Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Definisi :
Pengecoran (casting) adalah proses penuangan logam cair dengan gaya gravitasi atau
gaya lain ke dalam suatu cetakan, kemudian dibiarkan membeku, sehingga terbentuk
logam padat sesuai dengan bentuk cetakannya.
Kerugian :
Setiap metode pengecoran memiliki kelemahan sendiri-sendiri, tetapi secara umum
dapat disebutkan sebagai berikut :
(1) Keterbatasan sifat mekanik;
(2) Sering terjadi porositas;
(3) Dimensi benda cetak kurang akurat;
(4) Permukaan benda cetak kurang halus;
(5) Bahaya pada saat penuangan logam panas;
(6) Masalah lingkungan.
Proses pengecoran :
(1) Pembuatan cetakan;
(2) Persiapan dan peleburan logam;
(3) Penuangan logam cair ke dalam cetakan :
a) untuk cetakan terbuka (lihat gambar 2.1.a) logam cair hanya dituang hingga
memenuhi rongga yang terbuka,
b) untuk cetakan tertutup (lihat gambar 2.1.b) logam cair dituang hingga
memenuhi sistem saluran masuk;
11
Gambar 2.1 Dua macam bentuk cetakan (a) cetakan terbuka, (b) cetakan tertutup
Bahan cetakan :
- pasir, - keramik, dan
- plaster, - logam.
Jenis cetakan :
(1) Cetakan tidak permanen (expendable mold); hanya dapat digunakan satu kali
saja.
Contoh : - cetakan pasir (sand casting),
- cetakan kulit (shell mold casting),
- cetakan presisi (precisian casting).
(2) Cetakan permanen (permanent mold); dapat digunakan berulang-ulang
(biasanya dibuat dari logam).
Contoh : - gravity permanent mold casting,
- pressure die casting,
- centrifugal die casting.
12
Cetakan pasir :
Bagian-bagian cetakan pasir dapat dilihat dalam gambar 2.1.b, yaitu :
- bagian atas cetakan (cope),
- bagian bawah cetakan (drag),
- kotak cetakan (flask),
- sistem saluran masuk (gating system), terdiri dari : cawan tuang ( pouring cup),
saluran turun (down sprue), dan saluran masuk/pengalir (runner),
- penambah (riser),
- inti (core).
Contoh soal :
1 ft3 paduan eutektik akan dipanaskan dalam krusibel dari temperatur kamar hingga
200 OF di atas titik leburnya. Paduan tersebut memiliki densitas = 0,15 lbm/in 3,
temperatur lebur = 1300 OF, specific heat logam padat = 0,082 Btu/lbm – OF,
13
specific heat logam cair = 0,071 Btu/lbm– OF, dan panas lebur = 72 Btu/lbm. Berapa
jumlah energi panas yang ditambahkan untuk mencapai pemanasan tersebut, anggap
tidak ada panas yang hilang.
Jawab :
Anggap temperatur dalam ruang foundary = 80 OF dan densitas logam dalam
keadaan padat dan cair sama, dan sebagai catatan 1 ft 3= 1728 in3.
Analisa dalam Proses Penuangan ; untuk menganalisa logam cair yang mengalir
melalui sistem saluran masuk menuju cetakan digunakan teori Bernoilli.
14
Teori Bernoulli menyatakan bahwa jumlah energi pada dua titik dalam cairan adalah
sama.
P1 v 12 P v2
h1 F1 h2 2 2 F2
ρ 2g ρ 2g
Bila kehilangan ketinggian akibat gesekan diabaikan dan tekanan dianggap tetap,
maka persamaan dapat disederhanakan menjadi :
v 12 v2
h1 h2 2
2g 2g
Bila titik 1 adalah ujung atas saluran turun (sprue) dan titik 2 adalah dasar cetakan
digunakan sebagai titik referensi maka h2 = 0 dan v1 = 0, sehingga persamaan dapat
disederhanakan menjadi :
v 22
h1 atau v 2 gh
2g
Hubungan lain yang penting selama penuangan adalah hukum kuntinuitas, yang
menyatakan bahwa volume rate of flow dalam proses penuangan logam cair ke dalam
cetakan adalah konstan :
Q = v1 A1 = v2 A2
15
Contoh soal :
Sebuah cetakan memiliki saluran turun dengan panjang ( h) 8,0 in dan luas
penampang pada dasar saluran (A) adalah 0,4 in.2. Saluran tersebut dihubungkan
dengan saluran masuk horisontal menuju rongga cetak yang volumenya ( V) adalah
100 in.3.
Tentukan : a) kecepatan alir logam cair pada dasar saluran (v),
b) laju alir volumetrik (Q),
c) waktu pengisian cetakan (MFT).
Jawab :
a) Kecepatan alir logam cair pada dasar saluran :
V 100
MFT 3,2 sec.
Q 31,4
Fluiditas :
Fluiditas adalah kemampuan suatu logam cair untuk mengalir masuk ke dalam
cetakan, sebelum membeku.
Fluiditas merupakan kebalikan dari viskositas, bila viskositas naik, maka fluiditas
turun, dan sebaliknya.
16
Gambar 2.2 Cetakan spiral untuk pengujian fluiditas logam cair
Karakteristik Pembekuan :
Pembekuan (solidifikasi) adalah transformasi logam cair kembali ke bentuk
padatnya.
Solidifikasi logam murni; logam murni membeku pada temperatur konstan yaitu
sama dengan temperatur pembekuannya/temperatur leburnya, seperti ditunjukkan
dalam gambar 2.3.
Solidifikasi logam paduan (alloy); logam paduan umumnya membeku pada daerah
temperatur tertentu, seperti ditunjukkan dalam gambar 2.4.
17
Gambar 2.4 Solidifikasi logam paduan
Garis awal terjadinya pembekuan disebut garis liquidus, dan garis akhir pembekuan
disebut garis solidus.
Suatu paduan dengan komposisi tertentu bila didinginkan dalam waktu yang sangat
lambat, maka pembekuan akan mulai terjadi pada saat temperatur mencapai garis
liquidus, dan pembekuan berakhir bila telah mencapai garis solidus. Setelah itu
pendinginan akan berjalan terus hingga mencapai temperatur kamar.
Solidifikasi logam paduan eutektik; suatu paduan yang memiliki komposisi tertentu
(komposisi eutektik) bila mengalami pendinginan sangat lambat, maka pembekuan
akan berlangsung pada temperatur konstan (sama seperti logam murni).
- Solidifikasi terarah :
Untuk mengurangi pengaruh shrinkage dapat dilakukan dengan mengarahkan
proses solidifikasi pada daerah tertentu, dengan cara :
(a) Memasang riser (lihat gambar 2.1.b)
Riser (penambah) merupakan cadangan logam cair pada cetakan yang
berfungsi untuk mengimbangi penyusutan ( shrinkage) dalam pembekuan
coran. Dengan memasang riser, maka daerah yang mengalami solidifikasi
18
awal berada jauh dari sumber logam cair, sehingga shrinkage yang mungkin
terjadi berada pada riser itu sendiri.
Menurut hokum Chvorinov, riser harus diletakkan pada bagian/daerah yang
memiliki rasio volume terhadap luas rendah, karena pada daerah tersebut
akan mengalami solidifikasi paling cepat. Dengan menambahkan riser pada
daerah tersebut, maka solidifikasi dapat diperlambat sehingga cacat coran
akibat terjadinya shrinkage pada benda cor dapat dihindarkan.
19
Dalam gambar 2.6.a ditunjukkan contoh pemasangan cil pada daerah yang
mengalami konsentrasi panas tertinggi, sehingga terjadinya cacat akibat
shrinkage dapat dihindarkan, sedang dalam gambar 2.6.b dapat dilihat
adanya cacat (rongga) akibat pengecoran dilakukan tanpa pemasangan cil.
Gambar 2.6 (a) Pemasangan cil luar, (b) tanpa cil menyebabkan adanya cacat
20