Você está na página 1de 8

KOMPONEN UTAMA PADA KADAR TOC dan BOD LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA

SAWIT

Indra Wahyu Saputra1*, Ibu Naomi1


Progam Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura,
Jln. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi 78124, Pontianak
*email: indralast21@gmail.com

ABSTRAK

Nanopartikel silika atau biasa disebut dengan nanosilika merupakan silika yang berukuran orde
nano (10-9 nm) yang mempunyai karakteristik tinggi, inert serta biokompatibel. Penelitian ini
bertujuan untuk menentukan analisis komponen utama pada adsorpsi nanosilika terhadap limbah
cair kelapa sawit. Adapun variabel yang digunakan adalah pH, Luas Permukaan Pori, Volume
Pori, Ukuran Pori, kadar BOD dan TOC, masing-masing sebanyak 30 data. Hasil analisis
menunjukan bahwa terdapat pengaruh interkorelasi variabel terhadap antarvariabel yang dapat
dijelaskan melalui komponen 1 dengan sifat fisis sebesar 52,692% (luas permukaan pori, volume
pori, kadar BOD dan TOC disebut adsorben nanosilika), sedangkan pada komponen 2 dengan
sifat fisis sebesar 74,103% (pH dan ukuran pori disebut limbah cair industri).

Kata Kunci: nanopartikel silika, komponen utama, analisis faktor

PENDAHULUAN keterkaitan beberapa fakta yang dapat


Keberadaan sumber daya alam di muka diobservasi secara langsung tampak
bumi meliputi panas bumi, bahan tambang memiliki korelasi yang tinggi yaitu pada
dan bahan-bahan mineral. Diantara bahan variabel dalam penelitian sintesis nanosilika
mineral, terdapat bahan oksida yang untuk adsorpsi limbah cair industri kelapa
mempunyai potensi untuk pemanfaatan sawit yaitu pH, volume pori, ukuran pori, luas
sebagai material maju, antara lain : SiO2, permukaan pori, kadar TOC dan kadar BOD
TiO2 dan Al2O3. Salah satu mineral oksida (Kalapathy, 2000).
yang potensial untuk dikembangkan adalah Analisis multivariat merupakan salah satu
silika (SiO2). Silika secara komersial jenis analisis statistik yang digunakan untuk
diantaranya sebagai bahan utama industri menganalisis data dimana data yang
gelas, kaca, bahan baku untuk pembuatan digunakan berupa banyak peubah bebas
sel surya (Amendola, 2011), industri (independen variabel) dan juga banyak
elektronik, pengemban katalis (Gupta, peubah terikat (dependen variabels).
2008), materal adsorban (Diantariani, 2010) Analisis komponen utama adalah teknik
dan lain-lain yang digunakan untuk menyederhanakan
Nanopartikel silika atau biasa disebut suatu data secara linier sehingga terbentuk
dengan nanosilika merupakan siika yang sistem koordinat baru dengan varians
berukuran orde nano (10-9 nm) yang maksimum. Pada analisis ini bentuk
mempunyai karakteristik tinggi, inert serta hubungan beberapa variabel bebas
biokompatibel (Fernandez, 2012). terhadap satu variabel terikat. Misalnya
Nanopartikel silika memiliki luas permukaan untuk mengetahui faktor-faktor dalam
yang besar, ketahanan panas yang baik, mengukur nilai koefisien b1, b2 dan b3
memiliki kekuatan mekanik yang tinggi serta (disebut loading) dengan mengukur
bersifat inert, sehingga dapat menurunkan seberapa besar pengaruh adsorben
kadar senyawa organik yang terdapat dalam terhadap fluktuasi nilai Y1 (pH), Y2 (volume
limbah cair industri kelapa sawit. Salah satu

1
pori), Y3 (ukuran pori), Y4 (luas permukaan Salah satu cara untuk melakukan analisis
pori), Y5 (kadar TOC) dan Y6 (kadar BOD). data multivariate dapat digunakan analisis
Salah satu dari asumsi yang harus faktor. Metode ini dapat diperluas
dipenuhi untuk melakukan pengujian penggunaannya dalam berbagai penelitian,
hipotesis terhadap parameter pada analisis baik yang eksperimen maupun yang bukan
multaviat adalah analisis faktor. Analisis bersifat eksperimen dalam ilmu social dan
faktor adalah teknik terbaik untuk membantu lain sebagainya. Analisis faktor adalah kajian
para peneliti tersebut dalam mengidentifikasi tentang saling ketergantungan antara
konstruk yang sifatnya tidak bias diukur variabel-variabel, dengan tujuan untuk
secara langsung (unobsdervable). Namun menemukan himpunan variabel-variabel
penggunaan teknik ini memperhatikan baru, yang lebih sedikit jumlahnya dari pada
asumsi-asumsi yang melandasinya. Untuk variabel semula dan menunjukan yang mana
melakukan analisis faktor ada dua asumsi di antara variabel-variabelnya semula itu
yang harus dipenuhi, yaitu : yang merupakan faktor-faktor persekutuan.
1. Error term ei memiliki sifat-sifat Dalam analisis faktor, variabel-variabel
berikut ini : independen satu dengan dalam jumlah besar dikelompokkan dalam
yang lainnya, E(ei) = 0 dan Var = σ2. sejumlah faktor yang mempunyai sifat dan
2. Faktor-faktor yang tidak dapat karakteristik yang hampir sama sehingga
diobservasi secara langsung (Fi) lebih mempermudah pengolahan.
tersebut memiliki sifat-sifat sebagai Berdasarkan tujuannya analisis faktor
berikut : independen satu dengan dapat dikelompokkan menjadi dua macam
yang lainnya dan juga independen yaitu analisis faktor eksploratif dan
terhadap Error term (ei). selain itu, analisisfaktor konfirmatori. Perbedaan
E(F) = 0 dan varians (Fi) =1. Untuk antara kedua metode ini yaitu analisis faktor
sementara maksud istilah-istilah eksploratori tidak dilakukan hipotesis yang
tersebut barangkali kurang dipahami, bersifat teoritis dalam menggunakan analisis
namun nanti setelah kita membahas faktor, sehinga kesimpulan pengelompokkan
teknik perhitungan analisis faktor pada faktor-faktor akan dibuat berdasarkan
akan menjadi jelas. apa yang nanti diperoleh dalam analisis.
Selain ada dua asumsi, beberapa juga Sedangkan faktor konfirmatori mempunyai
menyebutkan beberapa syarat mengenai informasi yang bersifat teoritis tentang
jumlah sampel dan jumlah variabel. Kline struktur yang mendasari data dan
(1994) menjelaskan bahwa jumlah sampel diharapkan akan dihasilkan faktor yang
100 atau lebih sudah memadai untuk analisis sesuai dengan hipotesis tersebut sering
faktor. Mengenai jumlah variabel paling tidak dilakukan perulangan analisis, jika hasil
3 variabel per faktor, sementara Tabachnick pengujian model ternyata tidak sesuai
dan Fidell (1996) menyatakan bahwa paling dengan apa yang dihipotesiskan. Pada
tidak harus ada 5 atau 6 variabel per faktor. analisis faktor eksploratori masing-masing
Ide dasar mengapa jumlah variabel perfaktor variabel awal diperbolehkan mempunyai nilai
harus cukup adalah agar ada korelasi yang factor loading pada beberapa faktor dan
stabil antarvariabel. setelah nilai diperoleh akan dibuat

2
keputusan sebuah dimasukkan ke dalam Prosedur penelitian
faktor. Sebaliknya, analisis faktor Sumber penelitian
konfirmatori melakukan pengelompokkan Pada penelitian ini mengunakan data
pada sebuah variabel-vaiabel hanya yang bersumber dari skripsi Chitra, F, (2018)
berdasarkan variabel awal tertentu. yaitu :
Berdasarkan penjelasan diatas penulis
tertarik untuk melakukan penelitian atau
studi kasus terkait korelasi sintesis
nanosilika dalam mengadsorpsi limbah cair
industri kelapa sawit menggunakan analisis
faktor yang diolah menggunakan aplikasi
SPSS. Penelitian atau studi kasus ini
diharapkan dapat menjadi salah satu sumber
referensi bagi pembaca dalam mengolah
data menggunakan analisis faktor.

METODOLOGI PENELITIAN
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan yaitu alat yang
digunakan yaitu alat-alat gelas, oven, neraca
analitik, saringan 60 dan 100 mesh,
instrumen BOD dan TOC, Energy Dispersive
X-ray Spectroscopy (EDS), Scanning
Electron Microscope (SEM) JEOL JED-2300
Analysis Station, Shaker, pH meter, X-Ray
Diffractometer (XRD) KENZA dan X-Ray
Fluorescence (XRF) PANalitycal Epsilon 3,
SPSS 23.0 for Windows.
Bahan-bahan yang digunakan adalah
nanosilika, akuades (H2O), limbah industri
cair kelapa sawit.

3
Pada data yang digunakan untuk
menentukan loading (β) yang dapat
memaksimalkan kedekatan nilai
communality dengan total variance Y. pada
waktu rasio (βi12+βi12)/Var (Yi) adalah
maksimum, nilai σ adalah minimum. Jika ini
kita gambarkan dalam bentuk tabel, maka
rasio tersebut merupakan perbandingan
antara (Tt/T0) dalam tabel berikut :

HASIL DAN PEMBAHASAN


Deskripsi Data Penelitian
Deskrisi data penelitian berisi tentang
pengujian korelasi nanosilika terhadap
adsorpsi limbah cair kelapa sawit. Data yang
diperoleh berdasarkan bentuk deskripsi data
untuk mengetahui besarnya korelasi variabel
terhadap antarvariabel. Data yang diperoleh
dilapangan masing-masing dianalisis.
Analisis data meliputi penyajian pH, luas
permukaan pori, ukuran pori, volume pori,
kadar TOC dan BOD. Adapun hasil output
Dalam mendapatkan rasio (Tt/T0) yang
dari SPSS 23.0 for Windows adalah sebagai
tertinggi berdasarkan principal component
berikut :
method, caranya adalah dengan melakukan
dekomposisi spektral (spectral
decomposition) terhadap matriks simetris,
khususnya dalam hal ini akan menjabarkan
matriks varians kovarians (∑) sebagai
penjumlahan hasil kali eigenvalue dan
eigenvektornya. Anggap misalnya matriks
(∑) memiliki pasangan eigenvalue (λi) dan

4
eigenvektor (εi) dimana λi ≥ λi ≥…. ≥ λp ≥ 0, adsorben nanosilika dan komponen 2
maka : nilai rasio (Tt/T0) pada masing-masing sebesar 74,103% (pH dan ukuran disebut
komponen 1 sebesar 52,692% dan limbah cair industri). Tingginya korelasi
komponen 2 sebesar 74,103% tergolong diduga disebabkan alat uji yang digunakan
sangat bagus. Itu artinya error term hanya yaitu KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) untuk
menjelaskan 47,308 (komponen 1) dan menguji jika terjadi korelasi parsial kecil.
25,897 (komponen 2). Ukuran KMO di atas 80% bagus, antara 60-
80% adalah cukup (mediocre), sedangkan
dibawah dibawah 60% yang berarti buruk (ini
mungkin disebabkan oleh jumlah sampel
yang kecil =10). Selain uji KMO juga ada uji
Barlett’s sphericity test yang digunakan
untuk menguji apakah matrik korelasi adalah
matrik identitas (jika matriks korelasi adalah
matrik I maka analisis faktor tidak tepat).
Hasilnya ternyata signifikan (alpha =0,000)
yang berarti bahwa matrik korelasi bukan
matrik identitas sehingga analisis faktor
dapat digunakan.
Analisis faktor dapat mengetahui ada
berapa faktor yang dihasilkan dari sekian
banyak variabel yang dikumpulkan datanya.
Stelah diketahui bahwa ada dua faktor
(komponen 1 dan komponen 2) langkah
selanjutnya adalah analisis faktor tersebut
sesuai dengan variabel-variabel yang
dipengaruhinya. Pendekatan arti (meaning)
atas faktor tersebut sesuai dengan atribut
variabel yang terikat dengannya. Meaning
tersebut selanjutnya menjadi nama konstruk
Dalam menentukan analisis faktor yang yang dihasilkan. Pada data deskriptif bahwa
tepat digunakan yaitu dengan mendeteksi komponen 1 dan komponen 2 memiliki
ada atau tidaknya variabel yang memiliki korelasi yaitu bahwa nilai luas permukaan
korelasi tinggi dan sampel penelitian yang pori, volume pori, kadar TOC dan BOD
cukup besar. Dari tabel korelasi yang terhadap pH dan ukuran pori sangat
terdapat dalam output SPSS tampak bahwa berkorelasi antarvariabelnya. Oleh sebab itu,
pH. Luas permukaan, volume, ukuran, TOC faktor atau konstruk sebagai adsorben
dan BOD memiliki korelasi yang dapat nanosilika sedangkan untuk komponen 2
dijelaskan melalui masing-masing akan lebih tepat jika disebut limbah cair
komponen 1 sebesar 52,692% (luas industri karena dua komponen tersebut
permukaan, volume, BOD dan COD disebut banyak menggunakan pemahaman

5
kemampuan adsorpsi. Setelah konstruk component plot sebagai berikut:
ditemukan dan diberi nama yang sesuai
dengan sifatnya beberapa peluang terbuka
untuk memanfaatkan konstruk tersebut.
Misalnya, peneliti dapat memanfaatkan
konstruk tersebut untuk melakukan
penelitian di mana didalamnya melibatkan
hubungan antarkonstruk di dalam analisis
faktor. Sisi positif analisis faktor adalah faktor
(common factor atau constructs) yang
dihasilkan akan independen satu dengan
lainnya (sesuai sifat ortogonalitas). Adapun
model analisis faktor untuk scree plot yang
didapat dapat dilihat pada output dari SPSS Component plot digunakan dalam
23.0 for Windows sebagai berikut : menentukan korelaso variabel terhadap
antarvariabel pada penelitian ini komponen 1
yaitu luas, volume, TOC dan BOD disebut
adsorben nanosilika sedangkan pada
komponen 2 yaitu pH dan ukuran disebut
limbah cair industri.

SIMPULAN
Terdapat pengaruh korelasi terhadap
antarvariabel yang dapat dijelaskan melalui
komponen 1 sebesar 52,692% (luas
permukaan pori, volume pori, kadar BOD
Untuk mengetahui apakah model yang dan kadar TOC disebut adsorben nanosilika)
dan komponen 2 sebesar 74,103% (pH dan
dihasilkan bersifat linier atau tidak dapat
ukuran pori disebut limbah cair industri).
dideteksi dengan melihat scree plot antara
standar residual dengan prediksinya. Pada DAFTAR PUSTAKA
penelitian ini hasil pengujian menunjukkan
scree plot titik garisnya menjauhi 1 dan Amendola. S., 2011, Overview of
semakin kebawah semakin terlihat garis Manufacturing Processes for Solar-
linieritas yang menandakan data yang diuji Grade Silicon., Easton.
sangat berkorelasi baik. Adapun dalam
Chitra, F, 2019, Sintesis Nanosilika Dari Batu
menentukan masing-masing komponen Padas ketapang Metode Sol-Gel
yang dihasilkan dapat dilihat pada gambar dengan Radiasi microwave dan
Aplikasinya dalam Menurunkan
kadar TOC dan BOD Limbah Cair
Industri kelapa Sawit, Universitas

6
Tanjungpura, Fakultas MIPA, Gupta, R.; Vineet, K.; Monika, G.; Satya, P.;
Jurusan Kimia, Pontianak, (Skripsi). Rajive, G., 2008, Silica Supported
Zinc Chloride Catalyzed Acetylation of
Amines, Alcohols and Phenols.,
Diantariani, N.P., 2010, Peningkatan Potensi Indian Journal of Chemistry, 1739-
Batu Padas Landgestone Sebagai 1743.
Adsorben Ion Logam Berat Cr(III)
Dalam Air Melalui Aktifasi Asam dan Hadi, S. (2004), Analisis Regresi.
Basa., J.Kimia Universitas Udayana., Yogyakarta : Andi Offset.
ISSN 1907-9850, 4(1), 91-100.
Kalapathy., 2000, A Simple Method For
Draper, NR. 1998, Applied Regression Production of Pue Silica from Rice Hull
Analysis. A Willey Interscience Ash., Elsevier Science 77, 257-262.
Publication, Canada.
Kline, 1994, Basic of Structural Equation
Modelling. Sage Publications.
Fernandez, R.B., 2012, Sintesis
Nanopartikel SiO2 Menggunakan Kurniawan, D. (2008), Regresi Linier.
Metode Sol Gel dan Aplikasinya Jakarta : Forum Statistika.
Terhadap Aktifitas Sitotoksik Sel,
Universitas Andalas, Fakultas MIPA, Punamasari, T. (2017), Pengaruh Motivasi
Jurusan Kimia, Padang, (Skripsi). Dan Minat Belajar Terhadap Prestasi
Belajar Mata Pelajaran Memproses
Fidell, 1996, Multivariate Data Analysis with Perjalanan Dinas Siswa Kelas XI
Reading. Prentice-Hall. Administrasi Perkantoran Smk
Muhammadiyah 2 Bantul Semester
Gujarati, D, 1999, Ekonometrika Dasar Gasal Tahun Ajaran 2016/2017.
Cet.6, Alih Bahasa Sumarno Zain, Skripsi. Universitas Negeri
Erlangga, Jakarta. Yogyakarta.

7
8

Você também pode gostar