Você está na página 1de 4

Asimetri informasi merupakan kondisi di mana ada ketidakseimbangan

perolehan informasi antara pihak manajemen sebagai penyedia informasi


(prepaper) dengan pihak pemegang saham dan stakeholder pada umumnya
sebagai pengguna informasi (user).

Teori asimetri mengatakan bahwa pihak-pihak yang berkaitan dengan


perusahaan tidak mempunyai informasi yang sama mengenai prospek dan
resiko perusahaan. Pihak tertentu mempunyai informasi yang lebih baik
dibandingkan dengan pihak lainnya. Manajer biasanya mempunyai informasi
yang lebih baik dibandingkan dengan pihak luar (investor) karena itu bisa
dikatakan terjadi asimetri informasi antara manajer dengan infestor. Infestor,
yang merasa mempunyai informasi yang lebih sedikit akan berusha
menginterpretasikan perilaku manajer. Dengan kata lain, perilaku manajer
termasuk dalam perilaku penentuan strktur modal.

Informasi yang lebih banyak dimiliki oleh manajer dapat memicu untuk
melakukan tindakan-tindakan yang sesuai dengan keinginan dan kepentingan
untuk memaksimumkan utility bagi dirinya.

Sedangkan bagi pemilik modal dalam hal ini investor, akan sulit untuk
mengontrol secara efektif tindakan yang dilakukan oleh manajemen karena
hanya memiliki sedikit informasi yang ada.

Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi


internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan
pemilik (pemegang saham). Oleh karena itu sebagai pengelola, manajer
berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada
pemilik. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan
informasi akuntansi seperti laporan keuangan.
1.3 Myers dan Majluf (1977)

Teori Packing Order sangat sesuai dengan kenyataan empiris tetapi teori
tersebut pada awalnya kurang dibicarakan dalam lingkungan akademis. Myers
dan Majluf (1977) kemudian memberikan justifikasi teoritis. Mereka membua
asimetri informsai antara manajer dengan pihak luar. Tujuannya untuk
menjelaskan fenomena menarik yang sering kali dijumpai yaitu harga saham
cenderung mengalami penurunan pada saat pengumuman penerbitan saham
baru.

Menurut Myers dan Majluf (1977) ada asimetri informasi antara manajer
dengan pihak luar manajer mempunyai informasi yang lebih lengkap mengenai
kondisi perusahaan dibandingkan dengan pihak luar. Pada saat harga saham
menunjukan nilai yang sangat tinggi (over value) manajer akan cenderung
mengeluarkan saham (memanfaatkan harga yang terlalu tinggi). Tentunya
pihak luar (pasar) tidak mau ditipu, karena itu pada saat pengumuman saham
baru di umumkan harga akan jatuh karena pasar menginterpretasikan harga
saham sudah over value. Teori tersebut bisa menjelaskan fenomena jatuhnya
harga saham pada saat terjadi pengumuman penerbitan saham baru.

Jika harga saham jatuh cukup serius pemegang saham lama akan dirugikan jika
dilakukan penerbitan saham baru. Sebaliknya pemegang saham baru akan
diuntungkan karena bisa membeli saham dengan harga murah. Karena
jatuhnya harga saham tersebut berkaitan dengan asimetri informasi maka
dikatan bahwa ada biaya asimetri informasi yang berkaitan dengan penerbitan
saham. Biaya tersebut akan semakin besar jika harga saham jatuh cukup
signifikan.

Dibandingkan dengna saham, pengumuman penerbitan utang menurut


pengamatan biasanya disertai dengan penurunan harga saham yang lebih kecil.
Dilihat dari asimetri informasi sekuritas utang mempunyai asimetri informasi
yang lebih kecil dibandingkan dengan saham. Utang mempunyai pendapatan
yang bersifat tetap (bunga utang), karena itu ketidakpastian pendapatan utang
lebih kecil dibandingikan dengan ketidapastian saham. Asimetri informasi dari
utang tidak sebesar asimetri untuk saham. Dengan kata lain biaya asimetri
utang lebih kecil dibandingkan dengan biaya asimetri saham.
Karena biaya asimetri saham cenderung paling besar, manajer akan enggan
untuk menerbitkan saham. Saham menjadi alternatif paling akhir dalam upaya
mencari dana. Dana internal praktis bebas dari biaya asimetri informasi, karena
itu dana internal akan dipilih pertama kali jika perusahaan mebutuhkan dana.
Jika kebutuhan dana masih ada, maka perusahaan akan menerbitkan utang. Jika
kebutuhan dana masih ada, maka langkah terakhir adalah penerbitan saham.

Teori asimetri tersebut bisa digunakan untuk menjelaskan teori packing order
(perusahaan memilih dana internal, dan menggunakan penerbitan sebagai
langkah terakhir). Dalam konteks asimetri informasi, penerbitan saham yang
paling kecil (urutan paling rendah), disebabkan biaya asimetri saham adalah
yang paling besar. Utang mempunyai asimetri yang lebih rendah dibandingkan
saham. Dana internal bebas dari biaya asimetri, oleh karena itu dana internal
mempinyai asimetri paling kecil. Karenanya, urut-urutan preferensi
penggunaan berdasarkan asimetri biaya adalah :

1. Dana Internal

2. Utang

3. Penerbitan

Oleh karena itu model asimetri informasi bisa dipakai menjelaskan stuktur
modal.

Tetapi dengan adanya asimetri informasi memungkinkan adanya konflik yang


terjadi antara principal dan agent untuk saling mencoba memanfatkan pihak
lain untuk kepentingan sendiri. Eisenhardt (1989) mengemukakan tiga asumsi
sifat dasar manusia yaitu:

1. manusia pada umunya mementingkan diri sendiri (self interest),

2. manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa


mendatang (bounded rationality)

3. manusia selalu menghindari resiko (risk adverse).

Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut menyebabkan bahwa


informasi yang dihasilkan manusia untuk manusia lain selalu dipertanyakan
reliabilitasnya dan dapat dipercaya tidaknya informasi yang disampaikan.
1.4 Macam Asimetri Informasi

Menurut Scott (2000), ada dua macam asimetri informasi:

1. Adverse Selection

Adverse selection adalah jenis asimetri informasi dalam mana satu pihak atau
lebih yang melangsungkan atau akan melangsungkan suatu transaksi usaha,
atau transaksi usaha potensial memiliki informasi lebih atas pihak-pihak
lain. Adverse selection terjadi karena beberapa orang seperti manajer
perusahaan dan para pihak dalam (insiders) lainnya lebih mengetahui kondisi
kini dan prospek ke depan suatu perusahaan daripada para investor luar.

Para manajer serta orang-orang dalam lainnya biasanya mengetahui lebih


banyak tentang keadaan dan prospek perusahaan dibandingkan investor pihak
luar. Dan fakta yang mungkin dapat mempengaruhi keputusan yang akan
diambil oleh pemegang saham tersebut tidak disampaikan informasinya
kepada pemegang saham.

1. Moral Hazard

Moral hazard adalah jenis asimetri informasi dalam mana satu pihak yang
melangsungkan atau akan melangsungkan suatu transaksi usaha atau transaksi
usaha potensial dapat mengamati tindakan-tindakan mereka dalam
penyelesaian transaksi-transaksi mereka sedangkan pihak-pihak lainnya
tidak. Moral hazard dapat terjadi karena adanya pemisahan pemilikan dengan
pengendalian yang merupakan karakteristik kebanyakan perusahaan besar.

Kegiatan yang dilakukan oleh manajer tidak seluruhnya diketahui oleh


pemegang saham maupun pemberi pinjaman. Sehingga manajer dapat
melakukan tindakan di luar pengetahuan pemegang saham yang melanggar
kontrak dan sebenarnya secara etika atau norma mungkin tidak layak
dilakukan.

Você também pode gostar