untuk melakukan penguraian

terhadap masing-masing pekerjaan dalam proyek supaya lebih jelas dan spesifik.

Dengan WBS, pekerjaan dalam proyek maka akan terbagi menjadi sub

pekerjaan atau aktivitas dimana disusun berdasarkan level. WBS dijadikan

sebagai acuan pekerjaan dalam proses pelaksanaan Proyek Interior Food Hall

Grand Indonesia untuk mempermudah dalam proses pengerjaan sehingga

tahapan dalam pengerjaan aktivitas dalam proyek dapat disusun secara teratur.

Penyusunannya dilakukan dengan cara top down supaya komponen-komponen

aktivitas dapat berorientasi ke tujuan proyek. Pembuatan Work Breakdown

Structure (WBS) harus berdasarkan daftar aktivitas proyek. Berikut ini

merupakan Work Breakdown Structure (WBS) pada Proyek Interior Food Hall

Grand Indonesia :

79
80

Tabel 5.1 WBS Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia

WBS Aktivitas Uraian Pekerjaan


1 Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia
1.1 A Pekerjaan Persiapan
1.1.1 A1 Pekerjaan persiapan meliputi :
• Alat & material bantu kerja, (paku, selotip,
benang, gergaji, palu, masker, helm, dll)
• Pekerja & biaya yg berkenaan (bonus, tunjangan)
• Keselamatan, kesehatan kerja lapangan
• Marking & pengukuran lapangan + pengukuran &
buat levelling lantai existing
• Contoh bahan & mock up
• Foto progress lapangan (progress 25%, 50%,
75% & 100%)
• Shop drawing & as build drawing
• Perancah, scaffolding & stager
• Delivery & pengiriman material.
1.2 B Pekerjaan Hoarding/Partisi Sementara
1.2.1 B1 Install partisi sementara, triplek 4 mm finish wallpaint
poster/image by other, dan pintu acces uk.
1200x2400mm + kusen 1 unit finished
1.2.2 B2 Bongkar, pasang partisi sementara, dan bongkar pintu
acces uk. 1200x2400mm + kusen 1 unit
1.2.3 B3 Bongkar partisi sementara
1.3 C Pekerjaan Demolish
1.3.1 C1 Demolish meliputi : dinding, kolom, ceiling, plafond,
lantai, peninggian jika ada dan lainnya yang ada di seling
area (kabel, ducting, hud, exhaust, ceilling gantung besi,
dan lampu tidak termasuk)
1.4 D Pekerjaan Floor
1.4.1 D1 Install granite tile uk.600x600mm area selling
1.4.2 D2 Install granite tile uk.600x600mm teraso
1.4.3 D3 Install granite tile uk.400x400mm area kitchen dan
preparation
1.4.4 D4 Screed lantai dengan adukan 1 : 3 tebal rata-rata 3 cm
1.4.5 D5 Inlay stainless 5x20mm
1.4.6 D6 Rise floor +100 mm w/ hebel dan rise floor +80 mm area
preparation
1.4.7 D7 Pembuatan lubang gutter preparation area finish ceramic
tile uk.300x300mm dan new grill steel stripe frame steel
angle existing w/ spray paint finish cover drainage/gutter
1.4.8 D8 Waterproofing w/ membran SIKA - 2 layer dan
waterproofing w/ membran SIKA - 1 layer
1.4.9 D9 Coring lantai 3 ", coring lantai 4 ", coring lantai 5 ",
coring lantai 6 ", dan grouting
1.5 E Pekerjaan Partition & New Brickwall
1.5.1 E1 Partisi gypsum, 1 muka tanpa finish
1.5.2 E2 Partisi gypsum, 2 muka tanpa finish
81

Tabel 5.1 WBS Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia (lanjutan)

WBS Aktivitas Uraian Pekerjaan


1.5.3 E3 Dinding hebel tanpa finish
1.5.4 E4 Partisi GRC 9mm, 1 muka tanpa finish dan partisi GRC
9mm, 2 muka tanpa Finish
1.5.5 E5 Partisi plywood 9mm, 2 muka + HPL dakota oak
1.5.6 E6 Finishing alkali, finishing wall paint, railing cashier uk.
2400x900 mm, railing trolley uk. 2550x900 mm, railing
trolley uk. 5600x200 mm, dan pemasangan plint/skerting
(h.: 100mm) w/ceramic tile 600x100mm (to match
flooring) backing plywood 9mm + grout w/alum. U 5/5
mm paint finished
1.6 F Cover Coloumn
1.6.1 F1 New kolom type C-01a Uk.1128 x 1128 x 3300mm
1.6.2 F2 New kolom type C-01b Uk.1128 x 1128 x 3300mm
1.6.3 F3 New kolom type C-02a Uk.1128 x 1128 x 3300mm dan
new kolom type C-02b Uk.1128 x 1275 x 3300mm
1.6.4 F4 New kolom type C-02c Uk.1128 x 1275 x 3300mm
1.6.5 F5 New kolom type C-03a Uk.1128 x 1128 x 3300mm
1.6.6 F6 New kolom type C-03b Uk.1128 x 1128 x 3300mm
1.6.7 F7 New kolom type C-04a Uk.1128 x 1128 x 3030mm, new
kolom type C-04b Uk.1244 x 1064 x 3300mm, new kolom
type C-04c Uk.1705 x 1064 x 3300mm, new kolom type
C-04d Uk.1108 x 1064 x 3300mm, new kolom type C-
04e Uk.1400 x 1064 x 3300mm, new kolom type C-04f
Uk.1680 x 1064 x 3300mm dan new kolom type C-04g
Uk.1128 x 1128 x 3300mm
1.6.8 F8 New kolom type C-04h Uk.1128 x 914 x 3300mm
1.6.9 F9 New kolom type C-04i Uk.1128 x 600 x 3300mm, new
kolom type C-04j Uk. 1239 x 1128 x 3300mm dan new
kolom type C-04k Uk.1128 x 1128 x 3300mm
1.6.10 F10 New kolom type C-04l Uk.1128 x 489 x 3300mm
1.6.11 F11 New kolom type C-04m Uk.1128 x 1128 x 3300mm
1.7 G Pekerjaan Ceilling
1.7.1 G1 Pengecatan expose ceilling
1.7.2 G2 Decarative ceiling lebar 1200, T 100mm lengkap
termasuk penggantung, ceiling gypsum area preparation
maupun kitchen dan drop ceiling gypsum area kitchen
1.7.3 G3 Steel decorative L 270mm (area fruit & veggie) dan
tempat poster Uk. 270x1000mm (poster by other)
1.8 H Pekerjaan Pelubangan + Perapihan Kembali
1.8.1 H1 Pelubangan power outlet on floor 250w
1.8.2 H2 Pelubangan ceilling lampu TL 1x36 watt
1.9 I Pekerjaan Wall Display
1.9.1 I1 Area home, kichen ware to diapers meliputi :
• Partisi gypsum, 1 muka tanpa finish
• Drop L 450mm and decorative wall display T
1030 mm (poster by other)
82

Tabel 5.1 WBS Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia (lanjutan)

WBS Aktivitas Uraian Pekerjaan


1.9.2 I2 Area mix beverage & traditional snack meliputi :
• Partisi gypsum, 1 muka tanpa finish
• Drop L 450mm dan drop L 823mm
• Decorative wall display T 1030 mm (poster by
other)
1.9.3 I3 Area deli catessen - fresh milk meliputi :
• Partisi gypsum, 1 muka tanpa finish
• Drop L 450mm dan decorative wall display T
1030 mm (poster by other)
1.9.4 I4 Area bakery – pharmacy natural meliputi :
• Partisi gypsum, 1 muka tanpa finish
• Drop L 450mm
• Decorative wall display T 1030 mm (poster by
other)
• Rak gantung Uk. 1400 x 1640 x 300 mm (poster
by other)
• Signage "bread bakery" Uk. 3021 x 400 mm
• Backwall bakery uk.6570 x (1870 + 400mm) mm
Lengkap terpasang aksesoris (cabinet by
furniture)
1.9.5 I5 Area kitchen meliputi :
• Install keramik dinding 25x40 cm KIA luxury white
• List atas dinding keramik Uk. 50x270mm
• Rak 1 Uk. 1200x1600mm (poster by other)
• Rak 1 Uk. 1200x1600mm (poster by other)
• Steel decorative L 600 mm, plywood decorative L
600 mm, dan conter kitchen Uk. 900x600mm
1.9.6 I6 Area beef – paultry & fish meliputi :
• Install keramik dinding 25x40 cm KIA luxury white
• Steel decorative L 600 mm dan plywood
decorative L 600 mm
• Drop plafond T. 900, L. 1807 mm dan penutup
depan showcase T 350mm
1.10 J Gate Entrance
1.10.1 J1 Gate entrance tampak A meliputi :
• Gawangan gate entrance sisi depan : gypsum
12mm H 150mm, gypsum 12mm L 200mm, dan
plywood 12mm H 100mm
• Gawangan gate entrance sisi bawah : plywood
12mm L 1500mm, gypsum 12mm L 1090mm
• Gawangan gate entrance sisi belakang : GRC
12mm H 820mm
• Cover kolom as S-12 H 3400mm (kolom bulat
tidak termasuk);
• Cover kolom as S-10 H 3400mm (kolom bulat
tidak termasuk)
83

Tabel 5.1 WBS Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia (lanjutan)

WBS Aktivitas Uraian Pekerjaan


1.10.3 J2 Gate entrance tampak D meliputi :
• Gawangan gate entrance sisi depan : gypsum
12mm H 150mm, gypsum 12mm L 200mm, dan
plywood 12mm H 100mm
• Gawangan gate entrance sisi bawah : plywood
12mm L 1500mm, gypsum 12mm L 1090mm
• Gawangan gate entrance sisi belakang : GRC
12mm H 820mm
• Cover kolom as M-6 H 3400mm (hanya 2 sisi)
• Cover kolom as K-6 H 3400mm (hanya 2 sisi)
Sumber : Pengolahan Data

Work Breakdown Structure (WBS) mendefinisikan proyek dengan

membagi dalam subkomponen besar atau tasks, kemudian dibagi ke dalam

komponen yang lebih detail dan terakhir dalam bentuk aktivitas atau work

packages. Berdasarkan Tabel 5.1 diatas terdapat WBS dari Proyek Interior Food

Hall Grand Indonesia, level 0 menyatakan proyeknya, level 1 menyatakan major

tasks dalam proyek yang terdiri dari 10 major tasks, dan aktivitas-aktivitas proyek

sebanyak 44 aktivitas berada pada level 2.

5.2 PEMBUATAN NETWORK DIAGRAM

Pada tahapan ini dilakukan pembuatan network diagram atau jaringan

kerja pada Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia. Network diagram

digunakan sebagai alat untuk merencanakan, menjadwalkan dan memonitor

kemajuan proyek tersebut. Pembuatan jaringan kerja dilakukan dengan

menjelaskan hubungan antar aktivitas dan kurun waktu yang diperlukan untuk

menyelesaikan aktivitas dalam proyek. Network diagram dibentuk berdasarkan

logika ketergantungan suatu aktivitas dengan aktivitas lain dalam menyelesaikan

proyek secara keseluruhan. Network diagram dari Proyek Interior Food Hall
84

Grand Indonesia terdapat beberapa jalur atau rangkaian aktivitas yang disusun

dari 44 aktivitas untuk menyelesaikan proyek tersebut. Jaringan kerja pada

Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia sangat kompleks dengan terdapat

banyaknya aktivitas yang membentuk jalur. Pembuatan network diagram pada

proyek tersebut dilakukan dengan menggunakan pendekatan AON (Activity on

Node). Pada diagram AON, aktivitas dinyatakan dengan node sedangkan

hubungan ketergantungan antar aktivitas dinyatakan dengan tanda panah yang

terdapat diantara node. Berikut ini merupakan network diagram atau jaringan

kerja dari Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia.

NETWORK DIAGRAM PROYEK INTERIOR FOOD HALL GRAND INDONESIA

F2 F9 F1

F10 J1

F3 F5 F4 F7

D2 F6 F11

D4 D3 F8

D5 D7 G3

START A1 B1 C1 D1 D9 D8 D6 G2 I5 J2 FINISH

G1
H2

I1 H1

I2 I3 I4 I6

E6

E3 B2 E5

E2 B3

E1 E4

Gambar 5.1 Network Diagram Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia

Sumber : Pengolahan Data


85

5.3 IDENTIFIKASI JALUR KRITIS

Setelah network diagram dibuat tahapan selanjutnya yaitu

mengidentifikasi jalur kritis dengan menggunakan Critical Path Method (CPM)

pada Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia. Dengan CPM, maka dapat

diketahui lintasan kritis yaitu lintasan yang memiliki rangkaian aktivitas dengan

total durasi terpanjang. Jalur kritis dapat ditentukan terlebih dahulu dengan

perhitungan yang dilakukan melalui 2 cara yaitu forward pass dan backward pass

untuk menentukan earliest start (ES), earliest finish (EF), latest start (LS), dan

latest finish (LF). Untuk menghitung nilai EET (Earliest Event Time) dilakukan

dengan perhitungan maju, yang dimulai dari aktivitas paling awal kemudian

dilanjutkan dengan aktivitas selanjutnya. Pada forward pass digunakan untuk

menghitung nilai EF setiap aktivitas dengan perhitungan menggunakan rumus

yaitu EF = ES + Activity time. Nilai ES untuk aktivitas pertama yaitu 0, setelah

diperoleh nilai EF maka nilai ini akan menjadi nilai ES pada aktivitas selanjutnya.

Apabila ada beberapa aktivitas pada aktivitas berikutnya maka dipilih nilai EF

paling besar untuk menjadi nilai ES pada aktivitas berikutnya dengan

menggunakan rumus yaitu ES = Max (EF of all immediate predecessors). Untuk

menghitung nilai LET (Latest Event Time) dilakukan dengan perhitungan mundur,

yang dimulai dari aktivitas paling akhir kemudian dilanjutkan dengan aktivitas

sebelumnya. Pada backward pass digunakan untuk menghitung nilai LS setiap

aktivitas dengan perhitungan menggunakan rumus yaitu LS = LF – Activity time.

Nilai pertama dari nilai LF yaitu nilai EF dari aktivitas terakhir. Apabila ada

beberapa aktivitas pada aktivitas yang mengikuti maka dipilih nilai LS paling kecil

untuk dijadikan nilai LF pada aktivitas pendahulu dengan menggunakan rumus

yaitu LF = Min (LS of all immediate folllowing activities).


86

Setelah melakukan perhitungan forward pass dan backward pass maka

telah diperoleh nilai ES, EF, LS, dan LF dari setiap aktivitas dalam proyek.

Langkah berikutnya yaitu dilakukan perhitungan slack dari setiap aktivitas

dengan menggunakan rumus yaitu Slack = LS – ES atau Slack = LF – EF. Slack

adalah waktu longgar yang dimiliki oleh suatu aktivitas yang dapat ditunda tanpa

menyebabkan keterlambatan proyek secara keseluruhan. Menentukan jalur kritis

dilakukan dengan melihat nilai slack setiap aktivitas pada masing-masing jalur

yang berada pada network diagram proyek. Aktivitas dengan total slack yang

nilainya 0 termasuk dalam aktivitas yang berada di jalur kritis. Berikut ini tabel

hasil perhitungan CPM pada Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia :

Tabel 5.2 Hasil Perhitungan CPM Pada Proyek

Forward Backward
Pass Pass On
Duration Total
No Activity Earliest Earliest Latest Latest Critical
(day) Slack
Start Finish Start Finish Path
(ES) (EF) (LS) (LF)
1 A1 7 0 7 0 7 0 Yes
2 B1 7 7 14 7 14 0 Yes
3 B2 21 63 84 172 193 109 No
4 B3 14 63 77 179 193 116 No
5 C1 21 14 35 14 35 0 Yes
6 D1 70 35 105 35 105 0 Yes
7 D2 21 14 35 98 119 84 No
8 D3 21 35 56 119 140 84 No
9 D4 35 14 49 63 98 49 No
10 D5 14 14 28 84 98 70 No
11 D6 21 140 161 140 161 0 Yes
12 D7 7 49 56 98 105 49 No
13 D8 14 126 140 126 140 0 Yes
14 D9 21 105 126 105 126 0 Yes
15 E1 84 14 98 95 179 81 No
16 E2 21 14 35 151 172 137 No
17 E3 49 14 63 109 158 95 No
18 E4 42 98 140 179 221 81 No
19 E5 28 98 126 193 221 95 No
20 E6 35 63 98 158 193 95 No
87

Tabel 5.2 Hasil Perhitungan CPM Pada Proyek (lanjutan)

Forward Backward
Pass Pass On
Duration Total
No Activity Earliest Earliest Latest Latest Critical
(day) Slack
Start Finish Start Finish Path
(ES) (EF) (LS) (LF)
21 F1 21 70 91 168 189 98 No
22 F2 28 14 42 112 140 98 No
23 F3 14 14 28 77 91 63 No
24 F4 14 126 140 189 203 63 No
25 F5 98 28 126 91 189 63 No
26 F6 63 28 91 126 189 98 No
27 F7 14 140 154 203 217 63 No
28 F8 14 28 42 175 189 147 No
29 F9 21 42 63 147 168 105 No
30 F10 28 42 70 140 168 98 No
31 F11 14 140 154 203 217 63 No
32 G1 91 35 126 49 140 14 No
33 G2 28 161 189 161 189 0 Yes
34 G3 21 189 210 196 217 7 No
35 H1 35 35 70 98 133 63 No
36 H2 28 70 98 133 161 63 No
37 I1 28 35 63 140 168 105 No
38 I2 21 35 56 147 168 112 No
39 I3 21 63 84 168 189 105 No
40 I4 28 84 112 193 221 109 No
41 I5 28 189 217 189 217 0 Yes
42 I6 21 140 161 221 242 81 No
43 J1 28 28 56 161 189 133 No
44 J2 25 217 242 217 242 0 Yes
Sumber : Pengolahan Data

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan CPM untuk

mencari jalur kritis maka terdapat 10 aktivitas yang termasuk ke dalam jalur kritis

dimana pada jalur tersebut memiliki durasi terpanjang yaitu selama 242 hari.

Jalur kritis yang terdapat pada Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia, yaitu :

A1-B1-C1-D1-D9-D8-D6-G2-I5-J2. Hal ini menandakan bahwa aktivitas-aktivitas

kritis tersebut tidak memiliki waktu tenggang untuk penundaan. Apabila terjadi

penundaan pada aktivitas kritis maka waktu penyelesaian proyek akan terlambat.
88

Aktivitas-aktivitas yang termasuk ke dalam jalur kritis pada Proyek Interior Food

Hall Grand Indonesia yaitu sebagai berikut :

1. A1 : Pekerjaan persiapan

2. B1 : Install partisi sementara, triplek 4 mm finish wallpaint poster/image by

other, dan pintu acces uk. 1200x2400mm + kusen 1 unit finished

3. C1 : Demolish meliputi dinding, kolom, ceiling, plafond, lantai, peninggian

jika ada dan lainnya yang ada di selling area (kabel, ducting, hud,

exhaust, ceilling gantung besi, dan lampu tidak termasuk)

4. D1 : Install granite tile uk.600x600mm area selling

5. D6 : Rise floor +100 mm w/ hebel dan rise floor +80 mm area preparation

6. D8 : Waterproofing w/ membran SIKA - 2 layer dan waterproofing w/

membran SIKA - 1 layer

7. D9 : Coring lantai 3 ", coring lantai 4 ", coring lantai 5 ", coring lantai 6

", dan grouting

8. G2 : Decarative ceiling lebar 1200, T 100mm lengkap termasuk

penggantung, ceiling gypsum area preparation maupun kitchen dan drop

ceiling gypsum area kitchen

9. I5 : Pekerjaan wall display area kitchen

10. J2 : Gate entrance tampak D

Aktivitas-aktivitas kritis tersebut sangat berpengaruh terhadap proyek

sehingga harus dilakukan pengawasan secara ketat dan harus cepat

diselesaikan serta dilakukan evaluasi intensif. Network diagram CPM Proyek

Interior Food Hall Grand Indonesia di Jakarta disusun dengan menggunakan

notasi dan tanda panah. Pada notasi terdapat keterangan aktivitas, durasi,

earliest start (ES), earliest finish (EF), latest start (LS), dan latest finish (LF).
NETWORK DIAGRAM CPM PROYEK INTERIOR FOOD HALL GRAND INDONESIA

Legend

Jalur Non Kritis


F2 F9 F1
14 42 42 63 70 91

112 140 147 168 168 189


28 21 21 Jalur Kritis

ACT
ES EF

F10 28
J1 LS LF
Notasi Aktivitas
42 70 56
DUR

140 168 161 189

28 28

F3 F7
14 28 F5 F4
28 126 126 140 140 154

77 91 217
91 189 189 203 203
14 14
98 14

D2 F6 F11
14 35 28 91 140 154

98 119 126 189 203 217


21 63 14

D4 D3 F8
14 49 35 56 28 42

63 98 119 140 175 189


35 21 14

D5 D7 G3
14 28 49 56 189 210

84 98 98 105 196 217

14 7 21

A1 B1 C1 D1 D9 D6 G2 I5 J2
0 7 7 14 14 35 35 105 105 126 D8 140 161 161 189 189 217 217 242
126 140
START FINISH
0 7 7 14 14 35 35 105 105 126 140 161 161 189 189 217 217 242
126 140
7 7 21 70 21 21 28 28 25
14

G1
35 126

H2
49 140 70 98
91

133 161
28

I1 H1
35 63 35 70

Sumber : Pengolahan Data


140 168 98 133
28 35

I2 I3 I4 I6
35 56 63 84 84 112 140 161

147 168 168 189 193 221 221 242


21 21 28 21

E6
63 98

158 193
35

E3 B2 E5
14 63 63 84 98 126

109 158 172 193 193 221


49 21 28

Gambar 5.2 Network Diagram 14


E2
35
B3
63 77

CPM Proyek Interior Food Hall 151 172 179 193


21 14
Indonesia dimana jalur kritis dinyatakan dengan tanda panah yang merah.

Grand Indonesia
Sumber : Pengolahan Data 14
E1 E4
98 98 140

95 179 179 221


84 42

Gambar 5.2 Network Diagram CPM Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia
Berikut ini merupakan network diagram CPM Proyek Interior Food Hall Grand
89
90

Setelah identifikasi jalur kritis dengan CPM maka tahapan selanjutnya

yaitu pembuatan Gantt Chart yang dilakukan dengan menggunakan Microsoft

Project untuk melakukan pengendalian Proyek Interior Food Hall Grand

Indonesia. Microsoft Project merupakan perangkat lunak manajemen proyek

yang dapat membantu dalam mengembangkan rencana, menentukan sumber

daya, pemantauan progres proyek, pengendalian jadwal, dan mengelola

anggaran. Bentuk dari Gantt Chart yaitu berupa kolom yang berisi daftar urutan

aktivitas proyek dan garis lurus horizontal menunjukkan jangka waktu untuk

menyelesaikan aktivitas proyek. Sebelumnya telah dilakukan identifikasi jalur

kritis pada Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia dengan menggunakan

CPM secara manual. Untuk penjadwalan Proyek Interior Food Hall Grand

Indonesia dengan menggunakan Microsoft Project, dilakukan dengan meng-input

aktivitas dari proyek pada kolom task, kemudian input tanggal proyek mulai

berjalan, durasi masing-masing aktivitas pada kolom duration, hubungan antar

aktivitas proyek pada kolom predecessors. Langkah berikutnya dilakukan

pengaturan waktu kerja perhari pada change working time. Setelah proses peng-

inputan selesai, maka akan muncul Gantt Chart, start beserta finish dari masing-

masing aktivitas, critical, dan total slack.

Pada Gantt Chart Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia, aktivitas-

aktivitas kritis dari proyek ditunjukkan pada bar yang merah. Dengan

menggunakan Microsoft Project dapat mempermudah dalam mencari jalur kritis

secara lebih cepat sehingga proses penjadwalan proyek menjadi lebih praktis

dan efisien. Aktivitas kritis memiliki pengaruh yang besar terhadap proyek,

apabila aktivitas yang berada di jalur kritis mengalami penundaan maka

konsekuensinya proyek akan mengalami pergeseran waktu penyelesaian proyek


91

menjadi lebih lama. Berikut ini merupakan Gantt Chart dari Proyek Interior Food

Hall Grand Indonesia dengan menggunakan Microsoft Project.

Gambar 5.3 Gantt Chart Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia

Sumber : Pengolahan Data


92

5.4 PERHITUNGAN COST SLOPE

Dalam melakukan perhitungan cost slope dimulai dengan menghitung

crash duration dan crash cost dengan penambahan shift pada setiap aktivitas

dalam Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia. Pada penelitian ini

menggunakan 2 shift kerja dengan waktu kerja tiap shift yaitu 8 jam/hari

termasuk jam istirahat dimana shift 1 pada jam 08.00 – 16.00 sedangkan shift 2

pada jam 16.00 – 24.00. Perhitungan crash duration dilakukan untuk

memperoleh batasan waktu maksimal suatu aktivitas mampu dilakukan crashing.

Perhitungan crash cost dilakukan untuk menentukan slope biaya dari setiap

aktivitas dalam proyek. Adapun perhitungan untuk memperoleh nilai crash

duration, crash cost, dan cost slope pada aktivitas dalam proyek, yaitu :

Aktivitas D1

a) Volume = 3.579,47 m²

b) Biaya Normal = Rp. 315.709.430

c) Durasi Normal = 70 hari

d) Jumlah tenaga kerja = 2 orang

Volume 3.579,47
e) Produktivitas normal = = = 51,14 m²/hari
durasi 70

Produktivitas crashing = produktivitas normal x jumlah shift

= 51,14 x 2 = 102,28 m²/hari

Volume 3.579,47
f) Crash duration = =
produktivitas 𝑐𝑟𝑎𝑠ℎ𝑖𝑛𝑔 102,28

= 34,9 = 35 hari

g) Crash cost

Total penambahan biaya = jumlah tenaga kerja x upah perhari

= 2 x Rp. 70.000 = Rp. 140.000


93

Crash cost = normal cost + (total penambahan biaya x crash duration)

= Rp. 315.709.430 + (Rp. 140.000 x 35) = Rp. 320.609.430

(𝐶𝑟𝑎𝑠ℎ 𝑐𝑜𝑠𝑡−𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑐𝑜𝑠𝑡)


h) Cost slope =
(𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛−𝑐𝑟𝑎𝑠ℎ 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛)

(Rp.320.609.430 − Rp.315.709.430)
= = Rp. 140.000/hari
�70 hari – 35 hari�

Perhitungan crash duration, crash cost, dan cost slope dilakukan dengan

cara yang sama untuk aktivitas lainnya. Berikut ini hasil perhitungan cost slope

dari masing-masing aktivitas pada Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia.

Tabel 5.3 Perhitungan Cost Slope

Normal Crash Cost


No. Aktivitas Duration Duration Slope
Cost (Rp.) Cost (Rp.)
(Hari) (Hari) (Rp/hari)
1. A1 27.529.400 7 28.089.400 4 186.667
2. B1 62.279.449 7 63.119.449 4 280.000
3. B2 14.637.600 21 17.717.600 11 308.000
4. B3 8.656.938 14 10.126.938 7 210.000
5. C1 82.199.700 21 84.509.700 11 231.000
6. D1 315.709.430 70 320.609.430 35 140.000
7. D2 9.309.713 21 10.079.713 11 77.000
8. D3 21.881.194 21 24.191.194 11 231.000
9. D4 52.451.680 35 54.971.680 18 148.235
10. D5 5.558.060 14 6.538.060 7 140.000
11. D6 32.430.297 21 35.510.297 11 308.000
12. D7 5.518.800 7 6.078.800 4 186.667
13. D8 83.567.725 14 85.037.725 7 210.000
14. D9 6.560.000 21 9.640.000 11 308.000
15. E1 35.229.100 84 41.109.100 42 140.000
16. E2 14.486.100 21 16.966.100 11 231.000
17. E3 40.075.200 49 43.575.200 25 145.833
18. E4 43.122.772 42 49.002.772 21 280.000
19. E5 7.446.400 28 10.386.400 14 210.000
20. E6 64.793.084 35 72.353.084 18 444.706
21. F1 47.860.800 21 50.170.800 11 231.000
22. F2 56.660.800 28 59.600.800 14 210.000
23. F3 16.676.200 14 18.636.200 7 280.000
24. F4 5.547.000 14 6.037.000 7 70.000
94

Tabel 5.3 Perhitungan Cost Slope (lanjutan)

Normal Crash
Cost
No Durati Durati
Aktivitas Slope
. Cost (Rp.) on Cost (Rp.) on
(Rp/hari)
(Hari) (Hari)
25. F5 64.705.300 98 71.565.300 49 140.000
26. F6 128.795.300 63 133.275.300 32 144.516
27. F7 30.037.700 14 33.467.700 7 490.000
28. F8 4.254.200 14 4.744.200 7 70.000
29. F9 18.666.300 21 20.976.300 11 231.000
30. F10 15.723.000 28 17.683.000 14 140.000
31. F11 7.594.900 14 8.574.900 7 140.000
32. G1 212.251.046 91 217.915.046 46 76.667
33. G2 92.604.184 28 94.564.184 14 140.000
34. G3 11.063.800 21 12.603.800 11 154.000
35. H1 572.000 35 1.832.000 18 74.118
36. H2 354.000 28 1.334.000 14 70.000
37. I1 32.095.200 28 34.055.200 14 140.000
38. I2 11.015.100 21 12.555.100 11 154.000
39. I3 29.356.000 21 30.896.000 11 154.000
40. I4 33.819.300 28 36.759.300 14 210.000
41. I5 176.613.850 28 180.533.850 14 280.000
42. I6 34.181.800 21 37.261.800 11 308.000
43. J1 27.876.400 28 30.816.400 14 210.000
44. J2 29.165.556 25 31.895.556 13 227.500
Total 2.020.932.378 2.137.366.378
Sumber : Pengolahan Data

Pada Tabel 5.3 menunjukkan cost slope dari masing-masing aktivitas

dalam Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia. Terdapat juga durasi dan biaya

setelah percepatan proyek dengan penambahan shift kerja pada masing-masing

aktivitas. Total normal cost yaitu biaya langsung normal dari Proyek Interior Food

Hall Grand Indonesia sebesar Rp. 2.020.932.378. Total crash cost yaitu biaya

langsung setelah melakukan percepatan pada Proyek Interior Food Hall Grand

Indonesia secara keseluruhan yaitu sebesar Rp. 2.137.366.378. Cost slope

digunakan untuk menambah shift kerja pada aktivitas yang akan direduksi

durasinya. Nilai cost slope pada setiap aktivitas berbeda-beda dimana terdapat

aktivitas yang memiliki nilai cost slope rendah maupun tinggi. Pada kurva waktu-
95

biaya, cost slope memiliki sudut kemiringan dinyatakan sebagai garis

penghubung antara titik normal dengan titik dipercepat. Dengan penambahan

shift kerja maka produktivitas proyek akan bertambah karena jumlah jam kerja

yang bertambah dengan tenaga kerja yang berbeda sehingga progres

penyelesaian proyek akan menjadi lebih cepat. Struktur biaya langsung dan

biaya tidak langsung Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia diperoleh dari

Rancangan Anggaran Biaya (RAB). Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia

memiliki struktur biaya langsung sebesar Rp. 2.020.932.378 dan struktur biaya

tidak langsung sebesar Rp. 49.976.713. Total biaya dari Proyek Interior Food

Hall Grand Indonesia yaitu sebesar Rp. 2.070.909.091.

5.5 PERCEPATAN PROYEK DENGAN METODE CRASHING

Metode crashing adalah metode dalam manajemen proyek yang

digunakan untuk melakukan percepatan proyek dimana terdapat penambahan

biaya untuk meningkatkan produktivitas kerja. Percepatan dilakukan pada

aktivitas yang berada pada jalur kritis yang memiliki nilai cost slope paling kecil

dimana hal ini bertujuan untuk memperoleh biaya paling minimum. Aktivitas kritis

dapat memberikan pengaruh besar terhadap waktu penyelesaian proyek.

Percepatan dilakukan dengan menggunakan Microsoft Project dimana dilakukan

pengurangan pada durasi dari suatu aktivitas yang dipilih. Dalam melakukan

crashing harus memperhatikan network diagram proyek karena harus memantau

jalur kritis. Pada network diagram dari Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia

memiliki 34 path dengan durasi masing-masing jalur yang bervariasi dimana

durasi terpanjang dari proyek yaitu 242 hari. Berikut ini merupakan durasi pada

setiap jalur dalam Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia, yaitu :
96

1. A1-B1-F2-F9-F1-F4-F7-J2 = 137
2. A1-B1-F2-F9-F1-F4-F11-J2 = 137
3. A1-B1-F2-F10-F1-F4-F7-J2 = 144
4. A1-B1-F2-F10-F1-F4-F11-J2 = 144
5. A1-B1-F3-J1-F4-F7-J2 = 109
6. A1-B1-F3-J1-F4-F11-J2 = 109
7. A1-B1-F3-F5-F4-F7-J2 = 179
8. A1-B1-F3-F5-F4-F11-J2 = 179
9. A1-B1-F3-F6-F4-F7-J2 = 144
10. A1-B1-F3-F6-F4-F11-J2 = 144
11. A1-B1-F3-F8-F4-F7-J2 = 95
12. A1-B1-F3-F8-F4-F11-J2 = 95
13. A1-B1-D2-D3-D6-G2-G3-J2 = 151
14. A1-B1-D2-D3-D6-G2-I5-J2 = 158
15. A1-B1-D4-D7-D9-D8-D6-G2-G3-J2 = 186
16. A1-B1-D4-D7-D9-D8-D6-G2-I5-J2 = 193
17. A1-B1-D5-D7-D9-D8-D6-G2-G3-J2 = 165
18. A1-B1-D5-D7-D9-D8-D6-G2-I5-J2 = 172
19. A1-B1-C1-D1-D9-D8-D6-G2-G3-J2 = 235
20. A1-B1-C1-D1-D9-D8-D6-G2-I5-J2 = 242
21. A1-B1-C1-G1-D6-G2-G3-J2 = 221
22. A1-B1-C1-G1-D6-G2-I5-J2 = 228
23. A1-B1-C1-H1-H2-G2-G3-J2 = 172
24. A1-B1-C1-H1-H2-G2-I5-J2 = 179
25. A1-B1-C1-I1-I3-I5-J2 = 137
26. A1-B1-C1-I1-I3-I4-I6 = 133
27. A1-B1-C1-I2-I3-I5-J2 = 130
28. A1-B1-C1-I2-I3-I4-I6 = 126
29. A1-B1-E3-E6-E5-I6 = 147
30. A1-B1-E3-B2-E5-I6 = 133
31. A1-B1-E3-B3-E5-I6 = 126
32. A1-B1-E2-B2-E5-I6 = 105
33. A1-B1-E2-B3-E5-I6 = 98
34. A1-B1-E1-E4-I6 = 161

Pada saat mereduksi durasi proyek dengan crashing akan muncul jalur

kritis baru pada step tertentu sehingga dilakukan perhitungan cost slope

kombinasi. Proses crashing terus dilakukan sampai mencapai titik jenuh atau

tidak dapat dipercepat lagi. Berikut ini proses percepatan proyek dengan metode

crashing yang dilakukan pada Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia.
CRASHING METHOD ON PROYEK INTERIOR FOOD HALL GRAND INDONESIA

F2 F9 F1
Legend
28 21 21
Gambar 5.4 Crashing ACT

Method on Proyek Interior DUR


F10 J1
Food Hall Grand Indonesia
28 28
Sumber : Pengolahan Data

F3 F5 F4 F7

14 98 14 14

D2 F6 F11

21 63 14

D4 D3 F8

35 21 14

D5 D7 G3

14 7 21

A1 B1 C1 D1 D9 D8 D6 G2 I5 J2
START FINISH
7 7 21 70 21 14 21 28 28 25

G1 H2

91 28

Sumber : Pengolahan Data


I1 H1 I4 I6

28 35 28 21

I2 I3
E6
21 21
35

E3 B2

49 21

E2 B3 E5
Time 242 days
21 14 28
A1-B1-C1-D1-D9-D8-D6-G2-I5-J2 Initial total direct cost = Rp. 2.020.932.378

E1 E4

Gambar 5.4 Crashing Method on Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia
84 42
97
CRASHING STEP 1 PROYEK INTERIOR FOOD HALL GRAND INDONESIA

F2 F9 F1
Legend
28 21 21
ACT

F10 J1 DUR
Gambar 5.5 Crashing Step 1
Proyek Interior Food Hall 28 28

Grand Indonesia
Sumber : Pengolahan Data F3 F5 F4 F7

14 98 14 14

D2 F6 F11

21 63 14

D4 D3 F8

35 21 14

D5 D7 G3

14 7 21

A1 B1 C1 D1 D9 D8 D6 G2 I5 J2
START FINISH
7 7 21 56 21 14 21 28 28 25

G1 H2

91 28

Sumber : Pengolahan Data


I1 H1 I4 I6

28 35 28 21

I2 I3
E6
21 21
35

E3 B2

49 21 Time 228 days

Total direct cost = Initial total direct cost + cost slope


E2 B3 E5 = Rp. 2.020.932.378 + Rp. 1.960.000
= Rp. 2.022.892.378
A1-B1-C1-D1-D9-D8-D6-G2-I5-J2 21 14 28
A1-B1-C1-G1-D6-G2-I5-J2 Activities changed
(14) D1 = 14 x (Rp. 140.000) = Rp. 1.960.000

Gambar 5.5 Crashing Step 1 Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia
E1 E4

84 42
98
CRASHING STEP 2 PROYEK INTERIOR FOOD HALL GRAND INDONESIA

F2 F9 F1
Legend
28 21 21
ACT

F10 J1 DUR
Gambar 5.6 Crashing Step 2
28 28
Proyek Interior Food Hall
Grand Indonesia
Sumber : Pengolahan Data F3 F5 F4 F7

14 98 14 14

D2 F6 F11

21 63 14

D4 D3 F8

35 21 14

D5 D7 G3

14 7 21

A1 B1 C1 D1 D9 D8 D6 G2 I5 J2
START FINISH
7 7 21 56 21 14 21 14 28 25

G1 H2

91 28

Sumber : Pengolahan Data


I1 H1 I4 I6

28 35 28 21

I2 I3
E6
21 21
35

E3 B2
Time 214 days
49 21
Total direct cost = Total direct cost step 1 + cost slope
= Rp. 2.022.892.378 + Rp. 1.960.000
E2 B3 E5 = Rp. 2.024.852.378
A1-B1-C1-D1-D9-D8-D6-G2-I5-J2
21 14 28 Activities changed
A1-B1-C1-G1-D6-G2-I5-J2
(14) G2 = 14 x (Rp. 140.000) = Rp. 1.960.000

E1 E4

Gambar 5.6 Crashing Step 2 Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia
84 42
99
CRASHING STEP 3 PROYEK INTERIOR FOOD HALL GRAND INDONESIA

F2 F9 F1
Legend
28 21 21
ACT

F10 J1 DUR
Gambar 5.7 Crashing Step 3
28 28
Proyek Interior Food Hall
Grand Indonesia
Sumber : Pengolahan Data F3 F5 F4 F7

14 98 14 14

D2 F6 F11

21 63 14

D4 D3 F8

35 21 14

D5 D7 G3

14 7 21

A1 B1 C1 D1 D9 D8 D6 G2 I5 J2
START FINISH
4 7 21 56 21 14 21 14 28 25

G1 H2

91 28

Sumber : Pengolahan Data


I1 H1 I4 I6

28 35 28 21

I2 I3
E6
21 21
35

E3 B2
Time 211 days
49 21
Total direct cost = Total direct cost step 2 + cost slope
= Rp. 2.024.852.378 + Rp. 560.001
E2 B3 E5 = Rp. 2.025.412.379

A1-B1-C1-D1-D9-D8-D6-G2-I5-J2 21 14 28
Activities changed
A1-B1-C1-G1-D6-G2-I5-J2 (3) A1 = 3 x (Rp. 186.667) = Rp. 560.001
E1 E4

Gambar 5.7 Crashing Step 3 Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia
84 42
100
CRASHING STEP 4 PROYEK INTERIOR FOOD HALL GRAND INDONESIA

F2 F9 F1
Legend
28 21 21
ACT

F10 J1 DUR

Gambar 5.8 Crashing Step 4 28 28


Proyek Interior Food Hall
Grand Indonesia F3 F5 F4 F7
Sumber : Pengolahan Data
14 98 14 14

D2 F6 F11

21 63 14

D4 D3 F8

35 21 14

D5 D7 G3

14 7 21

A1 B1 C1 D1 D9 D8 D6 G2 I5 J2
START FINISH
4 7 21 35 21 14 21 14 28 25

G1 H2

70 28

Sumber : Pengolahan Data


I1 H1 I4 I6

28 35 28 21

I2 I3
E6
21 21
35 Time 190 days

E3 B2 Total direct cost = Total direct cost step 3 + cost slope


= Rp. 2.025.412.379 + Rp. 4.550.007
49 21 = Rp. 2.029.962.386

Activities changed
E2 B3 E5 (21) D1 = 21 x (Rp. 140.000) = Rp. 2.940.000
A1-B1-C1-D1-D9-D8-D6-G2-I5-J2
(21) G1 = 21 x (Rp. 76.667) = Rp. 1.610.007 +
A1-B1-C1-G1-D6-G2-I5-J2 21 14 28
Rp. 4.550.007

Gambar 5.8 Crashing Step 4 Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia
E1 E4

84 42
101
CRASHING STEP 5 PROYEK INTERIOR FOOD HALL GRAND INDONESIA

F2 F9 F1
Legend
28 21 21
ACT

F10 J1 DUR

Gambar 5.9 Crashing Step 5 28 28


Proyek Interior Food Hall
Grand Indonesia F3 F5 F4 F7
Sumber : Pengolahan Data
14 98 14 14

D2 F6 F11

21 63 14

D4 D3 F8

35 21 14

D5 D7 G3

14 7 21

A1 B1 C1 D1 D9 D8 D6 G2 I5 J2
START FINISH
4 7 21 35 21 14 21 14 28 13

G1 H2

70 28

Sumber : Pengolahan Data


I1 H1 I4 I6

28 35 28 21

I2 I3
E6
21 21
35

E3 B2
Time 178 days
49 21
Total direct cost = Total direct cost step 4 + cost slope
= Rp. 2.029.962.386 + Rp. 2.730.000
E2 B3 E5 = Rp. 2.032.692.386
21 14 28
Activities changed
A1-B1-C1-D1-D9-D8-D6-G2-I5-J2 (12) J2 = 12 x (Rp. 227.500) = Rp. 2.730.000
A1-B1-C1-G1-D6-G2-I5-J2

Gambar 5.9 Crashing Step 5 Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia
E1 E4

84 42
102
CRASHING STEP 6 PROYEK INTERIOR FOOD HALL GRAND INDONESIA

F2 F9 F1
Legend
28 21 21
ACT

F10 J1 DUR

Gambar 5.10 Crashing Step 6 28 28


Proyek Interior Food Hall
Grand Indonesia F3 F5 F4 F7
Sumber : Pengolahan Data
14 98 14 14

D2 F6 F11

21 63 14

D4 D3 F8

35 21 14

D5 D7 G3

14 7 21

A1 B1 C1 D1 D9 D8 D6 G2 I5 J2
START FINISH
4 7 11 35 21 14 21 14 28 13

G1 H2

70 28

Sumber : Pengolahan Data


I1 H1 I4 I6

28 35 28 21

I2 I3
E6
21 21
35

E3 B2
Time 168 days
49 21

Total direct cost = Total direct cost step 5 + cost slope


= Rp. 2.032.692.386 + Rp. 2.310.000
E2 B3 E5
= Rp. 2.035.002.386
A1-B1-C1-D1-D9-D8-D6-G2-I5-J2 21 14 28
Activities changed
A1-B1-C1-G1-D6-G2-I5-J2 (10) C1 = 10 x (Rp. 231.000) = Rp. 2.310.000
E1 E4

Gambar 5.10 Crashing Step 6 Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia
84 42
103
CRASHING STEP 7 PROYEK INTERIOR FOOD HALL GRAND INDONESIA

F2 F9 F1
Legend
28 21 21
ACT

F10 J1 DUR

Gambar 5.11 Crashing Step 7


28 28
Proyek Interior Food Hall Grand
Indonesia
F3 F5 F4 F7
Sumber : Pengolahan Data
14 98 14 14

D2 F6 F11

21 63 14

D4 D3 F8

35 21 14

D5 D7 G3

14 7 21

A1 B1 C1 D1 D9 D8 D6 G2 I5 J2
START FINISH
4 4 11 35 21 14 21 14 28 13

G1 H2

70 28

Sumber : Pengolahan Data


I1 H1 I4 I6

28 35 28 21

I2 I3
E6
21 21
35

E3 B2

49 21
Time 165 days

Total direct cost = Total direct cost step 6 + cost slope


E2 B3 E5
= Rp. 2.035.002.386 + Rp. 840.000
21 14 28
= Rp. 2.035.842.386
A1-B1-C1-D1-D9-D8-D6-G2-I5-J2 Activities changed
A1-B1-C1-G1-D6-G2-I5-J2 (3) B1 = 3 x (Rp. 280.000) = Rp. 840.000
E1 E4

Gambar 5.11 Crashing Step 7 Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia
84 42
104
CRASHING STEP 8 PROYEK INTERIOR FOOD HALL GRAND INDONESIA

F2 F9 F1
Legend
28 21 21
ACT

F10 J1 DUR

Gambar 5.12 Crashing Step 8 28 28


Proyek Interior Food Hall
Grand Indonesia F3 F5 F4 F7
Sumber : Pengolahan Data
14 98 14 14

D2 F6 F11

21 63 14

D4 D3 F8

35 21 14

D5 D7 G3

14 7 21

A1 B1 C1 D1 D9 D8 D6 G2 I5 J2
START FINISH
4 4 11 35 21 14 21 14 24 13

G1 H2

70 28

Sumber : Pengolahan Data


I1 H1 I4 I6

28 35 28 21

I2 I3
E6
21 21
35

E3 B2

49 21 Time 161 days

Total direct cost = Total direct cost step 7 + cost slope


A1-B1-F3-F5-F4-F7-J2 E2 B3 E5
= Rp. 2.035.842.386 + Rp. 1.120.000
= Rp. 2.036.962.386
A1-B1-F3-F5-F4-F11-J2 21 14 28
A1-B1-C1-D1-D9-D8-D6-G2-I5-J2 Activities changed
A1-B1-C1-G1-D6-G2-I5-J2 (4) I5 = 4 x (Rp. 280.000) = Rp. 1.120.000
E1 E4

Gambar 5.12 Crashing Step 8 Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia
84 42
105
CRASHING STEP 9 PROYEK INTERIOR FOOD HALL GRAND INDONESIA

F2 F9 F1
Legend
28 21 21
ACT

F10 J1 DUR

Gambar 5.13 Crashing Step 9


28 28
Proyek Interior Food Hall
Grand Indonesia
F3 F5 F4 F7
Sumber : Pengolahan Data
14 98 11 14

D2 F6 F11

21 63 14

D4 D3 F8

35 21 14

D5 D7 G3

14 7 21

A1 B1 C1 D1 D9 D8 D6 G2 I5 J2
START FINISH
4 4 11 35 21 14 21 14 21 13

G1 H2

70 28

Sumber : Pengolahan Data


I1 H1 I4 I6

28 35 28 21

I2 I3
E6
21 21
35

E3 B2 Time 158 days


49 21
Total direct cost = Total direct cost step 8 + cost slope
A1-B1-F3-F5-F4-F7-J2 = Rp. 2.036.962.386 + Rp. 1.050.000
= Rp. 2.038.012.386
A1-B1-F3-F5-F4-F11-J2 E2 B3 E5
A1-B1-C1-D1-D9-D8-D6-G2-G3-J2 Activities changed
21 14 28
A1-B1-C1-G1-D6-G2-G3-J2 (3) F4 = 3 x (Rp. 70.000) = Rp. 210.000
A1-B1-C1-D1-D9-D8-D6-G2-I5-J2 (3) I5 = 3 x (Rp. 280.000) = Rp. 840.000 +
E1 E4
Rp. 1.050.000
A1-B1-C1-G1-D6-G2-I5-J2

Gambar 5.13 Crashing Step 9 Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia
84 42
106
CRASHING STEP 10 PROYEK INTERIOR FOOD HALL GRAND INDONESIA

F2 F9 F1
Legend
28 21 21
ACT

F10 J1 DUR
Gambar 5.14 Crashing Step 10
28 28
Proyek Interior Food Hall
Grand Indonesia
F3 F5 F4 F7
Sumber : Pengolahan Data
14 98 8 14

D2 F6 F11

21 63 14

D4 D3 F8

35 21 14

D5 D7 G3

14 7 21

A1 B1 C1 D1 D9 D8 D6 G2 I5 J2
START FINISH
4 4 11 35 21 11 21 14 21 13

G1 H2

67 28

Sumber : Pengolahan Data


I1 H1 I4 I6

28 35 28 21

I2 I3
E6
21 21
35 Time 155 days

E3 B2 Total direct cost = Total direct cost step 9 + cost slope


= Rp. 2.038.012.386 + Rp. 1.070.001
49 21 = Rp. 2.039.082.387
A1-B1-F3-F5-F4-F7-J2
A1-B1-F3-F5-F4-F11-J2 Activities changed
A1-B1-C1-D1-D9-D8-D6-G2-G3-J2 E2 B3 E5 (3) D8 = 3 x (Rp. 210.000) = Rp. 630.000
A1-B1-C1-G1-D6-G2-G3-J2 (3) F4 = 3 x (Rp. 70.000) = Rp. 210.000
21 14 28
(3) G1 = 3 x (Rp. 76.667) = Rp. 230.001 +
A1-B1-C1-D1-D9-D8-D6-G2-I5-J2 Rp. 1.070.001
A1-B1-C1-G1-D6-G2-I5-J2
E1 E4
A1-B1-E1-E4-I6

Gambar 5.14 Crashing Step 10 Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia
84 42
107
CRASHING STEP 11 PROYEK INTERIOR FOOD HALL GRAND INDONESIA

F2 F9 F1
Legend
28 21 21
ACT

F10 J1 DUR

Gambar 5.15 Crashing Step 11


28 28
Proyek Interior Food Hall Grand
Indonesia
F3 F5 F4 F7
Sumber : Pengolahan Data
14 98 7 14

D2 F6 F11

21 63 14

D4 D3 F8

35 21 14

D5 D7 G3

14 7 21

A1 B1 C1 D1 D9 D8 D6 G2 I5 J2
START FINISH
4 4 11 35 21 10 21 14 21 13

G1 H2

66 28

Sumber : Pengolahan Data


I1 H1 I4 I6

28 35 28 21

I2 I3
E6
21 21
35
Time 154 days
E3 B2
Total direct cost = Total direct cost step 10 + cost slope
A1-B1-F3-F5-F4-F7-J2 49 21 = Rp. 2.039.082.387 + Rp. 496.667
= Rp. 2.039.579.054
A1-B1-F3-F5-F4-F11-J2
A1-B1-C1-D1-D9-D8-D6-G2-G3-J2 E2 B3 E5 Activities changed
A1-B1-C1-G1-D6-G2-G3-J2 D8 = Rp. 210.000
21 14 28 E1 = Rp. 140.000
A1-B1-C1-D1-D9-D8-D6-G2-I5-J2
F4 = Rp. 70.000
A1-B1-C1-G1-D6-G2-I5-J2 G1 = Rp. 76.667 +
A1-B1-E1-E4-I6 E1 E4 Rp. 496.667

Gambar 5.15 Crashing Step 11 Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia
83 42
108
CRASHING STEP 12 PROYEK INTERIOR FOOD HALL GRAND INDONESIA

F2 F9 F1
Legend
28 21 21
ACT

F10 J1 DUR

Gambar 5.16 Crashing Step 12


28 28
Proyek Interior Food Hall
Grand Indonesia
F3 F5 F4 F7
Sumber : Pengolahan Data
14 95 7 14

D2 F6 F11

21 63 14

D4 D3 F8

35 21 14

D5 D7 G3

14 7 21

A1 B1 C1 D1 D9 D8 D6 G2 I5 J2
START FINISH
4 4 11 35 21 7 21 14 21 13

G1 H2

63 28

Sumber : Pengolahan Data


I1 H1 I4 I6

28 35 28 21

I2 I3
E6
21 21
35
Time 151 days
E3 B2
A1-B1-F3-F5-F4-F7-J2 Total direct cost = Total direct cost step 11 + cost slope
49 21 = Rp. 2.039.579.054 + Rp. 1.700.001
A1-B1-F3-F5-F4-F11-J2 = Rp. 2.041.279.055
A1-B1-C1-D1-D9-D8-D6-G2-G3-J2
A1-B1-C1-G1-D6-G2-G3-J2 E2 B3 E5 Activities changed
A1-B1-C1-D1-D9-D8-D6-G2-I5-J2 (3) D8 = 3 x (Rp. 210.000) = Rp. 630.000
21 14 28 (3) E1 = 3 x (Rp. 140.000) = Rp. 420.000
A1-B1-C1-G1-D6-G2-I5-J2 (3) F5 = 3 x (Rp. 140.000) = Rp. 420.000
A1-B1-E1-E4-I6 (3) G1 = 3 x (Rp. 76.667) = Rp. 230.001 +
E1 E4 Rp. 1.700.001

Gambar 5.16 Crashing Step 12 Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia
80 42
109
CRASHING STEP 13 PROYEK INTERIOR FOOD HALL GRAND INDONESIA

F2 F9 F1
Legend
28 21 21
ACT

F10 J1 DUR

28 28
Gambar 5.17 Crashing Step 13
Proyek Interior Food Hall
F3 F5 F4 F7
Grand Indonesia
Sumber : Pengolahan Data 14 85 7 14

D2 F6 F11

21 63 14

D4 D3 F8

35 21 14

D5 D7 G3

14 7 21

A1 B1 C1 D1 D9 D8 D6 G2 I5 J2
START FINISH
4 4 11 35 21 7 11 14 21 13

G1 H2

63 28

Sumber : Pengolahan Data


I1 H1 I4 I6

28 35 28 21

I2 I3
E6
21 21
35
Time 141 days
E3 B2

Total direct cost = Total direct cost step 12 + cost slope


A1-B1-F3-F5-F4-F7-J2 49 21
= Rp. 2.041.279.055 + Rp. 5.880.000
A1-B1-F3-F5-F4-F11-J2 = Rp. 2.047.159.055
A1-B1-C1-D1-D9-D8-D6-G2-G3-J2 E2 B3 E5
A1-B1-C1-G1-D6-G2-G3-J2 Activities changed
21 14 28 (10) D6 = 10 x (Rp. 308.000) = Rp. 3.080.000
A1-B1-C1-D1-D9-D8-D6-G2-I5-J2 (10) E1 = 10 x (Rp. 140.000) = Rp. 1.400.000
A1-B1-C1-G1-D6-G2-I5-J2 (10) F5 = 10 x (Rp. 140.000) = Rp. 1.400.000 +
A1-B1-E3-E6-E5-I6 E1 E4 Rp. 5.880.000

Gambar 5.17 Crashing Step 13 Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia
A1-B1-E1-E4-I6
70 42
110
CRASHING STEP 14 PROYEK INTERIOR FOOD HALL GRAND INDONESIA

F2 F9 F1
Legend
28 21 21
ACT

F10 J1 DUR

Gambar 5.18 Crashing Step 14


28 28
Proyek Interior Food Hall Grand
Indonesia
F3 F5 F4 F7
Sumber : Pengolahan Data
14 75 7 14

D2 F6 F11

21 63 14

D4 D3 F8

35 21 14

D5 D7 G3

14 7 21

A1 B1 C1 D1 D9 D8 D6 G2 I5 J2
START FINISH
4 4 11 35 11 7 11 14 21 13

G1 H2

53 28

Sumber : Pengolahan Data


I1 H1 I4 I6

28 35 28 21

I2 I3
E6
21 21
35
Time 131 days
E3 B2
A1-B1-F3-F5-F4-F7-J2 Total direct cost = Total direct cost step 13 + cost slope
39 21 = Rp. 2.047.159.055 + Rp. 8.105.000
A1-B1-F3-F5-F4-F11-J2 = Rp. 2.055.264.055
A1-B1-C1-D1-D9-D8-D6-G2-G3-J2
A1-B1-C1-G1-D6-G2-G3-J2 E2 B3 E5 Activities changed
A1-B1-C1-D1-D9-D8-D6-G2-I5-J2 (10) D9 = 10 x (Rp. 308.000) = Rp. 3.080.000
21 14 28 (10) E1 = 10 x (Rp. 140.000) = Rp. 1.400.000
A1-B1-C1-G1-D6-G2-I5-J2 (10) E3 = 10 x (Rp. 145.833) = Rp. 1.458.330
A1-B1-E3-E6-E5-I6 (10) F5 = 10 x (Rp. 140.000) = Rp. 1.400.000
E1 E4 (10) G1 = 10 x (Rp. 76.667) = Rp. 766.670 +
A1-B1-E1-E4-I6

Gambar 5.18 Crashing Step 14 Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia
Rp. 8.105.000
60 42
111
CRASHING STEP 15 PROYEK INTERIOR FOOD HALL GRAND INDONESIA

F2 F9 F1
Legend
28 21 21
ACT

F10 J1 DUR

Gambar 5.19 Crashing Step 15


28 28
Proyek Interior Food Hall Grand
Indonesia
F3 F5 F4 F7
Sumber : Pengolahan Data
14 68 7 14

D2 F6 F11

21 63 14

D4 D3 F8

35 21 14

D5 D7 G3

14 7 14

A1 B1 C1 D1 D9 D8 D6 G2 I5 J2
START FINISH
4 4 11 35 11 7 11 14 14 13

G1 H2

53 28

Sumber : Pengolahan Data


I1 H1 I4 I6

28 35 28 21

I2 I3
E6
21 21
35 Time 124 days

E3 B2 Total direct cost = Total direct cost step 14 + cost slope


A1-B1-F3-F5-F4-F7-J2 = Rp. 2.055.264.055 + Rp. 6.018.831
32 21 = Rp. 2.061.282.886
A1-B1-F3-F5-F4-F11-J2
A1-B1-C1-D1-D9-D8-D6-G2-G3-J2 Activities changed
A1-B1-C1-G1-D6-G2-G3-J2 E2 B3 E5 (7) E1 = 7 x (Rp. 140.000) = Rp. 980.000
A1-B1-C1-D1-D9-D8-D6-G2-I5-J2 (7) E3 = 7 x (Rp. 145.833) = Rp. 1.020.831
21 14 28
A1-B1-C1-G1-D6-G2-I5-J2 (7) F5 = 7 x (Rp. 140.000) = Rp. 980.000
(7) G3 = 7 x (Rp. 154.000) = Rp. 1.078.000
A1-B1-E3-E6-E5-I6 (7) I5 = 7 x (Rp. 280.000) = Rp. 1.960.000 +
E1 E4
A1-B1-E1-E4-I6 Rp. 6.018.831

Gambar 5.19 Crashing Step 15 Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia
53 42
112
113

Proses percepatan proyek dengan metode crashing dilakukan sebanyak

15 tahapan dimana dihasilkan total direct cost dari masing-masing tahapan.

Pada crashing step 1 dilakukan reduksi durasi aktivitas D1 sebanyak 14 hari

karena jumlah tersebut lebih efisien dibandingkan dengan reduksi durasi kurang

dari 14 hari seperti 7 hari yang hanya akan menambah tahapan crashing menjadi

lebih banyak. Percepatan durasi menjadi tidak efisien apabila dilakukan reduksi

durasi aktivitas D1 sebanyak lebih dari 14 hari akan menambah cost slope.

Kemudian, pada crashing step 2 dipilih aktivitas G2 karena memiliki nilai cost

slope paling rendah dibandingkan aktivitas lain pada jalur kritis yang sama.

Reduksi durasi aktivitas G2 sebanyak 14 hari karena sudah mencapai batas

maksimal crashing pada aktivitas tersebut. Pada crashing step 3 dipilih aktivitas

A1 dengan mereduksi durasi sebanyak 3 hari karena aktivitas A1 sudah

mencapai batas maksimal crashing. Pada crashing step 4 dipilih aktivitas D1 dan

G1 karena memiliki nilai kombinasi cost slope paling minimal dimana dilakukan

reduksi durasi dari masing-masing aktivitas sebanyak 21 hari. Pada crashing

step berikutnya diberlakukan aturan yang sama dengan pembahasan

sebelumnya.

Pada tahapan terakhir crashing yaitu crashing step 15 menunjukkan

bahwa maksimal durasi proyek dipersingkat pada Proyek Interior Food Hall

Grand Indonesia setelah menerapkan metode crashing yaitu selama 124 hari.

Apabila ada beberapa aktivitas yang dilakukan crashing secara bersamaan maka

dipilih aktivitas-aktivitas dengan kombinasi cost slope paling kecil. Dari proses

percepatan proyek tersebut maka muncul jalur kritis baru. Terdapat aktivitas kritis

setelah percepatan proyek yaitu aktivitas A1, B1, C1, D1, D6, D8, D9, E1, E3,

E4, E5, E6, F3, F4, F5, F7, F11, G1, G2, G3, I5, I6, dan J2. Aktivitas-aktivitas
114

pada jalur kritis tersebut harus dilakukan pengawasan dan pengontrolan secara

intensif supaya proyek berjalan sesuai dengan rencana.

Setelah percepatan telah mencapai titik jenuh atau tidak dapat dipercepat

lagi maka proses crashing selesai. Apabila terus dilakukan reduksi pada durasi

suatu aktivitas dalam proyek maka tidak akan berpengaruh terhadap waktu

penyelesaian proyek dan hanya akan menambah biaya saja.

5.6 TIME COST TRADE OFF

Setelah selesai melakukan proses percepatan proyek dengan metode

crashing maka tahapan berikutnya dalam penelitian ini yaitu menghitung total

biaya dari Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia dari biaya langsung dan

biaya tidak langsung. Time cost trade off merupakan pertukaran waktu dan biaya

dimana apabila terjadi perubahan pada waktu penyelesaian proyek maka biaya

yang dikeluarkan juga ikut berubah. Berikut ini adalah perhitungan indirect cost

pada setiap durasi :

𝐼𝑛𝑖𝑡𝑖𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑟𝑒𝑐𝑡 𝑐𝑜𝑠𝑡


Indirect cost step 1 = x crash duration
𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛

Rp. 49.976.713
= x 228 = Rp. 47.085.498
242

𝐼𝑛𝑑𝑖𝑟𝑒𝑐𝑡 𝑐𝑜𝑠𝑡 𝑠𝑡𝑒𝑝 1


Indirect cost step 2 = x crash duration
𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛

Rp. 49.976.713
= x 214 = Rp. 44.194.283
242

𝐼𝑛𝑑𝑖𝑟𝑒𝑐𝑡 𝑐𝑜𝑠𝑡 𝑠𝑡𝑒𝑝 2


Indirect cost step 3 = x crash duration
𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛

Rp. 49.976.713
= x 211 = Rp. 43.574.737
242
115

𝐼𝑛𝑑𝑖𝑟𝑒𝑐𝑡 𝑐𝑜𝑠𝑡 𝑠𝑡𝑒𝑝 3


Indirect cost step 4 = x crash duration
𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛

Rp. 49.976.713
= x 190 = Rp. 39.237.915
242

𝐼𝑛𝑑𝑖𝑟𝑒𝑐𝑡 𝑐𝑜𝑠𝑡 𝑠𝑡𝑒𝑝 4


Indirect cost step 5 = x crash duration
𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛

Rp. 49.976.713
= x 178 = Rp. 36.759.731
242

𝐼𝑛𝑑𝑖𝑟𝑒𝑐𝑡 𝑐𝑜𝑠𝑡 𝑠𝑡𝑒𝑝 5


Indirect cost step 6 = x crash duration
𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛

Rp. 49.976.713
= x 168 = Rp. 34.694.578
242

𝐼𝑛𝑑𝑖𝑟𝑒𝑐𝑡 𝑐𝑜𝑠𝑡 𝑠𝑡𝑒𝑝 6


Indirect cost step 7 = x crash duration
𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛

Rp. 49.976.713
= x 165 = Rp. 34.075.032
242

𝐼𝑛𝑑𝑖𝑟𝑒𝑐𝑡 𝑐𝑜𝑠𝑡 𝑠𝑡𝑒𝑝 7


Indirect cost step 8 = x crash duration
𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛

Rp. 49.976.713
= x 161 = Rp. 33.248.970
242

𝐼𝑛𝑑𝑖𝑟𝑒𝑐𝑡 𝑐𝑜𝑠𝑡 𝑠𝑡𝑒𝑝 8


Indirect cost step 9 = x crash duration
𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛

Rp. 49.976.713
= x 158 = Rp. 32.629.424
242

𝐼𝑛𝑑𝑖𝑟𝑒𝑐𝑡 𝑐𝑜𝑠𝑡 𝑠𝑡𝑒𝑝 9


Indirect cost step 10 = x crash duration
𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛

Rp. 49.976.713
= x 155 = Rp. 32.009.878
242
116

𝐼𝑛𝑑𝑖𝑟𝑒𝑐𝑡 𝑐𝑜𝑠𝑡 𝑠𝑡𝑒𝑝 10


Indirect cost step 11 = x crash duration
𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛

Rp. 49.976.713
= x 154 = Rp. 31.803.363
242

𝐼𝑛𝑑𝑖𝑟𝑒𝑐𝑡 𝑐𝑜𝑠𝑡 𝑠𝑡𝑒𝑝 11


Indirect cost step 12 = x crash duration
𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛

Rp. 49.976.713
= x 151 = Rp. 31.183.817
242

𝐼𝑛𝑑𝑖𝑟𝑒𝑐𝑡 𝑐𝑜𝑠𝑡 𝑠𝑡𝑒𝑝 12


Indirect cost step 13 = x crash duration
𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛

Rp. 49.976.713
= x 141 = Rp. 29.118.663
242

𝐼𝑛𝑑𝑖𝑟𝑒𝑐𝑡 𝑐𝑜𝑠𝑡 𝑠𝑡𝑒𝑝 13


Indirect cost step 14 = x crash duration
𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛

Rp. 49.976.713
= x 131 = Rp. 27.053.510
242

𝐼𝑛𝑑𝑖𝑟𝑒𝑐𝑡 𝑐𝑜𝑠𝑡 𝑠𝑡𝑒𝑝 14


Indirect cost step 15 = x crash duration
𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛

Rp. 49.976.713
= x 124 = Rp. 25.607.903
242

Time cost trade off dilakukan dengan menghitung biaya dari masing-

masing durasi hasil percepatan proyek dengan metode crashing, yaitu biaya

langsung, biaya tidak langsung, dan total biaya dari proyek. Berikut ini cara untuk

menghitung biaya langsung, biaya tidak langsung, dan total biaya setelah

percepatan Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia :

Direct cost = Initial direct cost + cost slope

= Rp. 2.020.932.378 + Rp. 1.960.000 = Rp. 2.022.892.378


117

𝐼𝑛𝑖𝑡𝑖𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑟𝑒𝑐𝑡 𝑐𝑜𝑠𝑡


Indirect cost = x crash duration
𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛

Rp. 49.976.713
= x 228 = Rp. 47.085.498
242

Total cost = Direct cost + indirect cost

= Rp. 2.022.892.378 + Rp. 47.085.498 = Rp. 2.069.977.876

Perhitungan biaya langsung, biaya tidak langsung, dan total biaya

dilakukan dengan cara yang sama untuk tahapan berikutnya. Berikut ini tabel

summary costs by duration yang merupakan hasil perhitungan biaya dari masing-

masing durasi pada Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia.

Tabel 5.4 Summary Costs by Duration

Project duration Direct costs Indirect costs


Total costs (Rp.)
(Hari) (Rp.) (Rp.)

242 2.020.932.378 49.976.713 2.070.909.091


228 2.022.892.378 47.085.498 2.069.977.876
214 2.024.852.378 44.194.283 2.069.046.661
211 2.025.412.379 43.574.737 2.068.987.116
190 2.029.962.386 39.237.915 2.069.200.301
178 2.032.692.386 36.759.731 2.069.452.117
168 2.035.002.386 34.694.578 2.069.696.964
165 2.035.842.386 34.075.032 2.069.917.418
161 2.036.962.386 33.248.970 2.070.211.356
158 2.038.012.386 32.629.424 2.070.641.810
155 2.039.082.387 32.009.878 2.071.092.265
154 2.039.579.054 31.803.363 2.071.382.417
151 2.041.279.055 31.183.817 2.072.462.872
141 2.047.159.055 29.118.663 2.076.277.718
131 2.055.264.055 27.053.510 2.082.317.565
124 2.061.282.886 25.607.903 2.086.890.789
Sumber : Pengolahan Data
118

Pada Tabel 5.4 menunjukkan hasil perhitungan biaya langsung, biaya

tidak langsung, dan total biaya dari masing-masing durasi hasil percepatan

Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia. Pada tahapan sebelumnya dilakukan

proses crashing sehingga diperoleh maksimal durasi proyek dapat dipersingkat

yaitu selama 124 hari dimana proyek dapat diselesaikan 118 hari lebih cepat dari

durasi awal. Dengan penjumlahan biaya langsung dan tidak langsung, maka

durasi 124 hari memiliki total biaya proyek yaitu sebesar Rp. 2.086.890.789.

Apabila waktu penyelesaian proyek mengalami keterlambatan dengan asumsi

yaitu selama 20 hari sampai 50 hari, maka dengan penerapan metode crashing

melalui penambahan shift kerja menjadi dua shift, keterlambatan tersebut dapat

dihindari. Hal ini terjadi karena penambahan shift kerja pada Proyek Interior Food

Hall Grand Indonesia dapat mereduksi durasi proyek hampir setengah dari durasi

awal. Berikut ini grafik hubungan durasi dan biaya langsung dan biaya tidak

langsung dari Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia.

Gambar 5.20 Grafik Hubungan Durasi dengan Biaya Langsung

Sumber : Analisis Data


119

Gambar 5.21 Grafik Hubungan Durasi dengan Biaya Tidak Langsung

Sumber : Analisis Data

Pada grafik hubungan durasi dengan biaya langsung pada Proyek Interior

Food Hall Grand Indonesia dapat dilihat bahwa apabila waktu penyelesaian

proyek dipercepat dari waktu normal maka biaya langsung akan semakin

bertambah dari biaya langsung normal. Sebaliknya apabila waktu penyelesaian

proyek tersebut semakin lama maka biaya langsung akan menjadi turun. Pada

grafik hubungan durasi dengan biaya tidak langsung pada Proyek Interior Food

Hall Grand Indonesia dapat dilihat bahwa apabila waktu penyelesaian proyek

dipercepat dari durasi normal maka biaya tidak langsung akan semakin

berkurang dari biaya tidak langsung normal. Sebaliknya apabila waktu

penyelesaian proyek tersebut semakin lama maka biaya tidak langsung akan

menjadi naik. Berikut ini grafik hubungan durasi dan total biaya dari Proyek

Interior Food Hall Grand Indonesia.


120

Gambar 5.22 Grafik Hubungan Durasi dengan Total Biaya

Sumber : Analisis Data

Dari grafik hubungan durasi dengan total biaya maka diperoleh waktu dan

biaya yang optimal dari percepatan Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia

yaitu waktu penyelesaian proyek dapat dipercepat menjadi 211 hari dengan total

biaya sebesar Rp. 2.068.987.116. Pada durasi 211 hari maka proyek akan

menjadi lebih cepat 31 hari dari durasi normal. Selisih total biaya optimal dengan

total biaya normal yaitu sebesar Rp. 1.921.975.

Percepatan proyek dengan durasi 211 hari dapat mencapai efisiensi

sebesar 0,093% dari total biaya normal. Tentu hal ini sangat menguntungkan

bagi perusahaan karena selain total biaya proyek menjadi berkurang, maka

keterlambatan dapat dihindari karena durasi penyelesaian proyek akan menjadi

lebih cepat 31 hari dari durasi awal.

Setelah dilakukan percepatan Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia

secara keseluruhan maka selanjutnya membahas mengenai percepatan proyek

pada saat Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia berada pada progres
121

tertentu. Keterlambatan progres proyek pada minggu ke 8 maka Proyek Interior

Food Hall Grand Indonesia berpotensi mengalami keterlambatan waktu

penyelesaian proyek menjadi 262 hari. Oleh karena itu, percepatan proyek

sangat diperlukan supaya dapat mengembalikan durasi awal penyelesaian

proyek atau menjadi lebih cepat dari durasi awal. Percepatan proyek setelah

minggu ke 8 dilakukan dengan memilih crashing pada aktivitas terjadwal setelah

minggu ke 8 dengan penambahan shift kerja. Perhitungan crashing step 1 dan

step 2 untuk percepatan proyek minggu ke 8 serupa dengan percepatan proyek

secara keseluruhan pada Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia karena

aktivitas yang dipilih yaitu aktivitas D1 dan aktivitas G2 dimana aktivitas tersebut

terjadwal setelah minggu ke 8. Namun pada crashing step 3, percepatan proyek

secara keseluruhan memilih aktivitas A1 dimana aktivitas tersebut tidak terjadwal

setelah minggu ke 8 karena sudah selesai. Untuk perhitungan percepatan step

berikutnya akan ada cost slope kombinasi dan cost slope yang lebih mahal

sehingga akan berpengaruh pada total biaya setelah percepatan proyek.

Dari percepatan proyek pada minggu ke 8 maka dihasilkan waktu dan

biaya optimal setelah percepatan Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia

untuk mengatasi keterlambatan progres proyek pada minggu ke 8 yaitu waktu

penyelesaian proyek dapat dipercepat menjadi 214 hari dengan total biaya

sebesar Rp. 2.069.046.661. Pada durasi 214 hari, proyek akan menjadi lebih

cepat 28 hari dari durasi normal sehingga dapat terhindar dari keterlambatan

waktu penyelesaian proyek. Percepatan proyek dengan metode crashing sangat

efektif digunakan pada Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia. Berikut ini

merupakan Gantt Chart dengan waktu dan biaya yang optimal pada Proyek

Interior Food Hall Grand Indonesia.


122

Gambar 5.23 Gantt Chart dengan Waktu dan Biaya Optimal pada Proyek Interior

Food Hall Grand Indonesia

Sumber : Analisis Data

Pada Gambar 5.23 terdapat Gantt Chart dengan waktu dan biaya optimal

yaitu selama 211 hari dengan biaya sebesar Rp. 2.068.987.116 yang dibuat

dengan menggunakan Microsoft Project pada Proyek Interior Food Hall Grand

Indonesia. Dengan demikian, percepatan proyek menjadi solusi paling tepat

untuk mengatasi masalah keterlambatan supaya proyek dapat selesai sesuai

dengan rencana dan memberikan profit yang besar bagi perusahaan.


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan

dalam penelitian ini, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat 10 aktivitas dalam jalur kritis pada Proyek Interior Food Hall

Grand Indonesia yaitu aktivitas A1, B1, C1, D1, D6, D8, D9, G2, I5, dan

J2. Pada tersebut memiliki durasi terpanjang yaitu selama 242 hari.

2. Pada Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia terdapat struktur biaya

langsung sebesar Rp. 2.020.932.378 dan struktur biaya tidak langsung

sebesar Rp. 49.976.713.

3. Maksimal durasi proyek dipersingkat pada Proyek Interior Food Hall

Grand Indonesia setelah menerapkan metode crashing yaitu selama 124

hari dengan total biaya sebesar Rp. 2.086.890.789 dan proses

percepatan proyek dilakukan dengan penambahan shift kerja.

4. Dari hasil percepatan proyek diperoleh waktu dan biaya optimal pada

Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia yaitu waktu penyelesaian

proyek dapat dipercepat menjadi 211 hari dengan total biaya proyek

sebesar Rp. 2.068.987.116. Durasi penyelesaian proyek dapat lebih

cepat 31 hari dari durasi normal. Dengan demikian, percepatan proyek

menjadi solusi paling tepat untuk mengatasi masalah keterlambatan

supaya proyek dapat selesai sesuai dengan rencana dan memberikan

profit yang besar bagi perusahaan.

123
124

6.2 SARAN

Saran dari penelitian yang dapat diberikan yaitu sebagai berikut :

1. Penelitian mengenai manajemen proyek dapat dikembangkan lebih lanjut

yang diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih baik.

2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk evaluasi perusahaan

supaya dapat meningkatkan produktivitas dan membantu dalam

menyelesaikan permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan proyek.

3. Pada aktivitas yang berada pada jalur kritis harus dilakukan pengawasan

secara ketat dan intensif supaya tidak terjadi keterlambatan dalam

penyelesaian proyek.

4. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai literatur baru dan referensi

untuk menunjang penelitian lanjutan supaya dapat mengembangkan

penelitian sehingga dapat selalu menghasilkan penelitian yang

bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad dan Nana, 2017. Analisa infrastruktur desa Sukaci-Baros dengan


metode Critical Path Method (CPM). Jurnal Sistem dan Manajemen
Industri, 1(1), pp. 35-42.

Assauri, S., 2016. Manajemen operasi produksi pencapaian sasaran


organisasi berkesinambungan. 3rd ed. Depok: Rajagrafindo Persada.

Atkinson, R., 1999. Project management : cost, time, and quality, two best
guesses and a phenomeon, its time to accept other success
criteria. International Journal of Project Management, 17(6), pp. 337-
342.

Dimyati, H. dan Nurjaman, K., 2014. Manajemen proyek. Bandung: Pustaka


Setia.

Heizer, J. and Render, B., 2008. Operations management. 9th ed. New Jersey:
Pearson, Prentice Hall.

Husen, A., 2011. Manajemen proyek. Yogyakarta: Andi.

Larson, E. and Gray, C., 2011. Project management the managerial process.
5th ed. New York: McGraw-Hill/Irwin.

Mandiyo dan Adi, 2016. Analisis percepatan waktu dan biaya proyek
kontruksi dengan penambahan jam kerja (lembur) menggunakan
metode time cost trade off : studi kasus proyek pembangunan
prasarana pengendali banjir. Jurnal Ilmiah Semesta Teknika, 19(1),
pp. 1-15.

Muhardi, 2011. Manajemen operasi suatu pendekatan kuantitatif untuk


pengambilan keputusan. Bandung: Refika Aditama.

Project Management Institute, 2017. A guide to the project management body


of knowledge, PMBOK Guide. 6th ed. Newtown Square: PMI.

Rahman, Andi, dan Azhara, 2015. Optimalisasi waktu dan biaya dengan
project crashing dan tahapan deterministik least cost scheduling
(Studi kasus : Proyek pembangunan pabrik pipa baja tanpa
kampuh (seamless steel pipe) PT. Artas Energi Petrogas). Jurnal
Fondasi, 4(1), pp. 46-60.

Rani, H., 2016. Manajemen proyek kontruksi. Yogyakarta: Deepublish.

Ricky, Fajar, dan Setiono, 2017. Optimasi biaya dan waktu dengan metode
time cost trade off (TCTO) (Studi kasus proyek pembangunan rawat
inap kelas III dan parkir RSUD Dr. Moewardi Surakarta). e-jurnal
Matriks Teknik Sipil. Pp. 69-74.

125
126

Robbins, S. and Coulter, M., 2009. Management. 10th ed. New Jersey: Pearson,
Prentice Hall.

Soeharto, I., 1999. Manajemen proyek dari konseptual sampai operasional.


2nd ed. Jakarta: Erlangga.

Solihin, I., 2009. Pengantar manajemen. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sudaryono, 2018. Metodologi penelitian. Depok: Rajagrafindo Persada.

Suherman dan Amarina, 2016. Analisa penjadwalan proyek menggunakan


PDM dan PERT serta crash project (studi kasus : pembangunan
gedung main power house PT. Adhi Karya). Jurnal Teknik Industri,
2(1).

Undang-Undang Dasar Pasal 120 Perpres 54 Tahun 2010.

Wateno, Priyoto, dan Uhad, 2017. Analisis waktu dan biaya dengan metode
crash duration pada keterlambatan proyek pembangunan jembatan
sel hanyu kabupaten Kapuas. Media Ilmiah Teknik Sipil, 6(1), pp. 08-
22.
LAMPIRAN
TIME SCHEDULE & KURVA S PT BIRU SCK INTERIORINDO
PROYEK INTERIOR FOOD HALL GRAND INDONESIA
JAKARTA - INDONESIA TIME SCHEDULE
NO URAIAN PEKERJAAN UNIT QUANTITY BOBOT Agt-18 Sep-18 Okt-18 Nov-18 Des-18 Jan-19 Feb-19 Mar-19 Keterangan
1 s/d 7 8 s/d 14 15 s/d 21 22 s/d 28 29 s/d 4 5 s/d 11 12 s/d 18 19 s/d 25 26 s/d 2 3 s/d 9 10 s/d 16 17 s/d 23 24 s/d 30 31 s/d 6 7 s/d 13 14 s/d 20 21 s/d 27 28 s/d 4 5 s/d 11 12 s/d 18 19 s/d 25 26 s/d 1 2 s/d 8 9 s/d 15 16 s/d 22 23 s/d 29 30 s/d 5 6 s/d 12 13 s/d 19 20 s/d 26 27 s/d 5 6 s/d 12 13 s/d 19 20 s/d 26 27 s/d 30

I PEK PERSIAPAN 0,7


1 Administrasi, Management Proyek & Method of Statement ls 1,00 0,2432 0,24 1 100,0
2 Alat & Material bantu kerja, (Paku, Selotip, Benang, ls 1,00 0,1704 0,17 2 99,3
3 Pekerja & Biaya yg berkenaan (Bonus,tunjangan dll) ls 1,00 0,2556 0,26 3 98,7
4 Keselamatan, Kesehatan kerja Lapangan ls 1,00 0,0426 0,04 4 98,0
5 Kerja Malam & Overhead ls 1,00 0,3068 0,31 5 97,4
6 Marking & Pengukuran lapangan + pengukuran & ls 1,00 0,0852 0,09 6 96,7
7 Contoh Bahan & Mock Up ls 1,00 0,0341 0,03 7 96,1
8 Foto progress lapangan (progress 25%, 50%, 75% & 100%) ls 1,00 0,0170 0,02 8 95,4
9 Air ,Listrik & Penerangan kerja ls 9 94,8
10 Shop Drawing & As Build Drawing ls 1,00 0,0426 0,04 10 94,1
11 Perancah, Scaffolding & Stager ls 1,00 0,3409 0,34 11 93,5
12 Perlindungan thd api ( ex.Hartindo AF 21) ls 12 92,8
13 Buang sampah + Kebersihan harian ls 1,00 0,3409 0,34 13 92,2
14 Toilet sementara ls 14 91,5
15 Perlindungan Fasilitas Umum & Pribadi ls 15 90,8
16 Perlindungan Thd bangunan yg berdekatan dengan ls 16 90,2
17 Asuransi All Risk & Third Party Liability ls 17 89,5
18 Asuransi Tenaga Kerja (Astek) ls 1,00 0,3409 0,34 18 88,9
19 Security org 1,00 0,6135 0,61 19 88,2
20 General cleaning service profesional ls 1,00 0,5681 0,57 20 87,6
21 Delivery & pengiriman material ls 1,00 0,3409 0,34 21 86,9
II PEK HOARDING /PARTISI SEMENTARA 22 86,3
1 Supply & Install Partisi sementara, Triplek 4 mm finish m2 544,46 2,9709 2,97 23 85,6
2 Pintu Acces Uk. 1200x2400mm + kusen 1 unit finished unit 1,00 0,0365 0,04 24 85,0
3 Bongkar & pasang Partisi sementara m2 300,00 0,6982 0,23 0,23 0,23 25 84,3
4 Bongkar Pintu Acces Uk. 1200x2400mm + kusen 1 unit unit 1,00 0,0086 0,00 0,00 0,00 26 83,7
5 Bongkar Partisi sementara m2 544,46 0,4180 0,21 0,21 27 83,0
III PEK DEMOLISH 28 82,4
1 Demolish meliputi : 29 81,7
* Dinding, kolom, ceiling, plafond, lantai m2 3.933,00 3,9693 1,32 1,32 1,32 30 81,0
IV PEKERJAAN FLOOR 31 80,4
A Supply Only 32 79,7
1 Supply granite tile uk.600x600mm m2 - 33 79,1
- Install Only 34 78,4
Granite tile --> Biaya install dengan mortar 35 77,8
Spesifikasi 36 77,1
- Semen instant 37 76,5
- Pengisi nat 38 75,8
2 Install granite tile uk.600x600mm Area Selling m2 3.579,47 15,2450 1,52 1,52 1,52 1,52 1,52 1,52 1,52 1,52 1,52 1,52 39 75,2
3 Install granite tile uk.600x600mm Teraso m2 105,55 0,4495 0,15 0,15 0,15 40 74,5
4 Install granite tile uk.400x400mm Area Kitchen m2 248,09 1,0566 0,35 0,35 0,35 41 73,9
Supply & Install 42 73,2
Keramik --> Harga sudah termasuk b iaya angkut 43 72,5
5 Screed Lantai dengan Adukan 1 : 3 tebal rata rata 3 cm m2 964,19 2,5328 0,51 0,51 0,51 0,51 0,51 44 71,9
6 Inlay stainless 5x20mm m' 76,45 0,2684 0,13 0,13 45 71,2
7 Rise floor +100 mm w/ hebel m2 222,40 1,2758 0,43 0,43 0,43 46 70,6
8 Rise floor +80 mm --> Area Preparation m2 57,40 0,2902 0,10 0,10 0,10 47 69,9
9 Pembuatan lubang gutter (Preperation Area) finish m' 12,00 0,0620 0,06 48 69,3
10 New grill steel stripe- frame steel angle existing m' 12,00 0,2045 0,20 49 68,6
11 Waterproofing --> w/ Membran SIKA - 2 layer m2 248,09 3,3255 1,66 1,66 50 68,0
12 Waterproofing --> w/ Membran SIKA - 1 layer m2 91,87 0,7098 0,35 0,35 51 67,3
13 Coring lantai 3 " & Grouting unit 15,00 0,0810 0,03 0,03 0,03 52 66,7
14 Coring lantai 4 " & Grouting unit 10,00 0,0653 0,02 0,02 0,02 53 66,0
15 Coring lantai 5 " & Grouting unit 10,00 0,0824 0,03 0,03 0,03 54 65,4
16 Coring lantai 6 " & Grouting unit 10,00 0,0881 0,03 0,03 0,03 55 64,7
V PEKERJAAN PARTITION & NEW BRICKWALL 56 64,1
- Tinggi rata-rata partisi dihitung s/d ceilling, atau 57 63,4
1 Partisi gypsum, 1 muka tanpa Finish m2 391,00 1,7011 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 58 62,7
2 Partisi gypsum, 2 muka tanpa Finish m2 109,00 0,6995 0,23 0,23 0,23 59 62,1
3 Dinding Hebel tanpa Finish m2 198,00 1,9352 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 60 61,4
4 Partisi GRC 9mm, 1 muka tanpa Finish m2 156,43 1,1678 0,19 0,19 0,19 0,19 0,19 0,19 61 60,8
5 Partisi GRC 9mm, 2 muka tanpa Finish m2 70,93 0,9145 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 62 60,1
6 Partisi plywood 9mm, 2 Muka + HPL Dakota Oak m2 13,00 0,3596 0,09 0,09 0,09 0,09 63 59,5
7 Finishing Alkali m2 1.075,29 0,6127 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 64 58,8
8 Finishing wall paint m2 1.075,29 1,5266 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 65 58,2
9 Railing Cashier Uk. 2400 x 900 mm bh 6,00 0,5999 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 66 57,5
10 Railing Trolley uk. 2550 x 900 mm bh 1,00 0,1034 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 67 56,9
11 Railing Trolley uk. 5600 x 200 mm bh 1,00 0,2000 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 68 56,2
11 Pemasangan plint/skerting (h.: 100mm) w/ceramic m' 50,00 0,0862 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 69 55,6
VI COVER COLOUMN 70 54,9
1 New kolom type C-01a Uk.1128 x 1128 x 3300mm unit 6,00 2,3111 0,77 0,77 0,77 71 54,2
2 New kolom type C-01b Uk 1128 x 1128 x 3300mm unit 7,00 2,7360 0,68 0,68 0,68 0,68 72 53,6
3 New kolom type C-02a Uk 1128 x 1128 x 3300mm unit 1,00 0,4049 0,20 0,20 73 52,9
4 New kolom type C-02b Uk.1128 x 1275 x 3300mm unit 1,00 0,4004 0,20 0,20 74 52,3
5 New kolom type C-02c Uk 1128 x 1275 x 3300mm unit 1,00 0,2679 0,13 0,13 75 51,6
6 New kolom type C-03a Uk 1128 x 1128 x 3300mm unit 11,00 3,1245 0,22 0,22 0,22 0,22 0,22 0,22 0,22 0,22 0,22 0,22 0,22 0,22 0,22 0,22 76 51,0
7 New kolom type C-03b Uk.1128 x 1128 x 3300mm unit 19,00 6,2193 0,69 0,69 0,69 0,69 0,69 0,69 0,69 0,69 0,69 77 50,3
8 New kolom type C-04a Uk 1128 x 1128 x 3030mm unit 2,00 0,4462 0,22 0,22 78 49,7
9 New kolom type C-04b Uk 1244 x 1064 x 3300mm unit 1,00 0,1086 0,05 0,05 79 49,0
10 New kolom type C-04c Uk.1705 x 1064 x 3300mm unit 1,00 0,1469 0,07 0,07 80 48,4
11 New kolom type C-04d Uk 1108 x 1064 x 3300mm unit 1,00 0,1005 0,05 0,05 81 47,7
12 New kolom type C-04e Uk 1400 x 1064 x 3300mm unit 1,00 0,1229 0,06 0,06 82 47,1
13 New kolom type C-04f Uk.1680 x 1064 x 3300mm unit 1,00 0,1461 0,07 0,07 83 46,4
14 New kolom type C-04g Uk 1128 x 1128 x 3300mm unit 1,00 0,3792 0,19 0,19 84 45,8
15 New kolom type C-04h Uk 1128 x 914 x 3300mm unit 1,00 0,2054 0,10 0,10 85 45,1
16 New kolom type C-04i Uk.1128 x 600 x 3300mm unit 2,00 0,3429 0,11 0,11 0,11 86 44,4
17 New kolom type C-04j Uk 1239 x 1128 x 3300mm unit 1,00 0,2885 0,10 0,10 0,10 87 43,8
18 New kolom type C-04k Uk 1128 x 1128 x 3300mm unit 1,00 0,2700 0,09 0,09 0,09 88 43,1
19 New kolom type C-04l Uk.1128 x 489 x 3300mm unit 2,00 0,7592 0,19 0,19 0,19 0,19 89 42,5
20 New kolom type C-04m Uk 1128 x 1128 x 3300mm unit 1,00 0,3667 0,18 0,18 90 41,8
VII PEKERJAAN CEILLING 91 41,2
- Ceilling flat, w/ gypsum, tebal 12mm, termasuk sistim 92 40,5
- pengecatan ceilling expose, harga yang ditawarkan 93 39,9
- Ceilling Flat/ rata, wall paint finish 94 39,2
1 Pengecatan Expose Ceilling m2 3.684,91 10,2492 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 95 38,6
2 Decarative Ceiling Lebar 1200, T 100mm lengkap Termasuk m' 117,70 1,9847 0,50 0,50 0,50 0,50 96 37,9
3 Ceiling Gypsum area Preparation dan Kitchen m2 248,09 2,1863 0,55 0,55 0,55 0,55 97 37,3
4 Drop Ceiling Gypsum area Kitchen m' 34,12 0,3007 0,08 0,08 0,08 0,08 98 36,6
5 Steel Decorative L 270 mm (Area Fruit & Veggie) Lengkap m' 16,00 0,3885 0,13 0,13 0,13 99 35,9
6 Tempat poster Uk. 270x1000mm (Poster By Other) unit 6,00 0,1457 0,05 0,05 0,05 100 35,3
VIII PEK. PELUBANGAN + PERAPIHAN KEMBALI 101 34,6
1 Pelubangan Power outlet on floor 250w ttk 65,00 0,0276 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 102 34,0
2 Pelubangan ceilling LAMPU TL 1x36 watt ttk 30,00 0,0171 0,00 0,00 0,00 0,00 103 33,3
IX PEKERJAAN WALL DISPLAY 104 32,7
A AREA HOME KICHEN WARE TO DIAPERS 105 32,0
1 Partisi gypsum, 1 muka tanpa Finish m2 76,00 0,3307 0,08 0,08 0,08 0,08 106 31,4
2 Drop L 450mm m' 41,00 0,1637 0,04 0,04 0,04 0,04 107 30,7
3 Decorative wall display T 1030 mm Lengkap sprt Gbr m' 43,00 1,0554 0,26 0,26 0,26 0,26 108 30,1
B AREA MIX BEVERAGE & TRADITIONAL SNACK 109 29,4
1 Partisi gypsum, 1 muka tanpa Finish m2 25,00 0,1088 0,04 0,04 0,04 110 28,8
2 Drop L 450mm m' 7,00 0,0280 0,01 0,01 0,01 111 28,1
3 Drop L 823mm m' 7,00 0,0515 0,02 0,02 0,02 112 27,5
4 Decorative wall display T 1030 mm Lengkap sprt Gbr m' 14,00 0,3436 0,11 0,11 0,11 113 26,8
C AREA DELI CATESSEN - FRESH MILK 114 26,1
1 Partisi gypsum, 1 muka tanpa Finish m2 70,00 0,3046 0,10 0,10 0,10 115 25,5
2 Drop L 450mm m' 39,00 0,1557 0,05 0,05 0,05 116 24,8
3 Decorative wall display T 1030 mm Lengkap sprt Gbr m' 39,00 0,9572 0,32 0,32 0,32 117 24,2
D AREA BAKERY - PHARMACY NATURAL 118 23,5
1 Partisi gypsum, 1 muka tanpa Finish m2 24,00 0,1044 0,03 0,03 0,03 0,03 119 22,9
2 Drop L 450mm m' 13,50 0,0539 0,01 0,01 0,01 0,01 120 22,2
3 Decorative wall display T 1030 mm Lengkap sprt Gbr m' 13,50 0,3314 0,08 0,08 0,08 0,08 121 21,6
4 Rak gantung Uk. 1400 x 1640 x 300mm (Poster by Other) unit 3,00 0,2745 0,07 0,07 0,07 0,07 122 20,9
5 Signage "BREAD BAKERY" Uk. 3021 x 400 mm unit 1,00 0,0867 0,02 0,02 0,02 0,02 123 20,3
6 Backwall Bakery uk.6570 x (1870+400mm)mm Lengkap unit 1,00 0,7821 0,20 0,20 0,20 0,20 124 19,6
E AREA KITCHEN 125 19,0
1 Supply Keramik dinding m2 194,25 126 18,3
2 Install Keramik dinding 25x40 cm KIA Luxury White m2 185,00 1,1345 0,28 0,28 0,28 0,28 127 17,6
3 List Atas dinding keramik Uk. 50x270mm m' 61,00 0,4351 0,11 0,11 0,11 0,11 128 17,0
4 Rak 1 Uk. 1200x1600mm (Poster By Other) unit 4,00 0,2867 0,07 0,07 0,07 0,07 129 16,3
5 Rak 1 Uk. 1200x1600mm (Poster By Other) unit 4,00 0,2395 0,06 0,06 0,06 0,06 130 15,7
6 Steel Decorative L 600 mm m' 22,00 0,4577 0,11 0,11 0,11 0,11 131 15,0
7 Plywood Decorative L 600 mm m' 18,50 0,3926 0,10 0,10 0,10 0,10 132 14,4
8 Conter Kitchen Uk. 900x600mm m' 36,00 5,5822 1,40 1,40 1,40 1,40 133 13,7
F AREA BEEF - PAULTRY & FISH 134 13,1
1 Supply Keramik dinding m2 84,53 135 12,4
2 Install Keramik dinding 25x40 cm KIA Luxury White m2 80,50 0,4937 0,16 0,16 0,16 136 11,8
3 Steel Decorative L 600 mm m' 8,50 0,1768 0,06 0,06 0,06 137 11,1
4 Plywood Decorative L 600 mm m' 8,00 0,1698 0,06 0,06 0,06 138 10,5
5 Drop Plafond T. 900, L. 1807 mm m' 16,50 0,5249 0,17 0,17 0,17 139 9,8
6 Penutup depan Showcase T 350mm m' 16,50 0,2854 0,10 0,10 0,10 140 9,2
X GATE ENTRANCE 141 8,5
1 GATE ENTRANCE TAMPAK A 142 7,8
a Gawangan Gate Entrance sisi depan : Gypsum 12mm H m' 14,22 0,2148 0,05 0,05 0,05 0,05 143 7,2
b Gawangan Gate Entrance sisi bawah : Plywood 12mm m' 16,29 0,5432 0,14 0,14 0,14 0,14 144 6,5
c Gawangan Gate Entrance sisi belakang : GRC 12mm H m' 17,08 0,1659 0,04 0,04 0,04 0,04 145 5,9
d Cover Kolom As S-12 H 3400mm (Kolom Bulat tdk unit 1,00 0,2111 0,05 0,05 0,05 0,05 146 5,2
e Cover Kolom As S-10 H 3400mm (Kolom Bulat tdk unit 1,00 0,2111 0,05 0,05 0,05 0,05 147 4,6
2 GATE ENTRANCE TAMPAK D 148 3,9
a Gawangan Gate Entrance sisi depan : Gypsum 12mm H M' 14,21 0,2147 0,05 0,05 0,05 0,05 149 3,3
b Gawangan Gate Entrance sisi bawah : Plywood 12mm L m' 16,93 0,5647 0,14 0,14 0,14 0,14 150 2,6
c Gawangan Gate Entrance sisi belakang : GRC 12mm H m' 17,67 0,1716 0,04 0,04 0,04 0,04 151 2,0
d Cover Kolom As M-6 H 3400mm (Hanya 2 sisi) unit 1,00 0,2287 0,06 0,06 0,06 0,06 152 1,3
e Cover Kolom As K-6 H 3400mm (Hanya 2 Sisi) unit 1,00 0,2287 0,06 0,06 0,06 0,06 153 0,7
TOTAL BOBOT 100 0000 3,74 3,01 1,32 2,11 3,19 4,18 4,82 6,13 5,29 5,28 5,06 4,42 4,23 5,62 5,57 3,29 1,26 1,26 2,68 2,68 1,09 1,09 2,25 2,85 1,59 1,12 1,53 2,72 2,72 2,72 2,68 0,90 0,90 0,35 0,35
BOBOT KUMULATIF 3,74 6,75 8,07 10,18 13,37 17,55 22,37 28,50 33,80 39,07 44,13 48,55 52,78 58,40 63,97 67,26 68,52 69,78 72,46 75,14 76,23 77,32 79,57 82,42 84,01 85,13 86,65 89,37 92,09 94,81 97,49 98,39 99,30 99,65 100,00
BOBOT AKTUAL 3,74 3,01 1,32 1,75 1,90 3,11 3,21 2,49
BOBOT AKTUAL KUMULATIF 3,74 6,75 8,07 9,82 11,72 14,83 18,04 20,53 20,53 20,53 20,53 20,53 20,53 20,53 20,53 20,53 20,53 20,53 20,53 20,53 20,53 20,53 20,53 20,53 20,53 20,53 20,53 20,53 20,53 20,53 20,53 20,53 20,53 20,53 20,53
DEVIASI (0,00) 0,00 (0,00) (0,36) (1,65) (2,72) (4,33) (7,97) (13,27) (18,54) (23,60) (28,02) (32,25) (37,87) (43,44) (46,73) (47,99) (49,25) (51,93) (54,61) (55,70) (56,79) (59,04) (61,89) (63,48) (64,60) (66,12) (68,84) (71,56) (74,28) (76,96) (77,86) (78,77) (79,12) (79,47)
RANCANGAN ANGGARAN BIAYA PT BIRU SCK INTERIORINDO
PROYEK INTERIOR FOOD HALL GRAND INDONESIA Nego Final
JAKARTA - INDONESIA 27 Juli 2018
BILL OF QUANTITY
NO URAIAN PEKERJAAN SPESIFIKASI RINGKAS UNIT QTY
Rate (Rp) Total (Rp)
I PEK.PERSIAPAN
1 Administrasi, Management Proyek & Method of Statement ls 1,00 5.035.613 5.035.613

2 Alat & Material bantu kerja, (Paku, Selotip, Benang, Gergaji, Palu, masker, helm, dll) ls 1,00 3.529.400 3.529.400

3 Pekerja & Biaya yg berkenaan (Bonus,tunjangan dll) ls 1,00 5.294.100 5.294.100


4 Keselamatan, Kesehatan kerja Lapangan ls 1,00 882.400 882.400
5 Kerja Malam & Overhead ls 1,00 6.352.900 6.352.900
6 Marking & Pengukuran lapangan + pengukuran & buat levelling lantai existing ls 1,00 1.764.700 1.764.700
7 Contoh Bahan & Mock Up ls 1,00 705.900 705.900
8 Foto progress lapangan (progress 25%, 50%, 75% & 100%) ls 1,00 352.900 352.900
9 Air ,Listrik & Penerangan kerja ls 0,00 - by Owner
10 Shop Drawing & As Build Drawing ls 1,00 882.400 882.400
11 Perancah, Scaffolding & Stager ls 1,00 7.058.800 7.058.800
12 Perlindungan thd api ( ex.Hartindo AF 21) ls 0,00 - by Owner
13 Buang sampah + Kebersihan harian ls 1,00 7.058.800 7.058.800
14 Toilet sementara ls 1,00 - -
15 Perlindungan Fasilitas Umum & Pribadi ls 1,00 - -
16 Perlindungan Thd bangunan yg berdekatan dengan area kerja ls 1,00 - -
17 Asuransi All Risk & Third Party Liability ls 0,00 - by Owner
18 Asuransi Tenaga Kerja (Astek) ls 1,00 7.058.800 7.058.800
19 Security org 1,00 12.705.900 12.705.900
20 General cleaning service profesional ls 1,00 11.764.700 11.764.700
21 Delivery & pengiriman material ls 1,00 7.058.800 7.058.800
Sub Total I 77.506.113
II PEK. HOARDING /PARTISI SEMENTARA (Area Gudang dan Office sementara)

1 Supply & Install Partisi sementara, Triplek 4 mm finish wallpaint Poster/Image by Other m2 544,46 113.000 61.524.150

2 Pintu Acces Uk. 1200x2400mm + kusen 1 unit finished unit 1,00 755.300 755.300
3 Bongkar & pasang Partisi sementara m2 300,00 48.200 14.460.000
4 Bongkar Pintu Acces Uk. 1200x2400mm + kusen 1 unit unit 1,00 177.600 177.600
5 Bongkar Partisi sementara m2 544,46 15.900 8.656.938
Sub Total II 85.573.987
III PEK. DEMOLISH
1 Demolish meliputi :

* Dinding, kolom, ceiling, plafond, lantai, peninggian jka ada dan lain2 yang ada di seling
m2 3.933,00 20.900 82.199.700
area (Kabel, ducting, hud,exhaust,ceilling gantung besi, dan lampu tdk termasuk)

Sub Total III 82.199.700

IV PEKERJAAN FLOOR
A Supply Only --> Harga supply sudah termasuk biaya angkut material ke lokasi proyek
1 Supply granite tile uk.600x600mm Q&Q Mocca m2 3.758,45 - by Other
- Install Only
Granite tile --> Biaya install dengan mortar tebal ± 5mm termasuk AM grout untuk naad
by kontraktor include biaya angkut material sampai ke lokasi site
Spesifikasi
- Semen instant semen Tiga Roda
- Pengisi nat ex.AM type 53

2 Install granite tile uk.600x600mm Area Selling Adukan Pasir + semen Tiga Roda m2 3.579,47 88.200 315.709.430

3 Install granite tile uk.600x600mm Teraso Adukan Pasir + semen Tiga Roda m2 105,55 88.200 9.309.713

4 Install granite tile uk.400x400mm Area Kitchen dan Preparation Adukan Pasir + semen Tiga Roda m2 248,09 88.200 21.881.194

Supply & Install


Keramik --> Harga sudah termasuk biaya angkut material ke lokasi proyek, Wesh
material & install dengan adukan 1:3 tebal ± 50mm termasuk AM grout untuk naad
2
5 Screed Lantai dengan Adukan 1 : 3 tebal rata rata 3 cm m 964,19 54.400 52.451.680
6 Inlay stainless 5x20mm SUS 304 m' 76,45 72.700 5.558.060
2
7 Rise floor +100 mm w/ hebel m 222,40 118.800 26.420.882
8 Rise floor +80 mm --> Area Preparation m2 57,40 104.700 6.009.414
Pembuatan lubang gutter (Preperation Area) finish ceramic tile uk.: 300x300mm -->
9 m' 12,00 107.000 1.284.000
lengkap seperti Gb. IGF.30.20.00
New grill steel stripe- frame steel angle existing w/ spray paint finish (cover drainage/
10 m' 12,00 352.900 4.234.800
gutter)

11 Waterproofing --> w/ Membran SIKA - 2 layer Ex.SIKA tebal 4mm m2 248,09 277.600 68.868.701

12 Waterproofing --> w/ Membran SIKA - 1 layer Ex.SIKA tebal 4mm m2 91,87 160.000 14.699.024

13 Coring lantai 3 " & Grouting unit 15,00 111.800 1.677.000


14 Coring lantai 4 " & Grouting unit 10,00 135.300 1.353.000
15 Coring lantai 5 " & Grouting unit 10,00 170.600 1.706.000
16 Coring lantai 6 " & Grouting unit 10,00 182.400 1.824.000
Sub Total IV 532.986.899
V PEKERJAAN PARTITION & NEW BRICKWALL

Tinggi rata-rata partisi dihitung s/d ceilling, atau jika tinggi ceiling yg bersebelahan
- berbeda maka diambil rata-ratanya. Harga yang ditawarkan harus termasuk pek yang
berada diatas tinggi ceiling, seperti ring balk, pasangan gypsum, bata & skirting
BILL OF QUANTITY
NO URAIAN PEKERJAAN SPESIFIKASI RINGKAS UNIT QTY
Rate (Rp) Total (Rp)
Hollow 40x40x0.8mm, Gypsum 2
1 Partisi gypsum, 1 muka tanpa Finish m 391,00 90.100 35.229.100
9mm jaya board
Hollow 40x40x0.8mm, Gypsum
2 Partisi gypsum, 2 muka tanpa Finish m2 109,00 132.900 14.486.100
9mm jaya board
2
3 Dinding Hebel tanpa Finish Include kolom, Ringbalk m 198,00 202.400 40.075.200
4 Partisi GRC 9mm, 1 muka tanpa Finish Hollow 40x40x0.8mm m2 156,43 154.600 24.183.661
2
5 Partisi GRC 9mm, 2 muka tanpa Finish Hollow 40x40x0.8mm m 70,93 267.000 18.939.111
2
6 Partisi plywood 9mm, 2 Muka + HPL Dakota Oak Hollow 40x40x0.8mm m 13,00 572.800 7.446.400
7 Finishing Alkali Ex. Vinilex m2 1.075,29 11.800 12.688.461
2
8 Finishing wall paint Ex. Kansai m 1.075,29 29.400 31.613.623
Pipa Stainless Stell THK 1.5mm
9 Railing Cashier Uk. 2400 x 900 mm bh 6,00 2.070.600 12.423.600
dia. 1 1/2" 304, Finish Poles
Pipa Stainless Stell THK 1.5mm
10 Railing Trolley uk. 2550 x 900 mm bh 1,00 2.141.200 2.141.200
dia. 1 1/2" 304, Finish Poles

11 Railing Trolley uk. 5600 x 200 mm bh 1,00 4.141.200 4.141.200

Pemasangan plint/skerting (h.: 100mm) w/ceramic tile 600x100mm (to match flooring)
11 Keramik By Owner m' 50,00 35.700 1.785.000
backing plywood 9mm + Grout w/Alum. U 5/5 mm Paint finished

Sub Total V 205.152.656


VI COVER COLOUMN

Hollow 40/40, Plywood 12mm


Fin HPL, Melaminto, Keramik
1 New kolom type C-01a Uk.1128 x 1128 x 3300mm --> lengkap seperti Gb. unit 6,00 7.976.800 47.860.800
putih 20x30 cm, Decorative
20.20.1,2mm & bamper S/S 3"

Hollow 40/40, Plywood 12mm


Fin HPL, Melaminto, Keramik
2 New kolom type C-01b Uk.1128 x 1128 x 3300mm --> lengkap seperti Gb. unit 7,00 8.094.400 56.660.800
putih 20x30 cm, Decorative
20.20.1,2mm & bamper S/S 3"

Hollow 40/40, Plywood 12mm


Fin HPL, Melaminto, Keramik
3 New kolom type C-02a Uk.1128 x 1128 x 3300mm --> lengkap seperti Gb. unit 1,00 8.384.500 8.384.500
putih 20x30 cm, Decorative
20.20.1,2mm & bamper S/S 3"

Hollow 40/40, Plywood 12mm


Fin HPL, Melaminto, Keramik
4 New kolom type C-02b Uk.1128 x 1275 x 3300mm --> lengkap seperti Gb. unit 1,00 8.291.700 8.291.700
putih 20x30 cm, Decorative
20.20.1,2mm & bamper S/S 3"

Hollow 40/40, Plywood 12mm


Fin HPL, Melaminto, Keramik
5 New kolom type C-02c Uk.1128 x 1275 x 3300mm --> lengkap seperti Gb. unit 1,00 5.547.000 5.547.000
putih 20x30 cm, Decorative
20.20.1,2mm & bamper S/S 3"

Hollow 40/40, Plywood 12mm


Fin HPL, Melaminto, Keramik
6 New kolom type C-03a Uk.1128 x 1128 x 3300mm --> lengkap seperti Gb. unit 11,00 5.882.300 64.705.300
putih 20x30 cm, Decorative
20.20.1,2mm & bamper S/S 3"

Hollow 40/40, Plywood 12mm


Fin HPL, Melaminto, Keramik
7 New kolom type C-03b Uk.1128 x 1128 x 3300mm --> lengkap seperti Gb. unit 19,00 6.778.700 128.795.300
putih 20x30 cm, Decorative
20.20.1,2mm & bamper S/S 3"

Hollow 40/40, Plywood 12mm


Fin HPL, Melaminto, Keramik
8 New kolom type C-04a Uk.1128 x 1128 x 3030mm --> lengkap seperti Gb. unit 2,00 4.620.200 9.240.400
putih 20x30 cm, Decorative
20.20.1,2mm

Hollow 40/40, Plywood 12mm


Fin HPL, Melaminto, Keramik
9 New kolom type C-04b Uk.1244 x 1064 x 3300mm --> lengkap seperti Gb. unit 1,00 2.249.800 2.249.800
putih 20x30 cm, Decorative
20.20.1,2mm

Hollow 40/40, Plywood 12mm


Fin HPL, Melaminto, Keramik
10 New kolom type C-04c Uk.1705 x 1064 x 3300mm --> lengkap seperti Gb. unit 1,00 3.042.100 3.042.100
putih 20x30 cm, Decorative
20.20.1,2mm

Hollow 40/40, Plywood 12mm


Fin HPL, Melaminto, Keramik
11 New kolom type C-04d Uk.1108 x 1064 x 3300mm --> lengkap seperti Gb. unit 1,00 2.080.300 2.080.300
putih 20x30 cm, Decorative
20.20.1,2mm

Hollow 40/40, Plywood 12mm


Fin HPL, Melaminto, Keramik
12 New kolom type C-04e Uk.1400 x 1064 x 3300mm --> lengkap seperti Gb. unit 1,00 2.545.200 2.545.200
putih 20x30 cm, Decorative
20.20.1,2mm
BILL OF QUANTITY
NO URAIAN PEKERJAAN SPESIFIKASI RINGKAS UNIT QTY
Rate (Rp) Total (Rp)

Hollow 40/40, Plywood 12mm


Fin HPL, Melaminto, Keramik
13 New kolom type C-04f Uk.1680 x 1064 x 3300mm --> lengkap seperti Gb. unit 1,00 3.026.100 3.026.100
putih 20x30 cm, Decorative
20.20.1,2mm

Hollow 40/40, Plywood 12mm


Fin HPL, Melaminto, Keramik
14 New kolom type C-04g Uk.1128 x 1128 x 3300mm --> lengkap seperti Gb. unit 1,00 7.853.800 7.853.800
putih 20x30 cm, Decorative
20.20.1,2mm & bamper S/S 3"

Hollow 40/40, Plywood 12mm


Fin HPL, Melaminto, Keramik
15 New kolom type C-04h Uk.1128 x 914 x 3300mm --> lengkap seperti Gb. unit 1,00 4.254.200 4.254.200
putih 20x30 cm, Decorative
20.20.1,2mm

Hollow 40/40, Plywood 12mm


Fin HPL, Melaminto, Keramik
16 New kolom type C-04i Uk.1128 x 600 x 3300mm --> lengkap seperti Gb. unit 2,00 3.550.100 7.100.200
putih 20x30 cm, Decorative
20.20.1,2mm

Hollow 40/40, Plywood 12mm


Fin HPL, Melaminto, Keramik
17 New kolom type C-04j Uk. 1239 x 1128 x 3300mm --> Lengkap sprt Gbr unit 1,00 5.975.500 5.975.500
putih 20x30 cm, Decorative
20.20.1,2mm

Hollow 40/40, Plywood 12mm


Fin HPL, Melaminto, Keramik
18 New kolom type C-04k Uk.1128 x 1128 x 3300mm --> lengkap seperti Gb. unit 1,00 5.590.600 5.590.600
putih 20x30 cm, Decorative
20.20.1,2mm

Hollow 40/40, Plywood 12mm


Fin HPL, Melaminto, Keramik
19 New kolom type C-04l Uk.1128 x 489 x 3300mm --> lengkap seperti Gb. unit 2,00 7.861.500 15.723.000
putih 20x30 cm, Decorative
20.20.1,2mm

Hollow 40/40, Plywood 12mm


Fin HPL, Melaminto, Keramik
20 New kolom type C-04m Uk.1128 x 1128 x 3300mm --> lengkap seperti Gb. unit 1,00 7.594.900 7.594.900
putih 20x30 cm, Decorative
20.20.1,2mm

Sub Total VI 396.521.500


VII PEKERJAAN CEILLING
Ceilling flat, w/ gypsum, tebal 12mm, termasuk sistim rangka penggantung, metal trim
- dan semua asesori pemasangan yang diperlukan, termasuk pengecatan, dipasang
sesuai spesifikasi
pengecatan ceilling expose, harga yang ditawarkan sudah termasuk dengan pengecatan
-
ducting & instalasi kabel dan Lain2
- Ceilling Flat/ rata, wall paint finish
1 Pengecatan Expose Ceilling Finish Ex. Kansai m2 3.684,91 57.600 212.251.046
Plywood 9mm Fin HPL Taco
2 Decarative Ceiling Lebar 1200, T 100mm lengkap Termasuk Penggantung m' 117,70 349.200 41.100.840
Dakota Oak

Gypsum Jayaboard 12mm,


2
3 Ceiling Gypsum area Preparation dan Kitchen rangka hollow galvalum m 248,09 182.500 45.275.713
40x40x1.2mm Finish wall paint

Gypsum Jayaboard 12mm,


4 Drop Ceiling Gypsum area Kitchen rangka hollow galvalum m' 34,12 182.500 6.227.630
40x40x0.8mm Finish wall paint

L Shape 50/50/1.2mm, Hollow


5 Steel Decorative L 270 mm (Area Fruit & Veggie) Lengkap sprt Gbr 20x20x1.2mm Spray paint F Talit m' 16,00 502.900 8.046.400
Black Doff

Hollow 20x20x1.2mm Spray


6 Tempat poster Uk. 270x1000mm (Poster By Other) Paint, Plywood 9mm fin HPL unit 6,00 502.900 3.017.400
Putih

Sub Total VII 315.919.030


VIII PEK. PELUBANGAN + PERAPIHAN KEMBALI
1 Pelubangan Power outlet on floor 250w ttk 65,00 8.800 572.000
2 Pelubangan ceilling LAMPU TL 1x36 watt ttk 30,00 11.800 354.000
Sub Total VIII 926.000
IX PEKERJAAN WALL DISPLAY
A AREA HOME, KICHEN WARE TO DIAPERS
1 Partisi gypsum, 1 muka tanpa Finish m2 76,00 90.100 6.847.600
Gypsum 12 mm ex. Jaya board
2 Drop L 450mm Hollow 40x40x0.8mm Finish m' 41,00 82.700 3.390.700
Paint
Playwood /MDF 12 mm dan
3 Decorative wall display T 1030 mm Lengkap sprt Gbr (Poster By Other) m' 43,00 508.300 21.856.900
18mm Fin HPL
B AREA MIX BEVERAGE & TRADITIONAL SNACK
1 Partisi gypsum, 1 muka tanpa Finish m2 25,00 90.100 2.252.500
BILL OF QUANTITY
NO URAIAN PEKERJAAN SPESIFIKASI RINGKAS UNIT QTY
Rate (Rp) Total (Rp)
Gypsum 12 mm ex. Jaya board
2 Drop L 450mm Hollow 40x40x0.8mm Finish m' 7,00 82.700 578.900
Paint
Gypsum 12 mm ex. Jaya board
3 Drop L 823mm Hollow 40x40x0.8mm Finish m' 7,00 152.500 1.067.500
Paint
Playwood /MDF 12 mm dan
4 Decorative wall display T 1030 mm Lengkap sprt Gbr (Poster By Other) m' 14,00 508.300 7.116.200
18mm Fin HPL
C AREA DELI CATESSEN - FRESH MILK
1 Partisi gypsum, 1 muka tanpa Finish m2 70,00 90.100 6.307.000
Gypsum 12 mm ex. Jaya board
2 Drop L 450mm m' 39,00 82.700 3.225.300
Hollow 40x40x0.8mm
Playwood /MDF 12 mm dan
3 Decorative wall display T 1030 mm Lengkap sprt Gbr (Poster By Other) m' 39,00 508.300 19.823.700
18mm Fin HPL
D AREA BAKERY - PHARMACY NATURAL
1 Partisi gypsum, 1 muka tanpa Finish m2 24,00 90.100 2.162.400
Gypsum 12 mm ex. Jaya board
2 Drop L 450mm Hollow 40x40x0.8mm Finish m' 13,50 82.700 1.116.450
Paint
Playwood /MDF 12 mm dan
3 Decorative wall display T 1030 mm Lengkap sprt Gbr (Poster By Other) m' 13,50 508.300 6.862.050
18mm Fin HPL
Plywood, Melaminto, Hollow
4 Rak gantung Uk. 1400 x 1640 x 300mm (Poster by Other) unit 3,00 1.895.000 5.685.000
20x20x1.2mm Spray paint
Plywood finish Duco, Hollow
5 Signage "BREAD BAKERY" Uk. 3021 x 400 mm unit 1,00 1.795.800 1.795.800
20x20x1.2mm Spray paint
Backwall Bakery uk.6570 x (1870+400mm)mm Lengkap terpasang dengan aksesoris
6 unit 1,00 16.197.600 16.197.600
seperti Gambar (Cabinet by Furniture)
E AREA KITCHEN
2
1 Supply Keramik dinding Type TBC m 194,25 By Other
2
2 Install Keramik dinding 25x40 cm KIA Luxury White m 185,00 127.000 23.495.000
3 List Atas dinding keramik Uk. 50x270mm Plywood Fin HPL m' 61,00 147.700 9.009.700
4 Rak 1 Uk. 1200x1600mm (Poster By Other) Plywood Fin HPL & Melaminto unit 4,00 1.484.200 5.936.800
5 Rak 1 Uk. 1200x1600mm (Poster By Other) Plywood Fin HPL & Melaminto unit 4,00 1.240.200 4.960.800
Hollow 20x20x1.2mm Spray
6 Steel Decorative L 600 mm m' 22,00 430.800 9.477.600
Paint
7 Plywood Decorative L 600 mm Plywood Fin Melaminto m' 18,50 439.500 8.130.750
Plywood lapis HPL, Top Table
8 Conter Kitchen Uk. 900x600mm m' 36,00 3.211.200 115.603.200
Granite, sisi depak Mozaic
F AREA BEEF - PAULTRY & FISH
1 Supply Keramik dinding Type TBC m2 84,53 By Other
2 Install Keramik dinding 25x40 cm KIA Luxury White m2 80,50 127.000 10.223.500
Hollow 20x20x1.2mm Spray
3 Steel Decorative L 600 mm m' 8,50 430.800 3.661.800
Paint
4 Plywood Decorative L 600 mm Plywood Fin HPL m' 8,00 439.500 3.516.000
Gypsum 12 mm ex. Jaya board
5 Drop Plafond T. 900, L. 1807 mm Hollow 40x40x0.8mm Finish m' 16,50 658.800 10.870.200
Paint
frame solid wood, Plywood 9mm
6 Penutup depan Showcase T 350mm Fin HPL Taco Dakota Oak & m' 16,50 358.200 5.910.300
engsel kupu2

Sub Total IX 317.081.250


X GATE ENTRANCE
1 GATE ENTRANCE TAMPAK A

Ceiling Gypsum 12mm fin.wall


paint rangka hollow galvalum
Gawangan Gate Entrance sisi depan : Gypsum 12mm H 150mm , Gypsum 12mm L 40x40x0.8mm, Drop Ceiling
a m' 14,22 312.900 4.448.812
200mm, dan Plywood 12mm H 100mm plywood 12mm fin. HPL. Cement
rangka hollow galvalum
40x40x0.8mm

Ceiling Gypsum 12mm fin.wall


paint rangka hollow galvalum
Gawangan Gate Entrance sisi bawah : Plywood 12mm L 1500mm, Gypsum 12mm L
b 40x40x0.8mm, Ceiling plywood m' 16,29 690.600 11.248.493
1090mm
12mm fin. HPL. Cement rangka
hollow galvalum 40x40x0.8mm

Drop Ceiling GRC 12mm fin.wall


c Gawangan Gate Entrance sisi belakang : GRC 12mm H 820mm paint rangka hollow galvalum m' 17,08 201.200 3.436.295
40x40x0.8mm

Partisi Plywood 12mm Fin.


HPL.Cement + Decorative Solid
d Cover Kolom As S-12 H 3400mm (Kolom Bulat tdk Termasuk) unit 1,00 4.371.400 4.371.400
Wood 10x5mm, Rangka Hollow
Galvalum 40x40x0.5 mm

Partisi Plywood 12mm Fin.


HPL.Cement + Decorative Solid
e Cover Kolom As S-10 H 3400mm (Kolom Bulat tdk Termasuk) unit 1,00 4.371.400 4.371.400
Wood 10x5mm, Rangka Hollow
Galvalum 40x40x0.5 mm
BILL OF QUANTITY
NO URAIAN PEKERJAAN SPESIFIKASI RINGKAS UNIT QTY
Rate (Rp) Total (Rp)
2 GATE ENTRANCE TAMPAK D

Ceiling Gypsum 12mm fin.wall


paint rangka hollow galvalum
Gawangan Gate Entrance sisi depan : Gypsum 12mm H 150mm , Gypsum 12mm L 40x40x0.8mm, Drop Ceiling
a M' 14,21 312.900 4.447.029
200mm, dan Plywood 12mm H 100mm plywood 12mm fin. HPL. Cement
rangka hollow galvalum
40x40x0.8mm

Ceiling Gypsum 12mm fin.wall


paint rangka hollow galvalum
Gawangan Gate Entrance sisi bawah : Plywood 12mm L 1500mm, Gypsum 12mm L
b 40x40x0.8mm, Ceiling plywood m' 16,93 690.600 11.693.930
1090mm
12mm fin. HPL. Cement rangka
hollow galvalum 40x40x0.8mm

Drop Ceiling GRC 12mm fin.wall


c Gawangan Gate Entrance sisi belakang : GRC 12mm H 820mm paint rangka hollow galvalum m' 17,67 201.200 3.554.198
40x40x0.8mm

Partisi Plywood 12mm Fin.


HPL.Cement + Decorative Solid
d Cover Kolom As M-6 H 3400mm (Hanya 2 sisi) unit 1,00 4.735.200 4.735.200
Wood 10x5mm, Rangka Hollow
Galvalum 40x40x0.5 mm

Partisi Plywood 12mm Fin.


HPL.Cement + Decorative Solid
e Cover Kolom As K-6 H 3400mm (Hanya 2 Sisi) unit 1,00 4.735.200 4.735.200
Wood 10x5mm, Rangka Hollow
Galvalum 40x40x0.5 mm

Sub Total X 57.041.956

Sub Total I s.d X 2.070.909.091


Jasa & Pph Include
Total 2.070.909.091
PPN 10% 207.090.909

Grand Total 2.278.000.000


WAWANCARA

Narasumber : Sulton (Site Manager PT. Biru SCK Interiorindo)


Topik : Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia
Tempat : The Food Hall Grand Indonesia, Jakarta - Indonesia
Tanggal : 12 September 2018
Waktu : 11.00 WIB

No. Pertanyaan Jawaban


Proyek ini merupakan proyek pembuatan
interior pada The Food Hall Grand
Indonesa yang berlokasi di Jakarta. Owner
dari proyek ini adalah PT. Swalayan
Sukses Abadi, kontraktor proyek adalah
1. Jelaskan tentang proyek ini ? PT. Biru SCK Interiorindo, sedangkan
konsultan proyek adalah PT. Panen Lestari
Internusa. Proyek ini memiliki pekerjaan
sangat kompleks dan dapat memberikan
profit yang tinggi bagi perusahaan apabila
dapat selesai sesuai dengan rencana.
Proyek ini dimulai dari tanggal 01 Agustus
Bagaimana jadwal dari
2. 2018 dan direncanakan selesai sampai
proyek ini ?
dengan tanggal 30 Maret 2019.
Kendala pada proyek yaitu, keterlambatan
material yang datang, tenaga kerja yang
kurang handal, adanya proyek lain di lokasi
Apa kendala-kendala yang yang sama yaitu instalasi listrik sehingga
dapat terjadi selama proyek membutuhkan koordinasi yang kuat supaya
3.
berjalan dan dapat pelaksanaan proyek tidak terhambat, teknik
memperlambat proyek ? pengerjaan yang kurang tepat,
terhambatnya material approval, dan terjadi
kesalahan pada pekerjaan sehingga
diperlukan pengerjaan ulang.
Apakah kendala-kendala Kendala pada suatu aktivitas dapat
yang terjadi pada suatu berpengaruh terhadap aktivitas lainnya
4. aktivitas dapat berpengaruh karena adanya hubungan ketergantungan
terhadap aktivitas lainnya dalam proses pelaksanaan maka harus
dalam proyek ? sesuai dengan tahapan.
Proyek Niaga Sawah Besar mengalami
Jelaskan proyek yang
kemunduran waktu penyelesaian proyek
sebelumnya mengalami
5. selama 2 minggu dari waktu rencana
keterlambatan dan penyebab
karena disebabkan oleh keterlambatan
terjadinya keterlambatan ?
pengiriman material.
Dampak yang ditimbulkan dari
keterlambatan proyek yaitu perusahaan
mengalami kerugian waktu, biaya, dan
tenaga. Semakin lama waktu proyek
berjalan maka akan terjadi peningkatan
biaya tidak langsung dan dapat terkena
Apa dampak yang
denda sesuai kontrak namun untuk
ditimbulkan dari proyek yang
6. menghindari denda maka harus
mengalami keterlambatan
mengajukan surat perpanjangan waktu
bagi perusahaan ?
kepada owner proyek maksimal 1 minggu
sebelum batas waktu proyek harus selesai
kontrak. Selain itu, keterlambatan proyek
dapat menurunkan kredibilitas dimana
kesannya perusahaan tidak dapat
menyelesaikan proyek dengan tepat waktu.
Menerapkan prinsip BMW (Biaya, Mutu,
Waktu) pada proyek interior dan furniture,
memperhatikan seluruh aspek pada proyek
Bagaimana anda memantau seperti proses maupun teknik kerja yang
7.
dan mengendalikan proyek ? dilakukan tenaga kerja, memeriksa
ketersediaan material di lokasi proyek, dan
membandingkan progres aktual terhadap
rencana melalui kurva-S.
NETWORK DIAGRAM PROYEK INTERIOR FOOD HALL GRAND INDONESIA

F2 F9 F1
Legend
28 21 21
ACT

F10 DUR
J1

28 28

F3 F5 F4 F7

14 98 14 14

D2 F6 F11

21 63 14

D4 D3 F8

35 21 14

D5 D7 G3

14 7 21

A1 B1 C1 D1 D9 D8 D6 G2 I5 J2
START FINISH
7 7 21 70 21 14 21 28 28 25

G1 H2

91 28

I1 H1 I4 I6

28 35 28 21

I2 I3
E6
21 21
35

E3 B2

49 21

E2 B3 E5
Time 242 days
21 14 28
A1-B1-C1-D1-D9-D8-D6-G2-I5-J2 Initial total direct cost = Rp. 2.020.932.378

E1 E4

84 42
HASIL PERHITUNGAN COST SLOPE

Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia

Tahap-tahap dilakukannya percepatan proyek dengan penerapan metode

crashing dengan penambahan shift kerja adalah sebagai berikut :

1. Aktivitas A1

a) Volume = 21 ls

b) Biaya Normal = Rp. 27.529.400

c) Durasi Normal = 7 hari

d) Jumlah tenaga kerja = 2 orang

e) Produktivitas

Produktivitas normal = volume/durasi = 21/7 = 3 ls/hari

Produktivitas crashing = produktivitas normal x jumlah shift

= 3 x 2 = 6 ls/hari

f) Crash duration = volume/produktivitas crashing = 21/6 = 3,5 = 4 hari

g) Crash cost

Total penambahan biaya = jumlah tenaga kerja x upah perhari

= 2 x Rp. 70.000 = Rp. 140.000

Crash cost = normal cost + (total penambahan biaya x crash duration)

= Rp. 27.529.400 + (Rp. 140.000 x 4) = Rp. 28.089.400

h) Cost slope = (crash cost – normal cost)/(normal duration – crash duration)

= (Rp. 28.089.400 - Rp. 27.529.400)/(7 hari – 4 hari)

= Rp. 186.667/hari
2. Aktivitas B1

a) Volume = 544,46 m²

b) Biaya Normal = Rp. 62.279.449

c) Durasi Normal = 7 hari

d) Jumlah tenaga kerja = 3 orang

e) Produktivitas

Produktivitas normal = volume/durasi = 544,46/7 = 77,78 m²/hari

Produktivitas crashing = produktivitas normal x jumlah shift

= 77,78 x 2 = 155,56 m²/hari

f) Crash duration = volume/produktivitas crashing = 544,46/155,56 = 3,5

= 4 hari

g) Crash cost

Total penambahan biaya = jumlah tenaga kerja x upah perhari

= 3 x Rp. 70.000 = Rp. 210.000

Crash cost = normal cost + (total penambahan biaya x crash duration)

= Rp. 62.279.449 + (Rp. 210.000 x 4) = Rp. 63.119.449

h) Cost slope = (crash cost – normal cost)/(normal duration – crash duration)

= (Rp. 63.119.449 - Rp. 62.279.449)/(7 hari – 4 hari)

= Rp. 280.000/hari
3. Aktivitas B2

a) Volume = 300 m²

b) Biaya Normal = Rp. 14.637.600

c) Durasi Normal = 21 hari

d) Jumlah tenaga kerja = 4 orang

e) Produktivitas

Produktivitas normal = volume/durasi = 300/21 = 14,29 m²/hari

Produktivitas crashing = produktivitas normal x jumlah shift

= 14,29 x 2 = 28,58 m²/hari

f) Crash duration = volume/produktivitas crashing = 300/28,58 = 10,5

= 11 hari

g) Crash cost

Total penambahan biaya = jumlah tenaga kerja x upah perhari

= 4 x Rp. 70.000 = Rp. 280.000

Crash cost = normal cost + (total penambahan biaya x crash duration)

= Rp. 14.637.600 + (Rp. 280.000 x 11) = Rp. 17.717.600

h) Cost slope = (crash cost – normal cost)/(normal duration – crash duration)

= (Rp. 17.717.600 - Rp. 14.637.600)/(21 hari – 11 hari)

= Rp. 308.000/hari
4. Aktivitas B3

a) Volume = 544,46 m²

b) Biaya Normal = Rp. 8.656.938

c) Durasi Normal = 14 hari

d) Jumlah tenaga kerja = 3 orang

e) Produktivitas

Produktivitas normal = volume/durasi = 544,46/14 = 38,89 m²/hari

Produktivitas crashing = produktivitas normal x jumlah shift

= 38,89 x 2 = 77,78 m²/hari

f) Crash duration = volume/produktivitas crashing = 544,46/77,78 = 7 hari

g) Crash cost

Total penambahan biaya = jumlah tenaga kerja x upah perhari

= 3 x Rp. 70.000 = Rp. 210.000

Crash cost = normal cost + (total penambahan biaya x crash duration)

= Rp. 8.656.938 + (Rp. 210.000 x 7) = Rp. 10.126.938

h) Cost slope = (crash cost – normal cost)/(normal duration – crash duration)

= (Rp. 10.126.938 - Rp. 8.656.938)/(14 hari – 7 hari)

= Rp. 210.000/hari
5. Aktivitas C1

a) Volume = 3.933 m²

b) Biaya Normal = Rp. 82.199.700

c) Durasi Normal = 21 hari

d) Jumlah tenaga kerja = 3 orang

e) Produktivitas

Produktivitas normal = volume/durasi = 3.933/21 = 187,29 m²/hari

Produktivitas crashing = produktivitas normal x jumlah shift

= 187,29 x 2 = 374,58 m²/hari

f) Crash duration = volume/produktivitas crashing = 3.933/374,58 = 10,5

= 11 hari

g) Crash cost

Total penambahan biaya = jumlah tenaga kerja x upah perhari

= 3 x Rp. 70.000 = Rp. 210.000

Crash cost = normal cost + (total penambahan biaya x crash duration)

= Rp. 82.199.700 + (Rp. 210.000 x 11) = Rp. 84.509.700

h) Cost slope = (crash cost – normal cost)/(normal duration – crash duration)

= (Rp. 84.509.700 - Rp. 82.199.700)/(21 hari – 11 hari)

= Rp. 231.000/hari
6. Aktivitas D1

a) Volume = 3.579,47 m²

b) Biaya Normal = Rp. 315.709.430

c) Durasi Normal = 70 hari

d) Jumlah tenaga kerja = 2 orang

e) Produktivitas

Produktivitas normal = volume/durasi = 3.579,47/70 = 51,14 m²/hari

Produktivitas crashing = produktivitas normal x jumlah shift

= 51,14 x 2 = 102,28 m²/hari

f) Crash duration = volume/produktivitas crashing = 3.579,47/102,28 =34,9

= 35 hari

g) Crash cost

Total penambahan biaya = jumlah tenaga kerja x upah perhari

= 2 x Rp. 70.000 = Rp. 140.000

Crash cost = normal cost + (total penambahan biaya x crash duration)

= Rp. 315.709.430 + (Rp. 140.000 x 35) = Rp. 320.609.430

h) Cost slope = (crash cost – normal cost)/(normal duration – crash duration)

= (Rp. 320.609.430 - Rp. 315.709.430)/(70 hari – 35 hari)

= Rp. 140.000/hari
7. Aktivitas D2

a) Volume = 105,55 m²

b) Biaya Normal = Rp. 9.309.713

c) Durasi Normal = 21 hari

d) Jumlah tenaga kerja = 1 orang

e) Produktivitas

Produktivitas normal = volume/durasi = 105,55/21 = 5,03 m²/hari

Produktivitas crashing = produktivitas normal x jumlah shift

= 5,03 x 2 = 10,06 m²/hari

f) Crash duration = volume/produktivitas crashing = 105,55/10,06 = 10.5

= 11 hari

g) Crash cost

Total penambahan biaya = jumlah tenaga kerja x upah perhari

= 1 x Rp. 70.000 = Rp. 70.000

Crash cost = normal cost + (total penambahan biaya x crash duration)

= Rp. 9.309.713 + (Rp. 70.000 x 11) = Rp. 10.079.713

h) Cost slope = (crash cost – normal cost)/(normal duration – crash duration)

= (Rp. 10.079.713 - Rp. 9.309.713)/(21 hari – 11 hari)

= Rp. 77.000/hari
8. Aktivitas D3

a) Volume = 248,09 m²

b) Biaya Normal = Rp. 21.881.194

c) Durasi Normal = 21 hari

d) Jumlah tenaga kerja = 3 orang

e) Produktivitas

Produktivitas normal = volume/durasi = 248,09/21 = 11,81 m²/hari

Produktivitas crashing = produktivitas normal x jumlah shift

= 11,81 x 2 = 23,62 m²/hari

f) Crash duration = volume/produktivitas crashing = 248,09/23,62 = 10,5

= 11 hari

g) Crash cost

Total penambahan biaya = jumlah tenaga kerja x upah perhari

= 3 x Rp. 70.000 = Rp. 210.000

Crash cost = normal cost + (total penambahan biaya x crash duration)

= Rp. 21.881.194 + (Rp. 210.000 x 11) = Rp. 24.191.194

h) Cost slope = (crash cost – normal cost)/(normal duration – crash duration)

= (Rp. 24.191.194 - Rp. 21.881.194)/(21 hari – 11 hari)

= Rp. 231.000/hari
9. Aktivitas D4

a) Volume = 964,19 m²

b) Biaya Normal = Rp. 52.451.680

c) Durasi Normal = 35 hari

d) Jumlah tenaga kerja = 2 orang

e) Produktivitas

Produktivitas normal = volume/durasi = 964,19/35 = 27,55 m²/hari

Produktivitas crashing = produktivitas normal x jumlah shift

= 27,55 x 2 = 55,1 m²/hari

f) Crash duration = volume/produktivitas crashing = 964,19/55,1 = 17,5

= 18 hari

g) Crash cost

Total penambahan biaya = jumlah tenaga kerja x upah perhari

= 2 x Rp. 70.000 = Rp. 140.000

Crash cost = normal cost + (total penambahan biaya x crash duration)

= Rp. 52.451.680 + (Rp. 140.000 x 18) = Rp. 54.971.680

h) Cost slope = (crash cost – normal cost)/(normal duration – crash duration)

= (Rp. 54.971.680 - Rp. Rp. 52.451.680)/(35 hari – 18 hari)

= Rp. 148.235/hari
10. Aktivitas D5

a) Volume = 76,45 m

b) Biaya Normal = Rp. 5.558.060

c) Durasi Normal = 14 hari

d) Jumlah tenaga kerja = 2 orang

e) Produktivitas

Produktivitas normal = volume/durasi = 76,45/14 = 5,46 m/hari

Produktivitas crashing = produktivitas normal x jumlah shift

= 5,46 x 2 = 10,92 m/hari

f) Crash duration = volume/produktivitas crashing = 76,45/10,92 = 7 hari

g) Crash cost

Total penambahan biaya = jumlah tenaga kerja x upah perhari

= 2 x Rp. 70.000 = Rp. 140.000

Crash cost = normal cost + (total penambahan biaya x crash duration)

= Rp. 5.558.060 + (Rp. 140.000 x 7) = Rp. 6.538.060

h) Cost slope = (crash cost – normal cost)/(normal duration – crash duration)

= (Rp. 6.538.060 - Rp. 5.558.060)/(14 hari – 7 hari)

= Rp. 140.000/hari
11. Aktivitas D6

a) Volume = 279,8 m²

b) Biaya Normal = Rp. 32.430.297

c) Durasi Normal = 21 hari

d) Jumlah tenaga kerja = 4 orang

e) Produktivitas

Produktivitas normal = volume/durasi = 279,8/21 = 13,32 m²/hari

Produktivitas crashing = produktivitas normal x jumlah shift

= 13,32 x 2 = 26,64 m²/hari

f) Crash duration = volume/produktivitas crashing = 279,8/26,64 = 10.5

= 11 hari

g) Crash cost

Total penambahan biaya = jumlah tenaga kerja x upah perhari

= 4 x Rp. 70.000 = Rp. 280.000

Crash cost = normal cost + (total penambahan biaya x crash duration)

= Rp. 32.430.297 + (Rp. 280.000 x 11) = Rp. 35.510.297

h) Cost slope = (crash cost – normal cost)/(normal duration – crash duration)

= (Rp. 35.510.297 - Rp. 32.430.297)/(21 hari – 11 hari)

= Rp. 308.000/hari
12. Aktivitas D7

a) Volume = 24 m

b) Biaya Normal = Rp. 5.518.800

c) Durasi Normal = 7 hari

d) Jumlah tenaga kerja = 2 orang

e) Produktivitas

Produktivitas normal = volume/durasi = 24/7 = 3,43 m/hari

Produktivitas crashing = produktivitas normal x jumlah shift

= 3,43 x 2 = 6.86 m/hari

f) Crash duration = volume/produktivitas crashing = 24/6.86 = 3,5 = 4 hari

g) Crash cost

Total penambahan biaya = jumlah tenaga kerja x upah perhari

= 2 x Rp. 70.000 = Rp. 140.000

Crash cost = normal cost + (total penambahan biaya x crash duration)

= Rp. 5.518.800 + (Rp. 140.000 x 4) = Rp. 6.078.800

h) Cost slope = (crash cost – normal cost)/(normal duration – crash duration)

= (Rp. 6.078.800 - Rp. 5.518.800)/(7 hari – 4 hari)

= Rp.186.667/hari
13. Aktivitas D8

a) Volume = 339,96 m²

b) Biaya Normal = Rp. 83.567.725

c) Durasi Normal = 14 hari

d) Jumlah tenaga kerja = 3 orang

e) Produktivitas

Produktivitas normal = volume/durasi = 339,96/14 = 24,28 m²/hari

Produktivitas crashing = produktivitas normal x jumlah shift

= 24,28 x 2 = 48,56 m²/hari

f) Crash duration = volume/produktivitas crashing = 339,96/48,56 = 7 hari

g) Crash cost

Total penambahan biaya = jumlah tenaga kerja x upah perhari

= 3 x Rp. 70.000 = Rp. 210.000

Crash cost = normal cost + (total penambahan biaya x crash duration)

= Rp. 83.567.725 + (Rp. 210.000 x 7) = Rp. 85.037.725

h) Cost slope = (crash cost – normal cost)/(normal duration – crash duration)

= (Rp. 85.037.725 - Rp. 83.567.725)/(14 hari – 7 hari)

= Rp. 210.000/hari
14. Aktivitas D9

a) Volume = 45 unit

b) Biaya Normal = Rp. 6.560.000

c) Durasi Normal = 21 hari

d) Jumlah tenaga kerja = 4 orang

e) Produktivitas

Produktivitas normal = volume/durasi = 45/21 = 2,14 unit/hari

Produktivitas crashing = produktivitas normal x jumlah shift

= 2,14 x 2 = 4,28 unit/hari

f) Crash duration = volume/produktivitas crashing = 45/4,28 = 10,5 = 11 hari

g) Crash cost

Total penambahan biaya = jumlah tenaga kerja x upah perhari

= 4 x Rp. 70.000 = Rp. 280.000

Crash cost = normal cost + (total penambahan biaya x crash duration)

= Rp. 6.560.000 + (Rp. 280.000 x 11) = Rp. 9.640.000

h) Cost slope = (crash cost – normal cost)/(normal duration – crash duration)

= (Rp. 9.640.000 - Rp. 6.560.000)/(21 hari – 11 hari)

= Rp. 308.000/hari
15. Aktivitas E1

a) Volume = 391 m²

b) Biaya Normal = Rp. 35.229.100

c) Durasi Normal = 84 hari

d) Jumlah tenaga kerja = 2 orang

e) Produktivitas

Produktivitas normal = volume/durasi = 391/84 = 4,65 m²/hari

Produktivitas crashing = produktivitas normal x jumlah shift

= 4,65 x 2 = 9,3 m²/hari

f) Crash duration = volume/produktivitas crashing = 391/9,3 = 42 hari

g) Crash cost

Total penambahan biaya = jumlah tenaga kerja x upah perhari

= 2 x Rp. 70.000 = Rp. 140.000

Crash cost = normal cost + (total penambahan biaya x crash duration)

= Rp. 35.229.100 + (Rp. 140.000 x 42) = Rp. 41.109.100

h) Cost slope = (crash cost – normal cost)/(normal duration – crash duration)

= (Rp. 41.109.100 - Rp. 35.229.100)/(84 hari – 42 hari)

= Rp. 140.000/hari
16. Aktivitas E2

a) Volume = 109 m²

b) Biaya Normal = Rp. 14.486.100

c) Durasi Normal = 21 hari

d) Jumlah tenaga kerja = 3 orang

e) Produktivitas

Produktivitas normal = volume/durasi = 109/21 = 5,19 m²/hari

Produktivitas crashing = produktivitas normal x jumlah shift

= 5,19 x 2 = 10,38 m²/hari

f) Crash duration = volume/produktivitas crashing = 109/10,38 = 10,5

= 11 hari

g) Crash cost

Total penambahan biaya = jumlah tenaga kerja x upah perhari

= 3 x Rp. 70.000 = Rp. 210.000

Crash cost = normal cost + (total penambahan biaya x crash duration)

= Rp. 14.486.100 + (Rp. 210.000 x 11) = Rp. 16.966.100

h) Cost slope = (crash cost – normal cost)/(normal duration – crash duration)

= (Rp. 16.966.100 - Rp. 14.486.100)/(21 hari – 11 hari)

= Rp. 231.000/hari
17. Aktivitas E3

a) Volume = 198 m²

b) Biaya Normal = Rp. 40.075.200

c) Durasi Normal = 49 hari

d) Jumlah tenaga kerja = 2 orang

e) Produktivitas

Produktivitas normal = volume/durasi = 198/49 = 4,04 m²/hari

Produktivitas crashing = produktivitas normal x jumlah shift

= 4,04 x 2 = 8,08 m²/hari

f) Crash duration = volume/produktivitas crashing = 198/8,08 = 24,5

= 25 hari

g) Crash cost

Total penambahan biaya = jumlah tenaga kerja x upah perhari

= 2 x Rp. 70.000 = Rp. 140.000

Crash cost = normal cost + (total penambahan biaya x crash duration)

= Rp. 40.075.200 + (Rp. 140.000 x 25) = Rp. 43.575.200

h) Cost slope = (crash cost – normal cost)/(normal duration – crash duration)

= (Rp. 43.575.200 - Rp. 40.075.200)/(49 hari – 25 hari)

= Rp. 145.833/hari
18. Aktivitas E4

a) Volume = 227,36 m²

b) Biaya Normal = Rp. 43.122.772

c) Durasi Normal = 42 hari

d) Jumlah tenaga kerja = 4 orang

e) Produktivitas

Produktivitas normal = volume/durasi = 227,36/42 = 5,41 m²/hari

Produktivitas crashing = produktivitas normal x jumlah shift

= 5,41 x 2 = 10,82 m²/hari

f) Crash duration = volume/produktivitas crashing = 227,36/10,82 = 21 hari

g) Crash cost

Total penambahan biaya = jumlah tenaga kerja x upah perhari

= 4 x Rp. 70.000 = Rp. 280.000

Crash cost = normal cost + (total penambahan biaya x crash duration)

= Rp. 43.122.772 + (Rp. 280.000 x 21) = Rp. 49.002.772

h) Cost slope = (crash cost – normal cost)/(normal duration – crash duration)

= (Rp. 49.002.772 - Rp. 43.122.772)/(42 hari – 21 hari)

= Rp. 280.000/hari
19. Aktivitas E5

a) Volume = 13 m²

b) Biaya Normal = Rp. 7.446.400

c) Durasi Normal = 28 hari

d) Jumlah tenaga kerja = 3 orang

e) Produktivitas

Produktivitas normal = volume/durasi = 13/28 = 0,46 m²/hari

Produktivitas crashing = produktivitas normal x jumlah shift

= 0,46 x 2 = 0,92 m²/hari

f) Crash duration = volume/produktivitas crashing = 13/0,92 = 14 hari

g) Crash cost

Total penambahan biaya = jumlah tenaga kerja x upah perhari

= 3 x Rp. 70.000 = Rp. 210.000

Crash cost = normal cost + (total penambahan biaya x crash duration)

= Rp. 7.446.400 + (Rp. 210.000 x 14) = Rp. 10.386.400

h) Cost slope = (crash cost – normal cost)/(normal duration – crash duration)

= (Rp. 10.386.400 - Rp. 7.446.400)/(28 hari – 14 hari)

= Rp. 210.000/hari
20. Aktivitas E6

a) Volume = 1 ls

b) Biaya Normal = Rp. 64.793.084

c) Durasi Normal = 35 hari

d) Jumlah tenaga kerja = 6 orang

e) Produktivitas

f) Produktivitas normal = volume/durasi = 1/35 = 0,028 ls/hari

g) Produktivitas crashing = produktivitas normal x jumlah shift

= 0,028 x 2 = 0,056 ls/hari

h) Crash duration = volume/produktivitas crashing = 1/0,056 = 17,8 = 18 hari

i) Crash cost

Total penambahan biaya = jumlah tenaga kerja x upah perhari

= 6 x Rp. 70.000 = Rp. 420.000

Crash cost = normal cost + (total penambahan biaya x crash duration)

= Rp. 64.793.084 + (Rp. 420.000 x 18) = Rp. 72.353.084

j) Cost slope = (crash cost – normal cost)/(normal duration – crash duration)

= (Rp. 72.353.084 - Rp. 64.793.084)/(35 hari – 18 hari)

= Rp. 444.706/hari
21. Aktivitas F1

a) Volume = 6 unit

b) Biaya Normal = Rp. 47.860.800

c) Durasi Normal = 21 hari

d) Jumlah tenaga kerja = 3 orang

e) Produktivitas

Produktivitas normal = volume/durasi = 6/21 = 0,285 unit /hari

Produktivitas crashing = produktivitas normal x jumlah shift

= 0,285 x 2 = 0,57 unit/hari

f) Crash duration = volume/produktivitas crashing = 6/0,57 = 10,5 = 11 hari

g) Crash cost

Total penambahan biaya = jumlah tenaga kerja x upah perhari

= 3 x Rp. 70.000 = Rp. 210.000

Crash cost = normal cost + (total penambahan biaya x crash duration)

= Rp. 47.860.800 + (Rp. 210.000 x 11) = Rp. 50.170.800

h) Cost slope = (crash cost – normal cost)/(normal duration – crash duration)

= (Rp. 50.170.800 - Rp. 47.860.800)/(21 hari – 11 hari)

= Rp. 231.000/hari
22. Aktivitas F2

a) Volume = 7 unit

b) Biaya Normal = Rp. 56.660.800

c) Durasi Normal = 28 hari

d) Jumlah tenaga kerja = 3 orang

e) Produktivitas

Produktivitas normal = volume/durasi = 7/28 = 0,25 unit/hari

Produktivitas crashing = produktivitas normal x jumlah shift

= 0,25 x 2 = 0,5 unit/hari

f) Crash duration = volume/produktivitas crashing = 7/0,5 = 14 hari

g) Crash cost

Total penambahan biaya = jumlah tenaga kerja x upah perhari

= 3 x Rp. 70.000 = Rp. 210.000

Crash cost = normal cost + (total penambahan biaya x crash duration)

= Rp. 56.660.800 + (Rp. 210.000 x 14) = Rp. 59.600.800

h) Cost slope = (crash cost – normal cost)/(normal duration – crash duration)

= (Rp. 59.600.800 - Rp. 56.660.800)/(28 hari – 14 hari)

= Rp. 210.000/hari
23. Aktivitas F3

a) Volume = 2 unit

b) Biaya Normal = Rp. 16.676.200

c) Durasi Normal = 14 hari

d) Jumlah tenaga kerja = 4 orang

e) Produktivitas

Produktivitas normal = volume/durasi = 2/14 = 0,14 unit/hari

Produktivitas crashing = produktivitas normal x jumlah shift

= 0,14 x 2 = 0,28 unit/hari

f) Crash duration = volume/produktivitas crashing = 2/0,28 = 7,14 = 7 hari

g) Crash cost

Total penambahan biaya = jumlah tenaga kerja x upah perhari

= 4 x Rp. 70.000 = Rp. 280.000

Crash cost = normal cost + (total penambahan biaya x crash duration)

= Rp. 16.676.200 + (Rp. 280.000 x 7) = Rp. 18.636.200

h) Cost slope = (crash cost – normal cost)/(normal duration – crash duration)

= (Rp. 18.636.200 - Rp. 16.676.200)/(14 hari – 7 hari)

= Rp. 280.000/hari
24. Aktivitas F4

a) Volume = 1 unit

b) Biaya Normal = Rp. 5.547.000

c) Durasi Normal = 14 hari

d) Jumlah tenaga kerja = 1 orang

e) Produktivitas

Produktivitas normal = volume/durasi = 1/14 = 0,07 unit/hari

Produktivitas crashing = produktivitas normal x jumlah shift

= 0,07 x 2 = 0,14 unit/hari

f) Crash duration = volume/produktivitas crashing = 1/0,14 = 7,14 = 7 hari

g) Crash cost

Total penambahan biaya = jumlah tenaga kerja x upah perhari

= 1 x Rp. 70.000 = Rp. 70.000

Crash cost = normal cost + (total penambahan biaya x crash duration)

= Rp. 5.547.000 + (Rp. 70.000 x 7) = Rp. 6.037.000

h) Cost slope = (crash cost – normal cost)/(normal duration – crash duration)

= (Rp. 6.037.000 - Rp. 5.547.000)/(14 hari – 7 hari)

= Rp. 70.000/hari
25. Aktivitas F5

a) Volume = 11 unit

b) Biaya Normal = Rp. 64.705.300

c) Durasi Normal = 98 hari

d) Jumlah tenaga kerja = 2 orang

e) Produktivitas

Produktivitas normal = volume/durasi = 11/98 = 0,112 unit/hari

Produktivitas crashing = produktivitas normal x jumlah shift

= 0,112 x 2 = 0,224 unit/hari

f) Crash duration = volume/produktivitas crashing = 11/0,224 = 49 hari

g) Crash cost

Total penambahan biaya = jumlah tenaga kerja x upah perhari

= 2 x Rp. 70.000 = Rp. 140.000

Crash cost = normal cost + (total penambahan biaya x crash duration)

= Rp. 64.705.300 + (Rp. 140.000 x 49) = Rp. 71.565.300

h) Cost slope = (crash cost – normal cost)/(normal duration – crash duration)

= (Rp. 71.565.300 - Rp. 64.705.300)/(98 hari – 49 hari)

= Rp. 140.000/hari
26. Aktivitas F6

a) Volume = 19 unit

b) Biaya Normal = Rp. 128.795.300

c) Durasi Normal = 63 hari

d) Jumlah tenaga kerja = 2 orang

e) Produktivitas

Produktivitas normal = volume/durasi = 19/63 = 0,3 unit/hari

Produktivitas crashing = produktivitas normal x jumlah shift

= 0,3 x 2 = 0,6 unit/hari

f) Crash duration = volume/produktivitas crashing = 19/0,6 = 31,6 = 32 hari

g) Crash cost

Total penambahan biaya = jumlah tenaga kerja x upah perhari

= 2 x Rp. 70.000 = Rp. 140.000

Crash cost = normal cost + (total penambahan biaya x crash duration)

= Rp. 128.795.300 + (Rp. 140.000 x 32) = Rp. 133.275.300

h) Cost slope = (crash cost – normal cost)/(normal duration – crash duration)

= (Rp. 133.275.300 - Rp. 128.795.300)/(63 hari – 32 hari)

= Rp. 144.516/hari
27. Aktivitas F7

a) Volume = 8 unit

b) Biaya Normal = Rp. 30.037.700

c) Durasi Normal = 14 hari

d) Jumlah tenaga kerja = 7 orang

e) Produktivitas

Produktivitas normal = volume/durasi = 8/14 = 0,57 unit/hari

Produktivitas crashing = produktivitas normal x jumlah shift

= 0,57 x 2 = 1,14 unit/hari

f) Crash duration = volume/produktivitas crashing = 8/1,14 = 7 hari

g) Crash cost

Total penambahan biaya = jumlah tenaga kerja x upah perhari

= 7 x Rp. 70.000 = Rp. 490.000

Crash cost = normal cost + (total penambahan biaya x crash duration)

= Rp. 30.037.700 + (Rp. 490.000 x 7) = Rp. 33.467.700

h) Cost slope = (crash cost – normal cost)/(normal duration – crash duration)

= (Rp. 33.467.700 - Rp. 30.037.700)/(14 hari – 7 hari)

= Rp. 490.000/hari
28. Aktivitas F8

a) Volume = 1 unit

b) Biaya Normal = Rp. 4.254.200

c) Durasi Normal = 14 hari

d) Jumlah tenaga kerja = 1 orang

e) Produktivitas

Produktivitas normal = volume/durasi = 1/14 = 0,07 unit/hari

Produktivitas crashing = produktivitas normal x jumlah shift

= 0,07 x 2 = 0,14 unit/hari

f) Crash duration = volume/produktivitas crashing = 1/0,14 = 7,14 = 7 hari

g) Crash cost

Total penambahan biaya = jumlah tenaga kerja x upah perhari

= 1 x Rp. 70.000 = Rp. 70.000

Crash cost = normal cost + (total penambahan biaya x crash duration)

= Rp. 4.254.200 + (Rp. 70.000 x 7) = Rp. 4.744.200

h) Cost slope = (crash cost – normal cost)/(normal duration – crash duration)

= (Rp. 4.744.200 - Rp. 4.254.200)/(14 hari – 7 hari)

= Rp. 70.000/hari
29. Aktivitas F9

a) Volume = 4 unit

b) Biaya Normal = Rp. 18.666.300

c) Durasi Normal = 21 hari

d) Jumlah tenaga kerja = 3 orang

e) Produktivitas

Produktivitas normal = volume/durasi = 4/21 = 0,19 unit/hari

Produktivitas crashing = produktivitas normal x jumlah shift

= 0,19 x 2 = 0,38 unit/hari

f) Crash duration = volume/produktivitas crashing = 4/0,38 = 10,5 = 11 hari

g) Crash cost

Total penambahan biaya = jumlah tenaga kerja x upah perhari

= 3 x Rp. 70.000 = Rp. 210.000

Crash cost = normal cost + (total penambahan biaya x crash duration)

= Rp. 18.666.300 + (Rp. 210.000 x 11) = Rp. 20.976.300

h) Cost slope = (crash cost – normal cost)/(normal duration – crash duration)

= (Rp. 20.976.300 - Rp. 18.666.300)/(21 hari – 11 hari)

= Rp. 231.000/hari
30. Aktivitas F10

a) Volume = 2 unit

b) Biaya Normal = Rp. 15.723.000

c) Durasi Normal = 28 hari

d) Jumlah tenaga kerja = 2 orang

e) Produktivitas

Produktivitas normal = volume/durasi = 2/28 = 0,07 unit/hari

Produktivitas crashing = produktivitas normal x jumlah shift

= 0,07 x 2 = 0,14 unit/hari

f) Crash duration = volume/produktivitas crashing = 2/0,14 = 14,3 = 14 hari

g) Crash cost

Total penambahan biaya = jumlah tenaga kerja x upah perhari

= 2 x Rp. 70.000 = Rp. 140.000

Crash cost = normal cost + (total penambahan biaya x crash duration)

= Rp. 15.723.000 + (Rp. 140.000 x 14) = Rp. 17.683.000

h) Cost slope = (crash cost – normal cost)/(normal duration – crash duration)

= (Rp. 17.683.000 - Rp. 15.723.000)/(28 hari – 14 hari)

= Rp. 140.000/hari
31. Aktivitas F11

a) Volume = 1 unit

b) Biaya Normal = Rp. 7.594.900

c) Durasi Normal = 14 hari

d) Jumlah tenaga kerja = 2 orang

e) Produktivitas

Produktivitas normal = volume/durasi = 1/14 = 0,07 unit/hari

Produktivitas crashing = produktivitas normal x jumlah shift

= 0,07 x 2 = 0,14 unit/hari

f) Crash duration = volume/produktivitas crashing = 1/0,14 = 7,1 = 7 hari

g) Crash cost

Total penambahan biaya = jumlah tenaga kerja x upah perhari

= 2 x Rp. 70.000 = Rp. 140.000

Crash cost = normal cost + (total penambahan biaya x crash duration)

= Rp. 7.594.900 + (Rp. 140.000 x 7) = Rp. 8.574.900

h) Cost slope = (crash cost – normal cost)/(normal duration – crash duration)

= (Rp. 8.574.900 - Rp. 7.594.900)/(14 hari – 7 hari)

= Rp. 140.000/hari
32. Aktivitas G1

a) Volume = 3.684,91 m²

b) Biaya Normal = Rp. 212.251.046

c) Durasi Normal = 91 hari

d) Jumlah tenaga kerja = 2 orang

e) Produktivitas

Produktivitas normal = volume/durasi = 3.684,91/91 = 40,49 m²/hari

Produktivitas crashing = produktivitas normal x jumlah shift

= 40,49 x 2 = 80,98 m²/hari

f) Crash duration = volume/produktivitas crashing = 3.684,91/80,98 = 45,5

= 46 hari

g) Crash cost

Total penambahan biaya = jumlah tenaga kerja x upah perhari

= 2 x Rp. 70.000 = Rp. 140.000

Crash cost = normal cost + (total penambahan biaya x crash duration)

= Rp. 212.251.046 + (Rp. 75.000 x 46) = Rp. 217.915.046

h) Cost slope = (crash cost – normal cost)/(normal duration – crash duration)

= (Rp. 217.915.046 - Rp. 212.251.046)/(91 hari – 46 hari)

= Rp. 76.667/hari
33. Aktivitas G2

a) Volume = 1 ls

b) Biaya Normal = Rp. 92.604.184

c) Durasi Normal = 28 hari

d) Jumlah tenaga kerja = 2 orang

e) Produktivitas

Produktivitas normal = volume/durasi = 1/28 = 0,036 ls/hari

Produktivitas crashing = produktivitas normal x jumlah shift

= 0,036 x 2 = 0,072 ls/hari

f) Crash duration = volume/produktivitas crashing = 1/0,072 = 14 hari

g) Crash cost

Total penambahan biaya = jumlah tenaga kerja x upah perhari

= 2 x Rp. 70.000 = Rp. 140.000

Crash cost = normal cost + (total penambahan biaya x crash duration)

= Rp. 92.604.184 + (Rp. 140.000 x 14) = Rp. 94.564.184

h) Cost slope = (crash cost – normal cost)/(normal duration – crash duration)

= (Rp. 94.564.184 - Rp. 92.604.184)/(28 hari – 14 hari)

= Rp. 140.000/hari
34. Aktivitas G3

a) Volume = 1 ls

b) Biaya Normal = Rp. 11.063.800

c) Durasi Normal = 21 hari

d) Jumlah tenaga kerja = 2 orang

e) Produktivitas

Produktivitas normal = volume/durasi = 1/21 = 0,0476 ls/hari

Produktivitas crashing = produktivitas normal x jumlah shift

= 0,0476 x 2 = 0,0952 ls/hari

f) Crash duration = volume/produktivitas crashing = 1/0,0952 = 10,5

= 11 hari

g) Crash cost

Total penambahan biaya = jumlah tenaga kerja x upah perhari

= 2 x Rp. 70.000 = Rp. 140.000

Crash cost = normal cost + (total penambahan biaya x crash duration)

= Rp. 11.063.800 + (Rp. 140.000 x 11) = Rp. 12.603.800

h) Cost slope = (crash cost – normal cost)/(normal duration – crash duration)

= (Rp. 12.603.800 - Rp. 11.063.800)/(21 hari – 11 hari)

= Rp. 154.000/hari
35. Aktivitas H1

a) Volume = 65 ttk

b) Biaya Normal = Rp. 572.000

c) Durasi Normal = 35 hari

d) Jumlah tenaga kerja = 1 orang

e) Produktivitas

Produktivitas normal = volume/durasi = 65/35 = 1,86 ttk/hari

Produktivitas crashing = produktivitas normal x jumlah shift

= 1,86 x 2 = 3,71 ttk/hari

f) Crash duration = volume/produktivitas crashing = 65/3,71 = 17,5 = 18 hari

g) Crash cost

Total penambahan biaya = jumlah tenaga kerja x upah perhari

= 1 x Rp. 70.000 = Rp. 70.000

Crash cost = normal cost + (total penambahan biaya x crash duration)

= Rp. 572.000 + (Rp. 70.000 x 18) = Rp. 1.832.000

h) Cost slope = (crash cost – normal cost)/(normal duration – crash duration)

= (Rp. 1.832.000 - Rp. 572.000)/(35 hari – 18 hari)

= Rp. 74.118/hari
36. Aktivitas H2

a) Volume = 30 ttk

b) Biaya Normal = Rp. 354.000

c) Durasi Normal = 28 hari

d) Jumlah tenaga kerja = 1 orang

e) Produktivitas

Produktivitas normal = volume/durasi = 30/28 = 1,07 ttk/hari

Produktivitas crashing = produktivitas normal x jumlah shift

= 1,07 x 2 = 2,14 ttk/hari

f) Crash duration = volume/produktivitas crashing = 30/2,14 = 14 hari

g) Crash cost

Total penambahan biaya = jumlah tenaga kerja x upah perhari

= 1 x Rp. 70.000 = Rp. 70.000

Crash cost = normal cost + (total penambahan biaya x crash duration)

= Rp. 354.000 + (Rp. 70.000 x 14) = Rp. 1.334.000

h) Cost slope = (crash cost – normal cost)/(normal duration – crash duration)

= (Rp. 1.334.000 - Rp. 354.000)/(28 hari – 14 hari)

= Rp. 70.000/hari
37. Aktivitas I1

a) Volume = 1 ls

b) Biaya Normal = Rp. 32.095.200

c) Durasi Normal = 28 hari

d) Jumlah tenaga kerja = 2 orang

e) Produktivitas

Produktivitas normal = volume/durasi = 1/28 = 0,0357 ls/hari

Produktivitas crashing = produktivitas normal x jumlah shift

= 0,0357 x 2 = 0,071 ls/hari

f) Crash duration = volume/produktivitas crashing = 1/0,071 = 14 hari

g) Crash cost

Total penambahan biaya = jumlah tenaga kerja x upah perhari

= 2 x Rp. 70.000 = Rp. 140.000

Crash cost = normal cost + (total penambahan biaya x crash duration)

= Rp. 32.095.200 + (Rp. 140.000 x 14) = Rp. 34.055.200

h) Cost slope = (crash cost – normal cost)/(normal duration – crash duration)

= (Rp. 34.055.200 - Rp. 32.095.200)/(28 hari – 14 hari)

= Rp. 140.000/hari
38. Aktivitas I2

a) Volume = 1 ls

b) Biaya Normal = Rp. 11.015.100

c) Durasi Normal = 21 hari

d) Jumlah tenaga kerja = 2 orang

e) Produktivitas

Produktivitas normal = volume/durasi = 1/21 = 0,0476 ls/hari

Produktivitas crashing = produktivitas normal x jumlah shift

= 0,0476 x 2 = 0,095 ls/hari

f) Crash duration = volume/produktivitas crashing = 1/0,095 = 10,5 = 11 hari

g) Crash cost

Total penambahan biaya = jumlah tenaga kerja x upah perhari

= 2 x Rp. 70.000 = Rp. 140.000

Crash cost = normal cost + (total penambahan biaya x crash duration)

= Rp. 11.015.100 + (Rp. 140.000 x 11) = Rp. 12.555.100

h) Cost slope = (crash cost – normal cost)/(normal duration – crash duration)

= (Rp. 12.555.100 - Rp. 11.015.100)/(21 hari – 11 hari)

= Rp. 154.000/hari
39. Aktivitas I3

a) Volume = 1 ls

b) Biaya Normal = Rp. 29.356.000

c) Durasi Normal = 21 hari

d) Jumlah tenaga kerja = 2 orang

e) Produktivitas

Produktivitas normal = volume/durasi = 1/21 = 0,0476 ls/hari

Produktivitas crashing = produktivitas normal x jumlah shift

= 0,0476 x 2 = 0,095 ls/hari

f) Crash duration = volume/produktivitas crashing = 1/0,095 = 10,5 = 11 hari

g) Crash cost

Total penambahan biaya = jumlah tenaga kerja x upah perhari

= 2 x Rp. 70.000 = Rp. 140.000

Crash cost = normal cost + (total penambahan biaya x crash duration)

= Rp. 29.356.000 + (Rp. 140.000 x 11) = Rp. 30.896.000

h) Cost slope = (crash cost – normal cost)/(normal duration – crash duration)

= (Rp. 30.896.000 - Rp. 29.356.000)/(21 hari – 11 hari)

= Rp. 154.000/hari
40. Aktivitas I4

a) Volume = 1 ls

b) Biaya Normal = Rp. 33.819.300

c) Durasi Normal = 28 hari

d) Jumlah tenaga kerja = 3 orang

e) Produktivitas

Produktivitas normal = volume/durasi = 1/28 = 0,0357 ls/hari

Produktivitas crashing = produktivitas normal x jumlah shift

= 0,0357 x 2 = 0,071 ls/hari

f) Crash duration = volume/produktivitas crashing = 1/0,071 = 14 hari

g) Crash cost

Total penambahan biaya = jumlah tenaga kerja x upah perhari

= 3 x Rp. 70.000 = Rp. 210.000

Crash cost = normal cost + (total penambahan biaya x crash duration)

= Rp. 33.819.300 + (Rp. 210.000 x 14) = Rp. 36.759.300

h) Cost slope = (crash cost – normal cost)/(normal duration – crash duration)

= (Rp. 36.759.300 - Rp. 33.819.300)/(28 hari – 14 hari)

= Rp. 210.000/hari
41. Aktivitas I5

a) Volume = 1 ls

b) Biaya Normal = Rp. 176.613.850

c) Durasi Normal = 28 hari

d) Jumlah tenaga kerja = 4 orang

e) Produktivitas

Produktivitas normal = volume/durasi = 1/28 = 0,0357 ls/hari

Produktivitas crashing = produktivitas normal x jumlah shift

= 0,0357 x 2 = 0,071 ls/hari

f) Crash duration = volume/produktivitas crashing = 1/0,071 = 14 hari

g) Crash cost

Total penambahan biaya = jumlah tenaga kerja x upah perhari

= 4 x Rp. 70.000 = Rp. 280.000

Crash cost = normal cost + (total penambahan biaya x crash duration)

= Rp. 176.613.850 + (Rp. 280.000 x 14) = Rp. 180.533.850

h) Cost slope = (crash cost – normal cost)/(normal duration – crash duration)

= (Rp. 180.533.850 - Rp. 176.613.850)/(28 hari – 14 hari)

= Rp. 280.000/hari
42. Aktivitas I6

a) Volume = 1 ls

b) Biaya Normal = Rp. 34.181.800

c) Durasi Normal = 21 hari

d) Jumlah tenaga kerja = 4 orang

e) Produktivitas

Produktivitas normal = volume/durasi = 1/21 = 0,476 ls/hari

Produktivitas crashing = produktivitas normal x jumlah shift

= 0,0476 x 2 = 0,095 ls/hari

f) Crash duration = volume/produktivitas crashing = 1/0,095 = 10,5

= 11 hari

g) Crash cost

Total penambahan biaya = jumlah tenaga kerja x upah perhari

= 4 x Rp. 70.000 = Rp. 280.000

Crash cost = normal cost + (total penambahan biaya x crash duration)

= Rp. 34.181.800 + (Rp. 280.000 x 11) = Rp. 37.261.800

h) Cost slope = (crash cost – normal cost)/(normal duration – crash duration)

= (Rp. 37.261.800 - Rp. 34.181.800)/(21 hari – 11 hari)

= Rp. 308.000/hari
43. Aktivitas J1

a) Volume = 1 ls

b) Biaya Normal = Rp. 27.876.400

c) Durasi Normal = 28 hari

d) Jumlah tenaga kerja = 3 orang

e) Produktivitas

Produktivitas normal = volume/durasi = 1/28 = 0,0357 ls/hari

Produktivitas crashing = produktivitas normal x jumlah shift

= 0,0357 x 2 = 0,071 ls/hari

f) Crash duration = volume/produktivitas crashing = 1/0,071 = 14 hari

g) Crash cost

Total penambahan biaya = jumlah tenaga kerja x upah perhari

= 3 x Rp. 70.000 = Rp. 210.000

Crash cost = normal cost + (total penambahan biaya x crash duration)

= Rp. 27.876.400 + (Rp. 210.000 x 14) = Rp. 30.816.400

h) Cost slope = (crash cost – normal cost)/(normal duration – crash duration)

= (Rp. 30.816.400 - Rp. 27.876.400)/(28 hari – 14 hari)

= Rp. 210.000/hari
44. Aktivitas J2

a) Volume = 1 ls

b) Biaya Normal = Rp. 29.165.556

c) Durasi Normal = 25 hari

d) Jumlah tenaga kerja = 3 orang

e) Produktivitas

Produktivitas normal = volume/durasi = 1/25 = 0,04 ls/hari

Produktivitas crashing = produktivitas normal x jumlah shift

= 0,04 x 2 = 0,08 ls/hari

f) Crash duration = volume/produktivitas crashing = 1/0,08 = 12,5

= 13 hari

g) Crash cost

Total penambahan biaya = jumlah tenaga kerja x upah perhari

= 3 x Rp. 70.000 = Rp. 210.000

Crash cost = normal cost + (total penambahan biaya x crash duration)

= Rp. 29.165.556 + (Rp. 210.000 x 13) = Rp. 31.895.556

h) Cost slope = (crash cost – normal cost)/(normal duration – crash duration)

= (Rp. 31.895.556 - Rp. 29.165.556)/(25 hari – 13 hari)

= Rp. 227.500/hari
Tabel Hasil Perhitungan Cost Slope

Normal Crash Cost


No. Aktivitas Duration Duration Slope
Cost (Rp.) Cost (Rp.)
(Hari) (Hari) (Rp./hari)
1. A1 27.529.400 7 28.089.400 4 186.667
2. B1 62.279.449 7 63.119.449 4 280.000
3. B2 14.637.600 21 17.717.600 11 308.000
4. B3 8.656.938 14 10.126.938 7 210.000
5. C1 82.199.700 21 84.509.700 11 231.000
6. D1 315.709.430 70 320.609.430 35 140.000
7. D2 9.309.713 21 10.079.713 11 77.000
8. D3 21.881.194 21 24.191.194 11 231.000
9. D4 52.451.680 35 54.971.680 18 148.235
10. D5 5.558.060 14 6.538.060 7 140.000
11. D6 32.430.297 21 35.510.297 11 308.000
12. D7 5.518.800 7 6.078.800 4 186.667
13. D8 83.567.725 14 85.037.725 7 210.000
14. D9 6.560.000 21 9.640.000 11 308.000
15. E1 35.229.100 84 41.109.100 42 140.000
16. E2 14.486.100 21 16.966.100 11 231.000
17. E3 40.075.200 49 43.575.200 25 145.833
18. E4 43.122.772 42 49.002.772 21 280.000
19. E5 7.446.400 28 10.386.400 14 210.000
20. E6 64.793.084 35 72.353.084 18 444.706
21. F1 47.860.800 21 50.170.800 11 231.000
22. F2 56.660.800 28 59.600.800 14 210.000
23. F3 16.676.200 14 18.636.200 7 280.000
24. F4 5.547.000 14 6.037.000 7 70.000
25. F5 64.705.300 98 71.565.300 49 140.000
26. F6 128.795.300 63 133.275.300 32 144.516
27. F7 30.037.700 14 33.467.700 7 490.000
28. F8 4.254.200 14 4.744.200 7 70.000
29. F9 18.666.300 21 20.976.300 11 231.000
30. F10 15.723.000 28 17.683.000 14 140.000
31. F11 7.594.900 14 8.574.900 7 140.000
32. G1 212.251.046 91 217.915.046 46 76.667
33. G2 92.604.184 28 94.564.184 14 140.000
34. G3 11.063.800 21 12.603.800 11 154.000
35. H1 572.000 35 1.832.000 18 74.118
36. H2 354.000 28 1.334.000 14 70.000
37. I1 32.095.200 28 34.055.200 14 140.000
38. I2 11.015.100 21 12.555.100 11 154.000
39. I3 29.356.000 21 30.896.000 11 154.000
40. I4 33.819.300 28 36.759.300 14 210.000
41. I5 176.613.850 28 180.533.850 14 280.000
42. I6 34.181.800 21 37.261.800 11 308.000
43. J1 27.876.400 28 30.816.400 14 210.000
44. J2 29.165.556 25 31.895.556 13 227.500
Total 2.020.932.378 2.137.366.378
Sumber : Pengolahan Data
PROYEK INTERIOR FOOD HALL GRAND INDONESIA, JAKARTA
ID Task  Task Name Duration Start Finish Predecessors Critical Total Slack 01 July 01 September 01 November 01 January 01 March 01 M
Mode 03/06 01/07 29/07 26/08 23/09 21/10 18/11 16/12 13/01 10/02 10/03 07/04
1 Proyek Interior Food  242 days Wed 01/08/18 Sat 30/03/19 Yes 0 days
Hall Grand Indonesia
2 Start 0 days Wed 01/08/18 Wed 01/08/18 Yes 0 days 01/08
3 A. Pekerjaan  7 days Wed 01/08/18 Tue 07/08/18 Yes 0 days
Persiapan
4 A1 7 days Wed 01/08/18 Tue 07/08/18 2 Yes 0 days
5 B. Pekerjaan  77 days Wed 08/08/18 Tue 23/10/18 Yes 0 days
Hoarding & Partisi 
Sementara
6 B1 7 days Wed 08/08/18 Tue 14/08/18 4 Yes 0 days
7 B2 21 days Wed 03/10/18 Tue 23/10/18 24;23 No 109 days
8 B3 14 days Wed 03/10/18 Tue 16/10/18 24;23 No 116 days
9 C. Pekerjaan  21 days Wed 15/08/18 Tue 04/09/18 Yes 0 days
Demolish
10 C1 21 days Wed 15/08/18 Tue 04/09/18 6 Yes 0 days
11 D. Pekerjaan Floor 147 days Wed 15/08/18 Tue 08/01/19 Yes 0 days
12 D1 70 days Wed 05/09/18 Tue 13/11/18 10 Yes 0 days
13 D2 21 days Wed 15/08/18 Tue 04/09/18 6 No 84 days
14 D3 21 days Wed 05/09/18 Tue 25/09/18 13 No 84 days
15 D4 35 days Wed 15/08/18 Tue 18/09/18 6 No 49 days
16 D5 14 days Wed 15/08/18 Tue 28/08/18 6 No 70 days
17 D6 21 days Wed 19/12/18 Tue 08/01/19 14;19;41 Yes 0 days
18 D7 7 days Wed 19/09/18 Tue 25/09/18 15;16 No 49 days
19 D8 14 days Wed 05/12/18 Tue 18/12/18 20 Yes 0 days
20 D9 21 days Wed 14/11/18 Tue 04/12/18 18;12 Yes 0 days
21 E. Pekerjaan Partition 126 days Wed 15/08/18 Tue 18/12/18 No 81 days
& New Brickwall

22 E1 84 days Wed 15/08/18 Tue 06/11/18 6 No 81 days


23 E2 21 days Wed 15/08/18 Tue 04/09/18 6 No 137 days
24 E3 49 days Wed 15/08/18 Tue 02/10/18 6 No 95 days
25 E4 42 days Wed 07/11/18 Tue 18/12/18 22 No 81 days
26 E5 28 days Wed 07/11/18 Tue 04/12/18 27;7;8 No 95 days
27 E6 35 days Wed 03/10/18 Tue 06/11/18 24 No 95 days
28 F. Cover Coloumn 140 days Wed 15/08/18 Tue 01/01/19 No 63 days
29 F1 21 days Wed 10/10/18 Tue 30/10/18 37;38 No 98 days
30 F2 28 days Wed 15/08/18 Tue 11/09/18 6 No 98 days
31 F3 14 days Wed 15/08/18 Tue 28/08/18 6 No 63 days
32 F4 14 days Wed 05/12/18 Tue 18/12/18 29;55;34;33;36 No 63 days
33 F5 98 days Wed 29/08/18 Tue 04/12/18 31 No 63 days
34 F6 63 days Wed 29/08/18 Tue 30/10/18 31 No 98 days
35 F7 14 days Wed 19/12/18 Tue 01/01/19 32 No 63 days
36 F8 14 days Wed 29/08/18 Tue 11/09/18 31 No 147 days
37 F9 21 days Wed 12/09/18 Tue 02/10/18 30 No 105 days
38 F10 28 days Wed 12/09/18 Tue 09/10/18 30 No 98 days
39 F11 14 days Wed 19/12/18 Tue 01/01/19 32 No 63 days
40 G. Pekerjaan Ceilling 175 days Wed 05/09/18 Tue 26/02/19 No 7 days

41 G1 91 days Wed 05/09/18 Tue 04/12/18 10 No 14 days


42 G2 28 days Wed 09/01/19 Tue 05/02/19 17;46 Yes 0 days
43 G3 21 days Wed 06/02/19 Tue 26/02/19 42 No 7 days
44 H. Pekerjaan  63 days Wed 05/09/18 Tue 06/11/18 No 63 days
Pelubangan & 
Perapihan Kembali
45 H1 35 days Wed 05/09/18 Tue 09/10/18 10 No 63 days
46 H2 28 days Wed 10/10/18 Tue 06/11/18 45 No 63 days
47 I. Pekerjaan Wall  182 days Wed 05/09/18 Tue 05/03/19 No 25 days
Display
48 I1 28 days Wed 05/09/18 Tue 02/10/18 10 No 105 days
49 I2 21 days Wed 05/09/18 Tue 25/09/18 10 No 112 days
50 I3 21 days Wed 03/10/18 Tue 23/10/18 48;49 No 105 days
51 I4 28 days Wed 24/10/18 Tue 20/11/18 50 No 109 days
52 I5 28 days Wed 06/02/19 Tue 05/03/19 42;50 Yes 0 days
53 I6 21 days Wed 19/12/18 Tue 08/01/19 51;26;25 No 81 days
54 J. Gate Entrance 214 days Wed 29/08/18 Sat 30/03/19 Yes 0 days
55 J1 28 days Wed 29/08/18 Tue 25/09/18 31 No 133 days
56 J2 25 days Wed 06/03/19 Sat 30/03/19 35;43;52;39 Yes 0 days
57 Finish 0 days Sat 30/03/19 Sat 30/03/19 56;53 Yes 0 days 30/03

Task Summary External Milestone Inactive Summary Manual Summary Rollup Finish‐only Critical Split


Proyek Interior 
Food Hall Grand Indonesia Split Project Summary Inactive Task Manual Task Manual Summary Deadline Progress
Date: 26‐09‐2018
Milestone External Tasks Inactive Milestone Duration‐only Start‐only Critical

Listyo Ari Prakoso Gantt Chart Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia


PROYEK INTERIOR FOOD HALL GRAND INDONESIA, JAKARTA
ID Task  Task Name Duration Start Finish Predecessors Critical Total Slack 01 July 01 August 01 September 01 October 01 November 01 December
Mode 01/07 15/07 29/07 12/08 26/08 09/09 23/09 07/10 21/10 04/11 18/11 02/12 16/12
1 Proyek Interior Food Hall 124 days Wed 01/08/18 Sun 02/12/18 Yes 0 days
Grand Indonesia
2 Start 0 days Wed 01/08/18 Wed 01/08/18 Yes 0 days 01/08
3 A1 4 days Wed 01/08/18 Sat 04/08/18 Yes 0 days
4 B1 4 days Sun 05/08/18 Wed 08/08/18 3 Yes 0 days
5 B2 21 days Mon 10/09/18 Sun 30/09/18 19;18 No 14 days
6 B3 14 days Mon 10/09/18 Sun 23/09/18 19;18 No 21 days
7 C1 11 days Thu 09/08/18 Sun 19/08/18 4 Yes 0 days
8 D1 35 days Mon 20/08/18 Sun 23/09/18 7 Yes 0 days
9 D2 21 days Thu 09/08/18 Wed 29/08/18 4 No 22 days
10 D3 21 days Thu 30/08/18 Wed 19/09/18 9 No 22 days
11 D4 35 days Thu 09/08/18 Wed 12/09/18 4 No 4 days
12 D5 14 days Thu 09/08/18 Wed 22/08/18 4 No 25 days
13 D6 11 days Fri 12/10/18 Mon 22/10/18 10;15;34 Yes 0 days
14 D7 7 days Thu 13/09/18 Wed 19/09/18 11;12 No 4 days
15 D8 7 days Fri 05/10/18 Thu 11/10/18 16 Yes 0 days
16 D9 11 days Mon 24/09/18 Thu 04/10/18 14;8 Yes 0 days
17 E1 53 days Thu 09/08/18 Sun 30/09/18 4 Yes 0 days
18 E2 21 days Thu 09/08/18 Wed 29/08/18 4 No 25 days
19 E3 32 days Thu 09/08/18 Sun 09/09/18 4 Yes 0 days
20 E4 42 days Mon 01/10/18 Sun 11/11/18 17 Yes 0 days
21 E5 28 days Mon 15/10/18 Sun 11/11/18 22;5;6 Yes 0 days
22 E6 35 days Mon 10/09/18 Sun 14/10/18 19 Yes 0 days
23 F1 21 days Thu 04/10/18 Wed 24/10/18 31;32 No 5 days
24 F2 28 days Thu 09/08/18 Wed 05/09/18 4 No 5 days
25 F3 14 days Thu 09/08/18 Wed 22/08/18 4 Yes 0 days
26 F4 7 days Tue 30/10/18 Mon 05/11/18 23;45;28;27;30 Yes 0 days
27 F5 68 days Thu 23/08/18 Mon 29/10/18 25 Yes 0 days
28 F6 63 days Thu 23/08/18 Wed 24/10/18 25 No 5 days
29 F7 14 days Tue 06/11/18 Mon 19/11/18 26 Yes 0 days
30 F8 14 days Thu 23/08/18 Wed 05/09/18 25 No 54 days
31 F9 21 days Thu 06/09/18 Wed 26/09/18 24 No 12 days
32 F10 28 days Thu 06/09/18 Wed 03/10/18 24 No 5 days
33 F11 14 days Tue 06/11/18 Mon 19/11/18 26 Yes 0 days
34 G1 53 days Mon 20/08/18 Thu 11/10/18 7 Yes 0 days
35 G2 14 days Tue 23/10/18 Mon 05/11/18 13;38 Yes 0 days
36 G3 14 days Tue 06/11/18 Mon 19/11/18 35 Yes 0 days
37 H1 35 days Mon 20/08/18 Sun 23/09/18 7 No 1 day
38 H2 28 days Mon 24/09/18 Sun 21/10/18 37 No 1 day
39 I1 28 days Mon 20/08/18 Sun 16/09/18 7 No 7 days
40 I2 21 days Mon 20/08/18 Sun 09/09/18 7 No 14 days
41 I3 21 days Mon 17/09/18 Sun 07/10/18 39;40 No 7 days
42 I4 28 days Mon 08/10/18 Sun 04/11/18 41 No 7 days
43 I5 14 days Tue 06/11/18 Mon 19/11/18 35;41 Yes 0 days
44 I6 21 days Mon 12/11/18 Sun 02/12/18 42;21;20 Yes 0 days
45 J1 28 days Thu 23/08/18 Wed 19/09/18 25 No 40 days
46 J2 13 days Tue 20/11/18 Sun 02/12/18 29;36;43;33 Yes 0 days
47 Finish 0 days Sun 02/12/18 Sun 02/12/18 46;44 Yes 0 days 02/12

Task Summary External Milestone Inactive Summary Manual Summary Rollup Finish‐only Critical Split


Proyek Interior 
Food Hall Grand Indonesia Split Project Summary Inactive Task Manual Task Manual Summary Deadline Progress
Date: 24‐10‐2018
Milestone External Tasks Inactive Milestone Duration‐only Start‐only Critical

Listyo Ari Prakoso Gantt Chart Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia


PROYEK INTERIOR FOOD HALL GRAND INDONESIA, JAKARTA
ID Task  Task Name Duration Start Finish Predecessors Critical Total Slack 11 June 01 August 21 September 11 November 01 January 21 February
Mode 10/06 01/07 22/07 12/08 02/09 23/09 14/10 04/11 25/11 16/12 06/01 27/01 17/02 10/03
1 Proyek Interior  211 days Wed 01/08/18 Wed 27/02/19 Yes 0 days
Food Hall Grand 
Indonesia
2 Start 0 days Wed 01/08/18 Wed 01/08/18 Yes 0 days 01/08
3 A1 4 days Wed 01/08/18 Sat 04/08/18 Yes 0 days
4 B1 7 days Sun 05/08/18 Sat 11/08/18 3 Yes 0 days
5 B2 21 days Sun 30/09/18 Sat 20/10/18 19;18 No 81 days
6 B3 14 days Sun 30/09/18 Sat 13/10/18 19;18 No 88 days
7 C1 21 days Sun 12/08/18 Sat 01/09/18 4 Yes 0 days
8 D1 56 days Sun 02/09/18 Sat 27/10/18 7 Yes 0 days
9 D2 21 days Sun 12/08/18 Sat 01/09/18 4 No 70 days
10 D3 21 days Sun 02/09/18 Sat 22/09/18 9 No 70 days
11 D4 35 days Sun 12/08/18 Sat 15/09/18 4 No 35 days
12 D5 14 days Sun 12/08/18 Sat 25/08/18 4 No 56 days
13 D6 21 days Sun 02/12/18 Sat 22/12/18 10;15;34 Yes 0 days
14 D7 7 days Sun 16/09/18 Sat 22/09/18 11;12 No 35 days
15 D8 14 days Sun 18/11/18 Sat 01/12/18 16 Yes 0 days
16 D9 21 days Sun 28/10/18 Sat 17/11/18 14;8 Yes 0 days
17 E1 84 days Sun 12/08/18 Sat 03/11/18 4 No 53 days
18 E2 21 days Sun 12/08/18 Sat 01/09/18 4 No 109 days
19 E3 49 days Sun 12/08/18 Sat 29/09/18 4 No 67 days
20 E4 42 days Sun 04/11/18 Sat 15/12/18 17 No 53 days
21 E5 28 days Sun 04/11/18 Sat 01/12/18 22;5;6 No 67 days
22 E6 35 days Sun 30/09/18 Sat 03/11/18 19 No 67 days
23 F1 21 days Sun 07/10/18 Sat 27/10/18 31;32 No 70 days
24 F2 28 days Sun 12/08/18 Sat 08/09/18 4 No 70 days
25 F3 14 days Sun 12/08/18 Sat 25/08/18 4 No 35 days
26 F4 14 days Sun 02/12/18 Sat 15/12/18 23;45;28;27;30 No 35 days
27 F5 98 days Sun 26/08/18 Sat 01/12/18 25 No 35 days
28 F6 63 days Sun 26/08/18 Sat 27/10/18 25 No 70 days
29 F7 14 days Sun 16/12/18 Sat 29/12/18 26 No 35 days
30 F8 14 days Sun 26/08/18 Sat 08/09/18 25 No 119 days
31 F9 21 days Sun 09/09/18 Sat 29/09/18 24 No 77 days
32 F10 28 days Sun 09/09/18 Sat 06/10/18 24 No 70 days
33 F11 14 days Sun 16/12/18 Sat 29/12/18 26 No 35 days
34 G1 91 days Sun 02/09/18 Sat 01/12/18 7 Yes 0 days
35 G2 14 days Sun 23/12/18 Sat 05/01/19 13;38 Yes 0 days
36 G3 21 days Sun 06/01/19 Sat 26/01/19 35 No 7 days
37 H1 35 days Sun 02/09/18 Sat 06/10/18 7 No 49 days
38 H2 28 days Sun 07/10/18 Sat 03/11/18 37 No 49 days
39 I1 28 days Sun 02/09/18 Sat 29/09/18 7 No 77 days
40 I2 21 days Sun 02/09/18 Sat 22/09/18 7 No 84 days
41 I3 21 days Sun 30/09/18 Sat 20/10/18 39;40 No 77 days
42 I4 28 days Sun 21/10/18 Sat 17/11/18 41 No 81 days
43 I5 28 days Sun 06/01/19 Sat 02/02/19 35;41 Yes 0 days
44 I6 21 days Sun 16/12/18 Sat 05/01/19 42;21;20 No 53 days
45 J1 28 days Sun 26/08/18 Sat 22/09/18 25 No 105 days
46 J2 25 days Sun 03/02/19 Wed 27/02/19 29;36;43;33 Yes 0 days
47 Finish 0 days Wed 27/02/19 Wed 27/02/19 46;44 Yes 0 days 27/02

Task Summary External Milestone Inactive Summary Manual Summary Rollup Finish‐only Critical Split


Proyek Interior 
Food Hall Grand Indonesia Split Project Summary Inactive Task Manual Task Manual Summary Deadline Progress
Date: 24‐10‐2018
Milestone External Tasks Inactive Milestone Duration‐only Start‐only Critical

Listyo Ari Prakoso Gantt Chart Proyek Interior Food Hall Grand Indonesia

Você também pode gostar