Você está na página 1de 22

BAB I

PENDAHULUAN

AMI (Akut Miocard Infark) adalah Nekrotis (kematian jaringan) pada miocard akibat
aliran darah ke otot jantung terganggu, curah jantung yang meningkat, kebutuhan oksigen
miocard meningkat. Dan faktor predisposisinya adalah faktor biologis yang tidak dapat dirubah
dan faktor resiko yang dapat dirubah.
Klasifikasinya dari AMI adalah Infark Miocard Acute Subendokardial dan Infark Miocard
Acute Trasmural. Manifestasi kliniknya yaitu meliputi gejala nyeri dada yang timbul mendadak
dyspneu dengan atau tanpa kerja, batuk dengan atau tanpa produksi sputum, pusing, berdenyut
selama tidur, kelelahan, kelemahan dan tidak dapat tidur, takut mati, perasaan ajal sudah dekat.
Tanda – tandanya yaitu wajah meringis, merintih, peningkatan frekuensi nadi, pucat atau
sianosis, tachicardi, gelisah dan marah.
Patofisiologi dari AMI adalah biasanya menyerang seseorang yang memiliki satu lebih
faktor resiko diantaranya adalah obesitas, perokok, ras, umur dengan adanya beberapa faktor di
atas yang disertai dengan berbagai proses kimia. Terbentuknya endapan lipoprotein ditunika
intima pembuluh darah dan apabila mengalami rupture adalah terjadi perdarahan yang pada
akhirnya menghasilkan thrombus.
Untuk lebih jelasnya kami akan membahasnya dalam halaman berikutnya.

1
BAB II
KONSEP DASAR MEDIK

A. PENGERTIAN
 Akut Miokard Infark adalah kematian jaringan miokard diakibatkan oleh keadaan aliran
darah koroner miokard. (Carpenito, 1999 : 20)
 Akut Miokard Infark (AMI) yang juga dikenal sebagai serangan jantung adalah sebuah
kondisi yang mengacam kondisi yang mengancam kehidupan dengan karakteristik oleh
nekrotik setempat pada miokard. (Mattasir Jacobs, 2000 : 1258)
 Infark Miokard Akut adalah sumbatan komplit dari arteri koronaria dan atau cabang –
cabangnya yang mengakibatkan iskemia miokard dan nekrosis. (Tucker, 1998 : 101)

B. ETIOLOGI
1. Faktor – faktor penyebab :
a. Suplay oksigen ke miocard berkurang yang disebabkan oleh 3 faktor :
 Faktor pembuluh darah
 Aterosklerosis
 Spasme
 Arteritis
 Faktor sirkulasi
 Hipotensi
 Stenosis Aorta
 Insufisiensi
 Faktor darah
 Anemia
 Hipoksemia
b. Curah jantung yang meningkat :
Aktivitas, emosi, makan terlalu banyak.
c. Kebutuhan O2 miocard meningkat pada :
Kerusakan miokard, hipertrofi meningkat, hipertensi diastolik.
2. Faktor Predisposisi (yang memperberat)
a. Faktor resiko biologis yang tidak dapat diubah :
 Usia lebih dari 40 tahun.

2
 Jenis kelamin : insiden pada pria lebih tinggi dari wanita meningkat setelah
menopause.
 Hereditas.
 Ras : insiden terjadi lebih tinggi pada orang kulit hitam (penduduk asli Amerika –
Afrika).
b. Faktor resiko (yang dapat diubah) :
 Mayor :
 Hiperlipidemia.
 Hypertensi.
 Merokok.
 Diabetes Melitus.
 Obesitas.
 Diet tinggi lemak jenuh, kalori.
 Minor :
 Inaktivitas fisik.
 Pola kepribadian yang emosional, agresif, ambisius.
 Stress psikologi yang berlebihan.

C. TANDA DAN GEJALA


 Nyeri substernal yang dalam dan hebat dengan penjalaran di punggung, rahang, bahu,
leher, lengan (umumnya nyeri di sebelah kiri) bahkan sampai ke epigastrium.
 Tidak memberikan respon terhadap Nitrogliserin.
 Kemungkinan didahului oleh Angina Pektoris, Angina Kresendo atau Angina
Prinzmental.
 Takut, berkeringat, rasa ingin mati.
 Bisa terjadi pada malam hari sehingga dapat membangunkan penderita dari tidur.
 Dapat terjadi hipotensi, aliran darah perifer buruk dan syok.
 Bisa terdapat aritmia, demam, lekositosis.
 Ada perasaan mual, muntah, pusing, keringat dingin.
(Overdoff, 2002 : 298)

3
D. PENATALAKSANAAN
Tujuan penatalaksanaan medis adalah memperkecil kerusakan jantung sehingga
mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi. Kerusakan jantung diperkecil dengan cara
segera mengembalikan keseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen ke jantung. Terapi
obat – obatan dean oksigen digunakan untuk meningkatkan suplai oksigen, sementara tirah
baring dilakukan untuk mengurangi kebutuhan oksigen. Hilangnya nyeri merupakan indikator
utama bahwa kebutuhan dan suplai telah mencapai keseimbangan.
(Brunner & Suddarth, 2002 : 790)

E. PATOFISIOLOGI
Infark miokardium mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibat suplai darah
yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang. Penyebab penurunan suplai
darah mungkin akibat penyempitan kritis arteri koroner karena arterosklerosis atau
penyumbatan total arteri oleh emboli atau trombus. Penurunan aliran darah koroner juga bisa
diakibatkan oleh syok atau perdarahan. Pada setiap kasus ini selalu terjadi ketidak
seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen jantung.
“Penyumbatan Koroner”, “Serangan Jantung” dan “Infark Miokardium” mempunyai arti
yang sama istilah yang paling disukai adalah Infark Miokardium (MI). Di Amerika Serikat
terjadi jutaan serangan penyakit ini pertahun.
MI dijelaskan lebih lanjut berdasar lokasi terjadinya di dinding miokard inferior
(posterior) atau lateral. Meskipun ventrikel kiri merupakan tempat cedera yang paling sering
ditemukan, namun ventrikel kanan juga dapat mengalami infark. Diagnosis dibuat
berdasarkan hasil EKG tanpa memperhatikan lokasinya. Tujuan terapi medis mencegah atau
memperkecil nekrosis jaringan jantung.
Patofisiologi penyakit jantung koroner dan faktor resiko yang terlibat telah kita
diskusikan pada awal bab ini.

4
5
BAB III
KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN FOKUS
1. Biodata.
2. Data dasar pengkajian pasien.
a. Aktivitas
Gejala : Kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur, pola hidup monoton, olah raga
tidak teratur.
Tanda : Takikardi, dyspneu pada waktu istirahat atau saat melakukan aktivitas.
b. Sirkulasi
Gejala : Riwayat AMI sebelumnya, penyakit arteri koroner, gagal jantung kronis,
masalah tekanan darah, diabetes melitus.
Tanda : Tekanan darah normal, naik, ataukah turun, nadi dapat normal, penuh atau
tidak, lemah atau kuat.
Bunyi jantung : mur mur, bila ada menunjukkan gagal katub atau disfungsi
otot papilar.
Friksi : dicurigai perikarditis.
Irama jantung dapat teratur atau tidak teratur.
Edema : distensi vena jugularis, edema perifer.
Warna pucat/ sianosis di atas pada membran mukosa bibir.
a. Integritas Ego.
Gejala : Menyangkal gejala penting, adanya kondisi takut mati, perasaan ajal sudah
dekat, marah pada kondisi dirinya sendiri, khawatir tentang keluarga,
pekerjaan, keuangan.
Tanda : Menolak, menyangkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah, marah,
perilaku menyerang.
b. Eliminasi.
Gejala : Konstipasi, diare.
Tanda : Bising usus normal atau tidak.
c. Makanan.
Gejala : Mual, kehilangan nafsu makan, bersendawa, nyeri ulu hati.
Tanda : Penurunan turgor kulit kering / berkeringat, mual, muntah, perubahan berat
badan.

6
d. Hygiene.
Gejala : Defisit perawatan diri.
Tanda : Bedrest, kelemahan diri.
e. Neurosensori.
Gejala : Pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun (duduk atau istirahat).
Tanda : Perubahan mental / kelemahan.
f. Nyeri / ketidaknyamanan.
Gejala : Nyeri dada yang timbulnya mendadak (dapat / tidak berhubungan dengan
aktivitas) tidak hilang dengan istirahat atau nitrogliserin.
 Lokasi : bahu, leher, rahang, punggung, lengan bahkan sampai
epigastrium.
 Kualitas : seperti ditusuk, diremas – remas.
 Intensitas : biasanya pada skala 1 – 10 mungkin pengalaman nyeri
paling buruk yang pernah dialami.
Tanda : Wajah meringis, perubahan postur tubuh, menarik diri, merintih,
menegang.
g. Pernafasan.
Gejala : Penyakit pernafasan kronik, dyspneu, riwayat merokok.
Tanda : peningkatan frekuensi pernafasan, nafas sesak, bunyi nafas ronchi atau
wheezing, produksi sputum.
h. Interaksi sosial.
Gejala : Stress saat perawatan penyakit selama di rawat di RS.
Tanda : Kesulitan istirahat dengan tenang, respon terlalu emosi, menarik diri dari
keluarga.
i. Penyuluhan / pembelajaran.
Gejala : Riwayat penyakit jantung AMI, diabetes melitus, stroke, hipertensi,
penyakit vaskuler.
Tanda : Sesak nafas, frekuensi pernafasan cepat atau tidak.

B. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Elektrokardiogram (EKG)
Memberi informasi mengenai elektro fisiologi jantung dengan EKG dokter mampu
memantau perkembangan dan resolusi suatu MI. EKG sangat diminati karena praktis bisa
digunakan di tempat tidur dan invasif.

7
2. Ekokardiogram
Digunakan untuk evaluasi lebih lanjut mengenai fungsi jantung khususnya fungsi
ventrikel.
3. Enzim dan Isoenzim Serum
Pemeriksaan dikhususkan pada kreatin kinase dan laktat dehidrogenase yang paling
sensitif dan dapat untuk menegakkan diagnosa infark miokardium. Ada 3 macam
isoenzim :
 CK : CK – MM (otot skeletal)
 CK – MB (otot jantung)
 CK – BB (jaringan otak)
Laktat Dehidrogenase dan Isoenzimnya kurang dapat dipercaya karena reaksi yang lambat
tapi LDH berguna untuk mendiagnosa MI yang mengalami akut.
Lima macam isoenzim LDH tapi hanya dua (LDH 1 dan LDH2) yang penting mendiagnosa
MI akut. LDH1 dan LDH2 kadar tinggi di jantung, ginjal, otak. LDH 2 lebih tinggi dari
LDH1, kalau LDH1 lebih tinggi dari LDH2 menunjukkan adanya MI akut.

8
ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG ICU
PADA PASIEN TN. B DENGAN STEMI
RSK NGESTI WALUYO
PARAKAN

A. Biodata pasien :
Nama pasien : Tn B
Umur : 46 Th
Pekerjaan : TNI
Agama : Islam
Alamat : Krajan,rejosari,pringsurat,temanggung
Tanggal masuk : 2-02-2009
Tanggal masuk : 2-02-2009
No CM : 3007760
Dx Medis : STEMI
Penanggung jawab :
Nama : Ny S
Umur: 36 Th
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Krajan,Pringsurat,Temanggung
Hubungan : Istri

PENGUMPULAN DATA
Keluhan utama pasien : Nyeri pada ulu hati dan dada bagian tengah
P : Iskemia Jaringan
Q : Senut-senut
R : Kwadran kanan atas
S :8
T : Kadang-kadang
Riwayat penyakit sekarang : Pasien datang di IGD jam 07.01 di antar keluarganya kemudian
pindah ke ICU Jam 07.45 dengan :
Td: 112/43 mmHg
RR: 25 X per menit
N : 128 x per menit
S : 30

9
Keluhan Tambahan :
 Pasien tampak menahan sakit
 Pasien mengatakan cemas
Riwayat penyakit dahulu : Tidak pernah mondok di RS, dahulu minum pernah sprite
kemudian merasakan dadanya sakit.
Riwayat penyakit keluarga : Di keluarganya tidak ada yang menderita sakit seperti pasien

PENGKAJIAN FOKUS
1. Aktivitas pasien : ADL di bantu oleh perawat
Makan :2
Berpakaian :4
Toileting :4
Mandi :4
Mobilisasi :2
2. Eliminasi : Pasien mengatakan sejak masuk RS belum pernah BAB
BAK sering, lancar 3-4 x sehari
3. Nutrisi : A = BB/TB = 80 Kg / 167 Cm
B = Hb=16,6 g/dl,WBC= 13,3 , RBC = 5,46 g/dl , HCT = 49,4
C = Turgor kulit elastis, mukosa bibir lembab
D = Hari pertama di ICU pasian mendapat diet bubur cair bertahap. Habis ½ porsi
tapi rasanya mual
4. Pola istirahat dan tidur
Pasien mengatakan bisa tidur milai jam 22.00 dan bangun pagi jam 05.00 tidak pernah
bangun pada malam hari.

PEMERIKSAAN FISIK
Mata : konjungtiva anemis, pupil Isokor
Abdomen : I = Buncit, tidak ada bekas luka, terdapat bulu rambut.
A = Bising usus 24 x/menit.
P = Ada pembesaran hati, ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran lien.
P = Bunyi tympani.
Jantung : I = Detak Ictus kordis tampak, bentuk dada simetris.
P = Ictus kordis teraba
P = Tidak ada pembesaran jantung.
A = Terdengar mur mur.

10
THERAPY YANG DI BERIKAN
Oral :
Ascardia 160 mg 1x1
Plavit 75 mg 0-1-0
Valisande 5 mg 0-0-0-1
Tensicaps 3x6 25 mg
Lipiton 50 mg 0-0-0-1
Letanol 50 mg 0-1-0
Kelosma 300 mg 0-0-0-1
Q-Ten 0-0-1
Mertigo 1
Cairan Intra vena :
Ring As 20 tpm 2 btl

PEMERIKSAAN PENUNJANG
X-Foto thorak AP
Cor : CTR tidak di nilai.
Apeks geser ke lateral kaudal.
Pinggang jantung mendatar.
Pulmo : Corakan vaskuler meningkat tak tampak bercak kerusakan pada ke dua lapang pulmo.
Apeks Pulmo tenang.
Diaphragma dan sinus costephrenicus baik.
Kesan : Gambaran kardiomegali ( LV. LA) dengan icreasea pulmonari vasculature.
EKG : Aritmia.
ST Elevasi 2, 3, avl.
T Incerted AVR.
Echokardiografi :
Sugestive miokard infank ventrikel kiri segmen inferior dan antero septal.
Laboratorium :
Hematologi :
WBC 13,3
RBC 5,46
Hb 16,6
HCT 49,9
MCV 90,5

11
MCH 30,4
MCHV 33,6
PLT 314
Urine :
Urea 15,8 mg/dl
Creatinin 1.30 mg/dl
Cholesterol 249 mg /dl
HDL 30 mg/dl
LDL 19,3 mg/dl
Trigliserit 131 mg/dl
Urid Acid 6,07 mg/dl
Sewaktu 143 mg/dl
CKMB = 107 U/L
Elektrolit :
Na = 141 mMol / ltr
K = 4,22 mMol/ltr
Cl = 106 mMol /ltr

12
ANALISA DATA

1. Nyeri berhubungan dengan iskemi jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri koronaria di
tandai dengan :
Ds : pasien mengatakan nyeri di ulu hati dan dada bagian tengah
Pasien mengatakan cemas akan penyakit nya
Do : Pasien tampak meringis
Nyeri tekan pada ulu hati
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan kontraktilitas di tandai dengan:
Ds : Pasien mengatakan lemas
Do : Irama Jantung Aritmia
3. Perfusi jaringan tidak efektif berhubungan dengan aliran tersumbat di tandai dengan :
Ds : Pasien mengatakan akan mati
Pasien mengatakan nyeri dada dan mual
Do : Irama Jantung aritmia
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gaya hidup yang menetap di tandai dengan :
Ds : Pasien mengatakan lemas
Kebiasaan merokok dan minum kopi pada pagi hari
Do : ADL di bantu perawat
5. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian di tandai dengan :
Ds : Pasien mengatakan cemas akan penyakit nya
Pasien mengatakan mual,dan tidak nafsu makan
Do : Pasien tampak gelisah,bingung

13
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri coronaria
ditandai dengan :
Ds : Pasien mengatakan nyeri di ulu hati dan dada bagian tengah
P : Iskemia jaringan
Q : Senut – senut
R : Kwadran kanan atas
S:8
T : Kadang- kadang
Pasien mengatakan cemas akan penyakitnya
Do : Pasien tampak meringis
Nyeri tekan pada ulu hati
Pasien tampak memegangi yang sakit
Tujuan : Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam masalah keperawatan
nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri
coronaria dapat teratasi dengan kriteria hasil :
Ds : Pasien mengatakan nyeri di ulu hati dan dada bagian tengah berkurang
P : Iskemia Jaringan
Q:-
R : Kwadran kanan atas
S:3
T : Hilang timbul
Do : Pasien sudah tidak meringis
Tidak ada nteri tekan pada ulu hati
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan kontraktilitas di tandai dengan :
Ds : pasien mengatakan lemas
Do : EKG : Aritmia
Tujuan : Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam masalah keperawatan
penurunan curah jantung berhubungan dengan kontraktilitas dapat teratasi dengan
kriteria hasil :
Ds : Pasien mengatakan sudah tidak lemas
Do : Gambaran EKG sudah tidak aritmia

14
3. Perfusi jaringan tidak efektif berhubungan dengan aliran arteri yang tersumbat di tandai
dengan :
Ds : Pasien mengatakan akan mati
Pasien mengatakan nyeri dada dan mual
Do : Irama jantung aritmia
Tujuan : Setelah di lakukan tindakan keperawatan selam 3 x24 jam masalah perfusi jaringan
tidak efektif berhubungan dengan aliran arteri tersumbat dapat teratasi dengan
kriteria hasil :
DS : Pasien sudah tidak mengatakan tentang kematian
Pasien mengatakan nyeri dada berkurang
Do : Irama jantung normal
4. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan gaya hidup yang menetap di tandai dengan :
Ds : Pasien mengatakan lemas
Pasien mengatakan tempat kerjanya sejauh 80 km ditempuh dengan motor
Kebiasaan merokok dan minum kopi pada pagi hari
Do : perubahan EKG aritmia
ADL di bantu oleh perawat
Tujuan : Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3 x24 jam masalah keperawatan
intoleransi aktivitas berhubungan dengan gaya hidup yang menetap dapat di atasi
dengan kriteria hasil :
Ds : pasien mengatakan sudah tidak lemas
Do : Irama jantung kembali normal
Mampu melakukan ADL dengan mandiri
5. Ansietas berhubungan bengan ancaman kematian ditandai dengan :
Ds : Pasien mengatakan cemas akan penyakit nya
Pasien mengatakan nyeri pada daerah perut
Pasien mengatakan mual,tidak nafsu makan
Do : Pasien tampak gelisah
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperwatan selama 3 x24 jam masalah keperawatan
ansietas berhubungan dengan ancaman kematian dapat teratasi di tandai dengan :
Ds : Pasien mengatakan sudah tidak cemas akan penyakit nya
Pasien mengatakan sudah tdak mual nafsu makan kembali ada
Do : Pasien sudah tidak gelisah

15
INTERVENSI

1. Nyeri berhubungan dengan iskemic jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri koronaria.
Intervensi
 Observasi nyeri.
Rasional : mengetahui karakteristik nyeri (P,Q,R,S,T).
 Ajarkan teknik relaksasi dalam.
Rasional : Relaksasi dalam menekan nyeri.
 Anjurkan pasien memilih posisi nyaman.
Rasional : Posisi nyaman mengurangi nyeri.
 Kolaborasi memberikan analgesik.
Rasional : Analgesik menghambat nyeri.toleransi.

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gaya hidup yang menetap.


Intervensi
 Tingkatkan aktifitas klien.
Rasional : Kemajuan aktifitas bertahap diarahkan melalui toleransi klien, meningkatkan
fungsi fisiologis dan menurunkan hipoksia juaringan jantung.
 Pantau tanda vital klien.
Rasional : Melihat perkembangan fisik klien.
 Ajarkan klien menghemat eneergi.
Rasional : Menghemat energi mencegah kebutuhan oksigen melebihi tingkat yang dapat
memenuhi jantung.
 Bantu klien melakukan ambulasi yang dapat di toleransi.
Rasional : Membantu pemenuhan ADL.

3. Perfungsi jaringan tidak efektif berhubungan dengan aliran arteri tersumbat


Intervensi
 Pantau posisi bagian tubuh.
Rasional : Meningkatkan pasokan aliran darah dalam tubuh.
 Monitor TTV tiap jam.
Rasional : Melihat perkembangan pasien.
 Kaji rasa tidak nyaman.
Rasional : Memantau kenyamanan pasien.

16
 Kolaborasi dengan medis tentang pemberian obat anti nyeri.
Rasional : Mengurangi rasa nyeri dan meningkatkan kenyamanan.

4. Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan kontraktilitas.


Intervensi
 Evaluasi adanya nyeri dada (intensitas, lokasi, durasi).
Rasional : Memantau perkembangan nyeri.
 Monitor suara paru dan bunyi jantung.
Rasional : Melihat keadaan klien.
 Beri informasi meliputi pembatasan aktivitas perubahan diet kepada pasien dan keluarga.
Rasional : Menjaga agar pasien tidak masuk RS lagi dengan penyakit yang sama.
 Kolaborasi medis dengan pemberian terapi Arixtra.
Rasional : Meningkatkan curah jantung.

5. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian


Intervensi
 Kaji tingkat kecemasan.
Rasional : Untuk menentukan jenis tindakan.
 Ajarkan pasien untuk lebih rileks dan tenang.
Rasional : Mengurangi kecemasan.
 Lakukan pengalihan perhatian.
Rasional : Agar pasien tidak fokus pada cemasnya.
 Anjurkan pasien untuk bercerita pada cemasnya.
Rasional : Mengurangi beban pikiran.
 Kolaborasi dengan keluarga untuk memotivasi.
Rasional : Mendukung pasien

17
CATATAN KEPERAWATAN

Tgl/Jam No IMPLEMENTASI RESPON PARAF


DK
1 1. Mengobservasi nyeri. 1. Pasien kooperatif.
2. Mengajarkan teknik relaksasi. 2. Pasien kooperatif dan
mau diajak kerjasama.
3. Menganjurkan pasien memilih posisi 3. Pasien kooperatif dan
nyaman. mau diajak kerjasama.
4. Mengkolaborasikan pemberian 4. Pasien kooperatif dan
analgetik. mau minum obat.
2 1. Meningkatkan aktifitas klien. 1. Pasien kooperatif.
2. Memantau tanda vital klien. 2. Pasien kooperatif dan
mau diajak kerjasama.
3. Mengajarkan klien tentang 3. Pasien kooperatif.
bagaimana menghenmat energi. 4. Pasien mau diajak
4. Membantu klien ambulasi. kerjasama.
5. Memantau posisi tubuh. 5. Pasien kooperatif.
3 1. Memantau posisi bagian tubuh, 1. Pasien kooperatif dan
mengubah posisi. mau diajak kerjasama.
2. Memonitor TTV tiap jam. 2. Pasien kooperatif dan
mau diajak kerjasama.
3. Mengkaji rasa tidak nyaman. 3. Pasien kooperatif dan
mau diajak kerjasama.
4. Mengkolaborasi dengan medis untuk 4. Pasien kooperatif dan
pemberian obat anti nyeri. mau meminum
obatnya.
4 1. Mengevaluasi adanya nyeri dada 1. Pasien kooperati.
(intensitas,lokasi,durasi).
2. Memonitor suara paru dan bunyi 2. Pasien kooperatif.
jantung.
3. Memberi informasi meliputi 3. Pasien kooperatif dan
pemberian aktifitas perubahan diet mau diajak kerjasama.
kepada klien dan keluarga.
4. Mengkolaborasi pemberian terapi 4. Pasien kooperatif dan

18
Arixtra. mau diajak kerjasama.
5 1. Mengkaji tingkat kecemasan. 1. Pasien kooperatif dan
mau diajak kerjasama.
2. Mengajarkan pasien rileks. 2. Pasien kooperatif dan
mau diajak kerjasama.
3. Melakukan distraksi. 3. Pasien kooperatif dan
mau melakukanya.
4. Menganjurkan pasien untuk bercerita 4. Pasien mau diajak
tentang cemasnya. kerjasama dan mau
menceritakan.
5. Mengkolaborasi dengan keluarga. 5. Keluarga kooperatif
dan mau diajak
kerjasama.

CATATAN PERKEMBANGAN

19
Tgl/Jam No. Evaluaasi (S,O,A,P) PARAF
DK
2-02 -2009 1 S : Pasien masih merasakan nyeri ulu hati.
P : iskemia jaringan.
Q : senut-senut.
R : kwadran kanan atas.
S : 6.
T : kadang-kadang.
O : - Masih ada nyeri tekan.
- Pasien tampak meringis.
A : Masalah nyeri berhubungan dengan iskemi belum
teratasi.
P : Lanjutkan intervensi.
2 S : Pasien mengatakan masih sedikit lemas.
O : Gambaran EKG aritmia.
A : Masalah penurunan curah jantung berhubungan denga
penurunan kntraktilitas belum teratasi.
P : Lanjutkan intervensi.
3 S : Pasien masih mengatakan dirinya akan mati.
O : Irama jantung aritmia.
A : Masalah perfusi jaringan tidak efektif berhubungan
dengan aliran arteri tersumbat belum teratasi.
P : Lanjutkan intervensi.
4 S : Pasien mengatakan sudah tidak lemas.
O : ADL masih dibantu perawat atau orang lain.
A : Masalah intoleransi aktivitas berhubungan dengan gaya
hidup yang menetap teratasi sebagian.
P : Lanjutkan intervensi.

5 S : - Pasien sudah tidak merasakan cemas


- Pasien sudah tidak merasakan mual
O : Pasien sudah tidak gelisah

20
A : Masalah keperawatan intoleran aktivitas berhubungan
dengan ancaman kematian dapat teratasi
P : --

DAFTAR PUSTAKA

21
1. Brunner dan Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Jakarta : Buku
Kedokteran, EGC.

2. Doenges, M.E., 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta : Buku Kedokteran,
EGC.

3. Overdoff, David. 2002. Kapita Selekta Kedokteran Fakultas Kedokteran Trisakti. Binampa
Aksara : Jakarta.

4. Carpenito, L. J, 2001, Buku Saku Keperawatan Edisi 8, EGC : Jakarta.

22

Você também pode gostar

  • Ppi Untuk Pitstop
    Ppi Untuk Pitstop
    Documento18 páginas
    Ppi Untuk Pitstop
    Fajar Agustian Combachie Part II
    Ainda não há avaliações
  • Juli 2021-20100559
    Juli 2021-20100559
    Documento1 página
    Juli 2021-20100559
    Fajar Agustian Combachie Part II
    Ainda não há avaliações
  • Ppi Untuk Pitstop
    Ppi Untuk Pitstop
    Documento18 páginas
    Ppi Untuk Pitstop
    Fajar Agustian Combachie Part II
    Ainda não há avaliações
  • Materi Bu Mega
    Materi Bu Mega
    Documento71 páginas
    Materi Bu Mega
    Fajar Agustian Combachie Part II
    Ainda não há avaliações
  • Askep Ge FX
    Askep Ge FX
    Documento66 páginas
    Askep Ge FX
    Fajar Agustian Combachie Part II
    Ainda não há avaliações
  • Surat Edaran
    Surat Edaran
    Documento2 páginas
    Surat Edaran
    Fajar Agustian Combachie Part II
    Ainda não há avaliações
  • Soal Pitstop 15 POKJA AKREDITASI
    Soal Pitstop 15 POKJA AKREDITASI
    Documento47 páginas
    Soal Pitstop 15 POKJA AKREDITASI
    Fajar Agustian Combachie Part II
    Ainda não há avaliações
  • Surat Komite Etik
    Surat Komite Etik
    Documento1 página
    Surat Komite Etik
    Fajar Agustian Combachie Part II
    Ainda não há avaliações
  • GayaKepemimpinanRuangRawatSafir
    GayaKepemimpinanRuangRawatSafir
    Documento2 páginas
    GayaKepemimpinanRuangRawatSafir
    Fajar Agustian Combachie Part II
    Ainda não há avaliações
  • Ikutan Jamper Kabo
    Ikutan Jamper Kabo
    Documento1 página
    Ikutan Jamper Kabo
    Fajar Agustian Combachie Part II
    Ainda não há avaliações
  • Undangan K3RS 2023
    Undangan K3RS 2023
    Documento5 páginas
    Undangan K3RS 2023
    Fajar Agustian Combachie Part II
    Ainda não há avaliações
  • Panduan Pelayanan Atraumatic Care-Koreksi1
    Panduan Pelayanan Atraumatic Care-Koreksi1
    Documento11 páginas
    Panduan Pelayanan Atraumatic Care-Koreksi1
    Fajar Agustian Combachie Part II
    Ainda não há avaliações
  • No.004 (SK STANDAR BIAYA SKP RAPB 2023)
    No.004 (SK STANDAR BIAYA SKP RAPB 2023)
    Documento2 páginas
    No.004 (SK STANDAR BIAYA SKP RAPB 2023)
    Fajar Agustian Combachie Part II
    Ainda não há avaliações
  • Sop Pemasangan Infus LT 3
    Sop Pemasangan Infus LT 3
    Documento20 páginas
    Sop Pemasangan Infus LT 3
    Fajar Agustian Combachie Part II
    Ainda não há avaliações
  • Surat Kuasa
    Surat Kuasa
    Documento1 página
    Surat Kuasa
    Fajar Agustian Combachie Part II
    Ainda não há avaliações
  • Suncar Nikah
    Suncar Nikah
    Documento3 páginas
    Suncar Nikah
    Fajar Agustian Combachie Part II
    Ainda não há avaliações
  • Makalah Atraumatic Care
    Makalah Atraumatic Care
    Documento11 páginas
    Makalah Atraumatic Care
    Fajar Agustian Combachie Part II
    Ainda não há avaliações
  • Bab I
    Bab I
    Documento8 páginas
    Bab I
    Anonymous hTx9lK88
    Ainda não há avaliações
  • Leaflet TBC Fajar
    Leaflet TBC Fajar
    Documento2 páginas
    Leaflet TBC Fajar
    Fajar Agustian Combachie Part II
    Ainda não há avaliações
  • Asuhan Keperawatan Komunitas
    Asuhan Keperawatan Komunitas
    Documento12 páginas
    Asuhan Keperawatan Komunitas
    Fajar Agustian Combachie Part II
    Ainda não há avaliações
  • Reference
    Reference
    Documento5 páginas
    Reference
    Fajar Agustian Combachie Part II
    Ainda não há avaliações
  • SAP TBC PKM Batujajar-1
    SAP TBC PKM Batujajar-1
    Documento12 páginas
    SAP TBC PKM Batujajar-1
    Fajar Agustian Combachie Part II
    Ainda não há avaliações
  • Muller2015 Terjemahan
    Muller2015 Terjemahan
    Documento4 páginas
    Muller2015 Terjemahan
    Fajar Agustian Combachie Part II
    Ainda não há avaliações
  • Sap Pentingnya Minum Obat Dikonversi
    Sap Pentingnya Minum Obat Dikonversi
    Documento12 páginas
    Sap Pentingnya Minum Obat Dikonversi
    Fajar Agustian Combachie Part II
    Ainda não há avaliações
  • Kelompok 4 RW 17
    Kelompok 4 RW 17
    Documento1 página
    Kelompok 4 RW 17
    Fajar Agustian Combachie Part II
    Ainda não há avaliações
  • Muller2015 Terjemahan
    Muller2015 Terjemahan
    Documento4 páginas
    Muller2015 Terjemahan
    Fajar Agustian Combachie Part II
    Ainda não há avaliações
  • ATRAUMATIC CARE
    ATRAUMATIC CARE
    Documento15 páginas
    ATRAUMATIC CARE
    olivia
    Ainda não há avaliações
  • Jurnal Atraumatic Care PDF
    Jurnal Atraumatic Care PDF
    Documento2 páginas
    Jurnal Atraumatic Care PDF
    Fajar Agustian Combachie Part II
    Ainda não há avaliações
  • Carter2015 Terjemahan
    Carter2015 Terjemahan
    Documento15 páginas
    Carter2015 Terjemahan
    Fajar Agustian Combachie Part II
    Ainda não há avaliações
  • ATRAUMATIC CARE
    ATRAUMATIC CARE
    Documento15 páginas
    ATRAUMATIC CARE
    olivia
    Ainda não há avaliações