Você está na página 1de 115

LAPORAN BANGSAL STASE MADYA

SUB BAGIAN GASTROENTEROHEPATOLOGI


Periode Juni - Juli 2017

Oleh:
Ririn Esterina

Supervisor:
dr. Budi Santoso, Sp.A(K)
dr. Ninung Rose D.K, MSi.Med, SpA(K)

PPDS I ILMU KESEHATAN ANAK FK UNDIP


SMF KESEHATAN ANAK RSUP DR. KARIADI SEMARANG
2017

BAB I
PENDAHULUAN

0
Diare akut masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak di negara
berkembang. Terdapat banyak penyebab diare akut pada anak. Pada sebagian besar kasus
penyebabnya adalah infeksi akut intestinum yang disebabkan oleh virus, bakteri atau
parasit,akan tetapi berbagai penyakit lain juga dapat menyebabkan diare akut, termasuk
sindrom malabsorpsi. Diare karena virus umumnya bersifat self-limiting, sehingga aspek
terpenting yang harus diperhatikan adalah mencegah terjadinya dehidrasi yang menjadi
penyebab utama kematian dan menjamin asupan nutrisi untuk mencegah gangguan
pertumbuhan akibat diare. Diare menyebabkan hilangnya sejumlah besar air dan elektrolit dan
sering disertai dengan asidosis metabolik karena kehilangan basa.
Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang termasuk di
Indonesia dan merupakan salah satu penyebab kematian dan kesakitan tertinggi pada anak,
terutama usia di bawah 5 tahun. Di dunia, sebanyak 6 juta anak meninggal tiap tahunnya karena
diare dan sebagian besar kejadian tersebut terjadi di negara berkembang. Sebagai gambaran
17% kematian anak di dunia disebabkan oleh diare sedangkan di Indonesia, hasil Riskesdas
2007 diperoleh bahwa diare masih merupakan penyebab kematian bayi yang terbanyak yaitu
42% dibanding pneumonia 24%, untuk golongan 1-4 tahun penyebab kematian karena diare
25,2% dibanding pneumonia 15,5%.
Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali perhari, disertai
perubahan konsistensi tinja mejadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung
kurang dari satu minggu. Pada bayi yang minum ASI sering frekuensi buang air besarnya lebih
dari 3-4 kali per hari, keadaan ini tidak dapat disebut diare, tetapi masih bersifat fisiologis atau
normal. Selama berat badan bayi meningkat normal, hal tersebut tidak tergolong diare, tetapi
merupakan intoleransi laktosa sementara akibat belum sempurnanya perkembangan saluran
cerna. Untuk bayi yang minum ASI secara eksklusif definisi diare yang praktis adalah
meningkatnya frekuensi buang air besar atau konsistensinya menjadi cair yang menurut ibunya
abnormal atau tidak seperti biasanya. Kadang-kadang pada seorang anak buang air besar
kurang dari 3 kali perhari, tetapi konsistensinya cair, keadaan ini sudah dapat disebut diare.
Penyakit diare merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak dibawah lima tahun
(balita) dengan disertai muntah dan buang air besar encer, penyakit diare pada anak apabila
tidak ditangani dengan pertolongan yang cepat dan tepat dapat mengakibatkan dehidrasi
(Depkes RI, 2004). Diare merupakan salah satu penyakit sistem pencernaan yang sering
dijumpai di masyarakat yaitu penyakit yang ditandai dengan buang air besar encer lebih dari
tiga kali dalam sehari (WHO, 2009). Diare juga erat hubungannya dengan kejadian kurang gizi.
Setiap episode diare dapat menyebabkan kekurangan gizi oleh karena adanya anoreksia dan
1
berkurangnya kemampuan menyerap sari makanan, sehingga apabila episodenya
berkepanjangan akan berdampak terhadap pertumbuhan dan kesehatan anak.
Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan dalam 6 golongan besar yaitu
infeksi (disebabkan oleh bakteri, virus atau infestasi parasit), malabsorpsi, alergi, keracunan,
imunodefisiensi dan sebab-sebab lainnya. Penyebab yang sering ditemukan di lapangan
ataupun secara klinis adalah diare yang disebabkan infeksi dan keracunan. Berdasarkan
waktunya, diare dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Diare akut berlangsung kurang dari 14 hari, dan
b. Diare persisten atau diare kronis berlangsung lebih dari 14 hari.
Komplikasi tersering pada diare adalah dehidrasi. Diare dengan dehidrasi dibagi menjadi tiga
derajat, yaitu:
a. Diare tanpa dehidrasi, yaitu bila keadaan umum anak baik, mata normal, anak bisa
minum dan turgor kulit kembali cepat
b. Diare dengan dehidrasi ringan/sedang, yaitu bila anak tampak gelisah atau rewel, mata
cekung, anak merasa kehausan dan ingin minum banyak, dan turgor kulit kembali
lambat
c. Diare dengan dehidrasi berat, yaitu bila anak tampak lesu, lunglai, bahkan tidak sadar,
mata cekung, anak malas atau tidak bisa minum, dan turgor kulit kembali sangat lambat
(lebih dari 2 detik).
Secara teori, ada lima langkah tata laksana diare, yaitu :
a. Rehidrasi dengan oralit,
b. Dukungan nutrisi berupa pemberian ASI,
c. Suplementasi zinc selama 10 hari,
d. Pemberian antibiotik secara selektif, dan
e. Edukasi orang tua
Selanjutnya akan disampaikan data penderita dan pembahasannya selama periode 1 Mei – 30
Juni 2017 di bangsal sub bagian Gastroenterologi SMF IKA/RSDK Semarang.

2
BAB II
DATA PASIEN RAWAT INAP

PASIEN RAWAT INAP BULAN JUNI 2017


No Nama CM L/P Tgl Masuk Keluar LOS Alamat Kota Keluhan Diagnosis Diagnosis keluar Komorbid Status Penunjang Terapi Diet Status
Pasien Lahir Rawat Rawat Utama masuk itas Gizi Keluar

1 Aprilia C60 L 12- 21 Mei 3 Juni 14 Papanrejo, Grobog BAB Diare akut Hirschprung Varicella Severe Darah rutin, Infus, 3 x lunak Pulang
Danang 2263 04- 2017 2017 hari RT 003/ an cair dehidrasi Associated stadium akut hitung Aminofusin, perbaikan
Saputra 2008 RW 004 tak berat Enterocolitis konvalese Malnutri jenis, Ca
n tion gambaran gluconas,
darah tepi, Paracetamo,
Post op GDS, Zinc, Oralit,
tutup Ureum, liprolac 1
colostomi Creatinin, schet/12 jam
ec Elektrolit,
megacolo Ca, Feses
n rutin, pH
congenital feses, urin
rutin, USG
Imbalans Abdomen,
elektrolit kultur urin,
(hipokale Barium
mia, follow
hipokalse through
mia)

3
2 Muhamm C63 L 02/11/ 02 Juni 10 9 Mindahan Jepara Kuning Observasi Observasi Imbalans Severe Darah rutin, Infus, Ca Tunda Pulang
ad Abro 5758 2015 2017 Juni hari kolestasis kolestasis elektrolit chronic GDS, Ca, Gluconas, perbaikan
Jiha 2017 dd/ekstrahepatal (hiponatre malnutrit elektrolit, Vit K,
dd/ atresia bilier mia, ion ureum, Furosemid, Tunggu
hipokalem kreatinin, urdafalk, hasil
Intrahepatal dd/ ia, USG 2 fase, vitamin biopsi
keganasan sel hipochlore TORCH, ADEK, hepar
hepar, infeksi mia, USG 2 fase, tranfusi FFP
TORCH hipokalse biopsi PA
mia)

Pemanjan
gan studi
koagulasi

3 By Ny C62 L 22/2/2 01 Juni 4 Juni 5 Wonodri Semara BAB Diare Akut Diare Akut hiperkale Gizi baik Darah rutin, Infus, zink, ASI ad lib pulang
Budiani 3818 017 2017 2017 hari ng cair dehidrasi Tanpa tanda mia perawak hitung oralit perbaikan
tak berat dehidrasi paska an jenis,
dehidrasi tak normal gambaran
berat darah tepi,
GDS,
ureum,
creatinin,
Elektrolit,
Ca, Feses
rutin

4 Airlangg C63 L 04/12/ 07 Juni 12 6 Srinindito Semara hematem Obs Hematemesis ec Hiperkale Gizi Darah rutin, Infus, puasa pulang
a 9853 2016 2017 Juni hari ng esis Hematemes alergi dd/ cows mi Baik hitung omeprazole, perbaikan
2017 is DD/ mil protein perawak jenis, ca glukonas,
gastritis allergy an gambaran zink, oralit,
normal darah tepi, sukralfat,
GDS, parasetamol
Ureum,
Creatinin,
Elektrolit,
Ca, Feses
rutin, kultur
feses, studi
koagulasi,
D-Dimer,

4
fibrinogen,
gastroskopi,

Ig E atophy
(tidak dapat
dilakukan)

5 Andrian C63 L 10/11/ 8 Juni 12 5 Boom lama Semara BAB Diare Akut Diare Akut tanpa Febris 3 Severe Darah rutin, Infus, zink, Diet 12 x 80 Pulang
Chandra 9990 2017 2017 Juni hari kuningan ng cair dehidrasi tanda dehidrasi hari dd/ acute GDS, resomal, ml F75 perbaikan
Pratama 2017 tidak berat paska dehidrasi ISPA malnutrit Ureum, parasetamol,
tidak berat dd/ ion Creatinin, asam folat,
viral, bakterial, Elektrolit, vitamin A,
maabsorbsi Ca, Feses konsul
rutin, nutrisi dan
penyakit
metabolik

6 Muhamm C64 L 13/6/2 17 Juni 24 8 Ngawen Wedun Nyeri Obs. Abdominal pain Febris 8 gizi baik Darah rutin, Infus, inj 4x 150 ml Pulang
ad Jafar 1127 008 2017 Juni hari g, perut Abdominal ec abses hepar hari perawak gambaran Ceftriaxon, susu perbaikan
Jamil 2017 Demak pain dd/ an darah tepi, inj
abses hepar Leukosist normal hitung metronidazol 3x 1 lunak
osis jenis. GDS, , inj
Ca, ureum, Gentamicin,
Trombosit creatinin, Parasetamol,
osis elektrolit, sucralfat
SGOT,
Efusi SGPT, Konsul
pleura bilirubin respirologi,
dextra total, konsul bedah
bilirubin anak
direk, total
protein,
albumin,
globulin,
studi
koagulasi,
feses rutin,
kultur
darah,
MSCT-
abdomen
dengan
kontras

5
7 Muhamm C63 L 12/01 13 Juni 25 13 Karangsari Gunun Perut Cholestasis Kolestasis dd/ Ascites, gizi baik Darah rutin, Infus, ASI ad lib Pulang
ad Rafka 9569 1/201 2017 Juni hari g pati, membes dd/ susp susp sindroma perawak GDS, Ca, Urdafalk, perbaikan
Putra 6 2017 semara ar sindroma Allagille, atresia Anemia an elektrolit, Vitamin
ng Allagille, bilier normokro normal ureum, ADEK,
atresia mik kreatinin, , furosemide,
bilier, normositi SGOT, spironolakto
metabolik k, SGPT, ne,
Gamma gentamisin
GT, ALP, cream
hipoalbum USG
in, Abdomen,
feses 3
pemanjan porsi, studi
gan studi koagulasi
koagulasi

8 Malika C64 P 14 15 Juni 19 5 Srinindito Simong BAB Diare Akut Diare Akut tanpa Imbalance Gizi Darah rutin, Infus, Diet 8 x 100 Pulang
Kanaya 0978 April 2017 Juni hari an, dehidrasi tanda dehidrasi elektrolit, Kurang Feses rutin, ceftriaxone, ml LLM perbaikan
cair
2016 2017 Semara tak berat pasca dehidrasi perawak Ca, ureum, zinc,
tak berat dd/ Global an 3 x LLS
ng creatinin, parasetamol,
secretorik, normal
developm GDS, oralit
osmotik
ental Elektrolit,
delay feses rutin

9 Ayunda C64 P 29/2/2 22 Juni 23 2 Kedung Semara Kuning Cholestasis Suspek alagille Severe Darah rutin, Infus 8 x 90 ml Pulang
Sella 1855 017 2017 Juni hari mundu ng syndrome acute Ca, ureum, susu perbaikan
Wulandar 2017 malnutrit creatinin, pregestimil
i ion GDS,
elektrolit,
Liver
Function
Test,
gambaran
darah tepi,
studi
koagulasi,
ro thorax
AP/lateral,
USG
abdomen,
cek IgG

6
dan IgM
CMV

10 Resti C61 P 14/9/2 20 Juni 24 5 Karangawe Demak Kuning Cholestasis Cholestasis DD/ Diare akut Severe Darah rutin, Infus, 12 x 80 ml Pulang
Sakira 2065 016 2017 Juni hari n (Rujuka intrahepatal dd/ tanpa akut Ca, GDS, furosemid, F75 perbaikan
2017 n dg malnutrit ureum, zink, oralit,
infeksi CMV tanda
Atresia ion, creatinin, urdafalk,
bilier) Ekstrahepatal dehidrasi mikrosef elektrolit, asam folat,
dd/atresia bilier al Liver vitamin
Function ADEK,
Anemia
Test, spironolakto
normokro gambaran ne
mik darah tepi,
feses rutin, Tranfusi
normositik
urin rutin, darah
feses 3
imbalance porsiUSG
elektrolit, abdomen,
IgG dan
IgM CMV
dan
Toxoplasm
a

7
PASIEN RAWAT INAP BULAN JULI 2017
No Nama CM L/P Tgl Masuk Keluar LOS Alamat Kota Keluhan Diagnosis Diagnosis keluar Komorbid Status Penunjang Terapi Diet Status
Pasien Lahir Rawat Rawat Utama masuk itas Gizi Keluar

1 DBP C50 L 9-4- 21 Mei 28 Mei 8 Papanrejo, Grobog Muntah Obs -Observasi -Anemia Moderat Darah rutin, Infus, Tropic Pulang
8375 2011 2017 2017 hari RT 003/ an darah hematemesi Hematemesis (9,8) e hitung Aminofusin, feeding 8x60 perbaikan
RW 004 s melena Melena DD/ Chronic jenis, Ocreotid, cc
Ruptur Varices
Malnutri gambaran Omeprazol, pregistimil
Oesophagus
-DE: PJB tion darah tepi, ceftriaxone,
Sianotik GDS, Paracetamo, 3 x ½ LLS
DA: TOF Ureum, sukralfat,
DF: Tanpa Gagal Creatinin, propanolol
Jantung Elektrolit,
-Anemia (9,8) Ca, Feses
rutin, pH
feses, urin
rutin

2 Heni Puji C60 P 12-6- 17 Juli 29 Juli 12 Semarang Semara Pro Untuk -Post Biopsi Anemia Severe Darah rutin, Infus, 3 x diet Pulang
Lestari 4162 2000 2017 2017 hari ng biopsi program Laparoscopy (10,6) Chronic Kimia ceftriaxone, hepar (nasi) perbaikan
hepar (H+2)
hepar biopsi Malnutri klinik, studi tramadol, 3 x 200 ml
-Observasi
hepar dan Kolestasis tion koagulasi, vit K, hepatosol
penegakkan -Suspek sirosis imunoseroli urdafalk
diagnosa hepatis gi, Hb
-Suspek kelainan elektrophor
metabolik esis,GDS,
bawaan
Ureum,
-Puberty delayed
DD/ turner Creatinin,
syndrome Elektrolit,
-Short stature Ca,profil
DD/ hormonal, lipid,
nutritional trigliserid,
-Anemia (10,6) asam urat,
GDP,

8
Biopsi
hepar

3. Farzan C64 L 21-1- 6 Juli 10 Juli 4 Pati Pati Rujukan Diare akut -Diare akut tanpa - Gizi baik Darah rutin, Infus, oralit, 12x40 ml Pulang
Ahza 3088 2017 2017 2017 hari dari RS dehidrasi tanda dehidrasi perawak kimia zinc, LLM SGM perbaikan
Soewon tak berat (paska dehidrasi an klinik, feses
tak berat)
do Pati normal rutin
-Imbalance
dengan elektrolit
diare (perbaikan)
akut
dehidrasi
tak berat

4. By.Ny C64 L 21-2- 5 Juli 17 Juli 12 Tegal Tegal Rujukan Kolestasis -Observasi -Anemia Gizi baik Darah rutin, O2 nasal, tropic Pulang
Ririn 3078 2017 2017 2017 hari RS PKU dan kolestasis DD/ normositi perawak kimia klinik infus, feeding 4-6 perbaikan
Anggraen Muham hematemesi extrahepatal DD/ k an (LFT), injeksi x/5 ml pro
atresia bilier
i madiyah s normokro normal studi ampicillin, pregistimil, skintigrafi
intrahepatal
Tegal -Paska mik (8,34) (catch up koagulasi, injeksi naik
dengan perdarahan growth) imunoserol omeprazole, bertahap
kolestasi saluran cerna ogi IgG dan urdafalk
s dan -Paska potensial IgM untuk
hematem respiratory CMV,
esis failure Rubella,
-Disfungsi hepar
Toxoplasm
-Hiponatremia
(133) a,
-Hipernatremi benzidine,
(5,5) usg
abdomen,
feses rutin

9
5 M.Rafka C63 L 5 8 Juli Semarang Semara Muntah - -Hematemesis Hipoalbu Darah rutin, Infus KAEN Pregistimil Pulang
Putra 9569 Oktob 2017 ng darah Hematemes (perbaikan) DD/ min (2,7) kimia 3B, inj 8x100ml perbaikan
er is Varises esofagus -Anemia klinik( bil Furosemid,
-Atresia bilier Pro kasai
2016 (perbaikan) Normositi total,bil Inj
-Kolestasis dd/
DD/ k direk, Omeprazole prosedur
Alagelle
- Varises Syndrome normokro SGOT/SGP , Ink.Vit K,
esophagus -Proses Kronik mik T, alkali per oral:
-Atresia Hepar (perbaikan phosphatas propranolol
bilier -Ascites ) e, gamma
-Kolestasis Permagna gt, LDH,
-Pemanjangan
dd/ albumin,
studi koagulasi
Alagelle -Hipokalemia GDS,
Syndrome (3,4) Ur/Cr,
elektrolit,
Ca, studi
koagulasi,
fibrinogen,
d-dimer,
INR, Biopsi
hepar

6 Kanaya C64 P 31 20 Juli 7 hari 27 Pekalonga Pekalo Kuning Obs. -Obs. Kolestasis Mikrosef Darah rutin, Inf D5 ½ Pregistimil Pulang
Shanika 5728 Mei 2017 Juli n ngan (rujukan Kolestasis DD/ Intrahepatal al hitung NS, per 12x50 ml perbaikan
2017 201 rs budi DD/ DD/ infeksi jenis,kimia oral:
Intrahepatal CMV -Failure
7 rahayu) klinis, urdafalk, vit
DD/ infeksi Extrahepatal
to thrive TsHs, FT4, A,D,E,K
CMV -DE : PJB
Extra asianotik gambaran
hepatal -DA : PDA 3 darah tepi,
-DE : PJB mm kmia klinik,
asianotik -DF : Tanpa usg
-DA : PDA gagal jantung abdomen,
3 mm -Palatoschizis
echocardio
-DF : -Mikrosefal
Tanpa -Failure to thrive grafi, IgG
gagal Anti CMV
jantung
-Palato
schizis
-Mikrosefal
-Failure to
thrive

10
7 M. C63 L 30 10 Mei Blora Blora Kuning -Neonatus Neonatus aterm Imbalans Gizi baik Darah rutin, Infus D10% 8x60 ml asi Pulang
Ubaidilah 5980 Mei 2017 aterm -Neonatal elektrolit perawak hitung Nacl (3meq) perbaikan
2017 hiperbiliru (hiponatre an jenis, LFT, +KCL otsu
-Neonatal binemia, indirek
mia, hiper normal Bil.total, (1 meq)
hiperbiliru -Imbalans
elektrolit kalemia) Bil.Direk,al
binemia,
indirek (hiponatremia, bumin,
hiper kalemia) CRP
-Imbalans Kuantitatif,
elektrolit GDS,eletrol
(hiponatre it,
mia, hiper TsHs,FT4,g
kalemia)
ambaran
darah tepi,
usg
abdomen

8 Aulia C63 P 12 14 Mei 10 hari 22 Pati Pati Kuning ⁻Observasi ⁻Observasi imbalans Normall Darah rutin, Inf.D10%, 8x 20-50 ml Konsul
Halimatu 6663 Dese 2017 mei kolestasis kolestasis elektrolit y fed LFT, bil inf.aminofus asi bedah
z mber 201 dd/ekstrahe dd/ekstrahepatal (hiponatre with past total, bil in, inj. anak
patal dd/ dd/ atresia bilier
2012 7 mia, history direk, Ampicillin,
atresia intrahepataldd/
bilier infeksi -imbalans hipokalem of albumin, inj.
intrahepatal elektrolit ia, malnutrit gamma gt, Cagluconas,
dd/ infeksi - (hiponatremia, hipokalse ion ureum,creat inj.vit K,
imbalans hipokalemia, mia) inin, studi inj.Furosemi
elektrolit hipokalsemia) koagulasi,d d,
(hiponatre Pemanjangan dimer, titer Inj.Omepraz
mia, studi koagulasi
fibrinogen, ole,
hipokalemi
a, IgG toxo, urdafalk, vit
hipokalsem IgM toxo, ADEK
ia) CMV IgG,
Pemanjang CMV
an studi IgM,feses
koagulasi rutin, urin
rutin,
coombs tes,
kultur

11
feses,
kultur
urin,usg
abdomen,

9. Reyhand C59 L 29 14 mei 7 hari 24 Kendal Kendal Bab cair -Diare Diare persisten Severe Darah rutin, Infus RL, 8x100ml Konsul
z 5976 Septe 2017 mei persisten dengan dehidrasi acute elektrolit, lanjut susu cardio dan
mber 201 dengan tak berat DE : malnutrit Ca, feses d10%, pediasure, nutrisi
PJB asianotik
2015 7 dehidrasi ion rutin inj.Ca 3x1/2 lunak
DA : VSD DF :
tak berat Gluconas, Pulang
gagal jantung
DE : PJB ross II per oral: perbaikan
asianotik zinc, oralit,
DA : VSD captopril,
DF : gagal furosemide,
jantung asam folat,
ross II paracetamol

10 Fatkun C49 L 24 11 Mei brebes brebes pucat -Anemia -Anemia Gravis Darah rutin, Inf.D5 ½ Hepatosol Konsul
Najah 0537 Juli Gravis -Varises LFT,albumi NS per oral: 3x200cc, dan raber
2002 esofagus post n, propanolo, 3xnasi lunak bedah
-Varises ligasi
bil.total,bil. omeprazole, anak
-Obstruksi vena
esofagus direk, sucralfat,
porta
post ligasi ekstrahepatal gamma gt, Konsul
-Asites total hematolog
-Obstruksi -Hipoalbumin protein,stud i
vena porta -Pasca i koagulasi,
ekstrahepat perdarahan feses rutin, Pulang
al saluran cerna perbaikan
x foto
-Riwayat TB
Abdomen pasca thorax
-Asites pengobatan
Hepatosplenome
-Hipo gali
albumin

-Pasca
perdarahan

12
saluran
cerna

-Riwayat
TB
Abdomen
pasca
pengobatan

-
Hepatosple
nomegali

11 Giovanni C64 L 15/6/ 26 Juli 2 6 grobogan Grobon Badan Cholestasis Obs. Kolestasis Obs. Failure Darah rutin, Infus, o2 8x40-50 Cek
6445 2017 2017 Agustu hari ga kuning DD/ Intrahepatal Kolestasis to thrive LFT, bil nasal, pregistimil IgG/M
s 2017 DD/ Infeksi total,bil urdafalk, vit CMV
Infeksi CMV DD/Intrah direk,gamm A D E K,
DA : PJB
epatal a gt, total eutyrax Usg
sianotik
DE : CAVSD DD/Infeks protein, abdomen
dengan single i CMV gds, 2 fase
ventricle, PS elektrolit,
infundibular DA : PJB ureum,creat
sianotik inin, usg
DF : gagal
abdomen,x
jantung Ross II
DE : foto thorax,
Klinis down
syndrome CAVSD echocardiof
Hipotirod dengan raphy
kongenital single
Failure to thrive ventricle,
PS
infundibul
ar

DF : gagal
jantung
Ross II

13
Klinis
down
syndrome

Hipotirod
kongenital

Failure to
thrive

14
BAB III

KASUS RAWAT JALAN

A. DAFTAR PASIEN RAWAT JALAN JUNI 2017


No Nama Tanggal Jenis Usia Diagnosis Komorbid Terapi Program
kelamin
1 Muhammad 05/6/2017 L 1 tahun Obs. Vomitus tanpa Cek darah rutin, studi
Abdul Rokhim 1 bulan tanda dehidrasi koagulasi

2 Khayatul 05/6/2017 P 6 tahun Gastritis kronis Susp Anemia mikrositik Amoxicilin 350 mg/8 jam Tunggu hasil PA biopsi
Khusnah 4 bulan infeksi Helycobacter hipokromik DD/ Clarytomicin 200 mg/12
pylori defisiensi zat besi jam
Omeprazole 20 mg/24
jam
Ferlin syrup 30 mg/12
jam
3 Niken Ayu 05/6/2017 P 4 bulan Obs. Kolestasis dd/ Nitrofurantoin syr 1/3 Cek fungsi tiroid,
Devandra Intrahepatal cth / 6 jam albumin, PT.
Puteri dd/ Neonatal Urdafalk 60 mg/12 jam Minggu depan cek
Hepatitis dd/ CMV, bilirubin dan LFT
ISK Cek Toxo dan CMV 2
dd/ ekstrahepatal minggu lagi
dd/ gangguan tiroid,
atresia bilier
4 Muhammad 05/6/2017 L 8 bulan Obs kolestasis dd/ Cek Darah rutin,
Rafka Putra sindroma Allagille elektrolit, Ca, Studi
Jaelani koagulasi (PPT, PTTK),
SGOT, SGPT, bilirubin
total, bilirubin direk,
protein total, albumin,

15
Gamma GT, alkali
phospatase.
USG abdomen 2 fase
5 Aprilia Danang 07/6/2017 L 7 tahun Hirschprung Post diare akut Liprolac 2 sachet / 24 Cek darah rutin,
Saputra 2 bulan Associated dehidrasi tak berat jam elektrolit, CRP
Enterocolitis Paska infeksi kuantitatif
perbaikan varicella

6 Adhilah 07/6/2017 L 1 tahun DATTD Global Zinc 20 mg/24 jam Cek feses rutin
Ramadhan 11 bulan developmental Oralit 100-200 ml/
delayed mencret
Gizi kurang
perawakan pendek
7 Aulia 07/6/2017 P 6 bulan Kolestasis e.c Prolonged fever dd/ Urdafalk 30 mg/12 jam Konsul infeksi tropis
Halimatus Atresia bilier infeksi CMV, ISK Vit K 2,5 mg/24 jam Konsul endokrinologi
Zahra Spironolacton 3,125
mg/24 jam
8 Ichiko Farid 12/6/2017 P 3 bulan CAH Kontrol poli endokrin
Obs vomitus tanpa Konsul tumbuh
tanda dehidrasi DD/ kembang
e.CAH
Pasca diare tanpa
tanda dehidrasi

9 Muhammad 12/6/2017 L 8 bulan Obs kolestasis dd/ Rawat inap karena


Rafka Putra sindroma Allagille didapatkan
Jaelani pemanjangan studi
koagulasi dan
hipoalbumin
10 Yudha Adi 12/6/2017 L 6 tahun Kista hepar e.c Urdafalk 100 mg/12 jam Evaluasi lab 2 minggu
Pradana 5 bulan infeksi jamur Lesichol 300 mg/24 jam setelah terapi

16
Albendazole 125 mg/12
jam
Prednison 5 mg 2-1-0
11 Zhafran An 12/6/2017 L 4 tahun Obs. Meteorismus Liprolac 1 sachet / 12
Nafi 9 bulan jam
Antasida doen ½ tab/ 8
jam
12 Lukman 12/6/2017 L 6 tahun Diare akut tanpa Zink 20 mg/24 jam Cek feses rutin
Gilang tanda dehidrasi Oralit 100-200
Permana m/mencret
13 Niken Ayu 12/6/2017 P 4 bulan Obs. Kolestasis dd/ Vit K 2,5 mg/24 jam Cek Ig G CMV evaluasi
Devandra Intrahepatal Cek INR, PT, PPT,
Puteri dd/ Neonatal Bilirubin total bilirubin
Hepatitis dd/ CMV, direk, SGOT, SGPT,
ISK albumin
dd/ ekstrahepatal Konsul endokrin
dd/ gangguan tiroid,
atresia bilier
14 Diandra Adiva 12/6/2017 P 2 bulan Observasi Ikterik Urdafalk 45 mg/12jam Cek bilirubin total,
Rizqiana bilirubin direk, SGOT,
SGPT, Gamma GT, alkali
phospatase, darah rutin
USG abdomen 2 fase
15 Ahmad 12/6/2017 L 16 tahun Obs Anemia Konsul hematoonkologi
Maimun hepatosplenomegali normokromik Cek LFT
dd/ keganasan normositik
Trombositosis
Leukositosis
16 D Arviyan 12/6/2017 L 3 bulan Diare persisten Prolonged fever Liprolac ½ sachet / 12 Konsul infeksi untuk
Maulana ringan dd/ infeksi CMV jam tatalaksana infeksi CMV
Cough like pertusis Konsul gizi

17
Cek feses rutin, darah
rutin, dan elektrolit
17 Dafyansyah 14/6/2017 L 11 bulan Obs. Kolestasis Klinis Down Urdafalk 50mg/12jam Cek LFT evaluasi
Ali Rahmana syndrome Kontrol 1 bulan
Post kolostomi
Mikrosefal
Hipotiroid
kongenital
18 M. Abro Jiha 14/6/2017 L 1 tahun Obs kolestasis dd/ Limfadenopati Coli Spironolacton 5 mg/12 Cek LFT evaluasi
7 bulan kegansan, infeksi OMSK dextra et jam (Gamma-GT, alkali
CMV, toxoplasma sinistra Urdafalk 50 mg/12 jam phospatase, Bilirubin
Riwayat perdarahan Kolestiramin 2 gr/12 jam total, bilirubin direk),
saluran cerna Vit K 2,5 mg/24 jam albumin, INR.
Pemanjangan studi Cotrimoksazol 240 Tunggu hasil PA biopsi
koagulasi mg/24 jam limfadnopati coli
Pirimetamin 10 mg/24 (8/6/17)
jam (selasa, kamis, Kontrol poli bedah anak
sabtu) Kontrol poli THT
As. Folat 5 mg/24 jam Kontrol poli infeksi
(senin, jumat)
19 Muhammad 14/6/2017 L 1 tahun Fimosis Konsul bedah urologi
Abdul Rokhim 1 bulan anak

20 Zhafran An 19/6/2017 L 4 tahun Obs. Meteorismus Liprolac 1 sachet / 12


Nafi 9 bulan jam
Antasida doen ½ tab/ 8
jam
21 Asya Adinda 19/6/2017 P 5 bulan Obs. Ikterik Gizi kurang Cek Bil total, Bil direk,
Putri perawakan pendek SGOT, SGPT, Gamma –
GT, Alkali phosphatase,
albumin, DR

18
Cek urin rutin dan kultur
urin
USG abdomen 2 fase
Cek Ig G dan Ig M
TORCH
22 Airlangga Rizki 19/6/2017 L 7 bulan Obs meteorismus Antasida don ½ tab/ 8 Konrol berikutnya cek
Saputra jam (selama 1 minggu) diffcount
Liprolac 1 sachet/12
jama
Teruskan susu soya
23 Diandra Adiva 19/6/2017 P 2 bulan Observasi kolestasis Urdafalk 45 mg/12 jam Konsul bedah anak 
Rizqiana e.c atresia bilier biopsi hati??
Skintigrafi
Cek Ig G dan Ig M
TORCH
Cek Gamma GT, dan
alkali posphatase

24 Tiara Azmya 19/6/2017 P 1 bulan Obs gastroesofageal Mikrosefal Interlac 5 gtt/12 jam Cek FT4, TSHs, konsul TS
Alifiana refluks dd/ alergi Cetirizin 1,25 mg/24 jam Endokrin setelah ada
hasil
Cek IgE, urin rutin,
kultur urin
25 Adelia 19/6/2017 P 16 tahun Cholelithiasis Anemia Urdafalk ½ tab / 12 jam Cek LFT
Anindita 10 bulan CML normokromik Vit K 3 mg/24 jam Kontrol poli bedah
normositik Kontrol poli
Gizi buruk hematoonkologi
Konsul nutrisi
26 Niken Ayu 19/6/2017 P 4 bulan Obs. Kolestasis Pemanjangan studi Urdafalk 60 mg/12 jam Cek Ig G CMV
Devandra (perbaikan) koagulasi Vit K 2,5 mg/24 jam Konsul endokrin
Puteri dd/
Intrahepatal

19
dd/ Neonatal
Hepatitis dd/ CMV,
ISK
dd/ ekstrahepatal
dd/ gangguan tiroid,
atresia bilier
27 Nazila Sifa Ul 19/6/2017 P 2 tahun Obs. Kolestasis ec Severe chronic Urdafalk 100mg/12jam Cek LFT dan darah rutin
Husna 3 bulan Susp Choleducal malnutrition
cyst tipe I

28 Khayatul 21/6/2017 P 6 tahun Gastritis kronis Susp Caries dentis gigi Pro ekstraksi gigi
Khusnah 4 bulan infeksi Helycobacter 7.1
pylori

29 Manaf Putra 21/6/2017 L 4 bulan Kolestasis dd/ Urdafalk 50mg/12jam Cek Ig G dan Ig M
Rohman ekstrahepatal dd/ Vit K 2,5 mg/24 jam TORCH
atresia bilier
30 Fatkhul Najah 21/6/2017 L 14 tahun Varises esofagus MDS Propanolol 10 mg/12 Kontrol poli
post ligasi Pasca perdarahan jam hematoonkologi
sal. Cerna
Anemia gravis
perbaikan
Malnutrisi kronis
31 Abrisam Akyo 21/6/2017 L 2 bulan Kolestasis CMV Kongenital Urdafalk 30mg/12jam Kontrol berikutnya cek
D Vit K 3 mg/24 jam LFT

32 M. Abro Jiha 14/6/2017 L 1 tahun Obs kolestasis dd/ Langerhans sel Spironolacton 5 mg/12 Kontrol poli THT
7 bulan infiltrasi sel ganas histiositosis jam Kontrol poli infeksi
histiositosis, infeksi Hipoalbumin Urdafalk 90 mg/12 jam Onsul hematoonkologi
toxoplasma. OMSK dextra et Kolestiramin 2 gr/12 jam anak
sinistra Vit K 2,5 mg/24 jam

20
Pemanjangan studi Cotrimoksazol 240
koagulasi mg/24 jam
Pirimetamin 10 mg/24
jam (selasa, kamis,
sabtu)
As. Folat 5 mg/24 jam
(senin, jumat)

B. DAFTAR PASIEN RAWAT JALAN JULI 2017

No Nama Tanggal L/ Usia Diagnosis Komorbid Terapi Program


Mauk P
1 Aysha 07/03/2017 P 6 bulan Obs. Ikterik dd/ atresia Urdafalk 50 mg/12 jam skintigrafi, konsul
Adinda Putri bilier gizi baik perawakan bedah anak, cek
normal IgG/M CMV dan
DR
2 Resti Sakira 07/03/2017 P 9 bulan Kolestasis dd/intrahepatal paska diare akut Urdafalk 60mg/12jam, konsul bedah anak
dd/cmv, dd/ekstrahepatal dengan dehidrasi Vit A 5000 IU/24 jam, dan radiologi nuklir
dd/ atresia bilier tak berat, severe Vit D 0,126mcg/24 (skintigrafi)
acute malnutrition jam, Vit E 15 mg/24
jam, Vit E 15 mg/24
jam, Vit K 15 mg/24
jam
3 Dafyansyah 07/03/2017 P 9 bulan Kolestasis (perbaikan) klinis DS, MAR Urdafalk 50 mg/12 jam, Rabu kontrol kalau
sakira post kolostomi, liprolac 1 sachet/12 jam belum bisa BAB
mikrosefal
4 Saefandi 07/03/2017 L 16 obs. Kolestasis DE: PJ didapat, Rencana rawat inap
tahun dd/kongestif liver DA: AR-MR divisi kardiologi
severe, TR
moderate-
severe,PR

21
moderate, DF:
gagal jantung
NYHA III/IV

5 Muhammad 07/03/2017 P 8 tahun post laparoscopi et causa Gizi kurang Kontrol Rabu 12
Jafar Jamil abses hepar perawakan normal Juni 2017
6 Adelia 07/03/2017 P 1 tahun Atresia Bilier Severe chronic Urdafalk 75 mg/12jam, Konsul Nutrisi
Azahra Afni 1 bulan Malnutrition, DA : Spironolacton 6,25 Metabolik, Cek LFT
PJB Asianotik, DE mg/12 jam, Propanolol INR
: ASD 3 mm, DF : 2mg/12jam, Furosemid
Tanpa gagal 5 mg/12jam, Vit K
jantung 2mg/24jam, N asetil
sistein 25 mg/8jam
7 Tiara Azmya 07/03/2017 P 2bulan GER Cotrimoxazole syr 1,25
Alifiana 6 bulan ml/12 jam
Mucosta 1 tab/8 jam
Sucralfat syr 5 ml/8 jam
8 Ayunda Sella 07/03/2017 P 5 bulan Kolestasis dd/ Urdafalk 60mg/12jam USG Abdomen 2
Wulandari ekstrahepatal dd/ kista fase, cek ulang LFT,
duktus bilier, dd/ Intra Ureum Creatinin
hepatal. Susp. Kista duktus
koledokus
9 Khansa Aqila 07/05/2017 P 4 bulan Kolestasis e.c Atresia Urdafalk 40mg/12jam, Konsul Bedah
Rabbany Bilier Vit K 2,5mg/24 jam, Anak(setelah ada
Vit D 25 mcg/24 jam hasil skintigrafi),
skintigrafi, cek LFT
ulang, cek nutrisi
dan penyakit
metabolik

22
10 Abrisam 07/05/2017 L 3 bulan Kolestasis dd/ intrahepatal Infeksi CMV Urdafalk 30mg/24jam, Kontrol poli nutrisi
Akyo - Ekstrahepatal kongenital, growth Vit K 3 mg/24 jam, Vit metabolik,
Darmawan faltering A 5000IU/24 jam,Vit D Mata,THT
15mcg/24jam, Vit E
15mg/24jam,prednison
2,5mg-0,5mg-0
11 Rafli Adi 07/05/2017 L 13 TB Abdomen pengobatan 4RH --> 2tab FDC kontrol respirologi,
Saputro tahun 2 bulan ke 3 dewasa (RH), Vit usul : biopsi dengan
bulan B6/24jam, laparoskopi
11
bulan
12 Aysha 07/05/2017 P 6 bulan Kolestasis dd/atresia bilier Gizi baik Tunggu Skintigrafi
Adinda Putri perawakan normal,
anemia (7,18),
Leukositosis
(30.800),
hipoalbuminemia
(2,6),
Trombositopenia
(119000)
13 M.Haidar 07/05/2017 P 4 tahun varises esofagus grade II- MDS, Gizi baik Propanolol 5mg/8jam
Pratama 5 bulan III perawakan normal
14 Airlangga 07/05/2017 L 7bulan Paska Hematemesis Liprolac 1 sach/12jam
rizki saputra melena (perbaikan )
15 Diandra 07/05/2017 P 3 Bulan Obs kolestasis dd/atresia Gizi kurang Konsul bedah anak,
Aciva bilier perawakan normal skintigrafi,Cek IgG
Rizqiana CMV

23
16 Yudha Adi 07/05/2017 L 6 tahun Kista Hepar e.c infeksi Urdafalk 100mg/12 Konsul infeksi
Pradana 5 bulan jamur jam, Prednison 2-1-0,
Albendazole
125mg/12jam, Lesichol
300mg/24jam
17 Ayunda sella 07/10/2017 P 4 bulan Obs. Kolestasis dd/ kista Urdafalk 30mg/12jam Konsul bedah anak
Wulandari duktus koledokus dan bedah plastik

18 Yudha Adi 07/10/2017 L 6 tahun Kista Hepar e.c infeksi Urdafalk 100mg/12
Pradana 5 bulan jamur jam, Prednison 2-1-0,
Albendazole
125mg/12jam, Lesichol
300mg/24jam
19 Ufaira Nur 07/10/2017 P 2 tahun Kolestasis perbaikan e.c Batu multipel Urdafalk 100mg/12 jam Observasi USG
Asyiel 6 bulan kista duktus koledokus ductus abdomen +LFT tiap
pancreatic,Cholang 3 bulan, rencana
itis, Gizi baik ERCP 1 tahun lagi
perawakan normal (februari 2018) -->
dari bedah
20 El gibbor 07/10/2017 L 2 bulan
artdelo
21 Muyassar 07/10/2017 L 2 tahun Varises esofagus e.c ISPA, DE : PJB Propanolol 4 mg/12
Rohim 3 bulan proses kronik hepar Sianotik, DA : jam, Lactulosa 5 ml/12
Hidayah TOF, DF : Tanpa jam, liprolac 1
gagal jantung, sach/12jam, Nasetil
Malnutrisi kronis sistein 50 mg/12 jam
22 Tiara Azmya 07/10/2017 P 2 bulan GER dd/striktur esofagus
Alifiana

24
23 Muhammad 07/10/2017 L 1 tahun Obs. Kholestasis dd/ Gizi baik Urdafalk 100mg/12jam,
khalil al 4 bulan intrahepatal dd/infeksi,dd/ perawakan normal Vit A 5000IU/24 jam,
gibran ekstrahepatal dd/ atresia Vit D 90 mcg/24 jam,
bilier Vit E 25 mg/24 jam, Vit
K 5 mg/24 jam
24 Muhammad 07/12/2017 L 2 bulan Kolestasis dd/intrahepatal Urdafalk 20mg/24jam Cek Darah Rutin,
Husein dd/ infeksi, alkali phosphatase,
Muzakki dd/ekstrahepatal SGOT, SGPT,
Gamma GT, IgG dan
IgM CMV,
gambaran darah tepi
dan kultur urin
25 Muhammad 07/12/2017 L 9 Post laparoskopi e.c abses Moderate acute Cek Laborat
Jafar Jamil Tahun hepar naknutrition
1 bulan
26 Afif ulul 07/12/2017 L 6 bulan Kolestasis DE : PJB asianotik,
albab dd/intrahepatal,ekstrahepat DA : ASD II kecil,
al DF : gagal jantung
ROSS 1, klinis
down sindrom,
Hipotiroid
kongenital, Global
Developmental
Delayed, gizi baik
perawakan normal
27 Adelia 07/12/2017 P 1 tahun Atresia Bilier Ascites Furosemid 5mg/12 jam Konsul bedah anak,
Azahra Afni 2 bulan (perbaikan), Spironolakton kontrol nutrisi dan
hepatopulmonary 6,25mg/12 jam penyakit metabolik
syndrome, DE : Urdafalk 50mg/12 jam
PJB Asianotik, DA Propanolol 2 mg/12
; ASD I, DF: tanpa jam, Vit K 2 mg/24 jam
gagal

25
jantung,severe
chronic
malnutrition

28 Adifa 07/12/2017 P 8 bulan Infeksi CMV kongenital Kolestasis, severe Methylprednisolon Kontrol nutrisi
septiani (pengobatan minggu ke 3) chronic 1mg/8jam, metabolik
malnutrition, valgancyclovir 85
growth faltering, mg/12 jam (minggu ke
global III), urdafalk 30
developmental mg/12jam,Azithromyci
delayed, ISPA n 50 mg/24jam,
salbutamol 0,5mg/8jam
29 Heni Puji 17/7/2017 P 16 Kolestasis Susp. Sirosis Urdafalk 150 mg/12 Kontrol nutrisi
Lestari tahun 3 hepatis, susp. jam metabolik, kontrol
bulan Kelainan metabolik 17/7/17 --> kontrol
bawaan, puberty bedah anak --> rawat
delayed, severe inap untuk biopsi
chronic (fast track)
malnutrition
30 Fitriani 17/7/2017 P 4tahhun Obs. Massa Intrahepatal Gizi baik MSCT Abdomen,
Mahesti 10 dd/abses, tumor perawakan normal DR, SGOT, SGPT,
bulan (organomegali) ALP, GGT, LDH,
Ureum, Creatinin,
Prot Total, Albumin
31 Muhammad 17/7/2017 L 1 tahun Obs kholestasis Urdafalk 50 mg/24 Skintigrafi, konsul
khalil al 4 bulan dd/intrahepatal dd/infeksi jam,Vit A 5000 IU/24 ulit (dermatologi),
gibran dd/ekstrahepatal dd/atresia jam, Vit D 30 mcg/24 cek IgG IgM CMV,
bilier jam, Vit E 25 mg/24 toxoplasma,GGT,
jam, Vit K 50 mg/24 USG 2 fase
jam
26
32 El gibbor 17/7/2017 L 1 bulan Hiperbilirubinemia Normogrowth cek bilirubin total
artdelo dd/breast milk jaundice, dan direk evaluasi
defisiensi G6PD
33 Muhammad 17/7/2017 L 2 bulan Obs. Kolestasis hepatitis Gizi baik Urdafalk 20mg/12jam, Konsul bedah anak,
Husein neonatal dd/ intrahepatal perawakan normal Methyl prednisolon menunggu hasil
Muzakki dd/infeksi 2mg-1mg-1mg alkali phosphatase,
hitung jenis, IgM
dan IgE CMV,
kultur urin
34 Ardana 17/7/2017 L 2 bulan Obs. Hiperbilirubinemia Cek Darah Rutin,
Putera alkali phosphatase,
SGOT, SGPT,
Gamma GT,
gambaran darah tepi,
bilirubin total dan
bilirubin direk
35 Nazriel Rizqi 17/7/2017 L 1 tahun Infeksi CMV kongenital global konsul tumbuh
M 4 bulan developmental kembang
delayed, gizi
kurang perawakan
pendek, mikrosefal
36 Yudha Adi 19/7/2017 L 6 tahun Kista hepar e.c infeksi Toxoplasmosis Urdafalk 100 mg/12 kontrol 1 minggu
Pradana 5 bulan jamur dd/entamoeba pengobatan bulan jam, prednison 2-1-0 --
ke Iin(sejak >usul tapp off 1-1-0,
15/6/17) albendazole 125 g/12
jam, lesichol 300mg/24
jam

37 Tiara Azmya 19/7/2017 P 2 bulan GER dd/striktur esofagus Relaktasi Ibu


Alifiana

27
38 Muhammad 19/7/2017 L 1 tahun Obs. Kholestasis dd/ Gizi baik Urdafalk 100mg/12jam, Skrining hepatitis
khalil al 4 bulan intrahepatal dd/infeksi,dd/ perawakan normal Vit A 5000IU/24 jam, (anti HAV, HbsAg,
gibran ekstrahepatal dd/ atresia Vit D 90 mcg/24 jam, HbeAg), konsul
bilier Vit E 25 mg/24 jam, Vit divisi infeksi untuk
K 5 mg/24 jam Infeksi CMV-->cek
IgM CMV dahulu
39 El gibbor 19/7/2017 L 1 bulan Hiperbilirubinemia Normogrowth cek bilirubin total
artdelo dd/breast milk jaundice, dan direk evaluasi
defisiensi G6PD
40 Ahmad Dwi 19/7/2017 L 1 bulan Susp meteorismus Hiperbilirubinemia Cek BT/BD
Ramadhan (perbaikan) indirek
41 Muhammad 19/7/2017 L 9 bulan Kolestasis Atresia bilier, Post Phenobarbital 2x20mg Rencana skintigrafi
Rafka Putra hematemesis (diminum 3 hari (31/7/17)
melena dd/varises sebelum
esophagus,Hipoalb skintigrafi),propanolol
umin, ascites 4 mg/8jam, Vit K
permagna 2mg/24 jam, Furosemid
4 mg/12 jam, urdafalk
50 mg/12 jam,
spironolacton 3,125
mg/12 jam
42 Ardana 19/7/2017 L 2 bulan Obs. Hiperbiliruinemia Evaluasi Ikterik
Putera (perbaikan) dd/ breastmilk
jaundice
43 Dewo Bimo 31/7/2017 L Paska hematemesis melena DE : PJB Sianotik Propanolol dilanjutkan
(perbaikan)ec.ruptur DA : TOF selama 1 bulan
varises esofagus DF : Tanpa gagal kemudian dlakukan
jantung endoskopi evaluasi
Gizi baik
perawakan pendek
44 Heni Puji L 31/7/2017 P 17 Kolestasis Susp. Sirosis Urdafal 150 mg/12jam Kontrol poli
tahun hepatis OAT 2tab FDC/24jam respirologi

28
11 Susp. Kelainan Vit B6 10 mg/24jam
bulan metabolic bawaan
dd/metabolic liver
disease, kolestasis
syndrome
Delay puberty
dd/turner syndrome
Severe chronic
malnutrition
Short stature
dd/hormonal,
metabolic
TB paru
45 Felisio 31/7/2017 L 1tahun Obs Vomitus Moderate acute Domperidone Cek Hb,
Pratista 1 bulan malnutrition 2mg/8jam Ht,Leukosit,
Interlac 5gtt/24jam trombosit
Pemeriksaan OMD
46 Alifa Khaira 31/7/2017 P 4 bulan Obs.Kolestasis Gizi buruk Urdafalk 30mg/12 jam Cek DR, Bilirubin
Wilda dd/intrahepatal dd/infeksi perawakan normal total, Bilirubun
Dd/ ekstrahepatal dd/ direk, SGOT,SGPT,
atresia bilier GGT,ALP,protein
total,albumin, cek
IgG IgM
Toxoplasma, IgG
IgM CMV, skrining
hepatitis, kultur urin

29
30
BAB IV
PEMBAHASAN

1. DIARE

A. Definisi Diare
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair
(setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200
ml/24 jam. Diare merupakan buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar
encer tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah (IDAI, 2011).

B. Etiologi Diare
Diare disebabkan oleh faktor infeksi, malabsorbsi (gangguan penyerapan zat gizi),
makanan, dan faktor psikologis.
a. Faktor infeksi
- Infeksi pada saluran pencernaan merupakan penyebab utama diare pada anak. Jenis
- jenis infeksi yang menyerang antara lain:
- Infeksi oleh bakteri seperti Eschericia coli, Salmonella, Vibrio cholera, Shigella,
dan serangan bakteri lain yang jumlahnya berlebihan dan patogenik seperti
pseudomonas,
- Infeksi basil (disentri),
- Infeksi virus rotavirus,
- Infeksi parasit oleh cacing (Ascaris lumbricoides)
- Infeksi amoeba (amebiasis)
- Infeksi akibat organ lain, seperti radang tonsil, bronchitis, dan radang
- tenggorokan, dan
- Keracunan makanan
b. Faktor malabsorpsi
Faktor malabsorpsi dibagi menjadi dua yaitu malabsorpsi karbohidrat dan
lemak. Pada bayi malabsorbsi karbohidrat dapat terjadi karena kepekaan terhadap
lactoglobulis dalam susu formula dapat menyebabkan diare. Sedangkan malabsorbsi
lemak terjadi bila dalam makanan terdapat lemak yang disebut trigliserida. Jika tidak

115
ada lipase dan terjadi kerusakan mukosa usus, diare dapat muncul karena lemak tidak
terserap dengan baik.
c. Faktor makanan
Makanan yang menyebabkan diare adalah makanan yang tercemar, basi,
beracun, terlalu banyak lemak, mentah, dan kurang matang. Makanan yang
terkontaminasi jauh lebih mudah mengakibatkan diare pada anak.
d. Faktor psikologis
Rasa takut, cemas, dan tegang, jika terjadi pada anak dapat menyebabkan diare
kronis. Tetapi jarang terjadi pada anak balita umumnya terjadi pada anak yang lebih
besar.

C. Patofisiologi Diare
Berdasarkan gangguan fungsi fisiologis saluran cerna dan macam penyebab diare,
maka patofisiologi diare dapat dibagi dalam tiga macam kelainan pokok yang berupa:16
a. Kelainan Gerakan Transmukosal Air dan Elektrolit
Gangguan reabsorbsi pada sebagian kecil usus halus sudah dapat menyebabkan diare.
Disamping itu peranan faktor infeksi pada patogenesis diare akut adalah penting, karena
dapat menyebabkan gangguan sekresi (diare sekretorik), difusi (diare osmotik),
malabsorbsi dan keluaran langsung. Faktor lain yang cukup penting dalam diare adalah
empedu, karena dehidroksilasi asam dioksikolik dalam empedu akan mengganggu fungsi
mukosa usus, sehingga sekresi cairan di jejunum dan kolon serta menghambat reabsorbsi
cairan di kolon. Diduga bakteri mikroflora usus turut memegang peranan dalam
pembentukan asam dioksikolik tersebut.
Hormon-hormon saluran diduga juga dapat mempengaruhi absorbsi air pada manusia,
antara lain gastrin, sekretin, kolesistokinin dan glikogen. Suatu perubahan pH cairan usus
seperti terjadi pada Sindrom Zollinger Ellison atau pada jejunitis dapat juga
menyebabkan diare.
b. Kelainan Laju Gerakan Bolus Makanan dalam Lumen Usus
Suatu proses absorbsi dapat berlangsung sempurna dan normal bila bolus makanan
tercampur baik dengan enzim-enzim saluran cerna dan berada dalam keadaan yang cukup
tercerna. Juga waktu sentuhan yang adekuat antara kim dan permukaan mukosa usus halus
diperlukan untuk absorbsi yang normal.
Motilitas usus merupakan faktor yang berperanan penting dalam ketahanan lokal
mukosa usus. Hipomotilitas dan stasis dapat menyebabkan mikroba usus berkembang biak
116
secara berlebihan, yang kemudian dapat merusak mukosa usus. Kerusakan mukosa usus
akan menimbulkan gangguan digesti dan absorbsi, yang kemudian akan terjadi diare.
Selain itu hipermotilitas dapat memberikan efek langsung sebagai diare.
c. Kelainan Tekanan Osmotik dalam Lumen Usus
Dalam beberapa keadaan tertentu setiap pembebanan usus yang melebihi kapasitas
dari pencernaan dan absorbsinya akan menimbulkan diare. Adanya malabsorbsi
karbohidrat, lemak, dan protein akan menimbulkan kenaikan daya tekanan osmotik intra
lumen, yang akan menimbulkan gangguan absorbsi air.
Tipe Diare
Malabsorbsi karbohidrat pada umumnya sebagai malabsorbsi laktosa, yang terjadi karena
defisiensi enzim laktase. Dalam hal ini laktosa yang terdapat dalam susu mengalami
hidrolisis yang tidak sempurna sehingga kurang diabsorbsi oleh usus halus.
Secara garis besar diare dibagi menjadi:
a. Diare osmotik
Makanan yang tidak diabsorbsi misalnya laktosa, baik akibat intoleransi maupun
rusaknya vili usus karena virus, merupakan makanan yang baik bagi bakteri. Di
dalam lumen usus, laktosa akan difermentasi oleh bakteri anaerob menjadi molekul-
molekul lebih kecil seperti H2, CO2 dan H2O. Molekul tersebut menyebabkan
peningkatan tekanan osmotik di dalam lumen usus sehingga terjadi keadaan
hiperosmoler di mana air akan ditarik ke intralumen diikuti peningkatan peristaltik
usus.
b. Diare sekretorik
Diare akibat infeksi bakteri yang menghasilkan toksin pada umumnya akan
menyebabkan diare sekretorik. Toksin akan meningkatkan aktivitas enzim adenil
siklase dalam enterosit, selanjutnya akan merangsang sekresi cairan dan elektrolit di
dalam sel kripta serta menghambat absorbsinya.

D. Tatalaksana diare
Secara teori, ada lima langkah tata laksana diare, yaitu :
1. Rehidrasi
Untuk terapi diare dengan dehidrasi ringan/sedang, dilakukan rencana terapi sebagai
berikut :
Jumlah oralit yang diberikan di sarana pelayanan kesehatan dalam 3 jam pertama.
 Bila BB tidak diketahui berikan oralit sesuai tabel di bawah ini:
117
Tabel 1.Kebutuhan Cairan pada Dehidrasi ringan/sedang
Umur Sampai 4 bulan 4 -12 bulan 12-24 bulan 2-5 tahun
Berat Badan < 6 kg 6-10 kg 10-12 kg 12-19 kg
Jumlah cairan 200-400 400-700 700-900 900-1400

 Bila anak menginginkan lebih banyak oralit, berikanlah.


 Bujuk ibu untuk meneruskan ASI.
 Untuk bayi <6 bulan yang tidak mendapat ASI berikan juga 100-200 ml air masak
selama masa ini.
 Untuk anak >6 bulan, tunda pemberian makan selama 3 jam kecuali ASI dan oralit.
 Beri obat zinc selama 10 hari berturut- turut.
Setelah 3-4 jam, nilai kembali keadaan anak dan berikan rencana terapi rehidrasi sesuai
dengan keadaannya. Pada kasus diare akut dengan dehidrasi ringan-sedang diberikan
tambahan cairan lebih banyak dari biasanya. Pemberian ASI diberikan lebih sering dan
lebih lama. Pemberian makanan selama diare harus diteruskan dan ditingkatkan setelah
sembuh, tujuannya adalah memberikan makanan yang kaya nutrient sebanyak anak mampu
menerima. Sebagian besar anak dengan diare cair, nafsu makannya timbul kembali setelah
dehidrasi teratasi. Meneruskan pemberian makanan akan mempercepat kembalinya fungsi
usus yang normal termasuk kemampuan menerima dan mengabsorbsi berbagai nutrient,
sehingga memburuknya status gizi dapat dicegah atau paling tidak dapat dikurangi. ASI
memberikan imunitas atau kekebalan yang belum dapat dibuat sendiri oleh bayi yang baru
lahir.
2. Suplementasi Zinc
Zinc sulfat diberikan pada usia > 6 bulan sama dengan 20 mg per hari yang dilarutkan
sehingga dalam terapi yang diberikan pada kasus ini sudah sesuai yaitu Zinc sirup yang
mengandung zinc sulfat 10 mg, diberikan 1x2 sendok takar. Zinc merupakan salah satu zat
gizi mikro yang penting untuk kesehatan dan pertumbuhan anak. Zinc meningkatkan sistem
kekebalan tubuh sehingga mencegah resiko terulangnya diare selama 2-3 bulan setelah
anak sembuh dari diare. Penggunaan zinc selama diare akut diperkirakan akan
mempengaruhi fungsi imun atau fungsi dan struktur intestinal serta proses pemulihan epitel
selama diare, sehingga akan mencegah diare lebih lanjut atau mempercepat proses
penyembuhan.

118
3. Antibiotik selektif
Pemberian antibiotik harus berdasarkan indikasi yang sesuai, seperti diare berdarah
atau diare karena kolera, atau diare dengan disertai penyakit lain.
4. Edukasi Orang Tua
Edukasi yang diberikan kepada orang tua pasien berupa pemahaman tentang
penyakit diare dan terapinya, meliputi cara pemberian oralit, zinc, nutrisi yang cukup,
kebersihan diri dan makanan. Pada orang tua juga diberikan edukasi apabila
menemukan tanda-tanda pada anak seperti BAB cair lebih sering, muntah berulang,
mengalami rasa haus yang nyata, makan minum sedikit, demam, tinja berdarah atau
tidak membaik dalam 3 hari maka anak harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan
terdekat.

2. KOLESTASIS
A. Definisi Kolestasis
Kolestasis merupakan sindrom klinik yang timbul akibat hambatan sekresi dan/aliran empedu
yang terjadi dalam hati.

B. Patofisiologi Kolestasis
Pada bayi terjadi dalam 3 bulan pertama kehidrupam disebut pula sindrom hepatitis neonatal.
Keadaan ini mengakibatkan akumulasi, retensi serta regurgitasi bahan komponen empedu serta
regurgitasi bahan empedu seperti bilirubin, asam empedu serta kolesterol. Kolestasis ditandai
dengan ikterus, tinja warna pucat atau akolik dan urin warna kunign tua seperti teh. Apabila
berjalan lama prisesnya dapat bermanifestasi pruritus, gagal tumbuh akibat penumpukan zat
yang seharusnya diangkut oleh empedu untuk dibuang melalui usus. Secara klinis bayi terlihat
kuning dan parameter yang paling banyak serta praktis untuk digunakan adalah kadar bilirubin
direk yaitu kadar bilirubin direk serum: > 1,5 mg/dl atau 15% dari bilirubin total yang
meningkat. Bila terjadi gangguan aliran bilirubin baik pada saluran intra maupun ekstra hepatal
berakibat meningkatnya bilirubin yang terkonjugasi dalam darah yang menimbulkan
perubahan urin yang menjadi lebih tua dan tidak ada/sedikit bilirubin yang masuk dalam usus
sehingga warna feses menjadi pucat seperti dempul. Hambatan saluran empedu juga
menyebabkan rembesan cairan empedu dalam jaringan hati yang dapat merusak sel-sel
hepatosit yang akhirnya dapat menyebabkan terjadinya sirosis bilier.

119
C. Etiologi Kolestasis
Kolestasis dapat disebabkan oleh berbagai keadaan. Kemungkinan penyebab terjadinya
kolestasis adalah sebagai berikut:

Penyebab kolestasis pada anak yang lebih besar yaitu HVA, kelainan yang diturunkan
seperti penyakit wilson, fibrosis kistik, leukemia, limfoma, tumor hati, leptospirosis,
skistosomiasis dan lesi sekunder seperti hepatitis kronik, kolitis ulerasiva, artritis rematoid.
Kolestasis secara klinis dibedakan atas kolestasis intrahepatik dan ekstrahepatik. Menghadapi
bayi dengan kolestasis, yang pertama kali perlu disingkirkan adalah kemungkinan atresia bilier.
Insidens atresia bilier adalah 1: 10.000-15.000 kelahiran hidup. Salah satu faktor yang
menentukan prognosis atresia bilier adalah usia saat operasi portoenterostomi dilakukan. Bila
operasi dilakukan sebelum usia 8 minggu angka bebas ikterus dapat mencapai 80%. Bila
dioperasi setelah usia 12 minggu angka bebas ikterus menurun menjadi sekitar 20% karena
umumnya sudah terjadi sirosis bilier yang irreversible.
Ikterus yang melanjut lebih dari 14 hari atau ikterus yang disertai perubahan urin yang
menjadi lebih tua atau feses yang berwarna pucat atau dempul perlu pemeriksaan lebih lanjut
dan perlu disingkirkan kemungkinan kolestasis (hiperbilirubinemia terkonjugasi). Bila
kolestasis, perlu evaluasi lebih lanjut untuk mendeteksi atresia bilier sedini mungkin serta
untuk mengetahui etiologi lainnya.

120
D. Diagnosis Kolestasis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis berupa ikterus, warna urin yang kuning gelap
seperti teh, serta warna tinja yang pucat seperti dempul, dengan atau tanpa hepatomegali. Pada
pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan kadar bilirubin direk serum, bilirubin urin
+, serta sterkobilin feses -. Gambaran klinis dan laboratoris dapat secara kasar membantu
membedakannya, namun secara pasti dapat diketahui dengan pemeriksaan kolangiografi
intaoperatif. Perlu pemeriksaan lebih lanjut untuk menegakkan diagnosis etiologis.

E. Tatalaksana Kolestasis
Pengobatan kolestasis meliputi pengobatan suportif, medikamentosa, dan bedah. Terapi bedah
berupa portoenterostomi biasanya dilakukan pada kolestasis ekstrahepatal, misalnya atresia
bilier. Sedangkan terapi medikamentosa umumnya untuk kolestasis intrahepatik yang dapat
diketahui penyebabnya. Selain pemantauan keberhasilan terapi, penting juga untuk memantau
tumbuh kembang anak.

F. Prognosis Kolestasis
Prognosis tergantung deteksi dini dan penyebabnya, semakin dini ditemukan dan dilakukan
tatalaksana maka prognosisnya jauh lebih baik. Untuk kasus kolestasis secara umum yang tidak
menunjukkan perbaikan pada usia 1 bulan atau bayi telah berusia 1 bulan saat pertama kali
datang perlu dirujuk ke konsultan gastrohepatologi.

3. VARISES ESOFAGUS
Varises esofagus adalah terjadinya distensi vena submukosa yang diproyeksikan ke
dalam lumen esofagus pada pasien dengan hipertensi portal. Hipertensi portal adalah
peningkatan tekanan aliran darah portal lebih dari 10 mmHg yang menetap, sedangkan tekanan
dalam keadaan normal sekitar 5 –10 mmHg. Hipertensi portal paling sering disebabkan oleh
sirosis hati. Sekitar 50% pasien dengan sirosis hati akan terbentuk varises esofagus, dan
sepertiga pasien dengan varises akan terjadi perdarahan yang serius dari varisesnya dalam
hidupnya.
Perdarahan varises esofagus mempunyai rata-rata morbiditas dan mortalitas yang lebih
tinggi dibandingkan dengan perdarahan saluran cerna bagian atas lainnya seperti misalnya
ulkus peptikus. Bila tidak di terapi, mortalitas varises esofagus adalah 30–50%, namun bila
dilakukan terapi maka mortalitasnya menurun hingga 20%. Angka kematian tertinggi terjadi
121
pada beberapa hari pertama hingga beberapa minggu perdarahan awal, karena itu intervensi
dini sangat penting untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Intervensi dini ini diperlukan
karena perdarahan pada traktus gastrointestinal atas potensial mengancam jiwa, sehingga harus
ditangani dengan cepat dan tepat serta mendapatkan penanganan medis yang agresif untuk
mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Pemeriksaan endoskopi diperlukan pada kasus perdarahan varises esofagus untuk
menegakkan diagnosis, menilai varises dan merencanakan penatalaksanaan yang tepat
berdasarkan penyakit dasarnya.
Penatalaksanaan perdarahan pada varises esofagus dengan terapi farmakologi,
endoskopi antara lain adalah skleroterapi dan ligasi, tamponade balon, transjugular
intrahepatic portosistemic shunt (TIPS), dan operasi.

A. Etiologi
Etiologi terjadinya varises esofagus dan hipertensi portal adalah penyakit-penyakit
yang dapat mempengaruhi aliran darah portal. Etiologi ini dapat diklasifikasikan sebagai
prehepatik, intrahepatik, dan pascahepatik (Tabel 1).

Tabel 3. Etiologi hipertensi portal


Prehepatik intrahepatik Pascahepatik
 Trombosis vena plenik  Fibrisis hepatik kongenital  Sindroma Budd-
 Trombosis vena porta  Hipertensi portal idiopatik Chiari
 Kompresi ekstrinsik  Tuberkulosis  Trombosis vena
pada vena porta  Schistosomiasis kava inferior
 Sirosis bilier primer  Perikarditis
 Sirosis alkoholik konstriktif
 Sirosis virus hepatitis B  Penyakit hati
 Sirosis virus hepatitis C venooklusif
 Penyakit wilson
 Defisiensi antitripsin alfa-1
 Hepatitis aktif kronis
 Hepatitis fulminan

Bila ada obstruksi aliran darah vena porta, apapun penyebabnya, akan mengakibatkan
naiknya tekanan vena porta. Tekanan vena porta yang tinggi merupakan penyebab dari
terbentuknya kolateral portosistemik, meskipun faktor lain seperti angiogenesis yang aktif
dapat juga menjadi penyebab. Walaupun demikian, adanya kolateral ini tidak dapat
menurunkan hipertensi portal karena adanya tahanan yang tinggi dan peningkatan aliran vena
porta. Kolateral portosistemik ini dibentuk oleh pembukaan dan dilatasi saluran vaskuler yang

122
menghubungkan sistem vena porta dan vena kava superior dan inferior. Aliran kolateral
melalui pleksus vena-vena esofagus menyebabkan pembentukan varises esofagus yang
menghubungkan aliran darah antara vena porta dan vena kava.
Pleksus vena esofagus menerima darah dari vena gastrika sinistra, cabang-cabang vena
esofagus, vena gastrika short/brevis (melalui vena splenika), dan akan mengalirkan darah ke
vena azigos dan hemiazigos. Sedangkan vena gastrika sinistra menerima aliran darah dari vena
porta yang terhambat masuk ke hepar.
Sistem vena porta tidak mempunyai katup, sehingga tahanan pada setiap level antara
sisi kanan jantung dan pembuluh darah splenika akan menimbulkan aliran darah yang
retrograde dan transmisi tekanan yang meningkat. Anastomosis yang menghubungkan vena
porta dengan sirkulasi sistemik dapat membesar agar aliran darah dapat menghindari (bypass)
tempat yang obstruksi sehingga dapat secara langsung masuk dalam sirkulasi sistemik

Gambar 4. Anastomosis portocaval pada hipertensi porta

Hipertensi portal paling baik diukur secara tidak langsung dengan menggunakan wedge
hepatic venous pressure (WHVP). Perbedaan tekanan antara sirkulasi porta dan sistemik
(hepatic venous pressure gradient, HVPG) sebesar 10–12 mmHg diperlukan untuk
terbentuknya varises. HVPG yang normal adalah sekitar 5–10 mmHg. Pengukuran tunggal
berguna untuk menentukan prognosis dari sirosis yang kompensata maupun yang tidak
kompensata, sedangkan pengukuran ulang berguna untuk memonitoring respon terapi obat-
obatan dan progresifitas penyakit hati.
Bila tekanan pada dinding vaskuler sangat tinggi dapat terjadi pecahnya varises.
Kemungkinan pecahnya varises dan terjadinya perdarahan akan meningkat sebanding dengan
meningkatnya ukuran atau diameter varises dan meningkatnya tekanan varises, yang juga

123
sebanding dengan HVPG. Sebaliknya, tidak terjadi perdarahan varises jika HVPG di bawah 12
mmHg. Risiko perdarahan ulang menurun secara bermakna dengan adanya penurunan dari
HVPG lebih dari 20% dari baseline. Pasien dengan penurunan HVPG sampai <12 mmHg, atau
paling sedikit 20% dari baseline, mempunyai kemungkinan yang lebih rendah untuk terjadi
perdarahan varises berulang, dan juga mempunyai risiko yang lebih rendah untuk terjadi asites,
peritonitis bakterial dan kematian.
Beberapa penelitian menunjukkan peranan endotelin-1 (ET-1) dan nitric oxide (NO)
pada patogenesis hipertensi porta dan varises esofagus. Endotelin-1 adalah vasokonstriksi kuat
yang disintesis oleh sel endotel sinusoid yang diimplikasikan dalam peningkatan tahanan
vaskuler hepatik pada sirosis dan fibrosis hati. Nitric oxide adalah vasodilator, yang juga
disintesis oleh sel endotelial sinusoid. Pada sirosis hati, produksi NO menurun, aktivitas
endothelial nitric oxide synthase (eNOS) dan produksi nitrit oleh sel endotelial sinusiod
berkurang.

B. Diagnosis Varises Esofagus


Varises esofagus biasanya tidak memberikan gejala bila varises belum pecah yaitu bila
belum terjadi perdarahan. Oleh karena itu, bila telah ditegakkan diagnosis sirosis hendaknya
dilakukan skrining diagnosis melalui pemeriksaan esofagogastroduodenoskopi (EGD) yang
merupakan standar baku emas untuk menentukan ada tidaknya varises esofagus. Pada pasien
dengan sirosis yang kompensata dan tidak didapatkan varises, ulangi EGD setiap 2–3 tahun,
sedangkan bila ada varises kecil, maka pemeriksaan EGD diulangi setiap 1–2 tahun. Pada
sirosis yang dekompensata, lakukan pemeriksaan EGD setiap tahun. Efektivitas skrining
dengan endoskopi ini bila ditinjau dari segi biaya, masih merupakan kontroversi, maka untuk
keadaan-keadaan tertentu disarankan untuk menggunakan gambaran klinis, seperti jumlah
platelet yang rendah, yang dapat membantu untuk memprediksi pasien yang cenderung
mempunyai ukuran varises yang besar.
Bila standar baku emas tidak dapat dikerjakan atau tidak tersedia, langkah diagnostik
lain yang mungkin dapat dilakukan adalah dengan ultrasonografi Doppler dari sirkulasi darah
(bukan ultrasonografi endoskopik). Alternatif pemeriksaan lainnya adalah pemeriksaan
radiografi dengan menelan barium dari esofagus dan lambung, dan angiografi vena porta serta
manometri.
Pada pemeriksaan-pemeriksaan tersebut, sangatlah penting menilai lokasi (esofagus
atau lambung) dan besar varises, tanda-tanda adanya perdarahan yang akan terjadi (imminent),

124
perdarahan yang pertama atau perdarahan yang berulang, serta bila mungkin untuk mengetahui
penyebab dan beratnya penyakit hati.
Varises esofagus biasanya dimulai dari esofagus bagian distal dan akan meluas sampai
ke esofagus bagian proksimal bila lebih lanjut.
Pada pemeriksaan endoskopi didapatkan gambaran derajat 1, terjadi dilatasi vena (<5
mm) yang masih berada pada sekitar esofagus. Pada derajat 2 terdapat dilatasi vena (>5 mm)
menuju kedalam lumen esofagus tanpa adanya obstruksi. Sedangkan pada derajat 3 terdapat
dilatasi yang besar, berkelok-kelok, pembuluh darah menuju lumen esofagus yang cukup
menimbulkan obstruksi. Dan pada derajat 4 terdapat obstruksi lumen esofagus hampir lengkap,
dengan tanda bahaya akan terjadinya perdarahan (cherry red spots).
Setelah varises esofagus telah diidentifikasi pada pasien dengan sirosis, risiko
terjadinya perdarahan varises adalah sebesar 25-35 %. Oleh karena sirosis hati akan
mempunyai prognosis buruk dengan adanya perdarahan varises, maka penting untuk dapat
mengidentifikasi mereka yang berisiko tinggi dan pencegahan kejadian perdarahan pertama.
Perdarahan varises esofagus biasanya tanpa rasa sakit dan masif, serta berhubungan dengan
tanda perdarahan saluran cerna lainnya, seperti takikardi dan syok. Faktor risiko untuk
perdarahan pada orang dengan varises adalah derajat hipertensi portal dan ukuran dari varises.
Varises sangat tidak mungkin untuk terjadi perdarahan jika tekanan portal < 12 mmHg.
Perdarahan varises didiagnosis atas dasar ditemukannya satu dari penemuan pada
endoskopi, yaitu tampak adanya perdarahan aktif, white nipple, bekuan darah pada varises.
Sedangkan adanya red wale markings atau cherry red spots yang menandakan baru saja
mengeluarkan darah atau adanya risiko akan terjadinya perdarahan

125
Gambar 5. Derajat varises esofagus

Cherry-red spots
Red wale marking

Gambar 6. Pemeriksaan varises esofagus dengan endoskopi

Pada pasien dengan dugaan terjadi perdarahan dari varises, perlu dilakukan
pemeriksaan EGD. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan sesegera mungkin setelah masuk
rumah sakit (12 jam), khususnya pada pasien dengan perdarahan yang secara klinis jelas.
Penundaan lebih lama (24 jam) dapat di lakukan pada kasus perdarahan ringan yang
memberikan respon dengan vasokonstriktor.
Pada saat dilakukan endoskopi, ditemukan perdarahan dari varises esofagus atau varises
gaster. Varises diyakini sebagai sumber perdarahan, ketika vena menyemprotkan darah atau
ketika ada darah segar dari esophageal-gastric junction di permukaan varises atau ketika ada
darah segar di fundus, jika terdapat varises lambung. Dalam keadaan tidak ada perdarahan aktif
(lebih dari 50% kasus) atau adanya varises sedang dan besar dengan tidak adanya lesi, maka
varises potensial untuk menjadi sumber perdarahan yang potensial.
Untuk penatalaksanaan yang optimal, sangat penting memahami pasien yang
kemungkinan besar dapat terjadi perdarahan. Faktor klinis berhubungan dengan peningkatan
risiko perdarahan varises pertama, termasuk penggunaan alkohol dan fungsi hati yang buruk.
Kombinasi dari pemeriksaan klinis dan endoskopi termasuk mencari klasifikasi Child-Pugh
pada sirosis berat, varises yang besar dan adanya red wale markings sangat berhubungan
dengan risiko kejadian perdarahan pertama pada pasien dengan sirosis.

C. Penatalaksanaan Varises Esofagus


Tujuan penatalaksanaan perdarahan gastrointestinal adalah stabilisasi pada
hemodinamik, meminimalkan komplikasi dan mempersiapkan terapi yang efektif untuk
mengontol perdarahan. Resusitasi awal harus dengan cairan intravena dan produk darah, serta
penting perlindungan pada saluran nafas. Setelah dicapai hemodinamik yang stabil, namun bila
perdarahan terus berlanjut hendaknya dilakukan pemeriksaan endoskopi untuk melihat sumber
126
perdarahan, dan untuk identifikasi kemungkinan pilihan terapi seperti skleroterapi, injeksi
epineprin atau elektrokauter.

127
Gambar 7. Algoritma penatalaksanaan perdarahan varises esophagus
Pilihan terapi untuk perdarahan varises adalah dengan terapi endoskopi. Terapi
endoskopi terbukti efektif mengendalikan perdarahan aktif dan dapat menurunkan mortalitas
serta efektif mencegah perdarahan varises berulang di bandingkan terapi medikamentosa.
Berikut algoritma penatalaksaan perdarahan saluran cerna bagian atas dengan
kecurigaan penyebab varises esophagus.
Ligasi bertujuan untuk merangsang trombosis, nekrosis dan terbentuk parut.
Keuntungan terapi ini adalah rata-rata komplikasi rendah, secara keseluruhan morbiditas dan
mortalitas karena perdarahan lebih rendah dibandingkan skleroterapi, serta awal perdarahan
ulang biasanya jarang dibandingkan dengan skleroterapi. Kerugiannya adalah terbatasnya
pandangan pada kasus perdarahan yang masif, sebab darah pada esofagus akan menghalagi
tutup plastik dimana pita elastik akan dipasang. Varises di tarik ke dalam ujung endoskop dan
diligasi dengan pita plastic.

128
Gambar 8. Alat untuk ligasi
Skleroterapi dengan polidocanol (etoksiskerol), pada prinsipnya adalah memberikan
tekanan dan trombosis pada varises, menginduksi inflamasi dengan akibat terbentuk parut.
Disuntikkan pada daerah para varises atau intra varises. Terapi ini sudah terbukti, baik pada
kasus dimana lapang pandang buruk dan relatif lebih mudah dilakukan.

Gambar 9. Alat skleroterapi


Teknik tindakan skleroterapi dilakukan dengan posisi miring, bagian atas fleksi,
terpasang oksimetri, alat dimasukan dan perdarahan varises diidentifikasi. Injeksi dimulai
dekat kardia. Suntikan pada intravarises dan paravarises. Disuntikan 0,5 ml disekitar varises
(untuk kompresi, inflamasi dan fibrosis) dan 0,1 ml langsung pada varises (merangsang
trombosis), maksimum suntikan 2 ml pada setiap tempat suntikan. Jika terdapat perdarahan
setelah suntikan, berikan tekanan pada varises sekitar 1 menit.

D. Prognosis
Pada pasien dengan varises esofagus, sekitar 30% akan mengalami perdarahan pada
tahun pertama setelah didiagnosis. Angka kematian akibat episode perdarahan tergantung pada
tingkat keparahan penyakit hati yang mendasari.

129
Kematian yang disebabkan karena perdarahan berkisar antara <10% pada pasien sirosis
dengan klasifikasi Child-Pugh A yang kompensata sampai >70% pada pasien sirosis dengan
Child-Pugh C. Risiko terjadinya perdarahan ulang tinggi mencapai 80% dalam 1 tahun.
Pada pasien yang tidak diterapi sekitar 60% akan terjadi perdarahan ulang yang
berlanjut dalam 1-2 tahun.

4. KISTA DUKTUS KOLEDOKUS


A. Definisi
Kista duktus koledokus adalah dilatasi kistik dari saluran empedu baik intrahepatik
maupun ekstrahepatik. Kista koledokus adalah penyebab paling sering ikterus obstruktif pada
anak-anak, namun dapat juga gejala awalnya muncul pada usia dewasa.
Insiden di Asia lebih tinggi, Sekitar 33-50% kasus dari Jepang dengan frekuensi
mencapai 1 kasus per 1000 populasi. Kista koledokus lebih banyak terjadi pada wanita dengan
rasio (4 : 1) terhadap laki-laki. 40% – 60% terjadi pada penderita dengan usia di bawah 10
tahun. 52% – 76% terjadi pada penderita di bawah umur 20 tahun dan 83% – 90% terjadi di
bawah usia 30 tahun.
Etiologi Kista Duktus Choledocus belum dapat diketahui dengan pasti. Mungkin
banyak faktor yang berperan dan diduga kongenital atau didapat (Acquired).

B. Tipe dan Manifestasi Klinis


Terdapat 5 tipe Kista Duktus Choledocus. Tipe I merupakan suatu dilatasi fisiformis
atau sakular duktus hepatikus komunis atau duktus koledokus proksimal atau keduanya. Tipe
II merupakan suatu divertikulum yang muncul bilateral terhadap dinding koledokus. Tipe III
(Choledokokel) melibatkan dilatasi lokalisata bagian intraduodenum, duktus koledokus
kadang kadang mencakup orificium duktus pancreatikus. Tipe IV mencakup berupa daerah
dilatasi kistik sepanjang koledokus & disebut seabagi penyakit saluran empedu polikistik atau
divertikulosis duktus koledokus. Tipe V merupakan suatu dilatasi fisiformis atau sakular
duktus hepatikus terjadi pada duktus intrahepatik terhubung sampai ke normal duktus
koledokus, yang juga biasanya disertai dengan fibrosis pada hepar (Caroli’s disease).

Tabel 4. Klasifikasi kista duktus koledokus menurut Todani

130
Gejala klinis pada Kista Duktus Choledocus tergantung dari usia penderita. Pada
neonatal dan bayi dijumpai ikterus. Pada anak yg lebih tua sering dijumpai trias gejala berupa
ikterus, nyeri perut dan massa pada kuadran atas kanan abdomen. Diagnosis penyakit ini
ditegakkan dengan gejala klinis (ikterus, nyeri perut dan massa abdomen), laboratorium dan
radiologi (USG, CT Scan saluran empedu).

C. Tata Laksana Kista Duktus Koledokus


Prinsip penangangan kista koledokus adalah reseksi total kista, memperbaiki dan
menjamin penyaluran empedu. Tidak ada terapi medikamentosa yang secara khusus mengobati
penyebab kista koledokus. Penanganan penyakit ini berdasarkan tipe I dan II berupa eksisi
kista ‘Roux-en-Y’ hepatikojejunostomi, tipe III berupa reseksi duodenum, sfingterotomi atau
sistoduodenostomy, tipe IV pengangkatan duktus bilier extrahepatik dan dilakukan
hepatikojejunostomi dan tipe V / Caroli’s Disease berupa lobektomi hepar dan transplantasi
hepar.

131
Gambar 10. Tipe kista duktus koledokus

132
BAB V
PERMASALAHAN DAN SARAN

Permasalahan
Selama bertugas di bangsal Sub Bagian Gastroenterologi ada permasalahan yang
didapatkan, antara lain adalah sebagai berikut :
1. Keterbatasan biaya keluarga penderita sehingga terdapat penundaan pemeriksaan dan
terapi yang dibutuhkan penderita, ditambah penderita tidak memiliki asuransi
kesehatan yang dapat membantu pembiayaan perawatan selama di rumah sakit.
2. Terdapat beberapa pemeriksaan yang belum tersedia di rumah sakit, sehingga
pemeriksaan harus dirujuk ke laboratorium luar, seperti pemeriksaan panel Ig E atophy
dan pemeriksaan hormon cortisol dan 17-OH-Progesteron.
3. Pemberian suplementasi prebiotik, probiotik atau sinbiotik belum termasuk dalam
formularium nasional.

Saran
Dari beberapa permasalahan di atas, kami mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Pihak RSDK menyediakan layanan dan konsultasi perihal pembiayaan perawatan dan
tata cara menggunakan asuransi kesehatan BPJS maupun dengan bentuk penjaminan
lainnya.
2. Merujuk pemeriksaan yang belum dapat dilakukan di RS ke laboratorium luar yang
dapat melakukan pemeriksaan yang dibutuhkan.
3. Memberikan edukasi pada keluarga tentang perlunya pemberian suplemen, dan
bekerjasama dengan keluarga untuk ketersediaan suplemen tersebut.

133
BAB VI
PENUTUP

Demikian telah kami sampaikan laporan kegiatan di Bangsal/Sub Bagian


Gastroenterologi selama 2 bulan yaitu dari tanggal 1 Mei - 30 Juni 2017.
Kami menyampaikan terima kasih kepada para Supervisor Sub Bagian
Gastroenterologi yang telah membimbing kami, khususnya dr. Ninung Rose DK, MSi.Med,
Sp.A(K), juga kami sampaikan terima kasih kepada teman sejawat, paramedis dan keluaga
penderita atas kerjasama yang telah terjalin selama kami bertugas.
Akhirnya kami mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan yang mungkin kami
lakukan selama bertugas. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk
perbaikan selanjutnya. Kami mohon bimbingan dan asupannya di masa yang akan datang.
Semoga laporan kegiatan ini dapat bermanfaat.

Semarang, Juli 2017


Penyusun

Ririn Esterina
Novel Widya Saputra

134
BAB VII
RESUME PASIEN RAWAT INAP

KASUS 1 (DIARE)

A. Identitas
Nama : By Ny Budiani
Umur : 3 Bulan 19 hari
No CM : C623818
Alamat : Wonodri baru Rt 006/ 002 Semarang
MRS : 01/06/2017

B. Anamnesis ( Alloanamnesa dengan Ny. Budiani, ibu kandung)


Keluhan Utama
BAB cair
Riwayat Penyakit Sekarang
± 1 hari SMRS anak SMRS anak mencrek 6x/24 jam, BAB cair dengan air dan ampas, warna
kuning, lendir (-), darah (-). Anak tampak kehausan, BAK terakhir pagi hari, sebelum dibawa
ke IGD. Mata anak tampak beih cekung dibanding biasanya, muntah (-), demam nglemeng (+).
Setiap harinya anak minum susu formula S26 dan ASI

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat sakit seperti ini sebelumnya disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada keluarga yang menderita sakit seperti ini.

C. Pemeriksaan Fisik ( 01 Juni 2017)


KU : sadar,
TV : HR : 116 x/menit N : reg, i/t cukup
RR : 24 x/menit t : 37 oC
BB : 5940 gr WAZ : - 0.10
PB : 60 cm HAZ : -1,11 SD

135
LK : 39 cm WHZ : -1.41
Mata : conj. Pucat (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung : napas cuping (-), sekret (–)
Mulut : pucat (-), sianosis (-)
Thorax : simetris, retraksi (-)
Cor : BJ I-II N, bising -, gallop -
Pulmo : SD: vesikuler +/+ +/+
ST: hantaran -/- -/-
RBH -/- -/-
wheezing -/- -/-
Abdomen : I : datar, supel
A : BU + N
Pa : Hepar/ Lien tidak teraba
Extremitas : sianosis -/- -/-
CRT <2” <2”

D. Pemeriksaan Penunjang
Hematologi Rujukan Satuan 31/05/17 01/6/17
Hb 13.60-19.60 g/dl 12.3 11.9
Ht 44-62 % 39 36.3
Eritrosit 3.1-5.1 10^6/ ul 4.56 4.4
MCH 24,00-34,00 Pg 27 27
MCV 83-110 Fl 85.5 82.5
MCHC 29,00-36,00 g/dl 31.5 32.8
Leukosit 6-17.5 10^3/ ul 7.6 10
Trombosit 150-400 ribu/ mmk 295 280
RDW 11,6-14,8 % 13.8 13.4
MPV 4,00- 11,00 Fl 10.2 11.6
Hitung jenis
Eosinofil 2-5 % 2
Basofil 0-4 % 0
Batang 2-5 % 0
Segmen 45-75 % 23

136
Monosit 5-15 % 66
Limfosit 20-40 % 6
Kimia Klinik
GDS 80-160 mg/dl 86
Ureum 15-39 mg/dl 20
Kreatinin 0.60-1.30 mg/dl 0.46
Calcium 2.12-2.52 mmol/L 2.44
Natrium 136-145 mmol/L 140 139
Kalium 3.5-5.1 mmol/L 6.0 5.5
Chlorida 98-107 mmol/L 107 116

Feses Rutin Rujukan Satuan 31/05/17


Makroskopis
Warna Kuning
Konsistensi Lembek
Mikroskopis
Ascaris Neg Neg
Ankilostoma Neg Neg
Trkhiuris Neg Neg
Oxyuris Neg Neg
Kista Neg Neg
Entamoeba
E Histolitica Neg Neg
E Coli Neg Neg
Sisa Makanan Neg
Lemak Neg Neg
Karbohidrat Neg Neg
Protein Neg Neg
Daging Neg Neg
Tumbuhan Neg Neg
Sel
Eritrosit Neg /LPB Neg
Leukosit Neg /LPB Neg

137
Epitel Neg /LPK Neg
Lain-lain Neg
Bakteri Neg
Jamur Neg Yeast +/Pos

Gambaran darah tepi (31/05/2017)


Eritrosit : Anisositosis ringan (normosit, mikrosit)
Poikilositosis ringan (ovalosit, pear shape, tear drop, eliptosit)
Trombosit : Estimasi jumlah menurun
Bentuk besar (+), dominasi bentuk normal
Leukosit : Estimasi jumlah normal, limfositosis relative +, Limfosit terkativasi +

E. Diagnosis
- Diare Akut Tanpa tanda dehidrasi
- Gizi baik perawakan normal
- Hiperkalemi
F. Tatalaksana
⁻ Inf. D 5 ½ NS 480/20/5 tpm
Peroral
⁻ Zinc 10 mg/24 jam
⁻ Oralit 50 -100 ml/BAB
⁻ Diet ASI ad lib
Program :
⁻ Evaluasi KU, tanda vital, tanda dehidrasi
⁻ Cek Elektrolit tanggal 3 Juni 2017

KASUS 2 (DIARE)
A. Identitas
Nama : Airlangga
Umur : 7 Bulan 1 hari
No CM : C639853
Alamat : Srinindito I Rt 008/ 001 ngemplak simongan Semarang

138
MRS : 07/06/2017

B. Anamnesis ( Alloanamnesa dengan Ny. Esti Rejeki, ibu kandung)


Keluhan Utama
Hematemesis (Rujukan RST dengan hematemesis dan disentriformis)
Riwayat Penyakit Sekarang
± 2.5 hari SMRS anak demam terus menerus, muntah darah segar, mimisan (-), gusi berdarah
(-), BAB cair 3x/24 jam, lendir darah (+), coklat dibawa ke RST dirawat selama 2 hari diberi
obat belum ada perbaikan
± 1 hari SMRS, anak muntah darah, warna merah darah segar ± 1 sendok makan, batuk
berdahak (-), pilek (-) dirujuk ke RSDK, BAB hari ini 2x, warana merah segar (-), ampas (+),
anak sudah makan bubur (nasi,sayuran), susus formula

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat sakit seperti ini sebelumnya disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada keluarga yang menderita sakit seperti ini.

C. Pemeriksaan Fisik ( 07 Juni 2017)


KU : sadar,
TV : HR : 120 x/menit N : reg, i/t cukup
RR : 24 x/menit t : 36.8 oC
BB : 6.8 kg
PB : 65 cm
Mata : conj. Pucat (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung : napas cuping (-), sekret (–)
Mulut : pucat (-), sianosis (-)
Thorax : simetris, retraksi (-)
Cor : BJ I-II N, bising -, gallop -
Pulmo : SD: vesikuler +/+ +/+
ST: hantaran -/- -/-
RBH -/- -/-
wheezing -/- -/-
139
Abdomen : I : datar, supel
A : BU + N
Pa : Hepar/ Lien tidak teraba
Extremitas : sianosis -/- -/-
CRT <2” <2”

D. Pemeriksaan Penunjang
Hematologi Rujukan Satuan 07/06/17 08/6/17
Hb 9,50-12,50 g/dl 12.0
Ht 36-44 % 34.8
Eritrosit 3,1-5,5 10^6/ ul 4.21
MCH 24,00-34,00 Pg 28.6
MCV 83-110 Fl 82.6
MCHC 29,00-36,00 g/dl 34.6
Leukosit 6-17,5 10^3/ ul 12.6
Trombosit 150-400 ribu/ mmk 479
RDW 11,6-14,8 % 12.1
MPV 4,00- 11,00 Fl 6.38
Hitung jenis
Eosinofil 2-5 % 7
Basofil 0-4 % 0
Batang 2-5 % 0
Segmen 45-75 % 27
Monosit 5-15 % 8
Limfosit 20-40 % 58
Kimia Klinik
GDS 80-160 mg/dl 91
Ureum 15-39 mg/dl 9
Kreatinin 0.60-1.30 mg/dl 0.5
Calcium 2.12-2.52 mmol/L 2.49
Natrium 136-145 mmol/L 142 131
Kalium 3.5-5.1 mmol/L 6.3 5.0
Chlorida 98-107 mmol/L 109 97

140
Koagulasi
PPT 10.6
PPTK 10.7
APTT 27.0
APTTK 30.5
D Dimer Kuantitatif > 4000
Titer Fibrinogen 328.6

Gatroscopy 09 Juni 2017


Kesimpulan
Gastritis dan Duodenitis curiga karena proses inflamasi DD Alergi
Infeksi

Feses Rutin Rujukan Satuan 07/06/17


Makroskopis
Warna coklat
Konsistensi Lembek
Mikroskopis
Ascaris Neg Neg
Ankilostoma Neg Neg
Trkhiuris Neg Neg
Oxyuris Neg Neg
Kista Neg Neg
Entamoeba
E Histolitica Neg Neg
E Coli Neg Neg
Sisa Makanan Neg
Lemak Neg +/Pos
Karbohidrat Neg +/Pos
Protein Neg +/Pos
Daging Neg Neg
Tumbuhan Neg Neg
Sel
Eritrosit Neg /LPB Neg

141
Leukosit Neg /LPB 1-3
Epitel Neg /LPK Neg
Lain-lain Neg
Bakteri ++/Pos 2
Jamur Neg Neg
Gambaran darah tepi (07/06/2017)
Eritrosit : Anisositosis ringan (normosit, mikrosit)
Poikilositosis ringan (ovalosit, pear shape, tear drop, eliptosit)
Trombosit : Estimasi jumlah meningkat
Bentuk besar (+), dominasi bentuk normal
Leukosit : Estimasi jumlah normal, Neutrofilia, Limfosit atypical +

E. Diagnosis
- Diare Akut lendir darah tanpa tanda dehidrasi DD Disentri
- Obs Hematemesis DD Saluran Cerna Atas
Saluran Cerna Bawah
- Gizi Baik perawakan normal
- Hiperkalemi

F. Tatalaksana
⁻ Inf. D 10% 480/20/5 tpm + NaCl 3 % (2meq) 28 ml dalam 500 cc D10%
⁻ Inj Intravena omeprazole 3.5 mg/12 jam
⁻ Inj Ca gluconas 2 ml/12 jam
Peroral
⁻ Zinc 20 mg/24 jam
⁻ Oralit 100 ml/BAB atau muntah
⁻ Paracetamol 70 mg/4-6 jam (t≥380 c)
⁻ Sucralfat 125 mg/8jam
Program :
⁻ Evaluasi KU, tanda vital, tanda dehidrasi, produksi NGT
⁻ Endoskopi
⁻ Kultur feses
⁻ Cek IgE atopi

142
⁻ Cek ulang elektrolit

KASUS 3 (DIARE)
A. Identitas
Nama : Andrian Chandra Pratama
Umur : 7 Bulan 29 hari
No CM : C639990
Alamat : Boom Lama Kp Pabelan Rt 001/ 003 Kuningan Semarang Utara
MRS : 08/06/2017

B. Anamnesis ( Alloanamnesa dengan Ny. Anita, ibu kandung)


Keluhan Utama
BAB Cair
Riwayat Penyakit Sekarang
± 3 hari SMRS anak dema, demam tidak tinggi (orang tua tidak mengukur suhu), demam
disertai batuk (+) dan pilek (+), muntah (-), Diare (-), nyeri saat BAK (-), BAB tidak ada
keluhan.
± 1 hari SMRS, anak demam mulai turun, batuk berkurang, diare (+) 4x/24 jam, cair, ampas
(+) sedikit menyemprot, warna kuning, bau asam (-), lendir (-), darah (-), anak tampak
kehausan (-)
Keluhan saat ini diare 7-8x/24 jam, cair (+), ampas (+) sedikit, warna kuning, lendir (-), darah
(-), muntah (-), demam (-)

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat sakit seperti ini sebelumnya disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada keluarga yang menderita sakit seperti ini.

C. Pemeriksaan Fisik ( 08 Juni 2017)


KU : sadar,
TV : HR : 120 x/menit N : reg, i/t cukup
RR : 26 x/menit t : 36.8 oC
143
BB : 6.9 kg LK : 43 cm HAZ : +0.59
PB : 72 cm WAZ : -1.99 WHZ : -3.17
Mata : conj. Pucat (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung : napas cuping (-), sekret (–)
Mulut : pucat (-), sianosis (-)
Thorax : simetris, retraksi (-)
Cor : BJ I-II N, bising -, gallop -
Pulmo : SD: vesikuler +/+ +/+
ST: hantaran -/- -/-
RBH -/- -/-
wheezing -/- -/-
Abdomen : I : datar, supel
A : BU + N
Pa : Hepar/ Lien tidak teraba
Extremitas : sianosis -/- -/-
CRT <2” <2”

D. Pemeriksaan Penunjang
Hematologi Rujukan Satuan 08/06/17 09/6/17
Hb 9,50-12,50 g/dl 9.9 9.9
Ht 36-44 % 32.4 32.3
Eritrosit 3,1-5,5 10^6/ ul 5.68 5.75
MCH 24,00-34,00 Pg 17.4 17.2
MCV 83-110 Fl 57 56.2
MCHC 29,00-36,00 g/dl 30.6 30.7
Leukosit 6-17,5 10^3/ ul 19.3 15.4
Trombosit 150-400 ribu/ mmk 544 532
RDW 11,6-14,8 % 23.1 23.3
MPV 4,00- 11,00 Fl
Kimia Klinik
GDS 80-160 mg/dl 69
Ureum 15-39 mg/dl 21
Kreatinin 0.60-1.30 mg/dl 0.6

144
Calcium 2.12-2.52 mmol/L 2.5
Natrium 136-145 mmol/L 130
Kalium 3.5-5.1 mmol/L 4.0
Chlorida 98-107 mmol/L 9.7

Feses Rutin Rujukan Satuan 09/06/17


Makroskopis
Warna Hijau
Konsistensi Lembek
Mikroskopis
Ascaris Neg Neg
Ankilostoma Neg Neg
Trkhiuris Neg Neg
Oxyuris Neg Neg
Kista Neg Neg
Entamoeba
E Histolitica Neg Neg
E Coli Neg Neg
Sisa Makanan Neg
Lemak Neg Neg
Karbohidrat Neg Neg
Protein Neg Neg
Daging Neg Neg
Tumbuhan Neg Neg
Sel
Eritrosit Neg /LPB Neg
Leukosit Neg /LPB Neg
Epitel Neg /LPK Neg
Lain-lain Neg
Bakteri ++/Pos 2
Jamur Neg +/Pos

145
E. Diagnosis
- Diare Akut dehidrasi tidak berat DD Viral
Bakteri
Malasorbsi
- Febris 3 hari DD Ispa
- Severe acute malnutrition
F. Tatalaksana
⁻ Inf. D 5 ¼ NS 360/15/5 tpm mikro
Peroral
⁻ Resomal 50 ml/diare
⁻ Zinc 10 mg/24 jam
⁻ Paracetamol 70 mg/4-6 jam (t≥380 c)
⁻ Asam folat 1 mg/24 jam
⁻ Vit A 100.000 IU (single dose)
⁻ Diet 12 x 80 ml F75
Program :
⁻ Konsul TS Nutrisi dan Penyakit metabolik
⁻ Tunggu hasil DR, Ca, GDS, Elektrolit
⁻ Cek feses rutin

KASUS 4 (ABSES HEPAR)


A. Identitas
Nama : Muhammad Jafar Jamil
Umur : 9 tahun 4 hari
No CM : C641127
Alamat : Ngawen Rt 002/002 Wedung Demak
MRS : 17/06/2017

B. Anamnesis ( Alloanamnesa dengan Ny. Subiyanti, ibu kandung)


Keluhan Utama
Nyeri perut
Riwayat Penyakit Sekarang

146
± 9 hari SMRS anak mengeluh nyeri perut, nyeri dirasakan terus menerus seperti ditusuk tusuk,
demam (-), mual (-)
± 8 hari SMRS, anak mengeluh dema, demam naik turu, suhu tidak diukur, diberi obat turun
panas, demam turun tapi kemudian naik lagi beberapa jam kemudian, nyeri perut (+), batuk (-
) , pilek (-), Baka warna kuning jernih terakhir 4 hari yang lalu, berobat ke mantra diberi obat
jadi mual (+), muntah (+). Dibawa ke RSU Demak dirawat selama 3 hari dilakukan USG >
abses hepar kemudian dirujuk ke RSDK

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat sakit seperti ini sebelumnya disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada keluarga yang menderita sakit seperti ini.

C. Pemeriksaan Fisik ( 17 Juni 2017)


KU : sadar,
TV : HR : 108 x/menit N : reg, i/t cukup
RR : 24 x/menit t : 36.9 oC
BB : 24 kg WAZ : -1.1 HAZ : -1.27
PB : 125 cm BMI : -0.46
Mata : conj. Pucat (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung : napas cuping (-), sekret (–)
Mulut : pucat (-), sianosis (-)
Leher : Pembesaran nnll +/+
Thorax : simetris, retraksi (-)
Cor : BJ I-II N, bising -, gallop -
Pulmo : SD: vesikuler +/+ +/+
ST: hantaran -/- -/-
RBH -/- -/-
wheezing -/- -/-
Abdomen : I : datar, supel
A : BU + N
Pa : Nyeri tekan terlokalisir di hipokondria kanan
Hepar teraba 2 cm BAC, tajam, kenyal. Lien S0
147
Extremitas : sianosis -/- -/-
CRT <2” <2”

D. Pemeriksaan Penunjang
Hematologi Rujukan Satuan 16/06/17
Hb 9,50-12,50 g/dl 11.9
Ht 36-44 % 37.5
Eritrosit 3,1-5,5 10^6/ ul 4.59
MCH 24,00-34,00 Pg 25.9
MCV 83-110 Fl 81.7
MCHC 29,00-36,00 g/dl 31.7
Leukosit 6-17,5 10^3/ ul 17.7
Trombosit 150-400 ribu/ mmk 450
RDW 11,6-14,8 % 13.3
MPV 4,00- 11,00 Fl 10.5
Hitung jenis
Eosinofil 2-5 % 1
Basofil 0-4 % 0
Batang 2-5 % 0
Segmen 45-75 % 79
Monosit 5-15 % 5
Limfosit 20-40 % 15
Kimia Klinik
GDS 80-160 mg/dl 92
Ureum 15-39 mg/dl 13
Kreatinin 0.60-1.30 mg/dl 0.6
Calcium 2.12-2.52 mmol/L 2.15
Natrium 136-145 mmol/L 142
Kalium 3.5-5.1 mmol/L 4.3
Chlorida 98-107 mmol/L 103
SGOT 15-34 21
SGPT 15-60 10

148
Gamma GT 5-85 41
Bilirubin total 0.3-1.2 0.24
Bilirubin direk 0.0-0.2 0.12
Total protein 6.4-8.2 7.3
Albumin 3.4-5.0 4.0
Globulin 2.3-3.5 3.3
Koagulasi
PPT 14.7-21.7 16.4
PPTK 17.6
APTT 9.4 11.1
APTTK 10.9
Titer Fibrinogen 154.3-397.9 794.4
Kimia Klinik
Alkali phosphatase 50-136 146

Feses Rutin Rujukan Satuan 17/06/17


Makroskopis
Warna coklat
Konsistensi Lembek, lendir
Mikroskopis
Ascaris Neg Neg
Ankilostoma Neg Neg
Trkhiuris Neg Neg
Oxyuris Neg Neg
Kista Neg Neg
Entamoeba
E Histolitica Neg Neg
E Coli Neg Neg
Sisa Makanan Neg
Lemak Neg +/Pos
Karbohidrat Neg +/Pos
Protein Neg +/Pos

149
Daging Neg Neg
Tumbuhan Neg Neg
Sel
Eritrosit Neg /LPB 3-5
Leukosit Neg /LPB 25-30
Epitel Neg /LPK Neg
Lain-lain Neg
Bakteri +++/Pos 3
Jamur Neg Yeast cell +/Pos
Hyfa +/Pos

Gambaran darah tepi (16/06/2017)


Eritrosit : Normositik
Poikilositosis ringan (ovalosit, stomatosit)
Trombosit : Estimasi jumlah normal
Bentuk normal
Leukosit : Estimasi jumlah meningkat, Neutrofilia

MSCT abdomen dengan kontras 19 juni 2017


Kesan
 Hepatomegali dengan lesi kistik rim enhanced pada segmen 6-7 hepar(uk AP 4.8
cc5.45 ll 4.4cm) dengan rim edema parenkim pada gambaran periportal collar sign
 Limfoid pada periporta
 Efusi pleura kanan dan compression atelectasis paru kanan
> gambaran amoebic abcess hepar

E. Diagnosis
- Obs abdominal pain DD Susp Abses hepar
- Febris 8 hari dd abses hepar
- Leukositosis ( 17.700)
- Trombositosis ( 450.000)
- Efusi pleura dextra

150
F. Tatalaksana
⁻ Inf. D 5 ½ NS 960/40/10 tpm
⁻ Inj Ceftriaxone 1.2 gr/24 jam
⁻ Inj Metronidazol 180 mg/24 jam
⁻ Inj Gentamicin 150 mg/24 jam
Peroral
⁻ Paracetamol 70 mg/4-6 jam (t≥380 c)
⁻ Sucralfat 125 mg/8jam
Program :
⁻ Tunggu hasil kultur darah (16/6/2017)
⁻ Konsul respirologi
⁻ Konsul bedah anak untuk drainase abses
⁻ MSCT abdomen kontras
⁻ Cek LED, ALP, Studi koagulasi
⁻ Konsul anestesi setelah ada jadwal MSCT

KASUS 5 (ATRESIA BILIER)


A. Identitas
Nama : Muhammad Rafka Putra
Umur : 8 Bulan 8 hari
No CM : C639569
Alamat : Karangsari Rt 004/004 Sumurrejo Gunungpati
MRS : 13/06/2017

B. Anamnesis ( Alloanamnesa dengan Ny. Ariyanti, ibu kandung)


Keluhan Utama
Perut membesar
Riwayat Penyakit Sekarang
± 2 bulan SMRS anak dikeluhkan perut mulai membesar, kuning (+) sejakn ± 1.5 bulan. Kuning
dimulai dari mata ke kaki, mual (-), muntah (-), batuk (-), demam (-), BAK the (-), BAB warna
dempul (-), pasien dibawa ke poli anak RSDK disarankan di cek lab, foto rontgen, konsul mata,
pasien didiagnosa susp allagile syndrome di sarankan rawat inap

151
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat sakit seperti ini sebelumnya disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada keluarga yang menderita sakit seperti ini.

C. Pemeriksaan Fisik ( 13 Juni 2017)


KU : sadar, tampak ikterik
TV : HR : 100 x/menit N : reg, i/t cukup
RR : 34 x/menit t : 36.8 oC
Mata : conj. Pucat (-/-), sklera ikterik (+/+)
Hidung : napas cuping (-), sekret (–)
Mulut : pucat (-), sianosis (-)
Leher : Pembesaran nnll +/+
Thorax : simetris, retraksi (-)
Cor : BJ I-II N, bising -, gallop -
Pulmo : SD: vesikuler +/+ +/+
ST: hantaran -/- -/-
RBH -/- -/-
wheezing -/- -/-
Abdomen : I : cembung, supel, hernia umbilicalis (+)
A : BU + N
Pa : Nyeri tekan terlokalisir di hipokondria kanan
Hepar teraba 3 cm BAC. Lien S2-3
Pe : Undulasi (+), ascites (+)
Extremitas : sianosis -/- -/-
CRT <2” <2”
Genitalia Edema scrotum +

D. Pemeriksaan Penunjang
Hematologi Rujukan Satuan 12/06/17 21/6/17
Hb 9,50-12,50 g/dl 9.2 7,9

152
Ht 36-44 % 29.9 25.1
Eritrosit 3,1-5,5 10^6/ ul 3.52 2.95
MCH 24,00-34,00 Pg 26.1 26.8
MCV 83-110 Fl 84.9 85.1
MCHC 29,00-36,00 g/dl 30.8 31.5
Leukosit 6-17,5 10^3/ ul 7.6 6
Trombosit 150-400 ribu/ mmk 102 78
RDW 11,6-14,8 % 20 19.8
MPV 4,00- 11,00 Fl

Kimia Klinik
Ureum 15-39 mg/dl 6
Kreatinin 0.60-1.30 mg/dl 0.1
Bilirubin total 0.3-1.2 13.55
Bilirubin direk 0.0-0.2 8.65
Albumin 3.4-5.0 2.2 2.9
Koagulasi
PPT 14.7-21.7 12.4 16.4
PPTK 10.7 14.7
APTT 9.4 55.4 40.4
APTTK 27.8 35.9

USG abdomen dengan kontras 6 juni 2017


Kesan
Gambaran kronis hepar dd alagille syndrome
Metabolik
Billiary atresia
Splenomegali
Ascites

E. Diagnosis
- Kolestasis DD Intrahepatik

153
DD Susp Syndrom allagile
- Ascites
- Hipoalbumin (2.2)
- Anemia normositik normokromik (9.2)
- Pemanjangan studi koagulasi

F. Tatalaksana
⁻ Inf. D 5 ½ NS 240/10ml/10 tpm Inj Furosemid 3.5 mg/12 jam
⁻ Inj furosemide 3.5 mg/12 jam
⁻ Inj Vit K 2 mg/24 jam

Peroral
⁻ Urdafalk 50 mg/12 jam
⁻ Spironolactone 3.125 mg/12 jam
Topikal
- Gentamicin cream ue/8 jam
Program :
⁻ Cek studi koagulasi (PT,PTTK, INR) albumin setelah injeksi Vit K hari ke3
⁻ Balance cairan/ diuresis tiap 12 jam

KASUS 6 (DIARE)
A. Identitas
Nama : Malika Kanaya
Umur : 1 tahun 2 bulan 30 hari
No CM : C640978
Alamat : Srinindito Rt 002/015 Ngemplak Simongan Semarang
MRS : 15/06/2017

B. Anamnesis ( Alloanamnesa dengan Ny. Dwi, ibu kandung)


Keluhan Utama
BAB Cair
Riwayat Penyakit Sekarang

154
± 3 hari SMRS anak mmendadak demam tinggi (orang tua tidak mengukur suhu), muntah (-),
Diare (+), cair, ampas (+), sedikit nyemprot, lendir (-), darah (-), warna hijau, bau amis, BAB
± 5x/hari, anak masih mau minum, tampak kehausan (+), anak dibawa berobat ke puskesmas
tapi tidak ada perbaikan.
± 1 hari SMRS, anak masih demam dan diare, mata cekung(+), mulut kering(+), anak amsih
mau minum, BAK jumlah berkurang > RSDK

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat sakit seperti ini sebelumnya disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada keluarga yang menderita sakit seperti ini.

C. Pemeriksaan Fisik ( 08 Juni 2017)


KU : sadar,
TV : HR : 100 x/menit N : reg, i/t cukup
RR : 22 x/menit t : 36.8 oC
BB : 8 kg HAZ : +0.21
PB : 78 cm WAZ : -1.5 WHZ : -2.23
Mata : conj. Pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), cowong (-/-)
Hidung : napas cuping (-), sekret (–)
Mulut : pucat (-), sianosis (-)
Thorax : simetris, retraksi (-)
Cor : BJ I-II N, bising -, gallop -
Pulmo : SD: vesikuler +/+ +/+
ST: hantaran -/- -/-
RBH -/- -/-
wheezing -/- -/-
Abdomen : I : datar, supel
A : BU + N
Pa : Hepar/ Lien tidak teraba
Extremitas : sianosis -/- -/-
CRT <2” <2”

155
Pemeriksaan Penunjang

Hematologi Rujukan Satuan 15/06/17 19/6/17


Hb 9,50-12,50 g/dl 12.3
Ht 36-44 % 36.5
Eritrosit 3,1-5,5 10^6/ ul 4.74
MCH 24,00-34,00 Pg 25.9
MCV 83-110 Fl 77
MCHC 29,00-36,00 g/dl 33.7
Leukosit 6-17,5 10^3/ ul 15.3
Trombosit 150-400 ribu/ mmk 249
RDW 11,6-14,8 % 13.7
MPV 4,00- 11,00 Fl 10
Kimia Klinik
GDS 80-160 mg/dl 123
Ureum 15-39 mg/dl 23
Kreatinin 0.60-1.30 mg/dl 0.66
Calcium 2.12-2.52 mmol/L 2.23 2.19
Natrium 136-145 mmol/L 135 138
Kalium 3.5-5.1 mmol/L 2.3 5.1
Chlorida 98-107 mmol/L 96 102

Feses Rutin Rujukan Satuan 16/06/17


Makroskopis
Warna kuning
Konsistensi Lembek, lendir
Mikroskopis
Ascaris Neg Neg
Ankilostoma Neg Neg
Trkhiuris Neg Neg
Oxyuris Neg Neg

156
Kista Neg Neg
Entamoeba
E Histolitica Neg Neg
E Coli Neg Neg
Sisa Makanan Neg
Lemak Neg +/Pos
Karbohidrat Neg +/Pos
Protein Neg ++/Pos 2
Daging Neg Neg
Tumbuhan Neg Neg
Sel
Eritrosit Neg /LPB 0-1
Leukosit Neg /LPB 0-1
Epitel Neg /LPK 0-1
Lain-lain Neg
Bakteri +++/Pos 3
Jamur Neg Neg

E. Diagnosis
- Diare Akut tanpa tanda dehidrasi pasca dehidrasi tak berat
DD Sekretorik
Osmotik
DD Inf Bakterial
Inf Viral
DD Malabsorbsi
- Gizi Kurang perawakan normal
- Imbalance elektrolit (Hipokalemi 2.7)
- Global Developmental Delay

F. Tatalaksana
⁻ Inf. D D 5% 480/20ml/5 tpm + NaCl 3 % (2meq) 32 ml dalam 500 cc D10%
+ KCL otsu (4 meq) 25 ml
- Inj Ceftriaxone 400 mg/24 jam

157
Peroral
⁻ Zinc syrup 20 mg/24 jam
⁻ Oralit 100 ml/BAB atau muntah
⁻ Paracetamol 80 mg/24 jam (t≥38o c)
⁻ Diet 8 x 100 ml LLM, 3 x LLS
Program :
⁻ Tunggu hasil Feses rutin

KASUS 7 (CHOLESTASIS)
A. Identitas
Nama : Ayunda Sella Wulandari
Umur : 4 bulan 7 hari
No CM : C641855
Alamat : Kedungmutih rt 4/2 wedung demak jawa tengah
MRS : 22/06/2017

B. Anamnesis ( Alloanamnesa dengan Ny. Kholisatul, ibu kandung)


Keluhan Utama
Kuning
Riwayat Penyakit Sekarang
Anak dikeluhkan kuning sejak lahir, demam (-), mual (-), mntah (-), BAB kuning pucat, BAK
kuning jernih, lalu anak di bawa ke SpA diberikan obat tidak dilakukan fototerapi dan tidak
dirawat
± 1bulan SMRS anak makin kuning, perut mulai membesar, muntah (-), BAB pucat, anak
dibawa ke RS PKU muhammadiyah dilakukan USG dikatakan ada kista di liver anak
disarankan berobat ke RSDK. 1 minggu ini anak diare BAB cair ± 6x/24 jam, warna pucat,
ampas (+), lendir (+), darah (-)

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat sakit seperti ini sebelumnya disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada keluarga yang menderita sakit seperti ini.

158
C. Pemeriksaan Fisik ( 13 Juni 2017)
KU : sadar, tampak ikterik
TV : HR : 120 x/menit N : reg, i/t cukup
RR : 30 x/menit t : 36.3 oC
Mata : conj. Pucat (-/-), sklera ikterik (+/+)
Hidung : napas cuping (-), sekret (–)
Mulut : pucat (-), sianosis (-)
Leher : Pembesaran nnll +/+
Thorax : simetris, retraksi (-)
Cor : BJ I-II N, bising -, gallop -
Pulmo : SD: vesikuler +/+ +/+
ST: hantaran -/- -/-
RBH -/- -/-
wheezing -/- -/-
Abdomen : I : cembung, supel, hernia umbilicalis (+)
A : BU + N
Pa : Nyeri tekan terlokalisir di hipokondria kanan
Hepar teraba 3 cm BAC. Lien S0
Extremitas : sianosis -/- -/-
CRT <2” <2”

D. Pemeriksaan Penunjang
Hematologi Rujukan Satuan 22/06/17
Hb 9,50-12,50 g/dl 13.6
Ht 36-44 % 42.3
Eritrosit 3,1-5,5 10^6/ ul 5.13
MCH 24,00-34,00 Pg 26.5
MCV 83-110 Fl 82.5
MCHC 29,00-36,00 g/dl 32.2
Leukosit 6-17,5 10^3/ ul 6.1

159
Trombosit 150-400 ribu/ mmk 131
RDW 11,6-14,8 % 12.7
MPV 4,00- 11,00 Fl 11.2
Kimia Klinik
GDS 80-160 mg/dl 202
Ureum 15-39 mg/dl 85
Kreatinin 0.60-1.30 mg/dl 2.6
SGOT 15-34 27
SGPT 15-60 61
Albumin 3.4-5.0 3.9
Gamma GT 5-85 64
Bilirubin total 0.3-1.2 0.7
Bilirubin direk 0.0-0.2 0.2
Albumin 3.4-5.0 3.9
Calcium 2.12-2.52 mmol/L 2.1
Natrium 136-145 mmol/L 131
Kalium 3.5-5.1 mmol/L 3.6
Chlorida 98-107 mmol/L 103
Koagulasi
PPT 14.7-21.7 10.5
PPTK 10.5
APTT 27.7-40.2 37.3
APTTK 32

Rontgen Thorax 23 juni 2017


Kesan
Cor tidak membesar
Pulmo tak tampak infiltrat

F. Diagnosis
- Obs Kolestasis DD Intrahepatik
DD Susp Syndrom allagile
G. Tatalaksana

160
⁻ Inf. D 5 ½ NS 240/10ml/10 tpm
- Diet 8x90ml pregistimil
Program :
 USG abdomen ulang
 Cek IgM, IgG anti CMV
 Pulang menunggu tindakan

KASUS 8 (DIARE)
A. Identitas
Nama : Resti Sakira
Umur : 9 bulan 6 hari
No CM : C612065
Alamat : Teluk Karangawen Rt 007/007 Demak
MRS : 20/06/2017

B. Anamnesis ( Alloanamnesa dengan Ny. Nalia, ibu kandung)


Keluhan Utama
Kuning, (Rujukan RSUD Kodya semarang dengan susp atresia bilier dan diare)
Riwayat Penyakit Sekarang
± 5 hari SMRS anak BAB cair lebih 5x/24 jam, ampas (+), lender (-), darah (-), muntah (-),
anak masih mau makan dan minum, demam nglemeng (+), rewel (+), tampak haus, mata
cowong (-), dibawa ke RS kodya semarang dirawat 4 hari karena curiga atresia bilier dirujuk
ke RSDK
Riwayat kunin (+) sejak usia 1 bulan, pernah BAB dempul (+), pernah control ke RSDK
dikatakan suspek atresia billier, namun pengobatan tidak dilanjutkan dengan alasan biaaya,
riwayat demam lama (-), mual (-), muntah (-), kejang (-)

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat sakit seperti ini sebelumnya disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada keluarga yang menderita sakit seperti ini.

161
C. Pemeriksaan Fisik ( 20 Juni 2017)
KU : sadar,
TV : HR : 100 x/menit N : reg, i/t cukup
RR : 23 x/menit t : 36.7 oC
BB : 6.645 kg LK : 40.5 cm HAZ : -1.80
PB : 66 cm WAZ : -1.82 WHZ : -1.06
Mata : conj. Pucat (+/+), sklera ikterik (+/+)
Hidung : napas cuping (-), sekret (–)
Mulut : pucat (-), sianosis (-)
Thorax : simetris, retraksi (-)
Cor : BJ I-II N, bising -, gallop -
Pulmo : SD: vesikuler +/+ +/+
ST: hantaran -/- -/-
RBH -/- -/-
wheezing -/- -/-
Abdomen : I : cembung, venektasi (+)
A : BU + N
Pa : Hepar 5 cm BAC, Lien S1
Extremitas : sianosis -/- -/-
CRT <2” <2”
D. Pemeriksaan Penunjang
Hematologi Rujukan Satuan 20/06/17 22/6/17
Hb 9,50-12,50 g/dl 7.14 9.4
Ht 36-44 % 24.9 32
Eritrosit 3,1-5,5 10^6/ ul 3.63 4.44
MCH 24,00-34,00 Pg 19.7 21.2
MCV 83-110 Fl 68.6 72.1
MCHC 29,00-36,00 g/dl 28.7 29.4
Leukosit 6-17,5 10^3/ ul 18.5 15.7
Trombosit 150-400 ribu/ mmk 178 114
RDW 11,6-14,8 % 26.6 28.8
MPV 4,00- 11,00 Fl 5.45
Kimia Klinik

162
GDS 80-160 mg/dl 80
Ureum 15-39 mg/dl 19
Kreatinin 0.60-1.30 mg/dl 0.12
SGOT 15-34 239
SGPT 15-60 213
Albumin 3.4-5.0 2.6
Gamma GT 5-85 934
Bilirubin total 0.3-1.2 8.48
Bilirubin direk 0.0-0.2 5.42
Calcium 2.12-2.52 mmol/L 2.08
Natrium 136-145 mmol/L 132
Kalium 3.5-5.1 mmol/L 3.1
Chlorida 98-107 mmol/L 99
Serologi
Toxoplasma IgG 0
Toxoplasma IgM 0.03
CMV IgG 44
CMV IgM 0.5

Feses Rutin Rujukan Satuan 21/06/17


Makroskopis
Warna Putih
Konsistensi Lembek
Mikroskopis
Ascaris Neg Neg
Ankilostoma Neg Neg
Trkhiuris Neg Neg
Oxyuris Neg Neg
Kista Neg Neg
Entamoeba
E Histolitica Neg Neg
E Coli Neg Neg

163
Sisa Makanan Neg
Lemak Neg +/Pos
Karbohidrat Neg +/Pos
Protein Neg ++/Pos 2
Daging Neg Neg
Tumbuhan Neg Neg
Sel
Eritrosit Neg /LPB Neg
Leukosit Neg /LPB Neg
Epitel Neg /LPK Neg
Lain-lain Neg
Bakteri +/Pos
Jamur Neg Hyfa +/Pos

USG abdomen 21 juni 2017


Kesan
 Hepatomegali > cenderung proses kronis hepar
 Pelebaran ductus biliaris intrahepatal disertai sludge didalamnya
 Vesica felea kecil dan ireguler
 Splenomegaly
 Ascites
F. Diagnosis
- Diare Akut tanpa tanda dehidrasi
- Kolestasis DD Intrahepatik
Extrahepatik
DD Infeksi CMV
DD atresia billier
- Anemia (7.14)
- Imbalance elektrolit (Hiponatremi, Hipokalemi)
- Severe akut malnutrition
- Mikrosefal
G. Tatalaksana
⁻ Inf. D D 5 ½ NS 240/10ml/jam + NaCl 3 % (2meq) 55 ml dalam 500 cc D10%

164
+ KCL otsu (2 meq) 8 ml
- Inj Furosemid 3.5 mg/12 jam
Peroral
⁻ Zinc syrup 10 mg/24 jam
⁻ Asam folat 1 mg/24 jam
⁻ Urdafalk 60 mg/12 jam
⁻ Vit A 5000 IU/24 jam
⁻ Vit D 30 mcg/ 24 jam
⁻ Vit E 5 mg/ 24 jam
⁻ Vit K 2.5 mg/24 jam
⁻ Oralit 50-100 ml/BAB atau muntah
⁻ Spironolactone 3.25 mg/24 jam
⁻ Diet 12 x 80 ml pregistimil

Program :
⁻ Cek feses rutin, urin rutin, cek feses 3 porsi
⁻ Transfusi PRC 80 ml (40 ml selang 4 jam 40 ml)
⁻ Cek IgM-IgG CMV, IgG-IgM Toxo
⁻ Cek studi koagulasi (PT,PTTK, INR) albumin
⁻ Cek DR post transfuse

Kasus 9: Observasi Hematemesis Melena DD/ Ruptur Varices Oesopahagus


Nama : DBP
Tanggal Lahir/Umur : 9 April 2011/ 6 tahun 3 bulan
No CM : C508375
Alamat : Semarang
MRS : 11 Juli 2017
A. Anamnesis (11 Juli 2017, 22.00)
Keluhan Utama
Muntah darah
Riwayat Penyakit Sekarang
+ 1 hari SMRS anak demam tinggi, diberi paracetamol demam turun, kemudian naik lagi. Sesak
(-), batuk (-), pilek (-), biru (-).

165
+ 4 jam SMRS, anak BAB hitam 1x 00> dibawa ke RS Elisabeth. Di IGD RS Elisabeth anak
muntah darah + 200cc, anak sadar  dipasang infus, NGT, diberikan injeksi asam tranexamat
dan viamin K  rujuk RSDK
Riwayat Penyakit Dahulu
- Anak terdiagnosa PJB sejak lahir  TOF
- Riwayat muntah darah usia 5 tahun  rawat inap di RSDK
- Riwayat pengobatan propanolol, tapi tidak pernah kontrol
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga riwayat muntah darah
Riwayat Makan Minum
Susu : susu dancow
Sumber air : air galon
B. Pemeriksaan Fisik (11 Juli 2017, 22.15)
KU: sadar, kurang aktif
BB: 15 kg
TV: HR: 124 x/menit N: reg, i/t cukup
RR: 24 x/menit t: 36,9oC
Kulit : turgor kembali cepat
Kepala : mesosefal
Mata : cekung -, air mata +, edem palpebra -, conjunctiva palpebra pucat -, sklera ikterik
-, upslanting eye +
Wajah : dismorfik (-), saddle nose (-)
Telinga : sekret -/-
Hidung : napas cuping -, sekret -
Mulut : pucat -, sianosis (+), stomatitis -
Tenggorok : T1-T1 hiperemis -, faring hiperemis -
Leher : pembesarannnll -/-
Thorax : simetris, retraksi-
Cor : BJ I-II N, bising ejeksi sistolik grade III/6 PM di ULSB,
gallop -
Pulmo : SD: vesikuler +/+ +/+
ST: hantaran -/- -/-
RBH -/- -/-
wheezing -/- -/-
166
Abdomen : I : datar, venektasi (-)
A : BU + ↑
Pa : supel, H: ttb, L: S2
Genitalia: fimosis -
Extremitas : sianosis +/+ +/+
Akral dingin -/- -/-
CRT <2”/<2” <2”/<2”
Clubbing Finger +

C. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Rujukan Satuan 11/7/17 12/7/17 17/7/17
Hematologi
Hemoglobin 10.5 – 15 g/ dL 12,6 9,8 10
Hematokrit 36 – 44 % 39,7 29,1 31,2
Eritrosit 3 – 5.4 10^6/ uL 3,76
MCH 23.00 – 31.00 Pg 26,6
MCV 77 – 101 fL 83
MCHC 29.0 – 36.0 g/dL 32,1
Leukosit 5 – 13.5 10^3/uL 40,3 11,4 7
Trombosit 150 – 400 10^3/uL 101 61
Kimia klinik
Glukosa sewaktu 80 – 160 mg/dL 106
Ureum 15 – 39 mg/dL 50
Kreatinin 0.60 – 1.30 mg/dL 0,65
Natrium 136 – 145 mmol/L 143
Kalium 3.5 – 5.1 mmol/L 5,5
Chlorida 98 – 107 mmol/L 105
Calsium 2.12 – 2.52 mmol/L 2,26
Koagulasi
PPT 1,4 x
PPTK 1,24 x

D. Diagnosis
- Observasi Hematemesis Melena DD/ Ruptur Varices Oesophagus
- DE: PJB Sianotik
DA: TOF
DF: Tanpa Gagal Jantung
- Moderate Chronic Malnutrition
- Anemia (9,8)

167
E. Tatalaksana
- O2 nasal canul 2 lpm
- Infus RL 240/10/10 tpm
- Infus D10% 1200/50 ml/jam (GIR 5,5 BN : 1:150)
+ Nacl 3% (2 meq) 25 cc
+ KCl otsu (2 meq) 12,5 cc
- Infus Aminofusin 5% 300/12 ml/jam
- Inj. Ocreotid 15 mcg bolus dilanjutkan 15 mcg/jam
- Inj. Omeprazol 10 mg/12 jam
- Inj. Ceftriaxone 750 mg/12 jam
- Peroral : sukralfat 5 ml/8 jam
Propranolol 7,5 mg/12 jam
Lactulosa 1,5 cth/24 jam
- Diet : Tropic feeding 8x60 cc pregistimil
3 x ½ LLS
Program:
- Evaluasi KU, TV, tanda perdarahan, BC, diuresis/ 12 jam

Kasus 10 : Observasi Kolestasis


Nama : HPL
Tanggal Lahir/Umur : 12 Juni 2000/ 17 tahun 1 bulan
No CM : C604162
Alamat : Semarang
MRS : 17 Juli 2017

A. Anamnesis (17 Juli 2017, 10.00)


Keluhan Utama
Pro biopsi hepar
Riwayat Penyakit Sekarang
+ 4 tahun SMRS anak tampak terlihat kuning (terutama pada mata), kuning hilang timbul. Mual
(+), muntah (-), kadang mengeluh nyeri perut, BAB warna biasa, BAK warna kuning,
+ 5 bulan SMRS, anak mondok di RST selama 5 hari karena nyeri perut dan mual, dilakukan
pemeriksaan lab dan USG, dikatakan anak sakit hepatitis kronik, anak boleh pulang dan kontrol
rutin tiap bulan ke poliklinik. Anak mendapat urdafalk 2x1 kapsul.
168
+ 20 hari SMRS anak mondok di RST karena BAB cair, nyeri perut, mual, dirawat 2 hari,
diperbolehkan pulang  dirujuk ke RSDK
Anak dengan kolestasis suspek sirosis hepatis ec hepatitis kronis, suspek kelainan metabolik
bawaan, pubertas delayed
Anak direncanakan biopsi hepar dan penegakan diagnosis kelainan metabolik bawaan. Saat ini
tidak ada keluhan, demam (-), batuk (-), pilek (-), muntah (-), BAK dan BAB tak.
Riwayat Penyakit Dahulu
Sakit kuning
Riwayat Penyakit Keluarga
- Tidak ada keluarga sakit kuning
- Tidak ada keluarga dengan kelainan bawaan
Riwayat Makan Minum
Susu :
Sumber air : air galon

B. PemeriksaanFisik (17 Juli 2017, 10.15)


KU : sadar, kurang aktif
BB: 26,5 kg TB:141 kg HAZ : -3,27 BMI : -3,83
TV: HR: 98 x/menit N: reg, i/t cukup
RR: 24 x/menit t: 36,4oC
Kulit : turgor kembali cepat
Kepala : mesosefal
Mata : cekung -, air mata +, edem palpebra -, conjunctiva palpebra pucat -, sklera ikterik
+/+
Telinga : sekret -/-
Hidung : napas cuping -, sekret -
Mulut : pucat -, sianosis -, stomatitis -
Tenggorok : T1-T1 hiperemis -, faring hiperemis -
Leher : pembesaran nnll -/-
Thorax : simetris, retraksi-
Cor : BJ I-II N, bising -, gallop -
Pulmo : SD: vesikuler +/+ +/+
ST: hantaran -/- -/-
RBH -/- -/-
169
wheezing -/- -/-
Abdomen : I : datar
A : BU + normal
Pa : supel, H: tak teraba, L: S2
Extremitas : sianosis -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
CRT <2”/<2” <2”/<2”
Ikterik +/+ +/+

C. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Rujukan Satuan 17/7/17 18/7/17 20/7/17
Hematologi
Hemoglobin 10.5 – 15 g/ dL 9,4 9,96 10,6
Hematokrit 36 – 44 % 30,5 30,6 34,3
Eritrosit 3 – 5.4 10^6/ uL 3,35 3,91
MCH 23.00 – 31.00 Pg 29,7 27,1
MCV 77 – 101 fL 91,3 87,7
MCHC 29.0 – 36.0 g/dL 32,6 30,9
Leukosit 5 – 13.5 10^3/uL 6,5 5,9 10,9
Trombosit 150 – 400 10^3/uL 187 118 170
RDW 11.6 – 14.8 % 13 15
MPV 4.00 – 11.00 fL 9,17 11,7
Kimia klinik
Bilirubin total 0.3 – 1.2 mg/dL 4,73
Bilirubin direk 0.0 – 0.2 mg/dL 4,32
SGOT 15 – 34 U/L 55 60
SGPT 15 – 60 U/L 25 30
Albumin 3.4 – 5.0 g/dL 3,3 3,5
Alkali fosfatase 50 – 136 U/L 568
Gamma GT 5 – 85 U/L
Glukosa sewaktu 80 – 160 mg/dL 125 117
Ureum 15 – 39 mg/dL 17
Kreatinin 0.60 – 1.30 mg/dL 0,6
Natrium 136 – 145 mmol/L 133 134
Kalium 3.5 – 5.1 mmol/L 3,2 3,9
Chlorida 98 – 107 mmol/L 99 101
Calsium 2.12 – 2.52 mmol/L 2,08
Koagulasi
TT 17,20
PPT Detik 9,8 10,8
PPTK Detik 43,4 37,5
Imunoserologi
HBsAg Negatif
Anti HBs

170
HBeAg 0,00
Anti HBC
Anti HAV IgM 0,00
Hb electrophoresis dbn

D. Diagnosis
- Post Biopsi Laparoscopy hepar (H+2)
- Observasi Kolestasis
- Suspek sirosis hepatis
- Suspek kelainan metabolik bawaan
- Puberty delayed DD/ turner syndrome
- Short stature DD/ hormonal, nutritional
- Severe Chronic Malnutrition
- Anemia (10,6)

E. Tatalaksana
- Infus D5 ½ NS 960/40/10 tpm
- Inj. Ceftriaxon 1 gr/24 jam
- Inj. Tramadol 50mg/6 jam jika nyeri
- Inj. Vit K 5 mg/12 jam
- Peroral : Urdafalk 150 mg/12 jam
- Diet: 3 x diet hepar (nasi)
3 x 200 ml hepatosol
Program:
- Tunggu hasil biopsi hepar
- Usul dari respirologi  work up TB
- Tunggu hasil profil lipid (kolesterol total, LDL, HDL), trigliserid, asam urat, GDP

Kasus 11: Diare

A. Identitas
Nama : FA
Tanggal Lahir/Umur : 21 Januari 2017/ 5 bulan
No CM : C643088
Alamat : Pati

171
MRS : 6 Juli 2017

B. Anamnesis
Keluhan Utama
Pasien rujukan dari RS Soewondo Pati
Riwayat Penyakit Sekarang
+ 10 hari SMRS os BAB cair (+), ampas (+), lendir (+), warna kuning kehitaman + 10x/hr,
sekali BAB ¼ gelas belimbing, nyemprot (-), bau asam (+), demam (-), batuk (-), pilek (+),
anak masih aktif  periksa ke klinik kemudian di rujuk ke RS Soewondo Pati  diberi infus,
zinc, antibiotik, os sempat membaik lalu memburuk.
+ 3 hari SMRS os BAB hitam 1x, muntah 1x, demam (+) 39,5 belum turun dengan obat turun
panas. BAB 7x/hr, warna hitam (-), ¼ gelas, lendir (-), BAB tiap 4 jam sekali.
Saat ini anak BAB cair (+), ampas (+), lendir (-), sebanyak 7x/hr, demam (-), muntah (-).
Riwayat Penyakit Dahulu
Diare
Riwayat Penyakit Keluarga
- Tidak ada keluarga diare
Riwayat Makan Minum
Susu : susu kental manis kadang - kadang
Sumber air : air galon

C. Pemeriksaan Fisik
KU: sadar, aktif
BB: 6,9 kg PB: 84 cm LK: 41,5 cm
WAZ: -1,00 SD WHZ: -5,82 SD BMI: -6,37 SD HC: -1,17 SD
TV: HR: 120 x/menit N: reg, i/t cukup
RR: 20 x/menit t: 36,8oC
Kulit : turgor kembali cepat
Kepala : mesosefal
Mata : cekung -, conjunctiva palpebra pucat -, sklera ikterik -,
Telinga : sekret -/-
Hidung : napas cuping -, sekret -
Mulut : pucat -, sianosis -
Tenggorok : T1-T1 hiperemis -, faring hiperemis -
172
Leher : pembesaran nnll -/-
Thorax : simetris, retraksi-
Cor : BJ I-II N, bising (-), thrill (-), gallop -
Pulmo : SD: vesikuler +/+ +/+
ST: hantaran -/- -/-
RBH -/- -/-
wheezing -/- -/-
Abdomen : I : datar
A : BU + N
Pa : supel, H: ttb, L: S0
Genitalia: fimosis -
Extremitas : sianosis -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
CRT <2”/<2” <2”/<2”
D. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Rujukan Satuan 5/7/17 7/7/17
Hematologi
Hemoglobin 10.5 – 15 g/ dL 11,6
Hematokrit 36 – 44 % 37,4
Eritrosit 3 – 5.4 10^6/ uL 5,04
MCH 23.00 – 31.00 Pg 23
MCV 77 – 101 fL 74,2
MCHC 29.0 – 36.0 g/dL 31
Leukosit 5 – 13.5 10^3/uL 19,6
Trombosit 150 – 400 10^3/uL 394
RDW 11.6 – 14.8 % 15,6
MPV 4.00 – 11.00 fL 9,6
Kimia klinik
Glukosa sewaktu 80 – 160 mg/dL 74
Ureum 15 – 39 mg/dL 19
Kreatinin 0.60 – 1.30 mg/dL 0,5
Natrium 136 – 145 mmol/L 127 132
Kalium 3.5 – 5.1 mmol/L 4,3 3,6
Chlorida 98 – 107 mmol/L 98 95
Calsium 2.12 – 2.52 mmol/L 2

Feses Rutin (6 Juli 2017)


Warna : Hijau, lembek pH : 6
Parasit (-) sisa lemak (+)
Kista (-) sisa protein (+)

173
Entamoeba (-) sisa karbohidrat (+)
Eritrosit (-)
Leukosit (-)
Epitel (-)
Bakteri (+)
Jamur (-)
E. Diagnosis
- Diare akut tanpa tanda dehidrasi (paska dehidrasi tak berat)
- Imbalance elektrolit (perbaikan)

F. Tatalaksana
- Inf D10% 480/20/5 tpm + NaCl 3% (2 meq) 28 ml
- Peroral : Oralit 50-100 ml/mencret
Zinc 10 mg/24 jam
- Diet : 12 x 40 ml LLM SGM
- Program : evaluasi KU, TV, tanda dehidrasi

Kasus 11: KOLESTASIS

A. Identitas
Nama : By. Ny. RA
Tanggal Lahir/Umur : 21 Feburari 2017/ 4 bulan
No CM : C643078
Alamat : Tegal
MRS : 5 Juli 2017

B. Anamnesis
Keluhan Utama
Rujukan RS PKU Muhammadiyah Tegal dengan kolestasis dan hematemesis
Riwayat Penyakit Sekarang
± 5 hari SMRS anak batuk (+), pilek (+), rewel (+), gelusah (+).
± 3 hari SMRS anak sesak (+), batuk (+), pilek (+), demam (-), keluar darah dari mulut, jumlah
sedikit campur ludah, anak dibawa ke IGD RS PKU Muhammadiyah Tegal, dikatakan
174
kolestasis dan perdarahan saluran cerna. Dirawat di PICU selama 3 hari. Selama di PKU anak
mengeluarkan darah dari mulut 2x, BAB kehitaman (+). Karena tidak ada perubahan, os
dirujuk ke RSDK.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat sakit kuning sejak umur 4 hari
RiwayatpenyakitKeluarga
- Tidak ada keluarga sakit kuning
Riwayat Makan Minum
Susu : ASI
Sumber air : -

C. Pemeriksaan Fisik
KU: sadar, ikterik
BB: 5 kg PB: 68 cm
TV: HR: 180 x/menit N: reg, i/t cukup
RR: 26 x/menit t: 37oC
Kulit : turgor kembali cepat
Kepala : mesosefal, UUB datar
Mata : cekung -, edem palpebra -, conjunctiva palpebra pucat -, sklera ikterik +/+
Telinga : sekret -/-
Hidung : napas cuping -, sekret -
Mulut : pucat -, sianosis -, stomatitis -
Tenggorok : T1-T1 hiperemis -, faring hiperemis -
Leher : pembesaran nnll -/-
Thorax : simetris, retraksi (+) subcostal
Cor : BJ I-II N, bising -, gallop -
Pulmo : SD: vesikuler +/+ +/+
ST: hantaran -/- -/-
RBH -/- -/-
wheezing -/- -/-
Abdomen : I : datar, hernia umbilicus (+)
A : BU + N
Pa : supel, H: 4 cm BAC, L: S0
Genitalia: fimosis -
175
Extremitas : sianosis -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
CRT <2”/<2” <2”/<2”

D. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Rujukan Satuan 5/7/17 7/7/17 10/7/17 13/7/17
Hematologi
Hemoglobin 10.5 – 15 g/ dL 9 8,34 8,5
Hematokrit 36 – 44 % 28,4 25,1 27
Eritrosit 3 – 5.4 10^6/ uL 3,5 2,83 3,16
MCH 23.00 – 31.00 Pg 25,7 29,4 26,9
MCV 77 – 101 fL 81,1 88,6 85,4
MCHC 29.0 – 36.0 g/dL 31,7 33,2 31,5
Leukosit 5 – 13.5 10^3/uL 14,2 14,5 14,1
Trombosit 150 – 400 10^3/uL 526 345 578
RDW 11.6 – 14.8 % 14,6 17,0 22,9
MPV 4.00 – 11.00 fL 10,8 9,28 10,5
Kimia klinik
Bilirubin total 0.3 – 1.2 mg/dL 21,72 19,6
Bilirubin direk 0.0 – 0.2 mg/dL 13,54 11,2
SGOT 15 – 34 U/L 306
SGPT 15 – 60 U/L 364
Alkali fosfatase 50 – 136 U/L 149
Gamma GT 5 – 85 U/L 1781
Albumin 3.4 – 5.0 g/dL 3,9
Glukosa sewaktu 80 – 160 mg/dL 77
Ureum 15 – 39 mg/dL 31
Kreatinin 0.60 – 1.30 mg/dL 0,6
Natrium 136 – 145 mmol/L 122 131 133
Kalium 3.5 – 5.1 mmol/L 3,7 3,0 5,5
Chlorida 98 – 107 mmol/L 97 95 101
Calsium 2.12 – 2.52 mmol/L 2,49 2,3
Koagulasi
TT
PPT Detik 12,2
PPTK Detik 23,1
Fibrinogen 154.3 – 397.9 mg/dL
D-Dimer 0 – 500 mg/dL
INR
Imunoserologi
Anti CMV IgG 48
Anti CMV IgM 0,3
Anti Rubella IgG
Anti Rubella IgM
Anti Toxoplasma IgG 7
Anti Toxoplasma IgM 0,03

176
Benzidine -

USG ABDOMEN (7/7/17)


Kesan:
 Hepatomegali dengan parenkim normal
 Mild splenomegali dengan parenkim normal
 Vesica felea berukuran kecil dan ireguler (prepandial ± 1,27 cm, post prandial ± 1,27
cm disertai gambaran trianguler cord sign pada periporta)  cenderung gambaran
atresia bilier
 Ascites minimal
Feses Rutin (9/7/17)
Warna: putih, lembek. Parasit (-), entamoeba (-), sisa lemak (++), sisa protein (+), sel (-),
bakteri (+)

E. Diagnosis
- Observasi kolestasis DD/ extrahepatal DD/ atresia bilier
intrahepatal
- Paska perdarahan saluran cerna
- Paska potensial respiratory failure
- Anemia normositik normokromik (8,34)
- Gizi baik perawakan normal (catch up growth)
- Disfungsi hepar
- Hiponatremia (133)
- Hipernatremi (5,5)

F. Tatalaksana
- O2 nasal 0,5 lpm
- Inf. D10% 240/10/10 tpm mikro
+ NaCl 3% (3 meq) 67 ml
+ KCl otsu (3 meq) 34 ml dalam 500 ml D10%
- Inf. Ampicilin 150 mg/6 jam
- Inj. Omeprazole 5 mg/12 jam
- Peroral : Urdafalk 25 mg/12 jam
- Diet: tropic feeding 4-6 x/5 ml pregistimil, naik bertahap

177
- Program :
o Pro Skintigrafi (31/7/17)

Kasus 12: HEMATEMESIS dan KOLESTASIS

A. Identitas
Nama : MRP
Tanggal Lahir/Umur : 5 Oktober 2016/ 9 bulan
No CM : C639569
Alamat : Semarang
MRS : 8 Juli 2017

B. Anamnesis (8 Juli 2017, 06.00)


Keluhan Utama
Muntah darah
Riwayat Penyakit Sekarang
Anak datang dengan keluhan muntah darah berupa darah segar bercampur gumpalan agak
kehitaman, muntah 1x sebanyak ½ - ¾ gelas belimbing. Terlihat kuning (+), perut membesr
(+), demam (-), batuk (-), BAB warna hitam (+)
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat kolestasis (+)
Riwayat Penyakit Keluarga
- Tidak ada keluarga muntah darah dan kuning
Riwayat Makan Minum
Susu : SGM
Sumber air : air galon

C. Pemeriksaan Fisik (8 Juli 2017, 06.15)


KU: sadar, cukup aktif, ikterik
BB: 7,1 kg
TV: HR: 118 x/menit N: reg, i/t cukup
RR: 24 x/menit t: 36,6oC
Kepala : mesosefal
Mata : cekung -, conjunctiva palpebra pucat -, sklera ikterik +/+
178
Telinga : sekret -/-
Hidung : napas cuping -, sekret -
Mulut : pucat -, sianosis -, stomatitis -
Leher : pembesaran nnll -/-
Thorax : simetris, retraksi-
Cor : BJ I-II N, bising -, gallop -
Pulmo : SD: vesikuler +/+ +/+
ST: hantaran -/- -/-
RBH -/- -/-
wheezing -/- -/-
Abdomen : I : cembung, venektasi (+), umbilicus menonjol (+)
A : BU + N
Pa : supel, H: 5 cm BAC, tepi tajam L: S2, pekak alih & sisi (+)
Genital : edema scrotum (+)
Extremitas : sianosis -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
CRT <2”/<2” <2”/<2”

D. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Rujukan Satuan 8/7/17 10/7/17 11/7/17
Hematologi
Hemoglobin 10.5 – 15 g/ dL 8,67 8,6 11,5
Hematokrit 36 – 44 % 25,7 27,5 35,4
Eritrosit 3 – 5.4 10^6/ uL 2,99 3,23 4,21
MCH 23.00 – 31.00 Pg 29,0 26,6 27,3
MCV 77 – 101 fL 85,8 85,1 84,1
MCHC 29.0 – 36.0 g/dL 33,8 31,3 32,5
Leukosit 5 – 13.5 10^3/uL 10,1 7,5 7,7
Trombosit 150 – 400 10^3/uL 104 45 79
RDW 11.6 – 14.8 % 22,1 22,6 20,6
MPV 4.00 – 11.00 fL 4,76
Kimia klinik
Bilirubin total 0.3 – 1.2 mg/dL 18,07
Bilirubin direk 0.0 – 0.2 mg/dL 13,38
SGOT 15 – 34 U/L 198
SGPT 15 – 60 U/L 110
Alkali fosfatase 50 – 136 U/L 307
Gamma GT 5 – 85 U/L 429
LDH 629
Albumin 3.4 – 5.0 g/dL 2,7

179
Glukosa sewaktu 80 – 160 mg/dL 65
Ureum 15 – 39 mg/dL 27
Kreatinin 0.60 – 1.30 mg/dL 0,4
Natrium 136 – 145 mmol/L 126 140
Kalium 3.5 – 5.1 mmol/L 5,4 3,4
Chlorida 98 – 107 mmol/L 107 104
Calsium 2.12 – 2.52 mmol/L 2,19
Koagulasi
TT
PPT 9,4 – 11,3 Detik 13,9
PPTK 27,7 – 40,2 detik 61,4
Fibrinogen 154.3 – 397.9 mg/dL
D-Dimer 0 – 500 mg/dL
INR

Hasil PA (7 Juli 2017)


Kolestatic syndrome yang memberi kesan extrahepatic biliari atresia

E. Diagnosis
- Hematemesis (perbaikan) DD/ Varises esofagus
Atresia bilier
- Kolestasis dd/ Alagelle Syndrome
Proses Kronik Hepar
- Ascites Permagna
- Hipoalbumin (2,7)
- Anemia Normositik normokromik (perbaikan)
- Pemanjangan studi koagulasi
- Hipokalemia (3,4)
F. Tatalaksana
- Inf KAEN 3B 480/20/5 tpm
- Inj. Furosemid 4 mg/12 jam
- Inj. Omeprazole 4 mg/24 jam
- Inj. Vit K 2 mg/24 jam
- Peroral : propanolol 4 mg/8 jam
- Diet: pregistimil 8 x 100 ml
Program:
- Evaluasi KU, TV, tanda perdarahan
- Pro kasai prosedur (program bedah anak)

180
Kasus 12: Kolestasis

A. Identitas
Nama : KSP
Tanggal Lahir/Umur : 31 Mei 2017/ 1 bulan
No CM : C645728
Alamat : Pekalongan
MRS : 20 Juli 2017

B. Anamnesis (20 Juli 2017, 13.00)


Keluhan Utama
Kuning (Rujukan RS. Budi Rahayu)
Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak usia 1 minggu mengeluh kuning pada seluruh tubuh, muntah (+), minum ASI kurang,
bayi dibawa ke RS Anugrah Pekalongan, dirawat inap selama 6 hari, dilakukan pemeriksaan
USG dan echo. Pasien dipulangkan dengan bilirubin total 6, sebelumnya bilirubin total 12.
Bayi dirujuk ke RS Budi Rahayu saat kontrol ke poli anugrah setelah 1 minggu rawat inap
karena masih kuning. Anak rawat inap dan mendapat terapi sinar 1x24 jam, kuning masih tetap,
BAB warna dempul  rujuk RSDK
Riwayat Penyakit Dahulu
-
Riwayat Penyakit Keluarga
- Tidak ada keluarga sakit seperti ini
Riwayat Makan Minum
Susu : ASI
Sumber air : -

C. PemeriksaanFisik (20 Juli 2017, 13.15)


KU: sadar, ikterik
BB: 2.200 gr TB: 43 cm LK: 33 cm LILA: 9 cm WAZ: -5,14
HAZ: -6,44 HC: -3,93
TV: HR: 150 x/menit N: reg, i/t cukup
RR: 32 x/menit t: 36,7oC
181
Kepala : mesosefal, UUB datar, LK 33 cm (Mikrosefal)
Mata : cekung -, conjunctiva palpebra pucat -/-, sklera ikterik +/+
Telinga : sekret -/-
Hidung : napas cuping -, sekret -, saddle nose (-)
Mulut : pucat -, sianosis -, stomatitis -, palatoschizis (palatum mole), palatum lebih tinggi
Leher : pembesarann nll -/-
Thorax : simetris, retraksi epigastrial (+), pectus excavatus (+)
Cor : BJ I-II N, bising + continus murmur gr IV/6 PM di infraclavicula kiri,
gallop -
Pulmo : SD: vesikuler +/+ +/+
ST: hantaran +/+ +/+
RBH -/- -/-
wheezing -/- -/-
Abdomen : I : cembung, venektasi (-)
A : BU + N
Pa : supel, H: 1 cm BAC L: S0
Genitalia: fimosis -
Extremitas : sianosis -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
CRT <2”/<2” <2”/<2”
D. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Rujukan Satuan 20/7/17
Hematologi
Hemoglobin 10.5 – 15 g/ dL 9,38
Hematokrit 36 – 44 % 27,3
Eritrosit 3 – 5.4 10^6/ uL 3
MCH 23.00 – 31.00 Pg 31,3
MCV 77 – 101 fL 91
MCHC 29.0 – 36.0 g/dL 34,4
Leukosit 5 – 13.5 10^3/uL 19,2
Trombosit 150 – 400 10^3/uL 745
RDW 11.6 – 14.8 % 18,3
MPV 4.00 – 11.00 fL 6,74
Hitung jenis
Eosinofil 2–4 % 5
Basofil 0–4 % 0
Batang 2–5 % 4
Segmen 45 – 75 % 31
Limfosit 20 – 40 % 55

182
Monosit 3 – 12 % 5
Kimia klinik
Bilirubin total 0.3 – 1.2 mg/dL 14,57
Bilirubin direk 0.0 – 0.2 mg/dL 10,71
SGOT 15 – 34 U/L 267
SGPT 15 – 60 U/L 159
Alkali fosfatase 50 – 136 U/L 291
Gamma GT 5 – 85 U/L 115
LDH
Total Protein 6,4 – 8,2 g/dL 5,6
Albumin 3.4 – 5.0 g/dL 3,9
Globulin 2,3 – 3,5 g/dL 1,7
Glukosa sewaktu 80 – 160 mg/dL 70

TSHs Hypo >7 uIU/mL 1,23


Euthyroid
0,25-5
Hyper <0,15
Free T4 10,6 – 19,4 pmol/L 23,11
Gambaran Darah Tepi (20/7/17)
Eritrosit : normositik, poikilositosis ringan (ovalosit, eliptosit, pear shape),
polikromasi +, eritrosit muda +
Trombosit : estimasi jumlah meningkat, bentuk besar +, giant +
Leukosit : estimasi jumlah meningkat, limfositosis +, limfosit atypical +

Echo (3/7/17) : PDA 3 mm


USG Abdomen (2 fase) 3/7/17 : suspek atresia bilier
IgG anti CMV (18/7/17) : 35 (+)

E. Diagnosis
- Obs. Kolestasis DD/ Intrahepatal DD/ infeksi CMV
Extrahepatal
- DE : PJB asianotik
- DA : PDA 3 mm
- DF : Tanpa gagal jantung
- Palatoschizis
- Mikrosefal
- Failure to thrive
F. Tatalaksana

183
- Inf D5 ½ NS 120/5/5 tpm
- Peroral: urdafalk 15 mg/12 jam
Vit. A 50000/24 jam
Vit. D 10 mcg/24 jam
Vit. E 7,5 mg/24 jam
Vit. K 7,5 mg/24 jam
- Diet: pregistimil 12 x 50 ml
Program:
- Evaluasi KU, TV, distress respirasi
- Konsul nutrisi dan penyakit metabolik, kardiologi, infeksi dan penyakit tropis, endokrin
- Cek kultur urin, elektrolit, Ca
- USG ulang (2 fase)

Kasus 13: DIARE

A. Identitas
Nama : SDN
Tanggal Lahir/Umur : 17 Maret 2017/ 4 bulan
No CM : C645399
Alamat : Semarang
MRS : 19 Juli 2017

B. Anamnesis (19 Juli 2017, jam 23.00)


Keluhan Utama
Diare
Riwayat Penyakit Sekarang
Anak datang dengan keluhan BAB cair >10x sejak tadi malam, ampas sedikit, lendir (-), darah
(-), mual (-), muntah (-), demam (+). Anal lemas (+), malas minum (+), BAK terakhir pengasuh
tidak tahu. Anak tampak lemah cenderung mengantuk. Anak dibawa ke IGD RSDK, dilakukan
resusitasi cairan tatalaksana diare akut dehidrasi berat.
Saat ini diare sudah berkurang, ampas (+)
Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya
Riwayat Penyakit Keluarga
184
- Tidak ada keluarga sakit seperti ini

C. Pemeriksaan Fisik (19 Juli 2017, jam 23.15)


KU: sadar, kurang aktif,
BB: 7 kg
TV: HR: 150 x/menit N: reg, i/t cukup
RR: 36 x/menit t: 36,7oC
Kepala : mesosefal, UUB datar, turgor kulit cukup
Mata : cowong -, conjunctiva palpebra pucat -, sklera ikterik -
Telinga : sekret -/-
Hidung : napas cuping -, sekret -
Mulut : pucat -, sianosis -, stomatitis -
Tenggorok : T1-T1 hiperemis -, faring hiperemis -
Leher : pembesaran nnll -/-
Thorax : simetris, retraksi-
Cor : BJ I-II N, bising -, gallop -
Pulmo : SD: vesikuler +/+ +/+
ST: hantaran -/- -/-
RBH -/- -/-
wheezing -/- -/-
Abdomen : I : datar
A : BU + N
Pa : supel, H: tak teraba, L: S0
Extremitas : sianosis -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
CRT <2”/<2” <2”/<2”

D. Pemeriksaan Penunjang
19/7/17 19/7/17
Pemeriksaan Rujukan Satuan 20/7/17
(11.39) (20.49)
Hematologi
Hemoglobin 10.5 – 15 g/ dL 13,4 11,6 10,2
Hematokrit 36 – 44 % 44,2 33,4 31,8
Eritrosit 3 – 5.4 10^6/ uL
MCH 23.00 – 31.00 Pg
MCV 77 – 101 fL

185
MCHC 29.0 – 36.0 g/dL
Leukosit 5 – 13.5 10^3/uL 18,9 10,5 11,1
Trombosit 150 – 400 10^3/uL 715 382 344
RDW 11.6 – 14.8 %
MPV 4.00 – 11.00 fL
Kimia klinik
Glukosa sewaktu 80 – 160 mg/dL 117 101
Ureum 15 – 39 mg/dL
Kreatinin 0.60 – 1.30 mg/dL
Natrium 136 – 145 mmol/L 150 148 162
Kalium 3.5 – 5.1 mmol/L 6,3 4,0 3,0
Chlorida 98 – 107 mmol/L 116 135 125
Calsium 2.12 – 2.52 mmol/L 2,4 2,16

Feses Rutin (19/7/17) : kuning lembek berlendir, cacing (-), entamoeba (-), sisa lemak (+), sisa
protein (+), bakteri (+), eritrosit (-), leukosit 0-1/LPB, epitel 0-1/LPK

E. Diagnosis
- Diare Akut tanpa tanda dehidrasi paska dehidrasi berat
- Imlabance Elektrolit (hipernatremia 162, hipokalemia 3, hioerchloremia 125)
- Gizi baik perawakan normal

F. Tatalaksana
- Infus KAEN 3B 480/20/5 tpm
- Peroral : zinc 10 mg/24 jam
Oralit 50 ml jika diare
Paracetamol drop 0,7 ml/4-6 jam jika t >38oC
Program:
- Tunggu hasil kultur feses
- Evaluasi KU, TV, tanda dehidrasi

Kasus 14: VOMITUS dan DIARE

A. Identitas
Nama : AS
Tanggal Lahir/Umur : 4 Januari 2016/ 1 tahun 6 bulan
No CM : C566335
186
Alamat : Semarang
MRS : 15 Juli 2017

B. Anamnesis
Keluhan Utama
Muntah dan diare
Riwayat Penyakit Sekarang
+ 3 hari SMRS anak dikeluhkan muntah > 5x/hari, muntah isi makanan, air dan ludah. Muntah
terutama pada pagi hari. Mencret > 10x/hari, ampas (+), lendir (+), darah (-), batuk (+), pilek
(+)  dibawa ke puskesmas.
+ 2 hari SMRS anak masih muntah > 5x/hari, muntah isi makanan, air dan ludah. Mencret >
10x/hari, ampas (+), lendir (+), darah (-), batuk (+), pilek (+), demam tinggi (+) suhu tidak
diukur, kejang (-)  dibawa ke puskesmas.
+ 1 hari SMRS anak semakin lemas (+), masih muntah dan mencret (+) dibawa ke
puskesmas dirujuk ke RSDK
Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat diare sebelumnya (+)
Riwayat Penyakit Keluarga
- Tidak ada keluarga sakit seperti ini

C. Pemeriksaan Fisik
KU: sadar, kurang aktif
BB: 9 kg
TV: HR: 110 x/menit N: reg, i/t cukup
RR: 24 x/menit t: 36,5oC
Kepala : mesosefal
Mata : conjunctiva palpebra pucat -, cowong -
Telinga : sekret -/-
Hidung : napas cuping -, sekret -
Mulut : pucat -, sianosis -, stomatitis -
Tenggorok : T1-T1 hiperemis -, faring hiperemis -
Leher : pembesaran nnll -/-
Thorax : simetris, retraksi-
Cor : BJ I-II N, bising -, gallop -
187
Pulmo : SD: vesikuler +/+ +/+
ST: hantaran -/- -/-
RBH -/- -/-
wheezing -/- -/-
Abdomen : I : datar
A : BU + N
Pa : supel, H/L ttb, turgor kembali cepat
Extremitas : sianosis -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
CRT <2”/<2” <2”/<2”

D. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Rujukan Satuan 14/7/17
Hematologi
Hemoglobin 10.5 – 15 g/ dL 12,3
Hematokrit 36 – 44 % 37,5
Eritrosit 3 – 5.4 10^6/ uL 5,43
MCH 23.00 – 31.00 Pg 22,7
MCV 77 – 101 fL 69,1
MCHC 29.0 – 36.0 g/dL 32,8
Leukosit 5 – 13.5 10^3/uL 7,7
Trombosit 150 – 400 10^3/uL 488
RDW 11.6 – 14.8 % 14,5
MPV 4.00 – 11.00 fL 7,7
Kimia klinik
Glukosa sewaktu 80 – 160 mg/dL 92
Ureum 15 – 39 mg/dL 24
Kreatinin 0.60 – 1.30 mg/dL 0,5
Natrium 136 – 145 mmol/L 132
Kalium 3.5 – 5.1 mmol/L 3,4
Chlorida 98 – 107 mmol/L 98

Pemeriksaan Feses Rutin (16/7/2017)


- Warna coklat, lembek, parasit (-), entamoeba (-), sisa lemak (+), sisa protein (+), sisa
karbohidrat (-), bakteri (++), sel (-).

E. Diagnosis
- Diare akut tanpa tanda dehidrasi paska dehidrasi tak berat

188
- Vomitus tanpa tanda dehidrasi paska dehidrasi tak berat
- Febris 3 hari DD/ispa,dehidrasi
- Hiponatremia (132)
F. Tatalaksana
- Inf. KAEN 3B 480/20/5tpm
- PO: zink 20 mg/24jam (H2)
Oralit 50-100ml/BAB cair atau muntah
Paracetamol syrup 1 cth//4-6jam (t>38C)
- Diet: 8x60ml susu LLM, 3x1/2 porsi lunak lauk saring
Program:
- Evaluasi KU, TV, tanda dehidrasi

Kasus 15: Diare

A. Identitas
Nama : BAP
Tanggal Lahir/Umur : 27 November 2016/ 7 bulan
No CM : C613006
Alamat : Semarang
MRS : 12 Juli 2017

B. Anamnesis
KeluhanUtama
Mencret
Riwayat Penyakit Sekarang
+ 3 hari SMRS anak dikeluhkan demam tidak terlalu tinggi, tapi tidak diukur suhunya, batuk
(+), pilek (+), dibawa ke puskesmas. Diberi obat turun panas dan obat batuk. Anak mengalami
perbaikan.
+ 1 hari SMRS anak mulai muntah, tiap kali minum susu (susu diberi SGM 4x60 ml). Hari ini
anak BAB cair 2x/hari, warna kuning (+), ampas (+), darah (-), lendir (-), air mata saat
menangis (-), anak terlihat lemas, masih mau minum air. Lalu anak dbawa ke RSDK.
Riwayat Penyakit Dahulu
-
Riwayat Penyakit Keluarga
189
- Tidak ada keluarga sakit seperti ini
Riwayat Makan Minum
Sumber air : air galon
C. Pemeriksaan Fisik
KU: sadar, kurang aktif
BB: 7,5 kg
TV: HR: 110 x/menit N: reg, i/t cukup
RR: 24 x/menit t: 37oC
Kepala : mesosefal, UUB datar
Mata : conjunctiva palpebra pucat -, sklera ikterik -, cowong -
Telinga : sekret -/-
Hidung : napas cuping -, sekret –
Mulut : pucat +, sianosis -, stomatitis -
Leher : pembesarann nll -/-
Thorax : simetris, retraksi-
Cor : BJ I-II N, bising -, gallop -
Pulmo : SD: vesikuler +/+ +/+
ST: hantaran -/- -/-
RBH -/- -/-
wheezing -/- -/-
Abdomen : I : datar
A : BU + N
Pa : supel, H: tak teraba L: S0
Extremitas : sianosis -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
CRT <2”/<2” <2”/<2”
Turgor kulit kembali cepat (+)

D. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Rujukan Satuan 12/7/17 13/7/17
Hematologi
Hemoglobin 10.5 – 15 g/ dL 10,9
Hematokrit 36 – 44 % 35,5
Eritrosit 3 – 5.4 10^6/ uL 4,56
MCH 23.00 – 31.00 Pg 23,9

190
MCV 77 – 101 fL 77,9
MCHC 29.0 – 36.0 g/dL 30,7
Leukosit 5 – 13.5 10^3/uL 11,2
Trombosit 150 – 400 10^3/uL 420
RDW 11.6 – 14.8 % 14,5
MPV 4.00 – 11.00 fL 9,4
Kimia klinik
Glukosa sewaktu 80 – 160 mg/dL 77
Ureum 15 – 39 mg/dL 25
Kreatinin 0.60 – 1.30 mg/dL 0,3
Natrium 136 – 145 mmol/L 137 135
Kalium 3.5 – 5.1 mmol/L 5,1 4,0
Chlorida 98 – 107 mmol/L 103 100
Calsium 2.12 – 2.52 mmol/L 2,56 2,2

Urin Rutin (13/7/17)


Warna kuning muda, jernih, sedimen (-), sel (-), bakteri (+)
Feses Rutin (13/7/17)
Warna kuning, lembek, parasit (-), entamoeba (-), sisa lemak (+), sisa karbohidrat (+), sisa
protein (+), lekosit (+), epitel (+), bakteri (+), jamur (+).

E. Diagnosis
- Daire akut tanpa tanda dehidrasi
- Obs. Vomitus tanpa tanda dehidrasi
- Obs. Febris DD/ infeksi DD/ sindroma diare
- Anemia mikrositik hipokromik DD/ anemia def. Fe
- ISPA
- Trombositosis (420rb)

F. Tatalaksana
- Inf KAEN 3B 480/20/5 tpm
- PO : zinc 20 mg/24 jam
Oralit 50-100 ml/diare
Parasetamol 70 mg/4-6 jam
- Diet: 8 x 60 ml SGM, 2 x ½ nasi
Program:
- Evaluasi KU, TV, tanda dehidrasi

191
Kasus 16: DIARE (Aininda Ramadani Huznaen)

A. Identitas
Nama : ARH
Tanggal Lahir/ Umur : 2 Juli 2016/ 1 tahun
No CM : C600633
Alamat : Temanggung
MRS : 25 Juli 2017

B. Anamnesis
Keluhan Utama
Diare
Riwayat Penyakit Sekarang
+ 2 hari SMRS anak BAB cair (+) 5x/24 jam, lendir (+), darah (-), muntah (-).
+ 1 hari SMRS anak demam (+), BAB cair 6x/24 jam, lendir (+), darah (-), muntah (+) 5x/24
jam  dibawa ke RS Ambarawa. Di RS Ambarawa anak kejang 2x, selama 10 menit, kejang
seluruh tubuh, kaki dan tangan kaku, setelah kejang anak sadar  rujuk RSDK.
Di IGD RSDK, anak mendapat rehidrasi RL 75 cc/KgBB dalam 4 jam (jam 22.00-02.00). Saat
ini sadar (+), muntah (-), BAB terakhir jam 23.00, BAK terakhir jam 22.00, kejang (-).

Riwayat Penyakit Dahulu


Anak tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya

Riwayat penyakit Keluarga


- Tidak ada keluarga yang sakit serupa

C. Pemeriksaan Fisik
KU: sadar, kurang aktif, dehidrasi (-)
BB: 8,5 kg
WAZ: -2.89
HAZ: -2.06
BMI for age: -2.28

TV: HR: 120 x/menit N: reg, i/t cukup


192
RR: 24 x/menit t: 37oC
Mata : cekung -/-, conjunctiva palpebra pucat -/-, sklera ikterik -/-, cowong -
Telinga : sekret -/-
Hidung : napas cuping -, sekret -
Mulut : pucat -, sianosis -
Tenggorok : T1-T1 hiperemis (-), faring hiperemis (-)
Leher : pembesaran nnll -/-
Thorax : simetris, retraksi-
Cor : BJ I-II N, bising -, gallop -
Pulmo : SD: vesikuler +/+ +/+
ST: Hantaran -/- -/-
RBH -/- -/-
Wheezing -/- -/-
Abdomen : I : datar
A : BU + N
Pa : supel, H: ttb, L: S0, turgor kulit cukup
Extremitas : sianosis -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
CRT <2”/<2” <2”/<2”

D. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Rujukan Satuan 25/7/17
Hematologi
Hemoglobin 10.5 – 15 g/ dL 10,4
Hematokrit 36 – 44 % 30,8
Eritrosit 3 – 5.4 10^6/ uL 3,9
MCH 23.00 – 31.00 Pg 26,7
MCV 77 – 101 fL 79
MCHC 29.0 – 36.0 g/dL 33,8
Leukosit 5 – 13.5 10^3/uL 9,8
Trombosit 150 – 400 10^3/uL 130
RDW 11.6 – 14.8 % 12,6
MPV 4.00 – 11.00 fL 11,4
Hitung jenis
Eosinofil 2–4 % 0
Basofil 0–4 % 0
Batang 2–5 % 0
Segmen 45 – 75 % 55
Limfosit 20 – 40 % 41

193
Monosit 3 – 12 % 4
Kimia klinik
Glukosa sewaktu 80 – 160 mg/dL 188
Ureum 15 – 39 mg/dL 18
Kreatinin 0.60 – 1.30 mg/dL 0,5
Natrium 136 – 145 mmol/L 118
Kalium 3.5 – 5.1 mmol/L 3,3
Chlorida 98 – 107 mmol/L 93
Calsium 2.12 – 2.52 mmol/L 2,26
CRP Kuantitatif 0 – 0,30 mg/L 0,34

E. Diagnosis
- Diare Akut dehidrasi tak berat
- Obs. Kejang tanpa demam DD/ imbalans elektrolit
- Imbalans elektrolit (hiponatremi 118)
- Febris 3 hari DD/ Dengue fever
Gastroenteritis
- Developmental delay DD/ ec. Riw. Hiperbilirubinemia
Hipotiroid
- Gizi baik perawakan normal, mikrosefal

F. Tatalaksana
- Infus NaCl 0,9% 75 159/40 tpm (07.30-11.30)
- Inj. Diazepam 2,5 mg IV pelan jika kejang
Per oral
- Zinc 20 mg/24 jam
- Paracetamol 120 mg/4-6 jam jika t ≥38oC
- Oralit 50-100 ml tiap muntah atau diare
Diet:
3 x ½ lunak lauk saring
8 x 100 ml susu LLM
Program:
- Balans cairan/diuresis tiap jam hingga tanda dehidrasi (-) dan diuresis 0,5-1 ml/KgBB/jam
- Evaluasi KU, TV, tanda dehidrasi, kejang
- Cek elektrolit ulang, feses rutin

194
Kasus 17 : KOLESTASIS

A. IDENTITAS
Nama : GALD
Tanggal lahir/Umur : 15 Juni 2017/ 1 bulan
No. CM : C646445
Alamat : Grobogan
MRS : 26 Juli 2017

B. ANAMNESIS
Keluhan : Badan kuning
Riwayat Penyakit Sekarang
+ sejak usia 4 hari anak dikeluhkan kuning seluruh tubuh, makas minum, BAK dan BAB
jarang, demam (+)  dibawa ke klinik, diberikan obat  demam hilang, masih kuning, malas
menetek  dirawat di rumah
+ usia 9 hari bayi masih kuning, demam (-)  dibawa ke RS Grobogan, di rawat inap dengan
hiperbilirubinemia  dilakukan fototerapi, diberi antibiotik  dikatakan menderita Sindroma
Down dan kelainan bawaan lain  rujuk RSDK.
Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat transfusi sebelumnya (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
- Tidak ada keluarga yang sakit seperti ini sebelumnya

C. Pemeriksaan Fisik
BB : 2245 gr WAZ : -2,85 HAZ : <-3 WHZ : -0,24
TB : 41 cm
Keadaan umum : sadar, tampak sakit
Tanda vital : HR : 149 x/mnt
RR : 42 x/menit
Nadi: reguler, isi dan tegangan cukup
T : 36,7°C
Kepala : UUB datar, LK: 33 cm
Wajah : dismorfik (+)
Mata : anemis (-), ikterik (-), upslanting eyes +/+, hipertelorisme
195
+/+
Hidung : Napas cuping (-)
Mulut : sianosis (+)
Telinga : low seat ear (+/+), discharge (-)
Thorax : simetris, retraksi (-)
Cor : Bunyi jantung I-II normal, bising pansistolik
grade IV/6 PM di LLSB, gallop (-)
Paru : Suara dasar : vesikuler +/+ +/+
Suara tambahan : hantaran -/- -/-
ronki -/- -/-
wheezing -/- -/-
Abdomen : cembung (+), supel (+), BU (+) N, hernia umbilicus (-)
Hepar : teraba 4 cm di bawah arcus costae
Lien : S0
Ekstremitas : akral hangat +/+ +/+
Sianosis +/+ +/+
Pucat -/- -/-
Ikterik +/+ +/+
cappilary refill time < 2” <2”

D. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Rujukan Satuan 25/7/17
Hematologi
Hemoglobin 10.5 – 15 g/ dL 7,3
Hematokrit 36 – 44 % 22,9
Eritrosit 3 – 5.4 10^6/ uL
MCH 23.00 – 31.00 Pg
MCV 77 – 101 fL
MCHC 29.0 – 36.0 g/dL
Leukosit 5 – 13.5 10^3/uL 12,1
Trombosit 150 – 400 10^3/uL 222
RDW 11.6 – 14.8 %
MPV 4.00 – 11.00 fL
Hitung jenis
Eosinofil 2–4 % 5
Basofil 0–4 % 0
Batang 2–5 % 0
Segmen 45 – 75 % 31
Limfosit 20 – 40 % 57

196
Monosit 3 – 12 % 7
Kimia klinik
Bilirubin total 0.3 – 1.2 mg/dL 8,47
Bilirubin direk 0.0 – 0.2 mg/dL 5,08
SGOT 15 – 34 U/L 211
SGPT 15 – 60 U/L 428
Alkali fosfatase 50 – 136 U/L 625
Gamma GT 5 – 85 U/L 96
LDH
Total Protein 6,4 – 8,2 g/dL 4,5
Albumin 3.4 – 5.0 g/dL 38
Globulin 2,3 – 3,5 g/dL 0,7
Glukosa sewaktu 80 – 160 mg/dL 57
Ureum 15 – 39 mg/dL
Kreatinin 0.60 – 1.30 mg/dL
Natrium 136 – 145 mmol/L 138
Kalium 3.5 – 5.1 mmol/L 63
Chlorida 98 – 107 mmol/L 102
Calsium 2.12 – 2.52 mmol/L 2,42

USG Abdomen (12/7/17)


Kesan: Sonografi organ intraabdomen dbn
X-Foto Thorax (26/7/17)
Kesan: Kardiomegali
Echocardiographi (26/7/17)
Kesan: DA : PJB sianotik
DE : CAVSD dengan single ventricle, PS infundibular
DF : gagal jantung Ross II

E. Diagnosis
 Obs. Kolestasis
DD/ Intrahepatal DD/ Infeksi
Infeksi CMV
 DA : PJB sianotik
DE : CAVSD dengan single ventricle, PS infundibular
DF : gagal jantung Ross II
 Klinis Sindrom Down
 Hipotiroid konginetal
 Failure to thrive

197
F. Tatalaksana
- O2 nasal canul 1 lpm
- Inf. D5% ½ NS 72/3/3 tpm mikro
Per Oral
- Urdafalk 20 mg/12 jam
- Vit A 5000 IU/ 24 jam
- Vit D 10 mcg/24 jam
- Vit E 10 mcg/24 jam
- Vit K 5 mg/24 jam
- Euthyrax 20 mcg/ 24 jam
Diet : 8 x 40-50 ml progestimil

Program:
- Evaluasi KU, TV, tanda distress respirasi
- Konsul kardiologi anak, nutrisi dan penyakit metabolik, endokrin
- USG abdomen 2 fase
- Tranfusi PRC
- Cek IgG/M CMV

198

Você também pode gostar