Você está na página 1de 2

Ada 3 tujuan pembuatan VeR, yaitu:

1. Memberikan kenyataan (barang bukti) pada hakim


2. Menyimpulkan berdasarkan hubungan sebab akibat
3. Memungkinkan hakim memanggil dokter ahli lainnya untuk membuat kesimpulan VeR yang lebih baru

Ada 8 hal yang harus diperhatikan saat pihak berwenang meminta dokter untuk membuat VeR korban hidup, yaitu:
1. Harus tertulis, tidak boleh secara lisan.
2. Langsung menyerahkannya kepada dokter, tidak boleh dititip melalui korban atau keluarganya. Juga tidak boleh melalui jasa pos.
3. Bukan kejadian yang sudah lewat sebab termasuk rahasia jabatan dokter.
4. Ada alasan mengapa korban dibawa kepada dokter.
5. Ada identitas korban.
6. Ada identitas pemintanya.
7. Mencantumkan tanggal permintaan.
8. Korban diantar oleh polisi atau jaksa.

Cara kematian = macam kejadian yang bertanggung jawab terhadap kematian


Cara Kematian :
1. Wajar : karena penyakit
2. Tidak wajar : pembunuhan, bunuh diri, kecelakaan

KECELAKAAN, BUNUH DIRI ATAU PEMBUNUHAN ?

Kecelakaan, bunuh diri atau pembunuhan merupakan permasalahan yang harus dapat dijawab, dibuat terang dan jelas oleh dokter dan khususnya oleh penyidik,
karena baik kecelakaan, bunuh diri atau pembunuhan membawa implikasi yang berbeda-beda, baik ditinjau dari sudut penyidikan maupun proses peradilan.
Tabel. Cara Kematian Akibat Senjata Tajam
Faktor Pembunuhan Bunuh diri
TKP Lokasi Variabel Tersembunyi
Kondisi Tidak teratur Teratur
Pakaian Tertembus Terbuka, luka tampak jelas
Senjata Tidak ada Ada
Surat peninggalan Tidak ada Ada (seringkali)
Luka Titik anatomis Variabel Tertentu
Jumlah (fatal) Satu atau lebih Biasanya Satu
Luka percobaan Tidak ada Ada
Luka tangkis Ada (biasanya) Tidak ada
Tanda pergulatan Ada (biasanya) Tidak ada
Mutilasi* Ada (dapat) Tidak ada
Arah irisan Variabel Sejajar
Mekanisme Kematian = gangguan/kelainan fisiologik dan atau biokimia yang bertanggung jawab terhadap timbulnya kematian
Mekanisme kematian : 1. Mati lemas (asfiksia)
2. Perdarahan
3. Kerusakan organ vital
4. Refleks vagal
5. Emboli, dll
Mekanisme kematian bisa kombinasi beberapa mekanisme

Autopsi ialah pemeriksaan terhadap tubuh mayat yang terdiri dari pemeriksaan terhadap bagian luar maupun dalam, dengan tujuan menemukan proses penyakit dan
atau adanya cedera, melakukan interpretasi atas penemuan-penemuan tersebut, menerangkan penyebab kematian serta mencari hubungan sebab akibat antara kelainan-
kelainan yang ditemukan dengan penyebab kematian.2,3
Berdasarkan tujuannya, autopsi terbagi atas tiga jenis, yaitu:
1. Autopsi Anatomi
Autopsi anatomi dilakukan untuk kepentingan pendidikan mahasiswa kedokteran. Bahan yang dipakai adalah mayat yang dikirim ke rumah sakit yang telah disimpan
selama 2 x 24 jam di laboratorium ilmu kedokteran foensik dan tidak ada ahli waris yang mengakuinya. Kemudian diawetkan di laboratorium anatomi dan disimpan
sekurang-kurangnya satu tahun sebelum digunakan.2
2. Autopsi Klinik
Autopsiklinikadalah autopsi yang dilakukan terhadap mayat seseorang yangdirawat di rumahsakitdandiduga meninggal akibat suatu penyakit.2
3. Autopsi ForensikatauMedikolegal
Autopsi forensikataumedikolegal adalah autopsi yang dilakukan terhadap mayat seseorang yang diduga meninggal akibat suatu sebab yang tidak wajar seperti pada
kasus kecelakaan, pembunuhan, maupun bunuh diri. Autopsi ini dilakukan atas permintaan penyidik sehubungan dengan adanya penyidikan suatu perkara.2
Indikasi Autopsi
UCDAVIS Health System Department of Pathology and Laboratory Medicine membagi indikasi autopsi menjadi dua jenis, yaitu4:
a. Indikasi umum
1. Penyebab kematian yang tidak diketahui
2. Kematian yang dipertanyakan mengenai keefektifan terapi atau perkembangan penyakitnya
3. Permintaan keluarga atau asuransi
4. Kematian yang dicurigai oleh penyakit genetik tetapi belum dikonfirmasi kebenarannya sebelum kematian
5. Kematian ketika menjalani terapi atau sedang menjalani prosedur diagnostik
6. Kematian tiba-tiba yang terjadi di rumah sakit yang merupakan kematian wajar
b. Indikasi khusus
1. Kematian yang tidak diharapkan yang terjadi saat menjalani prosedur terapi gigi, bedah, medikal
2. Kematian yang wajar yang mememang termasuk kasus forensik:
a. Death on Arrival
b. Kematian yang terjadi dalam 24 jam setelah tatalaksana di rumah sakit
c. Kematian dimana pasien menderita cedera saat dirawat di rumah sakit.
3. Kematian karena resiko tinggi infeksi dan penyakit menular
. Pelaksaan Autopsi
Sebelum autopsi dimulai, ada beberapa hal perlu mendapat perhatian antara lain sebagai berikut2:
a. Kelengkapan surat-surat mengenai autopsi yang akan dilakukan. Untuk autopsi klinik, yang harus diperhatikan apakah surat izin autopsi klinik telah ditandatangani
oleh keluarga terdekat dan yang bersangkutan. Perhatikan pula jenis autopsi yang diizinkan oleh pihak keluarga.Sedangkan dalam hal autopsi forensik, hal yang
perlu diperhatikan apakah Surat Permintaan Pemeriksaan/ Pembuatan Visum et Repertum telah ditandatangani oleh pihak penyidik yang berwenang. Untuk
Autopsi forensik, mutlak dilakukan pemeriksaan lengkap yang meliputi pembukaan seluruh rongga tubuh dan pemeriksaan seluruh organ.2
b. Mayat yang diautopsi harus benar-benar mayat yang dimaksudkan dalam surat yang bersangkutan. Dalam hal autopsi forensik, yang diperhatikanapakah terhadap
mayat yang akan diperiksa telah dilakukan identifikasi oleh pihak yang berwenangberupa penyegelan dengan label polisi yang memuat antara lain nama, alamat,
tanggal kematian, tempat kematian dan sebagainya yang harus diteliti apakah sesuai dengan data-data yang tertera dalam Surat Permintaan Pemeriksaan.2
c. Keterangan yang berhubungan dengan terjadinya kematian mungkin dikumpulkan dengan lengkap.Pada kasus-kasus autopsi klinik status riwayat penyakit dan
pengobatan dapat memberi petunjuk arah pemeriksaan yang akan dilakukan. Untuk kasus-kasus autopsi forensik, informasi mengenai kejadian yang mendahului
kematian, keadaan pada Tempat Kejadian Perkara (TKP) dapat memberi petunjuk bagi pemeriksaan serta dapat membantu menentukan jenis pemeriksaan khusus
yang mungkin diperlukan.Kurang atau tidak terdapatnya keterangan-keterangan tersebut di atas dapat mengakibatkan terlewat atau hilangnya bukti-bukti yang
penting, misalnya saja tidak diambilnya cairan empedu, padahal korban kemudian ternyata adalah seorang pecandu narkotika.2
d. Untuk melakukan autopsi yang baik, tidaklah diperlukan alat-alat yang “mewah”, namun tersedianya beberapa alat tambahan kiranya perlu mendapat perhatian
yang cukup.Apakah telah tersedia botol-botol berisi larutan formalin yang diperlukan untuk pengawetan jaringan bagi pemeriksaan histopatologik?Adakah botol-
botol atau tabung-tabung reaksi untuk pengambilan darah, isi lambung atau jaringan untuk pemeriksaan toksikologi? 2
3. Siapa saja yang berhak meminta dan membuat visum?
Jawab:
Yang berhak membuat visum
1. Petugas yang membuat visum et repertum
Visum et repertum oleh dokter forensik, dokter umum, dokter spesialis, dokter sipil, militer, dokter pemerintah/swasta agar memperoleh bantuan yang maksimal maka
perlu diperhatikan dua hal yaitu: spesialis perlu disesuaikan kasusnya dan fasilitasnya. (LKUI: 1980)
1. Berdasarkan KUHAP Pasal 133 ayat 1 yang berhak membuat visum yaitu
 Ahli kedokteran kehakiman
 Dokter atau ahli lainnya
Hal tersebut sesuai dengan pasal 133 KUHAP yang berbunyi:
Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia
berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya.
(Dedi Afendi: 2010)

Menurut Ahmad Rahmawan, 2009, yang berhak meminta visum adalah sebagai berikut.
(1) Penyidik, sesuai dengan pasal I ayat 1, yaitu pihak kepolisian yang diangkat negara untuk menjalankan undang-undang
(2) Di wilayah sendiri, kecuali ada permintaan dari Pemda Tk II.
(3) Tidak dibenarkan meminta visum pada perkara yang telah lewat.
(4) Pada mayat harus diberi label, sesuai KUHP 133 ayat C
7. Bagaiman bentuk dan isi visum?
Jawab:
Bentuk dan isi visum et repertum ( Idries, 1997)
1. Pro justisia, pada bagian atas, untuk memenuhi persyaratan yuridis, pengganti materai.
2. Visum et repertum, menyatakan jenis dari barang bukti atau pengganti barang bukti
3. Pendahuluan, memuat identitas dokter pemeriksa pembuat visum et repertum, identitas peminta visum et repertum, saat dan tempat dilakukanya pemeriksaan dan
identitas barang bukti (manusia), sesuai dengan identitas yang tertera di dalam surat permintaan visum et repertum dari pihak penyidik dan lebel atau segel
4. Pemberitaan atau hasil pemeriksaan, memuat segala sesuatu yang di lihat dan ditemukan pada barang bukti yang di periksa oleh dokter, dengan atau tanpa
pemeriksaan lanjutan (pemeriksaan laboratorium), yakni bila dianggap perlu, sesuai dengan kasus dan ada tidaknya indikasi untuk itu
5. Kesimpulan, memuat inti sari dari bagian pemberitaan atau hasil pemeriksaan, yang disertai dengan pendapat dokter yang bersangkutan sesuai dengan
pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya
6. Penutup, yang memuat pernyataan bahwasanya visum et repertum tersebut dibuat atas sumpah dokter dan menurut pengetahuan yang sebaik-baiknya dan
sebenar-benarnya

8. Siapa yang berhak menandatangani dan menerima surat hasil visum?


Jawab :
(i) Penandatanganan surat keterangan ahli/visum et repertum
UU menentukan bahwa yang berhak menandatangani surat hasil visum adalah dokter. Setiap berkas keterangan ahli harus diberi paraf oleh dokter. Jika korban ditangani oleh
beberapa dokter, maka idealnya yang menandatangani visumnya adalah setiap dokter yang terlibat langsung dalam penanganan atas korban. Dalam hal dokter pemeriksa sering
tidak lagi ada di tempat (luar kota) atau sudaj tidak bekerja pada Rumah Sakit tersebut, maka visum et repertum ditandatangani oleh dokter penanggung jawab pelayangan
forensik klinik yang ditunjuk oleh Rumah sakit atau oleh Direktur Rumah Sakit tersebut.

(ii) Penyerahan surat keterangan ahli/visum et repertum


Surat keterangan ahli/visum et repertum juga hanya boleh diserahkan pada pihak penyidik yang meminta saja. Dapat terjadi dua instanti penyidik sekaligus yang meminta surat
visum et repertum.

Você também pode gostar