Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PUSKESMAS GONDOKUSUMAN I
TAHUN 2019
Disusun Oleh :
Fauzi Ari Nurcahyo , S.KG
Disusun Oleh :
Fauzi Ari Nurcahyo , S.KG
A. Latar Belakang
Karies gigi merupakan masalah penyakit infeksi gigi dan mulut yang masih
sering terjadi di Indonesia. Permasalahan karies gigi dapat ditemui si seluruh lapisan
masyarakat dalam semua kelompok umur tanpa memandang jenis kelamin dan status
sosial. Salah satu kelompok umur yang sering mengalami masalah penyakit tersebut
adalah kelompok usia sekolah dasar. Menurut data WHO (World Health Organization)
(2013), terjadi peningkatan prevalensi karies gigi pada kelompok umur 12 tahun, yakni
sebesar 13,7% dari 28,9% pada tahun 2007 naik menjadi 42,6% pada tahun 2013.
Prevalensi Indek DMF-T menurut data Riskesdas (2013), adalah 1,4%. Hal ini melebihi
dari target WHO yakni DMF-T hanya 1%, sehingga dapat dikatakan bahwa Negara kita
masih belum berhasil memenuhi target WHO.
Penderita karies aktif adalah penderita karies yang belum ditangani atau belum
dilakukan penambalan/ditumpat. Hal tersebut bisa disebabkan karena kurangnya
pengetahuan dan kurangnya kesadaran penduduk Indonesia terhadap kebersihan gigi,
juga adanya beberapa wilayah yang masih sulit terjangkau informasi akibat keadaan
geografis yang tidak memungkinkan. Faktor utama yang menyebabkan terjadinya
karies gigi adalah host (gigi dan saliva), substrat (makanan), mikroorganisme penyebab
3
karies dan waktu. Karies gigi hanya akan terbentuk apabila terjadi interaksi antara
keempat faktor berikut. Faktor predisposisi yang juga cukup berpengaruh terjadinya
karies gigi salah satunya adalah perilaku membersihkan mulut (gosok gigi). Kesalahan
perilaku membersihkan mulut pada anak sekolah dasar dapat disebabkan kurangnya
informasi tentang cara gosok gigi yang benar, sehingga anak-anak menggosok gigi
secara asal dan tanpa mereka sadari hal tersebut dapat menimbulkan masalah kesehatan
pada gigi mereka. Masa kanak-kanak pertengahan 6-12 tahun sering disebut sebagai
masa-masa yang rawan, karena pada masa itulah gigi susu mulai tanggal satu persatu
dan gigi permanen pertama mulai tumbuh (usia 6-8 tahun). Dengan adanya variasi gigi
susu dan gigi permanen bersama-sama di dalam mulut, menandai masa gigi campuran
pada anak. Gigi yang baru tumbuh tersebut belum matang sehingga rentan terhadap
kerusakan (Darwita, 2011). Oleh karena itu, gigi permanen yang tumbuh hanya satu
kali dalam seumur hidup harus dijaga, dirawat dan dipelihara dengan baik supaya
terhindar dari masalah gigi. Menjaga kebersihan gigi harus dilakukan setiap hari
sehingga 4 gigi dan mulut bersih dari sisa-sisa makanan yang bisa menyebabkan
kerusakan gigi.
Leaflet merupakan media yang berisi informasi atau pesan kesehatan dalam
bentuk lembaran yang dilipat berisi kalimat atau gambar informasi kesehatan. Leaflet
bisa dibuat dengan mudah dan murah, sehingga praktis untuk digunakan sebagai media
penyuluhan. Dengan demikian, peneliti tertarik untuk melakukan kegiatan penyuluhan
kesehatan gigi untuk pencegahan karies dengan media leaflet.
4
B. Tujuan Kegiatan
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan anak mengenai
pentingnya mnjaga kesehatan gigi dan mulut serta pencegahan penyakit kesehatan
mulut terutama karies gigi.
C. Manfaat Kegiatan
Kegiatan ini diharapkan memberikan manfaat yaitu
a. Bagi Pemerintah
gigi
meningkakan peran aktif nya dalam pencegahan karies gigi pada anak
c. Bagi Puskesmas
d. Bagi masyarakat
5
BAB II
TINJAUAN PUSAKA
A. Landasan Teori
Karies gigi adalah suatu proses penghancuran setempat jaringan kalsifikasi yang
dimulai pada bagian permukaan gigi melalui proses dekalsifikasi lapisan email gigi yang
diikuti oleh lisis struktur organik secara enzimatis sehingga terbentuk kavitas (lubang) yang
bila didiamkan akan menembus email serta dentin dan dapat mengenai bangian pulpa
(Dorland, 2010). Karies gigi merupakan proses kerusakan gigi yang dimulai dari enamel
terus ke dentin. Proses tersebut terjadi karena sejumlah faktor (multiple factors) di dalam
rongga mulut yang berinteraksi satu dengan yang lain. Faktor-faktor tersebut meliputi
faktor gigi, mikroorganisme, substrat dan waktu (Chemiawan, 2004).
Ada yang membedakan faktor etiologi dengan faktor risiko karies yaitu etiologi
adalah faktor penyebab primer yang langsung mempengaruhi biofilm (lapisan tipis normal
pada permukaan gigi yang berasal dari saliva) dan faktor risiko karies adalah faktor
modifikasi yang tidak langsung mempengaruhi biofilm dan dapat mempermudah terjadinya
karies. Karies terjadi bukan disebabkan karena satu kejadian saja seperti penyakit menular
lainnya tetapi disebabkan serangkaian proses yang terjadi selama beberapa kurun waktu.
Faktor yang menyebabkan karies adalah
a. Faktor Host
Ada beberapa faktor yang dihubungkan dengan gigi sebagai tuan rumah terhadap
karies yaitu faktor morfologi gigi (ukuran dan bentuk gigi), struktur enamel, faktor kimia
dan kristalografis. Pit dan fisur pada gigi posterior sangat rentan terhadap karies karena
sisa-sisa makanan mudah menumpuk di daerah tersebut terutama pit dan fisur yang dalam.
Selain itu, 15 permukaan gigi yang kasar juga dapat menyebabkan plak mudah melekat dan
membantu perkembangan karies gigi. Enamel merupakan jaringan tubuh dengan susunan
kimia kompleks yang mengandung 97% mineral (kalsium, fosfat, karbonat, fluor), air 1%
dan bahan organik 2%. Bagian luar enamel mengalami mineralisasi yang lebih sempurna
dan mengandung banyak fluor, fosfat dan sedikit karbonat dan air. Kepadatan kristal
enamel sangat menentukan kelarutan enamel. Semakin banyak enamel mengandung
mineral maka kristal enamel semakin padat dan enamel akan semakin resisten. Gigi pada
anak-anak lebih mudah terserang karies dari pada gigi orang dewasa. Hal ini disebabkan
karena enamel gigi mengandung lebih banyak bahan organik dan air sedangkan jumlah
6
mineralnya lebih sedikit. Selain itu, secara kristalografis kristal-kristal gigi pada anak-anak
tidak sepadat gigi orang dewasa. Mungkin alasan ini menjadi salah satu penyebab tingginya
prevalensi karies pada anak-anak (Chemiawan, 2004).
d. Faktor Waktu
Secara umum, karies dianggap sebagai penyakit kronis pada manusia yang
berkembang dalam waktu beberapa bulan atau tahun. Lamanya waktu yang dibutuhkan
karies untuk berkembang menjadi suatu kavitas cukup bervariasi, diperkirakan 6-48 bulan
(Chemiawan, 2004).
7
B. Kerangka Teori
8
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan UKGS yang akan dilaksanakan berfokus pada penyelesaian masalah
kesehatan gigi yaitu karies gigi. Permasalahan karies gigi dipilih berdasarkan data
sekunder dari Puskesmas Gondokusuman I bahwa masalah tertinggi di daerah klitren,
Demangan dan Baciro adalah karies gigi. Untuk pencegahan penyakit karies gigi kami
melaksanakan kegiatan penyuluhan dengan media pembelajaran dengan leaflet disertai
dengan gerekan menyikat gigi bersama. Kegiatan ini diawali dengan melakukan
edukasi kepada siswa sekolah dasar tentang pentingnya menyikat gigi, proses
perjalanan penyakit karies gigi, penyebab karies gigi dan cara pencegahan penyakit
karies gigi menggunakan media leaflet. Kegiatan dilanjutkan dengan melakukan
gerekan menyikat gigi bersama.
B. Tempat Pelaksaan Kegiataan
Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan di SD Juara Kelurahan Demangan
C. Waktu Pelaksaan
Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 24 Januari 2019 pada pukul 08.30
D. Capaian Kegiatan
1. Siswa memahami apa yang dimaksud dengan karies gigi
2. Siswa memahami apa saja yang menyebabkan karies gigi
3. Siswa memahami bagaimana proses perjalanan karies gigi
4. Siswa memahami bagaimana cara penyegahan karies gigi
5. Siswa memahami cara menyikat gigi dengan benar
E. Anggaran Kegiatan
No Item Jumlah Harga satuan Total
1 Pasta gigi 2 8000 16000
2 Leaflet 30 2000 60000
Total 76000
F. Sumber Dana
Sumber dana pada kegiatan ini bersumber dari dana pribadi
9
BAB IV
HASIL KEGIATAN
A. Hasil Screening
10
B. Foto Kegiatan
11
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan Kegiatan UGKS ini didapatkan hasil bahwa 90.4% siswa SD juara
menderita karies gigi dan hanya 9.5 % siswa yang terbebas dari masalah gigi. Hal ini
disebabkan karena kurangnya pengetahuan siswa cara menyikat gigi yang benar dan kesedaran
untuk menyikat gigi.
B. Saran
Puskesmas Gondokusuman I sebagai penyelenggara kesehatan tingkat pertama
diharapkan untuk meningkatkan kegiatan penyuluhan agar pengetahuan dan kesedaran tentang
kesehatan gigi meningkat di wilayah kerja Puskesmas Gondokusuman I.
Mengetahui,
Pembimbing, Operator,
12