Você está na página 1de 13

TUGAS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

KONSEP HIV AIDS

PEMBIMBING :

TINTIN SUMARNI, SKp.M.Kep

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK :2B

1. IIS RAHMA DIANTI


2. PEMILA PUISENA GUSMAN
3. RISKA ERIZA G
4. YOGI SAPUTRA

POLTEKKES KEMENKES PADANG

PRODI D-III KEPERAWATAN SOLOK

TAHUN 2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Infeksi HIV adalah penyebab AIDS,yang mana HIV ini melemahkan system
imunitas manusia.HIV menyebabkan manusia sakitt akibat infeksi lain –
lainbiasanya berpengaruh padda orang yang bebas HIV. AIDS adalah sindrom
dimana terdapat sekumpulan penyakit yang diakibatkan penurunan system
imunitas lebih lanjut pada orang dengan HIV.

Berdasarkan data resmi dari dinas Kesehatan Prov. Riau pada akhir oktober 2008
secara komulatif jumlah kasus AIDS tercatat sebanyak 301 kasus yang terdiri dari
248 laki – laki 58 perempuan dan dilihat dari kelompok umur 25 – 33 tahun yaitu
62,12 %.

Selama ini, pengetahuan tentang penularan dan pencegahan HIV dan AIDS sudah
disebar luaskan melalui media , namun pemahaman dan kesedaran masyarakat
untuk bersama –sama mena ggulagi HIV dan AIDS di Indonesia masih rendah.

Stigma ( pemberian cap buruk ) dan diskriminasi (membedakan perlakuan )oleh


masyarakat masih terjadi sehinggah upaya untuk pencegahan, pelayanan,
perawatan dan dukungan terkait dengan penanggulangan HIV dan AIDS.

Seluruh komponen masyarakat perlu perduli, aktif dan konsisten memberikan


kontribusi nyata sesuia dengan kemampuan nya masing – masing untuk
menanggulangi HIV dan AIDS di Indonesia.

B. Tujuan Penulisan

1. Mampu memahami perkembangan dan distribusi kejadian HIV dan AIDS


2. Mampu mengidentifikasi cara – cara penularan yang mendominasi penyebaran
HIV dan ADIS

3. Mampu memahami Program – program Pencegahan dan Penanggulangan Hiv


dan AIDS .
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi HIVAIDS

HIV adalah singkatan Human Immunodefisiency Virus yaitu virus yang


menyerang sistem kekebalan tubuh manusia sehingga membuat tubuh rentan
terhadap berbagai penyakit.

Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah suatu penyakit


retrovirus yang disebabkan oleh HIV dan ditandai dengan imunosupresi berat yang
menimbulkan infeksi oportunistik, neoplasma sekunder dan manifestasi neurologis.
HIV telah ditetapkan sebagai agens penyebab acquired Immune Deficiency
Syndrom (AIDS). AIDS adalah suatu kumpulan kondisi klinis tertentu yang
merupakan hasil akhir dari infeksi oleh HIV. Definisi AIDS yang ditetapkan oleh
pusat pengendalian penyakit, telah berubah beberapa waktu sejak gejala pertama
ditemukan pada tahun 1981. Secara umum definisi ini menyusun suatu titik dalam
kontinum penyimpangan HIV dimana penjamu telah menunjukan secara klinis
disfungsi imun. Jumlah besar infeksi oportunistik dan neoplasma merupakan tanda
supresi imun berat sejak tahun 1993. Definisi AIDS telah meliputi jumlah CD4
kurang dari 200 sebagai criteria ambang batas. Sel CD4 adalah bagian dari limposit
dan satu target sel dari infeksi HIV

B. Etiologi HIV AIDS

Penyebab AIDS adalah sejenis virus yang tergolong Retrovirus yang disebut
Human Immunodeficiency Virus (HIV). Virus ini pertama kali diisolasi oleh
Montagnier dan kawan-kawan di Prancis pada tahun 1983 dengan nama
Lymphadenopathy Associated Virus (LAV), sedangkan Gallo di Amerika Serikat
pada tahun 1984 mengisolasi (HIV) III. Kemudian atas kesepakatan internasional
pada tahun 1986 nama virus dirubah menjadi HIV.

Human Immunodeficiency Virus adalah sejenis Retrovirus RNA. Dalam


bentuknya yang asli merupakan partikel yang inert, tidak dapat berkembang atau
melukai sampai ia masuk ke sel target. Sel target virus ini terutama sel Lymfosit T,
karena ia mempunyai reseptor untuk virus HIV yang disebut CD-4. Didalam sel
Lymfosit T, virus dapat berkembang dan seperti retrovirus yang lain, dapat tetap
hidup lama dalam sel dengan keadaan inaktif. Walaupun demikian virus dalam
tubuh pengidap HIV selalu dianggap infectious yang setiap saat dapat aktif dan
dapat ditularkan selama hidup penderita tersebut. Secara mortologis HIV terdiri
atas 2 bagian besar yaitu bagian inti (core) dan bagian selubung (envelop). Bagian
inti berbentuk silindris tersusun atas dua untaian RNA (Ribonucleic Acid). Enzim
reverce transcriptase dan beberapa jenis protein. Bagian selubung terdiri atas lipid
dan glikoprotein (gp 41 dan gp 120). Gp 120 berhubungan dengan reseptor
Lymfosit (T4) yang rentan. Karena bagian luar virus (lemak) tidak tahan panas,
bahan kimia, maka HIV termasuk virus sensitif terhadap pengaruh lingkungan
seperti air mendidih, sinar matahari dan mudah dimatikan dengan berbagai
desinfektan seperti eter, aseton, alkohol, jodium hipoklorit dan sebagainya, tetapi
relatif resisten terhadap radiasi dan sinar utraviolet. Virus HIV hidup dalam darah,
saliva, semen, air mata dan mudah mati diluar tubuh. HIV dapat juga ditemukan
dalam sel monosit, makrotag dan sel glia jaringan otak.

Virus HIV hidup dalam darah, saliva, semen, air mata dan mudah mati diluar
tubuh.HIV dapat juga ditemukan dalam sel monosit, makrotag dan sel glia jarin
gan otak.

C. MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi infeksi HIV dimulai dari tidak adanya gejala hingga imunodefisiensi
berat yang disertai infeksi oportunistik dan kanker. Sebagian besar pasien
mengidap penyakit jenis mononuklosis akut dalam beberapa hari hingga beberpa
minggu stelah terinfeksi virus. Manifestasi yang biasanya terjadi meliputi demam,
sakit tenggorokan, attralgia, dan myalgia, sakit kepala, ruam, dan limfadenopati.
Pasien juga dapat mengalami mual, muntah, dan kram abdomen pasien sering kali
disertai dengan manifestasi awal infeksi HIV hingga penyakit virus yang biasa
terjadi seperti influenza, infeksi pernafasan atas, atau virus pada abdomen.

a. Batuk menetap lebih dari 1 bulan

b. Dermatitis generalisata yang gatal

c. Adanya Herpes zoster multisegmental dan berulang

d. Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita


Biasanya gejala awal HIV mirip dengan gejala flu. Berikut ada beberapa ciri HIV
yang secara umum menandai infeksi virus di tahap awal:

a. Sakit kepala
b. Demam
c. Kelelahan terus menerus
d. Pembengkakan kelenjar getah bening
e. Sakit tenggorokan
f. Ruam pada kulit
g. Nyeri pada otot dan sendi
h. Luka pada mulut
i. Luka pada organ intim
j. Sering berkeringat di malam hari
k. Diare

Gejala awal HIV umumnya timbul dalam waktu 1 sampai 2 bulan setelah
terinfeksi., pada sebagian orang dapat terlihat pada dua minggu awal setelah
terpapar. Namun, gejala awal ini tidak ditunjukkan pada semua orang. Ada
beberapa orang yang justru tidak menunjukkan tanda-tanda ini, tetapi ternyata
terinfeksi HIV. Itu sebabnya pengujian terhadap virus HIV sangat penting
dilakukan.

Fase infeksi HIV

Fase pertama HIV

Diikenal juga sebagai infeksi HIV primer atau disebut juga sindrom retroviral
akut. Pada tahap ini, kebanyakan orang mengalami gejala mirip flu. Gejalanya juga
sering kali mirip dengan infeksi saluran cerna atau saluran pernapasan.

Fase kedua

Ini adalah tahap laten klinis. Virus menjadi kurang aktif, meski masih dalam
tubuh Anda. Anda tidak mengalami gejala apapun saat virus berkembang. Periode
latensi ini bisa bertahan satu dekade atau lebih. Dalam periode laten yang bisa
berlangsung hingga sepuluh tahun ini banyak orang tidak menunjukkan gejala
apapun. Tahap inilah yang patut diwaspadai karena virus akan terus berkembang
tanpa disadari.

Fase terakhir HIV

Fase terakhir HIV adalah AIDS. Di fase akhir ini, sistem kekebalan tubuh
mengalami kerusakan parah dan rentan terhadap infeksi oportunistik. Infeksi
oportunistik ialah infeksi yang menyerang orang dengan sistem kekebalan tubuh
yang buruk.

Ketika HIV sudah berkembang menjadi AIDS, gejala seperti mual, muntah,
kelelahan, dan demam baru bisa terlihat. Selain itu, penurunan berat badan, infeksi
kuku, sakit kepala serta sering berkeringat di malah hari juga menandai AIDS pada
tahapan awal.

D. PATOFISIOLOGI

HIV merupakan retrovirus,artinya HIV membawa informasi genetiknya


didalam RNA, saat memasuki tubuh virus menginfeksi sel yang memiliki antigen
CD4(limfosit). Ketika di dalam sel virus membuka lapisan protein dan
menggunakan sebuah enzim yang disebut dengan transcriptase balik untuk
mengubah RNA menjadi DNA, DNA virus ini kemudian diintegrasikan kedalam
DNA sel pejamu dan berduplikasi selama proses pembelahan sel yang normal. Di
dalam sel virus dapat tetap laten atau menjadi teraktivitas untuk menghasilkan
RNA yang baru dan membentuk virion. Kemudian virus tumbuh dari permukaan
sel, menggagu membrane sel-nya menyeba bkan kehancuran pada sel
pejamu.Meskipun virus tidak tetap aktif dalam sel yang terinfeksi selama bertahun-
tahun, antibody dihasilkan kedalam proteinnya, proses yang di kenal dengan
serokonversi. Antibody ini biasanya data dideteksi 6 minggu sampai 6 bulan
setelah infeksi awal. Sel T helper atau CD4 merupakan sel utama yang ternfeksi
HIV, tetapi HIV juga menginfeksi magrofag,dendrit dan sel SSP tertentu.sel T
helper berperan penting dalam fungsi system imun normal. Mengenali anti gen
asing dan menginfeksi sel dan mengaktifasi sel B penghasil antibody. Sel T helper
juga mengarahkan aktivitas imun yang dimediasi sel dan memengaruhi aktivitas
fagositik dan monosit dan magrofag.
E. KOMPLIKASI HIV AIDS

Komplikasi infeksi HIV utamanya diakibatkan dari melemahnya sistem


kekebalan tubuh. Virus tersebut juga menginfeksi otak, menyebabkan degenerasi,
masalah pada pemikiran, atau bahkan dementia, dan membuat Anda sangat rentan
terhadap berbagai infeksi dan beberapa jenis kanker tertentu.

Infeksi yang bisa timbul akibat komplikasi HIV

1) (TB). TB adalah infeksi oportunistik plaing umum ynag dikaitkan dengan


HIV dan merupakan penyebab utama kematian di antara orang-orang yang
memiliki AIDS.
2) Cytomegalovirus. Cytomegalovirus adalah infeksi terkait HIV yang umum.
Jika sistem kekebalan tubuh Anda melemah, virus kembali muncul—
menyebabkan kerusakan pada mata, saluran pencernaan, paru-paru atau
organ lainnya. Di sisi lain, sistem kekebalan tubuh yang sehat
menonaktifkan virus tersebut dan membuatnya tetap tertidur di dalam tubuh
Anda.
3) Candidiasis. Infeksi jamur yang umum ini ditularkan dalam cairan tubuh,
seperti air liur, darah, urin, sperma dan ASI. Infeksi ini menyebabkan
peradangan dan lapisan putih yang tebal pada selaput lendir di mulut, lidah,
esofagus dan vagina.
4) . Meningitis kriptokokus adalah infeksi sistem saraf pusat yang umum
terkait dengan HIV. Infeksi ini disebabkan oleh jamur yang ditemukan dalam
kotoran. Meningitis adalah peradangan pada selaput dan cairan yang
mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang (meninges).
5) .toksoplasmosis Infeksi yang berpotensi mematikan ini disebabkan oleh
Toxoplasma gondii, suatu parasit yang disebarkan utamanya oleh kucing.
Kucing yang terinfeksi menyebarkan parasit melalui tinjanya, dan kemudian
parasit tersebut dapat menyebar ke hewan lain dan manusia.
6) Cryptosporidiosis. Cryptosporidiosis adalah parasit usus yang umumnya
ditemukan pada hewan. Anda tertular cryptosporidiosis ketika Anda menelan
makanan atau air yang terkontaminasi. Parasit tersebut tumbuh di dalam
usus dan saluran empedu, menyebabkan diare yang kronis dan parah pada
orang yang memiliki AIDS.

Kanker juga bisa timbul sebagai komplikasi HIV/AIDS

1) Sarkoma Kaposi. Sarkoma ini adalah tumor dinding pembuluh darah.


Kanker ini jarang ditemukan pada orang yang tidak terinfeksi HIV,
sedangkan umum pada pasien yang terinfeksi HIV. Sarkoma Kaposi juga
dapat mempengaruhi organ dalam, termasuk saluran pencernaan dan paru-
paru. Sarkoma Kaposi biasanya muncul sebagai lesi merah jambu, merah
atau ungu pada kulit dan mulut. Pada orang dengan kulit lebih gelap, lesi
tersebut dapat terlihat coklat gelap atau hitam.
2) Limfoma. Jenis kanker ini berasal dari sel darah putih Anda. Limfoma
biasanya pertama kali muncul dalam kelenjar getah bening Anda. Ada
beberapa tanda yang paling umum, termasuk pembengkakan tanpa rasa sakit
pada kelenjar getah bening di leher dan ketiak atau pangkal paha.

Komplikasi HIV lainnya yang mungkin terjadi

1) Wasting syndrome. Regimen pengobatan agresif telah mengurangi jumlah


kasus wasting syndrome. Meskipun begitu, komplikaso ini masih
memengaruhi banyak orang yang memiliki AIDS. Beberapa gejala
umumnya termasuk: penurunan berat badan, diare, kelemahan kronis dan
demam.
2) Komplikasi neurologis. AIDS dapat menyebabkan gejala neurologis
meskipun tidak menginfeksi sel-sel saraf, seperti linglung, pelupa, depresi,
kegelishaan dan kesulitan berjalan. Salah satu komplikasi neurologis yang
paling umum adalah kompleks dementia AIDS, yang menyebabkan
perubahan perilaku dan menurunnya fungsi mental.
3) Penyakit ginjal. HIV-associated nephropathy (HIVAN) adalah peradangan
pada filter kecil. Filter ini memainkan peran penting dalam ginjal Anda yang
membuang kelebihan cairan dan ampas dari aliran darah dan meneruskannya
ke urin Anda. Dikarenakan predisposisi genetic, resiko terkena HIVAN lebih
tinggi pada orang kulit hitam.

Meskipun banyak obat-obatan efektif tersedia di pasaran, virus dapat menjadi


kebal terhadap obat apapun. Hal ini dapat menjadi komplikasi yang serius jika itu
berarti bahwa obat yang kurang efektif harus digunakan.

F. KLASIFIKASI

1. Inhibitor transcriptase balik nuklea / nukleosida


2. Inhibitor transcriptase balik non-nuklea
3. Inhibitor protease
4. Inhibitor entre
5. Inhibitor integrasi
6. Terapi berbasis imun
G. PENCEGAHAN PENULARAN HIV PADA WANITA DAN ANAK

Pencegahan dan penularan HIV pada wanita dilakukan secara primer yang
mencakup mengubah perilaku seksual dengan menerapkan prinsip ABC yaitu :

1. Abstinence ( tidak melakukan hubungan seksual)

2. Be faithful (setia kepada pasangan)

3. Condom (penggunaan kondom jika terpaksa melakukan hubungan dengan


pasangan)

4. Hindarkan hubungan seksual diluar nikah. Usahakan hanya berhubungan


dengan satu orang pasangan seksual, tidak berhubungan dengan orang lain.

5. Pergunakan kondom bagi resiko tinggi apabila melakukan hubungan


seksual.
6. Ibu yang darahnya telah diperiksa dan ternyata mengandung virus,
hendaknya jangan hamil. Karena akan memindahkan virus AIDS pada
janinnya.

7. Kelompok resiko tinggi di anjurkan untuk menjadi donor darah.

8. Penggunaan jarum suntik dan alat lainnya ( akupuntur, tato, tindik ) harus
dijamin sterilisasinya

Wanita juga disarankan untuk tidak menggunakan narkoba , terutama suntikan


dengan pemakaian jarum/ suntik yang bergantian , serta pemakaian alat menorah
kulit dan benda tajam secara bergantian dengan orang lain ( misalnya tindik, tato,
silet cukur , dll )/. Petugas kesehatan perlu menerapkan kewaspadaan universal dan
menggunakan darah serta produk darah yang bebas dari HIV untuk pasien
( nursalam ,2005)

H. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan untuk kasus HIV (human immunodeficiency virus) adalah


dengan memberikan terapi antiretroviral (ARV) yang berfungsi untuk mencegah
sistem imun semakin berkurang yang berisiko mempermudah timbulnya infeksi
oportunistik. Hingga kini, belum terdapat penatalaksanaan yang bersifat kuratif
untuk menangani infeksi HIV. Walau demikian, terdapat penatalaksanaan HIV
yang diberikan seumur hidup dan bertujuan untuk mengurangi aktivitas HIV dalam
tubuh penderita sehingga memberi kesempatan bagi sistem imun, terutama CD4
untuk dapat diproduksi dalam jumlah yang normal. Pengobatan kuratif dan
vaksinasi HIV masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Terapi Antiretroviral (ARV)
Prinsip pemberian ARV menggunakan 3 jenis obat dengan dosis terapeutik.
Jenis golongan ARV yang rutin digunakan:
a. NRTI (nucleoside and nucleotide reverse transcriptaser inhibitors) dan
NNRTI (non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors): berfungsi sebagai
penghambat kinerja enzim reverse transcriptase (enzim yang membantu
HIV untuk berkembang dan aktif dalam tubuh pejamu)
b. PI (protease inhibitors), menghalangi proses penyatuan dan maturasi HIV
c. INSTI (integrase strand transfer inhibitors), mencegah DNA HIV masuk ke
dalam nukleus
Pemberian ARV diinisiasi sedini mungkin sejak penderita terbukti menderita
infeksi HIV.
ARV Lini Pertama untuk Dewasa
Pilihan ARV lini pertama untuk dewasa adalah sebagai berikut:
a. TDF (Tenofovir) 300mg + 3TC (Lamivudine) 150mg atau FTC
(Emtricitabine) 200mg + EFV (Efavirenz) 600mg: Umumnya dalam bentuk
KDT (kombinasi dosis tetap)
b. AZT (Zidovudine) 300mg +3TC (Lamivudine) 150mg + EFV(Efavirenz)
600mg atau NVP (Nevirapine) 150mg
c. TDF (Tenofovir) 300mg +3TC (Lamivudine) 150mg atau FTC
(Emtricitabine) 200mg + NVP (Nevirapine) 150mg
d. TDF tidak boleh dimulai jika CCT (creatine clearance test) < 50ml/menit,
atau pada kasus diabetes lama, hipertensi tak terkontrol dan gagal ginjal.
AZT tidak boleh digunakan bila Hb <10g/dL sebelum terapi. Kombinasi 3
dosis tetap (KDT) yang umum tersedia: TDF+3TC+EFV.
Efek Samping ARV
Selama 1 bulan awal pemberian ARV, penting untuk dilakukan evaluasi untuk
memantau respon tubuh terhadap pengobatan, baik efek yang dirasakan secara fisik
maupun psikologis. Efek yang sering dirasakan pada awal penggunaan ARV
berupa mual, urtika, limbung/kehilangan keseimbangan, lemas, pusing, dan
gangguan tidur. Keadaan ini dapat timbul pada masa awal penggunaan ARV, dan
akan berkurang saat kadar ARV mulai stabil dalam darah.
Follow Up Terapi
Pemantauan rutin dilakukan setiap 3 hingga 6 bulan sekali. Yang dipantau
termasuk dari keluhan yang dirasakan selama penggunaan ARV, pemeriksaan fisik,
hingga pemeriksaan laboratorium terutama CD4, viral load dan baseline.[4,10,11]
BAB III

PENUTUP

a. kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat penulis simpulkan mengenai makalah ini adalah:

HIV (Human Immuno–Devesiensi) adalah virus yang hanya hidup dalam tubuh
manusia, yang dapat merusak daya kekebalan tubuh manusia. AIDS (Acguired
Immuno–Deviensi Syndromer) adalah kumpulan gejala menurunnya gejala
kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit dari luar.

Tanda dan Gejala Penyakit AIDS seseorang yang terkena virus HIV pada awal
permulaan umumnya tidak memberikan tanda dan gejala yang khas, penderita
hanya mengalami demam selama 3 sampai 6 minggu tergantung daya tahan tubuh
saat mendapat kontak virus HIV tersebut.

Hingga saat ini penyakit AIDS tidak ada obatnya termasuk serum maupun
vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit
AIDS yang ada hanyalah pencegahannya saja.
b. Saran
Adapun saran dari penulisan makalah ini adalah:

Diharapkan penulis dapat mengembangkan dan melanjutkan penulisan makalah


mengenai program Keluarga Berencana ini.

Diharapkan hasil penulisan makalah ini bisa dijadikan sebagai bahan bacaan.
DAFTAR PUSTAKA

c.smeltzer,Suzanne.branda G. bare.2002/keperawatanMedikal-bedah.washington
square,philidelphia.

Rosdahl,carolinebuker. Maryt.kawalski.2015.jakrta

Você também pode gostar