Você está na página 1de 53

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


1.1.1 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Cilincing
1.1.1.1 Keadaan Geografis
Berdasarkan lembaran daerah no 4/1966 ditetapkanlah lima wilayah kota administrasi
di DKI Jakarta, yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat,Jakarta Selatan, Jakarta
Utara, dilengkapi dengan 22 Kecamatan dan 220 Kelurahan. Pembentukan Kecamatan dan
Kelurahan berdasarkan asas teritorial dengan mengacu pada jumlah penduduk yaitu
200.000 jiwa untuk Kecamatan, 30.000 jiwa untuk Kelurahan perkotaan, dan 10.000 jiwa
untuk Kelurahan pinggiran.

Wilayah Kotamadya Jakarta Utara seluas 7.133,51 Ha, terdiri dari luas lautan
6.979,4 Ha dan luas daratan 154,11 Ha. Daratan Jakarta Utara membentang dari barat ke
timur sepanjang kurang lebih 35 Km, menjorok ke darat antara 4-10 Km, dengan kurang
lebih 110 pulau yang ada di Kepulauan Seribu. Ketinggian dari permukaan laut antara 0-20
meter dari tempat tertentu ada yang dibawah permukaan laut yang sebagian besar terdiri
dari rawa-rawa atau empang air payau. Wilayah Kotamadya Jakarta Utara merupakan
pantai beriklim panas, dengan suhu rata-rata 270C, curah hujan setiap tahun rata-rata 142,54
mm dengan maksimal curah hujan pada bulan September. Daerah ini merupakan wilayah
pantai dan tempat bermuaranya Sembilan sungai dan dua banjir kanal sehingga
menyebabkan wilayah ini rawan banjir, baik kiriman maupun banjir karena pasang air laut.

Kecamatan Cilincing termasuk wilayah Kota Administrasi Jakarta Utara, dengan luas
wilayah 39,6996 Km2 (sesuai dengan BPS 2004) dan dibagi menjadi tujuh kelurahan yaitu
Semper Timur, Semper Barat, Kalibaru, Sukapura, Rorotan, Marunda dan Cilincing.
Dengan jumlah Rukun Warga (RW) sebanyak 84 RW dan Rukun Tetangga (RT) 1.742
RT.

1
Batas-batas wilayah Kecamatan Cilincing adalah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara : Laut Jawa


b. Sebelah Timur : Kecamatan Tarumajaya Kabupaten Bekasi Jawa Barat
c. Sebelah Selatan : Kelurahan Cakung Jakarta Timur
d. Sebelah Barat : Kelurahan Lagoa Kecamatan Koja Jakarta Utara

II

III

II
I

Gambar 1.1 Peta Wilayah Cilincing

: Puskesmas Kecamatan Cilincing

: Puskesmas Kelurahan

Sumber: Profil Puskesmas Kecamatan Cilincing 2011

2
1.1.1.2 Keadaan Demografi

Jumlah penduduk wilayah Kecamatan Cilincing berdasarkan Profil Kecamatan


Cilincing tahun 2011 sebanyak 257.801 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak
85.102 kepala keluarga. Terdiri dari penduduk laki-laki 129.507 jiwa (50.23%) dan
penduduk perempuan 128.294 jiwa (49.77%), serta distribusi paling besar pada kelompok
usia produktif. Dari data tersebut diatas rincian jumlah penduduk per kelurahan di
Kecamatan Cilincing dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah


Kecamatan Cilincing Tahun 2011
Penduduk (Jiwa)
No. Kelurahan
Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Semper Timur 15.444 14.087 29.531

2 Semper Barat 29.765 31.515 61.280

3 Kalibaru 22.017 23.212 45.229

4 Sukapura 13.217 12.695 25.912

5 Rorotan 14.706 13.890 28.596

6 Marunda 10.502 9.336 19.838

7 Cilincing 23.856 23.559 47.415

Jumlah 129.507 128.294 257.801

Sumber: Profil Kecamatan Cilincing Tahun 2011

Jumlah penduduk pada masing-masing RT dan RW di Kelurahan Kecamatan


Cilincing, dapat dilihat pada tabel berikut:

3
Tabel 1.2 Distribusi luas wilayah, KK, jumlah RW dan jumlah RT
Di Kecamatan Cilincing Tahun 2011
Luas
No Kelurahan Wilayah KK RW RT
(Km2)
1 Semper Timur 31,615 9.826 10 97
2 Semper Barat 15,907 13.706 17 245
3 Kalibaru 24,670 16.117 14 172
4 Sukapura 56,140 19.767 10 99
5 Rorotan 106,370 8.053 12 136
6 Marunda 79,169 5.519 9 76
7 Cilincing 83,125 12.155 10 136
Jumlah 396,996 85.102 82 958
Sumber : Laporan Tahunan Kecamatan Cilincing Tahun 2011

Tabel 1.3 Tingkat Kepadatan Penduduk diKecamatan Cilincing Desember 2011

No Kelurahan Luas Wilayah Jumlah Kepadatan Penduduk

( km2 ) Penduduk ( per km2 )

1. Semper Timur 3,16 29.531 9.345

2. Cilincing 8,32 47.415 5.698

3. Kalibaru 7,47 45.229 6.054

4. Semper Barat 1,58 61.280 38.784

5. Sukapura 0,56 25.912 46.271

6. Rorotan 10,64 28.596 2.687

7. Marunda 7,92 19.838 2.504

Jumlah 39,65 257.801 6.501

Sumber : Laporan Kecamatan Cilincing Tahun 2011

4
A. Data penduduk menurut umur

Tabel 1.4 Jumlah Penduduk menurut Umur di Wilayah


Puskesmas Kecamatan Cilincing Desember 2011
No Kelompok Umur ( tahun ) Jumlah

1. 0-4 31.796

2. 5-9 30.964

3. 10-14 30.109

4. 15-19 25.237

5. 20-24 24.344

6. 25-29 24.428

7. 30-34 17.558

8. 35-39 18.347

9. 40-44 10.124

10. 45-49 9.257

11. 50-54 10.265

12. 55-59 8.263

13. 60-64 5.785

14. 65-69 4.266

15. 70-74 3.843

16. > 75 3.215

Jumlah 257.801

Sumber : Laporan Kecamatan Cilincing Desember 2011

5
B. Data Penduduk Menurut Agama dan Kepercayaan

Tabel 1.5. Jumlah Penduduk menurut Agama dan Kepercayaan


di Wilayah Kecamatan Cilincing Tahun 2011
No. Agama Jumlah Penduduk

1. Islam 181.537

2. Kristen 64.888

3. Budha 6.120

4. Hindu 5.256

Jumlah 257.801

Sumber : Laporan Kecamatan Cilincing Tahun 2011

C. Data Dasar di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing Tahun 2011

Tabel 1.6. Data Dasar di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing Tahun


2011
Data Dasar Jumlah

Jumlah Penduduk 257.801

Jumlah Kelurahan 7

Jumlah Puskesmas 10

Jumlah RW 82

Jumlah RT 958

Jumlah KK 85.102

Tenaga Kesehatan 133

Posyandu 179

6
Data Dasar Jumlah

Kader Aktif 864

Kader Tidak Aktif 91

Jumlah Bayi 6.016

Jumlah Balita 25.780

Jumlah Ibu Hamil 6.092

Jumlah Ibu Nifas 5.862

Sumber : Laporan Kecamatan Cilincing Tahun 2011

1.1.1.3 Keadaan Lingkungan

A. Sosio Ekonomi

Wilayah Kecamatan Cilincing yang terletak disebelah Utara Kota Jakarta terdapat
wilayah Kawasan Berikat Nusantara (KBN), diwilayah tersebut banyak terdapat industri
besar, sedang, dan kecil sebagai penompang dalam menambah Pendapatan Asli Daerah
khususnya Kota Jakarta dan sebagai penambah pendapatan devisa Indonesia, karena
kawasan tersebut adalah salah satu sentral produksi andalan dalam memacu perekonomian
Indonesia.

B. Sarana dan Prasarana

Wilayah Kecamatan Cilincing memiliki sarana ibadah, sarana pendidikan, sarana


kebudayaan dan kesenian, sarana olah raga, sarana kesehatan masyarakat dan keluarga
berencana.

Sarana dan prasaran kesehatan yang yang ada saat ini banyak diminati oleh
masyarakat luas yang ada di wilayah Cilincing dan sekitarnya, hal ini terkait dengan lokasi
dan banyaknya penduduk yang bekerja di wilayah Cilincing tetapi tidak berdomisili di
daerah tersebut. Agar semua dapat memperoleh kesempatan mendapat pelayanan
kesehatan yang merata dengan biaya terjangkau, maka pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan diharapkan dapat meningkatkan sumber daya manusia yang

7
berkualitas, meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat, dan dapat
mempertinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat.

Pelayanan kesehatan diberikan kepada semua golongan, dan tidak membedakan


umur, pekerjaan, status sosial ekonomi, agama, ras dan lain-lain, akan tetapi lebih
diprioritaskan bagi golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah.

C. Fasilitas Kesehatan

Kecamatan Cilincing mempunyai fasilitas pelayanan kesehatan yang tersebar di tujuh


kelurahan, dari jumlah kelurahan tersebut terdapat 10 buah fasilitas kesehatan pemerintah
yang terdiri dari Puskesmas tingkat kelurahan sebanyak sembilan buah dan satu Puskesmas
tingkat kecamatan.

Juga terdapat fasilitas kesehatan yang didanai oleh perseorangan maupun Puskesmas
yang perduli terhadap pelayanan kesehatan masyarakat di wilayah Kecamatan Cilincing,
antara lain terdapat Rumah Sakit Islam Sukapura di Kelurahan Sukapura.

Tabel 1.7 Fasilitas Kesehatan Kecamatan Cilincing Tahun 2011

No Kelurahan Rumah Sakit Puskesmas Praktek Bidan Posyandu

1. Semper Timur 0 1 8 24

2. Cilincing 0 2 2 23

3. Kalibaru 0 1 2 27

4. Semper barat 0 3 9 41

5. Sukapura 1 1 2 19

6. Rorotan 0 1 1 21

7. Marunda 0 1 1 24

Jumlah 1 10 25 179

Sumber : Laporan Kecamatan Cilincing Tahun 2011

8
1.1.2 Gambaran Umum Puskesmas

1.1.2.1 Definisi
Puskesmas ialah suatu unit pelaksana teknis dunia kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Puskesmas merupakan suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan
kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya yakni satu atau sebagian wilayah
kecamatan, mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerjanya, memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakannya, memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan,
keluarga, dan masyarakat beserta lingkungannya.
Seiring dengan semangat otonomi daerah maka puskesmas dituntut untuk mandiri
dalam menentukan kegiatan pelayanannya yang akan dilaksanakan tetapi pembiayaannya
tetap didukung oleh pemerintah. Sebagai organisasi pelayanan mandiri, kewenangan yang
dimiliki puskesmas juga meliputi kewenangan merencanakan kegiatan sesuai masalah
kesehatan di wilayahnya, kewenangan menetukan kegiatan yang termasuk public goods
atau private goods serta kewenangan menentukan target kegiatan sesuai kondisi geografi
puskesmas.Jumlah kegiatan pokok puskesmas diserahkan pada setiap puskesmas sesuai
kebutuhan masyarakat dan kemampuan sumber daya yang dimiliki namun puskesmas tetap
melaksanakan kegiatan pelayanan dasar yang menjadi kesepakatan nasional.
Peran puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan kesehatan
nasional secara komphrensif yang meliputi promtif (peningkatan kesehatan), preventif
(pencegahan), kuratif (pengobatan), rehabilitative (pemulihan kesehatan).Tidak sebatas
pada aspek kuratif dan rehabilatatif saja seperti rumah sakit.Puskesmas merupakan salah
satu jenis organisasi yang sangat dirasakan oleh masyarakat umum.Seiring dengan
semangat reformasi dan otonomi daerah maka banyak terjadi perubahan yang mendasar
dalam sektor kesehatan yaitu terjadinya perubahan paradigma pembangunan kesehatan
menjadi paradigma sehat.
Dengan paradigma baru ini, mendorong terjadi perubahan konsep yang sangat
mendasar dalam pembangunan kesehatan, antara lain :
1. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada upaya kuratif dan
rehabilitatif menjadi lebih fokus pada upaya preventif dan kuratif tanpa
mengabaikan kuratif-rehabilitatif

9
2. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilah-pilah
(fragmented) berubah menjadi kegiatan yang terpadu (integrated)
3. Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari pemerintah
berubah menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak dari masyarakat
4. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang semula fee for
service menjadi pembayaran secara pra-upaya.
5. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan komsutif menjadi
investasi
6. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh pemerintah akan
bergeser lebih banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai mitra pemerintah
(partnership)
7. Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat (centralization) menjadi
otonomi daerah (decentralization).
8. Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up seiring dengan
era desentralisasi.

1.1.2.2 Wilayah Kerja

Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari


kecamatan.Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan keadaan
infrakstruktur lainnya merupakan pertimbangan dalam penentuan wilayah kerja puskesmas.
Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II sehingga pembagian wilayah
kerja puskesmas ditetapkan oleh walikota / bupati dengan saran teknis dari kepala dinas
kesehatan kabupaten / kota. Sasaran penduduk yang dilayani oleh satu puskesmas adalah
sekitar 30.000 – 50.000 penduduk.Untuk jangkuan yang lebih luas dibantu oleh puskesmas
pembantu dan puskesmas keliling.Puskesmas di kecamatan dengan jumlah penduduk
150.000 jiwa atau lebih merupakan puskesmas Pembina yang berfungsi sebagai pusat
rujukan bagi puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi.

10
I.1.2.3 Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Pelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan puskesmas meliputi:

1. Promotif (peningkatan kesehatan)

2. Preventif (upaya pencegahan )

3. Kuratif ( pengobatan )

4. Rehabilitatif ( pemulihan kesehatan )

Pelayanan tersebut ditunjukkan kepada semua penduduk tidak membedakan jenis


kelamin, umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai meninggal.

I.1.2.4 Fungsi Puskesmas

Untuk mencapai Indonesia sehat 2015, Puskesmas harus menjalankan fungsinya


secara optimal. Adapun fungsi Puskesmas sebagai berikut :

1. Pusat penggerak pembanguan berwawasan kesehatan


Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di
wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan
kesehatan. Di samping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan
dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di
wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang
dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.
2. Pusat pemberdayaan masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat,
keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan
dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat,
berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk
sumber pembiayaannya, serta ikut menerapkan, menyelenggarakan dan
memantau progran kesehatan. Pemberadayaan perorangan, keluarga dan

11
masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi,
khususnya sosisal budaya masyarakat setempat.
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan
tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab
puskesmas meliputi :
a. Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utama
menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa
mengabaikan pemeliharan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan
perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu
ditambah dengan rawat inap.
b. Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan
kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah promosi kesehatan,
pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi,
peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa
masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.

(Sumber : Arrimes, Manajemen Puskesmas)


Gambar 1.2 Fungsi Puskesmas.

12
Fungsi puskesmas terdiri dari 3 fungsi, yaitu sebagai pusat pembangunan berwawasan
kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat dan sebagai pusat pelayanan
keseharatan (Yankes) yang terdiri dari yankes perorangan dan masyarakat.

Untuk melaksanakan fungsinya, Puskesmas menjalankan beberapa proses. Proses


ini dilaksanakan dengan cara :

1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam


rangka menolong dirinya sendiri
2. Memberikan petunjuk pada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien
3. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan
medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan
tersebut tidak menimbulkan ketergantungan
4. Memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat
5. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan
program Puskesmas

Setiap kegiatan yang dilakukan di puskesmas memerlukan evaluasi untuk menilai


apakah program yang dilaksanakan berhasil atau tidak.Untuk itu dibuat indikator
keberhasilan sesuai dengan fungsi puskesmas.

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang menilai tatanan


sekolah, tatanan tempat kerja dan tatanan tempat – tempat umum mempunyai
indikator :
a. Tersedianya air bersih
b. Tersedianya jamban yang saniter
c. Tersedianya larangan merokok
d. Adanya dokter kecil untuk SD atau PMR untuk SLTP

2. Pusat pemberdayaan masyarakat, indikatornya :


a. Tumbuh kembang, Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
b. Tumbuh dan kembangnya LSM
c. Tumbuh dan berfungsinya kesehatan masyarakat

13
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Kegiatan pada pusat pelayanan kesehatan strata pertama adalah:

a. Promosi kesehatan masyarakat


b. Kesehatan lingkungan
c. KIA ( Kesehatan Ibu dan Anak )
d. KB ( Keluarga Berencana )
e. Perbaikan gizi masyarakat
f. P2M ( Pengendalian Penyakit Menular )
g. Pengobatan dasar

I.1.2.5 Peran Puskesmas

Dalam konteks otonomi daerah saat ini, puskesmas mempunyai peran yang vital
sebagai institusi pelaksana teknis dituntut memiliki kemampuan managerial dan wawasan
jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.Peran tersebut
ditunjukkan dalam bentuk ikut serta menentukan kebijakan daerah melalui system
perencanaan yang matang, tatalaksana kegiatan yang tersusun rapi serta system evaluasi
dan pemantauan yang akurat.

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang


bertanggung-jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.

1. Unit Pelaksana Teknis


Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPTD) dinas kesehatan kabupaten/kota,
puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional
dinas kesehatan kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama
serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.

2. Pembangunan kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa
Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

3. Pertanggungjawaban penyelenggaraan
Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan
di wilayah kabupaten/kota adalah dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan

14
puskesmas bertanggungjawab hanya untuk sebagian upaya pembangunan
kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan
kemampuannya.

4. Wilayah kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan. Tetapi
apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggungjawab
wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan memperhatikan kebutuhan konsep
wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing – masing puskesmas tersebut secara
operasional bertanggungjawab langsung kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.

I.1.2.6 Visi Puskesmas

Visi puskesmas adalah tercapainya kecamatan yang sehat menuju terwujudnya


Indonesia sehat 2015.Kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan yang
ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan yakni masyarakat yang hidup dalam
lingkungan dan perilaku yang sehat memiliki kemampuan untuk mengjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya. Indikator kecamatan sehat adalah:

1. Lingkungan sehat
2. Perilaku penduduk yang sehat
3. Cakupan kesehatan yang bermutu
4. Derajat kesehatan penduduk yang tinggi di kecamatan

I.1.2.7 Misi Puskesmas

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya


2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerjanya.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakannya
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, dan
masyarakat beserta lingkungannya.

15
I.1.2.8 Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas

Upaya kesahatan wajib Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan


komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk
peningkatan derajat kesehatan masyarakat.Upaya kesehatan wajib ini diselenggarakan
oleh setiap puskesmas yang ada di seluruh wilayah Indonesia. Upaya kesehatan wajib
tersebut antara lain:

1. Promosi Kesehatan
2. Kesehatan Lingkungan
3. KIA ( Kesehatan ibu dan anak )
4. KB ( Keluarga Berencana )
5. Perbaikan gizi masyarakat
6. P2M ( Pengendalian Penyakit Menular )
7. Pengobatan Dasar

Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan


masyarakat terkecil.Karenanya, kegiatan pokok Puskesmas ditujukan untuk kepentingan
kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya.

Tabel 1.8 Program Kesehatan Wajib di Puskesmas


No. Upaya Kesehatan Wajib Kegiatan Indikator
1. Penyuluhan di Dalam Tatanan sehat
Promosi Kesehatan dan di Luar Gedung Perbaikan perilaku
RW siaga sehat
2. Cakupan air bersih
Cakupan jamban
Kesehatan Lingkungan Penyehatan pemukiman keluarga
Cakupan SPAL
Cakupan rumah sehat
3. ANC Cakupan K1, K4
Pertolongan persalinan Cakupan linakes
Kesehatan ibu dan anak
MTBS Cakupan MTBS
Imunisasi Cakupan imunisasi

16
No. Upaya Kesehatan Wajib Kegiatan Indikator
Pelayanan
4. Keluarga Berencana Cakupan MKET
Keluarga Berencana
5. Diare Cakupan kasus diare
ISPA Cakupan kasus ISPA
Malaria Cakupan kasus
malaria
Pemberantasan penyakit menular Cakupan
kelambunisasi
Tuberkulosis Cakupan penemuan
kasus
Angka penyembuhan
Distribusi vit A / Fe / Cakupan vit A / Fe /
cap yodium cap yodium
6. Gizi PSG % gizi kurang /
buruk, SKDN
Promosi Kesehatan % kadar gizi
7. Pengobatan Medik dasar Cakupan pelayanan
UGD Jumlah kasus yang
ditangani
Laboratorium sederhana Jumlah pemeriksaan
Sumber : Trihono. 2005. Manajemen Kesehatan, Arrimes, ed.

1.1.2.9 Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas


Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan
dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya
kesehatan pokok puskesmas yang telah ada, yaitu :

1. Upaya Kesehatan Sekolah


2. Upaya Kesehatan Olahraga
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat

17
4. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
5. Upaya Kesehatan Jiwa
6. Upaya Kesehatan Mata
7. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
8. Upaya Pengobatan Akupuntur
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya inovasi yaitu
upaya lain di luar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan kebutuhan.
Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam rangka mempercepat
tercapainya visi puskesmas.
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas bersama
dinas kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan dari
Konkes/BPKM/BPP. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan
wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan serta
peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Penetapan upaya kesehatan pengembangan
pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota. Dalam keadaan
tertentu upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai
penugasan oleh dinas kabupaten/kota.
Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan
pengembangan, padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka dinas kesehatan
kabupaten/kota bertanggung jawab dan wajib menyelenggarakannya. Untuk itu dinas
kesehatan kabupaten/kota perlu dilengkapi dengan berbagai unit fungsional lainnya.
Kegiatan upaya kesehatan dasar dan upaya kesehatan pengembangan di puskesmas
kecamatan Cilincing periode Januari - Desember 2011 adalah :
a. Upaya Kesehatan Dasar
1. Upaya Promosi Kesehatan
2. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
3. Upaya Keluarga Berencana
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
5. Upaya Kesehatan Lingkungan
6. Upaya Pengendalian Penyakit Menular
7. Upaya Pengobatan

18
b. Upaya Kesehatan Pengembangan
1. Upaya Kesehatan Sekolah
2. Upaya Kesehatan Olah Raga
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
4. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
6. Upaya Kesehatan Jiwa
7. Upaya Kesehatan Mata
8. Upaya Kesehatan Akupuntur

Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan harus


menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas penyelenggaraan
tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar pemikirannya adalah
pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi puskesmas dalam
menyelenggarakan setiap upaya puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya
kesehatan pengembangan. Azas penyelenggaran puskesmas yang dimaksud adalah :
1. Azas pertanggungjawaban wilayah
Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini Puskesmas harus
melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai berikut :
a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan sehingga
berwawasan kesehatan.
b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya.
c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh
masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.
d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata dan
terjangkau di wilayah kerjanya.

2. Azas pemberdayaan masyarakat


Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar
berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap program puskesmas. Untuk ini,
berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun melalui pembentukan Badan

19
Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh
puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat antara lain :
a. KIA : Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita (BKB)
b. Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD)
c. Perbaikan Gizi :Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)
d. Kesehatan Lingkungan :Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa
Percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL)
e. UKS : Dokter Kecil, Saka Bakti Husada (SBH), Pos
Kesehatan Pesantren (Poskestren)
f. Kesehatan Usia Lanjut : Posyandu Usila, Panti Wreda
g. Kesehatan Jiwa :Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM)

3. Azas Keterpaduan
Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang
optimal, penyelenggaraan setiap program puskesmas harus diselenggarakan secara
terpadu.

Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yaitu :


a. Keterpaduan Lintas Program
Upaya memadukan penyelengaraan berbagai upaya kesehatan yang menjadi
tanggung jawab Puskesmas. Contoh keterpaduan lintas program antara lain :
1) Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) : keterpaduan KIA dengan P2M,
gizi, promosi kesehatan & pengobatan.
2) UKS : keterpaduan kesehatan lingkungan dengan promosi kesehatan,
pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi remaja dan kesehatan
jiwa.
3) Puskesmas keliling : keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB, Gizi,
promosi kesehatan, & kesehatan gigi.
4) Posyandu : keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M, kesehatan jiwa &
promosi kesehatan.

20
b. Keterpaduan Lintas Sektor
Upaya memadukan penyelenggaraan program puskesmas dengan program dari
sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatan dan dunia
usaha. Contoh keterpaduan lintas Sektoral antara lain :
1) UKS : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa,
pendidikan & agama.
2) Promosi Kesehatan : keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan, agama dan pertanian.
3) KIA : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa,
organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, PKK dan PLKB.
4) Perbaikan Gizi : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala
desa, pendidikan, agama, pertanian, koperasi, dunia usaha dan organisasi
kemasyarakatan.
5) Kesehatan Kerja : keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat, lurah,
kepala desa, tenaga kerja dan dunia usaha.

4. Azas Rujukan
Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang
dimiliki oleh puskesmas terbatas. Pada hal puskesmas berhadapan langsung dengan
masyarakat dengan berbagai permasalahan kesehatan. Untuk membantu puskesmas
menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga untuk meningkatkan
efisiensi, maka penyelenggaraan setiap program puskesmas harus ditopang oleh
azas rujukan.
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas penyakit
atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara
vertikal dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana
pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar strata
sarana pelayanan kesehatan yang sama.
Ada dua macam rujukan yang dikenal yakni :
a. Rujukan Medis
Apabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu penyakit tertentu, maka
puskesmas tersebut dapat merujuk ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih
mampu (baik vertikal maupun horizontal). Rujukan upaya kesehatan perorangan
dibedakan atas :
21
1) Rujukan Kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan tindakan medis
(contoh : operasi) dan lain-lain.
2) Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium
yang lebih lengkap.
3) Rujukan Ilmu Pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih
kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan atau
menyelenggarakan pelayanan medis spesialis di puskesmas.

b. Rujukan Kesehatan
Rujukan kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam :
1) Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging,
peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio visual,
bantuan obat, vaksin, bahan habis pakai dan bahan pakaian.
2) Rujukan tenaga, antara lain tenaga ahli untuk penyidikan kejadian luar
biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan, gangguan
kesehatan karena bencana alam.
3) Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan dan
tanggung jawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan atau
penyelenggaraan kesehatan masyarakat ke periode dinas kesehatan
kabupaten/kota. Rujukan operasional diselenggarakan apabila puskesmas
tidak mampu.

Gambar 1.3 Sistem Rujukan Puskesmas

22
Setiap upaya atau program yang dilakukan oleh puskesmas memerlukan evaluasi
untuk menilai apakah program yang dilaksanakan berhasil atau tidak. Untuk itu dibuat
indikator keberhasilan sesuai dengan fungsi puskesmas :

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan


Fungsi pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan dapat dinilai dari
seberapa jauh institusi jajaran non-kesehatan memperhatikan kesehatan bagi institusi
dan warganya. Keberhasilan fungsi ini bisa diukur melalui Indeks Potensi Tatanan
Sehat (IPTS).Ada tiga tatanan yang bisa diukur yaitu :
a. Tatanan sekolah
b. Tatanan tempat kerja
c. Tatanan tempat-tempat umum

2. Pusat pemberdayaan masyarakat


Segala upaya fasilitasi yag bersifat non-instruktif guna meningkatkan pengetahuan
dan kemampuan masyarakat agar mampu mengidentifikasi masalah, merencanakan &
melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat dan fasilitas yang
ada, baik instansi lintas sektoral maupun LSM dan tokoh mayarakat.
Fungsi ini dapat diukur dengan beberapa indikator :
a. Tumbuh kembang, Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)
b. Tumbuh dan kembangnya LSM di bidang kesehatan
c. Tumbuh dan berfungsinya konsil kesehatan kecamatan atau BPKM (Badan
Peduli Kesehatan Masyarakat) atau BPP (Badan Penyantun Puskesmas).

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama


Indikator keberhasilan fungsi ini dapat dikelompokkan ke dalam IPMS (Indikator
Potensi Masyarakat Sehat), yang terdiri dari cakupan dan kualitas program puskesmas.
IPMS minimal mencakup seluruh indikator cakupan upaya kesehatan wajib dan
kualitas atau mutu pelayanan kesehatan.

23
1.1.3 Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Cilincing

1.1.3.1 Sejarah

Puskesmas Kecamatan Cilincing didirikan tahun 1970 di Jl. Sungai Landak


Kelurahan Cilincing. Pada tahun 1976 Puskesmas Kecamatan Cilincing pindah ke Jl.
Madya Kebantenan IV Kelurahan Semper Timur Kecamatan Cilincing Jakarta Utara pada
tahun 1993 hingga saat ini. Puskesmas Kecamatan Cilincing berada + 50 meter dari jalan
Kantor Kelurahan Semper Timur. Luas total lahan Puskesmas Kecamatan Cilincing adalah
36,6996 m2 dengan luas lahan terbangun 4.122 m2.

Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cilincing adalah membawahi sembilan


Puskesmas kelurahan di tujuh kelurahan yang ada di wilayah Kecamatan Cilincing, yaitu :

1. Puskesmas Kelurahan Semper Barat I


2. Puskesmas Kelurahan Semper Barat II
3. Puskesmas Kelurahan Semper Barat III
4. Puskesmas Kelurahan Kalibaru
5. Puskesmas Kelurahan Sukapura
6. Puskesmas Kelurahan Rorotan
7. Puskesmas Kelurahan Marunda
8. Puskesmas Kelurahan Cilincing I
9. Puskesmas Kelurahan Cilincing II
Untuk Kelurahan Semper Timur tidak ada puskesmas kelurahan akan tetapi sudah ada
gedung Puskesmas Kecamatan Cilincing yang berlokasi di wilayah kelurahan tersebut
sehingga dapat dikatakan secara fisik jumlah puskesmas yang ada adalah 10 puskesmas
yaitu sembilan puskesmas kelurahan dan satu puskesmas kecamatan. Puskesmas
Kecamatan Cilincing telah mengajukan diri menjadi salah satu unit BLUD di wilayah
Provinsi DKI Jakarta dimulai pada tahun 2006. Mulai Januari 2006 Puskesmas Kecamatan
Cilincing telah ditetapkan menjadi puskesmas BLUD bertahap sesuai dengan SK Gubernur
No. 2086 tahun 2006 sampai sekarang.

Jenis pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di Puskesmas Kecamatan Cilincing


adalah poli umum, gigi, imunisasi, poli ibu dan anak, poli KB, poli lansia, jiwa, paru
spesialis mata, Elektrokardiografi (EKG), Ultrasonografi (USG), Ruang Bersalin (RB)
dengan kapasitas delapan tempat tidur dan laboratorium dasar. Jumlah tenaga dokter umum

24
15 orang, dokter gigi 10 orang, spesialis mata satu orang, bidan 29 orang, paramedik 40
orang dan tenaga non paramedik 60 orang.

Berdasarkan jenis pelayanan yang tersedia, Puskesmas Kecamatan Cilincing


diharapkan mampu memberikan pelayanan dasar yang dibutuhkan oleh masyarakat di
Kecamatan Cilincing dan sekitarnya.

1.1.3.2 Sumber Daya Manusia

Potensi tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas wilayah Kecamatan Cilincing tahun
2011 berjumlah 133 orang dengan perincian pada tabel 1.8.

25
Tabel 1.9 Alokasi Tenaga Kerja Puskesmas Kecamatan Cilincing Tahun 2011

Jumlah Tenaga
No. Puskesmas
Dokter Dokter Dokter Perawat Tenaga
Apoteker Bidan Perawat Jumlah
Spesialis Umum Gigi Gigi Umum

1. Kecamatan
2 5 3 2 6 9 1 20 48
Cilincing

2. Cilincing I 0 2 1 1 3 2 1 2 12

3. Cilincing II 0 1 0 0 2 3 1 0 7

4. Kalibaru 0 1 1 1 5 2 1 4 15

5. Semper
0 1 1 0 2 4 0 3 11
Barat I

6. Semper
0 1 0 0 0 3 2 0 6
Barat II

7. Semper
0 2 1 0 2 1 0 3 9
Barat III

8. Sukapura 0 1 1 0 3 2 1 2 10

9. Marunda 0 0 1 0 2 2 1 1 7

10. Rorotan 0 1 1 0 2 3 1 1 9

Jumlah 2 15 10 4 27 31 9 35 133

Sumber: Laporan Daftar Pegawai Puskesmas Kecamatan Cilincing Tahun 2011

26
1.1.3.3 Sarana dan Prasarana
Puskesmas Kecamatan Cilincing memiliki fasilitas gedung terdiri dari :
1. Luas bangunan : 1500 m2
2. Luas tanah : 2915 m2
3. Daya listrik : 27.000 W
4. Air : PAM
5. Telepon : 2 unit
6. Fax : 1 unit
7. Komputer : 20 unit
8. Laptop : 4 unit
9. Printer : 13 unit
10. AC : 26 unit
11. Mobil Puskesmas keliling : 1
12. Mobil dinas :1
13. Motor : 10
14. Swing fog :4
15. Dental unit :3
16. Rontgen unit :1
17. Unit mata :2

Puskesmas Kecamatan Cilincing terdiri dari 4 lantai.Lantai 1 terdiri dari :


1. Loket
2. Ruang Bersalin (RB) dengan kapasitas :
a. Tempat pendaftaran.
b. 5 unit tempat tidur.
c. Kamar bersalin kapasitas 3 unit tempat tidur.
d. Kamar periksa.
e. Ruang tunggu.
f. Ruang administrasi.
g. Dapur.
h. Kamar mandi/toilet.

27
3. Ruang UGD
4. Ruang USG

Lantai II Puskesmas Kecamatan Cilincing terdiri dari :


1. Ruang tunggu.
2. Poli Balai Pengobatan Umum (BPU).
3. Poli Gigi.
4. Poli Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
5. Poli Keluarga Berencana (KB).
6. Poli Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).
7. Poli Mata.
8. Poli Spesialis Anak.
9. Laboratorium.
10. Apotek.
11. Toilet.
12. Pojok ASI.
13. Pojok Gizi.
Pada lantai III terdiri dari :
1. Ruang Kepala Puskesmas.
2. Ruang Kepala Tata Usaha (TU).
3. Ruang TU.
4. Ruang Koordinator Pelayanan Tuberkulosis (TB).
5. Ruang Koordinator Kesehatan Komunitas.
6. Ruang Koordinator Obat.
7. Ruang Koordinator Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
8. Ruang Koordinator KIA.
9. Ruang Koordinator Gizi.
10. Ruang Penerimaan Retribusi.
11. Ruang Tamu.
12. Ruang Tunggu.
13. Gudang Gizi.

28
14. Gudang Arsip.
15. Gudang Promosi Kesehatan (Promkes).
16. Gudang KIA-KB.
17. Mushola.
18. Toilet.

Lantai IV terdiri dari :


1. Ruang Pengendalian Penyakit Menular (P2M).
2. Dapur.
3. Toilet.
4. Aula.
5. Sampah Medis.

1.1.3.4 Visi dan Misi Puskesmas Kecamatan Cilincing

A. Visi Puskesmas Kecamatan Cilincing :

Menjadi penyelenggara pelayanan kesehatan yang berorientasi keadaan kepuasan


pelanggan internal maupun eksternal dengan menjunjung tinggi komitmen vertikal
maupun horisontal.

B. Misi Puskesmas Kecamatan Cilincing

a. Memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi kegiatan promotif, preventif, kuratif


dan rehabilitatif
b. Melakukan pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada kebutuhan masyarakat yang
dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat.
c. Melakukan pelayanan kesehatan secara profesional dan dapat dipertanggungjawabkan
baik secara teknis medis maupun administratif
d. Melakukan kegiatan secara bersama dengan mendayagunakan sumberdaya yang ada
secara optimal.
e. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menyampaikan feedback terhadap
pelayanan puskesmas.

29
1.1.4 Program Kesehatan Dasar Puskesmas Kecamatan CIlincing
1.1.4.1 Program Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Kecamatan Cilincing
Kesehatan lingkungan merupakan program dasar puskesmas atau yang di kenal
sebagai basic seven karena merupakan faktor yang sangat penting dalam penentuan
derajat kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan mempunyai daya ungkit yang
tinggi terhadap penyelesaian masalah masalah kesehatan masyarakat dan masih juga
terdapat penyakit-penyakit yang berbasis lingkungan, dengan demikian pengendalian
faktor lingkungan yang baik akan sangat berguna dalam upaya penurunan angka
kesakitan (morbidity rate) maupun menurunkan angka kematian (mortality rate) yang
berhubungan dengan penyakit-penyakit yang berbasis lingkungan.
Tujuan kegiatan kesehatan lingkungan adalah menanggulangi dan menghilangkan
unsur-unsur fisik pada lingkungan sehingga faktor lingkungan yang kurang sehat tidak
menjadi faktor penyakit yang menular di masyarakat. Untuk mewujudkan mutu
lingkungan hidup yang lebih sehat melalui pengembangan sistem kesehatan kewilayahan
untuk menggerakkan pembangunan lintas sektor berwawasan kesehatan
Sasaran program kesehatan lingkungan antara lain :
1. Tempat Pengelolaan Makanan (TPM)
Selain lingkungan fisiknya yang diperiksa, para pengelola makanan juga ikut
diperiksa kotorannya melalui rectal swab untk mengetahui adanya carrier
penyakit menular seperti kolera, thypus abdominalis, E. coli dan sebagainya
2. Penyehatan Makanan dan Minuman
3. Pemantauan air bersih dan air minum
4. Tempat-tempat umum
5. Penyehatan Lingkungan Pemukiman
6. Pengendalian vektor dan binatang penganggu (PVBP) seperti kegiatan
pemberantasan sarang nyamuk (PSN)
7. Pengelolaan limbah (limbah cair dan limbah padat)

30
Ruang lingkup kegiatan program kesehatan lingkungan adalah :
a. Memperbaiki sistem pembuangan kotoran manusia/ tinja
1. Penyuluhan kesehatan lingkungan tentang bagaimana memakai jamban
secara baik dan benar
2. Penyuluhan melalui demonstrasi perawatan jamban keluarga
b. Menyediakan air bersih
1. Mengadakan penyuluhan kesehatan tentang air minum sehat
2. Menghindari pencemaran air melalui inspeksi terhadap sarana air bersih
c. Pembuangan sampah
1. Pembentukan jumilah (juru pemantau sampah)
2. Penyuluhan tentang pengelompokkan sampah yang tidak dapat didaur
ulang dan dapat didaur ulang
d. Pengawasan terhadap tempat-tempat umum
Dilakukan di perusahaan-perusahaan penghasil limbah cair, tempat pengolahan
dan penjualan makanan, tempat-tempat umum dan sanitasi perumahan.

Program kesehatan lingkungan di puskesmas kecamatan Cilincing meliputi :

1. Pembinaan tempat-tempat umum (TTU)


2. Pembinaan tempat pengolahan makanan (TPM)
3. Pemeriksaan instalasi pengelolaan air limbah (IPAL)
4. Pengolahan limbah medis padat
5. Pemantauan kualitas air bersih dan kualitas air minum
6. Pengendalian vektor penyakit

31
1.1.4.2 Hasil Kegiatan Program Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Kecamatan
Cilincing Periode Januari – Desember 2011

1. Pembinaan Tempat – Tempat Umum (TTU)


a. Sasaran
Sasaran pembinaan TTU adalah pembinaan sarana pendidikan, kantor, tempat
ibadah, sarana olahraga, fasilitas kesehatan, restoran, rumah makan, pasar, hotel,
dan lain-lain.
b. Indikator
Indikator pada kegiatan penyehatan tempat – tempat umum ini adalah dengan
kondisi cakupan TTU sehat 80 %.
c. Hasil Kegiatan :
Hasil dari kegiatan Pembinaan Penyehatan Tempat-Tempat Umum (TTU) pada
tahun 2011 adalah berupa Kondisi Sanitasi Kesling seperti tercantum dalam tabel
dibawah ini :
Tabel 1.10 :
Hasil Pembinaan TTU ( Tempat – Tempat Umum )
Puskesmas Kecamatan Cilincing Tahun 2011

NO. JENIS TTU Jml.Sarana MS % TMS %

1. Tempat Ibadah 70 62 88 8 12
2. Sekolah 61 51 83 10 17
3. Hotel 2 2 100 0 0
4. Pasar 1 1 100 0 0
5. Kaki Lima 24 20 83 4 17
6. Warteg / Rumah Makan 90 74 82 16 18
7. Fasilitas Olahraga 4 4 100 0 0
8. Salon Kecantikan 29 24 82 5 18
9. Industri Kecil 20 20 100 0 0

Keterangan : MS = Memenuhi Syarat

TMS = Tidak Memenuhi Syarat

32
Dari Tabel 1.10 dapat diketahui Jumlah sarana TTU ( Tempat – Tempat Umum ) yang
memenuhi syarat kesehatan dan mempunyai prosentase tertinggi adalah hotel dan pasar,
sebesar 100 %, tetapi hasil ini belum mewakili dikarenakan belum seluruh sarana terutama
pasar yang diperiksa dan dibina.

Tabel 1.11 :
Hasil Pembinaan TTU ( Tempat – Tempat Umum ) per Kelurahan
Puskesmas Kecamatan Cilincing
Tahun 2011

Jml.
NO. KELURAHAN MS % TMS %
Sarana
1. Semper Timur 40 36 90 4 10
2. Semper Barat 102 84 82.35 18 17.65
3. Cilincing 74 59 79.73 15 20.27
4. Kalibaru 40 34 85 6 15
5. Marunda 31 26 83.87 5 17.13
6. Sukapura 29 24 82.75 5 17.25
7. Rorotan 40 36 90 4 10

Dari Tabel 1.11 dapat diketahui Hasil pembinaan sarana TTU ( Tempat –
Tempat Umum ) yang memenuhi syarat kesehatan dan mempunyai prosentase tertinggi
adalah sarana TTU yang berada di Kelurahan Semper Timur dan Rorotan sebesar 90 %,
Sementara prosentase terendah yang memenuhi syarat kesehatan berada di Kelurahan
Cilincing yaitu sebesar 79.73 %.

33
Grafik 1.
Hasil Pembinaan TTU ( Tempat – Tempat Umum )per Kelurahan
Puskesmas Kecamatan Cilincing
Tahun 2011

100 90 90
90 82.35 79.73 85 83.87 82.75
80
PROSENTASE

70
60 MS ( % )
50
40 TMS ( % )
30 17.65 20.27 17.13 17.25
15
20 10 10
10
0
ur ra
t
ng ar
u da ur
a
ta
n
Ti
m a ci l ib run p ro
r r B i lin Ka a ka Ro
m
pe
m
pe C M Su
Se Se
KELURAHAN

2. Pembinaan Tempat Pengolahan Makanan (TPM)


a. Sasaran
Sasaran pembinaan tempat pengolahan makanan adalah tempat pengolahan
makanan dan minuman seperti restoran, kantin, dan lain-lain.
b. Target
Target kegiatan pembinaan tempat pengolahan makanan adalah
1. Jumlah TPM yang dikunjungi pada pembinaan TPM sebesar 20% dari
jumlah TPM se-Kecamatan Cilincing dengan 2 (dua) kali kunjungan per
tahun.
2. Cakupan pembinaan TPM se-kecamatan Cilincing yang memenuhi syarat
sebesar 90%.
c. Kegiatan
Kegiatan pembinaan tempat pengolahan makanan adalah pemeriksaan higienitas
perorangan dari pengolah makanan, kebersihan tempat pengolahan makanan,

34
kebersihan dan penataan alat pengolah makanan, penyimpana makanan, dan
fasilitas sanitasi TPM.
d. Hasil
1. Jumlah TPM yang dikunjungi pada pembinaan TTU se-kecamatan
Cilincing sebesar 25,92% diatas target yaitu sebesar 20% dari jumlah
seluruh TTU se-kecamatan Cilincing
2. Jumlah sekolah yang dikunjungi petugas kesehatan dalam rangka
pembinaan TPM se-kecamatan Cilincing sebanyak 50 sekolah dimana lebih
dari target yaitu sebanyak 23 sekolah.
3. Jumlah hotel yang dikunjungi petugas kesehatan dalam rangka pembinaan
TPM se-kecamatan Cilincing sebanyak 0.
4. Jumlah restoran yang dikunjungi petugas kesehatan dalam rangka
pembinaan TPM se-kecamatan Cilincing sebanyak 20 restoran dimana lebih
dari target yaitu sebanyak 19 restoran.
5. Jumlah pasar yang dikunjungi petugas kesehatan dalam rangka pembinaan
TPM se-kecamatan Cilincing sebanyak 1 pasar dimana memenuhi target
100%.

35
Tabel 1.12 Pembinaan Tempat Pengolahan Makanan Se-Kecamatan Cilincing Periode Januari - Desember 2011

Kelurahan Kantin Sekolah Hotel Restoran Pasar

Jml Jumlah Target Jml Jumlah Target Jml Jumlah Target Jml Jumlah Target

Dikunj Kunj Dikunj Kunj Dikunj Kunj Dikunj Kunj

Semper 20 10 4 2 0 0,4 7 2 1,4 1 1 0,8


Timur

Semper Barat 33 10 6,6 7 0 1,4 10 5 3,2 0 0 0

Cilincing 24 10 4,8 1 0 0,2 6 1 1,2 0 0 0

Kalibaru 22 10 4,4 9 0 1,8 12 5 5 0 0 0

Marunda 16 10 3,2 7 0 3,4 15 7 8,4 0 0 0

Sukapura 26 10 4,2 5 0 4 2 4 0 0 0

Rorotan 25 10 5,2 5 0 5 1 3,3 0 0 0

Jumlah 70 32,4 0 7,2 23 26,5 1 0,8

166 36 59 1

Sumber : Laporan Kegiatan Kesehatan Lingkungan Puskesmas Cilincing Januari - Desember 2011

Keterangan : 1.Jml = Jumlah TPM di setiap wilayah


2.Jumlah Dikunj = Jumlah TPM yang dikunjungi petugas kesehatan puskesmas
3.Target Kunj = Target Kunjungan, berupa 20% dari jumlah TPM di setiap wilayah ( 20% x
Jml)

36
Kesimpulan :

1. Jumlah TPM yang dikunjungi pada pembinaan TTU se-kecamatan


Cilincing sebesar 25,92% diatas target yaitu sebesar 20% dari jumlah
seluruh TPM se-kecamatan Cilincing
2. Jumlah sekolah yang dikunjungi petugas kesehatan dalam rangka
pembinaan TPM se-kecamatan Cilincing sebanyak 50 sekolah (43,4%
dari seluruh TPM) dimana lebih dari target yaitu sebanyak 23 sekolah
(20% dari seluruh TPM).
3. Jumlah hotel yang dikunjungi petugas kesehatan dalam rangka
pembinaan TPM se-kecamatan Cilincing sebanyak 0 hotel (0% dari
seluruh TPM) dimana kurang dari target yaitu sebanyak 7 hotel.
4. Jumlah restoran yang dikunjungi petugas kesehatan dalam rangka
pembinaan TPM se-kecamatan Cilincing sebanyak 20 restoran (20,8%
dari seluruh TPM) dimana lebih dari target yaitu sebanyak 19 restoran
(20% dari seluruh TPM).
5. Jumlah pasar yang dikunjungi petugas kesehatan dalam rangka
pembinaan TPM se-kecamatan Cilincning sebanyak 1pasar (100%).

3. Pemeriksaan instalasi pengelolaan air limbah (IPAL)


a. Sasaran Kegiatan
Pemeliharaan IPAL Puskesmas Kecamatan Cilincing
b. Target Kegiatan
1. Satu lokasi Pemeliharaan IPAL dengan tiga kali pemeriksaan pertahun
(satu kali per 4 bulan)
2. Persentase fungsi dan kebersihan IPAL 100 %
c. Hasil Kegiatan
Pemeliharaan IPAL pada tahun 2011 dilakukan dua kali pada bulan April
dan Agustus 2011.
d. Kegiatan yang dilakukan pada bulan April antara lain :
1. Pengurasan pada bak kontrol pemisah pasir dan lumpur
2. Pembersihan sampah pada bak pengendap awal (ekuilisasi)
3. Pembersihan pada saluran masuk dan saluran pembuangan limbah

37
Tabel 1.13 Hasil Pemeliharaan IPAL Puskesmas Kecamatan Cilincing Periode
Januari - Desember 2011

Kelurahan Fungsi Kebersihan


Jumlah
Alat Alat % Alat Jumlah % Alat
Alat Alat alat
yang yang yang alat yang
yang yang yang
diper tidak berfungs yang bersih
berfungs diperik tidak
iksa berfungs i (b/a bersih (e/d x
i (b) sa (d) bersih
(a) i (c) x100) (e) 100)
(f)

Semper
Timur 9 9 0 100% 7 5 2 71,4%

Semper Barat 9 9 0 100% 7 5 2 71,4 %


Cilincing 9 9 0 100% 7 5 2 71,4%
Kalibaru 9 9 0 100% 7 4 3 57,1 %
Marunda 9 9 0 100% 7 6 1 85,7%
Sukapura 9 9 0 100% 7 4 3 57,1%
Rorotan 9 9 0 100% 7 6 1 85,7%

Sumber : Laporan pemeliharaan IPAL Puskesmas kecamatan cilincing

Kegiatan pemeliharaan IPAL kecamatan Cilincing tahun 2011 telah dilakukan dua kali
yaitu pada bulan April dan Agustus 2011. Pemeriksaan ketiga berlangsung pada bulan
November 2011.

e. Kesimpulan

Kegiatan pemeliharaan IPAL di Puskesmas Kecamatan Cilincing memenuhi


target yang pertama, yaitu pemeriksaan IPAL dua kali dalam kurun waktu 9
bulan. Namun untuk target fungsi dan kebersihan IPAL tidak memenuhi
target 100%.

38
4. Pengolahan limbah medis padat
a. Sasaran

Sampah medis di Puskesmas Kecamatan Cilincing

b. Target kegiatan

Pengolahan sampah medis di Puskesmas Kecamatan Cilincing dilaksanakan


tiga bulan sekali dengan bantuan pihak ketiga. Pada kegiatan ini, seluruh
sampah medis harus dimusnahkan

c. Hasil Kegiatan

Pada tahun 2011, kegiatan pengolahan sampah medis padat sudah dilakukan
pada bulan Maret, Mei dan Agustus

Tabel 1.14 Hasil Kegiatan Pengolahan Sampah Medis Puskesmas Tahun 2011

Jumlah Sampah Jumlah Pemusnahan Persentase


No Kelurahan (KG) (KG) Pemusnahan
(a) (b) (b/a x 100%)
Semper
Timur
1 141 141 100%
Semper
Barat
2 153 153 100%

3 Cilincing 139 139 100%


Kalibaru
4 133 133 100%

5 Marunda 140 140 100%

6 Sukapura 130 130 100%


Rorotan
7 140 140 100%
Jumlah 976 976 100%
Sumber : Laporan Kegiatan Pengolahan Sampah Medis Puskesmas Kecamatan Cilincing

d. Kegiatan
Dilakukan pemusnahan sampah medis padat dengan cara pembakaran
sampah dengan api sekali setiap 3 bulan.

39
e. Kesimpulan
Seluruh sampah medis padat di Puskesmas Kecamatan Cilincing berhasil
diolah pada kegiatan pengolahan sampah medis padat

5. Pemantauan kualitas air bersih dan kualitas air minum


A. Pengawasan hidran umum/hidran perumahan

Bagian kesehatan lingkungan dalam program pemantauan sanitasi hidran


umum/hidran perumahan bertanggung jawab atas penyehatan air yang meliputi
pengamanan dan penetapan kualitas air untuk berbagai kebutuhan dalam kehidupan
manusia, dengan demikian maka seharusnya air yang digunakan harus mencakup
kuantitas, kualitas, serta keadaan ini tidak terlepas dari sumber air bakunya yang
harus mendapat perhatian, terutama dari pengaruh pencemaran secara alamiah dan
pencemaran oleh karena aktifitas manusia. Akibat kemajuan teknologi,
pertumbuhan industri dan penggunaan bahan kimia termasuk pestisida.
a. Sasaran kegiatan
Inspeksi sanitasi (hidran umum/hidran perumahan) di wilayah kecamatan
Cilincing
b. Target
Pengawasan hidran umum/hidran perumahan pada seratus lokasi pengawasan
dan pemantauan hidran umum/hidran perumahan dengan dua kali survei
lapangan pertahun
c. Kegiatan:
Pengawasan hidran umum/hidran perumahan pada seratus lokasi pengawasan
dan pemantauan hidran umum/hidran perumahan dengan dua kali survei
lapangan pertahun. Kegiatan yang telah dilaksanakan dalam Pemantauan
Kualitas Air Sumur pompa tangan dan pompa gali dengan jenis pemeriksaan
fisik saja. Parameter-parameter yang digunakan untuk memenuhi syarat sumur
pompa tangan dan sumur pompa gali layak pakai antara lain :

1. Tidak ada keretakan di bagian dalam bak air


1. Tutup bak air dalam keadaan yang baik/tidak rusak dan tertutup
2. Alat untuk mengambil air (timba/pompa), berupa tali/selang diletakkan
pada tempatnya sehingga tidak terjadi pencemaran.

40
3. Air yang ada tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak berasa.
4. Tidak terdapat endapan kotoran pada bak mandi
5. Lantai semen yang mengitari saranan dalam radius kurang dari 1 meter
6. Tidak ditemukan jentik di dalam bak mandi
7. Jamban terdapat dalam jarak 10 meter disekitarnya
8. Tidak ada sumber pencemaran lain dalam jarak kurang dari 10 meter di
sekitar sarana

Tabel 1.15 Cakupan hidran Sehat di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing


Periode Januari - Desember 2011
kelurahan Jumlah yang Tingkat risiko pencemaran air
di periksa
Rendah Sedang Tinggi Amat Tinggi

Semper Timur 25 11(35,48%) 18(58,06%) 1(3,22%) 1(3,22%)

Semper Barat 17 5(29,41%) 4(23,52%) 7(41,17%) 1((5,88%)

Cilincing 13 17(51,51%) 16(48,48%) 0(0%) 0(0%)

Kalibaru 12 14(73,68%) 5(26,31%) 0(0%) 0(0%)

Marunda 10 2(20,4%) 2(20,4%) 0(0%) 0(0%)

Sukapura 12 4(33%) 2(12,65%) 0(0%) 0(0%)

Rorotan 11 6(46,2%) 1(11%) 0(0%) 0(0%)

Total 100 59% 48% 8% 2%

Sumber : Laporan Bulanan Kesehatan Lingkungan Puskesmas Cilincing 2011

d. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pengawasan hidran umum atau hidran perumahan dapat
disimpulkan bahwa 59 % keadaan hidran di wilayah kecamatan Cilincing
memiliki risiko pencemaran air yang rendah, 48% dengan risiko pencemaran
sedang, 8% dengan risiko pencemaran tinggi dan 2 % dengan risiko amat tinggi.

41
B. Pengawasan Depo Isi Ulang
Sehubungan dengan meningkatnya penyediaan depo Isi Ulang di kalangan
masyarakat, maka perlu dilaksanakan pemantauan dan pemeriksaan laboratorium
depo Isi Ulang yang diselenggarakan secara berkala dan berkesinambungan. Hal ini
bertujuan agar air yang digunakan oleh masyarakat dari air minum isi ulang tersebut
dapat terjamin kualitasnya sesuai dengan persyaratan kualitas air minum yang
memenuhi syarat.
a. Sasaran kegiatan
Depo Isi Ulang di wilayah kecamatan Cilincing.
b. Target
1. Pengawasan Depo Isi Ulang dengan dua kali survei lapangan per tahun.
2. Persentase Depo Air Isi Ulang memenuhi syarat 100%
c. Kegiatan:
Pengawasan Depo Isi Ulang pada delapan belas dan dua puluh lokasi Depo Isi
Ulang dengan dua kali survei lapangan. Parameter yang digunakan untuk memenuhi
syarat-syarat kualitas air minum yang diperiksa mengacu pada Keputusan mentri
kesehaatan RI No 907/MENKES/SK/VII/2002 dan terakreditasi ISO/IEC 17025 :
2005 antara lain:

42
Tabel 1.16 Parameter Kualitas Air Minum di Kecamatan Cilincing
Jenis penguji Satuan Hasil penguji Standar yang Metode
dipersyaratkan
Coliform APM/100 ml <2 <2 SNI 19-2897-1992
Eschericia coli APM/100 ml <2 <2 SNI19-2897-1992
Sumber : Laporan Bulanan Kesehatan Lingkungan Puskesmas Cilincing 2011

Penilaian dan pemantauan depo isi ulang di kecamatan menteng dilakukan


penilaian secara fisik (seperti: lokasi depo isi ulang, ditera atau tidak, adanya
kepemilikan sertifikat atau tidak).

Tabel 1.17 Hasil dan Jumlah Daftar Pengusaha Depo Air Minum Isi Ulang

Evaluasi Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Per Kelurahan di Kecamatan Cilincing Tahun 2011

Jumlsh Depo Hasil Uji


Jumlah Keterangan
Air Minum Isi Laboratorium Air
Pengusaha Hasil Evaluasi Uji
NO Wilayah Ulang yang di Minum Isi Ulang
atau Laboratorium
Uji
Peserta TMS MS Air Minum Isi Ulang
Laboratorium

1 Semper Timur 10 8 0 8 Seluruh sampel yang diperiksa


di LABKESDA DKI Jakarta,
2 Semper Barat 10 10 0 10
baik secara bakteriologis
3 Cilincing 10 8 3 5 maupun kimiawi, seluruhnya

4 Kalibaru 7 5 1 4 memenuhi syarat kesehatan


yang ditentukan sebagai air
5 Marunda 3 3 0 3
minum.
6 Sukapura 6 2 0 2

7 Rorotan 4 3 1 2

JUMLAH 50 39 5 34

a. Kesimpulan :
Dari hasil kegiatan pengawasan depo air minum isi ulang tahun 2011 depo air
minum isi ulang yang memenuhi syarat 87,2 % dari target 100%.

43
6. Pengendalian vektor penyakit

a. Kegiatan :
Pengendalian vektor Penyakit yang dilaksanakan di Puskesmas Kecamatan
Cilincing adalah berupa kegiatan yang diarahkan kepada upaya :
a) Pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat
Daerah (DPA-SKPD), dengan kegiatan berupa Pemantauan Jentik Berkala
(PJB) di 7 tatanan.
b) Pelaksanaan program Non DPA-SKPD, dengan kegiatan berupa :
PSN-30 Menit (Pemeriksaan Jentik Berkala – 30 Menit) di tatanan
Pemukiman bersama Pihak Kelurahan setiap hari Jum’at.
b. Sasaran
Sasaran kegiatan diarahkan untuk Meningkatkan jumlah rumah / bangunan yang
bebas jentik aedes aegepty.
c. Indikator
Indikator pada kegiatan Pengendalian Vektor Penyakit ini adalah dengan Nilai
Persentasi angka bebas jentik (ABJ) di 7 tatanan ≥ 95 %.

d. Hasil kegiatan :
1. Hasil kegiatan pemantauan jentik berkala pada 7 tatanan di 7 Kelurahan sesuai
dengan DPA-SKPD tahun 2011 adalah berupa Data Angka Bebas Jentik (ABJ)
seperti tercantum dalam tabel dibawah ini :

44
Tabel 1.18 :

Hasil Pemantauan Jentik Berkala (PJB) di 7 Tatanan

Puskesmas Kecamatan Cilincing

Tahun 2011

JENTIK
NO. TATANAN ABJ ( % )
+ -
1. PEMUKIMAN 375 1833 83.01
2. INSTITUSI PENDIDIKAN 20 52 72.20
3. INDUSTRI & 0 0 0
PERKANTORAN
4. TTU 47 168 78.13
5. TPM 7 50 87.71
6. FASILITAS OLAHRAGA 0 0 0
7. FASILITAS KESEHATAN 9 40 81.63
TOTAL 458 2143 81.63

Dari Tabel 1.18 dapat diketahui ABJ ( Angka Bebas Jentik ) tertinggi ada di tatanan
TPM ( Tempat Pengelolaan Makanan ), yaitu sebesar 87.71 %, dan ABJ terendah
ada di tatanan Institusi Pendidikan yaitu sebesar 72.20 %.Hasil ini masih belum
mencapai target yang diharapkan yakni sebesar ≥ 95 %, hal ini disebabkan karena
masih rendahnya kesadaran dan perilaku masyarakat dalam menjalankan PSN
dengan cara 3 M untuk memberantas jentik nyamuk Demam Berdarah.

45
Tabel 1.19 :

Hasil Pemantauan Jentik Berkala (PJB) per Kelurahan

Puskesmas Kecamatan Cilincing

Tahun 2011

JENTIK
NO. KELURAHAN ABJ ( % )
+ -
1. Semper Timur 98 259 72.55
2. Cilincing 48 329 87.27
3. Semper Barat 66 579 89.77
4. Marunda 89 224 71.57
5. Kalibaru 80 238 74.84
6. Sukapura 46 233 83.51
7. Rorotan 31 281 90.06
TOTAL 458 2143 82.39

Dari Tabel 1.19 dapat diketahui ABJ ( Angka Bebas Jentik ) tertinggi ada di
kelurahan Rorotan yaitu sebesar 90.06 %, dan ABJ terendah ada di kelurahan
Marunda yaitu sebesar 71.57 %. Hasil ini masih belum mencapai target yang
diharapkan yakni sebesar ≥ 95 %, hal ini disebabkan karena masih rendahnya
kesadaran dan perilaku masyarakat dalam menjalankan PSN dengan cara 3 M
untuk memberantas jentik nyamuk Demam Berdarah.

46
Tabel 1.20 :

Hasil Kegiatan PSN 30 menit per Bulan

Puskesmas Kecamatan Cilincing

Tahun 2011

JENTIK
NO. BULAN ABJ ( % )
+ -
1. JANUARI 84 454 84,39
2. FEBRUARI 142 1.209 89,49
3. MARET 184 1.559 89,44
4. APRIL 537 11.463 95,53
5. MEI 323 7.333 95,78
6. JUNI 557 12.340 95,68
7. JULI 558 10.901 95,13
8. AGUSTUS 306 4.319 93,38
9. SEPTEMBER 252 2.403 90,51
10. OKTOBER 780 13.764 94,64
11. NOPEMBER 740 16.005 95,58
12. DESEMBER 212 1.732 89,09
TOTAL 4.675 83.482 94,70

Dari Tabel 1.20 dapat diketahui ABJ ( Angka Bebas Jentik ) tertinggi ada di
Bulan Mei yaitu sebesar 95,78 %, dan ABJ terendah ada di bulan Januari yaitu
sebesar 84,39 %. Hasil PSN setiap Jum’at ini sebenarnya dapat mewakili kondisi
wilayah tertentu, dilihat dari angka kasus DBD, walaupun pada kenyataannya di
lapangan, masih banyak jumantik yang tidak turun memeriksa jentik setiap jum’at.

47
1.1.4.3 Hasil Kegiatan Program Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Kecamatan
Cilincing Periode Januari - Februari 2012.

Hasil yang dicapai pada pelaksanaan kegiatan program kesehatan lingkungan


selama periode Januari-Februari 2012 adalah sebagai berikut :

1. Pengendalian vektor penyakit

a. Kegiatan :
Pengendalian vektor Penyakit yang dilaksanakan di Puskesmas Kecamatan
Cilincing adalah berupa kegiatan yang diarahkan kepada upaya :
c) Pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat
Daerah (DPA-SKPD), dengan kegiatan berupa Pemantauan Jentik Berkala
(PJB) di 7 tatanan.
d) Pelaksanaan program Non DPA-SKPD, dengan kegiatan berupa :
PSN-30 Menit (Pemeriksaan Jentik Berkala – 30 Menit) di tatanan
Pemukiman bersama Pihak Kelurahan setiap hari Jum’at.
b. Sasaran
Sasaran kegiatan diarahkan untuk Meningkatkan jumlah rumah / bangunan yang
bebas jentik aedes aegepty.
c. Indikator
Indikator pada kegiatan Pengendalian Vektor Penyakit ini adalah dengan Nilai
Persentasi angka bebas jentik (ABJ) di 7 tatanan ≥ 95 %.

d. Hasil kegiatan :
1. Hasil kegiatan pemantauan jentik berkala pada 7 tatanan di 7 Kelurahan periode
Januari – Februari tahun 2012 adalah berupa Data Angka Bebas Jentik (ABJ)
seperti tercantum dalam tabel dibawah ini :

48
49
50
1.2 Identifikasi Masalah

Dari berbagai hasil pencapaian program kegiatan kesehatan lingkungan yang dievaluasi di
Puskesmas Kecamatan Cilincing Periode Januari – Februari 2012, maka didapatkan
identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Cakupan Angka Bebas Jentik pada bangunan rumah yang dikunjungi di puskesmas
kelurahan Semper Timur sebesar 95,4 % .
2. Cakupan Angka Bebas Jentik pada bangunan rumah yang dikunjungi di puskesmas
kelurahan Cilincing 1 sebesar 85,6 %.
3. Cakupan Angka Bebas Jentik pada bangunan rumah yang dikunjungi di puskesmas
kelurahan cilincing 2 sebesar 77,45 %.
4. Cakupan Angka Bebas Jentik pada bangunan rumah yang dikunjungi di puskesmas
kelurahan Semper Barat 1 sebesar 96,1 %.
5. Cakupan Angka Bebas Jentik pada bangunan rumah yang dikunjungi di puskesmas
kelurahan Semper Barat 2 sebesar 94,15 %.
6. Cakupan Angka Bebas Jentik pada bangunan rumah yang dikunjungi di puskesmas
kelurahan Semper Barat 3 sebesar 79,25 %.
7. Cakupan Angka Bebas Jentik pada bangunan rumah yang dikunjungi di puskesmas
kelurahan Marunda sebesar 81,95 %.
8. Cakupan Angka Bebas Jentik pada bangunan rumah yang dikunjungi di puskesmas
kelurahan Kalibaru sebesar 92,8 %.
9. Cakupan Angka Bebas Jentik pada bangunan rumah yang dikunjungi di puskesmas
kelurahan Sukapura sebesar 95,25 %.
10. Cakupan Angka Bebas Jentik pada bangunan rumah yang dikunjungi di puskesmas
kelurahan Rorotan sebesar 88,7 %.

51
1.3 Rumusan Masalah
Setelah didapatkan identifikasi masalah dari program kesehatan lingkungan di
Puskesmas Kecamatan Cilincing maka terdapat satu program yang belum mencapai target
,kemudian dilakukan penghitungan dan pembandingan nilai kesenjangan antara apa yang
diharapkan (expected) dengan apa yang telah terjadi (observed), selanjutnya dilakukan
perumusan masalah untuk membuat perencanaan yang baik sehingga masalah yang ada
dapat diselesaikan. Rumusan masalah dari program kesehatan lingkungan di Puskesmas
Kecamatan Cilincing adalah sebagai berikut :

Periode Januari – Februari 2012

1. Cakupan Angka Bebas Jentik pada bangunan rumah yang dikunjungi di


puskesmas kelurahan Cilincing 1 periode Januari – Februari 2012 sebesar
85,6 % di bawah target yaitu sebesar ≥ 95 % dari jumlah bangunan rumah
yang di kunjungi pertatanan di puskesmas kelurahan Cilincing 1.
2. Cakupan Angka Bebas Jentik pada bangunan rumah yang dikunjungi di
puskesmas kelurahan cilincing 2 periode Januari – Februari 2012 sebesar
77,45 % di bawah target yaitu sebesar ≥ 95 % dari jumlah bangunan rumah
yang di kunjungi pertatanan di puskesmas kelurahan Cilincing 2.
3. Cakupan Angka Bebas Jentik pada bangunan rumah yang dikunjungi di
puskesmas kelurahan Semper Barat 2 periode Januari – Februari 2012
sebesar 94,15 % di bawah target yaitu sebesar ≥ 95 % dari jumlah bangunan
rumah yang di kunjungi pertatanan puskesmas di kelurahan Semper Barat 2.
4. Cakupan Angka Bebas Jentik pada bangunan rumah yang dikunjungi di
puskesmas kelurahan Semper Barat 3 periode Januari – Februari 2012
sebesar 79,25 % di bawah target yaitu sebesar ≥ 95 % dari jumlah bangunan
rumah yang di kunjungi pertatanan di puskesmas kelurahan Semper Barat 3.
5. Cakupan Angka Bebas Jentik pada bangunan rumah yang dikunjungi di
puskesmas kelurahan Marunda periode Januari – Februari 2012 sebesar
81,95 % di bawah target yaitu sebesar ≥ 95 % dari jumlah bangunan rumah
yang di kunjungi pertatanan di puskesmas kelurahan Marunda.
6. Cakupan Angka Bebas Jentik pada bangunan rumah yang dikunjungi di
puskesmas kelurahan Kalibaru periode Januari – Februari 2012 sebesar 92,8
% di bawah target yaitu sebesar ≥ 95 % dari jumlah bangunan rumah yang di
kunjungi pertatanan di puskesmas kelurahan Kalibaru.

52
7. Cakupan Angka Bebas Jentik pada bangunan rumah yang dikunjungi di
puskesmas kelurahan Rorotan periode Januari – Februari 2012 sebesar 88,7
% di bawah target yaitu sebesar ≥ 95 % dari jumlah bangunan rumah yang di
kunjungi pertatanan di puskesmas kelurahan Rorotan.

53

Você também pode gostar