Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Saat ini persentase Jumlah Penduduk Miskin di Jawa Timur berdasarkan data
BPS per September 2016 adalah sebesar 11,85 %, masih berada di atas nasional,
persentase penduduk miskin terus menurun walaupun kecil, hal tersebut sulit dihindari
pada saat persentase penduduk miskin mulai mendekati angka 10%, karena
berhadapan dengan hardcore poverty, atau ada pula yang menyebutnya, ultra-poor,
atau extreme poor, yakni kelompok paling miskin di antara orang miskin (The poorest
of the poor), paling tidak berdaya, dan sulit dijangkau, kebijakan - kebijakan yang
kurang berpihak kepada masyarakat miskin, akan dapat semakin berdampak antara
lain kenaikan harga bahan bakar minyak, yang dapat memicu inflasi yang cukup tinggi,
akan berpengaruh terhadap daya beli masyarakat.
Angka Kematian Ibu (AKI) pada Tahun 2015 adalah sebesar 89,60 per 10.000
kelahiran hidup dan pada tahun 2016 mengalami peningkatan menjadi sebesar 91.
Sebagaimana dilaporkan oleh Dinkes Jawa Timur, faktor penyebab terbesar kematian
ibu hamil saat melahirkan diantaranya karena pendarahan. Untuk menekan angka
kematian ibu hamil saat melahirkan tersebut, berbagai upaya terus dilakukan
1
LKPJ Gubernur Jawa Timur Tahun 2016
diantaranya pendampingan dan sosialisasi kepada ibu hamil serta kader kesehatan,
agar ibu hamil mengkonsumsi makanan bergizi, memperbanyak pelatihan, gerakan
senam ibu hamil, dan mengintensifkan koordinasi dengan bidan dan memanfaatkan
sarana kesehatan yang terdekat. Angka Kematian Bayi (AKB) pada Tahun 2015
adalah sebesar 24 per 1000 kelahiran hidup dan pada tahun 2016 sebesar 23,6 per
1000 kelahiran hidup, mengalami penurunan.
Provinsi Jawa Timur merupakan salah daerah dengan angka stunting di atas
rata-rata nasional. Persentase Balita Stunting di Jawa Timur pada tahun 2016 sebesar
26,10%, mengalami penurunan dibanding Tahun 2015 yang sebesar 27,1%
Penurunan angka stunting demikian bisa dikaitkan dengan kinerja Pemerintah
Provinsi Jawa Timur dalam upaya mengurangi prosentase balita kekurangan gizi.
Persentase Balita Gizi Buruk pada Tahun 2015 adalah sebesar 1,8% dan pada tahun
2016 sebesar 0,8 mengalami penurunan. Penurunan demikian, sebagaimana
diungkapkan Dinas Kesehatan Jawa Timur (dalam LKPJ Gubernur Jawa Timur 2016)
dicapai dengan strategi yang dilakukan dalam menangani masalah gizi terutama
dengan perbaikan gizi masyarakat, terutama pada ibu pra-hamil, ibu hamil, dan anak
melalui peningkatkan ketersediaan dan jangkauan pelayanan kesehatan
berkelanjutan difokuskan pada intervensi gizi efektif pada ibu pra-hamil, ibu hamil,
bayi, dan anak baduta.
Tabel 1
Target dan Realisasi Kinerja Program Usaha Kesehatan Masyarakat
(UKM)2
Sebagaimana pada Tabel 1 yang dikutip dari LKPJ Gubernur Jatim 2014,
terutama di bagian pelaksanaan urusan kesehatan di Dinas Kesehatan Jatim,
kiranya masih pada kisaran 40% puskesmas yang telah menerapkan anggaran
kapitasi berbasis kinerja. Lebih memprihatinkan lagi, tidak ada satupun atau 0%
2
Dikutip dari LKPJ Gubernur Jawa Timur Tahun 2014 di bagian pelaksanaan urusan Kesehatan.
Puskesmas di kab/kota di Jawa Timur yang telah menerapkan kontrak layanan
(citizen Charter), sangat mempengaruhi kualitas pelayanan di Puskesmas.
Tabel:
Tabel
Arah Kebijakan RPJMD Kabupaten Jember 2016-2021
ARAH KEBIJAKAN AGENDA
1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas
SDM di bidang kesehatan;
Pembangunan Kesehatan 2. Optimalisasi kuantitas dan kualitas
diarahkan pada sarana serta prasarana kesehatan
terwujudnya peningkatan derajat secara merata;
kesehatan masyarakat dengan 3. Optimalisasi pelayanan kesehatan
menjamin pemenuhan hak masyarakat dan pemerataan jangkauan
masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan;
layanan kesehatan yang cepat, 4. Mewujudkan derajat kesehatan
murah dan berkualitas. masyarakat yang optimal dan merata;
5. Peningkatan promosi kesehatan;
6. Peningkatan kesadaran kesehatan
lingkungan dan keluarga;
7. Optimalisasi pelayanan kesehatan
reproduksi dan pelayanan keluarga
berencana; dan
8. Peningkatan gizi masyarakat.
Tabel
URAIAN 2017 %
Sementara dari sisi belanja program, terdapat paling tidak tiga program yang
mendapatkan prioritas anggaran terbesar. Alokasi anggaran belanja terbesar
diperuntukan untuk program upaya kesehatan masyarakat yang mencapai Rp. 255
Miliar atau 52% dari total anggaran Dinas Kesehatan. Alokasi anggaran besar juga
pada program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah
sakit jiwa/rumah sakit paruh-paruh/rumah sakit mata. Pada program infrastruktur ini,
Dinas Kesehatan menganggarkan lebih dari Rp. 58 Miliar atau 11%. Anggaran cukup
besar juga pada program pelayanan kesehatan penduduk miskin, dimana
dianggarkan sebesar Rp. 31 Miliar atau 6% dari total anggaran Dinkes 2017. Pada
tabel di bawah juga terungkap bahwa untuk khusus program KIA, Dinas Kesehatan
belum memprioritaskan anggaran secara signifikan, dimana hanya Rp. 2 Miliar atau
0,4% dari anggaran Dinkes selama 2017.
Tabel
ANGGARAN DINAS KESEHATAN
APBD 2017 Kabupaten Jember
Hasil penelusuran anggaran Dinkes juga menemukan bahwa hanya 14% dari
anggaran program berada dalam kategori preventif. Program yang dipandang
cukup strategis untuk promosi dan pemberdayaan masyarakat tersebut tersebar
terutama pada Program Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Masyarakat
(2,9%), Bantuan operasional kesehatan atau BOK (5,1%), perbaikan gizi
masyarakat (0,2%), pembinaan lingkungan sehat (0,2%) dan pembinaan
lingkungan sosial (3,3%). Tentunya, untuk konfigurasi dana Peningkatan
anggaran untuk memperbesar volume program/kegiatan dengan pendekatan
promosi kesehatan masyarakat (preventif) terutama untuk program kesehatan ibu
dan anak, pendidikan masyarakat dan penciptaan lingkungan yang sehat.
Grafik #
5%
18%
14%
63%
Persentase Balita Stunting di Jawa Timur pada tahun 2016 sebesar 26,10%,
mengalami penurunan dibanding Tahun 2015 yang sebesar 27,1%
Penurunan angka stunting demikian bisa dikaitkan dengan kinerja Pemerintah
Provinsi Jawa Timur dalam upaya mengurangi prosentase balita kekurangan
gizi. Persentase Balita Gizi Buruk pada Tahun 2015 adalah sebesar 1,8% dan
pada tahun 2016 sebesar 0,8 mengalami penurunan.
Oleh karena itu, bila melihat pada kondisi capaian program-program terkait KIA
dan khususnya penanggulangan stunting di Kabupaten Jember, ada 5 isu
utama yang dapat dilihat yaitu: