Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
161 https://doi.org/10.26911/thejmch.2017.02.02.06
Ika Indarwati1), Uki Retno Budi Hastuti2), Yulia Lanti Retno Dewi 3)
ABSTRACT
Background: Female infertility is one of important public health problems worldwide. According
to the World Health Organization, the incidence of infertile cases is increasing each year. Likewise,
according to the Central Bureau of Statistics, infertile incidence in Indonesia has been increasing.
Dr. Moewardi Hospital Surakarta is one of the hospitals in Central Java Province with increasing
number of infertile patients visits. This study aimed to analyze risk factors influencing female
infertility.
Subjects and Method: This was an analytic observational study with case control design. The
study was conducted at Sekar Clinic Dr. Moewardi Hospital, Surakarta from February to March,
2017. A sample of 105 fertile women, consisting of 35 infertile women and 70 fertile women, were
selected for this study. The dependent variable was infertility. The independent variables were age,
maternal employment status, level of stress, body mass index, abnormal reproductive organ. The
data were collected by medical record and questionnaires. The data were analyzed by logistic
regression.
Results: Female infertility was affected by aged ≥35 years old (OR= 4.45; CI 95%= 1.27 to 15.54;
p=0.019), career women (OR=3.91; CI 95%= 1.14 to 13.38; p=0.043), high level of stress (OR=3.89;
CI 95%=1.04 to 14.46; p=0.046), body mass index (OR=4.37; CI 95%= 1.03 to 18.61; p<0.001),
abnormal reproductive organ (OR=11.67; CI 95%= 2.80 to 48.54; p=0.030).
Conclusion: female infertility is affected by aged ≥35 years old, carrer women, high level of
stress, body mass index, and abnormal reproductive organ.
Correspondence:
Ika Indarwati. Masters Program in Public Heath, Sebelas Maret University, Surakarta.
Email:ikaindarwaty@gmail.com. Mobile: +6285736222215.
sekitar 2 juta pasangan infertil baru setiap 37 tahun, setelah kondisi sebelumnya
tahun dan jumlah ini terus meningkat mengalami naik turun (Evers, 2002). Data
(Triwani, 2013). Berdasarkan National dari Himpunan Endokrinologi Reproduksi
Sur-vey of Family Growth (NSFG) di dan Fertilitas Indonesia (HIFERI), Perhim-
Amerika Serikat, persentase wanita infertil punan Fertilisasi In Vitro Indonesia (PER-
pada tahun 1982, tahun 1988 hingga tahun FITRI), Ikatan Ahli Urologi Indonesia
1995 terus mengalami peningkatan dari (IAUI), dan Perkumpulan Obstetri dan
8.4% menjadi 10.2% (6.2 juta). Kejadian ini Ginekologi Indonesia (POGI) tahun 2013
diperkirakan akan terus meningkat hingga dalam konsensus penanganan infertilitas
mencapai 7.7 juta pada tahun 2025 menunjukkan usia pasangan yang melaku-
(Chandra et al., 2013). Menurut data Badan kan kunjungan ke klinik fertilitas, sebesar
Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2012 21% wanita berumur di bawah 35 tahun
kejadian infertil di Indonesia mengalami dan 26% perempuan berumur di atas 35
peningkatan setiap tahun. Prevalensi tahun (Kamath M, et al, 2012).
pasangan infertil di Indonesia tahun 2013 Fertilitas atau kesuburan seseorang
adalah 15-25% dari seluruh pasangan yang selain dipengaruhi oleh genetik, keturunan,
ada (Riskesdas, 2013). dan usia juga dipengaruhi oleh status
Infertilitas dapat disebabkan oleh pekerjaan. Menurut beberapa penelitian,
pihak wanita, pria, maupun keduanya akan pekerjaan seseorang juga memegang peran-
tetapi dari jumlah pasangan infertil yang an penting dalam menyumbang angka
ada, sebagian besar penyebabnya berasal kejadian infertilitas. Ditemukan sebesar
dari faktor wanita. Penelitian yang dilaku- 54.4% wanita infertil merupakan wanita
kan oleh Oktarina et al., (2014) menyebut- yang bekerja penuh waktu, 33.3% wanita
kan bahwa kondisi yang menyebabkan yang bekerja paruh waktu dan 3.5% meru-
infertilitas dari faktor wanita sebesar 65%, pakan wanita sebagai ibu rumah tangga
faktor pria 20%, kondisi lain-lain dan tidak (Hammerli et al., 2010). Penelitian Okta-
diketahui 15%. Kejadian infertilitas dalam rina et al., (2014) menunjukkan dari 62
suatu lingkungan masyarakat atau dalam wanita infertil yang diteliti ditemukan
kehidupan sosial budaya masih mengan- sebanyak 41 orang (66.1%) adalah wanita
dung bias gender yang kuat dimana wanita karir dan 21 orang (33.9%) adalah ibu
merupakan pihak yang paling sering rumah tangga. Berdasarkan hasil penelitian
disalahkan pada pasangan suami istri yang tersebut, jenis pekerjaan yang paling
tidak mempunyai keturunan secara biologis banyak ditemukan pada wanita infertil
(Pranata, 2009). Seorang wanita menjadi adalah pegawai negeri sipil (PNS) dan
infertil dapat disebabkan oleh faktor risiko swasta (Oktarina et al, 2014).
yang meningkat dan faktor tersebut sangat Perasaan tertekan yang dialami
beragam diantaranya usia, pekerjaan, ting- wanita ketika stres berpengaruh terhadap
kat stres, body mass index kaitannya keseimbangan hormon. Pernyataan ini
dengan status gizi, dan kelainan organ sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
reproduksi seperti ada atau tidaknya Mark Saver mengenai Psychomatic Medi-
gangguan pada ovulasi, gangguan tuba dan cine yang menjelaskan bahwa wanita yang
pelvis, serta gangguan uterus (HIFERI, memiliki tingkat stres yang tinggi maka
2013). kemungkinannya untuk hamil akan se-
Fertilitas atau kesuburan pada wanita makin kecil dibandingkan dengan wanita
akan menurun secara bertahap hingga usia yang tidak mengalami stress. Penyebabnya
adalah adanya ketidakseimbangan hormon tersebut maka pasangan suami istri yang
termasuk hormon yang berkaitan dengan belum dikaruniai anak sudah selayaknya
sistem reproduksi yang dapat mempeng- mendapatkan pelayanan infertilitas agar
aruhi proses terjadinya ovulasi. mereka juga dapat mewujudkan keluarga
Faktor gizi juga sangat penting dalam kecil bahagia sejahtera (Hartanto, 2002).
mendukung kesuburan karena fertilitas RSUD Dr. Moewardi, Surakarta me-
seseorang selain dipengaruhi oleh genetik, rupakan salah satu rumah sakit di Jawa
keturunan dan usia juga dipengaruhi oleh Tengah yang mengalami peningkatan
status gizinya (Aldini, 2012). Body Mass jumlah kunjungan pasien infertil. Berdasar-
Index (BMI) merupakan indikator yang kan data laporan kunjungan pasien periode
paling sering digunakan dan praktis untuk 1 Januari 2016 sampai dengan 31 Desember
mengukur status gizi pada orang dewasa. 2016, jumlah kunjungan pasien di Klinik
Berat badan dan perubahan pada berat Fertilitas Sekar Moewardi sebanyak 4,442
badan yang melebihi berat badan normal yang terdiri dari 3,058 kunjungan pasien
atau kurang dari berat badan normal akan lama dan 1,384 kunjungan pasien baru.
mempengaruhi kejadian keterlambatan Jumlah pasien infertil pada bulan Januari
konsepsi (Ahsan, 2012). 2017 sebanyak 386 yang terdiri dari 286
Faktor kelainan organ reproduksi pasien lama dan 100 pasien baru. Sebanyak
wanita juga merupakan faktor penyebab 313 kasus infertil disebabkan oleh faktor
terjadinya infertilitas. Berdasarkan hasil wanita dan sisanya adalah faktor pria dan
penelitian Karsiyah (2014) diketahui bahwa faktor keduanya.
wanita dengan kelainan organ reproduksi Faktor risiko yang mempengaruhi
lebih berisiko terhadap infertilitas diban- infertilitas wanita secara keseluruhan
dingkan dengan wanita yang tidak menga- masih belum diketahui secara pasti padahal
lami kelainan organ reproduksi. diharapkan dengan mengetahui faktor
Infertilitas pada wanita merupakan risiko maka kejadian infertilitas pada
suatu hal yang tidak kalah penting dengan wanita dapat ditekan dengan upaya pre-
masalah kesehatan lainnya sehingga perlu ventif atau pencegahan, upaya deteksi dini,
diperhatikan. Program keluarga berencana dan penatalaksanaan yang tepat.
menyebutkan bahwa gerakan KB dan pela- Tujuan penelitian ini adalah meng-
yanan kontrasepsi memiliki beberapa tuju- analisis faktor risiko yang mempengaruhi
an diantaranya selain mencegah ter-jadinya infertilitas wanita di Klinik Fertilitas Sekar
ledakan penduduk, mengatur kehamilan Moewardi yang merupakan bagian dari
dengan menunda perkawinan, memberikan layanan kesehatan di RSUD dr. Moewardi
konseling pra pernikahan juga mencakup Surakarta yang memberikan pelayanan
pelayanan infertilitas bagi pasangan yang khusus terkait masalah infertilitas.
telah menikah lebih dari satu tahun tetapi
belum juga mempunyai keturunan. Terca- SUBJEK DAN
painya keluarga bahagia yang terdapat METODE 1. Desain penelitian
dalam tujuan akhir keluarga berencana Penelitian ini adalah analitik observasional
adalah tercapainya norma keluarga kecil dengan pendekatan case control. Jenis
bahagia dan sejahtera (NKKBS) dan mem- penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.
bentuk keluarga yang berkualitas (Suratun, Penelitian ini dilaksanakan di Klinik Sekar
2008). Membentuk keluarga yang sesuai RSUD Dr. Moewardi, Surakarta pada bulan
dengan tujuan program keluarga berencana Februari hingga Maret 2017.
152 e-ISSN: 2549-0257 (online)
Indarwati et al./ Analysis of Factors Influencing Female Infertility
Proporsi pekerjaan tertinggi adalah ibu menunjukkan ada hubungan antara usia
rumah tangga sebesar 52.4%. Proporsi dengan infertilitas wanita dan secara statis-
tingkat stres tertinggi adalah tingkat stres tik signifikan (OR=8.00; CI 95%=3.10
yang normal sebesar 75.2%. Proporsi body hingga 20.61; p<0.001). Variabel pekerjaan
mass index tertinggi adalah BMI normal menunjukkan wanita bekerja (wanita karir)
sebesar 61.9%. Proporsi wanita dengan ke- memiliki kemungkinan 8.72 kali lebih besar
lainan organ reproduksi sebesar 61.5% ter- mengalami infertilitas. Hasil analisis me-
diri dari gangguan ovulasi sebesar 57.5%, nunjukkan ada hubungan antara pekerjaan
gangguan tuba sebesar 27.5% dan gangguan dengan infertilitas wanita dan secara statis-
uterus sebesar 15.0%. tik signifikan (OR=8.72; CI 95%=3.30
B. Analisis Bivariat hingga 23.01; p<0.001). Variabel tingkat
Tabel 3 menunjukkan pengaruh antara usia, stres menunjukkan bahwa wanita dengan
pekerjaan, tingkat stres, body mass index, tingkat stres yang tinggi (tidak normal)
dan kelainan organ reproduksi dengan memiliki kemungkinan 6.40 kali lebih besar
infertilitas wanita. untuk mengalami infertilitas. Hasil analisis
Wanita yang memiliki usia ≥35 tahun menunjukkan ada hubungan antara tingkat
memiliki kemungkinan 8.00 kali lebih besar
untuk mengalami infertilitas. Hasil analisis
154 e-ISSN: 2549-0257 (online)
Indarwati et al./ Analysis of Factors Influencing Female Infertility
Variabel body mass index menun- besar untuk mengalami infertilitas. Hasil
jukkan bahwa wanita dengan body mass analisis menunjukkan ada hubungan antara
indeks yang tidak normal (≤ 18.5 hingga ≥ kelainan organ reproduksi dengan infer-
22.9) memiliki kemungkinan 3.33 kali lebih tilitas wanita dan secara statistik signifikan
besar untuk mengalami infertilitas. Hasil (OR=7.36; CI 95%=2.97 hingga 18.21;
analisis menunjukkan ada hubungan antara p<0.001).
body mass index dengan infertilitas wanita c. Analisi Multivariat
dan secara statistik signifikan (OR=3.33; CI Melalui Tabel 3 dapat diketahui bahwa
95%=1.42 hingga 7.77; p=0.004). infertilitas wanita dipengaruhi oleh usia,
Wanita dengan kelainan organ repro- pekerjaan, tingkat stres, body mass index,
duksi memiliki kemungkinan 7.36 kali lebih dan kelainan organ reproduksi.
Tabel 3. Hasil analisis regresi logistik ganda antara usia, pekerjaan, tingkat stres,
body mass index, dan kelainan organ reproduksi dengan infertilitas wanita di
RSUD dr. Moewardi, Surakarta
Variabel OR CI 95% p
Batas bawah Batas atas
Usia (≥ 35 tahun) 4.45 1.27 15.54 0.019
Pekerjaan (wanita karir) 3.91 1.14 13.38 0.043
Tingkat stres (tinggi) 3.89 1.04 14.46 0.046
Body massa indeks (≤ 18.5 - ≥ 22.9) 4.37 1.03 18.61 0.001
Kelainan organ reproduksi (positif) 11.67 2.80 48.54 0.030
N observasi 105
-2 log likelihood 74.90
Nagelkerke R Square 59.5%
e-ISSN: 2549-0257 (online) 155
Journal of Maternal and Child Health (2017), 2(2): 150-
161 https://doi.org/10.26911/thejmch.2017.02.02.06
Wanita yang berusia lebih dari sama tersebut tentu saja akan ada banyak per-
dengan 35 tahun meningkatkan risiko infer- ubahan yang dialami terkait dengan keadaan
tilitas 4.45 kali lebih tinggi daripada wanita fisiknya salah satunya yang berkaitan
dengan usia kurang dari 35 tahun dan secara dengan organ reproduksi. Seiring dengan
statistik signifikan. (OR= 4.45; CI 95% = bertambahnya usia wanita maka kemung-
1.27 hingga 15.54; p = 0.019). kinan atau peluang untuk hamil juga akan
Wanita bekerja (wanita karir) yang ter- berkurang karena masa sistem reproduksi
papar meningkatkan risiko infertilitas 3.91 wanita berjalan optimal ketika fase pubertas
kali lebih besar daripada wanita sebagai ibu sudah dimulai dan sampai sebelum fase
rumah tangga dan secara statistik signifikan. menopause.
(OR = 3.91; CI 95% = 1.14 hingga 13.38; p = Usia wanita yang semakin bertambah
0.043). juga dapat mengakibatkan ketidakseim-
Wanita dengan tingkat stres tinggi bangan hormon dalam tubuh dan penurun-
(tidak normal) meningkatkan risiko inferti- an fungsi dari organ reproduksi. Kadar FSH
litas 3.89 kali lebih besar daripada wanita meningkat, fase folikuler semakin pendek,
dengan tingkat stres yang normal dan secara sedangkan kadar LH dan durasi fase luteal
statistik signifikan. (OR = 3.89; CI 95% = tidak berubah, dan siklus menstruasi meng-
1.04 hingga 14.46; p = 0.046). alami penurunan. Selain itu jumlah sisa
Wanita dengan body mass index tidak folikel ovarium juga terus menurun dan foli-
normal meningkatkan risiko infertilitas 4.37 kel menjadi kurang peka terhadap stimulasi
kali lebih besar daripada wanita dengan gonadotropin sehingga terjadi penurunan
body mass index normal dan secara statistik kesuburan wanita.
signifikan (OR = 4.37; CI 95% = 1.03 hingga Semenjak wanita mengalami
18.61; p= 0.001). menarche sampai menopause wanita akan
Wanita dengan kelainan organ repro- mengalami menstruasi secara periodik yaitu
duksi (gangguan ovulasi, gangguan tuba dan pelepasan satu sel telur. Usia lebih dari 35
pelvis serta gangguan uterus) meningkatkan tahun penyimpanan sel telur semakin
risiko infertilitas 11.67 kali lebih besar dari- menipis dan mulai terjadi perubahan
pada wanita yang tidak memiliki kelainan keseimbangan hormon sehingga
organ reproduksi dan secara statistik signi- kesempatan wanita untuk bisa hamil
fikan (OR= 11.67; CI 95%= 2.80 hingga menurun drastis dan kualitas sel telur yang
48.54; p= 0.030). dihasilkan pun juga menurun sampai pada
akhirnya sel telur habis se-hingga wanita
PEMBAHASAN tidak dapat menstruasi lagi (menopause).
1. Pengaruh usia terhadap infertilitas Usia merupakan faktor diluar organ
wanita yang mempengaruhi ketidaksuburan atau
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ter- infertilitas wanita. Usia wanita yang me-
dapat pengaruh antara usia dengan infer- ningkat juga berdampak pada cadangan sel
tilitas wanita. Kejadian infertilitas berban- telur yang semakin sedikit selain itu wanita
ding lurus dengan pertambahan usia wanita yang sudah berumur juga cenderung memi-
(Hestiantoro, 2013). liki gangguan fungsi kesehatan sehingga
Wanita sepanjang daur kehidupannya menurunkan fungsi reproduksinya. Usia
akan melalui beberapa fase biologis mulai wanita ≥35 tahun secara tidak langsung
dari fase pubertas hingga fase menopause. lebih berisiko mengalami infertilitas (Karsi-
Dalam beberapa fase di kehidupan wanita yah, 2014).
2. Pengaruh pekerjaan terhadap infer- kesuburan wanita. Hal ini sesuai dengan
tilitas wanita teori yang dikemukakan oleh Royal College
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa of Obstetricians and Gynaecologists (2004)
terdapat pengaruh antara pekerjaan dengan bahwa paparan–paparan tersebut dapat
infertilitas wanita. Pekerjaan ini berkaitan menurunkan fekunditas dan pemanjangan
dengan status paparan yang terjadi. Okta- waktu untuk terjadinya kehamilan, waktu
rina (2014) menyebutkan bahwa infertilitas kehamilan yang tidak konsisten dan me-
lebih banyak ditemukan pada wanita karir. ningkatkan risiko infertilitas.
Jenis pekerjaan dapat berperan di 3. Pengaruh tingkat stres terhadap
dalam timbulnya penyakit melalui beberapa infertilitas wanita
cara. Adanya hubungan antara pekerjaan Hasil penelitian ini menunjukkan
dengan pola kesakitan terutama pada penya- bahwa terdapat pengaruh antara tingkat
kit tidak menular salah satunya dapat dise- stres dengan infertilitas wanita hal ini sesuai
babkan oleh faktor lingkungan, baik yang dengan pernyataan yang dikemukakan oleh
secara langsung maupun tidak langsung Mark Saver pada penelitiannya yang men-
yang dapat menimbulkan kesakitan seperti jelaskan bahwa wanita dengan riwayat
misalnya paparan bahan – bahan kimia, gas tekanan jiwa kecil kemungkinannya untuk
beracun maupun radiasi kemudian ada atau hamil dibandingkan dengan wanita yang
tidaknya “gerakan badan” di dalam suatu tidak mengalaminya.
pekerjaan atau situasi pekerjaan yang dapat Stress merupakan suatu keadaan atau
menimbulkan stres maupun kebisingan kondisi dimana terdapat tekanan pada diri
yang apabila seseorang terpapar secara terus seseorang yang dapat memicu berbagai
menerus maka dapat mempengaruhi kese- reaksi. Stres pada individu memiliki dampak
hatan fisik dan timbulnya suatu penyakit. secara total tidak hanya pada emosi saja
Terdapat beberapa pekerjaan yang tetapi juga meliputi fisik dan stres meru-
melibatkan paparan bahan berbahaya bagi pakan suatu bentuk ketegangan yang mem-
kesuburan seorang wanita. Menurut The pengaruhi fungsi tubuh termasuk organ
Royal College of Obstetricians and Gynae- reproduksi sedangkan tingkat stres itu
cologists (RCOG) tahun 2004 yang dikutip sendiri merupakan hasil penilaian terhadap
oleh Himpunan Endokrinologi Reproduksi berat ringannya stres yang dialami dan
dan Fertilisasi Indonesia (2013) dalam dalam hal ini adalah wanita.
konsensus penanganan infertilitas terdapat Kesuburan wanita secara mutlak
beberapa bahan fisik dan kimia yang berhu- dipengaruhi oleh proses-proses fisiologis
bungan dengan pekerjaan yang telah ter- dan anatomis. Proses fisiologis berasal dari
identifikasi dan memiliki efek terhadap sekresi internal yang mempengaruhi kesu-
kesuburan. Bahan yang telah teridentifikasi buran. Kesuburan wanita itu merupakan
dapat mempengaruhi kesuburan tersebut satu unit psikosomatis yang selalu dipenga-
diantaranya panas, radiasi sinar-X, logam ruhi oleh bermacam-macam faktor psikis
dan pestisida. dan faktor organis atau fisis. Peningkatan
Kelompok pekerjaan seperti profesi kadar prolaktin dan kadar Lutheinizing
paramedis (perawat, apoteker, dokter gigi, Hormon (LH) berhubungan erat dengan
dokter anastesi), pekerja pabrik, pekerja masalah psikis. Kecemasan dan ketegangan
kantoran yang setiap harinya terpapar fisik, cenderung mengacaukan kadar LH, serta
kimia, ion dan radiasi maupun visual (kom- kesedihan dan murung cenderung mening-
puter) dapat memberikan efek terhadap katkan prolaktin. Kadar prolaktin yang
tinggi dapat mengganggu pengeluaran LH laian body mass index perlu diperhatikan
dan menekan hormon gonadotropin yang akan adanya perbedaan individu, jenis
mempengaruhi terjadinya ovulasi. kelamin, maupun etnik tertentu. Body mass
Talaziz (2008) berpendapat bahwa index adalah salah satu gambaran untuk
stress pada wanita dapat mempengaruhi mengukur status gizi seseorang dalam hal
komunikasi antara otak, hipofisis, dan ova- ini adalah wanita sedangkan fertilitas atau
rium hal ini sejalan dengan hasil penelitian kesuburan wanita itu sendiri juga erat
yang telah dilakukan karena secara tidak kaitannya dengan status gizi.
langsung stres yang dialami wanita dapat Faktor gizi sangat penting dalam men-
berdampak pada organ reproduksinya dan dukung kesuburan karena fertilitas atau
hal ini telah dibuktikan dengan adanya kesuburan seseorang selain dipengaruhi
besaran risiko yang ditimbulkan akibat dari oleh genetik, keturunan dan usia, juga
tingkat stres yang tinggi pada wanita. Selain dipengaruhi oleh status gizinya. Secara teori
itu, tingkat stres yang tinggi pada wanita kelebihan berat badan tidak hanya berhu-
juga dapat memicu pengeluaran hormon bungan dengan peningkatan risiko penyakit
kortisol yang mempengaruhi pengaturan kronis tetapi juga menunjukkan pening-
hormon reproduksi. Stress mempengaruhi katan risiko masalah reproduksi (Aldini,
maturisasi pematangan sel telur pada ova- 2012).
rium. Saat stress terjadi perubahan suatu Reproduksi wanita membutuhkan zat
neurokimia di dalam tubuh yang dapat gizi yang cukup. Asupan zat gizi harus diper-
mengubah maturasi dan pelepasan sel telur hatikan agar mencapai kematangan seksual
(HIFERI, 2013). selain itu gizi seimbang juga akan menentu-
4. Pengaruh body mass index terha- kan kesehatan organ reproduksi seseorang
dap infertilitas wanita. dan yang penting dilakukan untuk mening-
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa katkan kesuburan adalah mengkonsumsi
terdapat pengaruh antara body mass index makanan dengan gizi yang seimbang dengan
dengan infertilitas wanita hal ini sependapat beraneka ragam makanan, tidak kurang dan
dengan penelitian yang dilakukan oleh tidak lebih agar body mass index normal
Bolumar Fransisko et al., di Eropa dalam sedangkan fertilitas pada masa prakonsepsi
penelitiannya yang berjudul “Body Mass dapat ditingkatkan dengan memilih makan-
Index and Delayed Conception: A European an khusus pendukung fertilitas.
Multicenter Study on Infertility and Subfe- Masalah kesehatan reproduksi me-
cundity” mengevaluasi efek dari indeks ningkat seiring dengan kecenderungan bela-
massa tubuh terhadap tertundanya konsepsi kangan ini yaitu meningkatnya kegemukan
dan disebutkan bahwa adanya hubungan pada populasi secara umum. Dalam pene-
yang kuat antara indeks masa tubuh dengan litian ini wanita dengan body mass index
tertundanya konsepsi dan juga peningkatan yang tidak normal memiliki risiko lebih
risiko bagi wanita yang indeks massa tubuh- tinggi terhadap kejadian infertil daripada
nya tidak normal. wanita dengan body mass index yang
Indeks massa tubuh atau body mass normal. Risiko tinggi infertilitas sudah
index merupakan indikator yang paling ditemukan baik pada wanita yang over-
sering digunakan dan praktis untuk meng- weight maupun underweight. Hal ini sesuai
ukur status gizi seseorang meskipun stan- dengan yang dikemukakan oleh Grodstein
darnya berbeda setiap individu satu dengan bahwa berat badan memiliki peranan dalam
lainnya sehingga dalam melakukan peni- infertilitas.
158 e-ISSN: 2549-0257 (online)
Indarwati et al./ Analysis of Factors Influencing Female Infertility
Beberapa problem ovulasi dan per- banyak ditemukan adalah kelainan pada
ubahan menstruasi dapat ditemukan pada ovarium, yang diikuti oleh faktor tuba dan
perempuan dengan polycystic ovarian syn- uterus.
drome yang juga obesitas tetapi perempuan Hasil penelitian ini sesuai dengan teori
yang tidak memiliki PCOS namun obesitas dalam konsensus penanganan infertilitas
pun memiliki problem yang sama. Selain itu, tahun 2013 yang terdiri dari Himpunan
beberapa ahli mengatakan bahwa masalah Endokrinologi Reproduksi dan Fertilitas
pada organ reproduksi yang dapat menye- Indonesia (HIFERI), Perhimpunan Fertili-
babkan infertilitas juga terkait faktor bakat sasi In Vitro Indonesia (PERFITRI), Ikatan
yang kemudian dipicu oleh rangsangan Ahli Urologi Indonesia (IAUI), dan Perkum-
hormon, makanan kaya lemak serta kele- pulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia
bihan berat badan (Aldini, 2012). Menurut (POGI) yang menyebutkan bahwa faktor
Hestiantoro (2013) banyaknya lemak akan penyebab infertilitas pada wanita secara
meningkatkan produksi hormon testosteron umum disebabkan oleh kelainan organ
atau yang biasa disebut dengan hormon laki reproduksi yang terdiri dari gangguan ovu-
– laki yang menghambat pertumbuhan sel lasi (PCOS, gangguan pada siklus hais, insu-
telur di indung telur sehingga hormon estro- fisiensi primer), gangguan tuba dan pelvis
gen atau yang biasa disebut hormon wanita (infeksi maupun endometriosis), dan gang-
produksinya pun menjadi terganggu, siklus guan uterus (mioma submukosum, polip
menstruasi menjadi tidak teratur. endometrium, leiomyomas, dan sindrom
5. Pengaruh kelainan organ repro- asherman).
duksi dengan infertilitas wanita. Penelitian yang telah peneliti lakukan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ter- di klinik fertilitas Sekar RSUD dr. Moewardi
dapat pengaruh antara kelainan organ ini menggambarkan bahwa dari beberapa
reproduksi dengan infertilitas wanita. Infer- variabel yang diteliti, kelainan organ repro-
tilitas lebih tinggi terjadi pada wanita yang duksi menjadi faktor risiko yang paling
memiliki kelainan organ reproduksi (gang- dominan yang mempengaruhi infertilitas
guan ovulasi, gangguan tuba dan pelvis serta wanita hal ini dibuktikan dengan nilai OR
gangguan uterus) dibanding wanita yang 11.67 artinya nilai tersebut menggambarkan
tidak memiliki kelainan organ reproduksi besarnya variabel kelainan organ reproduksi
dan penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebagai faktor risiko infertilitas wanita
wanita dengan kelainan organ reproduksi dibandingkan variabel yang lain dan kelain-
berisiko lebih besar mengalami infertilitas 11 an organ reproduksi yang paling sering
kali daripada wanita yang tidak memiliki dialami wanita infertil adalah gangguan
kelainan organ reproduksi dan secara ovulasi baik unovulasi maupun PCOS, yang
statistik signifikan. kedua adalah gangguan terkait tuba dan
Hal ini sejalan dengan penelitian yang kemudian masalah uterus.
dilakukan oleh Karsiyah (2014) bahwa ter- Gangguan yang paling sering dialami
dapat hubungan antara kondisi reproduksi perempuan infertil adalah gangguan ovulasi.
dengan infertilitas khususnya wanita. Pene- Menurut Aizid (2010) jika ovulasi tidak
litiannya menyebutkan bahwa tidak hanya terjadi maka tidak akan ada sel telur yang
usia yang mempengaruhi infertilitas wanita, bisa dibuahi. Salah satu tanda wanita yang
melainkan juga kondisi reproduksinya. mengalami gangguan ovulasi adalah haid
Utami (2012) menyatakan bahwa distribusi yang tidak teratur dan haid yang tidak ada
kelainan pada pihak wanita yang paling sama sekali. Sedangkan sindroma ovarium
polikistik merupakan suatu kumpulan gejala infertilitas, ini terjadi pada subjek penelitian
yang diakibatkan oleh gangguan sistem sebagai kontrol sedangkan subjek penelitian
endokrin. Sindrom ovarium polikistik ini sebagai kasus hampir sebagian besar memi-
menimbulkan perubahan hormonal-bio- liki kelainan organ reproduksi.
kimia seperti peningkatan luteinising hor- Berdasarkan hasil penelitian diatas
mone (LH) serum, rasio LH/FSH (follicle maka dapat disimpulkan bahwa infertilitas
stimulating hormone) yang meningkat, ada- wanita dipengaruhi oleh usia ≥35 tahun,
nya resistensi insulin dan peningkatan pekerjaan berisiko, tingkat stres yang tinggi,
androgen plasma (Talaziz, 2008). body mass index yang tidak normal, dan
Kelainan tuba juga memberikan kelainan organ reproduksi.
kontribusi terhadap kejadian infertilitas
pada wanita. Penilaian potensi tuba diang- REFERENCE
gap sebagai salah satu pemeriksaan terpen- Aizid R (2010). Mengatasi Infertilitas Sejak
ting dalam pengelolaan infertilitas. Selan- Dini. Yogyakarta: Flashbook.
jutnya adalah kelainan pada uterus bisa Ahsan B, Hakim A, Tamar M (2012). Faktor
disebabkan oleh malformasi uterus yang Risiko Yang Memengaruhi Keterlam-
menggangu pertumbuhan fetus (janin). batan Konsepsi (Infertlitas) Pasangan
Mioma uteri dan adhesi uterus menye- Suami Istri Di Kecamatan Palu Utara
babkan terjadinya gangguan suplai darah Kota Palu. Makasar: Universitas Hasa-
untuk perkembangan fetus dan akhirnya nuddin.
terjadi abortus berulang sehingga wanita Aldini F (2012). Hubungan Body Mass Index
akan sulit untuk hamil hingga melahirkan Dengan Resiko Kejadian Infertilitas
seperti pada umumnya. Pada Perempuan. Surakarta: FK Uni-
Berdasarkan hasil penelitian karsiyah versitas Sebelas Maret.
(2014) diketahui bahwa terdapat hubungan Badan Pusat Statistik (2012). Sensus Pen-
antara kondisi reproduksi dengan infertilitas duduk Indonesia 2012. www.bps.go.-
primer, dengan OR 4.06 artinya subjek id. Diakses tanggal 13 Desember 2016.
penelitian yang mempunyai kelainan kondisi Chandra A, Casey E.C, Elizabeth H.S. (2013).
reproduksi 4 kali mempunyai risiko meng- Infertility And Impaired Fecundity In
alami infertilitas primer dibandingkan The United States 1982-2010. Data
dengan yang tidak mengalami kelainan From The National Survey Of Family
kondisi reproduksi dan hal ini sejalan Growth. National Health Statistic
dengan penelitian yang telah peneliti Reports No.67.
lakukan serta sesuai dengan teori Manuaba Djuwantono (2008). Memahami Infertilitas.
(2004) yang dikutip oleh karsiyah (2014) Bandung: PT. Refika Aditama.
yaitu terdapat berbagai kelainan anatomi Evers J (2002). Female Subfertility. Lancet,
serviks yang berperan dalam infertilitas. 360:151-159.
Uraian diatas membuktikan bahwa Hammerli K, Znoj H, Berger T (2010). What
kondisi reproduksi berhubungan dengan are the issues confronting infertile
infertilitas wanita. Namun demikian, pene- woman? A qualitative and quantitative
litian ini juga mencatat beberapa responden approach. University of Bern: The
yang mengalami infertilitas tetapi tidak Qualitative Report. 15(4):766-782.
memiliki kelainan organ reproduksi dan Hartanto (2002). Keluarga Berencana dan
juga ada responden yang memiliki kelainan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar
organ reproduksi tetapi tidak mengalami Harapan.
160 e-ISSN: 2549-0257 (online)
Indarwati et al./ Analysis of Factors Influencing Female Infertility