Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penderitanya bebas sama sekali dari demam atau disebut periode laten.
Gejala yang khas tersebut biasanya ditemukan pada penderita non imun.
sakit kepala, kehilangan nafsu makan, merasa mual di ulu hati, atau
muntah semua gejala awal ini disebut gejala prodormal (Arsin, 2012).
daerah endemis malaria, terutama di daerah tropis yang terletak antara 40˚
1
Indonesia. Setiap tahun sekitar 2,5 juta orang meninggal dunia, terutama
desa/fokus malaria tinggi. Dari tahun 2006 sampai 2009 kejadian luar
dilaporkan terjadi di pulau Jawa (Jawa Tengah, Jawa Timur dan Banten),
angka kematian akibat malaria sesuai dengan data statistik rumah sakit,
kelompok umur menurun drastis dari tahun 2004 ke tahun 2006 (dari
10,61% menjadi 1,34%). Namun dari tahun 2006 sampai tahun 2009 CFR
cenderung meningkat hingga lebih dua kali lipat yakni dari 1,34% hingga
2
3,4%, penyebab kenaikan ini belum diketahui secara pasti sehingga perlu
seperti pola tanam padi sepanjang tahun dan tidak serempak di beberapa
P.ovale (Gracia & Brucker, 1996). Namun pada tahun 2006—2008 telah
ditemukan spesies baru yang dilakukan oleh sebuah tim internasional yang
dimuat di jurnal Clinical Infectious Diseases bahwa hasil tes pada 150
3
di wilayah Indonesia adalah P.vivax dan P.falcifarum, P.vivax sering
kesehatan untuk prajurit TNI AD, Pegawai Negeri Sipil dan masyarakat
khususnya malaria. Pegawai Negeri Sipil dan TNI yang terinfeksi malaria
4
malaria dan pada saat berdinas tidak meminum obat profilaksis dan tidak
B. Identifikasi Masalah
1. Setiap tahun sekitar 2,5 juta orang meninggal karena malaria.
2. Setelah dilakukan program GEBRAK Malaria angka kematian akibat
kali lipat dari tahun sebelumnya yakni dari 1,34% menjadi 3,4%.
3. Penyebab terjadinya Kejadian Luar Biasa adalah karena adanya
C. Batasan Masalah
1. Mengetahui prevalensi plasmodium sp penyebab malaria di RSPAD
D. Rumusan Masalah
Berapa prevalensi plasmodium sp penyebab malaria di RSPAD Gatot
E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
5
Untuk mengetahui prevalensi plasmodium sp penyebab malaria di
2. Tujuan Khusus
a. Untuk menghitung prevalensi plasmodium falcifarum penyebab
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Malaria
a. Pengertian Malaria
6
Malaria merupakan suatu penyakit akut maupun kronik, yang
b. Vektor Malaria
7
mulai dari rentang pukul 17.00—18.00, sebelum tengah malam dan
untuk malaria vivax dan malaria ovale serta 28—30 hari untuk
8
Demam dapat disertai gejala lain yang tidak spesifik seperti
dengue fever, infeksi saluran napas akut, hepatitis dll. Setelah lebih
1) Stadium Dingin
dingin. Nadi penderita cepat, tetapi lemah. Bibir dan jari – jari
2) Stadium Demam
9
Setelah menggigil/merasa dingin, pada stadium ini
3) Stadium berkeringat
10
Pencegahan terhadap malaria dilakukan dengan menghindari
RI, 2012).
11
eritrositer). Sebagian sporozoit tidak tumbuh dan tetap tidur (dormant)
tahun sehingga pada suatu saaat dapat aktif dan terjadilah relaps. Sel
12
sporozoit akan dilepaskan dan masuk ke dalam kelenjar liur nyamuk.
a. Plasmodium vivax
jelas. Setelah 36 jam mengisi lebih dari setengah sel darah merah
13
yang membesar, intinya membelah dan menjadi skizon.
lebih biru dengan inti yang padat berwarna merah dan letaknya
14
Gambar 2.2 stadium P.Vivax (Dirjen P2PL Kemenkes RI, 2011)
b. Plasmodium Malariae
parasitnya lebih kecil, lebih teratur dan lebih padat. Trofozoit yang
berwarna tengguli tua atau hitam. Parasit ini dapat berbentuk pita
15
lonjong, masing-masing dengan kromatin berwarna merah dan
c. Plasmodium falcifarum
kecuali pada infeksi berat. Skizogoni terjadi dalam kapiler alat- alat
16
membesar, infeksi multiple di dalam sel darah merah sangat khas.
17
Gambar 2.4 stadium P.Falcifarum (Dirjen P2PL Kemenkes RI, 2011)
d. Plasmodium Ovale
dalam berbagai hal mirip dengan P.vivax. Sel darah merah yang
titik Scuffner kasar pada stadium dini. Sel darah merah dengan
bentuk yang lonjong dan bergerigi pada satu ujungnya, adalah khas
18
merozoit. Pada sediaan darah tebal sangat sukar untuk
e. Plasmodium Knowlesi
2008)
19
Vektor utama P.knowlesi adalah nyamuk Anopheles. Penularan
P.knowlesi yang ditularkan dari kera atau dari manusia lain melalui
20
Gambar 2.3. Bentuk Stadium Knowlesi
(diagnosticparasitology.weebly.com/malaria.html)
3. Pemeriksaan
a. Rapid Diagnostic Test (RDT)
dengan zat pewarna atau gold particles pada fase mobile. Antibodi
21
fase mobile sepanjang strip nitroselulosa dan akan diikat dengan
b. Mikroskop
dibagian ujung jari atau tumit kaki (bayi), hal ini dikarenakan
darah tipis dan sediaan darah tebal yang telah diwarnai dengan
22
giemsa dengan perbesaran 100x dan jumlah parasit yang
dkk, 2009).
B. Kerangka Berfikir
Malaria
Pemeriksaan Laboratorium
Mikroskopik Imunoserologi
Campura
n
Keterangan:
23
Area yang diteliti
BAB III
METODE PENELITIAN
24
Jenis penelitian yang dilakukan merupakan dekriptif berupa survey
2 1−α
z x p (1− p)
2
n=
d2
0,489
n=
0,01
keterangan:
25
p : proporsi
d : presisi
2018.
pemeriksaan malaria.
2. Memilah data pasien yang melakukan pemeriksaan malaria dari
tahun 2013—2018.
3. Melakukan rekapitulasi data dengan uji statistika presentase.
4. Menyajikan data dalam bentuk tabel dan narasi.
F. Teknik Penyajian dan Pengolahan/Analisis Data
Teknik penyajian dan pengolahan data dilakukan dengan
Press. Makassar.
Bronner U, dkk. 2009. Swedish traveller with Plasmodium knowlesi malaria after
26
Cox Singh J, dkk. 2008. Plasmodium knowlesi malaria in humans is widely
Jakarta.
Infectious Diseases.
Masyarakat. 9(2):109—18.
27
Town and The surrounding rural areas, Gedeo Zone, SouthernEthipia, J
Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. 2016. Malaria. InfoDATIN. Jakarta
Kesehatan. Jakarta.
Vythilingan I, Noorazian YM, Huat TC, Jiram Al, Yusri YM, Azahari AH, et al.
28
29