Você está na página 1de 15

LAPORAN PENDAHULUHAN &

ASUHAN KEPERAWATAN ABORTUS

Disusun Oleh :

Dian Trisnawati (P1337420517055)


Umi Fita Sari (P1337420517056)

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


PRODI DIII KEPERAWATAN MAGELANG
2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karuniaNYA sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Asuhan Keperawatan yang
berjudul “Abortus.”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Maternitas. Dalam
menyusun ini penulis banyak dibantu oleh dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingan demi kelancaran penulis tulis ini dan teman-teman yang telah memberikan
semangat dan dorongan. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
terlibat dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini.
Penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi
dalam pembelajaranAsuhan Keperawatan. Akhirnya, sebagai manusia biasa yang tidak
terhindar dari kekeliruan kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Dan
karenanya, segala saran dan kritikan yang membangun yang datang dari pembaca sangat
penulis butuhkan sebagai bahan masukan untuk perbaikan di masa-masa mendatang.

Magelang, 26 September 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu komplikasi terbanyak pada kehamilan ialah terjadinya perdarahan.
Perdarahan dapat terjadi pada setiap usia kehamilan. Pada kehamilan muda sering
dikaitkan dengan kejadian abortus, misscarriage, early pregnancy loss. Perdarahan yang
terjadi pada umur kehamilan yang lebih tua terutama setelah melewati trimester III
disebut perdarahan antepartum.
Perdarahan pada kehamilan muda dikenal beberapa istilah sesuai dengan
pertimbangan masing-masing, tetapi setiap kali kita melihat terjadinya perdarahan pada
kehamilan kita harus selalu berfikir tentang akibat dari perdarahan ini yang menyebabkan
kegagalan kelangsungan kehamilan itu sendiri. Dikenal beberapa batasan tentang
peristiwa yang ditandai dengan perdarahan pada kehamilan muda, salah satunya adalah
abortus.
Abortus merupakan ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat
hidup diluar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau
berat janin kurang dari 500 gram.
Angka kejadian abortus sukar ditentukan karena abortus provokatus banyak yang
tidak dilaporkan, kecuali bila sudah terjadi komplikasi. Sementara itu, dari kejadian yang
diketahui 15-20% merupakan abortus spontan atau kehamilan ektopik. Sekitar 5% dari
pasangan yang mencoba hamil akan mengalami keguguran 2 kali yang berurutan, dan
sekitar 1% dari pasangan mengalami 3 atau lebih keguguran berurutan. Rata-rata terjadi
114 kasus abortus per jam. Sebagian besar studi menyatakan kejadian abortus spontan
antara 15-20% dari semua kehamilan. Kalau dikaji lebih jauh kejadian abortus sebenarnya
bisa mendekati 50%.
Abortus disebabkan oleh beberapa faktor baik dari ibu maupun dari janin, oleh
sebab itu kita sebagai tenaga kesehatan harus memberikan wawasan dan HE pada ibu
hamil untuk selalu memeriksakan kehamilannya dan waspada terhadap komplikasi yang
terjadi.
Pada remaja, remaja berarti menjalani proses berat yang membutuhkan banyak
penyesuaian dan menimbulkan kecemasan. Lonjakan pertumbuhan badani dan
pematangan organ-organ reproduksi adalah salah satu masalah besar yang mereka hadapi.
Perasaan seksual yang menguat tak bisa tidak dialami oleh setiap remaja meskipun
kadarnya berbeda satu dengan yang lain. Begitu juga kemampuan untuk
mengendalikannya. Ketika mereka harus berjuang mengenali sisi-sisi diri yang
mengalami perubahan fisik-psikis-sosial akibat pubertas, masyarakat justru berupaya
keras menyembunyikan segala hal tentang seks, meninggalkan remaja dengan berjuta
tanda tanya yang lalu lalang di kepala mereka.
Pandangan bahwa seks adalah tabu, yang telah sekian lama tertanam, membuat
remaja enggan berdiskusi tentang kesehatan reproduksi dengan orang lain. Yang lebih
memprihatinkan, mereka justru merasa paling tak nyaman bila harus membahas
seksualitas dengan anggota keluarganya sendiri.
Tak tersedianya informasi yang akurat dan “benar” tentang kesehatan reproduksi
memaksa remaja bergerilya mencari akses dan melakukan eksplorasi sendiri.Arus
komunikasi dan informasi mengalir deras menawarkan petualangan yang
menantang.Majalah, buku, dan film pornografi yang memaparkan kenikmatan hubungan
seks tanpa mengajarkan tanggung jawab yang harus disandang dan risiko yang harus
dihadapi, menjadi acuan utama mereka. Mereka juga melalap “pelajaran” seks dari
internet, meski saat ini aktivitas situs pornografi baru sekitar 2-3%, dan sudah muncul
situs-situs pelindung dari pornografi .
Di Indonesia saat ini 62 juta remaja sedang bertumbuh di Tanah Air.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian abortus?
2. Apa saja penyebab abortus?
3. Bagaimana patofisiologi abortus?
4. Apa saja macam-macam abortus?
5. Apa saja diagnose dan intervensi abortus?
C. Tujuan
a. Tujuan umum
Agar mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang abortus dan
penatalaksanaan dari abortus.
b. Tujuan khusus
1. Menjelaskan pengertian abortus
2. Menjelaskan penyebab abortus
3. Menjelaskan patofisiologi abortus
4. Menyebutkan macam-macam abortus
5. Menjelaskan diagnosa dan intervensi abortus
BAB II
ISI

A. PENGERTIAN

Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada atau
belum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk
hidup diuar kandungan, (prawirohardjo, 2010). Abortus merupakan ancaman atau
pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Sebagai batasan
ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram,
(prawirohardjo, 2009). Abortus adalah terminasi kehamilan yang tidak diinginkan melalui
metode obat-obatan atau bedah, (Morgan, 2009). Berakhirnya kehamilan sebelum anak
dapat hidup di dunia luar disebut abortus.Anak baru mungkin hidup di dunia luar kalau
beratnya telah mencapai 1000 gram atau umur kehamilan 28 minggu.Ada juga yang
mengambil sebagai batas untuk abortus berat anak yang kurang dari 500 gram. Jika
anak yang lahir beratnya antara 500 – 999 gram disebut juga dengan immature. Abortus
adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20
minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, (Mansjoer,dkk, 2000).
Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwaa
abortus adalah berakhirnya kehamilan yang ditandai dengn keluarnya hasil konsepsi paa
usia kurang dari 20 minggu.
Abortus atau keguguran dibagi menjadi
1. Berdasarkan kejadiannya
a. Abortus spontan terjadi tanpa ada unsur tindakan dari luar dan dengan kekuatan
sendiri
b. Abortus buatan sengaja dilakukan sehingga kehamilan diakhiri. Upaya
menghilangkan konsepsi dapat dilakukan berdasarkan :
2. Berdasarkan pelaksanaanya
Abortus buatan teraupetik. Dilakukan oleh tenaga medis secara legalitas berdasarkan
indikasi medis Abortus buatan illegal yang dilakukan tanpa dasar hokum atau melawan
hokum (Abortus Kriminalis).
3. Berdasarkan gambaran klinis
a) Keguguran lengkap (abortus kompletus), semua hasil konsepsi dikeluarkan
seluruhnya.
b) Keguguran tidak lengkap (abortus inkompletus), sebagian hasil konsepsi masih
tersisa
c) dalam rahim yang dapat menimbulkan penyulit.
d) Keguguran mengancam (abortus imminen), abortus ini baru dan masih ada harapan
e) untuk dipertahankan.
f) Keguguran tak terhalangi (abortus insipien), abortus ini suadah berlangsung dan
tidak
g) dapat dicegah atau dihalangi lagi.
h) Keguguran habitualis, abortus yang telah berulang dan berturut-turut terjadi
sekurang-
i) kurangnya 3 kali.
j) Keguguran dengan infeksi (abortus infeksiousus), keguguran yang disertai infeksi
k) sebagian besar dalam bentuk tidak lengkap dan dilakukan dengan cara kurang
legeartis.
l) Missed abortion, keadaan dimana janin telah mati sebelum minggu ke 22, tetapi
tertahan
m) dalam rahim selama 2 bulan atau lebih setelah janin mati.

B. ETIOLOGI
Penyebab keguguran sebagian besar tidak diketahui secara pasti, tetapi beberapa faktor
yang berpengaruh adalah :
a. Faktor pertumbuhan hasil konsepsi, kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat
menimbulkan kematian janin dan cacat bawaan yang menyebabkan hasil konsepsi
dikeluarkan, gangguan pertumbuhan hasil konsepsi dapat terjadi karena :
1) Faktor kromosom terjadi sejak semula pertemuan kromosom, termasuk kromosom
seks
2) Faktor lingkungan endometrium terjadi karena endometrium belum siap untuk
menerima implantasi hasil konsepsi.selain itu juga karena gizi ibu yang kurang
karena anemia atau terlalu pendeknya jarak kehamilan.
3) Pengaruh luar
a) Infeksi endometrium
b) Hasil konsepsi yang dipengaruhi oleh obat dan radiasi
c) Faktor psikologis
d) Kebiasaan ibu (merokok, alcohol, kecanduan obat)
b. Kelainan plasenta
1) Infeksi pada plasenta
2) Gangguan pembuluh darah
3) Hipertensi

c. Penyakit ibu
1) Penyakit infeksi seperti tifus abdominalis, malaria, pneumonia dan sifilis
2) Anemia
3) Penyakit menahun seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati, DM
4) Kelainan rahim

C. PATOFISIOLOGI
Pada awal abortus terjadi perdarahan esiduabasalis, diikuti dengan nerkrosis jaringan
sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus.
Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan bnda asing tersebut. Pada kehamilan
urang dari 8 minggu. Villi korialis belum menembus desidua secara dalam jadi hasil
konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 minggu sampai 14 minggu,
penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan
menimbulkan banyak perdarahan. Pada kehamilan 14 minggu janin dikeluarkan terlebih
dahulu daripada plasenta hasil konsepsi keluar dalam bentuk seperti kantong kososng
amnion atau benda kecil yang tidak jelas bentuknya, janin lahir mati.
Pathways
Perdarahan nekrosis

Hasil konsepsi terlepas dari uterus

Uterus berkontraksi

Hasil konsepsi keluar

Hasil konsepsi keluar sempurna Merasa kehilangan hasil konsepsi keluar tidak
sempurna

Cemas Perdarahan

Stress Defisit volume cairan

Nyeri

Intoleransi Aktivitas Gangguan rasa nyaman Gangguan istirahat dan tidur


D. TANDA DAN GEJALA
a. Tanda dan gejala pada abortus Imminen :
1) Terdapat keterlambatan dating bulan
2) Terdapat perdarahan, disertai sakit perut atau mules
3) Pada pemeriksaan dijumpai besarnya rahim sama dengan umur kehamilan dan
terjadi kontraksi otot rahim
4) Hasil periksa dalam terdapat perdarahan dari kanalis servikalis, dan kanalis
servikalis masih tertutup, dapat dirasakan kontraksi otot rahim
5) Hasil pemeriksaan tes kehamilan masih positif
b. Tanda dan gejala pada abortus Insipien :
1) Perdarahan lebih banyak
2) Perut mules atau sakit lebih hebat
3) Pada pemariksaan dijumpai perdarahan lebih banyak, kanalis servikalis terbuka dan
jaringan atau hasil konsepsi dapat diraba
c. Tanda dan gejala abortus Inkomplit :
1) Perdarahan memanjang, sampai terjadi keadaan anemis
2) Perdarahan mendadak banyak menimbulkan keadaan gawat
3) Terjadi infeksi ditandai dengan suhu tinggi
4) Dapat terjadi degenerasi ganas (kario karsinoma)
b. Tanda dan gejala abortus Kompletus :
1) Uterus telah mengecil
2) Perdarahan sedikit
3) Canalis servikalis telah tertutup
c. Tanda dan gejala Missed Abortion :
1) Rahim tidak membesar, malahan mengecil karena absorbsi air ketuban dan maserasi
janin
2) Buah dada mengecil kembali

E. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisanya
sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan perawatan bagi klien. Adapun hal-hal
yang perlu dikaji adalah :
1) Biodata :
mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi ; nama, umur, agama,
suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perkawinan ke- , lamanya
perkawinan dan alamat
2) Keluhan utama :
Kaji adanya menstruasi tidak lancar dan adanya perdarahan pervaginam berulang
3) Riwayat kesehatan , yang terdiri atas :
1) Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke Rumah
Sakit atau pada saat pengkajian seperti perdarahan pervaginam di luar siklus
haid, pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan.
2) Riwayat kesehatan masa lalu
3) Riwayat pembedahan :
Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh klien, jenis pembedahan ,
kapan , oleh siapa dan di mana tindakan tersebut berlangsung.
4) Riwayat penyakit yang pernah dialami :
Kaji adanya penyakit yang pernah dialami oleh klien misalnya DM , jantung ,
hipertensi , masalah ginekologi/urinary , penyakit endokrin , dan penyakit-
penyakit lainnya.
5) Riwayat kesehatan keluarga :
Yang dapat dikaji melalui genogram dan dari genogram tersebut dapat
diidentifikasi mengenai penyakit turunan dan penyakit menular yang terdapat
dalam keluarga.
6) Riwayat kesehatan reproduksi :
Kaji tentang mennorhoe, siklus menstruasi, lamanya, banyaknya, sifat darah,
bau, warna dan adanya dismenorhoe serta kaji kapan menopause terjadi,
gejala serta keluahan yang menyertainya
7) Riwayat kehamilan , persalinan dan nifas :
Kaji bagaimana keadaan anak klien mulai dari dalam kandungan hingga saat
ini, bagaimana keadaan kesehatan anaknya.
8) Riwayat seksual :
Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis kontrasepsi yang digunakan serta
keluahn yang menyertainya.
9) Riwayat pemakaian obat :
Kaji riwayat pemakaian obat-obatankontrasepsi oral, obat digitalis dan jenis
obat lainnya.
10) Pola aktivitas sehari-hari :
Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi (BAB dan BAK),
istirahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat sakit.
Pemeriksaan fisik, meliputi :
1) Inspeksi adalah proses observasi yang sistematis yang tidak hanya terbatas
pada penglihatan tetapi juga meliputi indera pendengaran dan penghidung.
Hal yang diinspeksi antara lain :
mengobservasi kulit terhadap warna, perubahan warna, laserasi, lesi terhadap
drainase, pola pernafasan terhadap kedalaman dan kesimetrisan, bahasa
tubuh, pergerakan dan postur, penggunaan ekstremitas, adanya keterbatasan
fifik, dan seterusnya.
2) Palpasi adalah menyentuh atau menekan permukaan luar tubuh dengan jari.
Sentuhan : merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, derajat
kelembaban dan tekstur kulit atau menentukan kekuatan kontraksi uterus.
Tekanan : menentukan karakter nadi, mengevaluasi edema, memperhatikan
posisi janin atau mencubit kulit untuk mengamati turgor.
Pemeriksaan dalam : menentukan tegangan/tonus otot atau respon nyeri yang
abnormal
3) Perkusi adalah melakukan ketukan langsung atau tidak langsung pada
permukaan tubuh tertentu untuk memastikan informasi tentang organ atau
jaringan yang ada dibawahnya.
Menggunakan jari : ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang
menunjukkan ada tidaknya cairan , massa atau konsolidasi.
Menggunakan palu perkusi : ketuk lutut dan amati ada tidaknya
refleks/ gerakan pada kaki bawah, memeriksa refleks kulit perut apakah ada
kontraksi dinding perut atau tidak
4) Auskultasi adalah mendengarkan bunyi dalam tubuh dengan bentuan
stetoskop dengan menggambarkan dan menginterpretasikan bunyi yang
terdengar. Mendengar : mendengarkan di ruang antekubiti untuk tekanan
darah, dada untuk bunyi jantung/paru abdomen untuk bising usus atau denyut
jantung janin.
(Johnson & Taylor, 2005 : 39)
Pemeriksaan laboratorium :
a. Darah dan urine serta pemeriksaan penunjang : rontgen, USG, biopsi
b. Keluarga berencana : Kaji mengenai pengetahuan klien tentang KB, apakah
klien setuju, apakah klien menggunakan kontrasepsi, dan menggunakan KB
jenis apa.
Data lain-lain :
a. Kaji mengenai perawatan dan pengobatan yang telah diberikan selama dirawat
b. di RS.Data psikososial.
c. Kaji orang terdekat dengan klien, bagaimana pola komunikasi dalam keluarga,
d. hal yang menjadi beban pikiran klien dan mekanisme koping yang digunakan.
e. Status sosio-ekonomi : Kaji masalah finansial klien
f. Data spiritual : Kaji tentang keyakinan klien terhadap Tuhan YME, dan
g. kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan.
F. DIAGNOSA DAN INTERVENSI
Diagnosa keperawatan yang sering muncul adalah :
1. Kecemasan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang abortus
Tujuan : kecemasan ibu berkurang
Tindakan :
a) Lakukan komunikasi terapetik dengan pasien
b) Berikan informasi tentang abortus
c) Yakinkan pasien tentang diagnosa
2. Resiko infeksi berhubungan dengan pendarahan pervaginam
Tujuan : infeksi dapat dicegah
Tindakan :
a) Observasi perdarahan
b) Observasi TTV
c) Lakukan tindakan sesuai prosedur aseptic
d) Kolaborasi pemberian obat antibiotik
3. Gangguan rasa nyaman; nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus, perubahan dinding
endometrium dan jalan lahir
Tujuan : nyeri berkurang
Tindakan :
a) Kaji skala nyeri
b) Anjurkan pasien untuk bedrest total
c) Berikan pasien posisi yang nyaman
d) Kolaborasi pemberian obat analgetik
4. Resiko syok hipofolemik berhubungan dengan perdarahan pervaginam
Tujuan : syok dapat dicegah
Tindakan :
a) Observasi perdarahanObservasi TTV
b) Anjurkan pasien untuk bedrest total
c) Kolaborasi pemberian obat anti koagulan
5. Berduka berhubungan dengan kehilangan
Tujuan : pasien dan keluarga tabah menghadapi kenyataan kehilangan
Tindakan :
a) Beri dorongan klien dan keluarga untuk dapat menerima keadaan
b) Memotivasi pasien dan keluarga untuk tabah dan sabar
c) Bila berlebihan kolaborasi untuk konsultasi dengan psikolog
DAFTAR PUSTAKA

1. Mansjoer,Arif,dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga, jilid I, FKUI. Jakarta:
Media Aesculapius.
2. Morgan, geri & Carole hamilton. 2009. Obstetri & Ginekologi. Jakarta : EGC.
Prawirohardjo, sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka.
3. Bobak, Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Editor, Renata Komalasari. EGC. Jakarta.
2009
4. Wiknjosastro Hnifa, dkk. 2008. Ilmu Kandungan. PT Bina Pustaka. Jakarta.

Você também pode gostar