Você está na página 1de 3

MK.

Sosilogi Umum (KPM130) Hari/tanggal : Jumat, 1 Februari 2019

Praktikum ke-2 Ruangan : RK. CCR 2.08

Artikel 1
Tak Cukup Deklarasi Damai
Kompas, 24 Maret 2017

Artikel 2
Rasim, Motor Ekonomi Desa
Oleh Megandika Wicaksono
Kompas, 27 Februari 2018

Asisten Praktikum :

Aldy Ilham

Nama / NIM :

Risna Candra Rinanda / C24180017

IKHTISAR

ARTIKEL 1 “Tak Cukup Deklarasi Damai”


Pengemudi ojek daring dan angkot di Bogor sepakat untuk saling menghormati dan
menghindari bentrok lagi. Deklarasi damai diantara pengemudi ojek daring dan angkot
Bogor masih terus ditindak lanjuti, hal ini dikarenakan agar kedua pihak tersebut bisa
mendapatkan haknya. Deklarasi damai yang dicetuskan di Balai Kota Bogor, Kamis 23
Maret 2017 ini didapati hasil kesepakatan bahwa pengemudi ojek daring dan angkot akan
saling menghormati dan mereka akan saling mencari nafkah masing-masing di jalanan
Kota Bogor tanpa ada bentrok lagi.
Latar belakang diadakannya deklarasi damai ini disebabkan karena adanya
kesalahpahaman yang terjadi diantara pengemudi ojek daring dengan pengemudi angkot.
Pengemudi angkot merasa bahwa pengemudi ojek daring selalu mengambil penumpangnya,
padahal menurut pengemudi ojek daring sendiri, mereka tidak mengambil penumpang para
pengemudi angkot, menurut mereka para penumpang lebih memilih ojek daring
dikarenakan para penumpang menginginkan waktu yang lebih cepat untuk sampai ke
tempat tujuan. Namun, sebenarnya masyarakat juga tidak semuanya beralih menggunakan
transportasi ojek daring. Banyak dari masyarakat Bogor yang tetap menggunakan fasilitas
angkutan umum karena menurut mereka angkutan umum lebih murah dibandingkan ojek
daring. Bagi kalangan masyarakat Bogor yang menggunakan ojek daring dimungkinkan
mereka menginginkan sampai di tempat tujuan dengan cepat, karena apabila mereka
menggunakan angkutan umum, waktu yang mereka butuhkan untuk sampai pada tempat
tujuan akan lama, sebab angkutan umum selalu berhenti kapan saja dan terkadang jika sepi
penumpang maka akan berhenti dengan waktu yang lama sampai menunggu angkotnya
terisi penuh.

Adanya permasalahan ini, Bupati Bogor (Nurhayanti) dan Wali Kota Bogor (Bima
Arya) mengadakan sebuah deklarasi damai dengan mengundang Dinas Perhubungan Kota
Bogor. Dalam deklarasi ini dijelaskan bahwa Bupati dan Wali Kota Bogor akan
menstabilkan kembali kondisi transportasi di kota Bogor. Dalam deklarasi ini juga
dijelaskan bahwa tidak ada pihak yang dirugikan dan tidak ada transportasi umum yang
dilarang. Keberadaan jasa transportasi juga akan ditata dan diatur. Pengaturannya akan
jelas agar tidak terjadi lagi gesekan antara angkot dan ojek daring.

ARTIKEL 2 “Rasim, Motor Ekonomi Desa”


Rasim adalah seorang kepala desa yang memiliki kepedulian tinggi terhadap kemajuan
desanya. Dana desa yang didapat dari pemerintahan dimanfaatkan dengan sebaik mungkin
oleh Rasim untuk membangun desanya. Dana tersbut dimanfaatkan untuk membangun
berbagai bidang usaha, mulai dari pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan,
perdagangan, hingga sentra pengolahan gula kelapa. Selain itu juga dikembangkan pula
usaha pariwisata berupa Agrowisata. Berkat ide kreatif Rasim desanya menjadi kian maju.
Berbagai jenis hasil produksi pertanian yang telah dihasilkan oleh Desa Langgongsari
mampu memberikan keuntungan yang besar terhadap desa tersebut.
Sejak muda Rasim rajin membantu ayahnya berkebun dan bertani sehingga tidak heran
jika dia mampu memanfaatkan peluang dengan mengandalkan sektor pertanian. Itulah latar
belakang ide kreatif Rasim untuk membuat desanya menjadi maju dari sektor pertanian.
Sejak menjadi kepala desa di Desa Langgongsari, desa asal istrinya, Rasim rajin
bersilaturahmi ke rumah warganya untuk memantau kondisi warganya. Usahanya ini tidak
sia-sia, akibat hal yang dilakukannya tersebut, Desa Langgongsari mendapat akses air
bersih melalui kerjasama dengan Perhutani dan Dinas Cipta Karya. Rasim terus bergerak
memanfaatkan dana desa untuk kepentingan produktif, seperti membangun BUMDes dan
menggelar pelatihan. Ia berpandangan, desa tanpa usaha tidak akan mandiri. Desa seperti
itu akan terus mengandalkan kucuran dana dari pemerintah.

Untuk mewujudkan visinya tentang usaha desa, Rasim berupaya mengajak warga
mengelola 50 hektar tanah milik desa. Ide Rasim tidak berjalan begitu saja sebab sebagian
tanah desa itu telanjur diokupasi warga secara perseorangan dengan ditanami singkong.
Warga juga keberatan, bahkan menentang sistem pertanian terintegrasi dengan peternakan
yang diusulkan Rasim. Rasim menghadapi penolakan itu dengan sabar. Ia datangi
pertemuan-pertemuan RT untuk memberikan pemahaman tentang manfaat pertanian
terencana dan terintegrasi. Ia mengajak ketua RT, tokoh masyarakat, serta pemuda desa
untuk studi banding ke luar wilayah. Lewat pendekatan yang panjang, rencana
pembangunan sistem pertanian terintegrasi dengan peternakan akhirnya bisa diwujudkan.
Sejauh ini, usaha desa yang digerakkan Rasim memang belum memberikan penghasilan
yang banyak. Namun, Rasim optimistis, pada 2019 nanti pendapatan desanya dapat
mencapai Rp 1 miliar.

Você também pode gostar