Você está na página 1de 11

TEKNOLOGI HIDROGEN DAN FUEL CELL

Proton Exchange Membrane Fuel Cell (PEMFC)

Disusun Oleh :
1. Azizah Amalia Adin (I83160
2. Diajeng Putri Suci Utami (I83160
3. Ida Maya Sari (I83160
4. Rizqi Triananda (I8316049)

UNIVERSITAS SEBELAS MARET


SURAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Energi menjadi komponen penting bagi kelangsungan hidup manusia
karena hampir semua aktivitas kehidupan manusia sangat tergantung pada
ketersediaan energi yang cukup. Dewasa ini dan beberapa tahun ke depan, manusia
masih akan tergantung pada sumber energi fosil karena sumber energi fosil inilah
yang mampu memenuhi kebutuhan energi manusia dalam skala besar. Sedangkan
sumber energi alternatif/terbarukan belum dapat memenuhi kebutuhan energi
manusia dalam skala besar karena fluktuasi potensi dan tingkat keekonomian yang
belum bisa bersaing dengan energi konvensional.
Fuel cell adalah peralatan elektrokimia yang mengonversi energi kimia dari
bahan bakar menjadi energi listrik secara terus menerus. Fuel cell menggunakan
bahan bakar hidrogen dan oksidannya adalah gas oksigen atau udara. Hidrogen
dipilih sebagai bahan bakar karena dianggap memenuhi dua alasan utama yaitu
ramah lingkungan dan secara alamiah hidrogen tersedia dalam jumlah besar hingga
bisa dimanfaatkan dari generasi ke generasi. Jenis sumber energi ini mengeluarkan
limbah berupa air.
Teknologi sel bahan bakar yang sekarang tengah diupayakan adalah
pembuatan sel bahan bakar secara langsung, artinya bahan bakar hidrokarbon bisa
langsung digunakan tanpa harus melalui suatu reformer. Hal ini dapat dilakukan
dengan membuat media membran penukar proton (Yohan dkk, 2005). Membran
yang dimaksud menjadi komponen yang sangat penting dalam Polymer Electrolyte
Membrane Fuel Cell (PEMFC). Hal tersebut dimungkinkan karena peran
komponen ini dalam menahan umpan (gas H2) dan menjadi sarana transportasi ion
hidrogen yang dihasilkan oleh reaksi anoda menuju katoda sehingga reaksi pada
katoda yang menghasilkan energi listrik dapat terjadi. Saat ini membran yang
digunakan terbuat dari fluoro-polimer, yaitu politetrafluoroetilena (PTFE), dengan
rantai cabang mengandung gugus asam sulfonat dan dikenal dengan nama dagang
Nafion® (Yohan dkk, 2005).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalahnya yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan PEMFC dan bagaimana cara kerjanya?
2. Apa saja komponen-komponen yang terdapat pada PEMFC?
3. Bagaimana reaksi kimia PEMFC?
4. Apa saja aplikasi dari PEMFC?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penulisan ini yaitu:
1. Dapat mengetahui PEMFC beserta cara kerjanya.
2. Dapat mengetahui komponen-komponen yang terdapat pada PEMFC.
3. Dapat mengetahui reaksi kimia PEMFC.
4. Dapat mengetahui aplikasi dari PEMFC.
BAB II
PROTON EXCHANGE MEMBRANE FUEL CELL (PEMFC)

2.1 Pengertian PEMFC (Proton Exchange Membrane Fuel Cell)


Proton Exchange Membrane Fuel Cell mempunyai nama lain, yakni Polymer
Electrolyte Fuel Cell karena elektrolitnya terbuat dari polimer. Pada sel bahan bakar
jenis ini terjadi pertukaran proton yang ditransfer melalui elektrolit yang berada di
antara anoda dan katoda. Elektrolit ini terbuat dari material polimer yang bisa
melewatkan ion. PEMFC menggunakan hidrogen murni sebagai bahan bakar utama
(Ismail, 2008).
Membran polimer yang digunakan oleh PEMFC bersifat isolator terhadap
elektron namun bersifat konduktor yang sangat baik terhadap ion hidrogen.
Konstruksi materialnya mengandung fluorocarbon. Membran polimer ini
diproduksi oleh DuPont dengan merek Nafion, dan tipe yang banyak digunakan
adalah 1135, 115, dan 117 (Ismail, 2008).
PEMFC memiliki tingkat kepadatan daya (power density) yang tinggi sehingga
memungkinkan untuk mengaplikasikannya pada bidang transportasi dan keperluan
mobilitas tinggi lainnya. Elektrolit yang digunakan juga memiliki ketahanan yang
tinggi, suhu operasi PEMFC berkisar antara 25-100oC. Namun PEMFC
memiliki kekurangan yakni harus menggunakan hidrogen yang benar-benar murni
sebagai bahan bakar sehingga ketidakmurnian sedikit saja akan menurunkan kinerja
sangat jauh (Ismail, 2008).
Sel bahan bakar polimer elektrolit memiliki kemampuan untuk beroperasi dan
dilakukan pada suhu yang sangat rendah, ini merupakan daya tarik utama dari PEM.
Karena memiliki kemampuan untuk menghantarkan arus dengan densitas tinggi
pada suhu ini, maka dapat dibuat lebih kecil untuk mengurangi keseluruhan berat,
biaya produksi dan volume tertentu. PEM seperti kebanyakan sel bahan bakar,
terdiri dari tiga bagian dasar yaitu katoda, anoda dan selaput.
PEMFC hanya membutuhkan hidrogen, oksigen dari udara, dan air untuk
sistem operasinya dan tidak membutuhkan cairan korosif seperti pada sel bahan
bakar jenis lain. Efisiensi PEMFC dapat mencapai 40–50%, suatu nilai yang jauh
melampaui efisiensi mesin bakar BBM yang kurang dari 20% (Prihatininsih, 2008).
Beberapa kelebihan PEMFC antara lain :
1. Suhu operasi di bawah 100oC, sehingga fase H2O yang terlibat hanya dalam
bentuk cair.
2. Bahan bakar adalah hidrogen murni, sehingga relatif lebih mudah
memodelkan reaksinya.
3. PEMFC banyak diaplikasikan dan diproduksi secara komersial, terutama
untuk keperluan transportasi.
Kekurangan PEMFC antara lain :
1. Manajemen air yang lebih kompleks.
2. Manajemen suhu yang lebih kompleks.
3. Rentan terhadap polutan di sisi reaktan.

2.2 Cara Kerja PEMFC


Pada elektroda akan terjadi reaksi elektrokimia yang ditandai dengan
pelepasan/penggabungan ion dari senyawa.

Gambar 2.1 Skema Sel Bahan Bakar Membran Pertukaran Proton /


Proton Exchange Membrane Fuel Cell (PEMFC)

Pada Gambar 2.1 dapat dilihat senyawa hidrogen membentuk ion hidrogen dan
mengalir melalui elektrolit. Elektrolit adalah material yang digunakan untuk
mengalirkan ion dari anoda ke katoda. Katalis berada di antara anoda dan elektrolit,
juga elektrolit dan katoda. Katalis digunakan untuk membantu mempercepat proses
pelepasan/penggabungan ion.

Gambar 2.2 Skema Sel Bahan Bakar Membran Pertukaran Proton /


Proton Exchange Membrane Fuel Cell (PEMFC)

Gas hidrogen dimasukkan ke lubang anoda dan oksigen (bisa diperoleh dari
udara) dimasukkan ke lubang katoda. Terminal listrik negatif di anoda dan terminal
listrik positif di katoda dihubungkan dengan beban misalnya lampu pijar. Ketika
hidrogen mengalir ke dalam fuel cell di sisi anoda, katalis platinum memfasilitasi
pemisahan gas hidrogen menjadi elektron dan proton (ion hidrogen). Elektron
bermuatan negatif, proton bermuatan positif. Ion hidrogen bergerak menembus
membran, sedangkan elektron yang tidak dapat melewati membran, mengalir dari
anoda ke katoda melalui sebuah rangkaian luar (lampu pijar). Ion hidrogen setelah
menembus membran dan dengan bantuan katalis platinum bercampur dengan
oksigen dan elektron di sisi katoda, menghasilkan air.

2.3 Komponen-Komponen PAFC


1. Membran Polimer Elektrolit
Membran elektrolit pada PEM Fuel Cell adalah jenis plastik dan
polimer. Membran Nafion diproduksi oleh DuPont, menyerupai bungkus
plastik yang digunakan untuk menutup makanan. Membran elektrolit
polimer mudah menyerap. Membran ini berfungsi menghantarkan ion
hidrogen bermuatan positif (proton) dan memblokir elektron. Pergerakan
ion hidrogen melalui membran, dalam satu arah saja, dari anoda ke katoda.
Selain itu membran elektrolit polimer berfungsi memisahkan gas.
2. Elektroda
Elektroda dibuat dari kain karbon atau serat karbon kertas. Fungsi
elektroda berpori di samping memberikan permukaan untuk reaksi
elektrokimia, adalah untuk:
a) menghantarkan elektron yang telah dibebaskan dan sebagai
pengumpul arus dan penghubung yang baik dengan sel lain atau
beban. Jadi suatu elektroda harus dibuat dari bahan yang memiliki
konduktansi listrik yang baik
b) memastikan gas-gas reaktan terdistribusi secara merata di dalam
sel.
Ada dua elektroda yang terdapat pada fuel cell yaitu :
a. Anoda adalah terminal listrik negatif dari PEM fuel cell. Anoda
menghantarkan elektron yang telah dibebaskan dari molekul
hidrogen ke rangkaian luar. Anoda memiliki saluran beralur
untuk mendistribusikan gas hidrogen merata ke permukaan
katalis.
b. Katoda adalah terminal listrik positif dari PEM fuel cell,
memiliki saluran beralur yang mendistribusikan oksigen merata
ke permukaan katalis dan juga menghantarkan kembali elektron
dari sirkuit luar ke katalis kemudian bergabung kembali dengan
ion hidrogen dan oksigen untuk membentuk air.
3. Katalis
Di antara plat anoda dengan membran dan plat katoda dengan membran
terdapat lapisan katalisator. Katalisator terbuat dari bubuk platina yang
sangat tipis dilapisi kertas karbon. Permukaan katalisator adalah kasar dan
berpori sehingga dapat dimasuki hidrogen atau oksigen. Lapisan
katalisator berfungsi untuk mempercepat reaksi oksigen dan hidrogen.
4. Pelat Pengumpul Arus
Satu sel fuel cell mempunyai dua pelat pengumpul arus yang dipasang
pada bagian sisi terakhir yaitu pada sisi anoda dan sisi katoda. sehingga
membentuk sel utuh. Pelat ini terbuat dari bahan ringan, kuat, kedap gas,
dan penghantar elektron. Biasanya menggunakan grafit atau logam
meskipun pelat komposit sekarang sedang dikembangkan.
5. Stack PEM
Tegangan berbeban dari satu sel PEM fuel cell berkisar antara 0,7 V.
Untuk memperbesar tegangan keluaran, beberapa sel dari PEM fuel cell
dihubungkan seri. Tumpukan sel yang terhubung seri yang dikemas
menjadi satu unit dikenal dengan nama “stack”.

2.4 Reaksi Elektrokimia PEMFC


Reaksi elektrokimia pada PEMFC melibatkan perpindahan muatan dari satu
elektroda ke elektroda yang lain., dan perpindahan muatan tersebut akan disertai
dengan perpindahan elektron. Namun dalam proses perpindahannya, ion dan
elektron tidak melalui jalur yang sama. Ion H+ berpindah dari anoda ke katoda
melalui elektrolit/membran, sedangkan elektron (e-) berpindah melalui konduktor
yang mengalirkan listrik (Ismail, 2008).
Pada PEMFC, reaksi yang terjadi adalah :
Pada anoda : H2 (g) 2H (aq) + 2e
Pada katoda : ½ O2 (g)+ 2H+ (aq) + 2e H2O(l)
Keseluruhan : H2 (g) + ½ O2 (g) H2O(l)
Gambar 2.3 Reaksi Elektroda dan Aliran Muatan
Hidrogen masuk ke dalam sebuah sel bahan bakar melalui saluran khusus
yang terhubung ke anoda. Dari anoda hidrogen yang telah menjadi ion H+ akan
berpindah ke katoda melalui elektrolit dengan bantuan katalis (yang digunakan
pada PEMFC biasanya platina). Sementara elektron mengalir melalui rangkaian
listrik/beban yang terhubung. Pada katoda akan terjadi reaksi antara H+, elektron
dan oksigen dan membentuk air. Energi listrik dihasilkan oleh perpindahan elektron
melalui rangkaian listrik eksternal/beban.
Polymer Electrolyte Membrane Fuel Cell (PEMFC) adalah sel bahan bakar
yang menggunakan pertukaran electron dengan menggunakan membran dari
polimer sebagai elektrolit. Umumnya komponen sel bahan bakar ini adalah
membran penukar ion yang merupakan sebuah lapisan pelapis berongga yang
bersifat menghantarkan listrik, bersifat elektrokatalis (elektroda) pada permukaan
antara lapisan pelapis dan membran dan interkoneksi antara sel akan menyebabkan
pengantaran bahan bakar dan oksidan ke bagian reaktif melalui saluran alir dan
menghubungkan. Material yang paling umum yang digunakan untuk membuat
membrane ini adalah Nafion®, polimer asam sulfonat yang telah terflorinasi.
Membran ini terdiri dari 2 elektroda karbon berongga yang dilapisi oleh katalis
platina dalam jumlah tertentu. Platina ini penting dalam reaksi, khususnya dalam
reaksi sel bahan bakar pada suhu rendah dan sangat sensitif terhadap karbon
monoksida yang terdapat pada bahan bakar yang mungkin dapat merusak katalis
(Garrain,dkk., 2011).
Gas bahan bakar biasanya berupa hidrogen dan oksidannya berupa udara atau
biasa disebut dengan oksigen dimasukkan ke dalam kumpulan membran elektroda
melewati beberapa jenis piringan yang bertujuan untuk mendifusikannya ke 2 sisi
membran. PEMFC mengubah energi kimia yang dibebaskan selama reaksi
elektrokimia dari hidrogen dan oksigen menjadi energi listrik atau energi panas.
Aliran hidrogen akan diantarkan ke sisi dari kumpulan membran elektroda. Pada
bagian anoda secara katalitik akan berubah menjadi proton dan elektron, dan terjadi
reaksi oksidasi. Proton akan diserap melalu membran polimer ke bagian katoda
(Garrain,dkk., 2011).

2.5 Aplikasi PEMFC


PEM Fuel Cell dapat menghasilkan daya listrik beberapa watt sampai
ratusan kilowatt. Aplikasi pada mobil, bus, sepeda motor, dan kapal selam telah
dilakukan. PEM Fuel Cell sangat ideal digunakan pada pembangkit listrik untuk
didistribusikan ke rumah, bangunan, atau konsumen yang membutuhkan
fleksibilitas dalam pemakaian tenaga listrik.
Sel bahan bakar PEM telah digunakan untuk menggerakkan berbagai
kendaraan mulai dari mobil hingga drone. 3,000 mobil bertenaga sel bahan bakar
dijual atau disewakan pada tahun 2016 secara global, dan 30,000 ditujukan untuk
tahun 2017. Ballard Power Systems telah mengembangkan pasar komersial yang
benar-benar layak memasok forklift.
Penggunaan energi hidrogen untuk pembangkit generator fuel cell telah
dibuat dan dikembangkan oleh Ballard Power System dengan kapasitas 250 kW
tahun 2001, Siemens Westinghouse Power Corporation juga memproduksi
generator fuel cell dengan kapasitas 250 kW dan mengembangkan gas turbine
hybrid dengan kapasitas 0,5 MW. Truk dengan tenaga penggerak menggunakan
hidrogen sudah mulai dibuat dan didemonstrasikan Daimler-Chrysler tahun 2000,
mobil penumpang dibuat dan didemontrasikan BMW tahun 2001 serta Toyota dan
Honda pada tahun 2002-2003 (EG&G Tech, 2004).
DAFTAR PUSTAKA

Wibowo, Agus, Irfan Santosa. 2015. “Optimalisasi Produksi Hidrogen pada


Hydrogen Reformer dengan Proses Pemecahan Minyak Jarak. Tegal :
Universitas Pancasakti Tegal.

Widyaiswara, Sudaryono. “2015”. Mengenal Polymer Electrolyte Membrane Fuel


Cell”. http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuuta
ma/listrik-electro/1429-fuel-cell.

https://en.wikipedia.org/wiki/Ballard_Power_Systems

https://id.wikipedia.org/wiki/Membran_penukar_proton

Você também pode gostar