Você está na página 1de 24

Arus Listrik.

Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir dari suatu titik yang
berpotensial tinggi ke titik yang berpotensial rendah dalam waktu satu detik. Peristiwa
mengalirnya arus listrik disebabkan karena adanya elektron yang bergerak. Arus litrik
juga dapat diartikan sebagai besarnya tegangan dibagi besarnya resistansi.

Simbol dari arus listrik adalah "I", dan terbagi menjadi arus listrik searah (dc) dan
arus listrik bolak balik (ac). Definisi arus listrik arus searah secara sederhana dapat kita
artikan bahwa arus listrik mengalir secara searah (direct) sehingga pada rangkaian ini
ditentukan adanya kutub positif (+) dan kutub negatif (-). Arus akan mengalir dari kutub
positif ke kutub negatif. Sedangkan pada arus listrik bolak balik, arus akan mengalir
secara bolak-balik karena disebabkan perubahan polaritas tegangan (ac).

Rumus Untuk Menghitung Arus Listrik | Perhitungan Kuat Arus Listrik

Rumus arus listrik yang dihitung dengan muatan listrik (Q) maka,

I=q/t

Keterangan :

I : arus listrik (ampere)

q : besarnya muatan listrik (coulumb)

t : waktu (sekon)

Rumus arus listrik yang dihitung dengan tegangan listrik (V) maka,

I=V/R
Keterangan :

I : kuat arus listrik (ampere)

V : tegangan listrik (volt)

R : resistansi / tahanan listrik (ohm)

Rumus arus listrik yang dihitung dengan daya listrik (P) maka,

P = I kuadrat dikali R

I = Akar dari ( P / R)

Keteragan :

P : daya listrik (watt)

Teori Arus Listrik. Ada beberapa teori yang berhubungan dengan arus listrik yaitu
seperti teori hukum ohm dan hukum kirchoff. Pada hukum ohm arus listrik diartikan
bahwa besarnya arus yang mengalir adalah hasil bagi antara beda potensial dengan
tahanan. Sedangkan pada hukum kirchoff menjelaskan tentang arus listrik yang
memasuki suatu titik percabangan. Semua teori adalah benar dan sudah terbukti secara
meyakinkan. Jika anda kurang percaya dengan teori yang sudah baku, maka anda bisa
melakukan praktek untuk melakukan beberpaa pengujian dan pengukuran. Caranya
buatlah beberapa variasi rangkaian listrik, dan lakukan pengukuran pada setiap variasi,
setelah itu cocokkan hasil pengukuran dengan perhitungan secara teori.

Sumber Arus Listrik. Secara umum kita mengenal beberapa sumber yang mampu
menghasilkan arus lisrik yaitu seperti : generator listrik, batere kering dan accumulato.

Untuk batere dan accu hanya bisa menyediakan arus listrik searah (dc). Untuk yang
pembangkit generator itu contohnya listrik PLN. Generator dikopel dengan turbin pada
sistem pembangkit. Sistem pembangit bisa dengan air (PLTA), uap (PLTU), gas (PLTG),
surya (PLTS), nuklir (PLTN dan lain sebagainya.

Kesimpulan yang bisa ditarik secara sederhana tentang arus listrik

Secara sederhana maka dapat kita simpulkan beberapa poin mengenai arus lisrik ini.
Memang ini adalah hasil analisa saya pribadi dan jika anda tidak sepaham itu sah-sah
saja. Karena masing-masing pendapat biasanya mempunyai dasar pemikiran atau alasan
tertentu.

 Arus listrik itu ibarat arus air yang mengalir, air mengalir dari tempat tingi ke
tempat rendah. Tapi arus listrik mengalir dari titik berpotensial tinggi ke titik
berpotensial rendah. Kuatnya arus air yang mengalir juga sama perumpamaannya
dengan kuat arus listrik yang mengalir.
 Arus listrik hanya akan mengalir jika terjadi perbedaan polaritas (potensial)
antara sautu titik dengan titik lainnya. Jika terjadi keseimbangan maka, arus
listrik tidak akan mengalir (lihat teori jembatan wheatstone).
 Arus terbagi dua yaitu arus searah (DC) dan arus bolak balik (AC)
 Arus mengalir bolak balik terjadi karena pada tegangan sumber terjadi perubahan
polaritas secara bolak-balik, bukan karena sifat arus listriknya. Sifat dasar dari
arus lisrik tetap mengalir dari daerah berpolaritas tinggi ke polaritas rendah.
 Arus listrik yang masuk ke dalam titik percabangan, maka arus tersebut akan
berbagi. Artinya jumlah arus yang mengalir pada semua percabangan adalah
sama dengan arus sumber (sebelum memasuki titik percabangan), ini sesuai
dengan teori hukum kirchoff.
 Besarnya arus yang mengalir pada suatu rangkaian tergantung dari besarnya beda
potensial dan tahanan total yang ada dalam rangkaian. Ini sesuai hukum ohm.

TEGANGAN LISTRIK (VOLTAGE)


Definisi
Tegangan listrik atau yang lebih dikenal sebagai beda potensial listrik adalah
perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik. Tegangan listrik
merupakan ukuran beda potensial yang mampu membangkitkan medan listrik sehingga
menyebabkan timbulnya arus listrik dalam sebuak konduktor listrik.
Berdasarkan ukuran perbedaan potensialnya, tegangan listrik memiliki empat tingkatan:
Tegangan ekstra rendah (extra low Voltage)

Tegangan rendah (low Voltage)

Tegangan tinggi (high Voltage)

Tegangan ekstra tinggi (extra high Voltage)

Simbol (rumus)
Sesuai dengan definisi di atas, bahwa tegangan merupakan perbedaan potensial
antara dua titik, yang bisa didefinisikan sebagai jumlah kerja yang diperlukan untuk
memindahkan arus dari satu titik ke titik lainnya, maka rumus dasar tegangan antara 2
titik adalah:

Va – Vb = ∫E . dI
Dimana Va = potensial di titik a; Vb = potensial di titik b; E = medan listrik, dan I = arus
listrik.
Berdasarkan penerapannya, beda potensial ada pada arus listrik searah (DC) dan arus
listrik bolak- balik (AC). Pada arus searah:

V = √(P.R)
V=I.R
dimana V = tegangan; P = daya; R = hambatan; dan I = arus.
Sedangkan pada arus bolak-balik:
dimana V = tegangan (Volt); I = arus (Ampere); P = daya (Watt); R = hambatan (Ohm);
Z = impedansi; dan ф adalah beda fase antara I dan V.

Satuan (unit)
Tegangan listrik memiliki satuan Volt. Simbol untuk tegangan listrik adalah V.
namun dalam referensi-referensi akademis lebih sering digunakan simbol E untuk
menyebutkan tegangan listrik. Hal ini dilakukan agar tidak tertukar dengan simbol satuan
tegangan (Volt) yang juga disimbolkan dengan V.
Hambatan
Hambatan listrik adalah sesuatu yang menahan aliran listrik. Hambatan listrik sering
disebut juga dengan resistansi, mengacu pada istilah bahasa inggris Resistance yang
berarti hambatan. Pada dasarnya setiap material memiliki hambatan listrik. Sebuah
konduktor yang cenderung menghantarkan listrik memiliki hambatan yang kecil dan
sebuah isolator yang tidak bisa dialiri listrik memiliki hambatan yang besar.

Analogi hambatan listrik dapat diibaratkan aliran air didalam sebuah pipa, dimana
aliran air kita analogikan sebagai aliran listrik. Sebuah pipa yang besar memungkinkan
untuk dialiri air dengan debit yang lebih besar dibandingkan pipa yang kecil dalam
waktu yang sama. Ini berarti pipa kecil lebih menghambat dibanding pipa besar.

Kemudian jika kita menggunakan ukuran pipa yang sama namun didalam pipa kita
beri sesuatu yang sifatnya menahan air seperti spon misalnya, maka aliran airpun akan
berkurang. Dalam hal ini spon dianggap sebagai hambatan bagi air. Dalam elektronika,
kerja spon ini diibaratkan sebagai hambatan terhadap arus listrik.

Simbol Dan Satuan Hambatan Listrik

Nilai hambatan listrik dinyatakan dalam satuan Ohm (Ω). Kata Ohm diambil dari
nama fisikawan jerman Georg Simon Ohm, yaitu orang yang menemukan hubungan
antara tegangan arus dan hamabatan listrik yang dikenal dengan Hukum Ohm. Satuan
Ohm juga bisa ditulis dengan tanda Ω, yaitu karakter Omega dalam susunan abjad latin.

Simbol hambatan listrik ditulis dengan huruf R, singkatan dari Resistance. Dalam
praktek elektronika sehari-hari, huruf “R” juga sering digunakan untuk menyebut
komponen resistor, yaitu komponen elektronika yang berfungsi sebagai hambatan.

Hukum Ohm

Hukum Ohm menyatakan bahwa besarnya kuat arus yang mengalir diantara dua titik
berbanding lurus dengan beda potensial antara kedua titik tersebut. Karena arus yang
mengalir berbanding terbalik dengan hambatan listrik antara dua titik tersebut maka
dapat dinyatakan bahwa kuat arus yang mengalir sama dengan tegangan listrik dibagi
hambatan listrik.
Penerapan hukum Ohm merupakan sesuatu yng paling mendasar saat kita belajar
elektronika. Dengan mengacu pada hukum Ohm dapat dilakukan perhitungan-
perhitungan lanjut untuk merancang sebuah rangkaian berdasarkan rumus diatas.

Resistansi vs Konduktansi

Resistansi atau hambatan listrik berbanding terbalik dengan konduktansi atau


hantaran. Jika resistansi merupakan nilai seberapa besar menghambat arus listrik, maka
konduktansi merupakan nilai seberapa besar menghantarkan arus listrik. Dengan prinsip
ini dapat dirumuskan bahwa besarnya konduktasi berbanding terbalik dengan resistansi.
Satuan konduktansi dinyatakan dalam siemens (S) dan ditulis dengan simbol G.

Hambatan Kawat

Nilai hambatan sebuah kawat ditentukan oleh hambat jenis kawat (Ρ), panjang kawat
(l) dan luas penampang kawat (A). Besarnya hambatan berbanding lurus dengan panjang
dan berbanding terbalik dengan luas penampang. Penyataan ini tertuang dalam
hukum Pouillet yang ditemukan oleh Claude Pouillet, seorang fisikawan asal negara
Prancis.

Berdasarkan rumus diatas, dapat dinyatakan bahwa sebuah kawat (dari jenis yang
sama) yang lebih panjang memiliki hambatan listrik yang lebih besar dan sebuah kawat
dengan luas penampang lebih besar memiliki hambatan yang lebih kecil.

Mengukur Hambatan Listrik

Pada awalnya dulu, hambatan listrik diukur menggunakan rangkaian jembatan


Wheatstone yang ditemukan oleh Samuel Christie pada tahun 1833 dan disempurnakan
oleh Sir Charles Wheatstone pada tahun 1843. Dengan jembatan Wheatstone dapat
diperoleh nilai hambatan listrik yang presisi khususnya untuk nilai hambatan yang kecil.

Kini, untuk mengukur hambatan listrik kita menggunakan alat ukur Ohmmeter yang
kebanyakan sudah diintegrasikan dalam alat ukur Multimeter. Prinsip kerja Ohmmeter
analog berbanding terbalik dengan pengukuran arus dan tegangan. Jika saat mengukur
tegangan nilai yang lebih besar berada di kanan maka saat mengukur hambatan listrik,
nilai hambatan listrik yang lebih besar akan berada disebelah kiri.

DAYA LISTRIK (ELECTRIC POWER)

Definisi
Daya listrik adalah besar energi listrik yang ditransfer oleh suatu rangkaian listrik
tertutup. Daya listrik sebagai bentuk energi listrik yang mampu diubah oleh alat-alat
pengubah energi menjadi berbagai bentuk energi lain, misalnya energi gerak, energi
panas, energi suara, dan energi cahaya. Selain itu, daya listrik ini juga mampu disimpan
dalam bentuk energi kimia. Baik itu dalam bentuk kering (baterai) maupun dalam bentuk
basah (aki).

Simbol (rumus)
Daya merupakan jumlah energi listrik yang mengalir dalam setiap satuan waktu
(detik). Sehingga formula daya listrik bisa dituliskan sebagai berikut:
P=W/t
Dimana

P = daya (Watt atau Joule/sekon);


W = energi listrik (Joule);

t = waktu (sekon).

Karena W=V×I×t atau W=I^2×R×t atau W=V^2/R×t, jika W disubstitusi, maka


persamaan daya listrik akan menjadi:
P=V×I atau
P=I^2×R atau
P=V^2/R
dimana P = daya (Watt), V = tegangan (Volt), I = kuat arus (Ampere), dan R = hambatan
(Ohm).

Satuan (unit)
Satuan dari daya dalam SI adalah Joule/sekon atau Watt.

Rangkaian seri merupakan satu diantara dua jenis rangkaian yang umum dikenal
sekarang ini. Rangkaian seri berfungsi untuk memperbesar hambatan dan berfungsi
sebagai pembagi tegangan. Rangkaian ini dibedakan dengan rangkaian listrik lainnya
berdasarkan pada cara suatu komponen listrik tersusun. Rangkaian seri memiliki pola
susunan tersendiri dan menjadi ciri khas dari rangkaian tersebut. Nah, lewat materi ini
kami akan memperlihatkan kepada Anda seperti apa susunan rangkaiannya. Sebagai
tambahan, kami akan menampilkan juga rumus-rumus yang digunakan dalam
perhitungan rangkaian seri.

Pengertian Rangkaian Seri

Rangkaian seri adalah salah satu model rangkaian listrik yang dikenal dewasa ini.
Dalam pelajaran kelistrikan, rangkaian seri adalah suatu rangkaian yang semua bagian-
bagiannya dihubungkan berurutan, sehingga setiap bagian dialiri oleh arus listrik yang
sama. Rangkaian ini disebut juga dengan rangkaian tunggal, membiarkan listrik mengalir
keluar dari sumber tegangan, melalui setiap bagian, dan kembali lagi ke sumber
tegangan. Kuat arus yang mengalir selalu sama di setiap titik sepanjang rangkaian.
Hambatan yang dirangkai secara seri akan semakin besar nilai hambatannya. Sedangkan,
lampu yang dirangkai secara seri nyalanya menjadi semakin redup. Apabila satu lampu
mati, maka lampu yang lain juga akan mati.

Ciri-ciri Rangkaian Seri

Ciri-ciri rangkaian seri adalah semua komponen listrik yang akan dipasang disusun
secara berderet atau berurutan. Kabel penghubung semua komponen tersebut tidak
memiliki percabangan sepanjang rangkaian, sehingga hanya ada satu jalan yang dilalui
oleh arus. Akibatnya, arus listrik (I) yang mengalir di berbagai titik dalam rangkaian
sama besarnya, sedangkan beda potensialnya berbeda. Artinya semua komponen yang
terpasang akan mendapat arus yang sama pula. Rangkaian seri memiliki hambatan total
yang lebih besar daripada hambatan penyusunnya. Hambatan total (Rtotal) ini disebut
hambatan pengganti. Beda potensial atau tegangan total (Vtotal) dari rangkaian seri
adalah hasil jumlah antara beda potensial pada tiap resistor. Semua pernyataan ini dapat
dirumuskan menjadi:

Keuntungan menggunakan rangkaian seri adalah dapat mengurangi biaya pemakaian


kabel listrik. Sedangkan kelemahannya, energi yang diserap masing-masing alat listrik
menjadi semakin kecil. Contoh: lampu menjadi redup jika dirangkai seri. Jika salah satu
dari komponen listrik putus/rusak maka semua komponen tidak dapat bekerja. Selain itu,
hambatan listrik jika komponen dirangkai seri akan semakin besar.

Beberapa Gambar Rangkaian Seri

Berikut ini kami tampilkan beberapa gambar yang memperlihatkan susunan


komponen yang dirangkaian secara seri:
Rangkaian Seri Resistor

Rangkaian Seri pada Lampu

Rangkaian paralel

Rangkaian paralel adalah suatu model yang digunakan dalam penyusunan


komponen-komponen listrik. Terdapat ciri khusus yang melekat pada model ini dan
menjadi faktor pembeda dari rangkaian listrik lainnya (misal: rangkaian seri). Perbedaan
tersebut terletak pada bentuk, susunan rangkaian, dan fungsi/kegunaannya. Rangkaian ini
juga memiliki beberapa keunggulan dalam hal pengaplikasiannya pada pemasangan
instalasi listrik rumah tangga, perkantoran, dan lain-lain. Semuanya akan kami paparkan
secara lengkap disini, selamat membaca.

Pengertian Rangkaian Paralel

Rangkaian paralel adalah salah satu model rangkaian yang dikenal dalam kelistrikan.
Secara sederhana, rangkaian paralel diartikan sebagai rangkaian listrik yang semua
bagian-bagiannya dihubungkan secara bersusun. Akibatnya, pada rangkaian paralel
terbentuk cabang di antara sumber arus listrik. Olehnya itu, rangkaian ini disebut juga
dengan rangkaian bercabang. Dalam rangkaian ini, semua percabangan yang ada dapat
dilalui oleh arus listrik. Di setiap cabang itulah komponen listrik terpasang, sehingga
masing-masing komponen itu memiliki cabang dan arus tersendiri. Arus tersebut
mengaliri semua komponen listrik yang terpasang secara bersamaan. Rangkaian paralel
diperlukan jika kita akan melakukan pengaturan arus listrik, dengan membagi arus listrik
dengan cara merubah beban yang lewat di tiap percabangan.

Ciri-ciri Rangkaian Paralel

Ciri-ciri dari rangkaian paralel adalah semua komponen listrik terpasang secara
bersusun atau sejajar. Pada rangkaian paralel arus yang mengalir pada setiap cabang
berbeda besarnya. Setiap komponen terhubung dengan kutub positif dan kutub negatif
dari sumber tegangan, artinya semua komponen mendapat tegangan yang sama besar.
Sedangkan, hambatan totalnya menjadi lebih kecil dari hambatan tiap-tiap komponen
listriknya. Semuanya dapat ditulis dalam bentuk rumus matematis:

Kelebihan menggunakan rangkaian paralel adalah apabila saklar dimatikan, maka


tidak semua komponen mati kecuali komponen yang dihubungkan dengan saklar yang
dimatikan, misalnya lampu. Selain itu, Jika ada salah satu cabang atau komponen listrik
yang putus atau rusak, maka komponen yang lain tetap berfungsi. Sebab masih ada
cabang lain yang dapat dialiri arus listrik dan komponen yang tidak rusak itu masih
mempunyai hubungan dengan kedua kutub sumber tegangan. Sedangkan, kelemahan
rangkaian paralel adalah dibutuhkan lebih banyak kabel atau penghantar listrik untuk
menyusun seluruh rangkaian.
Gambar Rangkaian Paralel

Berikut ini adalah gambar dari beberapa alat listrik yang dirangkai secara paralel:

Rangkaian Paralel Lampu

Rangkaian Paralel Baterai

I. Kemagnetan

Kemampuan suatu benda menarik benda lain yang berada didekatnya


disebutkemagnetan. Berdasarkan kemampuan benda menarik benda lain dibedakan
menjadi dua, yaitu benda magnet dan benda bukan magnet. Namun, tidak semua benda
yang berada di dekat magnet dapat ditarik. Benda yang dapat ditarik magnet disebut
benda magnetik. Benda yang tidak dapat ditarik magnet disebut benda nonmagnetik.
Benda yang dapat ditarik magnet ada yang dapat ditarik kuat, dan ada yang
ditarik secara lemah. Oleh karena itu, benda dikelompokkan menjadi tiga, yaitu benda
feromagnetik, benda paramagnetik, dan benda diamagnetik. Benda yang ditarik kuat oleh
magnet disebut benda feromagnetik. Contohnya besi, baja, nikel, dan kobalt. Benda yang
ditarik lemah oleh magnet disebut benda paramagnetik. Contohnya platina, tembaga, dan
garam. Benda yang ditolak oleh magnet dengan lemah disebut benda diamagnetik.
Contohnya timah, aluminium, emas, dan bismuth.

Benda-benda magnetik yang bukan magnet dapat dijadikan magnet. Benda itu
ada yang mudah dan ada yang sulit dijadikan magnet. Baja sulit untuk dibuat magnet,
tetapi setelah menjadi magnet sifat kemagnetannya tidak mudah hilang, maka baja
digunakan untuk membuat magnet tetap (magnet permanen). Besi mudah untuk dibuat
magnet, tetapi jika setelah menjadi magnet sifat kemagnetannya mudah hilang. Jadi, besi
digunakan untuk membuat magnet sementara (magnet remanen).

Setiap benda magnetik pada dasarnya terdiri magnet-magnet kecil yang disebut
magnet elementer. Oleh sebab itu, prinsip membuat magnet adalah mengubah susunan
magnet elementer yang tidak beraturan menjadi searah dan teratur. Ada tiga cara
membuat magnet, yaitu menggosok, induksi, dan arus listrik

Menggosok Cara ini dapat dilakukan dengan


menggosokkan bahan itu ke magnet dalam
satu arah. Kutub magnet yang dihasilkan
bahan akan berlawanan arah dengan kutub
magnet yang digunakan untuk menggosok.

Induksi Cara ini dapat dilakukan dengan


mendekatkan bahan magnet pada suatu
magnet kuat (tanpa menyentuhkannya).
Ujung bahan magnet yang didekatkan ke
ujung magnet utama akan menjadi kutub
yang berlawanan dengan kutub magnet
utama yang terdekat.
Arus Listrik Untuk membuat magnet dengan cara ini,
bahan magnet harus dialiri arus. Arus listrik
ini dialirkan searah melalui kawat yang
dililitkan pada bahan magnet. Magnet yang
dibuat dengan cara ini dinamakan magnet
listrik atau elektromagnet. Untuk
menentukan kutub-kutub magnetnya,
digunakan kaidah tangan kanan

Agar sifat kemagnetan sebuah magnet dapat tahan lama, maka dalam menyimpan
magnet diperlukan angker (sepotong besi) yang dipasang pada kutub magnet.
Pemasangan angker bertujuan untuk mengarahkan magnet elementer hingga membentuk
rantai tertutup.

Selain itu, magnet juga dapat dihilangkan kemagnetannya. Sebuah magnet akan
hilang sifat kemagnetannya jika magnet dipanaskan, dipukul-pukul, dan dialiri arus
listrik bolak-balik. Magnet yang mengalami pemanasan dan pemukulan akan
menyebabkan perubahan susunan magnet elementernya. Akibat pemanasan dan
pemukulan magnet elementer menjadi tidak teratur dan tidak searah. Penggunaan arus
AC menyebabkan arah arus listrik yang selalu berubah-ubah. Perubahan arah arus listrik
memengaruhi letak dan arah magnet elementer. Apabila letak dan arah magnet elementer
berubah, sifat kemagnetannya hilang.

Gambar : Cara menghilangkan sifat kemagnetan dengan a) dipukul-pukul, b) dipanaskan,


dan c) dialiri arus listrik AC

Kutub-Kutub Magnet

Kutub-kutub magnet adalah bagian ujung magnet yang memiliki kekuatan paling
besar untuk menarik partikel besi dibandingkan bagian magnet yang lain. Setiap magnet
memiliki dua buah kutub, yaitu kutub selatan dan kutub utara. Garis lurus yang
menghubungkan kedua kutub ini disebut sumbu magnet. Jika kita menggantungkan
sebuah magnet dan mendiamkannya, arah memanjang magnet selalu mengarah ke arah
utara-selatan. Sementara itu, jika sebuah magnet dipotong, maka setiap potongan tersebut
akan tetap memiliki dua kutub dan menjadi sebuah magnet yang baru.

Jika kamu mendekatkan kutub-kutub magnet yang sejenis langsung dengan


tanganmu, maka kamu dapat melihat bahwa kedua kutub tersebut akan sangat sulit
disatukan. Makin kuat usaha yang kamu berikan, makin kuat magnet tersebut melawan
usahamu. Jika kamu mencoba mendekatkan dua kutub magnet yang sejenis di atas meja
dengan sedikit menyentuhnya, maka makin dekat kamu mengarahkan kedua kutub
magnet itu, sehingga salah satu magnet akan berputar dan memberikan kutub yang
berlawanan jenis untuk menyatu dengan kutub yang lain. Ini terjadi karena kutub-kutub
magnet memiliki sifat tertentu, yaitu:

a) Dua kutub magnet yang sejenis bila didekatkan akan saling tolak menolak.

b) Dua kutub magnet yang berlawanan jenis bila didekatkan akan saling tarik-menarik.

Medan Magnet

Medan magnet adalah daerah sekitar magnet yang pada daerah itu magnet lain masih
dipengaruhi oleh gaya magnetik jika diletakkan di atasnya. Jika di daerah tersebut
ditaburkan serbuk besi, maka serbuk besi akan ditarik oleh kutub magnet dan
membentuk pola garis, disebut garis gaya magnet. Garis tersebut menggambarkan pola
medan magnet yang tidak pernah berpotongan satu sama lainnya. Sifat-sifat dari garis
gaya magnet adalah:

a) garis gaya magnet keluar dari kutub utara dan masuk ke kutub selatan,

b) garis gaya magnet tidak pernah berpotongan,

c) tempat yang mempunyai garis gaya magnet rapat menunjukkan medan magnet yang
kuat. Sebaliknya, tempat yang mempunyai garis gaya magnet renggang menunjukkan
medan magnet yang lemah.
II. Kemagnetan Bumi

Kita sudah mengetahui bahwa di planet bumi ini terdapat daerah yang disebut
kutub selatan dan kutub utara. Menurutmu, adakah hubungan antara penamaan daerah ini
dengan kutub-kutub magnet? Ya, tentunya ada karena Tuhan telah menjadikan bumi
memiliki sifat magnetik. Bumi dapat kita pandang sebagai magnet batang yang sangat
besar sehingga memiliki kutub utara dan kutub selatan.

Sesuai namanya, kutub utara bumi yang selama ini kita kenal merupakan kutub
utara dari magnet bumi. Begitupun dengan kutub selatan. Kutub selatan yang selama ini
kita lihat di peta merupakan kutub selatan magnet bumi. Namun demikian, kutub magnet
bumi tidak berimpit dengan kutub bumi secara geografis. Di antara keduanya terdapat
sudut yang menyebabkan garis-garis gaya magnet bumi tidak tepat berada di kutub utara
dan selatan bumi secara geografis, tetapi sedikit menyimpang. Garis gaya magnet bumi
ini tidak selalu sejajar dengan permukaan bumi. Ketidaksejajaran ini membentuk sudut
yang disebutsudut inklinasi. Dengan kata lain, sudut inklinasi dapat diartikan sebagai
sudut yang dibentuk oleh medan magnet bumi dengan garis horizontal. Besarnya sudut
inklinasi di setiap permukaan bumi memiliki besar yang berbeda-beda. Dan sudut
inklinasi terbesar berada di daerah kutub utara dan kutub selatan bumi.

Pernahkah kamu memperhatikan arah jarum pada kompas (alat penunjuk arah)?
Jika kita perhatikan dengan teliti, dapat kita lihat bahwa arah yang ditunjukkan jarum
kompas bukanlah arah kutub utara dan selatan geografis bumi yang sebenarnya,
melainkan arah utara dan selatan kutub-kutub magnet bumi. Jarum kompas itu akan
membentuk sudut yang dinamakan sudut deklinasi, yaitu sudut antara jarum kompas
dengan arah utara-selatan geografis bumi yang sebenarnya.

III. MEDAN MAGNET DI SEKITAR ARUS LISTRIK

Di sekitar kawat yang dialiri arus listrik terdapat medan magnet. Hal ini
ditemukan oleh Hans Cristian Oersted berdasarkan hasil percobaannya.

1. Percobaan Oersted

Berdasarkan namanya, percobaan ini dilakukan oleh seorang fisikawan bernama


Hans Cristian Oersted (1777-1851). Percobaan yang dilakukan pada 1819 ini berhasil
menunjukkan bahwa terdapat medan magnet di sekitar kawat yang berarus listrik. Pada
percobaannya, Oersted membuat kesimpulan sebagai berikut:

a) Di sekitar kawat (penghantar) yang dialiri arus listrik terdapat atau timbul medan
magnet.

b) Arah gaya magnet yang menyimpangkan jarum kompas bergantung pada arah arus
listrik yang mengalir dalam penghantar.

c) Besarnya medan magnet di sekitar kawat berarus listrik bergantung pada kuat arus
listrik dan jaraknya terhadap kawat.

Untuk menunjukkan arah medan magnet di sekitar kawat lurus berarus listrik,
genggamlah kawat dengan tangan kananmu. Sesuai dengan kaidah tangan kanan, arah
ibu jari menunjukkan arah arus, sedangkan arah keempat jari yang lain menunjukkan
arah medan magnet.Kaidah tangan kanan pun dapat digunakan untuk menentukan arah
medan magnet pada kawat melingkar berarus listrik. Berbeda dengan kaidah tangan
kanan yang berlaku pada kawat lurus, pada kawat melingkar yangberarus ini ibu jari
menunjukkan arah medan magnet sementara keempat jari yang lain menunjukkan arah
arus listrik.

Untuk membuat medan magnet yang lebih kuat di sekitar arus listrik, dapat dibuat
lilitan kawat membentuk kumparan. Kumparan yang seperti ini disebut solenoida.
Solenoida memiliki sifat yang sama dengan magnet batang, yaitu mempunyai kutub
utara dan kutub selatan. Jika kita menggenggam solenoida dengan tangan kanan, maka
ibu jari akan mengarah pada ujung yang merupakan kutub utara dan keempat jari lain
menunjukkan arah arus listrik. Dengan demikian, kita telah menerapkan kaidah tangan
kanan untuk menentukan arah arus dan medan magnet yang terjadi.

2. Elektromagnet

Elektromagnet adalah kumparan berarus listrik yang disisipi inti besi sehingga
menghasilkan sebuah medan magnet yang kuat. Untuk memperkuat medan magnet yang
dihasilkan oleh kumparan, dapat dilakukan beberapa cara berikut ini:
a) Menyisipkan kumparan dengan inti besi yang lebih bersifat magnetik.

b) Memperbanyak lilitan kumparan.

c) Memperbesar arus listrik.

Prinsip elektromagnetik digunakan untuk menarik logam yang berat dan sebagai
dasar kerja dari peralatan listrik, seperti bel listrik, relai, dan pesawat telepon.

3. Gaya Lorentz

Gaya yang muncul akibat adanya arus listrik pada penghantar di dalam medan
magnet disebut gaya Lorentz atau gaya magnet. Dengan menggunakan kaidah tangan,
kita dapat menentukan arah dari gaya magnet ini. Bila tangan kanan terbuka dengan ibu
jari menunjukkan arah arus I dan keempat jari lain yang dirapatkan menunjukkan arah
garis gaya B, arah gaya magnet F adalah ke atas , tegak lurus terhadap permukaan tangan
kanan. Besar gaya magnet ini dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu :

1) Besarnya kuat arus yang dialirkan pada kawat.

2) Kuatnya medan magnet di sekitar kawat.

3) Panjang kawat penghantar.

4) Arah garis gaya magnet terhadap arus.

Dengan perumusan besarnya dituliskan dalam rumus : F=BxIXl

Prinsip gaya magnet ini menjadi inspirasi dari pembuatan alat-alat listrik seperti
motor listrik, alat ukur listrik, dan kipas angin.

III. INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

Induksi elektromagnetik adalah proses pembuatan arus listrik dengan cara


mendekatkan sumber listrik pada sebuah magnet.
1. Proses Terjadinya Induksi Elektromagnetik

Induksi elektromgnetik pertama kali diteliti oleh Michael Faraday (Inggris) dan
Joseph Henry (Amerika). Dari percobaan yang dilakukan secara terpisah pada tahun
1831 oleh dua ilmuwan tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa bahwa arus listrik dapat
dimunculkan dari sebuah magnet dengan cara menggerak-gerakkan sebuah kawat pada
medan magnetnya atau dengan cara memasukkan dan mengeluarkan magnet ke dalam
suatu kumparan kawat.

Setelah itu, Faraday menukar benda yang digerakkan. Ia mencoba menggerakkan


kawat melingkar dan memegang sebuah magnet di tengah-tengah lingkaran tersebut.
Pada percobaan ini pun Faraday menemukan bahwa arus kembali diinduksi karena jarum
amperemeter bergerak.

Ketika arus dihasilkan, maka saat itu akan terdapat beda potensial atau tegangan
antara ujung-ujung kumparan yang diinduksi. Tegangan yang demikian disebut dengan
tegangan induksi. Dalam percobaan Faraday, ia menemukan bahwa besarnya tegangan
induksi ini bergantung pada tiga faktor lain, yaitu:

a) Jumlah lititan kumparan. Makin banyak lilitan kumparan, makin besar tegangan
induksi yang dihasilkan.

b) Kecepatan gerakan magnet. Makin cepat gerakan magnet, makin besar pula tegangan
induksi yang dihasilkan.

c) Jumlah garis gaya magnet. Makin banyak garis gaya magnet, makin besar tegangan
induksi yang dihasilkan.
Jika magnet pada kumparan tersebut terus digerakkan, maka arus yang melewati
kumparan akan berubah-ubah arah sesuai dengan gerakan magnetnya. Arus yang
demikian disebut dengan arus bolak-balik (AC = alternating curent). Beberapa alat yang
menggunakan prinsip kerja hasil percobaan Faraday, di antaranya adalah generator dan
transformator.

2. Generator

Generator adalah mesin yang mengubah energi kinetik menjadi energi listrik. Untuk
mengenal bentuk nyata dari generator, akan lebih mudah jika kita mengunjungi wilayah
pembangkit listrik karena di sana generator banyak digunakan.

Terdapat dua jenis generator, yaitu generator arus bolak-balik dan generator arus
searah. Pada generator arus bolak-balik, kumparan yang diletakkan pada batang diputar
dalam medan magnet yang diam sehingga menghasilkan tegangan induksi. Melalui sikat-
sikat karbon yang dihubungkan dengan cincin-cincin generator, tegangan yang
dihasilkan dapat menyalakan sebuah lampu. Generator ini dinamakan generator arus
bolak-balik karena arah arus induksi berlawanan dengan arah putaran kumparan. Bagian
generator yang berputar disebut rotor, sedangkan bagian yang diam disebut stator.

Pada dasarnya, prinsip kerja generator arus bolak-balik dan generator arus searah
adalah sama. Hanya saja pada generator arus searah, cincin yang digunakan adalah
cincin belah. Cincin ini bekerja sebagai komutator yang mengubah arus listrik yang
dikeluarkan generator. Dengan demikian, arus listrik yang awalnya merupakan arus
bolak-balik pada kumparan, dalam rangkaian di luar kumparan menjadi arus searah.
Dapat dilakukan beberapa cara untuk memperbesar tegangan dan arus induksi, yaitu:

1) Mempercepat putaran rotor.

2) Memperbanyak lilitan pada kumparan.

3) Menggunakkan magnet yang lebih kuat.

4) Memasukkan inti besi lunak ke dalam kumparan.


Dalam kehidupan sehari-hari, generator arus bolak-balik ini dapat kita temukan pada
sepeda yang berlampu. Untuk menyalakan lampu tersebut, generator dipasang pada roda.
Kayuhan yang dilakukan telah mengubah energi dalam tubuhmu menjadi energi mekanis
pada gerak roda. Gerak roda ini kemudian menghasilkan tegangan listrik yang dapat
menyalakan lampu. Sedangkan, generator arus searah dapat kita jumpai pada alat-alat
pemanas.

Listrik yang kita gunakan sehari-hari berasal dari PLN merupakan listrik yang
berasal dari generator arus bolak-balik. Generator ini menghasilkan arus yang sangat
besar sehingga susunannya lebih rumit daripada generator serupa yang digunakan untuk
menyalakan lampu sepeda. Pada generator ini, energi mekanis diperoleh dari gerakan
benda yang disebut turbin. Turbin adalah roda besar yang diputar oleh dorongan air,
angin, atau uap, bahkan nuklir. Secara umum, cara menghasilkan arus induksi pada
generator ini hampir sama dengan generator sederhana. Hanya saja, arus induksi yang
dihasilkan akan diproses terlebih dahulu sebelum akhirnya sampai ke rumah-rumah
untuk digunakan. Salah satu alat yang digunakan pada proses ini adalah transformator.

3. Transformator (Trafo)

Transformator adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan


tegangan bolak-balik. Alat ini terdiri dari dua buah kumparan. Arus pada salah satu
kumparan akan menghasilkan medan magnet yang akan menginduksi arus pada
kumparan lain. Kumparan yang pertama disebut kumparan primer, sementara kumparan
yang kedua, yaitu kumparan yang menghasilkan arus induksi disebut kumparan
sekunder.

Jumlah lilitan pada kumparan primer dan sekunder suatu transformator dapat
berbeda atau sama. Perbandingan antara kumparan sekunder dengan kumparan primer
disebut dengan perbandingan transformator, dinotasikan:

Ns/Np

dengan: Np = jumlah lilitan pada kumparan primer

Ns = jumlah lilitan pada kumparan sekunder


Pada awal pembahasan subbab induksi elektromagnetik telah disebutkan bahwa
besar tegangan induksi sebanding dengan jumlah lilitan sehingga berlaku persamaan:

Ns/Np=Vs/Vp

dengan: Vp = tegangan kumparan primer (tegangan primer)

Vs = tegangan kumparan sekunder (tegangan sekunder)

Berdasarkan Hukum Ohm yang menyebutkan bahwa tegangan berbanding terbalik


dengan arusnya, maka perbandingan arus dapat dihitung dengan persamaan:

Ip/Is = Vs/Vp dengan: Ip = kuat arus primer

Is = kuat arus sekunder

Dari ketiga perbandingan di atas, dapat diperoleh satu persamaan, yaitu:

Ns/Np=Vs/Vp=Ip/Is

a. Jenis-Jenis Transformator

Berdasarkan fungsinya, transformator dikelompokkan menjadi dua, yaitu


transformator step-up dan transformator step-down.

1) Transformator s tep-up

Transformator step-up adalah jenis transformator yang berfungsi untuk menaikkan


tegangan induksi. Pada transformator ini, jumlah lilitan pada kumparan primer lebih
sedikit daripada jumlah lilitan kumparan sekunder (ingat bahwa tegangan induksi
sebanding dengan jumlah lilitan) sehingga arus induksi yang dihasilkan pada kumparan
sekunder akan lebih besar daripada arus pada kumparan primer. Dengan demikian,
tegangan induksi pun akan naik. Transformator ini digunakan pada televisi untuk
menaikkan tegangan 220 V menjadi 20.000 V.

2) Transformator step-down

Transformator step-down adalah jenis transformator yang berfungsi untuk menurunkan


tegangan induksi. Sesuai tujuannya, jumlah lilitan kumparan sekunder pada
transformator ini dibuat lebih sedikit daripada jumlah lilitan pada kumparan primer.
Transformator ini banyak digunakan pada radio, tape recorder, dan komputer.

Secara bersamaan, kedua transformator ini digunakan pada penyaluran listrik dari
pembangkit listrik menuju pelanggan. Pembangkit listrik yang biasanya terletak cukup
jauh dari tempat pelanggan, dapat kehilangan energi yang cukup banyak pada proses
penyalurannya. Faktor utama penyebabnya adalah tegangan dan arus yang dihasilkan
generator relatif kecil. Untuk itu, dalam jarak yang cukup dekat dari sumber pembangkit
listrik, digunakan transformator step-up sehingga tegangan akan membesar dan energi
yang hilang selama penyaluran listrik akan lebih kecil. Sebelum sampai ke pelanggan,
tegangan tinggi yang berbahaya ini kemudian diturunkan lagi menggunakan
transformator step-down yang biasa tersimpan pada tiang listrik di dekat rumah
pelanggan. Selain dapat meminimalisir kehilangan energi, pemanfaatan transformator ini
pun berfungsi untuk menjaga keamanan dan keselamatan pelanggan dari bahaya
tegangan tinggi.

b. Efisiensi Transformator

Ketika kita menggunakan transformator, kita akan merasakan panas di sekitar


transformator tersebut. Panas yang timbul pada transformator ini merupakan energi yang
dihasilkan oleh inti besi dan kumparan yang telah mengubah sebagian energi listrik yang
dihasilkan menjadi energi panas. Akibatnya, jumlah energi listrik yang dihasilkan
kumparan primer ketika dipindahkan ke kumparan sekunder akan berkurang. Kondisi ini
merugikan karena telah mengurangi hasil kerja transformator tersebut. Kerugian ini
dapat dihitung dari selisih daya pada kumparan primer dengan kumparan sekunder.
Persentase dari perbandingan daya pada kumparan sekunder dan kumparan primer
disebut sebagai efisiensi transformator (η), dirumuskan:
η=(Ps/Pp)x100%

dengan: η = efisiensi transformator

Ps = daya kumparan sekunder

Pp = daya kumparan primer

http://smartinyourhand.blogspot.co.id/2012/06/arus-listrik-definisi-arus-listrik.html

https://fajarindonusantara.com/2013/08/07/definisi-tegangan-arus-dan-daya-listrik/

http://blog.unnes.ac.id/antosupri/pengertian-hambatan-listrik/

http://www.ilmusiana.com/2015/10/rangkaian-seri-pengertian-ciri-gambar.html

http://www.ilmusiana.com/2015/10/rangkaian-paralel-pengertian-ciri-gambar.html

http://fisikachoi.blogspot.co.id/2014/11/kemagnetan-dan-induksi-elektromagnetik.html

Você também pode gostar

  • Soal
    Soal
    Documento3 páginas
    Soal
    Bagus Setyawan
    Ainda não há avaliações
  • Proses Pengerjaan Logam Pelat
    Proses Pengerjaan Logam Pelat
    Documento65 páginas
    Proses Pengerjaan Logam Pelat
    Bagus Setyawan
    Ainda não há avaliações
  • Soal
    Soal
    Documento3 páginas
    Soal
    Bagus Setyawan
    Ainda não há avaliações
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Documento13 páginas
    Kata Pengantar
    Bagus Setyawan
    Ainda não há avaliações
  • Pembersihan Karburator
    Pembersihan Karburator
    Documento7 páginas
    Pembersihan Karburator
    Enan Pakabu
    Ainda não há avaliações
  • Motor Bakar
    Motor Bakar
    Documento5 páginas
    Motor Bakar
    Edi Saputra
    Ainda não há avaliações
  • Pembersihan Karburator
    Pembersihan Karburator
    Documento7 páginas
    Pembersihan Karburator
    Enan Pakabu
    Ainda não há avaliações
  • Dasar Karbu 1
    Dasar Karbu 1
    Documento4 páginas
    Dasar Karbu 1
    Enan Pakabu
    Ainda não há avaliações
  • Proker
    Proker
    Documento1 página
    Proker
    Bagus Setyawan
    Ainda não há avaliações
  • Sistem Bahan Bakar
    Sistem Bahan Bakar
    Documento5 páginas
    Sistem Bahan Bakar
    Bagus Setyawan
    Ainda não há avaliações
  • Surat Ijin Tidak Mengikuti Kuliah
    Surat Ijin Tidak Mengikuti Kuliah
    Documento2 páginas
    Surat Ijin Tidak Mengikuti Kuliah
    Bagus Setyawan
    Ainda não há avaliações
  • Curriculum Vitae
    Curriculum Vitae
    Documento1 página
    Curriculum Vitae
    Bagus Setyawan
    Ainda não há avaliações
  • Form
    Form
    Documento1 página
    Form
    Bagus Setyawan
    Ainda não há avaliações
  • Surat Ijin Tidak Mengikuti Kuliah
    Surat Ijin Tidak Mengikuti Kuliah
    Documento2 páginas
    Surat Ijin Tidak Mengikuti Kuliah
    Bagus Setyawan
    Ainda não há avaliações