Você está na página 1de 38

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

ANAK DENGAN DIARE

Nyimas Heny Purwati, Ns.,Sp.Kep.An


Pendahuluan

• Gastroenteritis merupakan salah satu penyakit


pada sistem pencernaan mengenai membran
mukosa lambung dan usus halus.

• Gastroenteritis merupakan penyakit yang


sering terjadi pada anak-anak dan penyakit
utama kedua yang paling sering menyerang
anak-anak (flu adalah yang pertama). (Cecily L.
Betz, thn 2002).
PENGERTIAN

• Asfiksia adalah suatu keadaan hipoksia


pada bayi baru lahir yang disertai dengan
adanya hiperkarbia dan asidosis. Bila
proses ini berlangsung lama maka akan
mengakibatkan kerusakan otak atau
kematian.
Pengertian

 Gastroenteritis diartikan sebagai buang air besar


yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer
dengan frekuensi yang lebih banyak dari biasanya
(FKUI, 2010).

 Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah


lambung dan intestinal yang disebabkan oleh
bakteri yang bermacam-macam,virus dan parasit
yang patogen (Hockenberry, 2013).
 Diare (Mencret) adalah
Berak encer (biasanya 4 x atau lebih dalam sehari),
kadang-kadang disertai:
- Muntah
- Badan lesu atau lemah
- Panas
- Tidak nafsu makan
- Darah dan lendir dalam kotoran
Diare dapat disebabkan oleh:
1. Infeksi oleh bakteri, virus atau parasit
2. Allergi terhadap makanan atau obat tertentu
3. Infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai
penyakit lain seperti:
o Campak
o Infeksi telinga
o Infeksi tenggorokan
o Malaria, dll

Diare (mencret) terutama pada Balita Sangat


Berbahaya, karena dapat menyebabkan kematian
akibat kekurangan cairan.
Faktor2 yang mempengaruhi kejadian diare:
Lingkungan kebersihan lingkungan &
perorangan

Gizi pemberian makanan

Kependudukan insiden diare pd daerah kota


yg padat/ kumuh lebih 

Pendidikan  pengetahuan ibu


Perilaku masyarakat  kebiasaan2
Sosial ekonomi
Bakteri, jamur, virus, alergi makanan

Enterotoksin

Usus

Kerusakan vili-vili usus

↓ Enzim disakaridase di usus ↑ Motilitas usus,


penyerapan <<< Ggn keseimbangan
Ggn osmolaritas cairan dan elektolit
Cairan & elektrolit
keluar
↑ tekanan di rongga usus
Ggn keseimbangan
asam / basa : Asidosis
Nutrien & elektrolit
tidak dapat di absorpsi
Ggn perfusi jaringan

DIARE Feses >> asam


BB tidak naik

Iritasi kulit Ggn integritas kulit


sekitar anus
Ggn kebutuhan nutrisi : Ggn pertumbuhan
kurang dari kebutuhan tubuh & perkembangan
GEJALA KLINIK

 Muntah
 Diare
 anak menjadi cengeng
 Gelisah
 Suhu badan meningkat
 Nafsu makan berkurang / tidak ada nafsu
makan
 Eritemanatum pada anus dan sekitarnya
GEJALA KLINIK

 Dehidrasi
 BB turun
 Ubun-ubun besar cekung
pada bayi
 Tonus otot dan turgor
kulit berkurang;
 Selaput lendir mulut dan
bibir tampak kering.
 Kussmaul
 Kejang
 Kesadaran menurun
GEJALA KLINIK

Turgor kulit
menurun
GEJALA KLINIK
Kematian akibat diare (mencret) dapat dicegah.
Sebagian besar diare akut (diare mendadak) pada anak
dapat disembuhkan hanya dengan pemberian cairan dan
meneruskan pemberian makanan saja.

Pada anak yang mengalami diare tanpa dehidrasi


(kekurangan cairan).

Tanda-tandanya:
- Berak cair 1-2 kali sehari
- Muntah tidak ada
- Masih mau makan
- Masih mau bermain
- Haus tidak ada
Diare tanpa dehidrasi

Tindakan:

 Untuk mencegah dehidrasi, beri anak minum lebih


banyak dari biasanya
* ASI (AAir Susu Ibu) diteruskan
* Makanan diberikan seperti biasanya
* Bila keadaan anak bertambah berat, segera
bawa ke Puskesmas terdekat
Diare dehidrasi ringan
sedang

 Pada anak yang mengalami diare dengan dehidrasi


ringan/sedang.

Tanda-tandanya:
* Berak cair 4-9 kali sehari
* Kadang muntah 1-2 kali sehari
* Kadang panas
* Haus
* Tidak mau makan
* Badan lesu lemas
Tindakan:
 Berikan oralit
 ASI (Air Susu Ibu) diteruskan
 Teruskan pemberian makanan
Sebaiknya yang lunak, mudah dicerna dan tidak
 merangsang
Bila tidak ada perubahan segera bawa kembali
 ke Puskesmas terdekat.
Penilaian derajat dehidrasi pada anak diare
Kategori A B C
Inspeksi:
Kondisi: Baik; sadar Gelisah Letargi; tdk sadar
Mata: Normal Layu/mata cekung Layu/mata cekung
Derajat haus: Minum biasa, Haus, Malas minum,
Tidak haus Sangat haus Tidak mampu
minum

Palpasi: Kembali sangat


Cubitan pd kulit: Kembali dengan Kembali lambat lambat
cepat
Tentukan: Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan – Dehidrasi berat
Kekurangan sedang Kekurangan cairan
cairan < 5% BB Kekurangan cairan > 10% BB
5-10% BB

Tata laksana: Rencana terapi A Rencana terapi B Rencana terapi C


Pemeriksaan Diagnosis

• Feses lengkap
• Feses kultur
• Darah lengkap
• Darah kultur
• Elektrolit
• Analisa gas darah
Penatalaksanaa

Empat pilar penting :


Pilar I: Terapi rehidrasi
Pilar II: Terapi nutrisi
Pilar III: Terapi medikamentosa
Pilar IV: Edukasi
Pilar 1. Terapi Rahidrasi

Rencana terapi A ( tanpa dehidrasi )


Hal-hal yang harus diperhatikan:
 Berikan cairan rehidrasi oral sesuai anjuran WHO
 Berikan cairan lebih dari biasanya untuk mencegah
dehidrasi
 Teruskan pemberian makanan pada anak sesuai tumbuh
kembang untuk mencegah malnutrisi
Pilar 1. Terapi Rahidrasi

Rencana terapi A ( tanpa dehidrasi )

 Ukur intake dan output


 Ajarkan orangtua kapan harus membawa anaknya kembali
ke pelayanan kesehatan ( tanda-tanda dehidrasi; keluar
tinja cair amat sering; muntah berulang; rasa haus ; tidak
dapat makan/minum seperti biasanya )
Pilar 1. Terapi Rahidrasi

Rencana terapi B (dehidrasi ringan sedang)

Hal-hal yang harus diperhatikan:


 Ukur intake dan output
 Jumlah cairan rehidrasi oral yang harus diberikan
 Cara pemberian CRO
 Pemantauan kemajuan terapi rehidrasi oral
 Penghentian terapi CRO
 Penilaian rehidrasi oral dianggap gagal
 Penilaian pemberian makanan
Pilar 1. Terapi Rahidrasi

Rencana terapi C (dehidrasi Berat)

Hal-hal yang harus diperhatikan:


 Pemantauan intra vena line
 Pada terapi intravena (plebitis, tetesan infus)
Catat intake dan output

 Evaluasi
Pilar 2. Terapi Nutrisi

 Asi tetap diberikan


 Diare tanpa dehidrasi susu formula tidak perlu diganti.
 Diare dengan gejala klinis intoleransi laktosa diberikan susu
formula bebas laktosa.
 Berikan makan porsi sedikit dengan frekuensi sering.
 Berikan makanan satu kali lebih banyak setiap hari
Pilar 3. Terapi
Medikamentosa

 Kolaborasi pemberian probiotik,


 Kolaborasi pemberian preparat Zink
 Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi
Pilar 4. Edukasi

 Cara merawat anak diare di rumah.


 Kapan harus membawa anak kembali ke pelayanan kesehatan.
 Cara pencegahan diare seperti cuci tangan.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien dan Keluarga
b. Riwayat Keperawatan
Riwayat Kesehatan Sekarang
1). Awal serangan
Anak mengalami diare atau BAB > 3x/hari, anak akan
cengeng, gelisah sering menangis dan kadang muncul
muntah yang sering, kemudian suhu tubuh meningkat.

2) Keluhan Utama
Anak BAB sering dengan frekuensi > 3x/hari pada anak dan
> 4x/hari pada bayi dengan konsistensi feaces cair atau
encer, bisa mengandung darah atau lendir, warna feaces
kuning kehijauan, mual, muntah, dan disertai demam, dan
anak tidak nafsu makan.
2). Riwayat Kesehatan Masa Lalu
a) Riwayat penyakit yang pernah diderita yang berkaitan
dengan penyakit sekarang, kecuali bila penderita diare
kronik, yang diawali dengan diare yang timbul perlahan-
lahan, berlanjut berminggu-minggu sampai berbulan-
bulan baik menetap / bertambah berat.

b) Riwayat pemberian imunisasi : Kelengkapan imunisasi


diberikan pada usia dari 0-14 bulan dengan macam-macam
imunisasi yaitu BCG, DPT I, II, dan III dan campak pada usia
9 bulan, hepatitis serta polio.
3). Keadaan Psikososial keluarga
a) Emosi anak kecil ditandai anak akan menangis, perasaan
gelisah, tidak mau diatur, interaksi anak dengan keluarga
orang lain berkurang.

b) Tingkat perkembangan, mekanisme koping, kebiasaan anak


(pola makan, pola tidur, mainan yang disukai).

c) Dampak dari isolasi atau hospitalisasi.


4). Kebutuhan Dasar
a) Pola Eliminasi
Pada pola eliminasi biasanya anak akan mengalami perubahan
yaitu buang air besar > 3 kali sehari, buang air kecil sedikit atau
jarang / oliguri bahkan anuri pada pasien dengan dehidrasi berat.

b) Pola Nutrisi
Pada anak dengan diare biasanya disertai dengan mual, muntah
dan tidak nafsu makan, yang menyebabkan terjadinya
penurunan berat badan.

c) Pola tidur atau istirahat.


Pola tidur dan istirahat pada anak yang mengalami diare akan
tergaggu karena seringnya BAB dan adanya distensi abdomen
yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman sehingga anak
rewel dan dapat mengganggu istirahat tidur.
d) Kebersihan diri dan lingkungan
Jarang membersihkan rumah serta lingkungan dan membuang
sampah sembarangan, jarang mencuci tangan, kurang
kebersihan ibu dalam memberikan ASI / PASI.

e) Pola Aktivitas
Pada anak dengan diare aktivitas akan terganggu atau
berkurang dikarenakan kondisi tubuh yang lemah akibat dari
BAB yang terus menerus.
5). Pemeriksaan fisik
a) Fisiologi
Keadaan umum tampak lemah, kesadaran composmentis
bahkan bisa berlanjut menjadi koma, suhu tubuh tinggi, nadi
cepat dan lemah, pernafasan agak cepat.

b) Pemeriksaan sistemik
 Inspeksi : mata cekung, ubun-ubun cekung, selaput
lendir mulut dan kulit tampak kering, BB menurun, anus
dan sekitarnya kemerahan dan lecet karena seringnya
defekasi.

 Perkusi : adanya distensi abdomen.


 Palpasi : turgor kulit kembali lambat / sangat lambat.
 Auskultasi : Terdengar bising usus (hiperperistaltik)
6) Pemeriksaan tingkat pertumbuhan dan perkembangan
Pada anak penderita diare biasanya mengalami gangguan pada
pertumbuhan fisiknya karena anak mengalami dehidrasi sehingga
berat badan menurun, namun jika kondisi tersebut tidak
ditangani dengan cepat

Perkembangan
anak akan
terhambat
7). Pemeriksaan Penunjang.
Pemeriksaan laboratorium penting artinya dalam menegakkan
diagnosa (kausal) yang tepat, adapun pemeriksaan yang perlu
dikerjakan :
a) Pemeriksaan Tinja
b) Pemeriksaan keseimbangan asam basa dalam darah
c) Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium dan
fosfat dalam serum, terutama pada penderita diare yang
disertai kejang.
Masalah Keperawatan

1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit


2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Gangguan integritas kulit
4. Gangguan aktivitas
5. Cemas pada orang tua
6. Cemas/takut pada anak

Você também pode gostar