Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Nurul Kamariyah
29
30. Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol 7, No 12, Pebruari 2014., hal 29-36
PENDAHULUAN lancar.
ASI merupakan salah satu sumber Faktor mental dan psikologis ibu
makanan yang terbaik bagi bayi yang menyusui sangat besar pengaruhnya
baru lahir karena memiliki bagitu banyak terhadap proses menyusui dan kelancaran
zat penting guna meningkatkan kekebalan produksi ASI. Persaan stress, tertekan,
terhadap penyakit. Makanan bayi dan dan tidak nyaman yang dialami oleh
susu yang dibuat dengan tegnologi seorang ibu dapat menghabat jumlah ASI
masa kini mampu mengantikan sumber yang keluar (Bahayatun, 2009). Menurut
makanan yang menajubkan ini. (Kodrat, penelitian (Sholihah, at al, 2010)
2010). menyebutkan bahwa ibu yang
Pemberian asupan ASI setelah mendapatkan dukungan dari suami atau
melahirkan bisa menjadi proses yang keluarga sebanyak 53,3% sedangkan ibu
tidak mudah bagi seorang ibu, yang tidak mendapatkan dukungan dari
dikarenakan ibu pada masa menyusui suami sebanyak 44,4%. Hal ini
merupakan masa yang paling sensitif baik menunjukan bahwa keputusan seorang
dalam kehidupan ibu secara fisik atau ibu untuk menyusui membutuhkan
emosional. Sebagian besar ibu di BPS dukungan suami dan keluarga.
ASKI Pakis Sido Kumpul Surabaya pada Berdasarkan hasil studi pendahuluan
waktu menyusui yang mengalami pada tanggal 12 – 17 November 2012
kegelisahan, kecemasan dan di BPS ASKI pada 10 ibu nifas terdapat
ketidaknyamanan secara psikologis 6 (60%) ibu primipara yang merasakan
dengan kelahiran anak, sering atau kecemasan dan ketegangan setelah
banyak juga ibu yang kurang melahirkan dan 4 (40%) ibu primipara
pengetahuan tentang faktor yang dapat tidak merasakan kecemasan. Ibu yang
mempengaruhi kelancaran produksi ASI, mengalami kelancaran produksi ASI
dampak psikologis terdapat kelancaran adalah 50% dan yang tidak mengalami
produksi ASI, ibu merasa pesimistis produksi ASI adalah 50%.
mengenai jumlah yang dihasilkan. Masa menyusui adalah masa yang
Masalah seperti ini sering dijumpai pada paling sensitif dalam kehidupan ibu baik
ibu masa postpartum, kekecewaan ini secara fisik maupun emosional.
bisa terjadi karena adanya masa Kehadiran seorang bayi akan
transisi menajadi orang tua, kecemasan mengubah kehidupan ibu secara fisik,
saat postpartum yang dirasakan dapat emosional dan psikologis. Tentu
menjadi salah satu faktor mempengaruhi banyak hal yang harus dipersiapkan
kelancaran produksi ASI, kecemasan itu dan salah satu terpenting adalah
sendiri mulai timbul ketika individu pemberian ASI, karena dengan
menghadapi pengalaman-pengalaman menyusui bayi berarti telah memberikan
baru dimulainya dari kehamilan, nutrisi penting, melindunginya dari
proses melahirkan dan setelah penyakit dan infeksi dan yang terpenting
melahirkan. (Stuart & Sundeen,1993 adalah menjalin hubungan yang spesial
dikutip dalam pratiwi, 2010). dengan bayi. Sangat disayangkan, kadang
Hasil penelitian Iin Febriana tahun muncul keluhan dan kesulitan menyusui,
2010, dengan judul hubungan tingkat salah satunya dengan ASI yang tidak
kecemasan pada primipara dengan keluar lancar. Upaya yang dilakukan
kelancaran ASI dipuskesmas kecamatan selain melatih bayi menyusu ibu harus
Lubuk Kalingan Surabaya, didapatkan mempersiapkan kondisi fisik dan mental
data ibu yang mengalami gangguan seoptimal mungkin (Indriarti, 2006).
psikologis atau kecemasan ringan Dalam proses menyusui seorang ibu
sebanyak 73, 3% dan 66,7% dipengaruhi oleh 2 hormon yaitu
mengalami produksi ASI yang tidak prolaktin dan oksitosin. Menyusui sendiri
Kamariyah : Psikologi ibu mempengaruhi produksi air susu ibu. 31
mempunyai 2 arti yaitu produksi dan membentuk jaringan baru guna dalam
pengeluaran ASI. Proses produksi ASI produksi ASI. Faktor perawatan payudara
dikenal sebagai hormonal. juga sangat penting dalam dalam
Hormon prolaktin adalah hormon kelancaran ASI, apabila seorang ibu
yang berperan dalam produksi ASI, melakukan perawatan payudara dengan
karenanya produksi ASI akan terganggu benar dan teratur dapat merangsang
jika ibu menyusui mengalami kegelisahan produksi ASI. Faktor isapan bayi yang
dan ketidaknyamanan secara psikologis. berfungsi untuk merangsang hormon
Keadaan psikologis ibu sangat prolaktin sebagai produksi ASI semakin
berpengaruh terhadap kelancaran banyak dilakukan isapan semakin banyak
produksi ASI, keadaan ibu yang setelah susu yang akan diproduksi. Kemudian
melahirkan masih mengalami kesulitan faktor sosisal budaya, terdapat adanya
untuk menyusui, bahkan beberapa budaya-budaya terdapat dari masyarakat
penelitian menemukan bahwa ibu yang tentang menyusui serta mitos-mitos yang
merasa pesimitis mengenai jumlah ASI salah dalam menyusui dapat
yang dapat dihasilkanya ternyata benar- mempengaruhi ibu untuk berhenti
benar mengalami gangguan produksi ASI. menyusui. Faktor menyusui juga
Sebaliknya perasaan nyaman dan ada mempengaruhi semakin sering ibu
ikatan emosional antara ibu dan bayi saat menyusui dapat merangsang otot polos
proses menyusui, merangsang produksi sesunanan saraf disekitarnya dan
ASI karena semakin sering menghisap menerusakan rangsangan ke otak untuk
payudara ibu, maka makin banyak ASI di memproduksi ASI. kemudian faktor
produksi. Pengososngan payudarah psikologis di mana faktor ini sangat
semakin tuntas merangsang kerja hormon berpengaruh terhadap kelancaran
berkerja mengirim pesan ke otak bahwa produksi ASI, kondisi ibu yang tidak
jumlah ASI yang diproduksi habis nyaman dan gelisah dapat menghambat
terpakai atau dikeluarkan melalui isapan produksi ASI. (Vivian, 2011).
bayi sehingga ASI baru harus diproduksi Peran petugas kesehatan adalah
lagi untuk memenuhi kebutuhan memberikan pendidikan kesehatan
berikutnya. Selanjutnya, proses dengan memberikan penyuluhan untuk
pengeluaran ASI atau pengosongan memberikan dorongan kepada ibu dengan
payudara secara umum akan cara memberikan informasi tentang
mempengaruhi keberhasilan menyusui, kelancaran air susu khusunya pengaruh
hormon oksitosin berkerja memacu dukungan sosial terhadap kelancaran
kontraksi atau otot agar ASI produksi ASI, kemudian memberikan
dapat di pompa pengetahuan dengan cara pendidikan
keluar.(Februhartanty, 2009). langsung kepada pasien, menyebarkan
Proses produksi ASI juga di leaflet dan poster kepada masyarakat,
pengaruhi beberapa faktor diantaranya serta melibatkan keluarga untuk
adalah faktor Nutrisi, perawatan memberikan dukungan kepada ibu
payudara, faktor isapan bayi,faktor sosial menyusui untuk memberikan ASI.
budaya, faktor menyusui dan faktor
psikologis. Faktor nutrisi ini perlu METODE PENELITIAN
diperhatikan oleh seorang ibu dalam Desain penelitian yang digunakan
proses menyusui karena dalam adalah dengan pendekatan Cross
menikatkan produksi ASI seorang ibu Sectional karena mengamati variabel
harus meningkatkan kebutuhan nutrisinya independen dan variabel dependen hanya
dengan cara meningkatkan prosi makan satu kali dalam periode yang sama.
yang mengandung protein karena Populasi dalam penelitian ini adalah
kandungan protein berfungsi untuk semua ibu primipara yang melahirkan di
32. Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol 7, No 12, Pebruari 2014., hal 29-36
BPS ASKI yang terletak di Pakis Berdasarkan tabel 5.2 dapat menunjukan
Sido Kumpul Surabaya, dengan besar dari 18 responden sebagian besar (66,7%)
populasi penelitian adalah 19 responden. berpendidikan menengah atas.
Sampel sebesar 18 responden, sampling 3) Karakteristrik responden menurut
dilakukan menggunakan teknik pekerjaanya.
Probability Sampling secara “Simple Tabel 5.3 Distribusi frekuensi
Random Sampling”. Instrumen penelitian responden menurut pekerjaaanya di
dengan menggunakan metode EPDS BPS ASKI Pakis Sido Kumpul
(Endinburgh Posnatal Depression Scale) Surabaya 2013.
yang sudah dimodifikasi oleh peneliti dari
bentuk kuisioner menjadi chek list untuk
mengali data tentang kondisi psikologis
ibu dan lembar observasi untuk data
kelancaran produksi ASI di BPS ASKI
Pakis Sido Kumpul Surabaya.
Data yang diperoleh dari hasil Berdasarkan tabel 5.3 dapat menunjukan
pengamatan yang menggunakan lembar dari 18 responden sebagian besar
chek list untuk mendapatkan data (55,6%) pekerjaanya adalah ibu rumah
psikologis ibu dan lembar observasi untuk tangga.
memperoleh data kelancaran produksi 4) Karakteristik responden terhadap
ASI di BPS ASKI Surabaya. Pengolahan pantang makanan
data dengan cara tabulasi silang dan Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden
menggunakan Chi-square (χ²). dengan terhadap pantang makanan di BPS
menggunakan SPSS for windows. ASKI Pakis
Sido Kumpul Surabaya 2013.
HASIL PENELITIAN
1) Karakteristrik responden menurut
usia reproduksi
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi
responden menurut usia reproduksi
di BPS ASKI Pakis Sido Kumpul Berdasarkan tabel 5.4 dapat
Surabaya 2013. menunujukan dari 18 responden
sebagian besar (66,7%) pantang terhadap
makanan.
5) Karasteristik responden terhadap
perawatan payudara.
Berdasarkan tabel 5.1 dapat menunjukan Tabel 5.5 Distribusi frekuensi
dari 18 responden sebagian besar responden terhadap perawatan
(66,7%) berusia 20-35 tahun. payudara di BPS ASKI Pakis Sido
2) Karasteristrik responden menurut Kunpul Surabaya.
pendidikan.
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden
menurut pendidikan di BPS ASKI
Pakis Sido Kumpul Surabaya 2013.
DAFTAR RUJUKAN