Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
NILUH DJELANTIK
MENDUNIA KARENA SEPATU
Nama Kelompok:
Ni Kadek Ayu Semitayani (06) (1607531120)
Putu Laksmi Puspita Yanti (11) (1607531148)
Ni Komang Bella Sri Lestari (13) (1607531150)
PROGRAM REGULER
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
0
NILUH DJELANTIK
MENDUNIA KARENA SEPATU
1
hasratnya memiliki sepatu yang pas di kaki. Gaji pertama yang didapat, ia langsung
membeli sepatu di kawasan Blok M, Jakarta. Sepatu bertumit tinggi menjadi pilihan
karena Niluh bekerja kantoran. Saat itu harga sepatu yang dibelinya sebesar Rp 15.000,
disesuaikan dengan kondisi keuangan Niluh saat itu. Namun, Sepatu pertamanya yang
pas di kaki tidak nyaman dipakai. Seiring membaiknya kondisi keuangan, Niluh mampu
mendapatkan sepatu impian yang nyaman di kaki dan pas di hati.
Akhir tahun 2001 Ni luh kembali ke Bali dan mendapatkan pekerjaan di
perusahaan fashion Paul Ropp milik pengusaha Amerika Serikat. Niluh dipercaya untuk
memegang kendali sebagai Direktur Marketing. Kerja kerasnya berbuah sukses, Paul
Ropp berkembang pesat. Di tahun pertama yakni 2002, penjualan naik hingga 330%.
Butik bertambah hingga 10 lokasi. Namun pada awal 2003 Pekerjaan marketing harus
ditinggalkan karena dalam rangka ekspansi perusahaan, harus dikompensasikan Niluh
dengan jam kerja yang panjang dan berpergian keluar negeri setiap saat untuk
melakukan trade show dan juga membuka pasar bagi perusahaan tersebut, yang
akhirnya membuat Niluh jatuh sakit dan dokter meminta Niluh tak berpergian jauh
sekurangnya dalam waktu enam bulan. Padahal, profesinya menuntut Niluh untuk
terbang ke sejumlah Negara, yang pada akhirnya Niluh memutuskan untuk kembali ke
Bali.
2
bernama “NILOU” di kawasan Kerobokan dengan berbekal modal Rp 33.000.000.
Brand NILOU ini berasal dari slang lafal Niluh di lidah bule dan peluang pun tercipta
karena Niluh bertemu Cedric Cador (sekarang menjadi suaminya) yang memang
terbiasa memasarkan produk Indonesia di Eropa. Koleksi pertama NILOU langsung
booming di Prancis, pesanan pun membanjir hingga 4.000 pasang. Pada 2004, Ni Luh
mendapatkan kontrak outsource dari jaringan retail Topshop yang berpusat di Inggris.
Pintu perdagangan ke Eropa kian terbuka lebar. Kemudian di tahun yang sama, seorang
perempuan berkewarganegaraan Australia berkunjung ke gerai NILOU di kawasan
Seminyak, Bali. Perempuan yang kemudian dikenal dengan nama Sally Power ini
mengaku terkesan dengan sepatu Nilou dan menawarkan diri untuk menjadi distributor
di Negaranya Australia.
NILOU semakin tenar. Pada saat bersamaan, desainer-desainer internasional
yang berproduksi atau mencari inspirasi di Bali ikut memakai produk NILOU. Dari
situlah Niluh memulai hubungan profesional mendesainkan sepatu untuk perancang-
perancang busana dunia seperti Nicola Finetti, Shakuhachi, Tristanblair, dan Jessie Hill.
Di awal pendirian, Ni Luh membutuhkan waktu hingga 2 bulan untuk menyelesaikan
satu desain sepatu. Alokasi waktu paling lama untuk berdiskusi dengan pengrajin.
Biasanya, Niluh menunjukkan sepatu mahal koleksinya ke tukang.
Untuk membedakan dengan produsen sepatu lainnya, NILOU fokus ke
pembuatan sepatu dengan tumit antara 10 cm hingga 12 cm dengan memakai bahan
baku yang kebanyakan dari kulit asli, kuningan, kayu, hingga manik-manik. Di awal
pendirian Niluh memiliki dua karyawan dan hanya mampu memproduksi 3 pasang
sepatu itupun hanya barang pajangan. Setelah berkembang, Nilou memiliki kapasitas
produksi hingga 200 pasang sepatu per bulan dan dibantu 22 karyawan dan 3 asisten
kepercayaan. Nilou telah membuka 36 butik di 20 negara, antara lain Australia,
Amerika Serikat, Prancis, Jepang, dan Uni Emirat Arab.
Di tengah kesuksesan, cobaan datang. Pada 2007, Niluh mendapat tawaran dari
agen di Australia dan Prancis untuk melebarkan sayap. Nilou diproduksi secara massal
di Cina dengan iming-iming sejumlah besar saham. Dengan tegas, Niluh menolak. Dia
tak ingin cintanya yang melekat setiap pasang sepatu yang dihasilkan dari workshopnya
tergantikan oleh mesin atas nama kapitalisme. Brand NILOU yang sudah mendunia
ternyata sudah didaftarkan pihak lain dan terpaksa Niluh membunuh brand NILOU.
3
Kemudian di awal 2008, Niluh kembali membangun usahanya dengan mproduksi
sepatu bermerek “Niluh Djelantik”. Sebelum memulai dengan brand Niluh Djelantik,
Niluh belum memikirkan merek pengganti dan ia berkonsentrasi untuk membangun
merek luar dengan cara mendesain, mendevelopment, dan memproduksi, tetapi
menyerahkan modal ke merek tersebut. Agar tak terulang, brand Niluh Djelantik
langsung dipatenkan. Label baru ini bahkan telah menembus Globus Switzerland pada
2011, yang merupakan salah satu retailer terkemuka di Eropa. Dan juga bekerja sama
dengan retailer terkemuka untuk membuka Niluh Djelantik di Rusia. Selain
memproduksi alas kaki yang siap jual Niluh juga membuat sepatu customize lewat
proses pengepasan ukuran kaki dibutiknya di Bali.
Dengan bantuan 15 perajin sepatu yang semuanya berasal dari Bali, Niluh dapat
memproduksi 200 pasang sepatu per bulan. Kualitas produk yang tinggi serta
menonjolkan eksklusivitas membuat harga jual sepatu buatannya tergolong tidak murah.
Untuk menghasilkan sepasang sepatu, butuh waktu berkisar 2 hari hingga seminggu.
Harga jualnya dibanderol mulai Rp 1.400.000 hingga Rp 5.000.000 per pasang. Hingga
kini niluh memiliki tiga toko diantaranya Niluh Djelantik Outlet 144, Jalan Raya
Kerobokan 80361 Bali, Niluh Djelantik Flagship Store 88 AB, Jalan Petitenget 80361
Bali dan Niluh Djelantik Jakarta 74A Jalan Kemang Timur Raya 12730 Jakarta Selatan.
Selain itu Niluh juga membuat online store di www.niluhdjelantik.com semua koleksi
Niluh Jelantik mulai dari sepatu, sandal, tas, dompet, dan clutch dapat di lihat dan
dipesan melalui website ini.
4
Selain Sepatu, Ni Luh Djelantik juga memproduksi Tas & Aksesoris Kulit