Você está na página 1de 9

PENGARUH SENAM OTAK TERHADAP FUNGSI

KOGNTIF PADA LANSIA


Astuti, Dwi Anugrahni Puji1, Ivana, Theresia2, Jamini, Theresia3
1
Mahasiswa STIKES Suaka Insan Banjarmasin
2,3
Dosen STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Email: dwianugrahnipa@gmail.com1

ABSTRAK
Latar Belakang: Proses penuaan pada lansia mengakibatkan penurunan pada sel-
sel otak. Hal ini berakibat pada proses pikir menjadi lambat, sulit berkonsentrasi,
dan fungsi kognitif menurun. Salah satu upaya untuk mengatasi dan mencegah
penurunan fungsi kognitif dapat melalui terapi non farmakologis seperti aktivitas
fisik salah satunya senam otak. Senam otak dapat memberikan rangsangan atau
stimulus pada otak dimana apabila otak terus diberikan rangsangan maka
fungsinya akan terus terjaga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
senam otak terhadap fungsi kognitif pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha
Budi Sejahtera Banjarbaru.
Metode : Jenis penelitian kuantitatif yang menggunakan rancangan penelitian pre
eksperimental design dengan pendekatan one group pretest and posttest design,
teknik sampling menggunakan purposive sampling, jumlah sampel 14 orang.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner Mini Mental State Examination
(MMSE). Analisa data yang digunakan adalah uji non-parametrik Wilcoxon
Signed Rank.
Hasil: Hasil uji Wilcoxon didapatkan p value = 0,001 (<0,005), artinya ada
pengaruh senam otak terhadap fungsi kognitif pada lansia di Panti Sosial Tresna
Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru.
Kesimpulan: Adanya pengaruh senam otak terhadap fungsi kognitif pada lansia
di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru.

Kata Kunci: Fungsi Kognitif, Lansia, Senam Otak.


LATAR BELAKANG (bahasa), bergerak (motorik) dan
Jumlah penduduk lansia di merencanakan atau melaksanakan
Indonesia pada tahun 2010 sebesar keputusan (eksekutif) sehingga
23,9 juta (9,77%) dengan usia memegang peranan penting (Gallo,
harapan hidup 67,4 tahun dan pada 1998 dalam Yusuf A, dkk 2010).
tahun 2020 di perkirakan sebesar Apabila penurunan fungsi kognitif
28,8 juta (11,34%) dengan usia ini tidak diatasi tentunya menjadi
harapan hidup 71,1 tahun. Jumlah masalah pada lansia. Penurunan
tersebut termasuk terbesar ke empat fungsi kognitif menyebabkan
setelah China, India dan Jepang menurun kemampuan konsentrasi
(Badan Pusat Statistik, 2010). terhadap stimulus, proses berpikir
Dinas Kesehatan Kota yang tidak tertata (inkoheren),
Banjarmasin pada tahun 2016 gangguan persepsi, disorientasi
menunjukkan angka pertumbuhan (tempat, waktu, orang), serta
lansia di Provinsi Kalimantan Selatan gangguan daya ingat. Dampaknya
sebanyak 57.272 orang. Panti Sosial akan terjadi gangguan dalam
Tresna Werdha Budi Sejahtera aktivitas sehari-hari maupun
Banjarbaru didapatkan data pada gangguan dalam berkomunikasi dan
tahun 2017 jumlah lansia 110 orang berhubungan dengan orang sekitar
dimana perempuan berjumlah 54 (Ameliarina, 2011 dalam Handayani,
orang dan laki-laki berjumlah 56 2013).
orang dengan usia rata-rata 60-86 Upaya yang dilakukan untuk
tahun dan usia harapan hidup 86 mencegah dan menghambat
tahun. penurunan fungsi kognitif dapat
Lansia akan mengalami melalui terapi farmakologis dengan
penurunan fungsi akibat proses menggunakan obat-obatan, serta
menua. Proses menua yaitu melalui terapi non farmakologis
menghilangnya secara perlahan- seperti aktivitas fisik (senam otak),
lahan kemampuan jaringan untuk aktivitas mental dan aktivitas sosial
memperbaiki diri atau mengganti dan (Yuliati, 2017).
mempertahankan fungsi normalnya Senam otak adalah serangkaian
sehingga tidak dapat bertahan latihan yang berbasis gerakan tubuh
terhadap infeksi dan memperbaiki sederhana. Senam otak dapat
kerusakan yang diderita (Bandiyah, memperlancar aliran darah dan
2009). oksigen ke otak, juga merangsang
Proses menua juga terjadi pada kedua belah otak untuk bekerja.
sel-sel otak. Hal ini berakibat pada Gerakan-gerakan ringan dengan
proses berpikir yang menjadi permainan melalui olah tangan dan
lamban, sulit berkonsentrasi, kaki dapat memberikan rangsangan
kemampuan daya ingat dan fungsi atau stimulus pada otak (Setyoadi
kognitif menurun (Handayani, 2013). dan Kushariyadi, 2011).
Fungsi kognitif merupakan Gerakan yang menghasilkan
kemampuan seseorang untuk stimulus dapat meningkatkan
menerima, mengolah, menyimpan memori, kewaspadaan, konsentrasi,
dan menggunakan kembali semua kecepatan, persepsi, belajar,
masukan sensorik secara baik terdiri pemecahan masalah dan kreativitas,
dari unsur memperhatikan (atensi), menyelaraskan kemampuan
mengingat (memori), berkomunikasi beraktivitas, berpikir pada saat
bersamaan, meningkatkan kognitif pada lansia di Panti Sosial
keseimbangan atau harmonisasi Tresna Werdha Budi Sejahtera
antara kontrol emosi dan logika, Banjarbaru 2018.
mengoptimalkan fungsi kinerja
panca indra, serta menjaga METODE
kelenturan dan keseimbangan tubuh Jenis penelitian ini adalah
(Setyoadi dan Kushariyadi, 2011). penelitian kuantitatif, rancangan
Hasil dari studi pendahuluan yang digunakan dalam penelitian ini
pada tanggal 26 Oktober 2017 di adalah pre eksperimental dengan
Panti Sosial Tresna Werdha Budi pendekatan one group pretest and
Sejahtera Banjarbaru yang dilakukan posttest design.
peneliti dengan wawancara kepada Sampel yang digunakan oleh
petugas poliklinik mengatakan ada peneliti pada penelitian ini berjumlah
lansia yang mengalami masalah 14 orang lansia dengan teknik
dengan daya ingat. Selanjutnya purposive sampling. Dengan kriteria
peneliti melakukan wawancara inklusi: (1) Lansia yang berusia
kepada 7 orang lansia. Hasil diatas 60 tahun – 74 tahun; (2)
wawancara 4 orang lansia Bersedia untuk menjadi reponden;
mengatakan sering lupa menaruh (3) Lansia yang mengalami
barang pribadi, ada lansia yang tidak penurunan fungsi kognitif. Dan
ingat nama teman satu wismanya, 5 kriteria ekslusi: (1) Lansia yang
orang lansia tidak bisa menjawab memiliki tekanan darah sistolik ≥220
bahkan salah menjawab nama hari, 4 mmHg dan diastolik ≥105 mmHg;
lansia mengatakan lupa dan tidak (2) Lansia yang mengalami
bisa menyebutkan kembali nama hambatan mobilitas fisik; (3) Lansia
peneliti serta 2 lansia salah yang mengalami gangguan
menyebutkan benda yang pendengaran; (4) Lansia yang
ditunjukkan. Gangguan daya ingat mengalami gangguan bicara.
seperti lupa apabila tidak ditangani Penelitian ini dilaksanakan di
maka akan menimbulkan masalah Panti Sosial Tresna Werdha Budi
demensia sehingga memerlukan Sejahtera Banjarbaru pada tanggal 01
bantuan dalam aktivitas hari-hari. Maret 2018 - 03 April 2018, dengan
Belum ada kegiatan atau usaha durasi 20-25 menit setiap perlakuan
yang dilakukan di Panti Sosial yang dilakukan 3 kali seminggu
Tresna Werdha Budi Sejahtera selama 4 minggu.
Banjarbaru untuk mengatasi masalah Instrumen yang digunakan
penurunan fungsi kognitif seperti dalam penelitian ini adalah Mini
gangguan daya ingat. Dampaknya Mental State Examination (MMSE)
ada sebagian lansia yang aktivitas untuk mengukur fungsi-fungsi
sehari-harinya memerlukan bantuan kognitif lansia. MMSE merupakan
petugas di panti sosial dan ada suatu skala terstruktur yang terdiri
beberapa lansia yang gangguan dari 11 item yang dikelompokkan
dalam berkomunikasi. Sehingga menjadi 7 kategori, dengan skor hasil
diperlukan upaya untuk menangani 20-30 = tidak ada gangguan kognitif,
masalah tersebut. 18-23 = gangguan kognitif ringan
Masalah tersebut membuat dan 0-17 = gangguan kognitif berat.
peneliti tertarik untuk meneliti Peneliti juga menggunakan
pengaruh senam otak terhadap fungsi lembar observasi untuk melihat
seberapa gerakan senam yang menyebabkan perubahan-perubahan
mampu dilakukan responden. pada lansia terutama perubahan pada
Analisa data menggunakan sel-sel di otak yang berhubungan dengan
analisa univariat dan bivariat. fungsi kognitif.
Analisa univariat menggunakan tabel
Tabel 1.3. Distribusi Frekuensi
distribusi frekuensi. Analisa bivariat Karakteristik Responden Berdasarkan
menggunakan uji Wilcoxon Signed Tingkat Pendidikan.
Rank Test untuk mengetahui adanya Tingkat Pendidikan F %
perubahan skor fungsi kognitif Tidak Sekolah 3 21,4
pretest dan posttest. SD 8 57,1
SMP 3 21,4
Total 14 100
HASIL
Sumber : Data Primer, 2018.
Analisa Univariat
Tabel 1.1. Distribusi Frekuensi Tabel 1.3. karakteristik
Karakteristik Responden Berdasarkan responden berdasarkan tingkat
Jenis Kelamin. pendidikan mayoritas adalah SD
Jenis Kelamin F % yaitu 8 orang (57,1%). Tingkat
pendidikan yang rendah pada lansia
Laki-laki 8 57,1 membuat lansia kurang dapat
Perempuan 6 42,9 mengoptimalkan kemampuan dalam
Total 14 100 memperoleh, menyimpan,
Sumber : Data Primer, 2018. mendapatkan kembali dan
menggunakan pengetahuan sehingga
Tabel 1.1. karakteristik responden fungsi kognitif rendah.
berdasarkan jenis kelamin, diketahui
bahwa responden laki-laki Tabel 1.4. Identifikasi Fungsi Kognitif
sebanyak 8 orang (57,1%) dan pada Lansia Sebelum Pelaksanaan
responden perempuan sebanyak 6 Senam Otak.
orang (42,9%). Hal ini dikarenakan Kategori Pre
jumlah lansia laki-laki di Panti Sosial F %
Normal 0 0
Tresna Werdha Budi Sejahtera
Gangguan Kognitif 8 57,1
Banjarbaru lebih banyak Ringan
dibandingkan lansia perempuan. Gangguan Kognitif 6 42,9
Berat
Tabel 1.2. Distribusi Frekuensi Jumlah 14 100
Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber : Data Primer, 2018.
Usia. Tabel 1.4. identifikasi fungsi
Usia F % kognitif pada lansia sebelum senam
60 – 74 tahun 14 100 otak, diketahui kategori gangguan
75 – 90 tahun 0 0
> 90 tahun 0 0
kognitif ringan yaitu 8 orang (57,1%)
Total 14 100 dan gangguan kognitif berat yaitu 6
Sumber : Data Primer, 2018. orang (42,9%). Hal ini didukung
dengan hasil pretest menggunakan
Tabel 1.2. karakteristik responden Mini Mental State Examination
berdasarkan usia, diketahui usia seluruh (MMSE) yang dilakukan.
responden berada dalam kategori usia
60-74 tahun (100%). Usia memiliki
pengaruh terhadap fungsi kognitif,
karena pada usia lanjut terjadi proses
menua, dimana proses menua
Tabel 1.5. Identifikasi Fungsi Kognitif Tresna Werdha Budi Sejahtera
pada Lansia Sesudah Pelaksanaan Banjarbaru.
Senam Otak.
Kategori Pre Analisa Univariat
F % Penelitian Myers dalam Nafidah
Normal 1 7,1
(2014) mengatakan bahwa
Gangguan Kognitif
9 64,3 perempuan lebih beresiko mengalami
Ringan
Gangguan Kognitif penurunan kognitif pada usia lansia.
4 28,6
Berat Hal ini disebabkan adanya penurunan
Jumlah 14 100 produksi hormon estrogen pada
Sumber : Data Primer, 2018. lansia perempuan yang mengalami
menopause. Penurunan estrogen erat
Tabel 1.5. identifikasi fungsi kognitif kaitannya dengan penurunan fungsi
pada lansia sesudah senam otak, kognitif dimana estrogen berperan
diketahui terjadi perubahan yaitu dalam meningkatkan pertumbuhan
kategori normal terdapat 1 orang hipotalamus, hipokampus, otak
lansia (7,1%), kategori gangguan tengah dan korteks yang dapat
kognitif ringan 9 orang lansia mempengaruhi suasana hati, status
(64,3%), dan kategori gangguan mental dan belajar serta ingatan.
kognitif berat 4 orang lansia (28,6%). Penelitian Nugroho dalam
Hal ini didukung dengan hasil Ningrat (2015) mengatakan faktor
posttest menggunakan Mini Mental usia dapat berhubungan dengan
State Examination (MMSE) yang fungsi kognitif. Usia yang semakin
dilakukan. tua menyebabkan perubahan pada
struktur otak diantaranya otak
Analisa Bivariat menjadi atrofi dan beratnya menurun
Tabel 1.6. Hasil Uji Wilcoxon Pengaruh 10-20% dan perubahan biokimia
Senam Otak terhadap Fungsi Kognitif pada susunan saraf pusat, sehingga
Lansia.
FK N Mean Z P
terjadi gangguan pada hubungan
Pre 14 18,14 -3,416 0,001 sinaps n daya hantar impuls antar
da
sel saraf.
Post 14 19,79
Sumber : Data Primer, 2018. Sidiarto dalam Nur Nafidah
(2014) mengatakan tingkat
Tabel 1.6. hasil uji Wilcoxon Signed pendidikan seseorang mempunyai
Rank diperoleh nilai Z -3,416 dengan pengaruh terhadap penurunan fungsi
nilai signifikansi p value 0,001 atau kognitif. Fungsi kognitif pada
lebih kecil dari nilai α = 0,05 sebagai kelompok dengan status pendidikan
taraf yang telah ditetapkan dan rendah cenderung memiliki fungsi
terjadi peningkatan rata-rata fungsi kognitif lebih buruk dibandingkan
kognitif pada sebelum dan sesudah kelompok dengan status pendidikan
senam otak sebesar 1,65. Hal ini yang tinggi. Pengaruh pendidikan
menunjukkan bahwa H0 ditolak dan yang telah dicapai seseorang atau
Ha diterima, yang artinya hasil lansia dapat mempengaruhi secara
penelitian ini terdapat pengaruh tidak langsung terhadap fungsi
antara pelaksanaan senam otak 3 kali kognitif. Seseorang yang memiliki
seminggu selama 4 minggu terhadap latar belakang pendidikan lebih dari
fungsi kognitif lansia di Panti Sosial 9 tahun atau lebih dari pendidikan
dasar (SMA, Diploma ataupun
Sarjana) memiliki hasil fungsi mengingat kembali merupakan tugas
kognitif tergolong normal. yang berat dari pada tugas mengenal
Fungsi kognitif dipengaruhi oleh kembali. Usia tua akan
beberapa faktor yaitu usia, tingkat mempengaruhi kemampuannya
pendidikan, penurunan pada sistem untuk mempengaruhi atau mengolah
reproduksi dan aktivitas fisik. informasi.
Individu dengan kategori lanjut usia Lansia yang mengalami
(>60 tahun) rata-rata memiliki gangguan kognitif berat, pertanyaan
presentasi fungsi kognitif tidak terendah yang tidak dapat dijawab
normal dengan bertambahnya usia, lansia terbanyak pada kategori
dapat terjadi perubahan fungsi bahasa juga tetapi pada bagian yang
kognitif. Bertambahnya usia berbeda, yaitu bagian meniru
menyebabkan kondisi fisik menurun gambar. Hal ini menunjukkan
dan perubahan-perubahan pada visuospasial pada responden lansia
lansia seperti perubahan pada dalam penelitian ini rendah.
struktur dan fungsi otak dimana otak Visuospasial adalah kemampuan
mengalami atrofi 5-10 % dan jumlah konstruksional seperti menggambar
neuron serta neurotransmitter atau meniru berbagai macam gambar
mengalami penurunan yang (misal: lingkaran, kubus) dan
mengakibatkan penurunan hubungan menyusun balok-balok. Semua lobus
antar saraf sehingga otak tidak berperan dalam kemampuan
mampu menyampaikan dan konstruksi dan lobus parietal
menyimpan informasi (Mongisidi, terutama hemisfer kanan berperan
2013 dalam Ningrat 2015). paling dominan (Plasman dkk, 2010
Pada lansia yang mengalami dalam Nafidah 2014).
gangguan kognitif ringan, pertanyaan Upaya yang dapat dilakukan
terendah yang tidak dapat dijawab dalam menangani masalah
lansia terbanyak pada kategori penurunan fungsi kognitif pada
bahasa bagian mengulang kalimat. lansia adalah dengan aktivitas fisik
Hal ini menunjukkan responden pada seperti senam otak. Senam otak
penelitian ini mempunyai masalah adalah sejumlah gerakan sederhana
dalam jangka ingat serta kemampuan dan ringan yang dapat memberikan
pengulangan pengucapan kalimat. stimulus pada otak. Gerakan yang
Fungsi memori (ingatan) terdiri menghasilkan stimulus tersebut dapat
dari proses penerimaan dan meningkatkan fungsi kognitif.
penyediaan informasi, proses Hasil nilai Mini Mental State
penyimpanan serta proses mengingat. Examination (MMSE) pada lansia
Semua hal yang berpengaruh dalam sesudah dilakukan pelaksanaan
ketiga proses tersebut akan senam otak terjadi peningkatan nilai
mempengaruhi fungsi memori. walaupun sebagian masih dalam
(Plasman dkk, 2010 dalam Nafidah kategori yang sama.
2014). Penelitian Martini, dkk (2016)
Suardiman (2011) menyatakan mengatakan peningkatan nilai fungsi
bahwa kesulitan dengan fungsi kognitif didapatkan karena kedua
ingatan atau dalam mengekspresikan belah hemisfer dapat berfungsi
secara verbal maupun berbicara optimal secara bersamaan sehingga
merupakan bentuk-bentuk penurunan akan mencapai kemampuan berpikir
fungsi kognitif. Kemampuan untuk dan kreatifitas yang tinggi. Cara
untuk mengoptimalkan hemisfer Penelitian Dennison, 2006 dalam
salah satunya adalah dengan Chandrikinnanti, 2016 menjelaskan
gerakan-gerakan fisik seperti senam bahwa otak manusia seperti
otak. Senam otak memberi manfaat halogram, terdiri dari tiga dimensi
dalam meningkatkan keterampilan dengan bagian-bagian yang saling
khusus dalam hal berpikir dan berhubungan sebagai satu kesatuan.
koordinasi, memudahkan kegiatan Mekanisme kerja senam otak
belajar dan melindungi sel saraf dari berdasarkan tiga dimensi otak. Tiap
proses neurodegeneratif. dimensi ini memiliki tugas spesifik
Peningkatan nilai MMSE terjadi yang dalam aplikasi senam otak
pada kategori mengingat kembali dipakai istilah dimensi lateralitas
benda yang telah disebutkan untuk belahan otak kiri dan kanan,
sebelumnya, pada kategori orientasi dimensi pemokusan untuk bagian
waktu, registrasi, atensi dan belakang otak (batang otak atau
kalkulasi, dan pada bagian lain brainstem) dan bagian depan otak
dikategori bahasa. (frontal lobes), dimensi pemusatan
Hal ini sesuai dengan manfaat untuk sistem limbis (midbrain) dan
senam otak menurut Dennison otak besar (cerebral cortex).
(2003) menyatakan bahwa dengan
melakukan senam otak dapat Analisis Bivariat
meningkatkan kemampuan kognitif Pada usia lanjut, orang
termasuk daya ingat dengan mengalami penyusutan berbagai
menggunakan seluruh fungsi otak bagian otak, terutama daerah korteks
melalui pembaruan gerakan tertentu prefrontal dan hippocampus yang
yang membuka bagian-bagian otak berperan penting dalam
yang sebelumnya tertutup atau pembelajaran, memori, dan aktivitas
terhambat. mental kompleks yang lain.
Widianti dan Proverawati (2010) Perubahan neuron dan
juga mengatakan senam otak neurotransmitter juga mempengaruhi
meningkatkan kemampuan kognitif komunikasi antar sel. Semakin lanjut
(kewaspadaan, konsentrasi, usia, maka berat otak semakin
kecepatan, persepsi, belajar, memori, menurun (Handayani, 2013).
pemecahan masalah, dan kreativitas), Widianti dan Proverawati (2010)
selain itu dapat menyelaraskan menyebutkan penurunan berat otak
kemampuan beraktivitas dan berpikir dapat mengakibatkan proses berfikir
pada saat yang bersamaan, menjadi lamban, sulit berkonsentrasi,
meningkatkan keseimbangan atau kemampuan daya ingat dan fungsi
harmonisasi antara kontrol emosi dan kognitif menurun. Gangguan kognitif
logika, mengoptimalkan fungsi terjadi akibat penurunan dari fungsi
kinerja panca indera, menjaga kognitif yang terdiri dari gangguan
kelenturan dan keseimbangan tubuh, orientasi, penurunan memori atau
juga dapat meningkatkan daya ingat daya ingat, penurunan kemampuan
dan pengulangan terhadap huruf atau untuk fokus, perubahan perhatian,
angka atau kalimat, mengurangi gangguan bahasa serta penurunan
kesalahan membaca, memori, hingga fungsi intelektual.
mampu meningkatkan respon Sidiarto dan Kusumoputra
terhadap rangsangan visual. (2003) dalam Sri Handayani (2013)
menyebutkan bahwa otak tetap
adaptif dengan kemampuan stimulasi para lansia secara teratur dan
otak yang cukup tinggi sehingga terjadwal, serta lansia tetap disiplin
dinyatakan bahwa otak lansia dapat untuk melakukan senam otak setiap
tetap belajar sampai usia berapa pun. hari sehingga permasalahan fungsi
Otak lansia dapat tetap belajar kognitif pada lansia dapat ditangani
sampai usia berapapun apabila otak dan bisa dijadikan untuk pencegahan
lansia terus menerus mendapatkan kepada lansia yang belum mengalami
stimulasi, baik yang alamiah maupun penurunan fungsi kognitif.
yang terprogram. Peneliti juga mengharapkan
Latihan yang dapat memberikan bahwa hasil penelitian ini dapat
stimulasi pada otak salah satunya menambah pengetahuan atau bahan
adalah aktivitas fisik. Melakukan pembelajaran tentang pemberian
aktivitas fisik dengan olahraga yang senam otak terhadap fungsi kognitif
teratur dapat meningkatkan protein di lansia serta menambah pustaka
otak yang di sebut Brain Derived tentang gerontologi bagi institusi
Neurotrophic Factor (BDNF). pendidikan khususnya STIKES
Protein ini berperan penting menjaga Suaka Insan Banjarmasin. Serta
sel saraf tetap bugar dan sehat, dapat dijadikan bahan untuk referensi
sehingga bila kadar BDNF rendah penelitian selanjutnya mengenai
dapat menyebabkan kemunduran permasalahan fungsi kognitif.
menyeluruh fungsi intelektual, Penelitian ini dapat dikembangkan
emosional dan kognitif individu lagi menggunakan metode seperti
(Kemenkes 2013, dalam Ningrat kualitatif, dan rancangan penelitian
2015). lain yang menggunakan pretest dan
Aktivitas fisik yang dapat posttest dengan kelompok kontrol,
dilakukan salah satunya adalah penggunakan sampel yang lebih
senam otak. Senam otak merupakan banyak, waktu penelitian yang lebih
gerakan-gerakan ringan melalui olah lama, dan tempat penelitian yang
tangan dan kaki dapat memberikan berbeda atau dapat dilakukan di
rangsangan atau stimulus pada otak. masyarakat.
Gerakan yang menghasilkan
stimulus-stimulus itulah yang dapat ACKNOWLEDGMENT
membantu meningkatkan fungsi Ucapan Terima kasih yang
kognitif dan menunda atau mencegah sebesar-besarnya bagi seluruh
kemunduran menyeluruh fungsi responden yang sudah dengan sangat
intelektual, emosional dan kognitif baik membantu menyukseskan
(Yuliati, 2017). kegiatan peneltian ini. Terima kasih
juga kepada Panti Sosial Tresna
KESIMPULAN Werdha Banjarbaru dan STIKES
Hasil penelitian ini ditemukan Suaka Insan yang sudah sangat
adanya pengaruh senam otak mendukung terselesaikannya
terhadap fungsi kognitif pada lansia penelitian ini.
di Panti Sosial Tresna Werdha Budi
Sejahtera Banjarbaru.
Diharapkan bagi pihak Panti DAFTAR PUSTAKA
Sosial Budi Sejahtera Banjarbaru Bandiyah, S. (2009). Lanjut usia dan
dapat menerapkan senam otak keperawatan gerontik.
sebagai program kegiatan kepada Yogyakarta: Nuha Medika.
Chandrikinnanti, S. (2016). pada klien psikogeriatrik.
Pengaruh pelatihan senam otak Jakarta: Salemba Medika.
terhadap peningkatan Suardiman, S.P. (2011). Psikologi
kemampuan matematika operasi usia lanjut. Yogyakarta: Gajah
hitung pecahan pada siswa kelas Mada University Press.
v sekolah dasar. Skripsi Widianti, A. T., & Proverawati, A.
Program Studi Psikologi. (2010). Senam kesehatan
Yogyakarta: Universitas Sanata aplikasi senam untuk kesehatan.
Dharma. Yogyakarta: Nuha Medika.
Dennison, P.E. (2003). Brain gym Yuliati. (2017). Pengaruh senam otak
senam otak. Jakarta: PT (brain gym) terhadap fungsi
Grasindo. kognitif pada lansia di rt. 03 rw.
Handayani, S. (2013). Pengaruh 01 Kelurahan Tandes Surabaya.
senam otak terhadap Jurnal Ilmiah Kesehatan , 88-95.
peningkatan kemampuan Yusuf, A., Indarwati, R., & Jayanto,
kognitif lanjut usia di posyandu A. D. (2010). Senam otak
lansia desa Wonosari Trucuk meningkatkan fungsi kognitif
Klaten. Jurnal Keperawatan, 47- lansia. Jurnal Ners Volume 5 ,
55. 79-86.
Martini, A., Fitrianggi, A., & Fahdi,
F. K. (2016). Pengaruh senam
otak terhadap perubahan daya
ingat (fungsi kognitif) pada
lansia di Panti Sosial Tresna
Werdha Mulia Dharma Kubu
Raya. FK UNTAN.
Nafidah, N. (2014). Hubungan
antara aktivitas fisik dengan
tingkat kognitif lanjut usia di
Panti Sosial Tresna Werdha
Budi Mulia 4 Margaguna
Jakarta Selatan. Skripsi
Program Studi Keperawatan.
Jakarta: Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah.
Ningrat, D.K. (2015). Perbedaan
fungsi kognitif antara lansia
laki-laki dan perempuan yang
mendapatkan brain gym di
PSTW Puspakarma Mataram.
Skripsi Program Studi Ilmu
Keperawatan. Yogyakarta:
Universitas Udayana.
Setyoadi, & Kushariyadi. (2011).
Terapi modalitas keperawatan

Você também pode gostar