Você está na página 1de 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Fisika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yangpada hakikatnya
mempelajari aktivitas – aktivitas fisik manusia dengan alamdisekitarnya. Dengan
mempelajari ilmu fisika, kita dapat mengetahui apasebenarnya yang kita alami selama
kita hidup didunia.

C o n t o h k o n gk r e t n ya a d a l a h d i s a a t k i t a m e n a r i k t u a s r e m p a d a kendaraan,
seketika itu pula kendaraan kita akan berhenti secara langsung atauberangsur-angsur
melamban hingga berhenti. Hal itu disebabkan karena terjadireaksi antara roda kendaraan
dengan tuas rem yang kita tarik tersebut, yangdisebut gaya (dalam hal ini adalah gaya
gesek).
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Angin Darat dan Angin Laut

Proses terjadinya angin darat dan angin laut disebabkan oleh beda sifat fisis antara
permukaan darat dan laut. Yaitu perbedaan sifat antara daratan dan lautan dalam menyerap
dan melepaskan energi panas matahari. Daratan menyerap dan melepas energi panas lebih
cepat daripada lautan. Periode angin darat dan angin laut adalah harian.

a. Angin darat ( the land breeze)

Angin Darat adalah jenis angin yang bergerak dari daratan menuju ke lautan yg terjadi pada
waktu malam hari. Sedangkan Pengertian Angin laut adalah jenis angin yg bergerak dari
lautan menuju ke daratan yang terjadi pada waktu siang hari. Angin Darat dan Angin Laut
merupakan angin yg bergerak pada sekitaran daerah darat dan laut, pada saat peristiwa
tersebut maka suhu di daratan akan lebih dingin dari pada suhu di lautan.

Terjadinya Angin Darat terjadi di waktu malam hari, dimana suhu pada daratan akan menjadi
lebih dingin jika dibandingkan dengan suhu pada lautan. Hal tersebut dikarenakan oleh sifat
daratan yang lebih cepat menerima panas serta lebih cepat menerima dingin. Daratan akan
menjadi daerah yg memiliki tekanan tinggi atau maksimum, sedangkan lautan akan menjadi
daerah yg memiliki tekanan rendah atau minimum.

Manfaat Angin Darat ini sering digunakan oleh para nelayan untuk berangkat mencari ikan di
laut, oleh karena itu kita sering melihat para nelayan berangkat mencari ikan pada waktu
malam hari, bukannya pada waktu siang hari dan pada waktu siang harinya para nelayan
biasanya baru pulang dari mencari ikan di laut. Hal tersebut juga dapat akan lebih
mempermudah para nelayan untuk berlayar mencari ikan karena adanya dorongan angin
darat.
b. Angin laut ( the sea breeze)

Sedangkan Terjadinya Angin laut terjadi disaat Siang Hari, dimana suhu pada lautan akan
menjadi lebih dingin jika dibandingkan dengan suhu pada daratan. Hal tersebut dikarenakan
sifat laut atau perairan yang lambat dalam menerima panas serta lambat melepaskannya.
Sehingga lautan akan menjadi daerah yang memiliki tekanan tinggi atau maksimum,
sedangkan daratan akan menjadi daerah yang memiliki tekanan rendah atau minimum.

Adapun untuk Manfaat Angin Laut digunakan oleh para nelayan untuk pulang dari mencari
ikan di laut, karena hal tersebut akan lebih mempermudah para nelayan untuk menuju
kedaratan dengan adanya dorongan air laut yang menuju ke daratan. Oleh karena itu bisa
disimpulkan bahwa Manfaat dari Proses Terjadinya Angin Darat dan Angin Laut yang paling
utama ini ialah untuk digunakan oleh Para Nelayan dalam mencari Ikan.

Dimana para nelayan biasanya akan berangkat mencari ikan pada waktu malam hari
memanfaatkan adanya angin darat, kemudian pulang pada waktu siang hari memanfaatkan
adanya angin laut. Dengan mengikuti arah angin darat dan laut ini para nelayan sendiri akan
lebih terbantu dan lebih mudah menuju ke lautan ataupun daratan. Selain itu sudah tentu
Manfaat Angin Laut dan Angin Darat sangatlah banyak untuk Kehidupan Manusia.

Demikianlah pembahasan mengenai Proses Terjadinya Angin Darat dan Angin Laut, dan
semoga saja apa yang telah dituliskan di artikel ini bisa bermanfaat bagi kalian Para Pembaca
Online dan Para Pelajar di Indonesia. Perlu kalian ketahui juga bahwa dengan mengetahui
tentang Angin Darat dan Angin Laut ini, maka secara tidak langsung kalian sebagai Para
Pelajar menjadi tahu tentang Perbedaan Angin Darat dan Angin Laut.

Hal ini cukup penting bagi kalian Para Pelajar, karena tidak bisa dipungkiri bahwa Materi
Biologi SMP ini cukup penting dan sering juga keluar di Soal – Soal Ujian Sekolah dan Ujian
Nasional Biologi, seperti Materi Biologi Dasar lainnya yakni tentang Perbedaan Batang
Dikotil dan Monokotil. Sekali lagi sebagai Penulis berharap dengan adanya ulasan ini maka
bisa bermanfaat dan berguna bagi kalian Para Pembaca Online di Mistamaja HP ini, akhir
kata saya ucapkan Terima kasih atas kunjungan kalian.

2.2. Perubahan Wujud Zat Oleh Kalor

Segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang disebut dengan zat. Yang tidak
memiliki massa namun menempati ruang maka tergolong pada energi. Bunyi dan cahaya
termasuk energi karena tidak memiliki massa.

Jadi, ilmu fisika sesungguhnya ilmu tentang zat dan energi. Namun kali ini akan dibahas
masalah wujud zat dan perubahannya. Wujud zat berubah karena adanya kalor yang
diberikan atau dilepaskan.
a. Perubahan wujud zat

Zat di alam terdiri dari 3 wujud, yaitu; padat, cair dan gas. Teori dasar pelajaran IPA fisika
tentang zat tersebut mengungkapkan bahwa zat dapat mengalami perubahan wujud.

Zat berwujud padat dapat berubah menjadi wujud zat cair dan disebut dengan
peristiwamelebur. Contohnya, bungkahan es dapat berubah menjadi air. Selanjutnya air dapat
berubah menjadi uap dan disebut sebagai peristiwa menguap. Contohnya, peristiwa
menguapnya air di permukaan bumi menjadi uap air di awan.

Kebalikan perubahan wujud di atas yaitu mengembun dan membeku. Uap air di angkasa dapat
mengalami peristiwa pengembunan dengan adanya embun yang menempel pada tumbuhan
dan benda apa saja di pagi hari.

Ada pula peristiwa perubahan wujud yang tidak mengalami proses melebur melainkan
langsung menjadi uap. Peristiwa itu disebut dengan menyublim, misalnya kapur barus
berubah langsung menjadi uap. Proses sebaliknya disebut dengan mengkristal, dimana uap
kapur barus dapat berubah wujud menjadi kristal kapur barus.
b. Pengaruh kalor terhadap wujud zat

Kalor (panas) dapat menaikkan suhu suatu zat yang berdampak terhadap perubahan wujud
zat. Melebur dan menguap merupakan peristiwa yang memerlukan kalor. Untuk meleburkan
bungkahan es, atau menguapkan air diperlukan kalor.

Namun demikian peristiwa mengembun dan membeku tidak memerlukan kalor melainkan
melepaskannya. Peristiwa terbentuknya embun di pagi hari merupakan contoh perubahan
wujud yang melepaskan kalor. Begitu pula peristiwa membeku, akan dikeluarkan sejumlah
kalor sehingga air membeku membentuk bungkahan es.

Kulkas atau lemari es merupakan penerapan peristiwa perubahan wujud zat cair menjadi
padat. Alat ini bekerja untuk mengeluarkan kalor yang ada pada air. Jadi, bungkahan es
terbentuk di kulkas karena kalor pada air telah dikeluarkan oleh alat ini.

2.3. Pemuaian Zat

Pemuaian Zat Padat, Cair, dan Gas- Pemuaian zat adalah peristiwa perubahan
geometri dari suatu benda karena pengaruh panas (kalor). Perubahan geometri ini bisa
meliputi bertambahnya panjang, lebar, maupun volume. Pemuaian biasanya diiringi dengan
kenaikan suhu zat. Sobat mungkin pernah melihat rel kereta yang bengkok, itu adalah contoh
peristiwa pemuaian (yang merugikan). Selain contoh pemuaian yang merugikan, masih
banyak contoh pemuaian yang menguntungkan. Misalnya saja pemuaian cairan merkuri pada
termometer. Selain termometer, masih ada contoh sederhana yang bisa kita lihat dari
pemuaian bimetal. Pemuaian bimetal ini banyak digunakan di alat-alat listrik seperti setrika
dan sekring yang prinsipnya sebagai safety tool dari kebakaran maupun korsleting.

Jenis-jenis pemuaian zat

1. Pemuaian Zat Padat

Pemuaian zat padat merupakan peristiwa bertambah panjang, lebar, atau volume suatu benda
padat karena pengaruh panas (kalor). Contoh pemuaian zat padat seperti pemuaian rel kereta
yang telah disebutkan tadi.

Jenis-jenis Pemuaian Zat Padat

Benda padat pada prinsipnya mengalami pemuaian di semua bagian benda tersebut (volume)
tapi guna memudahkan mempelajarinya, pemuaian zat padat dibagi menjadi 3
a. Pemuaian Panjang

Pemuaian panjang adalah pertambahan panjang benda akibat pengaruh suhu (1 dimensi).
Coba amati kabel listrik yang terlihat lebih kendor di siang hari jika dibanding pada pagi hari,
itulah contoh dari muai pemuaian panjang. Besarnya pemuaian zar tergantung pada konstanta
muai panjang zat dan nilai konstanta tersebut akan berbeda-beda untuk tiap zatnya. Alat yang
digunakan untuk menyelidiki pemuaian panjang berbagai jenis zat padat adalah
musschenbroek. Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh panjang mula-mula benda,
besar kenaikan suhu, dan tergantung dari jenis benda.

Rumus pemuaian panjang


Δx= Lo. α. ΔT
ΔX =besarnya pemuaian panjang
Lo = panjang mula-mula
α = konstanta pemuaian
ΔT = selisih suhu

L = Lo + Δx
L = Lo (1 + α.ΔT)
L = panjang setelah dipanaskan
Lo = panjang mula-mula

tabel koefisien muai panjang beberapa zat padat

No Jenis zat Alpha( /0C)


1 Aluminium 0,000024
2 Perunggu 0,000019
3 Baja 0,000011
4 Tembaga 0,000017
5 Kaca 0,000009
6 Pirek 0,000003
7 Berlian 0,000001
8 Grafit 0,000008
contoh soal pemuaian panjang

Sebuah logam pada mulanya memiliki panjang 20 cm. Kemudian menerima kalor dan
suhunya naik sebesar 40 derajat. Jika koefisien muai panjang logam tersebut adalah 0,001/oC
Maka berapa panjang logam tersebut setelah suhunya naik?
BAB III
PENETUP

3.1. Kesempilun
Fisika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yangpada
hakikatnya mempelajari aktivitas – aktivitas fisik manusia dengan alamdisekitarnya.
Dengan mempelajari ilmu fisika, kita dapat mengetahui apasebenarnya yang kita
alami selama kita hidup didunia.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................

KATA PENGANTAR ................................................................................

DAFTAR ISI .............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................

1.1. Latar Belakang ..........................................................................

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................

2.1. Angin Darat dan Angin Laut............................................................................

2.2. Perubahan Wujud Zat Oleh Kalor....................................................................

2.3. Pemuaian Zat ...................................................................................................

BAB III PENETUP ................................................................................................

3.1. Kesempilun ............................................................................................


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
MATA PELAJARAN GURU PEMBIMBING
FISIKA MARTA YUSTIKA DEWI. S.Pd
MAKALAH

FISIKA

OLEH:

NAMA : WENNY DWI WULANDARI

KELAS : XI2 MULTIMEDIA

SMK GLOBAL CENDEKIA


KUALU NENAS
TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Você também pode gostar