Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Makalah ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas keperawatan maternitas II
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 2
2.1 Anatomi Fisiologi Organ Reproduksi Wanita ...................................... 2
2.1.1 Anatomi Organ Reproduksi Luar................................................2
2.1.2 Anatomi Organ Reproduksi Dalam.............................................4
2.2 Tulang Panggul ..................................................................................... 5
2.3 Proses Ovulasi dan Proses Menstruasi ...............................................12
BAB III PENUTUP ................................................................................. 17
3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 17
3.2 Saran...................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem reproduksi merupakan salah satu komponen sistem tubuh yang
penting meskipun tidak berperan dalam homeostasis dan esensial bagi kehidupan
sesorang. Pada manusia, reproduksi berlangsung secara seksual.
Organ reproduksi yang dimiliki manusia berbeda antara pria dan wanita.
Baik pria maupun wanita memiliki organ reproduksi yang terdiri dari dua bagian
berdasarkan letaknya, yaitu alat kelamin luar dan dalam.Fungsi sistem reproduksi
untuk menghasilkan keturunan. Reproduksi secara fisiologis tidak vital bagi
kehidupan individual dan meskipun siklus reproduksi manusia itu berhenti,
manusia tersebut masih bisa bertahan hidup. Contohnya manusia yang telah
sampai menopause. Perkembangan sistem reproduksi terdiri dari beberapa fase.
Pada remaja perkembangan sistem reproduksi pada wanita lebih berfokus pada
terjadinya menstruasi dan penumbuhan payudara. Sedangkan pada dewasa wanita
mampu untuk hamil dan terjadinya menopause.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana anatomi fisiologi organ reproduksi luar?
1.2.2 Bagaimana anatomi fisiologi organ reproduksi dalam?
1.2.3 Bagaimana anatomi fisiologi tulang panggul?
1.2.4 Bagaimana proses ovulasi dan siklus menstruasi?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui anatomi fisiologi organ reproduksi luar
1.3.2 Untuk mengetahui anatomi fisiologi organ reproduksi dalam
1.3.3 Untuk mengetahui anatomi fisiologi tulang panggul
1.3.4 Untuk mengetahui proses ovulasi dan siklus menstruasi
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
Fungsi utama klitoris adalah menstimulasi dan meningkatkan ketegangan
seksual.
d. Labia Mayora
Terdiri atas bagian kanan dan kiri, lonjong mengecil ke bawah dan terisi
jaringan lemak.bagian bawah dan kebelakang labia mayora membentuk komissura
posterior. Labia mayora berfungsi sebagai pelindung karena kedua bibir ini
menutupi lubang masuk vagina, sementara bantalan lemaknya bekerja sebagai
bantal saat melakukan hubungan seksual (Brunner and Suddarth.2010).
e. Labira Minoris
Merupakan dua lipatan kulit diantara labia mayora. Lipatan ini tidak
berambut tetapi mengandung kelenjar sebasea dan beberapa kelenjer keringat. Di
bagian atas klirotis, labia minora bertemu membentuk prepusium klirotis dan di
bagian bawahnya bertemu memebentuk frenulum klirotis. Labia ini mengelilingi
orifisium vagina permukaan internalnya biasanya saling bersentuhan, dengan
demikian akan menambah pengamanan pada lubang vagina.
f. Vestibula
Merupakan area yang dikelilingi oleh labia minora. Vestibula menutupi
mulut uretra, mulut vagina, dan ductus kelenjer bartolini.Kelenjer bartolini
merupakan kelenjar yang memproduksi sekresi mucus untuk membantu melumasi
orifisium vaginal saat eksitasi seksual.
g. Himen (selaput dara)
Merupakan selaput tipis yang berupa selaput lender yang menutupi lubang
vagini. Hymen berfungsi sebagai barrier tipis yang melindungi lubang masuk
vagina selama periode prepubertal. Lender yang dikeluarkan uterus dan darah saat
menstruasi bisa melewati organ hymen tersebut.
h. Perineum
Merupakan daerah muskular yang ditutupi kulit terletak antara introiutus
vagina dan anus. Jaringan otot ini juga menopang rongga panggul dan menjaga
panggul tetap pada tempatnya.
3
2.1.2 Anatomi Fisiologi Organ Reproduksi Dalam
2 Genitalia Internal
4
rongga korpus uteri, melalui os internal dan os eksternal dengan vagina (Brunner
and Suddarth.2010).
d. Vagina
Vagina dimulai dari serviks uteri sampai ke introitus pada vestibulum, yang
merupakan batas antara struktur genitalia interna dan eksterna. Organ ini
merupakan jalan lahir bayi dan aliran menstrual dan berfungsi sebagai organ
kopulasi perempuan.
2.2 Anatomi Fisiologi Tulang Panggul
Tulang pelvis merupakan komposisi dari tiga buah tulang yakni dua tulang
kokse (coxae), tulang sacrum (sacrum), dan tulang koksigeus (coccygeus).
Tulang kokse terdiri dari tulang ilium, tulang pubis dan tulang iskium.
Tulang pubis terdiri dari ramus superior ossis dan ramus inferiorossis pubis.
Kedua rami tersebut dibatasi oleh foramen obturatorium. Tulang koksigeus
terbentuk dari tiga atau empat vertebre yang berangsur mengecil dari atas kearah
bawah (Kahle, 1997).
Tulang sacrum terletak diantara tulang ilium, dilihat dari atas tampak
bagian tengah adalah basis yang terbentuk karena hubungan permukaan diskus
inter vertebralis dengan vertebre lumbalis kelima. Bagian basis yang menonjol
kedalam disebut promontorium.
5
dengan osiliaka lebih lebar dan cekung, promontorium kurang menonjol,
simphisis lebih pendek, lordosis lumbal lebih jelas, dan inklinasi pelvis lebih
besar (Wiknyosatro, 2002).
Tulang pelvis mempunyai empat buah sendi yakni dua sendi sakro iliaka
kanan dan kiri, sendi sakro koksigeus, dan sendi sakrolumbalis. Persendian
tersebut diperkuat oleh ligamen-ligamen. Ligament-ligamen ini saat kehamilan
menjadi lemah sehingga sendi menjadi tidak stabil terutama pada sendi sakro
iliaka mudah terjadi subluksasi, dan pada simfisis pubis sering terjadi
simfisiolisis.
6
Otot Puborektalis ini yang melingkari anorectal bergabung dengan
spingter ani internal. Otot Puborektalis menarik bagian depan persimpangan
anorectal, kearah depan ,membantu penutupan anus. Puborektalis dengan pringter
ani eksternal bekerja dalam satu kesatuan.
Otot pubokoksigeus ini menyatu dengan otot dari sisi lain di belakang
anus membentuk ligament koksigeal dan melalui ligament ini melekat pada
koksik bagian depan. Saat berkontraksi otot pubokoksigeus cenderung menarik
koksik kearah depan dan mengangkat semua organ pelvis, menekan rectum dan
vagina. Bila otot pubokoksigeus berkontraksi secara keseluruhan akan menarik
ketiga outlet tersebut kearah depan sehingga mengkerutkan lumen organ pelvis, di
samping menyangga kandung kemih dan kandungan. Sifat kontraktil ini sangat
penting untuk memelihara kontinensia urin, kontinensia fecal, dan daya
mencengkeram vagina.
7
Kelemahan atau robekan otot pubovaginal dan penguluran saraf pudendal
yang terjadi saat proses kelahiran bias menyebabkan vagina turun kebawah,
prolabs organ pelvis dalam berbagai bentuk dan tingkatan kelemahan otot dasar
panggul misalnya prolaps uteri, systocele, urethrocele, atau rectocele dan akan
timbul masalah berkenaan dengan fungsi seksual karena otot tersebut sulit
mencengkeram dengan optimal (Pangkahila, 2005).
8
(2) Otot ishiokhavernosus
9
Kontraksi ketiga otot tersebut untuk menekan, menarik masuk dan mengulur
uretra. Dua otot yang di bawah berfungsi menghentikan miksi voluntar. Pada
nulipara, rata-rata dibutuhkan waktu 1,96 detik untuk menghentikan laju urin
dalam slauran tengah tetapi pada multipara membutuhkan waktu lebih lama,
sekitar 4,4 detik.
Otot dasar panggul merupakan otot skeletal yang berada dibawah kontrol
kesadaran (volunter) saraf motorik yang dapat dikontraksikan secara aktif
sehingga akan berespon terhadap suatu teknik latihan sama seperti otot skletal
lainnya. Otot dasar panggul mendapat persarafan dari saraf somatik pada
sarafsakral ke empat, saraf rektal inferior, dan saraf perineal cabang dari saraf
pudendal sakral. Persarafan vagina mendapat persarafan dari saraf simpatik dan
sarafpara simpatik yang berasal dari pleksus pelvis. Dan bagian bawah mendapat
persarafan dari saraf pudendal dan saraf illoinguinal.
Pada daerah vagina memiliki peredaran darah vena dan arteri. Vagina
mendapat suplai darah arteri dari cabang arteri uterin cervicovaginal. Arteri
vaginal cabang dari bagian anterior illiac interna. Reaktal tengah dan Pudendal
internal. Keempatnya merupakan anastomosis dari satu dengan yang lainnya dan
membentuk dua arteri azygos-anterior dan posterior. Sedangkan peredaran darah
vena melalui vena illaka interna dan vena pudendal interna.
a. Menyangga organ pelvis dan isi abdomen terutama ketika berdiri tegak.
Diafragma pelvis/levator ani memegang peranan penting dalam
menyokong kandung kemih, kandungan, dan tiga lumen yakni uretra,
vagina dan rektum. Otot ini harus mampu berkontraksi secara volunter dan
cepatpada suatu wktu tetapi juga harus dapat mempertahankan tonus saat
istirahat secara berkelanjutan.
10
b. Mempertahankan tekanan intra abdominal. Saat otot levator ani
berkontraksi, vagina terangkat ke atas dan otot tersebut juga membantu
menahan gaya yang timbul setiap terjadi peningkatan tekanan intra
abdominal pada kandung kemih misalnya saat batuk, bersin, tertawa keras
atau saat melompat.
c. Memelihara sudut anorektal. Sudut pertemuan antara rektum dan anus
sekitar 90 derajat dalam keadaan istirahat. Sudut ini berkurang saat otot
springter anal eksternal dan otot puborektalis berkontraksi untuk menunda
defekasi dalam waktu dekat karena situasi yang tidak tepat.
d. Menutup uretra. Kontraksi otot dasar panggul yang mendadak dan kuat
akan menutup uretra dengan cepat untuk menahan keluarnya urin. Selama
meningkatnya tekanan dalam perut, kontraksi otot dasar panggul akan
mengangkat leher kandung kemih ke dalam daerah tekanan perut.
e. Menyangga beban dari tulang punggung. Beban pada tubuh bagian atas
dalam posisi yang benar akan disalurkan pada tulang punggung jika
tekanan dalam perut kososng. Tekanan ststis dihasilkan dari silinder
trunk/otot yang keras dapat bergerak untuk menyangga bagian atas tubuh
dan dengan demikian mengurangi beban tulang punggung. Tekanan statis
ini dibentuk oleh otot transfersus abdominus, otot multifidus, diafragma
thorak, dan otot dasar panggul.
f. Stabilisasi pelvispinal. Otot iskiokoksigeus membantu menstabilkan sendi
sakroliaka dan sendi sakrokoksigeus.
g. Fungsi seksual. Otot-otot perineal superfisial yang berinsersi di sekitar
kaki dan badan klitoris mempengaruhi peredaa darah dari organ-organ
tersebut yang menghambat kembalinya darah balik, dan kemungkinan
mengkontribusi respon seksual. Pada pembahasan kekuatan otot dasar
panggul telah dinyatakan bahwa pencapaian orgasme secara nyata
berhubungan dengan kontraksi otot dasar panggul yang maksimum.
11
inkontinensia bowel, faecal, prolaps organ panggul dan disfungsi seksual.
(Santosa, 2008).
Ini terjadi karena saat kehamilan mobilitas sendi sakro iliaka, sakro
koksigis dan sendi pubis bertambah karena jaringan ikat pada sendi
panggulnya mulai melunak, sehingga rongga panggul menjadi lebih lebar.
Namun, saat persalinan dan sesudah persalinan hormon estrogen dan
progesteron dan relaksin menurun sehingga menyebabkan pelebaran rongga
panggul berkurang.
12
1. Fase menstruasi
Pada fase ini, lapisan dinding dalam rahim (endometrium) yang
mengandung darah, sel-sel dinding rahim, dan lendir, akan luruh dan keluar
melalui vagina. Fase ini dimulai sejak hari pertama siklus menstruasi dimulai dan
bisa berlangsung selama 4 sampai 6 hari. Pada fase ini, wanita biasanya akan
merasakan nyeri di perut bawah dan punggung karena rahim berkontraksi untuk
membantu meluruhkan endometrium. Lepasnya lapisan fungsional endometrium,
disebut menstruasi. Menstruasi berlangsung sekitar 2-8 hari dengan rata-rata 3-6
hari. Pada saai ini sekresi FSH meningkat dan beberapa folikel ovarium mulai
tumbuh.
2. Fase folikular
FSH merangsang pertumbuhan folikel ovarium dan mensekresi estrogen
oleh sel folikel. Sekresi LH juga meningkat, namun lebih lambat. FSH dan
estrogen memicu pertumbuhan dan kematangan ovum, dan estrogen merangsang
pertumbuhan pembuluh darah pada endometrium untuk regenerasi lapisan
fungsional.Fase ini berakhir dengan ovulasi, ketika peningkatan LH yang tajam
menyebabkan rupture folikel ovarium matang.
3. Fase ovulasi
Pada fase ovulasi, folikel yang diproduksi ovarium akan melepaskan sel
telur untuk dibuahi. Sel telur yang telah matang akan bergerak ke tuba fallopi dan
menempel di rahim. Sel telur ini hanya bertahan selama 24 jam. Jika tidak
dibuahi, sel telur akan mati. Namun jika sel telur bertemu dengan sperma dan
13
dibuahi, akan terjadi Fase ovulasi menandai masa subur wanita. Ovulasi biasanya
terjadi sekitar dua minggu sebelum siklus menstruasi berikutnya dimulai.
4. Fase luteal
Dibawah pengaruh LH, folikel yang rupture tesebut menjadi korpus luteum
dan mulai mensekresi progesterone. Progesterone merangsang lebih lanjut
pertumbuhan pembuluh darah pada lapisan fungsional endometrium dan memicu
penyimpanan zat makanan, seperti glikogen.
Saat sekresi progesterone meningkat, sekresi LH akan menurun, dan bila
ovum tidak dibuahi, sekresi progesterone juga mulai menurun. Tanpa
progesterone, endometrium tidak dapat dipertahankan dan mulai meluruh dalam
menstruasi. Sekresi FSH mulai meningkat (saat estrogen dan progesterone
menurun) dan siklus dimulai lagi.
14
Hari pertama, mulai perdarahan menstruasi, lamanya kurang lebih 2 hingga
6 hari. Hari ke 5-14 merupakan fase foliker atau fase proliferasi, yaitu dimulai
setelah perdarahan berakhir dan berlangsung sampai saat ovulasi. Fase ini berguna
untuk menumbuhkan endometrium agar siap menerima ovum yang telah dibuahi,
sebgaia persiapan suatu kehamilan. Pada fase ini, di dalam ovarium terjadi
pematangan folikel.
Akibat pengaruh FSH, folikel tersebut akan menghasilkan estradiol dalam
jumlah besar. Mulut serviks kecil dan tertutup, getahnya dapat ditarik seperti
benang (Spinnbar-keit). Pembentukan estradiol akan terus meningkat sampai saat
akan terjadinya ovulasi (kira-kira hari ke 13). Setelah itu kadar estradiol turun lagi
dan pada fase sekresi meningkat lagi untuk kedua kalinya. Peningkatan kedua ini
membuktikan bahwa korpus luteum tidak hanya memproduksi progesterone,
melainkan juga estrogen. Hal ini penting diketahui untuk mengobati kasus-kasus
dengan insufisiensi korpus luteum.
Peningkatan estradiol ketika akan terjadi ovulasi mengakibatkan terjadinya
pengeluaran LH yang banyak (umpan balik positif dari estradiol). Puncak LH ini
akan memicu ovarium dan terjadilah ovulasi pada hari ke 14 (beragam). Dalam
waktu yang sama suhu basal badan ()SBB juga meningkat kira-kira 0,5oC. selama
ovulasi, getah serviks encer dan bening, dan mulut serviks sedikit terbuka, yang
memungkinkan masuknya spermatozoa.
Hari ke 14-28 (beragam) merupakan fase luteal atau fase sekresi, yang
memilki ciri khas, yaitu terbentuknya korpus luteum dan penebalan kalenjer
endometrium. Pengaruh progesterone terhadap endometrium paling kentara pada
hari ke 22, yaitu pada saat ovulasi seharusnya terjadi. Peningkatan progesterone
sesudah ovulasi akan menghambat sekresi FSH dari hipofisis, sehingga
pertumbuhan folikel selama fase luteal akan terhambat pula.
Bilamana tidak terjadi nidasi, estradiol dan progesterone akan menghambat
FSH dan LH, sehingga korpus luteum tidak dapat berkembang lagi. Akibat
pengaruh estradiol dan progesterone itu terjadi penyempitan pembuluh-pembuluh
darah endometrium yang berlanjut dengan iskemi, sehingga endometrium terlpeas
dan timbul menstruasi.
15
Gangguan siklus menstruasi:
a. Polimenorea
Siklus menstruasi lebih pendek dari normal, yaitu kurang dari 21
hari,perdarahan kurang lebih sama atau lebih banyak daripada menstruasi
normal.Penyebabnya adalah gangguan hormonal, kongesti ovarium
karenaperadangan, endometriosis, dan lai-lain.
b. Oligomenorea
Siklus menstruasi lebih panjang dari normal, yaitu lebih dari 35 hari,dengan
perdarahan yang lebih sedikit. Umumnya pada kasus inikesehatan penderita tidak
terganggu dan fertilitas cukup baik.
c. Amenorea
Keadaan dimana tidak adanya menstruasi selama minimal 3 bulanberturut-
turut.Amenorea dibagi menjadi 2, yaitu amenorea primer dansekunder.Amenorea
primer ialah kondisi dimana seorang perempuanberumur 18 tahun atau lebih tidak
pernah menstruasi, umumnya dihubungkandengan kelainan-kelainan kongenital
dan genetik.Amenorea sekunderadalah kondisi dimana seorang pernah
mendapatkan menstruasi, tetapikemudian tidak mendapatkan menstruasi, biasanya
merujuk pada gangguangizi, gangguan metabolisme, tumor, penyakit infeksi, dan
lain-lain. Amenorea fisiologis yaitu masa sebelum pubertas, masakehamilan, masa
laktasi, dan setelah menopause
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Anatomi system reproduksi pada genitalia wanita terbagi atas 2 yakni
genitalia eksternal dan internal.Menstruasi adalah perubahan fisiologis dalam
tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi.
Hal ini terjadi setiap bulan antara usia remaja sampai menopause. Siklus
menstruasi terdiri atas aktifitas hormone ovarium dan kalenjer hipofisis anterior,
juga perubahan yang terjadi dalam ovarium dan uterus. Hal yang perlu diingat
pertama kali adalah hormone yang berperan didalamnya, yaitu FSH dan LH dari
kalenjer hipofisis anterior, estrogen dari folikel ovarium, dan progesterone dari
korpus luteum.
3.2 Saran
Dengan terselesaikannya makalah yang kami buat ini, maka kami sebagai
penulis menyadari bahwa banyaknya kesalahan dalam pembuatan
makalah ini.Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
membangun dari para pembaca sekalian, agar dalam pembuatan makalah kami
selanjutnya dapat lebih baik dari sebelumnya.
17
DAFTAR PUSTAKA
18
19