Você está na página 1de 8

1

KONDISI PSIKOLOGI MEMPENGARUHI PRODUKSI ASI


IBU MENYUSUI DI BPS ASKI PAKIS SIDO KUMPUL
SURABAYA

Nurul Kamariyah

(UNUSA, FIK, Prodi SI Keperawatan – Jl. Smea 57 Surabaya)


email:kamariyahnurul@ymail.com

Abstract: In postpartum period, the maternal psychological condition is often


accompanied by the problems which may affect the breast milk production. The
postpartum anxiety can become one of the factors which influences the breast milk
production. Therefore, the purpose of this study was to analyze the relationship between
breast milk production and the smoothness of breast milk production at BPS ASKI
(Private Maternity Clinic) located on Pakis Sido Kumpul, Surabaya. The design of
analytic-cross sectional. The population 19 primiparous mothers. The simple random
sampling technique was used to take 18 respondents.The independent variable of the
study was the maternal psychological condition, whereas the dependent one was the
smoothness of breast milk production. Questionnaires (in checklist form) and
observation sheets were used to collect the data, which were then analyzed by using Chi-
Square statistic test with the significance level α = 0.05. The result of study showed
that most of the respondents (61.1%) had psychological problems, whereas most of
them (72.2%) also experienced the smoothness of breast milk production. The result
p= 0.001; it meant that p < α so that H0 was rejected describing that there was a
relationship between breast milk production and the smoothness of breast milk
production at BPS ASKI (Private Maternity Clinic) located on Pakis Sido
Kumpul, Surabaya. In conclusion, the better maternal psychological condition would
bring effects on the better breast milk production.

Abstrak: Kondisi psikologis ibu setelah melahirkan sering mengalami


gangguan, yang akan berpengaruh pada produksi ASI. M asalah ini bisa terjadi
karena adanya masa transisi menjadi orang tua, kecemasan saat post partum yang
dirasakan dapat menjadi salah satu faktor mempengaruhi produksi ASI. Tujuan
penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara kondisi psikologis ibu dengan
kelancaran produksi ASI di BPS ASKI Pakis Sido Kumpul Surabaya. Desain analitik
korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi sebesar 19 orang, teknik sampling
adalah sampel random sampling, dan besar sampel sebesar 18 responden. Alat
pengumpulan data dengan kuisioner bentuk chek list dan lembar observasi. Variabel
independen kondisi psikologis ibu dan variabel independen kelancaran produksi ASI.
Data dianalisis menggunnakan uji statistik chi-square. Dengan tingkat kemaknaan α =
<0,005. Hasil penelitian menunjukan sebagian besar (61,1%) ibu mengalami gangguan
psikologis dan sebagian besar (72,2%) ketidaklancaran pada ASI. Hasil =0,001
artinya  <α =0,05 maka H0 ditolak yaitu ada hubungan antara kondisi psikologis ibu
dengan kelancaran produksi ASI. Semakin baik kondisi psikologis ibu melahirkan
semakin baik pula produksi ASInya.

Kata kunci : psikologi, produksi ASI

29
30. Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol 7, No 12, Pebruari 2014., hal 29-36

PENDAHULUAN lancar.
ASI merupakan salah satu sumber Faktor mental dan psikologis ibu
makanan yang terbaik bagi bayi yang menyusui sangat besar pengaruhnya
baru lahir karena memiliki bagitu banyak terhadap proses menyusui dan kelancaran
zat penting guna meningkatkan kekebalan produksi ASI. Persaan stress, tertekan,
terhadap penyakit. Makanan bayi dan dan tidak nyaman yang dialami oleh
susu yang dibuat dengan tegnologi seorang ibu dapat menghabat jumlah ASI
masa kini mampu mengantikan sumber yang keluar (Bahayatun, 2009). Menurut
makanan yang menajubkan ini. (Kodrat, penelitian (Sholihah, at al, 2010)
2010). menyebutkan bahwa ibu yang
Pemberian asupan ASI setelah mendapatkan dukungan dari suami atau
melahirkan bisa menjadi proses yang keluarga sebanyak 53,3% sedangkan ibu
tidak mudah bagi seorang ibu, yang tidak mendapatkan dukungan dari
dikarenakan ibu pada masa menyusui suami sebanyak 44,4%. Hal ini
merupakan masa yang paling sensitif baik menunjukan bahwa keputusan seorang
dalam kehidupan ibu secara fisik atau ibu untuk menyusui membutuhkan
emosional. Sebagian besar ibu di BPS dukungan suami dan keluarga.
ASKI Pakis Sido Kumpul Surabaya pada Berdasarkan hasil studi pendahuluan
waktu menyusui yang mengalami pada tanggal 12 – 17 November 2012
kegelisahan, kecemasan dan di BPS ASKI pada 10 ibu nifas terdapat
ketidaknyamanan secara psikologis 6 (60%) ibu primipara yang merasakan
dengan kelahiran anak, sering atau kecemasan dan ketegangan setelah
banyak juga ibu yang kurang melahirkan dan 4 (40%) ibu primipara
pengetahuan tentang faktor yang dapat tidak merasakan kecemasan. Ibu yang
mempengaruhi kelancaran produksi ASI, mengalami kelancaran produksi ASI
dampak psikologis terdapat kelancaran adalah 50% dan yang tidak mengalami
produksi ASI, ibu merasa pesimistis produksi ASI adalah 50%.
mengenai jumlah yang dihasilkan. Masa menyusui adalah masa yang
Masalah seperti ini sering dijumpai pada paling sensitif dalam kehidupan ibu baik
ibu masa postpartum, kekecewaan ini secara fisik maupun emosional.
bisa terjadi karena adanya masa Kehadiran seorang bayi akan
transisi menajadi orang tua, kecemasan mengubah kehidupan ibu secara fisik,
saat postpartum yang dirasakan dapat emosional dan psikologis. Tentu
menjadi salah satu faktor mempengaruhi banyak hal yang harus dipersiapkan
kelancaran produksi ASI, kecemasan itu dan salah satu terpenting adalah
sendiri mulai timbul ketika individu pemberian ASI, karena dengan
menghadapi pengalaman-pengalaman menyusui bayi berarti telah memberikan
baru dimulainya dari kehamilan, nutrisi penting, melindunginya dari
proses melahirkan dan setelah penyakit dan infeksi dan yang terpenting
melahirkan. (Stuart & Sundeen,1993 adalah menjalin hubungan yang spesial
dikutip dalam pratiwi, 2010). dengan bayi. Sangat disayangkan, kadang
Hasil penelitian Iin Febriana tahun muncul keluhan dan kesulitan menyusui,
2010, dengan judul hubungan tingkat salah satunya dengan ASI yang tidak
kecemasan pada primipara dengan keluar lancar. Upaya yang dilakukan
kelancaran ASI dipuskesmas kecamatan selain melatih bayi menyusu ibu harus
Lubuk Kalingan Surabaya, didapatkan mempersiapkan kondisi fisik dan mental
data ibu yang mengalami gangguan seoptimal mungkin (Indriarti, 2006).
psikologis atau kecemasan ringan Dalam proses menyusui seorang ibu
sebanyak 73, 3% dan 66,7% dipengaruhi oleh 2 hormon yaitu
mengalami produksi ASI yang tidak prolaktin dan oksitosin. Menyusui sendiri
Kamariyah : Psikologi ibu mempengaruhi produksi air susu ibu. 31

mempunyai 2 arti yaitu produksi dan membentuk jaringan baru guna dalam
pengeluaran ASI. Proses produksi ASI produksi ASI. Faktor perawatan payudara
dikenal sebagai hormonal. juga sangat penting dalam dalam
Hormon prolaktin adalah hormon kelancaran ASI, apabila seorang ibu
yang berperan dalam produksi ASI, melakukan perawatan payudara dengan
karenanya produksi ASI akan terganggu benar dan teratur dapat merangsang
jika ibu menyusui mengalami kegelisahan produksi ASI. Faktor isapan bayi yang
dan ketidaknyamanan secara psikologis. berfungsi untuk merangsang hormon
Keadaan psikologis ibu sangat prolaktin sebagai produksi ASI semakin
berpengaruh terhadap kelancaran banyak dilakukan isapan semakin banyak
produksi ASI, keadaan ibu yang setelah susu yang akan diproduksi. Kemudian
melahirkan masih mengalami kesulitan faktor sosisal budaya, terdapat adanya
untuk menyusui, bahkan beberapa budaya-budaya terdapat dari masyarakat
penelitian menemukan bahwa ibu yang tentang menyusui serta mitos-mitos yang
merasa pesimitis mengenai jumlah ASI salah dalam menyusui dapat
yang dapat dihasilkanya ternyata benar- mempengaruhi ibu untuk berhenti
benar mengalami gangguan produksi ASI. menyusui. Faktor menyusui juga
Sebaliknya perasaan nyaman dan ada mempengaruhi semakin sering ibu
ikatan emosional antara ibu dan bayi saat menyusui dapat merangsang otot polos
proses menyusui, merangsang produksi sesunanan saraf disekitarnya dan
ASI karena semakin sering menghisap menerusakan rangsangan ke otak untuk
payudara ibu, maka makin banyak ASI di memproduksi ASI. kemudian faktor
produksi. Pengososngan payudarah psikologis di mana faktor ini sangat
semakin tuntas merangsang kerja hormon berpengaruh terhadap kelancaran
berkerja mengirim pesan ke otak bahwa produksi ASI, kondisi ibu yang tidak
jumlah ASI yang diproduksi habis nyaman dan gelisah dapat menghambat
terpakai atau dikeluarkan melalui isapan produksi ASI. (Vivian, 2011).
bayi sehingga ASI baru harus diproduksi Peran petugas kesehatan adalah
lagi untuk memenuhi kebutuhan memberikan pendidikan kesehatan
berikutnya. Selanjutnya, proses dengan memberikan penyuluhan untuk
pengeluaran ASI atau pengosongan memberikan dorongan kepada ibu dengan
payudara secara umum akan cara memberikan informasi tentang
mempengaruhi keberhasilan menyusui, kelancaran air susu khusunya pengaruh
hormon oksitosin berkerja memacu dukungan sosial terhadap kelancaran
kontraksi atau otot agar ASI produksi ASI, kemudian memberikan
dapat di pompa pengetahuan dengan cara pendidikan
keluar.(Februhartanty, 2009). langsung kepada pasien, menyebarkan
Proses produksi ASI juga di leaflet dan poster kepada masyarakat,
pengaruhi beberapa faktor diantaranya serta melibatkan keluarga untuk
adalah faktor Nutrisi, perawatan memberikan dukungan kepada ibu
payudara, faktor isapan bayi,faktor sosial menyusui untuk memberikan ASI.
budaya, faktor menyusui dan faktor
psikologis. Faktor nutrisi ini perlu METODE PENELITIAN
diperhatikan oleh seorang ibu dalam Desain penelitian yang digunakan
proses menyusui karena dalam adalah dengan pendekatan Cross
menikatkan produksi ASI seorang ibu Sectional karena mengamati variabel
harus meningkatkan kebutuhan nutrisinya independen dan variabel dependen hanya
dengan cara meningkatkan prosi makan satu kali dalam periode yang sama.
yang mengandung protein karena Populasi dalam penelitian ini adalah
kandungan protein berfungsi untuk semua ibu primipara yang melahirkan di
32. Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol 7, No 12, Pebruari 2014., hal 29-36

BPS ASKI yang terletak di Pakis Berdasarkan tabel 5.2 dapat menunjukan
Sido Kumpul Surabaya, dengan besar dari 18 responden sebagian besar (66,7%)
populasi penelitian adalah 19 responden. berpendidikan menengah atas.
Sampel sebesar 18 responden, sampling 3) Karakteristrik responden menurut
dilakukan menggunakan teknik pekerjaanya.
Probability Sampling secara “Simple Tabel 5.3 Distribusi frekuensi
Random Sampling”. Instrumen penelitian responden menurut pekerjaaanya di
dengan menggunakan metode EPDS BPS ASKI Pakis Sido Kumpul
(Endinburgh Posnatal Depression Scale) Surabaya 2013.
yang sudah dimodifikasi oleh peneliti dari
bentuk kuisioner menjadi chek list untuk
mengali data tentang kondisi psikologis
ibu dan lembar observasi untuk data
kelancaran produksi ASI di BPS ASKI
Pakis Sido Kumpul Surabaya.
Data yang diperoleh dari hasil Berdasarkan tabel 5.3 dapat menunjukan
pengamatan yang menggunakan lembar dari 18 responden sebagian besar
chek list untuk mendapatkan data (55,6%) pekerjaanya adalah ibu rumah
psikologis ibu dan lembar observasi untuk tangga.
memperoleh data kelancaran produksi 4) Karakteristik responden terhadap
ASI di BPS ASKI Surabaya. Pengolahan pantang makanan
data dengan cara tabulasi silang dan Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden
menggunakan Chi-square (χ²). dengan terhadap pantang makanan di BPS
menggunakan SPSS for windows. ASKI Pakis
Sido Kumpul Surabaya 2013.
HASIL PENELITIAN
1) Karakteristrik responden menurut
usia reproduksi
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi
responden menurut usia reproduksi
di BPS ASKI Pakis Sido Kumpul Berdasarkan tabel 5.4 dapat
Surabaya 2013. menunujukan dari 18 responden
sebagian besar (66,7%) pantang terhadap
makanan.
5) Karasteristik responden terhadap
perawatan payudara.
Berdasarkan tabel 5.1 dapat menunjukan Tabel 5.5 Distribusi frekuensi
dari 18 responden sebagian besar responden terhadap perawatan
(66,7%) berusia 20-35 tahun. payudara di BPS ASKI Pakis Sido
2) Karasteristrik responden menurut Kunpul Surabaya.
pendidikan.
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden
menurut pendidikan di BPS ASKI
Pakis Sido Kumpul Surabaya 2013.

Berdasarkan tabel 5.5 menunjukan dari


18 responden hampir seluruhnya
(77,8%) tidak melakukan perawatan
payudara.
Kamariyah : Psikologi ibu mempengaruhi produksi air susu ibu. 33

6) Kondisi psikologis ibu psikologis seluruhnya (100%)


Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi pengeluaran ASInya tidak lancar.
responden menurut kondisi psikologis Sedangkan dari 7 responden ibu tidak
ibu di BPS ASKI Pakis Sido Kumpul mengalami gangguan psikologis
Surabaya. sebagian besar (71,4) pengeluaran
ASInya lancar.
Hasil uji korelasi statistik Chi-
Square didapatkan ρ = 0,001 akan tetapi
tabulasi silang tidak memenuhi uji Chi-
Berdasarkan tabel 5.6 dapat Square karena ada dua kolom yang tidak
menunjukkan dari 18 responden memenuhi syarat jadi uji yang
menunjukan sebagian besar (61,1%) ibu digunakan adalah uji Fisher,s Exact
mengalami gangguan psikologis. Test didapatkan  = 0,002 berarti <
7) Kelancaran produksi ASI 0,05 maka H0 ditolak yang berarti ada
Tabel 5.7 Distribusi frekuensi responden hubungan antara kondisi psikologis ibu
menurut kelancaran produksi ASI di dengan kelancaran produksi ASI di BPS
BPS ASKI di Pakis Sido Kumpul ASKI pakis Sido Kumpul Surabaya.
Surabaya.
PEMBAHASAN
1) Kondisi psikologis
Berdasarkan tabel 5.6 menunjukan
dari 18 responden, sebagian besar (61,1%)
ibu mengalami gangguan psikologis.
Berdasarkan tabel 5.7 dapat menunjukan Terjadinya gangguan psikologis pada ibu
dari 18 responden sebagian besar adalah dipengaruhi oleh beberapa faktor,
(72,2%) ketidaklancaran pada ASI. diantaranya responden yang diambil
8) Hubungan kondisi psikologis ibu 100% ibu primipara sehinga terlihat
dengan kelancaran produksi ASI pada penelitian seorang ibu cemas dan
di BPS ASKI Pakis Sido Kumpul panik mendengar bayinya sedang
Surabaya. menangis, ibu kebingungan karena masih
Data tentang kondisi psikologis ibu baru pertama menghadapi situasi yang
dan kelancaran produksi ASI di BPS seperti itu dan itu menjadi faktor kesiapan
ASKI Pakis Sido Kumpul Surabaya ibu memasuki fase baru menjadi seorang
seperti yang terlihat di tabel 5.8 ibu, dalam kondisi baru ibu memerlukan
Tabel 5.8 Tabulasi silang antara kesiapan dan kematangan dalam
hubungan kondisi psikologis ibu menerima pengalaman baru dalam
dengan kelanncaran produksi ASI di hidupnya yaitu menjadi seorang ibu
BPS Pakis Sido Kumpul Surabaya. atau orang tua dari bayi yang baru
dilahirkanya. Menurut Nirwana, B, N
(2011) pada ibu pasca melahirkan
khususnya pada ibu primipara dalam
kondisi dimana memasuki fase baru,
memerlukan banyak penyesuaian yang
signifikan setelah kedatangan bayi baru.
Adapun faktor yang mempengaruhi
kondisi psikologis ibu, pertama faktor
Berdasarkan tabel 5.8 umur. Berdasarkan tabel 5.1
menunjukkan bahwa dari 11 reponden menunjukan dari 18 responden
ibu yang mengalami gangguan sebagian besar (66,7%) ibu berumur 20-
23 tahun. Umur 20-35 tahun juga
34. Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol 7, No 12, Pebruari 2014., hal 29-36

mengalami gangguan psikologis menerima informasi yang disampaikan


dikarenakan ini adalah pengalaman oleh tenaga kesehatan atau orang lain
pertama pada ibu primipara khususnya maupun dari media masa sehingga
memasuki fase baru menjadi seorang ibu. semakin tinggi pendidikan seeorang
Meskipun pada umur 20-35 dianggap semakin matang dan lebih jauh untuk
umur yang pas dalam bereproduksi. berfikir sesuatu yang baik buat
Tetapi hasil pengamatan penelelitin umur dirinya dan akan berdampak pada
sebagian besar pada umur 20-25 yang kondisi psikologis dirinya yang lebih
termasuk dalam kriteria muda sehingga baik dalam menyiapkan kematangan
Ibu masih keliahatan takut, gugup serta dalam proses berfikir kedepanya.
gelisah, banyak ibu yang mengeluh saat Faktor yang ketiga yang dapat
bayinya menangis karena ibu mempengaruhi kondisi psikologis ibu
kebingungan bagaimana caranya agar adalah pekerjaan pada tabel 5.3
bayi tidak menangis lagi. Pada dasarnya didapatkan sebagian besar (55,6%) ibu
dengan bertambahnya umur ibu, dapat tidak bekerja. Ibu rumah tangga atau
menambah pengalaman ibu dimana wanita tidak berkerja biasanya kurang
pengalaman juga bisa diperoleh dari mendapat informasi yang terbaru
diri sendiri maupun dari orang lain, khususnya tentang kesehatan kerena ibu
dengan begitu ibu dapat memperoleh tersebut hanya berinteraksi dengan orang
pengetahuan atau pengalaman baru. Hal dilingkungan rumahnya saja. Hal ini
tersebut sesuai teori Notoatmodjo (2003) dapat berpengaruh terhadap kondisi
bahwa pengalaman itu adalah suatu cara psikologis ibu, sebagai mana bermula dari
untuk memperoleh kebenaran, oleh sebab berinteraksi seseorang bisa menambah
itu pengalaman pribadi ibu juga dapat pengetahuan dijadikan sebagai
digunakan untuk memperoleh pembelajaran untuk menghadapi kondisi
pengetahuan baru dalam hal baru yang ibu yang membutuhkan kesiapan dalam
nantinya dijadikan pembelajaran yang menjalaninya, yaitu kesiapan ibu dalam
dapat berdampak pada kondisi psikologis memasuki fase baru menjadi seoeang ibu.
yang lebih baik. Seseorang yang sering berinteraksi
Faktor kedua yang mempengaruhi dengan orang di lingkungan kerjanya
kondisi psikologis ibu adalah pendidikan. yang lebih mendapatkan informasi yang
Berdasarkan tabel 5.2 menunjukan dari lebih luas dan dapat bertukar pikiran,
18 responden sebagian besar (66,7%) pengetahuannya akan bertambah banyak.
mempunyai jenjang menengah atas. Hal Menurut Notoadmodjo (2007), seorang
ini menunjukan meskipun pada tingkat yang memiliki pekerjaan dengan
pendidikanya menengah tidak semua informasi yang lebih luas terdapat
kondisi dan kesiapan secara matang, kecenderungan mempunyai pengetahuan
karena pada jenjang ini sebagian besar yang lebih baik dan dengan berkerja
masih terlihat seperti kematangan seseorang dapat berbuat sesuatu yang
psikologis dan banyak hal yang kurang bernilai, bermanfaat, dan memperoleh
diketahui dalam kondisi setelah kelahiran. berbagai pengalaman yang lebih luas
Banyak ibu yang tidak tahu bagaimana sehingga informasi yang di peroleh lebih
cara menyusui dan mengendong bayi. banyak.
Faktor pendidikan mempengaruhi pada 2) Produksi ASI
perilaku seseorang, yang berpendidikan Berdasarkan tabel 5.7 menunjukan
lebih tinggi akan lebih tahu bagamana bahwa dari 18 responden sebagian
cara menyesuaikan diri terhadap besar (72,2%) kelancaran ASI pada ibu
penyesuaian masuk ke fase baru. pasca melahirkan tidak lancar. Untuk
Pendapat Adinda (2006) semakin tinggi memproduksi ASI yang baik, maka
tingkat pendidikan ibu semakin muda kondisi ibu harus dipersiapkan karena
Kamariyah : Psikologi ibu mempengaruhi produksi air susu ibu. 35

dalam memproduksi ASI dipengaruhi pembengkakan pada payudara. Menurut


banyak faktor diantaranya perlunya Nur khasana,(2012) perawatan payudara
mempersiapkan kondisi psikologis yang sangat penting dalam kelancaran ASI,
baik untuk kelancaran prosuksi ASI. apabila ibu melakukan perawatan
Kelancaran produksi ASI dipengaruhi payudara dengan benar dan teratur dapat
oleh beberapa faktor yaitu faktor merangsang produksi ASI.
nutrisi, perawatan payudara, isapan dan 3) Hubungan antara kondisi psikologis
frekuensi menyusui, sosial budaya dan ibu dengan kelancaran produksi ASI
faktor psikologis (Nur, Khasanah, 2011). Hasil uji Fisher’s Exact Test di
Faktor nutrisi dapat mempengaruhi dapatkan =0,002 berarti < 0,005
kelancaran produksi ASI, berdasarkan maka Ho ditolak yang berarti ada
tabel 5.4 menunjukan sebagian besar( hubungan antara kondisi psikologis ibu
66,7%) ibu pantang terhadap makanan dengan kelancaran produksi ASI. Kondisi
ada beberapa makanan yang dianggap psikologis ibu yang baik dapat berdampak
pantang untuk dimakan misalnya ayam baik bagi ibu untuk kelancaran produksi
dan ikan laut, masyarakat yang kurang ASI. keadaan psikologis ibu yang baik
pengetahuanya, menganggap ayam dan akan mermotifasi untuk menyusui
ikan laut dapat menyebabkan ASI berbau bayinya sehingga hormon yang berperan
amis sehinga anak tidak mau menyusui pada produksi ASI akan meningkat
yang akan mengakibatkan ASI tidak karena produksi ASI dimulai dari proses
lancar, padahal ayam dan ikan laut menyusui akan merangsang produksi
merupakan salah satu sumber protein ASI, sesuai dengan teori Dewi (2011)
yang dibutuhkan ibu pasca melahirkan. semakin sering ibu menyusui semakin
Makanan yang dikonsumsi ibu menyusui banyak ASI yang diproduksi, karena dari
sangat berpengaruh terhadap produksi proses menyusui akan merangsang
ASI. Apabila makanan yang ibu makan hormon yang berperan dalam produksi
mengandung cukup protein dan pola ASI.
makan teratur, maka produksi ASI akan Menurut Dewi, (2011) kondisi
berjalan dengan lancar. Dan apabila psikologis ibu dapat mempengaruhi
ibu sedang menyusui bayinya tidak produksi ASI karena butuh penyesuaian
mendapat tambahan makanan, maka pada ibu pasca melahirkan khususnya ibu
akan terjadi gangguan pada produksi primipara dalam memasuki fase baru dan
ASI. Hal ini sesuai dengan teori pegalaman baru menjadi orang tua juga
Kristiyanasari, (2011) produksi ASI tidaklah mudah dan tidaklah selalu
sangat dipengaruhi oleh makanan ibu, menjadi hal yang menyenangkan bagi
apabila makanan ibu cukup gizi terutama setiap wanita sehingga dapat
makanan tinggi protein akan mempengaruhi kondisi ibu dan
mempelancar produksi ASI. berdampak pada kelancaran produksi
Faktor perawatan payudara juga ASI. Oleh karena itu, dalam hal ini tenaga
dapat mempengaruhi kelancaran produksi kesehatan memegang peranan penting
ASI, berdasarkan tabel 5.5 menunjukan untuk tetap meningkatkan pelayanan
dari 18 responden hampir seluruhnya kesehatan yang menyeluruh dan
(77,8%) tidak melakukan perawatan bermutu dengan bekal ilmu dan
payudara, sedangkan perawatan ketrampilan yang dimiliki sehingga di
payudara seharusnya juga harus harapkan dapat memberi penngetahuan
dilakukan ibu pasca melahirkan untuk atau informasi untuk menyiapkan kondisi
menghindari tersumbatnya saluran susu psikologis ibu agar ibu lancar dalam
karena kotor pada puting susu sehingga memberikan ASI atau menyusui bayi
ASI keluarnya tidak lancar, dan apabila pertama kali sehingga bayi mendapatkan
ASI tidak bisa keluar dapat terjadi ASI dan ibu yang sering menyusui akan
36. Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol 7, No 12, Pebruari 2014., hal 29-36

membantu proses produksi ASI Kodrat, Laksono. 2010. Dahsyatnya


sehingga ASI keluar lancar. ASI & Laktsi. Jogjakarta, Media
Memberikan ASI juga merupakan Baca Mansur, Herawati . 2009.
keuntungan, semua keuntungan ini tidak Psikologi Ibu Dan Anak Untuk
hanya dirasakan oleh bayi, tetapi juga Kebidanan. Malang:
dirasakan oleh ibu, lingkungan bahkan Salemba Medika
negara. Marshal. 2004. Mengatasi Depresi Pasca
Melahirkan. Jakarta: Arcan
SIMPULAN Nirwana, A. B, 2011. Psikologi Ibu, Bayi
1. Ibu pasca melahirkan di BPS ASKI di Dan Anak: Yogyakarta. Nuha
Pakis Sido Kumpul Surabaya Medika
sebagian besar mengalami gangguan Nursalam. 2010. Konsep & Penerapan
psikologis ibu. Metologi Ilmu Keperawatan.
2. Ibu pasca melahirkan di BPS ASKI Jakarta: Salemba Medika
Pakis Sido Kumpul Surabaya Suririnah. 2006. Buku Pintar
sebagian besar pengeluaran ASInya Kehamilan dan Persalinan.
tidak lancar. Jakarta, Gramedia
3. Ada hubungan kondisi psikologis Pustaka Utama Nursalam. 2008.
ibu dengan kelancaran produksi ASI Saryono. Pramitasari. Roischa. 2009.
pada ibu pasca melahirkan di BPS Perawatan Payudara. Yogyakarta,
ASKI Pakis Sido Kumpul Surabaya. Nurha Medika

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur


Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Bidan
Psikologi Ibu dan Anak. Jakarta:
EGC Bobak. 2004. Buku Ajar
Keperawatan. Maternitas. Jakarta :
EGC
Dep Kes RI. 2005. Manajemen Laktasi.
Jakarta. Pusdiknakes
Dewi, Vivian. 2011. Asuhan Kebidanan
Pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba
Medika
Februhartanty, J. 2009. ASI : Dari Ayah
Untuk Ibu Dan Bayi. Jakarta
Selatan: Semesta Medika
Iskandar SS. 2005. Depresi Pasca
Kehamilan (Postpartum Blues)
http//wwwmitrakeluarga.net
diakses tanggal 20 November
2012
Khasana, Nur. 2011. ASI Atau Susu
Formula. Jogjakarta, Flas book

Você também pode gostar